Anda di halaman 1dari 183

RENCANA KERJA DAN

SYARAT-SYARAT (RKS)
DAFTAR ISI

I. PEKERJAAN STRUKTUR

PASAL 1 – PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PENGUKURAN


BAGIAN 1 – UMUM
1.1. DOKUMEN YANG BERHUBUNGAN .1
1.2. LINGKUP PEKERJAAN 1
1.3. PENYERAHAN DOKUMEN .1
1.4. PENYERAHAN PEKERJAAN 1
BAGIAN 2 – PRODUK -
2.1. PATOK DAN TANDA REFERENSI 2
2.2. JALAN KERJA SEMENTARA 2
BAGIAN 3 – PELAKSANAAN
3.1. PENGUKURAN 2
3.2. JALAN KERJA SEMENTARA 4
3.3. PAGAR BATAS SITE- 4
3.4. PEMBERSIHAN SITE .4
PASAL 2 – PEKERJAAN TANAH DAN GALIAN
BAGIAN 1 – UMUM
1.1 DOKUMEN YANG BERHUBUNGAN 5
1.2 LINGKUP PEKERJAAN 5
1.3 DEFINISI 5
1.4 PENYERAHAN DOKUMEN 6
1.5 PENGENDALIAN MUTU 7
1.6 KONDISI PROYEK- 7
BAGIAN 2 – PRODUK
2.1 UMUM- 8
2.2 ACCESSORIES - 9
BAGIAN 3 – PELAKSANAAN
3.1 PERSIAPAN 10
3.2 DEWATERING 10
3.3 PENGGALIAN 10
3.4 STABILITAS GALIAN 11
3.5 PENGGALIAN UNTUK STRUKTUR 11
3.6 PENGGALIAN UNTUK TROTOIR DAN PERKERASAN------------------------------------------- 12
3.7 PENGGALIAN UNTUK JALUR UTILITAS------------------------------------------------------------12
3.8 PERSETUJUAN SUBGRAGE 13
3.9 PENGGALIAN TANPA OTORISASI- ......................... 13

3.10 PENYIMPANAN MATERIAL TANAH-------------------------------------------------------------------13


3.11 URUGAN 14
3.12 PENGENDALIAN KADAR AIR 15
3.13 PEMADATAN 15
3.14 GRADING 16
3.15 LAPISAN BASE DAN SUBBASE 16
3.16 QUALITY CONTROL LAPANGAN 17
3.17 PROTEKSI 18
3.18 PEMBUANGAN MATERIAL LEBIH DAN TIDAK TERPAKAI---------------------------------18
PASAL 3 - TIANG PANCANG PRACETAK
BAGIAN 1 – UMUM
1.1. DOKUMEN YANG BERHUBUNGAN----------------------------------------------------------------19
1.2. LINGKUP PEKERJAAN- 19
1.3. PENGENDALIAN MUTU- 19
1 4. PENYERAHAN DOKUMEN 20
1 5. KONDISI LAPANGAN 21
1.5. PROTEKSI PEKERJAAN - 21
Bagian 2 – PRODUK
2.1. TIANG PANCANG---------------------------------------------------------------------------------- 22
BAGIAN 3 – PELAKSANAAN
3.1. PENGIRIMAN, PENYIMPANAN, PENGANGKATAN DAN PEMINDAHAN-------------------22
3.2. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN- 23
PASAL 3B - PEKERJAAN PONDASI BATUKALI

1. LINGKUP PEKERJAAN 29

2. PERSYARATAN BAHAN 29

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN 29
PASAL 4 – PEKERJAAN BETON COR DI TEMPAT
BAGIAN I – UMUM------------------------------------------------------------------------------------------------30
1.1. DOKUMEN YANG BERHUBUNGAN------------------------------------------------------------ 30
1 2. LINGKUP PEKERJAAN 30
1 3. PENYERAHAN DOKUMEN 30
1 4. PENGENDALIAN MUTU 31
BAGIAN 2 – PRODUK
2 1. BAHAN BEKISTING 32
2 2. BAHAN TULANGAN 33
2 3. BAHAN BETON 33
2 4. BAHAN YANG BERHUBUNGAN 34
2.5. ADUKAN RENCANA - 36
2 6. ADMIXTURE 37
2 7. MENGADUK BETON 37
BAGIAN 3 – PELAKSANAAN
3.1. UMUM----------------------------------------------------------------------------------------------------39
3.2. BEKISTING----------------------------------------------------------------------------------------------39
3.3. PEMASANGAN VAPOR RETARDER----------------------------------------------------------------41
3.4. PENGECORAN BETON 41
3.5. SAMBUNGAN (JOINT) ---------------------------------------------------------------------------------------------42
3.6. PEMASANGAN BAGIAN YANG TERTANAM---------------------------------------------------------43
3.7. PERSIAPAN PERMUKAAN BEKISTING-------------------------------------------------------------43
3.8. PERSIAPAN PENGECORAN BETON-----------------------------------------------------------------43
3 9. PENGECORAN BETON 44
3.10. FINISHING PERMUKAAN-----------------------------------------------------------------------------46
3.11. FINISHING PELAT MONOLIT 48
3. 12. BETON LAINNYA 48
3.13. PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN BETON-----------------------------------------------------48
3. 14. PENUNJANG DAN PENYANGGA 50
3.15. PEMBONGKARAN BEKISTING 51
3.16. PENGGUNAAN ULANG BEKISTING------------------------------------------------------------51
3.17. PERBAIKAN PERMUKAAN BETON------------------------------------------------------------------52
PASAL 5 – PEKERJAAN WATER PROOFING
BAGIAN 1 – UMUM

