Jurnal Andragogi Volume 10 Nomor 1 - 2022
Jurnal Andragogi Volume 10 Nomor 1 - 2022
E-ISSN: 2809-7963
ANDRAGOGI
Jurnal Pendidikan Orang Dewasa
PENGARAH:
Sekretaris Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PENANGGUNG JAWAB:
Kepala Badan Kepegawaian Dan Pengembangan SDM Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
REDAKTUR:
Kepala Bidang Pengembangan SDM
BKPSDMD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
MITRA BESTARI:
Dr. Ibrahim, M.Si
Dr. Muslim El Hakim Kurniawan, S.T., M.M
Nanang Wahyudin, S.E., M.M
TIM EDITOR:
Sub Koordinator Sertifikasi Kelembagaan dan Kerja sama
Dr. Yan Megawandi, S.H., M.Si
Mohamad Iqbalsyah, S.E., M.M
SEKRETARIAT/WEB ADMIN:
Irfandi Lesmana, S.Pd.I., S.A.P
Gigih Ibnu Prayoga, S.P., M.P
Dadang Kurnia, S.T.
Sumitri
DESAIN GRAFIS:
Erman Arif, S.T.
FOTOGRAFER:
Adhitya Liansyah Putra
ALAMAT REDAKSI:
BKPSDMD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Jalan Pulau Bangka, Air Itam – Pangkalpinang 33149
Komplek Perkantoran dan Pemukiman Terpadu
Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Website: bkpsdmd.babelprov.go.id
Email: pengembangansdm@babelprov.go.id
Catatan:
Redaksi menerima artikel ilmiah dari Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas, dan Pejabat Fungsional
Tertentu di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Naskah merupakan hasil
penelitian, kajian maupun pemikiran kritis terhadap isu-isu di bidang administrasi publik/pemerintahan,
misalnya; kebijakan publik atau manajemen publik, layanan publik, pengembangan sdm aparatur, yang
asli dan belum pernah diterbitkan di jurnal ataupun majalah lain. Penulisan naskah harus relevan dengan
scope isu yang terkait dengan “Menjadi ASN BerAKHLAK”. Naskah harus relevan dengan ketentuan
template dan author guidelines yang telah ditetapkan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi
Tim Sekretariat Jurnal Andragogi.
SAMBUTAN
KEPALA BADAN
KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
SALAM REDAKSI
Dear Pembaca,
Jurnal Andragogi edisi ini menampilkan beberapa artikel terpilih yang membahas tentang core values
ASN “BerAKHLAK” yang merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif dan Kolaboratif terhadap aktivitas seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) pada organisasi perangkat daerah selama
masa pandemi covid-19. Terdapat hal baru yang dapat dijadikan khazanah keilmuan dari beberapa artikel terpilih pada
terbitan Volume 10 Nomor 1 Tahun 2022.
Melalui tulisannya, penulis Abdul Ghoni memberikan gambaran pengaruh Budaya Kerja
menurut Core Values ASN, Disiplin Kerja, dan Stres Kerja terhadap kinerja ASN di lingkungan
Pemerintah Provinsi Keplauan Bangka Belitung dimasa pandemi Covid-19.
Penulis M. Denny Elyasa menarasikan Core Values ASN “BerAKHLAK” sebagai
Tagline baru ASN yang berkomitmen pada kualitas pelayanan publik. Bagaimana Nilai Inti ini
dapat diadaptasi dan diimplementasikan oleh para ASN dalam proses keseharian pelayanan
kepada publik/masyarakat.
Penulis Muhammad Fachri memberikan gagasan melalui analisis penerapan nilai dasar
core values “BerAKHLAK” pada jabatan Pengendali Hama dan Penyakit Ikan (PELIKAN PANDA) di
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dengan adanya penerapan nilai dasar
“BerAKHLAK”, diharapkan transformasi birokrasi dapat menciptakan layanan publik yang prima terhadap
masyarakat.
Penulis Failaspohia Karima menaruh perhatian pada pergeseran paradigma nilai-nilai yang
sejatinya harus diterapkan di dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Penulis membahas
keterkaitan antara nilai-nilai dasar ASN yang tercantum dalam akronim “BerAKHLAK”
(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) terhadap
paradigma baru New Public Governance.
Selanjutnya, penulis Atpriatna Utama mencoba memberikan informasi tentang
Kolaborasi Peserta Pelatihan Dasar CPNS dalam kegiatan aktualisasi (studi kasus pada Badan
Kepegawaian dan Pengembangan SDM Daerah Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung). Penulis menggambarkan bagaimana kolaborasi sebagai tuntutan core values ASN
saat melaksanakan aktualisasi di tempat kerja.
Redaksi mengucapkan terima kasih kepada para penulis, mitra bestari dan seluruh pengelola
Jurnal Andragogi, serta banyak pihak yang telah terlibat di dalam penerbitan ini. Besar harapan,
semoga jurnal ini dapat menjadi rujukan guna menambah ilmu pengetahuan bagi pembacanya. Kami
menyadari masih banyak kekurangan dalam hal pengelolaan dan publikasi. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan masukan dan saran dari para pembaca guna menyempurnakan publikasi jurnal pada
edisi yang akan datang.
DAFTAR ISI
Kebijakan WFH sudah bergulir sejak akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat
tahun 2019, tetapi pada waktu itu banyak populasi tertentu, dengan menggunakan
sekali pro dan kontra terhadap rencana penelitian lapangan (field research). Bersifat
kebijakan tersebut. Sehingga banyak sekali kuantitatif dimana penjelasannya bersifat
permasalahan yang muncul ketika objektif dengan menjelaskan pendekatan-
pelaksanaan kebijakan ini pendekatan yang ada. Penelitian ini
diimplementasikan kepada ASN. Belum dilaksanakan di lingkungan ASN
semua instanasi pemerintah mempunyai data Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka
yang terintegrasi sehingga ketika ASN Belitung. Variabel yang digunakan dalam
membutuhkan data harus mengambil dalam penelitian ini adalah Variabel bebas
bentuk fisik ke kantor (Krisyohana, 2020). (Independent Variable) adalah variable yang
Pelayanan publik menjadi tidak maksimal mempengaruhi variabel lainnya, dalam
karena sistem yang ada belum mendukung penelitian ini yang menjadi variabel bebas
untuk pelaksanaan pelayanan secara online adalah Budaya Kerja menurut Core Values
(Krisyohana, 2020). Dari beberapa ASN (X1), Disiplin Kerja (X2), dan Stress
permasalahan tersebut menunjukkan bahwa Kerja (X3). Variabel terikat (Dependent
kebijakan WFH belum sepenuhnya siap Variable) adalah variabel yang dipengaruhi
untuk diterapkan. Dengan ditetapkannya oleh variabel lain dalam penelitian ini yang
Core Values “BerAKHLAK” diharapkan menjadi variabel terikat adalah variabel
akan menguatkan budaya kerja ASN yang kinerja ASN (Y). Jumlah populasi dalam
professional dalam melayani masyarakat. penelitian ini adalah seluruh ASN di
Orientasi pelayanan yang berkualitas dan lingkungan Provinsi Kepulauan Bangka
profesional harus dimaknai dengan baik oleh Belitung yaitu 5.373 orang sedangkan
setiap ASN dengan dapat mengikuti sampel yang diambil sejumlah 120
perubahan sistem dan kebijakan dalam masa responden. Pengambilan jumlah sampel
pandemi COVID-19 ini. menggunakan Teknik random sampling dan
penentuan jumlah sampel berdasarkan pada
B. Metode Penelitian teori dari Hair et al., (2014) dimana
Desain penelitian yang digunakan dalam sebaiknya ukuran sampel harus 100 atau
penelitian ini adalah kuantitatif. Menurut lebih banyak dari jumlah sampel minimum
Sugiyono (2017) penelitian kuantitatif setidaknya 5 kali lebih banyak dari jumlah
adalah metode penelitian dengan item pertanyaan yang akan di analisis yaitu
berlandaskan pada filsafat positivisme, dengan rumus:
digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, pengumpulan data dengan n = (Jumlah Indikator + Jumlah Variabel) x 5
menggunakan istrument penelitian, analisis
Sehingga didapatkan jumlah sampel
yang telah ditetapkan. Metode penelitian
minimal sejumlah 115, dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan penelitian
jumlah sampel yang digunakan dilebihkan
deskriptif. Pendekatan deskriptif menurut
dari jumlah minimal menjadi 120 responden.
