Anda di halaman 1dari 22

SEMESTER GENAP 2021-2022

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI (CHE230P)

EDWARD HARTMAN ERNEST (5203020008)


JOHANA TIFARA LENITA (5203020017)
THERESIA ANGELINE VERONICA (5203020021)
REINHARD FERDINAND CHRISTANTO (5203020024)

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI

Topik : Aktivitas Enzimatik (Hidrolisa Selulosa)


Tanggal Praktikum : 19 Mei 2022
Tanggal Pengumpulan Laporan : 30 Mei 2022

A. Judul
Aktivitas Enzimatik Dengan Hidrolisa Selulosa

B. Pendahuluan
Reaksi kimia yang terjadi dalam sistem biologis selalu melibatkan katalis. Katalis ini
dikenal sebagai katalis biologis (biokatalisator) berupa protein yang sangat spesifik yang
disebut enzim, merupakan katalis yang sedang dikembangkan dalam industri kimia.
Pengembangan katalis biologis ditujukan untuk mengurangi konsumsi energi proses serta
menghilangkan terikutnya senyawa-senyawa pengotor dalam produk suatu proses. Sifat-sifat
istimewa enzim adalah kapasitas katalitik dan spesifisitasnya yang sangat tinggi. Disamping
itu enzim mempunyai peran dalam transformasi berbagai jenis energi. Kecepatan reaksi yang
dikatalisis oleh enzim akan dipengaruhi oleh konsentrasi substrat.
Enzim selulosa pada dasarnya bertujuan untuk menghidrolisis selulosa. Dengan demikian,
hidrolisis merupakan pemecahan gula kompleks menjadi gula yang sederhana (Harismah,
Setiawan, and Fuadi 2015). Pada dasarnya hidrolisis merupakan proses penguraian suatu
senyawa oleh air. Dimana hidrolisis memiliki 2 cara, yiatu, hidrolisis yang digunakan untuk
hidrolisis selulosa dalam suasana asam dan secara enzimatis (Harianja, Idiawati, and
Rudiyansyah 2015). Secara umum proses hidrolisis enzimatis dapat menggunakan enzim
selulase atau enzim lain yang dapat memecah selulosa menjadi monomer-monomernya.
Keuntungan dari proses hidrolisis enzimatis adalah tidak terjadi degradasi gula hasil hidrolisis,
kondidi proses yang lebih lunak, tidak terjadi reaksi, samping, lebih ramah lingkungan, dan
tidak melibatkan bahan-bahan yang bersifat korosif. Namun terdapat juga kelemahannya, yaitu
membutuhkan waktu yang lebih lama dan kerja enzim dihambat oleh produk.
Enzim berfungsi sebagai katalis untuk proses biokimia serta dapat mempercepat reaksi
lebih cepat dibandingkan tanpa menggunakan katalis dan ketika enzim mempercepat suatu
reaksi enzim tersebut tidak ikut bereaksi (Kusumaningrum, Wayan Gunam, and Mahaputra
Wijaya 2019). Enzim dapat diproduksi dari bakteri, kapang ataupun khamir. Selain itu,
Selulosa dapat dihidrolisis secara enzimatik dengan menggunakan enzim selulase. Enzim
selulase merupakan enzim yang dapat digunakan untuk mendegradasi atau menghidrolisis
selulosa dengan produk utamanya, yaitu glukosa, selobiosa, dan selooligosakarida. Enzim
selulase banyak dimanfaatkan dalam berbagai industri diantaranya, yaitu tekstil, bioteknologi
makanan, pakan ternak, kertas, dan pertanian (Pujiati 2017). Dengan demikian perlu diketahui
bahwa selulosa merupakan enzim yang terdiri atas endo-1,4-β-glukanase, ekso-1,4-β-
glukanase dan β-D-glukosidase (Kusumaningrum, Wayan Gunam, and Mahaputra Wijaya
2019). Dimana, ketika selulosa dihidrolisis maka ikatan β-1,4 akan lepas dan akan
menghasilkan glukosa (Safitri et al. 2018). Dengan demikian, pada proses hidrolisis selulosa
menghasilkan produk dari gula sederhana,yaitu glukosa, dimana pada proses awal proses
hidrolisis mengubah selulosa menjadi selobiosa atau sukrosa. Hidrolisis selulosa dilakukan
dengan menggunakan larutan asam, larutan basa secara enzimatik, maupun termal. Dimana
semuanya itu sesuai dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Michaelis menten merupakan suatu kurva hubungan antara laju reaksi dengan konsentrasi
substrat. Persamaan Michaelis menten dirumuskan sebagai berikut:
𝑉𝑚𝑎𝑥 [𝑆]
𝑣=
𝐾𝑚 + [𝑆]
Persamaan michaelis-menten memiliki tetapan atau parameter Km. Km didefinisikan sebagao
konsentrasi substrat pada kecepatan maksimal (Vmax). Parameter Km dan Vmax tersebut
sangat penting dikarenakan dengan mengetahui kedua parameter tersebut dapat dihitung
kecepatan reaksi pada setiap konsentrasi substrat (Ketut Ratnayani et al., 2015). Berikut
merupakan rumus untuk menentukan parameter michaelis-menten:
1 1 𝐾𝑚
= +
𝑉 𝑉𝑚𝑎𝑥 𝑉𝑚𝑎𝑥[𝑆]
1 1 𝐾𝑚 1
= +( 𝑥 )
𝑉 𝑉 𝑉𝑚𝑎𝑥 [𝑆]
1
= 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑡
𝑉𝑚𝑎𝑥
𝐾𝑚
= 𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛
𝑉𝑚𝑎𝑥
Analisa glukosa secara kualitatif dilakukan dengan menggunakan metode Fehling. Fehling
itu sendiri terdiri atas fehling A dan fehling B dimana fehling A mengandung CuSO4
sedangkan fehling B mengandung NaOH dan Na-K-tartarat yang merupakan campuran alkali.
Selain itu, fehling dalam percobaan ini untuk menentukan jumlah dari gula reduksi serta
menentukan adanya kandungan glukosa, serta menentukan glucose equivalent of the strach
sugar. Dimana akan terditeksi jika terdapat gula reduksi maka larutan akan menghasilkan
endapan CuO2 berwarana merah bata setelah dilakukan pemanasan. Uji fehling itu sendiri juga
digunakan untuk menganalisis adanya aldehid oleh reduksi larutan tembaga (II) menjadi
endaopan merah tembaga oksida. Dimana hal ini biasa digunakan untuk gula reduksi dengan
menghasilkan nilai + apabila terdapat suspensi hijau dan endapan merah, jika tidak ada maka
tidak ada gula yang dihasilkan.

C. Rumusan masalah (pertanyaan/masalah/tujuan)


1. Tentukan konstanta Michaelis-Menten dari hidrolisis selulosa. Apa pentingnya parameter
Michaelis-menten?
2. Dengan menggunakan uji DNS, Fehling, dan Benedict, perubahan apa yang diamati dari
sampel yang menggandung gula reduksi? Mengapa perubaham itu terjadi?
3. Bagaimana selulase menghidrolisis selulosa?
4. Apa itu gula pereduksi?
5. Apa tujuan fermentasi tahap pertama?

D. Hipotesa
1. Michaelis dan Menten mendefinisikan suatu tetapan, yang dinyatakan sebagai Km, yang
menyatakan hubungan yang tepat antara konsentrasi substrat dan kecepatan reaksi
enzimatik. Km atau tetapan Michaelis-Menten, dapat didefinisikan secara sederhana
sebagai konsentrasi substrat tertentu pada saat enzim mencapai setengah kecepatan
maksimumnya. Jika nilai Km dan Vmaks diketahui, maka dapat dihitung kecepatan reaksi
suatu enzim pada setiap konsentrasi substrat. Sehingga rumus yang diperolah sebagai
berikut:
𝑉𝑚𝑎𝑥 [𝑆]
𝑣=
𝐾𝑚 + [𝑆]
1 1 𝐾𝑚 1
= +( 𝑥 )
𝑉 𝑉 𝑉𝑚𝑎𝑥 [𝑆]
1
= 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑡
𝑉𝑚𝑎𝑥
𝐾𝑚
= 𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛
𝑉𝑚𝑎𝑥
Dimana diperoleh nilai Vmax dan Km sebagai beriku:
1 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 103867 = 9,6277 𝑥 10−6 𝑚𝐿 𝑥 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐾𝑚
= 14,984
9,6277 𝑥 10−6
𝐾𝑚 = 14,984 𝑥 9,6277 𝑥 10−6
𝐾𝑚 = 0,000144261 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿
2. Perubahan yang diamati dari sampel yang mengandung gula reduksi adalah sebagai
berikut:
• Dengan DNS
Perubahan yang terjadi adalah larutan DNS yang awalnya berwarna kuning
bereaksi dengan gula pereduksi berubah warna menjadi jingga kemerahan. Terjadi
reaksi redoks yang mengoksidasi gugus aldehid menjadi gugus karboksil sedangkan
DNS akan tereduksi menjadi asam 3-amino dan 5- nitrosalisilat.
• Dengan Fehling
Uji Fehling bertujuan untuk mengetahui apakah hidrolisis karbohidrat berlangsung
dengan baik. Reaksi akhir yang menunjukkan positif adalah terbentuknya endapan
merah bata. Larutan Fehling berwarna biru tua. Pada uji Fehling, terdapat gugus
aldehid yang mereduksi ion Cu2+ menjadi endapan Cu2O sehingga menimbulkan
endapan merah bata dan asam karboksilat. Asam karboksilat yang menghasilkan
warna merah bata setelah ditetesi larutan fehling adalah asam karboksilat yang berasal
dari senyawa yang mengandung gugus aldehid.
• Dengan Benedict
Pada pengujian dengan larutan benedict apabila terdapat glukosa akan berubah
menjadi hijau kekuningan hingga merah bata.Pada pengujian ini dapat diamati
perubahan warna larutan dan turbiditas larutan.
3. Tahapan hidrolisis selulosa oleh enzim selulase adalah sebagai berikut:
a. Endocellulase
Bekerja dengan masuk dan memotong ikatan hidrogen yang pada ikatan saling kristal
menjadi 1 ikatan selulosa.
b. Exo cellulase
Memotong ikatan glikosidik antara glukosa.
c. Cellobiase
Memutuskan ikatan disakarida menjadi monosakarida.
4. Gula pereduksi merupakan gula yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima
elektron.