1.1. KETENTUAN UMUM 55

1.2. LINGKUP PEKERJAAN 55


1.3. REFERENCE 55
1.4. PENGIRIMAN (SUBMITTALS) 57
1.5. PERAWATAN, PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN---------------------------------------------57

1.6. GARANSI 57
BAGIAN 2 – BAHAN

2.1. BAHAN WATER PROOFING JENIS INTEGRAL----------------------------------------------57


2 2. SWELLABLE WATERSTOP 58
2.3 COATING WATERPROOFING 58
2.4. MEMBRANE WATERPROOFING- 58
2 5. LAM WATERPROOFING 59
2.6. PVC MEMBRANE WATERPROOFING------------------------------------------------------------59
BAGIAN 3 – PENERAPAN

3 1. INTEGRAL WATERPROOFING 59
3.2. SWELLABLE WATERSTOP- 60
3.3. COATING WATERPROOFING-----------------------------------------------------------------------60
3 4. MEMBRANE WATERPROOFING 61
3 5. LAM WATERPROOFING 62
3.6. PVC MEMBRANE WATERPROOFING--------------------------------------------------------------63
II. URAIAN DAN SYARAT PEKERJAAN
1 1. PENDAHULUAN 64
1.2. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN 65
1 3. RISALAH PENJELASAN 65
1.4. PROGRAM KERJA------------------------------------------------------------------------------66
1 5. TATA TERTIB PELAKSANAAN 67
1 6. PEKERJAAN PERSIAPAN 69
1 7. TENAGA AHLI 72
1.8. PEIL-PEIL DAN PEIL INDUK 74
1.9. PENGUKURAN SUDUT SIKU DAN GARIS LENGKUNG 74
1.10. BAHAN 75
1.11. FOTO-FOTO PELAKSANAAN 81

1.12. SYARAT-SYARAT PENYERAHAN PEKERJAAN-------------------------------------------------81


1 13. PEMBERSIHAN 82
1 14. TATA TERTIB LAPANGAN 82
1 15. KEAMANAN 82
1 16. NAIK TURUNNYA HARGA 83
1.17. PAJAK-PAJAK 84
1.18. ARBITRAGE - 85
III. SYARAT SYARAT ARSITEKTUR
1.1 LINGKUP PEKERJAAN 86
Pasal 1-2 SPESIFIKASI ARSITEKTUR
2.1.1. PEKERJAAN TANAH - 87
2.1.3. PEKERJAAN PASANGAN BATA. - 90
2.1.4. PEKERJAAN PLESTERAN---------------------------------------------------------------------- 93
2.2. PEKERJAAN PENYELESAIAN (FINISHING)
2.2.1. PEKERJAAN DINDING-----------------------------------------------------------------------------95
2.2.2. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFON)--------------------------------------------------------98
2.2.3. PEKERJAAN LANTAI 101
2.2.4. PEKERJAAN ATAP 103

2.2.5. PEKERJAAN WATERPROOFING BUKAN ATAP-----------------------------------------------104


2.2.6. PEKERJAAN KOSEN JENDELA & PINTU-------------------------------------------------- 105
2.2.7. PEKERJAAN ALAT PENGUNCI & PENGGANTUNG------------------------------------------110
2.2.8. PEKERJAAN SANITARY 112

2.2.9. PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING-------------------------------------------------------114