Sugiyono (2017) adalah metode penelitian
Instrumen pengambilan sampel dengan
yang dilakukan untuk mengetahui
menggunakan kuesioner dan jenis data yang
keberadaan variabel independen, baik hanya
didapatkan adalah data primer yaitu data
pada satu variabel atau lebih tanpa membuat
yang langsung diperoleh dari responden. Uji
pembanding variabel itu sendiri dan mencari
instrumen dengan menggunakan uji validitas
hubungan dengan variabel lainnya. Jenis
dan reliabilitas.
penelitian deskriptif kuantitatif ini adalah
penelitian yang bermaksud membuat Teknik analisis data menggunakan
pemaparan secara sistematis, faktual dan Regresi Linear Berganda. Analisis Regresi
Gambar 1. Skema Model Penelitian (Data Core Values ASN menjadi titik tonggak
diolah, 2022). penguatan budaya kerja, yang tidak hanya
dilakukan pada ASN tingkat pusat namun
Persamaan Regresi Linear Berganda: juga pada tingkat daerah, sebagaimana pesan
Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Presiden Joko Widodo “ASN yang bertugas
sebagai pegawai pusat maupun pegawai
Dimana : daerah harus mempunyai Core Values yang
Y = Kinerja ASN sama.”
α = Konstanta
“BerAKHLAK” merupakan panduan
β1 = Koefisen Regresi variabel Budaya
perilaku bagi ASN yang harus dikerjakan
Kerja menurut Core Values
dengan penuh tanggung jawab, komponen di
X1 = Budaya Kerja menurut dalamnya ialah:
Core Values ASN Berorientasi Pelayanan, maksudnya;
β2 = Koefisen Regresi variabel memahami dan memenuhi kebutuhan
Disiplin Kerja masyarakat, ramah, cekatan, solutif, dan
X2 = Disiplin Kerja dapat diandalkan, kemudian melakukan
β3 = Koefisen Regresi variabel perbaikan tiada henti.
Stress Kerja Lalu ada komponen Akuntabel, yaitu;
melaksanakan tugas dengan jujur,
bertanggung jawab, cermat, serta disiplin 2014) suatu nilai-nilai budaya kerja yang
dan berintegritas tinggi, lalu mampu mengarahkan bagi mereka boleh
menggunakan kekayaan dan barang milik bekerja secara bermutu dan produktif.
negara secara bertanggung jawab, efektif Budaya kerja yang produktif mempunyai
dan efisien, dan tidak menyalahgunakan nilai-nilai yaitu:
kewenangan jabatan. a. Suatu kemampuan seseorang untuk
Kompeten, panduan perilakunya ialah; senantiasa mempunyai prestasi kerja
meningkatkan kompetensi diri untuk peringkat tinggi, merasa bangga atas
menjawab tantangan yang selalu berubah, keunggulan, dan kesediaan untuk belajar
membantu orang lain belajar, dan dan melampaui prestasi kerja.
melaksanakan tugas dengan kualitas b. Menyakini peningkatan kualitas mutu dari
terbaik. produktifitasnya dapat meningkat pula
Harmonis, panduan perilakunya adalah; kesejahteraan diri dan kemajuan
menghargai setiap orang apapun latar organisasi.
belakangnya, suka menolong orang lain, c. Suatu orientasi yang tinggi dengan sikap
dan membangun lingkungan kerja yang kooperatif dalam hubungan antara
kondusif. pribadi, rela dan tulus hati dalam prestasi
Loyal, panduan perilakunya adalah; kerja dengan mendasarkan kepercayaan
memegang teguh ideologi Pancasila dan timbal balik, rasa hormat dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik membahagia bersama pengenalan dengan
Indonesia Tahun 1945, setia kepada organisasi.
NKRI serta pemerintahan yang sah, Atribut dari budaya kerja ini dapat
menjaga nama baik sesama ASN, dipergunakan sebagai penanda dalam rangka
pimpinan, instansi dan negara, serta membantu para aparatur untuk menjadi
menjaga rahasia jabatan dan negara. amanah dalam melayani kepentingan
Adaptif, panduan perilakunya adalah; masyarakat sebagai bentuk upaya semangat
cepat menyesuaikan diri menghadapi untuk selalu berjuang menggapai prestasi
perubahan, terus berinovasi dan yang tinggi. Dengan demikian dapat
mengembangkan kreativitas, dan dikatakan bahwa tujuan budaya kerja itu
bertindak proaktif. adalah:
Kolaboratif, panduan perilakunya ialah; (a) meningkatkan kualitas hasil kerja;
memberi kesempatan kepada berbagai (b) meningkatkan kualitas pelayanan;
pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam (c) menciptakan budaya kualitas;
bekerja sama untuk menghasilkan nilai (d) meningkatkan profesionalitas;
tambah, dan menggerakkan pemanfaatan (e) mengurangi kelemahan birokrasi (Buku
berbagai sumber daya untuk tujuan Saku Budaya Kerja Kemendiknas, 2010).
bersama.
Adapun manfaat dari penerapan budaya
Schraeder, dkk (2005) menegaskan kerja yang baik antara lain (Puspita, 2008:4):
pengaruh budaya budaya kerja para pegawai (1) Memelihara lingkungan kerja yang
dapat membawa perubahan organisasi bagi serasi serta harmonis;
peningkatan mutu dan kualitas. Budaya kerja (2) Menciptakan kondisi kerja yang teratur;
meliputi berbagai sikap dan tingkah laku (3) Menciptakan kondisi kerja yang tertib
yang mempunyai keberkesanan, kepada dan aman;
usaha memperbaiki mutu dan kualitas kerja (4) Memastikan pelaksanaan hak dan
yang dilakukan untuk peningkat kinerja kewajiban kerja;
organisasi. Selanjutnya, budaya kerja (5) Memakmurkan dan mensejahterakan
menurut pendapat Rastogi (dalam Aldri pekerja;
(6) Meningkatkan etos kerja yang tinggi dan maka secara langsung maupun tidak
dinamis. langsung terdapat interaksi pengaruh dari
lingkungan kerja. Akibat pengaruh itu
Siew and Kelvin (2004) budaya kerja
terdapat dampak yang besar karena dapat
berkualitas membantu suatu organisasi
memberikan nilai positif dan negatif pada
untuk membangun suatu konseptualisasi
pegawai tersebut. Oleh sebab itu, para
yang disusun menjadi sistem kognisi sebagai
pegawai mestilah cermat mengamati dan
simbol, normanorma dan makna bersama.
mengkondusifkan lingkungan kerjanya
Sehingga budaya kerja tersebut dapat
dalam mengambil langkah maupun tindakan
memberikan kontribusi terhadap kinerja
yang sesuai pada budaya kerja yang berdasar
organisasi. Dianne (2002) budaya kerja
pada norma dan aturan, sebab pada
memiliki efek pada suatu organisasi dan
hakikatnya setiap pegawai memiliki
mempengaruhi bagaimana organisasi itu
pandangan yang berbeda terhadap makna
organisasi bereaksi terhadap berbagai bentuk
kerja sesuai dengan pengalamannya masing-
situasi. Budaya kerja selalu menjadi gudang
masing.