E. Alat dan Bahan


Alat:
1. Labu leher tigas
2. Jaket pemanas
3. Magnetic stirrer
4. Spektrofotometer
5. Kuvet
6. Ice bath
7. Beaker glass
8. Tabung reaksi kecil (40 pcs)
9. Labu ukur
10. Botol timbang (2 pcs)
11. Kaca arloji
12. Gelas ukur 10 mL (2 pcs)
13. Pipet tetes
14. Pipet volume dan filter (4 pcs)
15. Termometer
16. Neraca analitis
17. Kertas lensa
Bahan:
1. Bahan yang mengandung selulosa (kertas saring)
2. Enzim selulase
3. Larutan DNS
4. Garam Rochelle
5. Natrium asetat
6. Asam asetat
7. Larutan Fehling
8. Air suling (aquades)
9. Alkohol

F. Prosedur Praktikum
Prosedur Percobaan
1) Menimbang bahan yang mengandung selulosa (kertas saring) sebanyak 0,2 gram (tiap
kelompok beda variasi)
2) Memasukkan larutan buffer asetat dengan pH = 5 sebanyak 300 mL ke dalam labu leher
tiga kemudian dipanaskan menggunakan jaket pemanas sampai suhunya 50°C.
3) Memasukkan enzim selulase sebanyak 2 gram dan bahan selulosa (kertas saring) sebanyak
0,2 gram ke dalam labu leher tiga kemudian dijalankan pengaduknya.
4) Mengambil sampel sebanyak 4 mL dan dimasukkan dalam tabung reaksi setiap selang
waktu 20 menit, kemudian didinginkan dalam ice bath.
5) Mengambil sampel sebanyak 1 mL untuk uji glukosa secara kuantitatif dengan metode
DNS dan diukur dengan alat spektrofotometer, dan 1 mL digunakan untuk uji glukosa
secara kualitatif dengan larutan fehling. Sedangkan sisanya digunakan sebagai cadangan
untuk uji glukosa secara kuantitatif dengan metode DNS.
6) Mengulangi cara kerja nomor 4 dan 5 hingga menit ke-100.
Analisa glukosa secara kuantitatif (metode DNS)
1) Memasukkan sampel sebanyak 1 mL ke dalam tabung reaksi.
2) Menambahkan larutan DNS 1% sebanyak 3 mL ke dalam tabung reaksi.
3) Memasukkan tabung reaksi pada suhu 90°C selama ±10 menit sampai berwarna
kecoklatan.
4) Mengukur absorbansi larutan dengan menggunakan alat spektrofotometer pada λmax.

Analisa glukosa secara kualitatif (metode Fehling)


1) Dimasukkan sampel sebanyak 1 mL ke dalam tabung reaksi.
2) Ditambahkan larutan fehling sebanyak 2-3 tetes ke dalam tabung reaksi.
3) Dipanaskan tabung reaksi pada suhu 90°C selama ±15 menit sampai terbentuk endapan
merah bata.

Pembuatan Larutan
Pembuatan Buffer Larutan CH3COOH 0,2 M dan NaCH3COOH 0,2 M; 1600 mL
Untuk menyiapkan larutan CH3COOH sebanyak 3000 mL dibutuhkan 268,125 mL larutan
CH3COOH dalam 1600 mL, maka:
1600 𝑚𝑙
𝑥 𝑚𝑙 = 143 𝑚𝑙
3000 𝑚𝑙
Untuk menyiapkan larutan NaCH3COO sebanyak 3000 mL dibutuhkan 15,26 gram
NaCH3COO dalam 1600 mL, maka:
1600 𝑚𝑙
𝑥 15,26 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 8,137 𝑔𝑟𝑎𝑚
3000 𝑚𝑙
Pembuatan Larutan Buffer Asetat:
1) Mengambil larutan asam asetat sebanyak 143 ml dengan menggunakan gelas ukur di dalam
lemari asam.
2) Menimbang bubuk natrium asetat sebanyak 18,137 gram dengan menggunakan kaca arloji
pada neraca kasar.
3) Memindahkan bubuk natrium asetat yang telah ditimbang ke dalam beaker glass.
4) Menambahkan larutan asam asetat yang telah diambil pada langkah (1) ke dalam beaker
glass, kemudian dilarutkan dengan aquades hingga 1600 mL.