2.2.10. PEKERJAAN THERMAL INSULATION----------------------------------------------------- 117
2.2 11. PEKERJAAN TANGGA 120
2.2.12. PEKERJAAN SALURAN DRAINASE-----------------------------------------------------------121
IV. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING
Pasal 1 - PENDAHULUAN 123
Pasal 2 – SISTEM INSTALASI 125
Pasal 3 – PERSYARATAN UMUM MATERIAL 126
Pasal 4 - PERSYARATAN UMUM PEMASANGAN 127
Pasal 5 – SPESIFIKASI UMUM TESTING/ PENGUJIAN 129
Pasal 6 – PENYERAHAN, PEMELIHARAAN DAN JAMINAN 130
Pasal 7 – LINGKUP PEKERJAAN 133
Pasal 8 – SPESIFIKASI TEKNIK – BAHAN DAN PERALATAN 135

V. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI AC


Pasal 1 - PENDAHULUAN 147
Pasal 2 – SISTEM INSTALASI 150
Pasal 3 – PERSYARATAN UMUM MATERIAL 151
Pasal 4 - PERSYARATAN UMUM PEMASANGAN 152
Pasal 5 – SPESIFIKASI UMUM TESTING/ PENGUJIAN 154
Pasal 6 – PENYERAHAN, PEMELIHARAAN DAN JAMINAN 155
Pasal 7 – SISTEM 158
Pasal 8 – LINGKUP PEKERJAAN 159
Pasal 9 – SPESIFIKASI TEKNIK – BAHAN DAN PERALATAN 161
LEMBAR PENETAPAN
DOKUMEN PELELANGAN UMUM
Tanggal : 06 agustus 2022

Untuk Kegiatan :
PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA
DI LINGKUNGAN YAYASAN ABDI SABDA
Pekerjaan
PERENCANAAN PEMBANGUNAN

AULA DAN ASRAMA STT ABDI SABDA

Mengesahkan/Menetapkan :

dto
BAGIAN I
PEKERJAAN STRUKTUR

PASAL 1 – PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PENGUKURAN


BAGIAN 1 – UMUM
1.1. DOKUMEN YANG BERHUBUNGAN
A. Ketentuan Umum dalam Kontrak, termasuk Persyaratan
Umum dan Tambahan.
B. Gambar Rencana.
1.2. LINGKUP PEKERJAAN
A. Pengukuran site, pematokan, setting out as bangunan, posisi
bangunan dan garis batas bangunan.
B. Proteksi sementara pada batas lahan, struktur, patok dan
tugu pengukuran.
C. Pembersihan lapangan dan grubbing.
D. Relokasi pagar sementara dan pembangunan pagar sementara.
E. Persiapan jalan kerja sementara.
F. Proteksi kabel PLN, pipa air, telepon dan utilitas lainnya.
G. Pengendalian erosi, pengendapan lumpur dan debu.
H. Pembuangan sisa bahan, termasuk perijinannya.

1.3. PENYERAHAN DOKUMEN


A. Proposal teknis mengenai metode pengukuran dan gambar
kerja diserahkan ke Pengawas sebelum pengukuran.
B. Gambar pengukuran site, patok dan semua tanda letak dan
data koordinat serta elevasi patok ukur, diserahkan kepada
Pengawas setelah pengukuran.
C. Proposal pengaturan lapangan, termasuk layout pekerjaan,
jalan yang mungkin dan diijinkan untuk peralatan dan
material, dari dan ke proyek.

D. Laporan kalibrasi alat ukur optis dari biro yang berwenang


harus diserahkan kepada Pengawas sebelum mulai pekerjaan.

1.4. PENYERAHAN PEKERJAAN

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 1


A. Sumbu dan titik referensi di set pada lahan dan bereferensi
terhadap patok tetap, untuk menunjukkan as bangunan dan
elevasi, lengkap dengan sistem identifikasinya.
Kontraktor bertanggung jawab atas segala ketidak-sesuaian
pengukuran. Sumbu dan titik referensi harus dijaga/dipelihara
sampai penyerahan pertama pekerjaan.
B. Sistem pengendalian erosi, pengendapan lumpur dan debu
dipersiapkan oleh Kontraktor dan dipelihara sampai
penyerahan pekerjaan tanah.
BAGIAN 2 – PRODUK
2.1. PATOK DAN TANDA REFERENSI
A. Patok utama dibuat dari tugu beton dengan cukup dalam dan
stabil.
B. Sumbu referensi posisi bangunan dibuat dari kayu tahan cuaca.
C. Papan referensi elevasi dari kayu meranti.
D. Semua tanda permanen menggunakan cat warna terang dan
tahan cuaca.
2.2. JALAN KERJA SEMENTARA
A. Perkerasan jalan kerja menggunakan sirtu dan bahan lainnya
dengan gradasi yang baik.
BAGIAN 3 – PELAKSANAAN
3.1. PENGUKURAN
A. Garis sepadan bangunan dan patok resmi kota ditentukan
dengan kerjasama dengan pejabat yang berwenang, pada awal
pengukuran.
B. Datum utama dan sekunder.
1. Sebagai level referensi, patok yang ada di lapangan
digunakan sebagai referensi. Patok permanen dibuat dari
beton, dan diikat serta ditandai dengan teliti, dan dijaga
sampai akhir pelaksanaan pekerjaan pembangunan. Titik
referensi ini merupakan referensi semua pengukuran
level bangunan dan site.
2. Pengukuran titik dan level lainnya dikerjakan secara teliti
menggunakan alat water-level dan theodolite yang telah
dikalibrasi.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 2


