Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah berjudul Penerapan Bilangan Kompleks dalam Mekanika Fisika tepat
waktu.
Makalah Penerapan Bilangan Kompleks dalam Mekanika Fisika disusun guna memenuhi
tugas dosen pada Analisis Kompleks di Universitas Sebelas Maret. Selain itu, kami juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang penerapan bilangan
kompleks.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bilangan kompleks merupakan salah satu cabang ilmu yang dipelajari dalam
matematika. Bilangan kompleks ialah bilangan yang merepresentasikan hal yang tidak
dapat dicapai dari bilangan biasa. Dengan kata lain, bilangan kompleks digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang tidak bisa dilakukan dengan bilangan real. Secara
umum, bilangan kompleks terdiri atas dua bagian utama, yakni bagian real dan bagian
imajiner.
Bilangan kompleks tidak hanya diterapkan pada bidang matematika saja, tetapi
bidang-bidang lain seperti fisika, teknik, dan sebagainya. Hal tersebut menunjukkan
bahwa bilangan kompleks merupakan komponen penting dalam pengembangan
ilmu-ilmu masa kini.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang penerapan
konsep bilangan kompleks dalam penyajian posisi suatu partikel yang bergerak,
khususnya pada perhitungan kecepatan dan percepatan gerak partikel tersebut dalam
suatu fungsi bilangan kompleks.
B. Rumusan Masalah
D. Manfaat
Beberapa manfaat yang diharapkan diperoleh dari pembahasan ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Dengan adanya pembahasan ini, diharapkan akan menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai penerapan konsep bilangan kompleks dalam mekanika fisika, serta diharapkan
mampu dijadikan sebagai salah satu sarana pengembangan ilmu dan kompetensi
khususnya pada cabang analisis kompleks yang secara teoritis dipelajari pada bangku
perkuliahan.
2. Manfaat Praktis
Bagi penulis, makalah ini sebagai syarat pemenuhan tugas mata kuliah Analisis
Kompleks dan dapat menjadi bahan acuan tambahan penulis dalam mempelajari mata
kuliah tersebut di kemudian hari.
BAB II
KAJIAN TEORI
Dalam fisika, konsep bilangan kompleks sangat penting untuk dipelajari. Dalam
mekanika kuantum, muncul konsep ini, misalnya untuk menentukan kaedah komutasi antara
operator koordinat dan momentum. Kaedah komutasi yang terkenal dalam mekanika kuantum
antara kedua operator tersebut dituliskan sebagai
𝑧 = 𝑥 + 𝑖𝑦
𝑥 = 𝑅𝑒(𝑧) - bagian real
𝑦 = 𝐼𝑚(𝑧) - bagian imajiner
Bilangan kompleks dapat digambarkan pada bidang Argand seperti tampak pada gambar
di atas. Semua titik yang berada pada sumbu 𝑅𝑒(𝑧) mewakili garis bilangan real.
2. Bentuk Polar
𝑧 = 𝑟 [𝑐𝑜𝑠 𝑞 + 𝑖 𝑠𝑖𝑛 𝑞] = 𝑟 𝑐𝑖𝑠 𝑞
𝑟 = |𝑧| - modulus bilangan kompleks
𝑞 = 𝑎𝑟𝑔(𝑧) - argumen bilangan kompleks
Range utama argumen : 0 £ 𝐴𝑟𝑔(𝑧) < 2𝑝
sehingga : 𝑎𝑟𝑔(𝑧) = 𝐴𝑟𝑔(𝑧) + 𝑘. 2𝑝
Hubungannya dengan bentuk rectangular tampak pada gambar di bidang Argand :
2 2
𝑟 = 𝑥 +𝑦
−1 𝑦
θ = 𝑡𝑎𝑛 𝑥
3. Bentuk Eksponen
z = r eiᶱ
Bentuk ini dapat diperoleh dari bentuk polar dengan mengingat hubungan fungsi trigonometri
dengan eksponensial kompleks :
Bentuk yang sering dipakai adalah bentuk rectangular dan eksponensial. Bentuk eksponensial
banyak dipakai dalam operasi pemangkatan dan perkalian, juga pada kasus- kasus yang
melibatkan fungsi-fungsi trigonometri seperti peristiwa perambatan gelombang, getaran, dan
lain-lain. Perlu ditambahkan bahwa di antara dua bilangan kompleks z1 dan z2 hanya dikenal
hubungan dengan pengertian :
z1 = z2 ⇔ x1 = x2 dan y1 = y2
z1 ≠ z2 ⇔ x1 ≠ x2 atau y1 ≠ y2
Pengertian lebih besar (>) atau lebih kecil (<) tidak ada dalam perbendaharaan kata himpunan
bilangan komplek.
BAB III
PEMBAHASAN
Penyelesaian:
a) Kecepatan
Dari bentuk � = � + �� tersebut, kecepatan kompleks dirumuskan sebagai:
��
�=
��
5� + 2�
�( )
⇔ 2� − �
��
� �
2� − � 5� + 2� − 5� + 2� 2� − �
⇔ �� ��
2� − � 2
2� − � 5 − 5� + 2� 2
⇔
2� − � 2
10� − 5� − (10� + 4�)
⇔
2� − � 2
10� − 5� − 10� − 4�)
⇔
2� − � 2
−9�
⇔ 2
2� − �
Sehingga besar kecepatannya adalah:
��
� =
��
�� �� −9� 9�
⇔ . = 2
. 2
�� �� 2� − � 2� + �
−81�2
= 2�−� 2 2�+� 2
−81(−1)
=
2�−� 2 2�+� 2
1
= 81
2�−� 2�+�
9
=
4�2 +1
Jadi kecepatan partikel yang bergerak di dalam bidang �, � tersebut dalam fungsi � adalah
9
�=
4�2 +1
b) Percepatan
Dari bentuk � = � + �� tersebut, percepatan kompleks dirumuskan sebagai:
�2 �
�= 2
��
−9�
�
2� − � 2
⇔
��
� �
2� − � 2 −9� − −9� 2� − � 2
⇔ �� ��
2� − � 2 2
2� − � 2 . 0 − −9� 2(2� − �)(2)
⇔
2� − � 4
0 − −36� (2� − �)
⇔
2� − � 4
36�
⇔ 3
2� − �
Sehingga besar percepatannya adalah:
�2 �
� =
��2
�2 � �2 � 36� −36�
⇔ 2
. = . , 2� − � 3 . 2� + � 3
= 2� − 1� 2� + �
3
= ( 2� 2
− �2 )
�� ��2 2�−� 3 2�+� 3
−362 �2
= 3
2� 2 −�2
−362 (−1)
= 3
4�2 +1
362
= 3
4�2 +1
36
= 3
4�2 +1 2
Jadi percepatan partikel yang bergerak di dalam bidang �, � tersebut dalam fungsi �
36
adalah � = 3
4�2 +1 2
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
2 Saran
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, dapat diambil beberapa saran
yaitu :
Demikian saran yang dapat disampaikan penulis. Semoga bermanfaat dan dapat
menjadi motivasi pembaca untuk belajar membuktikan kebenaran dari
permasalahan matematis.
DAFTAR PUSTAKA