Pancasila menjadi pijakan filosofis bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Ini terdiri dari
lima sila, diantaranya Sila Keempat yang menekankan partisipasi rakyat dalam pengambilan keputusan,
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam musyawarah dan perwakilan
Konsep sila keempat mengandung esensi demokrasi, di mana kepentingan negara dan masyarakat
menjadi fokus utama. Ini melibatkan proses musyawarah untuk mencapai kesepakatan bersama,
menghindari penyalahgunaan kekuasaan dan mempertimbangkan kebijaksanaan dalam mengambil
keputusan.
Sila keempat memuat nilai-nilai demokrasi, seperti kedaulatan rakyat, kebijaksanaan dalam musyawarah,
penghargaan terhadap persatuan dan kesatuan, serta tanggung jawab moral terhadap Tuhan dan sesama
manunsia.
Pelaksanaan sila keempat memerlukan kesadaran akan hak dan kewajiban yang sama bagi seluruh warga
negara, pengutamaan musyawarah dalam pengambilan keputusan, serta tanggung jawab moral dalam
melaksanakan hasil musyawarah.
Ada penyimpangan dalam implementasi sila keempat, termasuk ketidakpenuhan hak dan kewajiban,
kurangnya transparasi lembaga, perilaku korupsi, manipulasi dalam pengambilan keputusan dan
kurangnya penghormatan terhadap aturan.
Arti demokrasi
Secara etimologis, demokrasi merujuk pada kekuasaan rakyata dalam pemerintah. Namun, demokrasi
juga melibatkan prinsip-prinsip konstitusi, hak asasi manusia dan kesetaraan hukum dihadapan semua
warga negara.
Jadi, sila keempat Pancasila memandang kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
musyawarah/perwakilan sebagai landasan demokrasi yang mendasari sistem bermasyarakat dan bernegara
di Indonseia. Meskipun ada penyimpangan dalam implementasinya, nilai-nilai demokrasi tetap menjadi
inti dari sila tersebut.