Pembuatan Larutan Standar Glukosa


Untuk menyiapkan 100 mL larutan glukosa dibutuhkan bubuk glukosa sebanyak ±0,1 gram
dengan toleransi 10%. Maka, bubuk glukosa yang harus diambil adalah :
Range perhitungan:
Minimum : 0,1 gram – (0,1 x 0,1 gram) = 0,09 gram
Maximum : 0,1 gram + (0,1 x 0,1 gram) = 0,11 gram
Jadi, toleransi penimbangan bubuk glukosa berkisar antara 0,11 gram hingga 0,09 gram.
Glukosa yang telah ditimbang sebanyak 0,11 gram dilarutkan di dalam 100 mL aquades
dalam labu ukur sehingga diperoleh larutan induk dengan konsentrasi sebesar M1.
0,11 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑀1 = = 1,1 𝑥 10−3 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿
100 𝑚𝐿
Larutan standar hasil pengenceran, dapat dihitung konsentrasinya dengan persamaan
𝑉1 𝑥 𝑀1
𝑉1 𝑥 𝑀1 = 𝑉2 𝑥 𝑀2 sehingga 𝑀2 = 𝑉2

a. 1 mL larutan induk diencerkan hingga 10 mL


1 𝑚𝐿 𝑥 1,1 𝑥 10−3 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿
𝑀2 = = 1,1 𝑥 10−4 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿
10 𝑚𝐿
b. 2 mL larutan induk diencerkan hingga 10 mL
2 𝑚𝐿 𝑥 1,1 𝑥 10−3 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿
𝑀2 = = 2,2 𝑥 10−4 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿
10 𝑚𝐿
c. 2,2 mL larutan induk diencerkan hingga 10 mL
2,2 𝑚𝐿 𝑥 1,1 𝑥 10−3 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿
𝑀2 = = 2,42 𝑥 10−4 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿
10 𝑚𝐿
d. 2,4 mL larutan induk diencerkan hingga 10 mL
2,4 𝑚𝐿 𝑥 1,1 𝑥 10−3 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿
𝑀2 = = 2,64 𝑥 10−4 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿
10 𝑚𝐿
e. 2,8 mL larutan induk diencerkan hingga 10 mL
2,8 𝑚𝐿 𝑥 1,1 𝑥 10−3 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿
𝑀2 = = 3,08 𝑥 10−4 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿
10 𝑚𝐿
f. 3 mL larutan induk diencerkan hingga 10 mL
3 𝑚𝐿 𝑥 1,1 𝑥 10−3 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿
𝑀2 = = 3,3 𝑥 10−4 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿
10 𝑚𝐿

Pembuatan Blangko untuk Kurva Baku


1) Dimasukkan aquades sebanyak 1 mL dan larutan DNS sebanyak 3 mL ke dalam tabung
reaksi.
2) Dipanaskan tabung reaksi pada suhu 90°C selama ±5 menit sampai berwarna kecoklatan.
3) Kemudian, dianalisa absorbansinya dengan spektrofotometer.

Pembuatan Blangko untuk Analisa Kuantitatif


4) Dimasukkan larutan buffer asetat sebanyak 1 mL dan larutan DNS sebanyak 3 mL ke dalam
tabung reaksi.
5) Dipanaskan tabung reaksi pada suhu 90°C selama ±5 menit sampai berwarna kecoklatan.
6) Kemudian, dianalisa absorbansinya dengan spektrofotometer.

G. Hasil dan Pembahasan


Pada percobaan kali ini, dilakukan untuk menentukan parameter michaelis-menten untuk
hidrolisis selulosa dan mengamati pembentukan gula pereduksi sebagai hasil dari hidrolisis
selulosa. Analisis glukosa dilakukan secara kuantitatif menggunakan metode DNS dan secara
kualitatif menggunakan metode fehling. Dilakukan hidrolisis dengan menggunakan bantuan
enzim untuk menguraikan selulosa menjadi gula yang lebih sederhana.Dimana suhu optimum
enzim sekitar 50°Celcius dan dilakukan pemanasan secara terus menerus hingga 100 menit
dimana semakin lama pemanasan ini berlangsung semakin banyak selulosa yang terhidrolisis
menjadi gula yang lebih sederhana.
Pada pengujian kualitatif dilakukan dengan pengujian fehling pada sampel. Sampel yang
diuji menunjukkan hasil negatif karena tidak terjadinya perubahan warna menjadi merah bata.
Fehling bertujuan untuk menguji keberadaan monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan
disakarida (laktosa dan maltosa) yang memiliki gugus aldehida dan keton bebas. Sehingga
dapat diketahui hidrolisis yang terjadi pada selulosa belum terjadi secara sempurna sehingga
terbentuk gula-gula yang belum dapat diidentifikasi oleh Fehling, seperti sukrosa maupun
polisakarida lainnya.
Pada pengujian kuantitatif, digunakan data absorbansi dan data konsentrasi baku untuk
mendapatkan persamaan regresi linear untuk mengetahui konsentrasi dari sampel yang diuji
dengan menggunakan data absorbansi setiap sampel. Setelah ditemukan data konsentrasi
sampel maka akan diubah menjadi data kecepatan reaksi/ menit. Dengan adanya data
kecepatan reaksi/ menit dan data substrat yang digunakan oleh keempat kelompok dapat
ditemukan persamaan Michaelis-Menten. Data absorbansi setelah diteliti baik secara teoritis
berbanding lurus dengan jumlah konsentrasi. Dimana semakin besar absorbansi maka
konsentrasi yang adapun semakin besar. Dengan menggunakan prinsip ini ada 2 data yang
tidak memenuhi syarat yaitu data kelompok B dan D pada menit ke 100. Menggunakan data
menit ke 100 ini, dari kelompok A dan C dibuat persamaan Michaelis Menten menggunakan
data data yang memenuhi syarat. Meski ditemukan persamaan ini, namun persamaan ini
kurang akurat karena hanya menggunakan 2 titik. Berdasarkan grafik yang telah dibuat
diperoleh persamaan regresi linear sebagai berikut y = 2647,9x – 0,1308 dengan nilai R2
sebesar 0,9803. Dimana sumbu y sebagai nilai absorbansi dan sumbu x sebagai konsentrasi.

