Anda di halaman 1dari 2

SERUNYA MALAM API UNGGUN WAKTU JAMBORE

Di siang hari, ba’da shalat jumat diriku termenung melihat langit, angin datang memberi sapa padaku, aku
termenung sendiri memikirkan apa saja cara yang dapat membuatku menyelesaikan tugasku saat malam
api unggun nanti. Aku disini bertugas sebagai penanggung jawab devisi kegiatan, yang tentunya memiliki
ide dan konsep agar dapat menyukseskan acara di malam api unggun.
Setelah itupun aku kembali ke bumi perkemahan, disana terlihat beberapa teman temanku yang sedang
mengerjakan tugasnya masing masing, disini aku yang sedang longgar pun turut membantu mereka dalam
menyelesaikan tugasnya, terutama di bagian dekorasi.
Pertama, aku membantu temanku memasang banner hiasan di panggung acara, paginya menyusun kayu
untuk digunakan pada malam api unggun nanti, nah selesai memasang banner akupun merasa haus dan
alangkah senangnya dengan cuaca yang panas, ada es the di dalam teko lalu akupun meminumnya.
Memasang banner pun sudah selesai, diriku pun lanjut membantu temanku di lapangan membantu
mengkondisikan adik adik peserta saat ada materi dari bapak Kapolsek dengan kakak pembina pramuka,
waktu sudah mulai pukul 16.00 wib, setelah apa yang kulakukan tadi, aku lanjut melatih temanku menari
dalam proses penyulutan api unggun nanti, dia mulai nampak bingung dengan gerakannya nanti, dan pada
akhirnya aku dan temanku pun dibantu latihan dengan kakak pembina, temanku nampak kesulitan saat
memegang dan mengarahkan busur serta anak panah ke arah sasaran yaitu tumpukan kayu api unggun
nanti, akupun mengajarinya bagaimana agar busur itu tenang saat akan melempar anak panah ke arah
sasaran, setelah selesai membantu temanku berlatih tari dan memanah akupun pindah membantu kakak
pembina merakit “konsletan” atau sebuag jaringan yang diberi aliran listrik dengan bantuan korek api dan
bensin sebagai penyulut api, untuk bahan peledak atau pembakar di tumpukan kayu, disini beresiko tinggi
jika gagal maka api pun tak akan menyala, selesai merakit dan memasang tak sadar waktu sudah sore
pukul 17.00 wib aku dan beberapa temanku memutuskan mengambil alat mandi dan bergegas menuju ke
masjid dan numpang mandi di kamar mandi masjid tersebut, selesai mandi aku dan teman temanku
bersiap menggunakan properti penampilan masing masing, aku diberi tugas menampilkan seni hadrah dan
menjadi penanggung jawab serta vokalis dalam penampilan seni hadrah.
Tibalah saat dimana aku tampil hadrah di depan seluruh tamu undangan dan masyarakat serta peserta
jambore, sebelum itu kakak pembinaku mengajak berkumpul seluruh penampil dan diberi pengarahan,
disini mulai sudah terasa tegang namun aku tetap berusaha menenangkan diriku agar penampilanku tetap
lancar, sebelum naik ke panggung aku mengumpulkan teman temanku penampil hadrah, satu temanku
pergi entah kemana, saat itu akupun mulai tak tenang emosi pun mengendalikanku dan terucap
“ kamu itu darimana, pengen tampil apa nggak?!, waktu sudah mepet kamu malah pergi entah
kemana??!!”
“ maaf mas, tadi saya masih diluar”
Jawab temanku..
Diriku yang sudah kesal pun akhirnya hanya berdiam dan menatapnya saja.
Ba’da maghrib selesai berkumpul dengan teman temanku akupun sudah dipanggil agar segera naik ke
panggung, alat sudah tertata air minum sudah tersedia, dimulai dengan salam olehku dan disambung
dengan opening aransemen alat musik hadrah, shalawat pun sudah mulai kusenandungkan disaat itu ada
suatu hal yang membuatku kesal, pada alat yang dimainkan temanku ketukan yang tidak tepat dan tidak
sesuai pada saat latihan dahulu, beberapa waktu aku memendam marah dan diam tak berkata, seusai
tampil akupun kembali kedalam tenda dan berganti pakaian setelah itupun diriku lanjut mengecek tugas
dari pembinaku yaitu jaga parkir, warga ramai berdatangan jalan terhambat saat itu juga pagar pembatas
pun sudah dilepas oleh warga yang ingin menonton di dekat area peserta, belum selesai itu diriku
ditugaskan di penyalaan kembang api disana aku pun lupa tak bawa korek api, kebingungan sendiri dan
saat itu ku tinggal pasrahkan pada temanku yang lain, aku dipanggil pembinaku ditugaskan pada proses
penyulutan api unggun pada saat ini temanku tampil tari, saat akan memulai ternyata backsound pengiring
tari hilang temanku pun bingung, dan alangkah kagetnya saat akan dimulai sound ada iklan , serasa malu
diriku mengingat hal itu, proses penyulutan dimulai busur dan anak panah diambil dengan gerak tari yang
mengiringi, anak panah berapi diluncurkan melesat ke tengah tumpukan api unggun.
Selesai acara penyulutan api unggun, api unggun ku jaga bersama teman temanku yang tidak bertugas di
penampilan penampilan, api telah tersulut besar air di sumber terdekat telah dimatikan, teman temanku
mengambil beberapa ember dan mengisi airnya di dapur umum yang tepatnya agak jauh di depan
lapangan, api semakin lama semakin besar.
“ hey, ayo segera kita isi air di bak air, segera segera”
“ siap”
Kami pun bergegas lari mengambil air sementara beberapa sisa air yang ada di siramkan di area kayu api
unggun agar tak terlalu membesar, lelah letih sudah tak kurasakan, bersama pembinaku aku menunggu
api agar tak lebih besar dan stabil.
Penampilan penampilan ditampilkan, setelah penampilan tari tradisional dari adik adik peserta jambore,
penari jatug pingsan dan segera dibawa ke tenda kesehatan oleh tim kesehatan dan beberapa penampil
juga mengalami hal yang sama, badan yang kaku, tangan keram, sesak napas yang dikarenakan dari pagi
belum makan dan terkena smoke pada saat tampil di panggung.
Tugas yang sebelumnya ku terima kubagi dan dijalankan ke teman temanku, aku sendiri tak dapat
membelah diri untuk menyelesaikannya, meskipun mungkin susah mengaturnya namun dapat teratasi di
tugas masing masing, malam itu adalah malam yang mungkin dapat menjadi pelajaran bagiku agar dapat
mengoptimalkan waktu, menjaga tenaga, dan mempunyai banyak jalan keluar dari sebuah permasalahan.
Acara malam api unggun telah selesai pukul 23.15 wib, adik adikku peserta kembali ke tenda masing
masing dan setelah beberapa saat aku berpatroli mengecek area tenda, kurasa sudah aman akupun kembali
ke area panggung, tak sengaja terlelap dalam sejuk angin aku pun tertidur.
Malam yang penuh rasa tegang akhirnya berakhir, namun karena hal itulah diriku dapat belajar arti dari
kedisiplinan, komunikasi, tanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai