Anda di halaman 1dari 6

Nama : Thesa Maria

Nim :4213141018

Kelas :PSPB 21 D
TR 1 Ekologi Tropika

Ciri-Ciri Utama Daerah Tropika/Tropis

Cuaca dan Iklimnya:

a) Siklus Cuaca Hariannya


Daerah tropis dicirikan oleh iklim yang hangat, sinar matahari yang kuat, dan
keanekaragaman hayati yang kaya sepanjang tahun Iklim tropis dicirikan oleh suhu tinggi,
fluktuasi suhu musiman yang rendah, dan curah hujan yang relatif tinggi atau musim hujan yang
jelas Iklim tropis memiliki suhu yang sangat tinggi. Suhu bisa mencapai 45° C pada siang hari
dan 10°C pada malam hari.

Daerah dengan iklim tropis biasanya menerima lebih banyak sinar matahari setiap
tahunnya karena letaknya yang lebih dekat dengan garis khatulistiwa. Daerah tropis mempunyai
iklim sedang dengan sedikit perubahan suhu sepanjang tahun. Ciri utama adalah memiliki
musim hujan dan kemarau yang berbeda. Suhu di daerah tropis jarang turun di bawah 20 derajat
Celcius dan sering kali tetap stabil sekitar 30 derajat Celcius sepanjang tahun. Namun, fluktuasi
suhu dapat terjadi tergantung pada ketinggian dan geografi setempat. Pada musim kemarau di
daerah tropis, cuaca bisa menjadi lebih kering dan panas.

Selama musim kemarau, curah hujan dapat berkurang secara signifikan dan kelembapan
juga dapat rendah. Hal ini dapat berdampak pada pertanian, satwa liar, dan pasokan air bagi
penduduk lokal. Indonesia beriklim tropis, 81% air lautnya berupa air hangat, sehingga suhu di
sepanjang pantai stabil 28°C, namun di daerah pedalaman dan pegunungan mencapai 26°C, dan
di pegunungan tinggi mencapai 23°C. Suhu berfluktuasi secara musiman, namun perubahannya
relatif kecil.

Di Indonesia, prakiraan cuaca berdasarkan analisis Badan Meteorologi dan Geofisika


(BMG) Kementerian Perhubungan secara terus menerus mengumumkan kondisi cuaca sepanjang
waktu. Indonesia memiliki iklim tropis, dengan 81% wilayah lautannya berupa perairan hangat,
sehingga menyebabkan peningkatan suhu pesisir. Suhu stabil pada 28℃, tetapi bisa naik hingga
26 ℃ di daerah pedalaman dan pegunungan, dan 23 ℃ di pegunungan tinggi. Indonesia
merupakan negara tropis, sehingga tidak ada musim dingin, musim gugur, panas, atau semi,
yang ada hanya musim hujan dan musim panas. Meskipun terdapat perbedaan wilayah, sebagian
besar wilayah Indonesia (termasuk Jawa dan Bali) mengalami musim kemarau pada bulan April
hingga Oktober. Saat ini musim hujan berlangsung pada bulan November hingga Maret. Namun
akibat efek samping pemanasan global, perubahan musim di Indonesia relatif sulit diprediksi

b) Curah Hujannya
Di daerah beriklim tropis, hujan cenderung berlangsung lebih lama dibandingkan di
wilayah lain Musim hujan bisa berlangsung beberapa bulan, dan seringkali turun hujan lebat
setiap hari. Oleh karena itu, hujan biasa terjadi di daerah tropis dan diperkirakan terjadi
sepanjang tahun. Daerah tropis cenderung memiliki curah hujan yang tinggi karena faktor-faktor
seperti kelembapan yang tinggi dan panas matahari yang menyengat Oleh karena itu, hujan deras
kerap terjadi pada waktu-waktu tertentu dalam sehari.

Di daerah beriklim tropis, curah hujan lebih tinggi dan berlangsung lebih lama
dibandingkan di daerah beriklim lain di dunia. Iklim tropis ditandai dengan suhu yang relatif
tinggi, curah hujan yang tinggi, dan musim hujan yang panjang. Penguapan air yang intens dari
lautan dan perairan menyebabkan terbentuknya awan dan seringnya hujan. Tanah di wilayah ini
seringkali subur karena curah hujan yang melimpah, mendukung pertanian dan kaya akan
keanekaragaman hayati. Namun, iklim tropis juga dapat menimbulkan tantangan seperti banjir
pada musim hujan dan kejadian cuaca ekstrem. Pola curah hujan di Indonesia terbagi menjadi
tiga wilayah: Wilayah A, Wilayah B, dan Wilayah C.

Setiap daerah mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Wilayah A mempunyai


puncak hujan dan puncak kering. Wilayah B mempunyai dua puncak curah hujan, pada bulan
Oktober hingga November dan pada bulan Maret hingga Mei. Kedua puncak ini berkaitan
dengan pergerakan utara-selatan Zona Konvergensi Antar Tropis (ITCZ). Di wilayah C, puncak
curah hujan terjadi pada bulan Juli hingga Juni, dan puncak kekeringan terjadi pada bulan
November hingga Februari.

Curah hujan di Indonesia juga sangat bervariasi. Beberapa daerah seperti daerah
pegunungan di Jawa Barat dan Sumatera Barat mengalami curah hujan yang tinggi sepanjang
tahun, sedangkan daerah lain seperti Nusa Tenggara Timur dan sebagian Papua cenderung
mengalami curah hujan yang lebih sedikit. Faktor-faktor seperti pola angin, lokasi geografis, dan
interaksi dengan fenomena alam seperti El Niño dan La Niña dapat mempengaruhi curah hujan
di berbagai wilayah

l
c) Musim Hujan dan Kemarau
Indonesia adalah negara dengan iklim tropis. Hal ini disebabkan oleh letak geografi
Indonesia yang terletak di antara dua benua, Asia dan Australia, dengan garis khatulistiwa
melewatinya. Iklim tropis mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan..
Daerah tropis biasanya mengalami suhu yang lebih tinggi, tekanan atmosfer yang lebih rendah,
dan intensitas curah hujan yang lebih tinggi
Secara umum, wilayah Indonesia yang berada di dekat garis khatulistiwa dicirikan oleh
musim kemarau yang pendek dan musim hujan yang panjang, dengan curah hujan bulanan
maksimum dua kali lipat. Di wilayah yang jauh dari garis khatulistiwa di bagian selatan dan
tenggara, musim kemarau berangsur-angsur semakin panjang

d) Monsoons (Muson)Perubahan arah angin


Dipengaruhi oleh angin muson yang disebabkan oleh sistem tekanan tinggi dan rendah
yang bergantian di benua Asia dan Australia. Pada bulan Desember-Januari-Februari (DJF),
musim dingin tiba di belahan bumi utara sehingga mengakibatkan tekanan tinggi di benua Asia,
sedangkan musim panas tiba di belahan bumi selatan sehingga mengakibatkan tekanan rendah di
Benua Australia. Karena terdapat perbedaan tekanan antara kedua benua, maka pada periode DJF
angin bertiup dari tekanan tinggi di Asia ke tekanan rendah di Australia. Angin ini disebut
monsun barat atau monsun barat laut.