Kurva Baku Konsentrasi vs Absorbansi


0,8
0,7 y = 2647,9x - 0,1308
R² = 0,9803
0,6
Absorbansi

0,5 Kurva Baku Konsentrasi


0,4 vs Absorbansi
0,3
0,2 Linear (Kurva Baku
Konsentrasi vs
0,1
Absorbansi)
0
0 0,0001 0,0002 0,0003 0,0004
Konsentrasi (gram/ml)

Gambar 1. Kurva Konsentrasi vs Absorbansi


Berdasarkan grafik diatas tersebut dapat menggunakan persamaan regresi linear untuk
mencari nilai x, yaitu konsentrasi glukosa dalam gram/ml, sehingga diperoleh tabel seperti
berikut sesuai dengan perhitungan yang telah dilakukan:
Tabel 1. Konsentrasi Glukosa Dalam Interval Waktu Tertentu
Konsentrasi glukosa (gram/ml)
Kelompok
20 menit 40 menit 60 menit 80 menit 100 menit
A 0,000908947 0,000194796 0,000855319 0,000135504 0,000791495
B 0 0,000438763 0 -0,000148873 -0,000182484
C -5,10593E-05 0,000100759 0,000860607 0,000875335 0,000897995
D 0,00099543 0,000763926 -0,00018475 -0,000111107 -0,000185128
Dari tabel diatas dapat diperoleh grafik dari data keempat kelompok sebagai persamaan
michaelis menten adalah sebagai berikut:
Michaelis-Menten
200000
y = 388,67x - 516263
R² = 0,2617
0
Michaelis-
0 500 1000 1500 2000 Menten

1/Vo
-200000
Linear
-400000 (Michaelis-
Menten)
-600000

1/[S]

Berdasarkan grafik diatas diperoleh persamaan, yaitu y = 388,67x – 516263 dengan nilai R2
sebesar 0,2617. Dimana persamaan yang telah diperoleh kemudian diolah kembali untuk dapat
menemukan nilai Vmax dan Km. Oleh karena itu, berdasarkan persamaan yang telah diperoleh
𝑔𝑟𝑎𝑚
didapatkan nilai Vmax sebesar -1,937 x 10-6 𝑚𝐿 𝑥 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 dan nilai Km sebesar -0,00075285

gram/ml.
Selain itu, ditemukan data dari kelompok 2 dan kelompok 4 yang kurang tidak sesuai
dengan persyaratan dimana seharusnya nilai absorbansi meningkat seiring dengan konsentrasi
substrat dan ada yang hingga bernilai negatif maka data yang dapat digunakan adalah data
kelompok 1 dan 3 sehingga muncul grafik sebagai berikut:

Michaelis-Menten
128000
y = 14,984x + 103867
126000
R² = 1
124000
122000
Michaelis-Menten
120000 Group A & C
1/V0

118000
116000
Linear (Michaelis-
114000
Menten Group A &
112000
C)
110000
0 500 1000 1500 2000

1/[S]

Sehingga dari grafik tersebut diperoleh persamaan, yaitu y = 14,984x + 103867 dengan nilai R2
sebesar 1. Dimana dari persamaan tersebut menghasilkan nilai Vmax sebesar
𝑔𝑟𝑎𝑚
9,6277 𝑥 10−6 dan nilai Km sebesar 0,000144261 gram/ml.
𝑚𝐿 𝑥 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ditemukan pada
pengujian kualitatif bahwa proses hidrolisis masih menghasilkan golongan gula yang belum
sederhana berupa polisakarida ataupun dapat juga berupa sukrosa karena setelah dilakukan uji
Fehling tidak terbentuk endapan dan perubahan warna ke merah bata. Pada pengujian
kuantitatif ditemukan bahwa tingkat absorbansi akan naik seiring dengan meningkatnya
konsentrasi. Melalui data-data yang memenuhi syarat tersebut, ditemukan konstanta
Michaelis-Menten; Vmax sebesar 9,6277 𝑥 10−6 gram/mL.menit dan nilai Km sebesar
0,000144261 gram/ml.