3. Kontraktor harus memberitahu kepada Pengawas secara
tertulis setiap ketidaksesuaian antara gambar dan kondisi
site dan jika menemui keraguan atas patok referensi.
4. Kontraktor bertanggung-jawab atas semua hasil
pengukuran. Pengawasan yang dilakukan oleh Pengawas
resmi tidak melepaskan tanggung jawab Kontraktor.
C. Papan Referensi Elevasi
1. Papan referensi bangunan dibuat dari kayu dengan cukup
kestabilan dan fix pada posisinya.
2. Tanda referensi bangunan dibuat dari kayu dan sedikitnya
mempunyai lebar 150 mm dan tebal 20 mm.
3. Referensi elevasi bangunan sama dengan datum utama,
kecuali ditentukan lain.
4. Setelah selesai pemasangan referensi bangunan, Kontraktor
harus melaporkan kepada Pengawas untuk inspeksi dan
persetujuan.
5. Semua tanda yang menunjukkan as dan elevasi harus
dibuat dari cat terang dan tahan cuaca, menggunakan
simbol standard yang disetujui Pengawas.

D. Pengukuran Siku
Pengukuran siku harus menggunakan alat optik. Pengukuran
dengan menggunakan tali berdasarkan prinsip segitiga
phytagoras tidak diijinkan.
Prosedur dan metode pengukuran harus disetujui oleh Pengawas.

E. Pengukuran Site
1. Kontraktor harus memulai pekerjaan berpedoman pada as
utama dan as referensi seperti yang terlihat pada rencana
tapak dan bertanggung jawab penuh atas hasil pengukuran.
2. Kontraktor harus menyediakan material, alat dan tenaga
kerja, termasuk juru ukur yang berpengalaman, dan setiap
saat diperlukan harus siap mengadakan pengukuran ulang.
3. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melindungi dan
memelihara patok utama selama pekerjaan pembangunan.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 3


Kontraktor bertanggung jawab untuk memelihara patok
sekunder dilapangan dengan jumlah dan posisi sesuai
pengarahan Pengawas.
3.2. JALAN KERJA SEMENTARA
A. Kontraktor harus memeriksa keadaan lapangan yang ada untuk
menentukan jalan kerja yang memungkinkan dan diijinkan dalam
batas site dan sekelilingnya.
B. Jalan kerja sementara harus dipadatkan menggunakan
perkerasan sementara berupa batu pecah padat.
3.3. PAGAR BATAS SITE
A. Pagar batas yang ada di lapangan harus direlokasi sesuai batas
site yang baru, jika material tidak cukup harus disediakan
material tambahan baru.
B. Pagar harus dilengkapi dengan penyangga kayu setiap jarak kira-
kira 2,0 meter, dengan ketinggian 2,4 m dan penutup
menggunakan seng gelombang, dicat finish.

3.4. PEMBERSIHAN SITE


A. Kontraktor harus membersihkan site dan mengadakan
improvement sebelum pelaksanaan proyek, dan membuang
semua sisa material selama dan setelah pekerjaan.
B. Mengatur operasi pembersihan site untuk menjamin sedikit
mungkin bersentuhan dengan kepentingan jalan umum, trotoir
dan fasilitas yang digunakan lainnya tanpa ijin dari pihak yang
berwenang.
C. Menyediakan perlindungan yang diperlukan untuk mencegah
kerusakan disekeliling pekerjaan.
D. Site dibersihkan dari tanaman, sisa akar dan vegetasi lainnya,
kecuali dinyatakan untuk ditinggal.
E. Buang sisa bangunan untuk memungkinkan penggalian yang
direncanakan.
F. Singkirkan pipa bawah tanah dan kabel pada lokasi rencana
galian.
G. Angkut sisa material dan material tanah yang tidak sesuai untuk
pekerjaan tanah.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 4


H. Selama pekerjaan, Kontraktor harus memelihara kebersihan site
dan mengatur penimbunan tanah, bahan, alat, untuk
memungkinkan kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
I. Setelah pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus membersihkan
site dari sisa material dan melakukan demobilisasi peralatan dari
site proyek. Pekerjaan pembersihan harus disetujui Pengawas
sebelum penyerahan pekerjaan.

PASAL 2 – PEKERJAAN TANAH DAN GALIAN


BAGIAN 1 – UMUM
1.1 DOKUMEN YANG BERHUBUNGAN
A. Ketentuan Umum dalam Kontrak, termasuk Persyaratan Umum
dan Tambahan berlaku untuk pasal ini.
B. Gambar Rencana.
C. Laporan Penyelidikan Tanah.

1.2 LINGKUP PEKERJAAN


Pasal ini mencakup lingkup sebagai berikut :

A. Penggalian dan pengurugan untuk bangunan dan struktur.


B. Persiapan dan grading subgrade, subbase, dan base course untuk
jalan orang, perkerasan, dan jalan kerja.
C. Sistem drainage sementara dalam batas tapak bangunan.

1.3 DEFINISI
A. Penggalian terdiri dari pemindahan material dihitung sampai
elevasi subgrade, dan memindahkan material yang akan dipakai
kembali ataupun dibuang.
B. Subgrade : Permukaan yang paling atas dari suatu galian atau
permukaan teratas suatu urugan atau urugan kembali yang
langsung dibawah subbase, urugan drainage, atau material
topsoil.
C. Borrow : Material tanah yang diperoleh dari luar site, jika
material tanah yang sesuai dan disetujui tidak cukup tersedia
dari galian.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 5


D. Subbase Layer : Lapisan yang terletak antara subgrade dan
lapisan base dalam sistem perkerasan, atau lapisan yang terletak

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 6


antara subgrade dan lapisan permukaan suatu perkerasan
atau jalan orang.
E. Base Course : Lapisan yang terletak diatas subbase dan
dibawah lapisan permukaan pavement dalam suatu sistem
perkerasan.
F. Urugan Drainage : Lapisan dari bahan butiran yang dicuci,
menyangga slab-on-grade, yang dipasang untuk memotong
aliran kapilaritas keatas air pori.
G. Galian tanpa otorisasi berupa memindahkan material diluar
elevasi subgrade atau dimensi yang dinyatakan tanpa petunjuk
Pengawas. Galian tanpa otorisasi, sebagaimana pekerjaan
perbaikan yang diperintahkan oleh Pengawas, biayanya harus
ditanggung Kontraktor.
H. Struktur : Bangunan, pondasi, dinding penahan tanah, pelat,
tangki, kanstin, bagian mekanikal & elektrikal, atau benda
tetap lainnya buatan manusia yang dibangun diatas atau
dibawah permukaan tanah.

I. Utilitas, termasuk pipa bawah tanah, konduit, duct, dan


kabel, maupun jaringan bawah tanah dalam batas tapak
bangunan.

1.4 PENYERAHAN DOKUMEN


A. Umum : Serahkan hal-hal berikut sesuai persyaratan Kontrak.
B. Proposal teknis pekerjaan tanah terdiri dari pentahapan
pekerjaan tanah, method statement, daftar peralatan berat dan
dumptruck, analisa kebutuhan peralatan berat (analisa
kuantitas).
1. Laporan test : Sebagai tambahan terhadap laporan test
yang disyaratkan untuk quality control.
2. Analisa laboratorium untuk setiap jenis material tanah
yang diusulkan untuk urugan dan urugan kembali yang
berasal dari site ataupun sumber borrow.
3. Sebuah grafik kadar air optimum – kepadatan maksimum
untuk setiap jenis material tanah.
4. Laporan unconfined compressive strength yang
sebenarnya dan / atau hasil bearing test untuk setiap
lapisan tanah yang ditest.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 7