untuk sejarah masa lalu dan pelajaran,
seorang penerjemah untuk acara dan Dalam Peraturan Menteri PAN dan RB
tindakan, dan desainer strategi. Dengan Nomor 10 Tahun 2011 tentang Pedoman
demikian, budaya kerja akan menentukan Pelaksanaan Program Manajemen
apakah sebuah organisasi belajar Perubahan menjelaskan bahwa Budaya kerja
membentuk kesalahan atau mengabaikan baru dapat terbentuk, bila hal-hal berikut
mereka, melihat peristiwa sebagai peluang dipenuhi:
atau ancaman, dan proaktif atau reaktif (1) Komitmen dari Pimpinan tertinggi
dalam strateginya. Gerakan budaya kerja, Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
tersirat dalam ucapannya bersama, hal-hal, Daerah;
perbuatan, dan perasaan. kemudian menurut (2) Nilai-nilai pembentuk sikap perilaku
Schein (dalam Aldri, 2014) pergerakan positif dan produktif yang telah
dinamika budaya kerja dapat dirumuskan dan akan diterapkan, dapat
menggambarkan transfer pengetahuan di dimengerti dan dipahami dengan mudah
lima sepuluh mekanisme bahwa pendiri dan oleh seluruh Pimpinan dan Pegawai;
manajer gunakan untuk menanamkan dan (3) Pimpinan pada setiap jenjang menjadi
mengirimkan nilai-nilai dan asumsi dalam panutan / contoh penerapan nilai-nilai di
bentuk cerita, legenda, mitos dan lingkungan Kementerian atau Lembaga
perumpamaan tentang orang-orang kunci dan Pemerintah Daerah;
dan peristiwa penting yang telah terjadi. (4) Antara Pimpinan dan Pegawai, saling
percaya, saling terbuka dan menerima
Selanjutnya budaya kerja menurut Aldri
perubahan kebijakan serta metoda kerja
(2014) suatu dasar yang terlihat maupun
yang baru yang lebih efektif;
tidak terlihat dalam diri seseorang dipandang
(5) Budaya kerja harus terkait langsung
dari perspektif nilai, pemahaman cara
dengan kepentingan pelaksanaan tugas,
bekerja, norma, pola pikir, dan perilaku
pekerjaan dan masalahmasalah yang
setiap orang atau sekelompok orang dalam
dihadapi bersama oleh instansi/ unit
menjalankan suatu pekerjaan. Hal-hal
organisasinya;
tersebut diperoleh dan dipengaruhi oleh
(6) Budaya kerja diterapkan secara
nilai-nilai yang ada di masyarakat sekitarnya
konsisten, disiplin dan berkelanjutan.
sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya. Hal ini dapat terlihat dalam Pendapat Heri dan Nuraini (2010; dan
hal terjadi respon terhadap pe kerjaan yang Fendy (2014) terdapat pula pengaruh faktor
dikerjakan seseorang. Sewaktu ia bekerja kepemimpinan mempunyai pengaruh yang
signifikan untuk mewujudkan nilai-nilai dari seseorang dalam bergaul dengan orang lain,
budaya kerja berkualitas dari suatu kemampuan untuk membangun kestabilan
organisasi. Sebab secara umum setiap emosi dan kontrol pribadi.
seorang pegawai membutuhkan keamanan
a. Disiplin Kerja (X2)
dalam pekerjaannya. Seorang karyawan
Menurut Handoko (2017), disiplin
pasti ingin agar pekerjaannya dapat terlepas
adalah sikap dari seseorang atau kelompok
dari resiko, dan untuk memastikan hal
orang yang senantiasa berkehendak untuk
tersebut maka diperlukan para pimpinan
mengikuti atau mematuhi segala aturan atau
yang mempunyai suatu strategi yang dapat
keputusan yang ditetapkan. Berdasarkan
meminimalkan resiko sehingga pegawai
keterangan di atas, maka yang menjadi
dapat berkomitmen secara penuh terhadap
indikator untuk mengukur disiplin kerja
pekerjaannya. Sebab sebagaimana pendapat
pegawai menggunakan Handoko (2017)
Dedi, dkk (2012) apabila terdapat sebagian
yang pada prinsipnya merupakan rangkuman
dari pegawai mempunyai budaya kerja yang
dari Peraturan Pemerintah Republik
berkomitmen rendah maka berarti ada
Indonesia No. 53 Tahun 2010 Tentang
gangguan terhadap prestasi kerja yang
Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil adalah;
hendak dicapai. Karena itu sosialisasi dan
kehadiran, ketaatan, ketepatan waktu dan
internalisasi budaya kerja bagi para pegawai
perilaku.
seharusnya menjadi program utama. Selain
itu pengembangan sumberdaya manusia bagi b. Stress Kerja (X3)
para pegawai yang menyangkut kecerdasan Stres kerja menurut Bhui et al., (2016)
emosional dan kecerdasan sosial harus pula merupakan reaksi yang berbahaya yang
dapat menjadi prioritas disamping dimiliki oleh individu terhadap tekanan dan
kemampuan tentang keterampilan teknis. tuntutan yang tidak semestinya dibebankan
kepada mereka. Pada definisi lain, stres kerja
Pemimpin dalam suatu organisasi
disebutkan merupakan suatu kondisi
termasuk organisasi pemerintah daerah
disfungsi individu yang diatribusikan atau
(Pemda) selain mempunyai kemampuan
diakibatkan oleh lingkungan di tempat kerja
kepemimpinan dari aspek (1) keterampilan
(Ain, Khattak, 2013). Ini sejalan dengan
teknik; (2) keterampilan human relationship;
pendapat (McHugh, 1993; Murphy, 1995;
dan; (3) keterampilan konseptual, juga harus
Schabracq & Cooper, 2000) bahwa stres
mempunyai kemampuan dalam membangun
kerja berkontribusi pada motivasi dan moral
suatu kreatifitas. Keterampilan (skills)
yang rendah, penurunan kinerja, turnover
adalah sesuatu yang dapat dipelajari melalui
tinggi, cuti sakit, kecelakaan, kepuasan kerja
pelatihan yang bersifat motorik
yang rendah, produk dan layanan berkualitas
(menggunakan organ tubuh terutama
rendah, komunikasi internal yang buruk dan
tangan), kognitif (kemampuan
konflik. Khan et al., (2011) mencatat bahwa
menggunakan daya nalar atau analisis), dan
stres memberikan dampak yang signifikan
verbal (menggunakan mulut atau
terhadap karyawan. Karyawan yang
berkomunikasi) yang disebut dengan
menghadapi kelelahan fisik, psikologis, dan
keterampilan interpersonal. Hasil penelitian
organisasi akan mengalami stres sehingga
yang dilakukan oleh Lehman (2004)
tidak dapat memenuhi harapan organisasi
manusia pada umumnya mampu
mereka. Stres juga dapat menyebabkan
membangun kreatifitas yang puncaknya
individu berada dalam keadaan emosi dan
kreatifitas itu pada usia 35 tahun. Namun
dalam ketegangan sehingga individu
pada hakikatnya kreatifitas tersebut dapat
tersebut tidak dapat berpikir dengan baik dan
saja terjadi dalam berbagai usia yang dialami
efektif, karena kemampuan rasional dan
manusia atau seseorang. Sebab kreatifitas itu
penalaran tidak berfungsi dengan baik. Hal
dapat pula disebabkan adanya kemampuan
rendah, komunikasi internal yang buruk dan tidaknya pertanyaan yang di uji dapat dilihat
konflik. Pada variabel ini diukur dengan dari corrected item-total correlation, jika
indikator jumlah beban kerja, hubungan nilainya negatif atau kecil dari r tabel, maka
interpersonal dengan teman kerja, nomor item tersebut tidak valid dan
konsistensi kebijakan, dan gaya manajemen sebaliknya, dengan kriteria:
dalam kantor.
r hitung > r tabel = Valid
d. Kinerja ASN (Y)
r hitung < r tabel = Tidak valid
Kinerja adalah hasil atau ukuran dari
suatu proses atau pencapaian atau prestasi Uji validitas telah dilakukan terhadap 120
seseorang berkenaan dengan tugas-tugas orang ASN ada pada lingkungan Pemerintah
yang dibebankan kepadanya (Dharma, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Data
2012). Biasanya orang yang kinerjanya yang telah terkumpul ditabulasikan ke dalam
tinggi disebut orang yang produktif dan program SPSS versi 25.
sebaliknya orang yang tingkat kinerjanya
tidak mencapai standar dikatakan sebagai Berdasarkan tabel diatas, terdapat tabel
orang yang tidak produktif atau berperforma yang memuat hasil uji validitas persepsi
rendah. Indikator kinerja merupakan aspek- masyarakat terhadap kualitas pelayanan
aspek yang menjadi ukuran dalam menilai publik. Hasil uji validitas seluruh item
kinerja. Adapun mengenai indikator yang adalah valid karena nilai corrected item-total
menjadi ukuran kinerja menurut Dharma correlation lebih besar r tabel, atau
(2012) adalah sebagai berikut: kuantitas, menggunakan tingkat signifikansi item <
kualitas, ketepatan waktu dan pengetahuan 0,05 maka alat ukur yang digunakan valid.
tentang pekerjaan. Hasil uji dengan menggunakan signifikansi
adalah item valid dengan sig < 0,05.
Skala Likert
Tabel 3. Skala Likert
No. Klasifikasi Positif Negatif
Sangat Setuju
1 5 1
(SS)
2 Setuju (ST) 4 2
3 Ragu-Ragu (R) 3 3
4 Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak
5 1 5
Setuju (STS)
Sumber: Sugiyono, 2011:118
3. Uji Instrumen
Validitas merupakan suatu ukuran yang
menunjukkan sikap kevalidan dan kesahan
suatu intrument. Validitas yang digunakan
adalah validitas konstak, yang mana suatu
alat ukur dikatakan valid apabila telah cocok
dengan kontruksi teoritis yang menjadi dasar
pengukuran. Untuk uji validitas ini
digunakan bantuan SPSS versi 25. Valid atau
Tabel 4.Uji Validitas Variabel Independen Hasil uji Reliabilitas yang dilakukan dengan
(X) Teknik Cronbach Alpha’s ≥ 0,6. Hasil uji
Correlations reliabilitas instrumen dinyatakan reliabel
X1 X1 X1 X1. X1 X1
karena nilai Cronbach Alpha ≥ 0,6.
.1 .2 .3 4 .5 .6 Tabel 6. Uji Reliabilitas X1
Budaya Pearson .80 .80 .69 .69 .82 .82 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
Kerja Correlati 3** 3** 4** 4** 1** 1** .861 6
menuru on Sumber: Data diolah, 2022.
t Core Sig. (2- .000 .00 .00 .00 .00 .00
Values tailed) 0 0 0 0 0
Tabel 7. Uji Reliabilitas X2
Reliability Statistics
ASN N 12 12 12 120 12 12 Cronbach's Alpha N of Items
0 0 0 0 0 .847 4
Sumber: Data diolah, 2022
Disipli Pearson .94 .65 .94 .76
n Kerja Correlati 5** 1** 5** 8**
Tabel 8. Uji Reliabilitas X3
on Reliability Statistics
Sig. (2- .00 .00 .00 .00 Cronbach's Alpha N of Items
.659 4
tailed) 0 0 0 0
Sumber: Data diolah, 2022
N 12 12 12 120
0 0 0 Tabel 9. Uji Reliabilitas Y
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
Stres Pearson .69 .77 .79 .74 .772 5
Kerja Correlati 1** 7** 2** 2** Sumber: Data diolah, 2022
on
4. Uji Regresi Linear Berganda
Sig. (2- .00 .00 .00 .00
tailed) 0 0 0 0 Tabel 10. Uji Regresi Linear Berganda
N 12 12 120 12 Coefficientsa
Standar
0 0 0 dized
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2- Unstandardize Coeffic
d Coefficients ients t Sig.
tailed). Std.
Sumber: Data diolah, 2022. Model B Error Beta
1 (Constant) 13.171 1.127 11.690 .000
Budaya .076 .035 .112 2.175 .032
Tabel 5. Uji Validitas Variabel Dependen Kerja
(Y) menurut
Core Values
Y1 Y2 Y3 Y5 Y6 ASN
Disiplin .557 .056 .578 10.004 .000
Kinerj Pearson .652* .692* .659* .843* .843*
Kerja
* * * * *
a Correlat Stres Kerja -.368 .051 -.342 -7.257 .000
a. Dependent Variable: Kinerja
ion
Sumber: Data diolah, 2022
Sig. (2- .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
Berdasarkan hasil olah data, dapat
N 120 120 120 120 120 disimpulkan sebagai berikut:
Sumber: Data diolah, 2022.
signifikansi dari ketiga variable > 0,05 maka 2. Kebijakan WFH bagi ASN ini berdampak
tidak terjadi heteroskedastisitas. sangat serius terutama dalam hal kinerja,
mengingat selama ini sistem kerja ASN
6. Penutup bersifat konvensional, tetapi dengan
adanya COVID-19 harus berubah
Kesimpulan
menjadi online. Pada akhirnya perubahan
Berdasarkan analisis data yang ritme kinerja ASN menimbulkan banyak
didapatkan, diperoleh kesimpulan sebagai permasalahan dari mulai infrastruktur
berikut: sampai dengan kesiapan ASN dalam
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan menggunakan teknologi informasi. Selain
antara Budaya Kerja menurut Core itu kebijakan WFH yang diterapkan
Values ASN terhadap Kinerja ASN selama pandemic COVID-19 belum
dengan adanya Work from Home (WFH) berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan
selama masa pandemi COVID-19. ada beberapa faktor yang menyebabkan
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kebijakan tersebut belum begitu optimal
salah satunya adalah belum meratanya
antara Disiplin Kerja terhadap Kinerja
infrastruktur jaringan internet maupun
ASN dengan adanya Work from Home
listrik di Indonesia, sehingga
(WFH) selama masa pandemi COVID- menyebabkan kesulitan akses dan
19. kesulitan dalam penggunaan teknologi
3. Terdapat pengaruh negative dan informasi. Kedua, belum semua daerah
signifikan antara Stres Kerja terhadap siap dalam hal pendokumentasian digital,
Kinerja ASN dengan adanya Work from karena selama ini arsip kinerja ASN
Home (WFH) selama masa pandemi maupun daerah dilakukan secara
COVID-19. konvensional atau manual. Ketiga, belum
semua instansi siap dalam penyediaan
Saran layanan berbasis teknologi informasi.