I. Daftar Pustaka
Harianja, Jhon Wesly, Nora Idiawati, and Rudiyansyah. 2015. “Optimasi Jenis Dan Konsentrasi
Asam Pada Hidrolisis Selulosa Dalam Tongkol Jagung.” Jurnal Kovalen 4 (4): 66–71.
Harismah, Kun, Adi Setiawan, and A. M Fuadi. 2015. “Pengaruh Suhu Dan Ph Terhadap
Banyaknya Yield ( Kadar Glukosa ) Yang Dihasilkan Pada Proses Hidrolisis Enzimatis Dari
Limbah Kertas.” Simposium Nasional RAPI XIV, 179–85.
Ketut Ratnayani, Mayun Laksmiwati, dan Maman Sudiarto. 2015. “Penentuan Laju Reaksi
Maksimal (Vmax) dan Konstanta Michaelis-Menten (Km) Enzim Lipase Pankreas Pada
Substrat Minyak Kelapa, Minyak Sawit, dan Minyak Zaitun.” Jurnal Kimia 9 (1), 93-97
Kusumaningrum, Ambar, Ida Bagus Wayan Gunam, and I Made Mahaputra Wijaya. 2019.
“OPTIMASI SUHU DAN PH TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ENDOGLUKANASE
MENGGUNAKAN RESPONSE SURFACE METHODOLOGY (RSM).” Jurnal Rekayasa
Dan Manajemen Agroindustri 7 (2): 243. https://doi.org/10.24843/jrma.2019.v07.i02.p08.
Pujiati, Pujiati. 2017. “ANALISA KADAR PROTEIN CRUDE ENZIM SELULASE DARI
KAPANG Rhizopuz Sp PADA SUBSTRAT AMPAS TEBU HASIL ISOLASI DARI
KEBUN CENGKEH, KARE, MADIUN.” Biota 3 (1): 26.
https://doi.org/10.19109/biota.v3i1.930.
Safitri, Rosa, Indras Dwi Anggita, Firda Marta Safitri, and Anak Agung Istri Ratnadewi. 2018.
“Pengaruh Konsentrasi Asam Sulfat Dalam Proses Hidrolisis Selulosa Dari Kulit Buah Naga
Merah (Hylocereus Costaricensis) Untuk Produksi Bioetanol.” 9th Industial Research
Workshop and National Seminar, 1–5.
LAMPIRAN

HASIL PRAKTIKUM AKTIVITAS ENZIMATIK (HIDROLISA SELULOSA)

Topik : Aktivitas Enzimatik (Hidrolisa Selulosa)


Grup :3

DATA PRAKTIKUM
1. Hasil Percobaan
1.1. Dokumentasi Percobaan
a) Analisa Glukosa dengan metode Fehling

20 Menit 40 Menit 60 Menit 80 Menit 100 Menit

b) Analisa Glukosa dengan DNS


20 Menit 40 Menit 60 Menit 80 Menit 100 Menit

1.2. Parameter Persamaan Michaelis-Menten


Data tabel yang digunakan adalah sebagai berikut:

Kelompok V0 (dalam 100 menit) 1/V0 S 1/S

A 7,91495E-06 126343,1625 0,000666667 1500


C 8,97995E-06 111359,2396 0,002 500

Michaelis-Menten
128000
126000 y = 14,984x + 103867
124000 R² = 1
122000
Michaelis-Menten
120000 Group A & C
1/V0

118000
116000
Linear (Michaelis-
114000
Menten Group A &
112000 C)
110000
0 500 1000 1500 2000

1/[S]

Persamaan yang diperoleh y = 14,984x + 103867 dengan nilai R2 sebesar 1. Dengan


demikian dapat menghitung nilai Vmax dan Km dengan cara berikut ini:
• Mencari nilai Vmax
1
= 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
𝑉𝑚𝑎𝑥
1
= 103867
𝑉𝑚𝑎𝑥
1
𝑉𝑚𝑎𝑥 =
103867
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 9,6277 𝑥 10−6
• Mencari nilai Km
𝐾𝑚
= 14,984
𝑉𝑚𝑎𝑥
𝐾𝑚
= 14,984
9,6277 𝑥 10−6
𝐾𝑚 = 14,984 𝑥 9,6277 𝑥 10−6
𝐾𝑚 = 0,000144261
2. Data Percobaan
2.1. Data Kurva Baku
Kurva kalibrasi glukosa
λ (nm) Absorbansi
500 0,0857
505 0,1739
510 0,4096
515 0,6723
520 0,625
525 0,5729
Sehingga panjang gelombang yang digunakan (λmax) adalah 515 nm dan memperoleh grafik
baku dari tabel berikut:

λmax (nm) Sampel (mL) Absorbansi

1 0,159
2 0,423
2,2 0,516
515
2,4 0,621
2,8 0,66
3 0,739
Kurva Baku
0,9
0,8
0,7
y = 0,1062x + 0,1481
Absorbansi

0,6
R² = 0,9069
0,5
0,4 Series1
0,3
0,2 Linear (Series1)
0,1
0
0 2 4 6 8
Sampel

Analisa Glukosa Secara Kuantitatif (DNS)

λmax (nm) Sampel (mL) Absorbansi Konsentrasi (gram/mL)

1 0,159 0,00011
2 0,423 0,00022
2,2 0,516 0,000242
515
2,4 0,621 0,000264
2,8 0,66 0,000308
3 0,739 0,00033
Sehingga diperoleh grafik kurva baku “Konsentrasi vs Absorbansi” sebagai berikut:

Kurva Baku Konsentrasi vs Absorbansi


0,8
0,7 y = 2647,9x - 0,1308
0,6 R² = 0,9803
Absorbansi

0,5 Kurva Baku Konsentrasi


0,4 vs Absorbansi

0,3
Linear (Kurva Baku
0,2 Konsentrasi vs
0,1 Absorbansi)
0
0 0,0001 0,0002 0,0003 0,0004
Konsentrasi (gram/ml)

Dimana sumbu y sebagai nilai absorbansi dan sumbu x sebagai konsetrasi. Dengan demikian
diperoleh persamaan regresi linear sebagai berikut:
𝑦 = 2647,9𝑥 − 0,1308
𝑅 2 = 0,9803
2.2. Data Hidrolulosa dengan Enzim Selulase
Massa Massa Absrobansi (λmax = 515 nm)
Kelompok Selulosa Enzim
(gram) (gram) 20 menit 40 menit 60 menit 80 menit 100 menit
A 0,2 2 2,276 0,385 2,134 0,228 1,965
B 0,4 2 - 1,031 - -0,525 -0,614
C 0,6 2 -0,266 0,136 2,148 2,187 2,247
D 0,8 2 2,505 1,892 -0,62 -0,425 -0,621
Setelah diperoleh persamaan regresi linear di atas (sub bab 2.1.), persamaan tersebut digunakan
untuk mencari konsentrasi glukosa dalam gram/ml, sehingga perhitungannya untuk “Kelompok
3” sebagai berikut:
a. Konsentrasi glukosa pada menit ke-20
𝑦 = 2647,9𝑥 − 0,1308
−0,266 = 2647,9𝑥 − 0,1308
−0,266 + 0,1308 = 2647,9𝑥
−0,266 + 0,1308
𝑥=
2647,9
𝑥 = −5,10593 𝑥 10−5
b. Konsentrasi glukosa pada menit ke-40
𝑦 = 2647,9𝑥 − 0,1308
0,136 = 2647,9𝑥 − 0,1308
0,136 + 0,1308 = 2647,9𝑥
0,136 + 0,1308
𝑥=
2647,9
𝑥 = 0,000100759
c. Konsentrasi glukosa pada menit ke-60
𝑦 = 2647,9𝑥 − 0,1308
2,148 = 2647,9𝑥 − 0,1308
2,148 + 0,1308 = 2647,9𝑥
2,148 + 0,1308
𝑥=
2647,9
𝑥 = 0,000860607
d. Konsentrasi glukosa pada menit ke-80
𝑦 = 2647,9𝑥 − 0,1308
2,187 = 2647,9𝑥 − 0,1308
2,187 + 0,1308 = 2647,9𝑥
2,187 + 0,1308
𝑥=
2647,9
𝑥 = 0,000875335
e. Konsentrasi glukosa pada menit ke-100
𝑦 = 2647,9𝑥 − 0,1308
2,247 = 2647,9𝑥 − 0,1308
2,247 + 0,1308 = 2647,9𝑥
2,247 + 0,1308
𝑥=
2647,9
𝑥 = 0,000897995
Dengan tabel sebagai berikut:
Konsentrasi glukosa (gram/ml)
Kelompok
20 menit 40 menit 60 menit 80 menit 100 menit
A 0,000908947 0,000194796 0,000855319 0,000135504 0,000791495
B 0 0,000438763 0 -0,000148873 -0,000182484
C -5,10593E-05 0,000100759 0,000860607 0,000875335 0,000897995
D 0,00099543 0,000763926 -0,00018475 -0,000111107 -0,000185128