Pada bulan Juni-Juli-Agustus (JJA), terjadi sebaliknya, terdapat sel bertekanan rendah di
Asia dan sel bertekanan tinggi ada di Australia, sehingga pada periode JJA angin bertiup dan
terjadi pergeseran dari tekanan tinggi di benua Australia ke rendah tekanan di Benua Asia. Angin
ini disebut monsun timur atau monsun tenggara. Pada musim timur, arus udara bergerak
melintasi lautan dalam jarak yang pendek, sedangkan pada musim barat, arus udara bergerak
melintasi lautan dalam jarak yang lebih jauh. Oleh karena itu, massa udara pada musim barat
lebih banyak mengandung uap air dan menyebabkan lebih banyak hujan dibandingkan pada
musim timur.
e) Tanahnya ? Miskin Hara / Nutrient ?
Tanah di daerah tropis menunjukkan perbedaan yang signifikan baik dalam sifat fisik
maupun kimianya. Variasi ini merupakan bagian integral dari variasi suhu dan curah hujan di
daerah tropis. Keanekaragaman tanah di daerah tropis bahkan dapat dikatakan sebanding dengan
keanekaragaman kondisi iklim lokal dan regional. Selain itu, terdapat keterkaitan yang sangat
erat antara vegetasi alami dengan tanah, dan keanekaragaman jenis vegetasi secara langsung dan
tidak langsung juga mencerminkan keanekaragaman sifat fisik dan kimia tanah.
Keanekaragaman sifat kimia dan fisik tanah di daerah tropis dapat dinyatakan sebagai
sebaran kesuburan dan produktivitas tanah, dari sangat subur dan produktif hingga sangat tandus.
Namun secara umum tanah di daerah tropis mempunyai kesamaan warna yaitu merah cerah dan
kuning, umumnya bertekstur lempung serta tekstur berpasir juga terdapat pada lapisan atasnya.
Kandungan basanya relatif rendah, dan fraksi tanah liatnya sangat kaya akan aluminium dan
silika. Sebagian besar tanah tropis terdiri dari tanah liat berwarna kuning atau keruh, sangat
kental akibat pencucian, sangat terpengaruh oleh perubahan iklim, dan memiliki kandungan
unsur hara yang rendah. Dalam beberapa sistem klasifikasi tanah yang umum, tanah. Mereka
diklasifikasikan sebagai oksisol dan altisol dan menutupi sekitar 50% tanah tropis
Di wilayah tropis Amerika Selatan, 52,3% tanah mengalami pencucian tingkat tinggi, dan
hanya 13,7% tanah yang memiliki kandungan unsur hara rendah dan tergolong berpotensi subur.
Sebaliknya, di Amerika Tengah, 44,1% lahan berpotensi subur, namun hanya 7,9% lahan yang
tersapu air dan kekurangan unsur hara. Di wilayah tropis Afrika dan Asia, sekitar 50% lahannya
dianggap tandus dan hanya sekitar 27% yang subur. Artinya negara-negara di daerah tropis
umumnya lebih miskin. Lahan aluvial yang terletak di dekat sungai di kawasan tropis merupakan
salah satu kawasan pertanian paling subur di dunia, meski luasnya terbatas. Tanah di daerah
beriklim tropis dapat menjadi subur karena iklim yang hangat dan kelembapan yang tinggi
mempercepat proses penguraian bahan organik sehingga memberikan unsur hara bagi tanaman.
Namun, tanah juga rentan terhadap hilangnya unsur hara akibat curah hujan yang tinggi dan
tingkat dekomposisi yang tinggi. Oleh karena itu, tanah di daerah beriklim tropis cenderung
memerlukan pengelolaan yang baik untuk menjaga kesuburan dan keseimbangan unsur hara.
Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis. Tanah di Indonesia sangat subur karena
iklim tropis dengan banyak sinar matahari dan curah hujan yang tinggi. Kondisi tanah dan iklim
di Indonesia sangat beragam. Sebagian besar wilayah Indonesia memiliki tanah subur yang
cocok untuk pertanian, namun ada juga wilayah yang tanahnya berbatu atau kering. Di beberapa
daerah, iklim bervariasi dari iklim tropis lembab hingga iklim kering. Secara keseluruhan,
Indonesia mempunyai potensi besar di bidang pertanian dan kehutanan. Kesuburan tanah di
Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jenis tanah, ketersediaan air, dan cara
pertanian. Beberapa wilayah di Indonesia memiliki tanah yang sangat subur, seperti daerah aliran
sungai di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Namun ada beberapa daerah yang tanahnya tidak subur,
seperti daerah gersang seperti Nusa Tenggara Timur.
DAFTAR PUSTAKA

Qayim, I. I. (2022). Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya.

Rahayu, N.D.Bandi,S.Nurhadi,B.(2018).Analisis Pengaruh Fenomena Indian Ocean Dipole


(IOD)Terhadap Curah Hujan Di Pulau Jawa.Jurnal Geodesi Undip.7(1).57-67

Rifai ,A.Baskoro,R.Ulha,F.Jarot,M & Heryoso,S.(2020).Kajian Pengaruh Angin Musim


Terhadap Sebaran Suhu Permukaan Laut (Studi Kasus : Perairan Pangandaran Jawa
Barat).Journal of Oceanography.2(1).1-7
Sandika ,B.(2021).Buku Ajar Ekologi Integrasi Islam Sains.Grobogan:Yayasan Citra Dharma
Cindekia
Tukidi. (2010). KARAKTER CURAH HUJAN DI INDONESIA. Jurnal Geografi. 7(2), 136- 145

Yuniasih, B .Wandi ,N.H.&Dimas,A.S.W. (2022).Anomali Iklim El Nino dan La Nina di


Indonesia pada 2013-2022.Jurnal Agroteknologi .6(2).136-143.

Anda mungkin juga menyukai