Beberapa saran yang diperlukan yaitu Maka dari itu dari beberapa alasan
sebagai berikut: tersebut dapat diambilkan saran bahwa
1. Secara umum budaya kerja ASN di adanya pandemic COVID-19 ini harus
Pemerintah Kepulauan Provinsi Bangka dijadikan sebagai sebuah momentum
Belitung sudah baik. Peluncuran Core untuk lebih dekat dengan teknologi
Values dan Employer Branding Aparatur informasi, baik dari instansi pemerintah
Sipil Negara (ASN) membuat tantangan dalam menyediakan pelayanan public
baru bagi ASN supaya dapat membentuk maupun kesiapan ASN terhadap
Budaya Kerja yang lebih tinggi daripada teknologi informasi. Selain itu
sebelumnya dalam rangka peningkatan momentum ini juga bisa dijadikan
Kinerja yang lebih optimal. Namun, sebagai momen yang tepat dalam
melihat peluncuran Core Values ASN penyediaan infrastruktur teknologi
“BerAKHLAK” ini masih terbilang baru, informasi, sehingga semua daerah
sehingga perlu lebih digali lagi agar terjangkau dan bisa terintegrasi dengan
penerapannya tepat sasaran. Upaya teknologi informasi.
peningkatan budaya kerja berbasis ASN 3. Rekomendasi penelitian selanjutnya
Berakhlak ini dapat dilakukan dengan disarankan agar dapat lebih dalam
program-program diklat ataupun menggunakan variable independen yang
pelatihan-pelatihan yang menunjang berdasar pada 7 indikator Core Values,
implementasi Core Values ASN dan menambah jumlah sampel agar data
“BerAKHLAK”. yang didapatkan lebih bisa mewakili,
M. Denny Elyasa
(Sekretariat DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung)
E-mail: dennybabel20@gmail.com
ABSTRAK
Core values "BerAKHLAK" yang merupakan singkatan dari Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif merupakan upaya dari
Kemenpan-RB untuk menyatukan perbedaan persepsi dalam menerjemahkan nilai-nilai
dasar serta kode etik dan kode perilaku ASN yang tertuang pada Undang-Undang
No.5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Nilai inti yang ingin dicapai adalah komitmen
seluruh ASN dalam mengadaptasi dan mengimplementasikan tujuh nilai utama tersebut
dalam proses keseharian pelayanan kepada publik. ASN sebagai garda terdepan birokrasi
pemerintah diharapkan mampu memberikan pelayanan publik yang berkualitas. Namun,
perlu diingat ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tercapainya komitmen
bersama atas core values tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain jenjang karir yang
jelas, pendidikan dan pengembangan diri serta sistem reward dan punishment yang adil
dan konsisten.
Kata Kunci: ASN, Core values , “BerAKHLAK”, Kompetensi.
ABSTRACT
The core values "BerAKHLAK" which stands for Service Oriented, Accountable,
Competent, Harmonious, Loyal, Adaptive, and Collaborative is an effort to homogenize
perceptions toward the basic values, the code of ethics and the code of conduct in Law
No.5 Year 2014 on State Civil Apparatus. The core value to be achieved is the
commitment of all ASN in adapting and implementing the seven main values in the daily
process of serving the public. ASN as the front line of the government bureaucracy is
expected to be able to provide good public services. However, there are several factors
that can affect the implementation of these core values. These factors are a clear career
path, education and capacity building, and a fair and consistent reward and punishment
system.
Key words: ASN, Core values , “BerAKHLAK”, Competence.
Core valuse ASN ini diharapkan dapat Kadarisman, Muh. (2019). Analisis
memberikan perubahan yang signifikan Pengembangan Karier Aparatur Sipil
dan dapat dirasakan oleh publik sebagai Negara Di Pemerintah Kota
objek dari pelayanan yang diberikan oleh Depok.Jurnal BKN,12(2).
birokrasi pemerintah. Sanmas, Masni. (2020). Analisis
Harmonisasi Komunikasi Antara
Daftar Pustaka Nelayan Jaring Bobo Dalam Usaha
Buku: Penangkapan Ikan Di Kabupaten
Seram Bagian Barat (Sbb).
Creswell, John W. (2017). Research MEDIALOG: Jurnal Ilmu
Design: Pendekatan Kualitatif, Komunikasi, 3(2).
Kuantitatif, dan Mixed Edisi Ketiga.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suparmi dan Septiawan,Vicy. (2019).
Reward Dan Punishment Sebagai
Eko, Widodo Suparno. (2015). Manajemen Pemicu Kinerja Karyawan Pada Pt.
Pengembangan Sumber Daya Dunia Setia Sandang Asli IV. Serat
Manusia.Yogyakarta: PUSTAKA Acitya: Jurnal Ilmiah UNTAG
PELAJAR. Semarang, 8 (1) UNGARAN.
Mangkunegara, AP. (2000). Manajemen
Tandio, Tan Jimmy dan Mustamu, Ronny
Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama.
Bandung : Rosada. H. (2013). Analisis Implementasi
Transfering Values Antar Generasi
Mathis,Robert L. Dan Jackson,John H. Pada Sebuah Family Business Di
(2002). Manajemen Sumber Daya Surabaya. Jurnal Agora ,1(1).
Manusia. Edisi Pertama. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat. Dokumen:
Nawawi, Hadari. (2005). Manajemen Lembaga Administrasi Negara dan Badan
Sumber Daya Manusia untuk Bisnis Pengawasan Keuangan dan
yang Kompetitif. Yogyakarta : Gadjah Pembangunan. Akuntabilitas dan
Mada University Press. Good Governance.Modul Sosialisai
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Pemerintah (AKIP) Tahun 2000.
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Alfabeta Nomor 11 Tahun 2017 Tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
Jurnal:
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Faozan, Haris. (2005). Bureaucratic Nomor 101 Tahun 2000 Tentang
Structure Perestroika: Memperbarui Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan
Lahan Bagi Pertumbuhan Kinerja Pegawai Negeri Sipil.
Kelembagaan Pemerintah. Jurnal Ilmu
Administrasi, 2(4). Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Febriati,Silvia et al. (2014). Pengaruh Aparatur Sipil Negara.
Reward Dan Punishment Terhadap
Motivasi Kerja Serta Dampaknya Tim Peneliti UI-CSGAR. Laporan Akhir:
Terhadap Kinerja (Studi pada Indeks Persepsi Masyarakat tentang
Karyawan PT. Panin Bank Tbk. Area Profesionalitas dan Rebranding
Mikro Jombang). Jurnal Administrasi Aparatur Sipil Negara (ASN) Tahun
Bisnis (JAB), 12 (1). 2019.
Website:
https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--
layanan-publik-dan-kepuasan-
masyarakat- Diakses tanggal
14/02/2022.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri. Diakses
tanggal 14/02/2022.
https://www.menpan.go.id/site/berita-
terkini/presiden-jokowi-luncurkan-
berakhlak-untuk-percepatan-
transformasi-asn. Diakses tanggal
14/02/2022.
https://accurate.id/marketing-
manajemen/apa-itu-tagline/. Diakses
tanggal 14/02/2020.
https://manajemenppm.wordpress.com/201
4/08/15/core-value/. Diakses tanggal
20/02/2020
https://nasional.kompas.com/read/2022/01/
07/14225001/berbagai-kasus-jual-beli-
jabatan-yang-ditangani-kpk-dari-
nganjuk-sampai?page=all. Diakses
tanggal 27/020/2020.
ABSTRAK
Nilai dasar “BerAKHLAK” merupakan transformasi birokrasi dan fondasi pembangunan
SDM Aparatur Sipil Negara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis panda
pelikan (penerapan nilai dasar (core value) “BerAKHLAK” pada jabatan Pengendali Hama
dan Penyakit Ikan) di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang ditunjang dengan observasi dan
wawancara serta data sekunder kepustakaan dan peraturan perundang-undangan. Teknik
analisis menggunakan aplikasi NVivo12. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil
penelitian adalah Jabatan Fungsional Tertentu Pengendali Hama dan Penyakit Ikan Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah menerapkan nilai dasar
(Core Value) “BerAKHLAK” (dengan nilai Person Correlation Coefficient, X>0,05).
Dengan adanya penerapan nilai dasar “BerAKHLAK”, transformasi birokrasi dapat
berjalan dapat memberikan pelayanan publik yang prima dan menciptakan good
governance.