Perhitungan Persamaan Michaelis-Menten


a. Perhitungan volume
Rumus yang digunakan untuk menghitung volume adalah sebagai berikut:
𝑔
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 (𝑚𝐿) 𝑝𝑎𝑑𝑎 100 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑉0 =
100 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• Kelompok A
𝑔
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 (𝑚𝐿) 𝑝𝑎𝑑𝑎 100 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑉0 =
100 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
g
0,000791495 mL
𝑉0 =
100 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑉0 = 7,91495 𝑥 10−6
• Kelompok B
𝑔
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 (𝑚𝐿) 𝑝𝑎𝑑𝑎 100 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑉0 =
100 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
g
−0,000182484 mL
𝑉0 =
100 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑉0 = −1,82484 𝑥 10−6
• Kelompok C
𝑔
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 (𝑚𝐿) 𝑝𝑎𝑑𝑎 100 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑉0 =
100 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
g
0,000897995
𝑉0 = mL
100 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑉0 = 8,97995 𝑥 10−6
• Kelompok D
𝑔
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 (𝑚𝐿) 𝑝𝑎𝑑𝑎 100 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑉0 =
100 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
g
−0,000185128 mL
𝑉0 =
100 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑉0 = −1,85128 𝑥 10−6
1
b. Perhitungan 𝑉
0

• Kelompok A
1 1
= = 126343,1625
𝑉0 7,91495 𝑥 10−6
• Kelompok B
1 1
= = −547992,5497
𝑉0 −1,82484 𝑥 10−6
• Kelompok C
1 1
= = 111359,2396
𝑉0 8,97995 𝑥 10−6
• Kelompok D
1 1
= = −540167,2787
𝑉0 −1,85128 𝑥 10−6
c. Perhitungan Konsentrasi Substrate ([S])
Diketahui:
Volume Awal = 300 Ml
Sehingga perhitungannya adalah sebagai berikut:
• Kelompok A
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑙𝑜𝑠𝑎 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
𝑆=
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐴𝑤𝑎𝑙 (𝑚𝐿)
0,2 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑆=
300 𝑚𝑙
𝑆 = 0,000666667 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑙
• Kelompok B
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑙𝑜𝑠𝑎 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
𝑆=
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐴𝑤𝑎𝑙 (𝑚𝐿)
0,4 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑆=
300 𝑚𝑙
𝑆 = 0,001333333 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑙
• Kelompok C
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑙𝑜𝑠𝑎 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
𝑆=
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐴𝑤𝑎𝑙 (𝑚𝐿)
0,6 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑆=
300 𝑚𝑙
𝑆 = 0,002 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑙
• Kelompok D
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑙𝑜𝑠𝑎 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
𝑆=
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐴𝑤𝑎𝑙 (𝑚𝐿)
0,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑆=
300 𝑚𝑙
𝑆 = 0,002666667 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑙
1
d. Perhitungan [𝑆]

• Kelompok A
1 1
= = 1500
[𝑆] 0,000666667
• Kelompok B
1 1
= = 750
[𝑆] 0,001333333
• Kelompok C
1 1
= = 500
[𝑆] 0,002
• Kelompok D
1 1
= = 375
[𝑆] 0,002666667
Sehingga dapat dilihat hasil keseluruhan dari tabel berikut ini:

V0 (dalam 100 Massa Selulosa


Kelompok 1/V0 S 1/S
menit) (gram)
A 7,91495E-06 126343,1625 0,000666667 1500 0,2
B -1,82484E-06 -547992,5497 0,001333333 750 0,4
C 8,97995E-06 111359,2396 0,002 500 0,6
D -1,85128E-06 -540167,2787 0,002666667 375 0,8
Dengan grafik Persamaan Michaelis-Menten sebagai berikut:

Michaelis-Menten
200000

100000
y = 388,67x - 516263
0 R² = 0,2617
0 500 1000 1500 2000
-100000

Michaelis-Menten
1/Vo

-200000

-300000 Linear (Michaelis-Menten)

-400000

-500000

-600000
1/[S]

Berdasarkan grafik diatas diperoleh persamaan, yaitu 𝑦 = 388,67𝑥 − 516263 dengan


1 1
nilai R2 sebesar 0,2617. Dimana sumbu y sebagai nilai 𝑉 dan sumbu x sebagai [𝑆]. Oleh karena
0

itu, dari persamaan yang telah diperoleh dapat mencari nilai Vmax dan Km dengan cara berikut
ini:
• Mencari nilai Vmax
1
= 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
𝑉𝑚𝑎𝑥
1
= −516263
𝑉𝑚𝑎𝑥
1
𝑉𝑚𝑎𝑥 = −
516263
𝑉𝑚𝑎𝑥 = −1,937 𝑥 10−6
• Mencari nilai Km
𝐾𝑚
= 388,67
𝑉𝑚𝑎𝑥
𝐾𝑚
= 388,67
−1,937 𝑥 10−6
𝐾𝑚 = 388,67 𝑥 (−1,937 𝑥 10−6 )
𝐾𝑚 = −0,00075285
Nilai Vmax dan Km ini merupakan data perbandingan dari ke-4 kelompok yang telah
melakukan percobaan ini.
2.3. Analisa Glukosa Secara Kualitatif (Metode Fehling)
Sampel menit ke- Endapatan*
20 -
40 -
60 -
80 -
100 -
Keterangan:
- = Tidak ada
+ = Sedikit
++ = Sedang
+++ = Banyak
++++ = Sangat banyak

Anda mungkin juga menyukai