C. Foto struktur dan bangunan existing yang berdekatan.
1.5 PENGENDALIAN MUTU
A. Pedoman dan Standard : Lakukan pekerjaan tanah sesuai
dengan persyaratan instansi yang berwenang.
B. Jasa testing dan pemeriksaan : Pemberi Tugas akan
menugaskan agen testing geoteknik independen yang qualified
untuk mengklasifikasikan tanah yang berasal dari site dan
borrow yang diusulkan, untuk memeriksa apakah tanah sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan dan untuk melakukan
test lapangan dan test laboratorium.
C. Compaction test lapangan, satu untuk setiap area spesifik
tertentu.
1.6 KONDISI PROYEK
A. Periksa kondisi lapangan untuk memperkirakan jumlah
pekerjaan tanah. Data keadaan permukaan dan bawah
permukaan disediakan untuk kemudahan. Pemberi Tugas
tidak bertanggung jawab atas interpretasi dan kesimpulan
berdasarkan data tersebut oleh Kontraktor.
B. Utilitas yang ada : Jangan memutus utilitas yang ada, yang
melayani fasilitas yang masih digunakan oleh Pemberi Tugas
atau lainnya, kecuali jika ada ijin tertulis dari Pengawas, dan
hanya setelah jaringan utilitas sementara yang disetujui
selesai diadakan.
C. Bongkar dan singkirkan dari site jaringan utilitas bawah tanah
yang ada, yang dinyatakan untuk dibongkar. Koordinasi
dengan perusahaan utilitas untuk menutup jaringan jika jalur
masih aktif.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 8


BAGIAN 2 – PRODUK
2.1 UMUM
A. Gunakan material tanah borrow yang disetujui dari luar site, jika
material tanah yang disetujui tidak cukup tersedia di site.
B. Material tanah yang baik : ASTM D 2487 klasifikasi tanah
kelompok GW, GP, GM, SP, dan SM, bebas batu atau kerikil
yang

lebih besar dari 50 mm dalam semua dimensi, puing, sampah,


material beku, tanaman, dan bahan yang merugikan.
C. Material tanah yang tidak baik : ASTM D 2487 klasifikasi tanah
kelompok GC, SC, ML, MH, CL, CH, OL, OH, dan PT.

Material urugan : secara umum material tanah yang baik lebih


besar dari 50 mm dalam semua dimensi, puing, sampah, material
beku, tanaman, dan bahan yang merugikan.
D. Material tanah yang tidak baik : ASTM D 2487 klasifikasi tanah
kelompok GC, SC, ML, MH, CL, CH, OL, OH, dan PT.
E. Material urugan : secara umum material tanah yang baik.
F. Bahan subbase dan base : Campuran bergradasi asli atau buatan
dari koral atau batu pecah (split), ASTM D 2940, dengan
sedikitnya 95 persen lolos pada suatu saringan 1 – ½ inch dan
tidak lebih dari 8 persen melewati suatu saringan No. 200.
G. Urugan yang direncanakan secara teknis : Material Subbase dan
Base.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 9


H. Material dasar (bedding) : Material subbase dan base dengan
100% melewati suatu saringan 1-inch dan tidak lebih dari 8
persen melewati suatu saringan No. 200.
I. Urugan drainage : Campuran batu pecah, atau kerikil pecah
ataupun bulat, yang bergradasi, ASTM D 448, agregat kasar
dengan gradasi ukuran 57, dengan 100% melewati saringan 1 – ½
inch dan tidak lebih dari 5 persen melewati saringan No. 8.
J. Material saringan : Campuran kerikil asli ataupun pecah dan batu
pecah, yang bergradasi baik, dengan 100% melewati suatu
saringan 1 – ½ inch, dan 0 sampai 5 persen melewati saringan
No, 8.
K. Urugan impervious : Campuran kerikil berlumpur dan pasir yang
mampu dipadatkan sampai suatu keadaan padat.

2.2 ACCESSORIES
A. Kain filter (filter fabric) : Kain geotextile nonvoven polypropylene,
nylon atau serat polyester, atau kombinasinya, sesuai standard
pabrik.
Gunakan kain filter yang sesuai atau melebihi sifat fisik minimum
menurut daftar yang ditentukan dibawah sesuai ASTM D 4759
dan metode test standard dengan referensi dalam tanda kurung :
a. Grab tensile strength (ASTM D 4632) : 50 kg.
b. Apparent Opening Size (ASTM D 4751) : # 100 Saringan
US Standard.

c. Permeabilitas (ASTM D 4491) : 600 liter per menit per


m2.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 10


BAGIAN 3 – PELAKSANAAN
3.1 PERSIAPAN
A. Lindungi struktur, utilitas, trotoir, perkerasan, dan fasilitas lain
dari kerusakan, yang disebabkan oleh penurunan, gerakan
lateral, galian lubang, dan bahaya lainnya yang disebabkan oleh
pekerjaan tanah.
B. Gunakan pengendali erosi untuk mencegah erosi atau
perpindahan tanah dan aliran air yang membawa tanah atau
aliran udara yang membawa debu, ke wilayah berdekatan.
C. Setting out dan pengukuran merupakan tanggung jawab
Kontraktor. Level site dan kontur dianggap sebagai bereferensi
pada patok utama. Catat secara tertulis untuk setiap ketidak-
sesuaian atau keraguan atas akurasi patok, sebelum mulai
pekerjaan tanah. Klaim atas ketidak-sesuaian pengukuran tidak
akan diperhatikan.