Kata Kunci : “BerAKHLAK”, Pelayanan Publik, Pembangunan ASN, Pengendali Hama
dan P enyakit Ikan, Transformasi Birokrasi.
ABSTRACT
“BerAKHLAK” core value is transformation of bureaucracy and foundation of human
resource development for State Civil Servant. The aim of this study was to determine the
analysis of Panda Pelikan (implementation of “BerAKHLAK” core value on Fish Pest and
Disease Management position ) in Marine and Fisheries Office of Bangka Belitung
Province. This study uses a qualitative method which is supported by observations and
interviews as well as, and secondary data from literature and legislation. The analysis
technique uses the NVivo12 application. Data analysis was done descriptively. The result
of this research is Fish Pest and Diseases Management Position Marine and Fishery Office
of Bangka Belitung Province has implemented “BerAKHLAK” Core Value (with Person
Correlation Coefficient Value, X> 0.05). Implementation of “BerAKHLAK” core value
give impact to bureaucracy transformation so it can provide excellent public services and
create good governance.
Keywords: bureaucracy transformation, “BerAKHLAK” Core Value, Public Service, State
Civil Servant Development, Fish Pest and Disease Management Positione.
Beberapa forum ilmiah yang diikuti Riset dan Kebijakan Sosial Ekonomi
pada tahun 2021 adalah sebagai Kelautan dan Perikanan, Kementerian
pembicara dan pemakalah pada Seminar Kelautan Perikanan pada bulan
dan Dialog Nasional Riset dan September 2021.
Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan 2. Pembahasan
Perikanan-KKP RI, International
Conference on Agro- Maritime and Penerapan nilai dasar “BerAKHLAK”
Fisheries ICOAMF- Trunojoyo merupakan suatu keharusan bagi Aparatur
University dan InternationalConference Sipil Negara (ASN). ASN dituntut untuk
on Fisheries and Marine Research segera beradaptasi dengan nilai dasar ini
ICOFMR-Brawijaya University. dan berkomitmen menjadikan nilai dasar
“BerAKHLAK” sebagai fondasi yang
Menurut Udiyono (2021), berlandaskan pada Pancasila untuk
keikutsertaan dalam forum ilmiah mencapai visi dan misi Indonesia Maju. Hal
merupakan perwujudan peningkatan ini sejalan dengan prioritas utama Bapak
kinerja, kapasitas, kompetensi Presiden Joko Widodo yaitu pembangunan
professional guna pengembangan ilmu SDM (Widodo, 2021).
pengetahuan yang lebih baik.
Nilai dasar “BerAKHLAK” menjadi
f. Pengembangan Inovasi suatu transformasi birokrasi yang dapat
Menurut Ancok (2012) dalam menciptakan semakin kuatnya SDM yang
Adani (2021), inovasi merupakan proses cekatan, menguasai IPTEK, dinamis, kerja
mewujudkan pemikiran dan kreativitas keras sehingga akan terbentuk penguatan
yang dapat menghasilkan jasa, produk, budaya kerja. Budaya kerja dapat
model, proses bisnis yang dapat tergambarkan melalui meningkatnya ide,
memberikan kebermanfaatan bagi kreativitas, inovasi, motivasi kerja,
masyarakat. komitmen dan dedikasi dalam bekerja.
Tentu saja, hal ini secara tidak langsung
Adapun pengembangan inovasi
akan berkaitan dengan meningkatnya
yang dilakukan adalah Bang Kophit
produktivas yang dihasilkan oleh ASN dan
(Fachri, 2021) dan Simbol Market
berdampak pada pemberian pelayanan
(Maryati dan Fachri, 2021). Inovasi
prima kepada masyarakat.
Bang Kophit atau Pengembangan
Komunikasi Pengendalian Hama dan Berdasarkan analisis melalui NVIVO
Penyakit Ikan merupakan inovasi yang 12 (Tabel 1.), dalam melakukan pekerjaan,
juga diajukan sebagai nominasi JFT PHPI telah melakukan penerapan nilai
penghargaan IGA (Innovative dasar BerAKHLAK. Hal ini terlihat dari
Government Awards) Tahun 2022 di total nilai Person Correlation Coefficient,
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung nilai yang diperoleh X > 0,05, yang mana
berdasar surat 523/314/DKP-IV tanggal Code A (bentuk penerapan) pada setiap
09 Februari 2022. Code B (“BerAKHLAK”) memiliki nilai
>0,05. Penelitian ini sejalan dengan
Selain itu, juga, inovasi Simbol
penelitian Yasa et al., (2021), nilai Person
Market atau Sinergi Budidaya,
Correlation Coefficient pada analisis
Pengolahan dan Pemasaran Perikanan
NVIVO 12, dengan X > 0,05 menunjukkan
Berbasis Ekonomi Kerakyatan
adanya keterkaitan dan pengaruh pada
merupakan model pengembangan
masing-masing objek. Dengan demikian,
ekonomi perikanan terbaru yang
JFT PHPI dalam melakukan pekerjaan
mensinergikan kegiatan perikanan dari
sudah menerapkan nila dasar
hulu ke hilir. Inovasi ini juga telah
“BerAKHLAK”.
diperkenalkan pada Seminar Nasional
Tugas Pokok danFungsi 0,301 0,198 0,342 0,187 0,299 0,092 0,163 0,226
Pengembangan SOP
0,188 0,173 0,272 0,328 0,301 0,310 0,310 0,269
Pelaksanaan Survei
Pengembangan metodesurvei dan
analisis keselamatan kerja 0,098 0,228 0,245 0,283 0,309 0,292 0,298 0,250
Pembentukan Tim Satgas
PengendalianHama dan Penyakit
0,266 0,076 0,292 0,272 0,262 0,310 0,376 0,265
Ikan di Provinsi Kepulauan
BangkaBelitung
Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah
Nasional dan Internasional 0,067 0,050 0,312 0,135 0,333 0,287 0,187 0,196
Pengembangan Inovasi 0,225 0,087 0,342 0,358 0,314 0,366 0,308 0,286
Nilai Person Correlation Coefficient (X) diadaptasi dalam penelitian Yasa, et al., (2021), dengan X >0,05 Berkaitan, X
<0,05Tidak Berkaitan
Analisis ini juga ditunjang pada analisis oleh SDM yang sesuai kompetensi yang
keterkaitan objek (Gambar 3.), yang mana dimiliki.
nilai “BerAKHLAK” saling terkait pada
Selain itu, dalam penelitian ini juga
kegiatan pekerjaan yang dilakukan JFT
sejalan dengan penelitian Yasa et al.,
PHPI.
(2021), dalam menciptakan birokrasi yang
akuntabel dalam menghadapi
perkembangan era revolusi industri dan
teknologi diperlukan SDM aparatur yang
memiliki keterampilan dan pengetahuan
yang diperkuat dengan budaya kerja
sehingga birokrasi dapat berjalan optimal
dan hasilnya dapatdipertanggung jawabkan
kepada publik.
Dengan adanya penerapan nilai dasar
“BerAKHLAK”, transformasi birokrasi
Gambar 3. Keterkaitan Bentuk Penerapan / dapat berjalan dengan lebih baik sehingga
Kegiatan Pekerjaan JFT PHPI terhadap Nilai akhirnya dapat menciptakan good
Dasar “BerAKHLAK” governance. Menurut Haryani dan
(Sumber : Hasil Pengolahan Data dari Nurcahyono (2018), birokrasi yang baik
NVIVO12) adalah memberikan pelayanan publik yang
sesuai harapan masyarakat dan memiliki
Adanya penerapan nilai dasar
SDM yang ASK (Attitude, Skill,
“BerAKHLAK” diharapkan dapat
Knowledge) atau sikap, kemampuan dan
mewujudkan harapan Pemerintah dalam
pengetahuan.
memiliki SDM Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang kompeten, terampil, dan Nilai dasar “BerAKHLAK” juga sesuai
pelayanan prima kepada masyarakat. Hal dengan tagline Badan Kepegawaun dan
ini sejalan dengan penelitian Elyasa (2021), Pengembangan SDM Daerah (BKPSDMD)
pemberian pelayanan prima dalam hal Provinsi Bangka Belitung yaitu
pengendalian penyakit ikan sudahdilakukan PRIMADONA agar mampu beradaptasi
Failasophia Karima
(BKPSDMD Kota Pangkalpinang)
Email: failasophiakarima@gmail.com
ABSTRAK
Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20
Tahun 2021 tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil
Negara pada tanggal 26 Agustus 2021 mengatur tentang komponen baru dari nilai-nilai
dasar ASN yaitu “BerAKHLAK” yang merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Selaras dengan hal
tersebut, administrasi publik telah berkembang begitu pesat dengan adanya paradigma baru
yaitu New Public Governance atau NPG. Artikel ini membahas keterkaitan antara nilai-
nilai dasar ASN yang tercantum dalam akronim “BerAKHLAK” dengan implementasinya
sesuai dengan paradigma baru tersebut. Pergeseran paradigma telah membuat pergeseran
nilai-nilai yang sejatinya harus diterapkan dalam langkah kebijakan publik di setiap
pemerintah. Kebijakan yang diambil sebagai contoh dalam artikel ini adalah Pemerintah
Kota Pangkalpinang.
Kata Kunci: “BerAKHLAK”, Implementasi, New Public Governance.
ABSTRACT
Circular Letter of the Minister of State Apparatus Empowerment and Bureaucratic Reform
Number 20 of 2021 concerning Implementation of Core Values and Employer Branding of
State Civil Apparatus on August 26, 2021 regulates the new component of the basic values
of ASN, namely “BerAKHLAK” which is an acronym for Service Oriented, Accountable,
Competent, Harmonious, Loyal, Adaptive, and Collaborative. In line with this, public
administration has developed so rapidly with the new paradigm, namely New Public
Governance or NPG. This study discusses the relationship between the basic values of ASN
listed in the acronym “BerAKHLAK” and their implementation in accordance with the new
paradigm. The paradigm shift has created a shift in values that should actually be applied
in public policy steps in every government. The policy taken as an example in this study is
the Pangkalpinang City Government.
Keywords: “BerAKHLAK”, Implementation, New Public Governance.
memperbaiki citra yang kurang baik dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
ASN sebagai pelayan masyarakat. tentang Aparatur Sipil Negara.
Dalam paradigma New Public Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009
Governance (NPG) penekanan terhadap tentang Pelayanan Publik.
masyarakat sebagai pelanggan sangat kuat,
Undang-Undang Republik Indonesia
untuk menghadapi masa yang penuh Nomor 23 Tahun 2014 tentang
dengan votalitas, ketidakpastian, Pemerintah Daerah.
kompleksitas, serta ambiguitas ASN
dituntuk mempunyai sikap Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
“BerAKHLAK”, Berorientasi Pelayanan, 2017 tentang Manajemen PNS.
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Yunus, Eddy, 2016. Manajemen Stragtegis.
Adaptif serta Kolaboratif. Yogyakarta: Penerbit Andi
Berbagai upaya penanaman nilai dasar Yogyakarta.
dilaksanakan sedini mungkin dengan
bentuk pelatihan dasar CPNS, pelatihan
kepemimpinan baik di tingkat nasional,
administrator ataupun pengawas. Hal ini
tidak lain adalah untuk menghasilkan
para ASN yang mempunyai nilai dasar
“BerAKHLAK”.
Daftar Pustaka
Basheka, B.C, 2012. The Paradigms of
Public Administration re- eximined: A
refelction. Journal of Public
Administration. Volume 47, Number
1, 1 March 2012, pp.25-67(43). ISSN
0036-0767.
Karima, Failasophia, 2020. Proses
Perencanaan dan Penganggaran
Penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah
(Studi Konsistensi antara Perencanaan
dan Penganggaran dalam Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja
daerah di Pemerintah Kota
Pangkalpinang untuk Tahun Anggaran
2018-2020. Tesis. Fakultas Ilmu
Administrasi. Universitas Brawijaya.
Malang.
Surat Edaran Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021
tentang Implementasi Core Values dan
Employer Branding Aparatur Sipil
Negara.
melakukan tugas yang diberikan oleh atasan miskomunikasi atau mungkin bisa saja
dan diharapkan bisa menyelesaikan cercaan. Hal serupa dikatakan Rohmah
permasalahan, seperti dari pernyataan sub- bahwa tantangannya tentang miskoordinasi
koordinator yang mengatakan “mereka antar rekan kerja dan pemberian wewenang
dalam bertugas pertamapun saya langsung yang masih terorganisir (Rohmah &
memberikan tugas sesuai dengan Harsono, 2020).
tupoksinya , karena permasalahan di seksi
Berdasarkan tulisan diatas, dapat
kami dengan banyak tugas yang belum bisa
diidentifikasi perlunya penelitian ini
dilaksanakan mengingat kurangnya waktu
dilakukan, seperti untuk mengetahui
dan tenaga pegawai”.
bagaimana kolaborasi peserta CPNS dalam
Kegiatan peserta mengimplementasikan lingkungan yang baru dan keterlibatan
tugas aktualisasi didesain untuk stakeholders, dan bagaimana peserta
menyelesaikan permasalahan pada bidang mampu mendelivery kegiatan inovasinya
tugas, dan tentunya berhasil atau tidak, ke organisasi.
tidak lepas dari kemampuan peserta
B. Metode Penelitian
berkolaborasi secara vertikal dan
horizontal. Pengelolaan kolaborasi dalam Penelitian ini merupakan penelitian
adminitrasi melibatkan partisipan/stake kualitatif dengan pendekatan studi kasus,
holders, tentunya melewati beberapa terhadap kegiatan kolaborasi peserta CPNS
tahapan seperti timing yang tepat untuk yang mengimplementasikan kegiatan
memulai, memperhitungkan bagaimana aktualisasi tahun 2020 khusus pada
proses berlangsung, dengan siapa subbidang perencanaan pada Badan
berkolobarasi, pemegang kebijakan, team Kepegawaian dan Pengembangan Sumber
yang akan terlibat, sosialisasi informasi dan Daya Manusia Provinsi Kepulauan Bangka
konsisten melaksanakan kesepakatan Belitung, data yang diperoleh dari;
(Sufianti, 2011). Dan tentunya kolaborasi a. Hasil Interview, dilakukan juga terhadap
tidak lepas dari ketentuan dalam setiap kepala organisasi dan kepala bagian
keterlibatan stakeholders, kolaborasi yang terkait sebagai narasumber inti,
pemerintahan memiliki aturan yang juga pada peserta sebagai objek
mengatur satu atau lebih elemen pelayanan penelitian/terlibat langsung terhadap
dalam keterlibatan secara langsung dalam penelitian (narasumber primer),
proses keputusan, memiliki orentasi interview juga dilakukan terhadap 5
terhadap konsensus untuk melaksanakan (lima) koresponden dari rekan kerja yang
kebijakan publik dan program (Nurani & terlibat secara langsung atau tidak
Wike, 2021). langsung terhadap kegiatan.