3.2 DEWATERING
A. Cegah air permukaan dan air bawah permukaan atau air tanah
memasuki galian, dari genangan diatas subgrade dan dari banjir
di site proyek dan daerah sekelilingnya.
B. Lindungi subgrade dan tanah pondasi dari pelunakan dan
kerusakan akibat hujan atau akumulasi air.

3.3 PENGGALIAN
A. Bahan peledak : jangan gunakan bahan peledak.
B. Galian yang tidak diklasifikasikan : Galian tidak diklasifikasikan
dan termasuk penggalian sampai elevasi subgrade yang
dikehendaki, tanpa melihat sifat material dan hambatan yang
dihadapi.
C. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggalian, sesuai
dengan ketentuan instansi yang berwenang.
D. Hambatan selama penggalian :

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 11


1. Semua pohon, semak, tumbuh-tumbuhan, bangunan,
utilitas yang tidak terpakai, dan hambatan lainnya harus
dibuang keluar atas biaya Kontraktor.
2. Utilitas yang terpakai harus dilindungi dan dijaga dalam
keadaan baik.
3. Beritahu Pengawas secara tertulis jika menemukan
hambatan tertentu.

3.4 STABILITAS GALIAN


A. Ikuti peraturan (code), kebiasaan, dan persyaratan instansi yang
berwenang setempat untuk mempertahankan penggalian yang
stabil.
B. Stabilitas permukaan tanah selama penggalian harus menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Sistem penahan tanah harus dibuat
jika diperlukan.
C. Kontraktor harus membangun dan memelihara semua tebing dan
penggalian yang termasuk dalam kontrak, memperbaiki semua
kelongsoran selama masa kontrak dan masa pemeliharaan.
D. Semua permukaan tanah bertalud harus dilindungi.

3.5 PENGGALIAN UNTUK STRUKTUR


A. Gali sampai elevasi dan dimensi yang dinyatakan dalam suatu
toleransi plus atau minus 30 mm. Perluas galian sampai suatu
jarak yang memadai dari struktur untuk memasang dan
membongkar bekisting beton, memasang jaringan utilitas dan
konstruksi lainnya, dan untuk pengawasan.
1. Pondasi Tiang : hentikan penggalian antara 150 dan 300
mm diatas dasar pondasi sebelum tiang terpancang. Setelah
tiang terpancang, buang tanah yang lunak dan terlepas. Gali
sampai level akhir, buat dasar yang solid untuk menerima
pile cap beton.
2. Galian untuk Tangki Bawah Tanah, Bak dan Pit Mekanikal
Elektrikal : gali sampai elevasi dan dimensi yang ditentukan
dalam batas toleransi plus minus 30 mm. Jangan

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page


11
menganggu dasar galian untuk dudukan.

3.6 PENGGALIAN UNTUK TROTOIR DAN PERKERASAN

Gali permukaan dibawah trotoir dan perkerasan sesuai penampang


melintang, elevasi dan kemiringan yang ditentukan.

3.7 PENGGALIAN UNTUK JALUR UTILITAS


A. Gali trench sampai kemiringan, as, kedalaman dan elevasi dasar
yang ditentukan.
B. Gali trench dengan lebar yang sama dan memberikan suatu jarak
bebas yang cukup pada masing-masing sisi pipa dan konduit.
Gali dinding trench secara vertikal dari dasar trench sampai 300
mm lebih tinggi dari puncak pipa atau konduit, kecuali
ditentukan lain.
1. Jarak bebas : 300 mm pada masing-masing sisi pipa atau
konduit.
2. Jarak bebas : seperti ditentukan.

C. Dasar trench : Gali dan bentuk dasar trench supaya memberikan


dukungan atau tumpuan pipa dan konduit yang merata. Bentuk
subgrade supaya memberikan tumpuan yang menerus untuk bell,
sambungan, dan barrel pipa dan untuk sambungan, fitting, dan
badan konduit. Singkirkan batu dan benda tajam untuk
menghindari beban terpusat.
1. Untuk pipa atau konduit dengan diameter nominal kurang
dari 150 mm dan dasar datar, unit konduit duct ganda, gali
dengan tangan dasar trench dan sangga pipa dan konduit
diatas suatu subgrade yang tidak terganggu.

2. Untuk pipa atau konduit dengan diameter nominal 150 mm


atau lebih besar, bentuk dasar trench untuk menyangga
dasar 90 derajat dari keliling pipa. Isi legokan dengan
timbunan pasir yang dipadatkan.