Bagi peserta latsar pertama menginjak b. Dokumentasi, dengan membaca
kakinya di birokrasi pemerintahan tentunya dokumen aktualisasi, memeriksa hasil
membentuk kolaborasi menjadi tantangan, kegiatan aktualisasi dan laporan kinerja.
baik dari internal atau eksternal. c. Hasil Observasi, melakukan pengamatan
Komunikasi, rasa sungkan, tidak percaya terhadap kegiatan narasumber primer,
diri menjadi tantangan pertama yang partisipan, dan lingkungan pada pra
dirasakan oleh pegawai baru. Tantangan pelaksanaan, pelaksanaan dan pasca
akan menjadi sulit dikarenakan peserta pelaksanaan kegiatan aktualisasi pada
men-delivery kegiatan baru inovatif ke waktu yang yang berbeda.
dalam organisasi, tantangan atau hambatan
bisa terjadi adanya sikap menolak Untuk memeriksa kebenaran
dari rekan kerja, sulit berinteraksi, data/keabsahan data dilakukan dengan
Sebagai langkah awal untuk kolaborasi yang baik dalam mengadapsi google for
peserta Latihan Dasar Calon Pegawai education.
Negeri Sipil dengan interaksi individu Penelitian lain yang melibatkan
mereka bisa berdialog, face to face (Saleh, pemerintah, swasta dan masyarakat
2020). Secara etimologi makna kolaborasi menemukan bahwa kolaborasi berjalan
berarti penyatuan tenaga atau kemampuan dengan baik dimulai dengan adanya
untuk tujuan bersama, lebih lanjut beliau komponen 1. prinsip bersama, 2. motivasi
menuliskan bahwa ada pola dan hubungan bersama dan 3. bentuk kapasitas bersama,
yang dilakukan oleh antar individu atau dan tindakan kolaborasi yang dilakukan
organisasi untuk saling berbagi, sesuai dengan kapasitas masing masing
berpartisipasi dan bersepakat untuk stakeholders (Luqito & Arrozaaq, 2016).
melakukan secara bersama-sama agar
tujuan dapat dicapai (Saleh, 2020). Jadi dipahami bahwa kolaborasi adalah
Kolaborasi antar individu juga disampaikan kerjasama yang melibatkan setiap individu
oleh penelitian (Astuti et al., 2020) kegiatan untuk melakukan usaha bersama untuk
yang terletak pada pengelolaan jaringan mencapai tujuan dan visi yang sama dengan
sosial, yang menghimpun komunikasi para adanya interaksi yang melibatkan
pemangku kepentingan, dan bagi peserta kemampuan dan komunikasi.
Latsar CPNS saat memasuki organisasi D. Hasil dan Pembahasan
birokrasi perlu adanya karakter kolaboratif.
Sejalan dengan hasil penelitian dari (Nisak Pelaporan kinerja aparatur daerah
& Wardhani, 2019) menemukan bahwa bukan milik satu orang saja atau milik
kolaborasi adalah strategi kunci untuk pemimpinnya, namun menjadi bagian
mencapai tujuan dan kepentingan yang akuntabilitas organisasi, dengan adanya
sama. sistim pengelolaan dan pelaporan yang baik
sehingga memberikan informasi yang
Keterampilan kolaborasi antara lain relevan (Rizal, Fitri, & Rantika, 2019).
harus mempunyai kemampuan komunikasi,
mampu mendengar secara aktif, Peta keterlibatan aktor dalam Pelaporan
menghargai perbedaan, dan bertanggung Kinerja.
jawab (Alison, 2020). Kolaborasi
merupakan hubungan timbal balik para Kategori Stakeholders Aktualisasi
peserta dalam upaya berkoordinasi untuk
memecahkan masalah bersama-sama. Sifat 1,2,3,4 Bidang Google
interaksi kolaborasi dicirikan adanya tujuan Pengadaan, Apps.
Pemberhentian,
bersama, struktur, negosiasi tingkat tinggi, Informasi
interaksi, dan saling ketergantungan (Phan, Kepegawaian
Rivas, & Song, 2011). dan
Penelitian terkait kolabarasi aplikasi Kompetensi
google juga dilakukan (Cahyani, 2016), ASN
kolaborasi secara real time antara 1,2,3,4 Bidang Mutasi, Google
mahasiswa sebagai digital native dan dosen Promosi dan Apps.
dipandang sebagai digital immigrant dalam Penialian
mengadopsi teknologi google for Kinerja
education. Hasil menunjukan bahwa dosen 1,2,3,4 Bidang Google
junior menjadi fasilitator mendelivery Pengembangan Apps.
teknologi pembelajaran yang digunakan. SDM
Namun hasil sejalan dengan beda generasi,
upaya kolabarasi mampu menjadi upaya
Kategori 1. Realisasi fisik dan Keuangan yang bersifat kolaborasi peran atasan
Bulanan sebagai leader dan peserta sebagai
Kategori 2. Laporan Realisasi fisik dan eksekutor. Menurut (Nuwita &
keuangan Triwulan Sulistiowati, 2021) koordinasi bisa melalui
dialog dialog non formal tetapi masih dalam
Kategori 3. Pemetaan Indikator Renstra
koridor tugas, tidak kaku dengan yang
Kategori 4. Rencana Anggaran Kas bersifat resmi.
Tabel 1. Peta Stakeholders dalam Pelaporan Goals dialog koordinasi adalah adanya
Kinerja legalitas peserta untuk melakukan kegiatan
inovatif, memberikan legitimasi kepada
Kolabaratif Peserta
peserta untuk melakukan kolaborasi
Aksi pertama yang dilakukan oleh koordinasi terhadap stakeholders, dan
peserta dengan melakukan konsultasi dan adanya komitmen bersama untuk
koordinasi dengan atasan peserta yakni kolaborasi terhadap kegiatan aktualisasi.
kepala badan dan kepala subbidang
Kebutuhan Perubahan
perencanaan sebagai atasan langsung
peserta. Dalam koordinasi ini peserta Perubahan yang dilakukan oleh peserta
mencoba mengemukakan solusi terkait pada Laporan Kinerja yang selama ini
permasalahan yang terjadi di subbidang dikenal sebagai akar permasalahan dari
perencanaan, yang tentunya dengan data ekosistim pelaporan kinerja. Subbagian
dan rancangan dari solusi yang akan perencanaan tidak akan bisa mengerjakan
dilakukannya. Kegiatan konsultasi dan laporan kinerja organisasi perangkat daerah
koordinasi dengan atasan ini penting berkala yang diakibatkan oleh
sebagai langkah strategis untuk terlambatnya deadline penyampaian
memperdalam informasi sebagai laporan dari bidang-bidang ke sub
konsolidasi selanjutnya. bagian perencanaan. Keterlambatan
diindentifikasi karena mobilisasi
pemberkasan dengan menggunakan
manusia, pemberkasan dokumentasi
bersifat paper/kertas, human error dan
kompleksitas.
Membentuk team kolaborasi dari
berbagai unsur seperti kepala bidang
internal OPD sebagai koordinator dan
subbidang sebagai eksekutor bidang.
Gambar 2. Konsultasi Internal Peserta dengan Kepala bidang berfungsi memastikan
atasan. bahwa pelaporan dari subbidang-subbidang
lainnya berjalan sesuai dengan prosedur
Gambar 2 menunjukan diskusi antara yang telah disepakati. Eksekutor bertugas
peserta dengan kepala subbagian perencaan untuk menginput dan memastikan proses
sebagai langkah awal kegiatan aktualisasi, penginputan berjalan tepat waktu.
dalam dialog ini peserta telah menyiapkan
isu yang terjadi terkait dengan tugas dan Tindakan yang transformatif terhadap
fungsi, design portofolio strategi permasalahan menggunakan integrasi
pemecahan isu, jadwal dan waktu pelaksaan google drive, google calender, google,
dan stakeholders yang terlibat dalam google sheet, google contact.
kolaborasi.
Dengan adanya diskusi terjadi interaksi