3. Jika terdapat cadas atau permukaan penyangga yang keras,


gali trench 150 mm dibawah elevasi dasar untuk menerima
Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 12
lapisan dasar.

3.8 PERSETUJUAN SUBGRAGE


A. Beritahu Pengawas jika penggalian sudah mencapai subgrade
yang dikehendaki.

B. Jika Pengawas menentukan bahwa terdapat tanah yang kurang


baik yang tak terduga, lanjutkan penggalian dan ganti dengan
urugan kembali yang dipadatkan atau urug material seperti yang
diperintahkan.
C. Bentuk kembali subgrade yang rusak akibat hujan, akumulasi
air, atau kegiatan konstruksi, seperti yang diperintahkan oleh
Pengawas.

3.9 PENGGALIAN TANPA OTORISASI


A. Urug galian tanpa otorisasi dibawah pondasi atau dasar dinding
dengan cara memperdalam elevasi dasar pondasi beton yang
ditentukan sampai dasar galian, tanpa mengubah elevasi puncak
yang disyaratkan. Urugan beton tumbuk boleh digunakan untuk
mempertinggi elevasi sampai posisi yang memadai jika disetujui
oleh Pengawas.
B. Jika lebar trench utilitas melebihi apa yang ditentukan, gunakan
pipa penguat atau prosedur pemasangan khusus, seperti
disyaratkan oleh Pengawas.

3.10 PENYIMPANAN MATERIAL TANAH


A. Timbunan material galian yang disetujui untuk pengurugan
kembali dan material tanah urug, termasuk material borrow yang
disetujui. Timbun material tanah tanpa saling mencampur.
Tempatkan, ratakan dan bentuk timbunan untuk mengalirkan air
permukaan. Tutupi tanah untuk mencegah abu akibat tiupan
angin.
B. Timbunan material tanah jauh dari tepi galian. Jangan simpan
dalam batas tetesan hujan dari pohon yang tersisa.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page


13
3.11 URUGAN
A. Persiapan : buang tumbuh-tumbuhan, topsoil, puing, material
tanah basah dan material tanah yang kurang baik, hambatan,
dan material lepas dari permukaan tanah sebelum menempatkan
urugan.
B. Jika subgrade atau permukaan tanah yang ada yang akan
menerima urugan mempunyai kepadatan kurang dari yang
disyaratkan untuk urugan, kupas permukaan tanah sampai
kedalaman yang diperlukan, gemburkan, lembabkan atau
keringkan tanah dan padatkan kembali sampai kepadatan yang
disyaratkan.
Bajak atau kupas permukaan miring yang lebih curam dari 1
vertikal banding 4 horizontal sehingga material urugan akan
melekat dengan permukaan yang ada.

C. Tempatkan material urugan dalam lapisan-lapisan sampai elevasi


yang disyaratkan untuk setiap lokasi menurut daftar dibawah ini.
1. Dibawah rumput, gunakan bekas galian yang baik atau
material tanah borrow.
2. Dibawah trotoir dan perkerasan, gunakan material subbase
dan base, atau bekas galian yang baik atau material tanah
borrow.
3. Dibawah tangga dan ramp, gunakan material subbase.
4. Dibawah pelat bangunan dan pondasi, gunakan urugan
yang direncanakan secara teknis.
5. Dibawah elevasi dasar pile cap, gunakan tanah merah yang
dipadatkan lapis per lapis. Ketebalan masing-masing lapis
adalah 20 cm. Gunakan mini roller untuk urugan diantara
kelompok tiang (pile cap), gunakan stamper untuk urugan
antar tiang dalam pile cap.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 14


3.12 PENGENDALIAN KADAR AIR
Secara merata lembabkan atau keringkan subgrade dan setiap urugan
berikutnya atau lapisan pengurugan kembali sebelum pemadatan
sampai dalam batas 2 persen dari kadar air optimum.
1. Jangan menempatkan material urugan kembali atau urugan
diatas permukaan yang berlumpur.
2. Buang dan ganti, atau garuk dan kering-udarakan material tanah
yang baik yang terlalu basah untuk dipadatkan sampai
kepadatan yang disyaratkan.
3. Timbun atau sebar dan keringkan material tanah yang baik tetapi
disingkirkan karena basah.

3.13 PEMADATAN

A. Tempatkan material urugan kembali dan urugan dalam lapisan-


lapisan tidak lebih dari ketebalan longgar 200 mm untuk material
yang dipadatkan dengan alat berat, dan tidak lebih dari ketebalan
longgar 100 mm untuk material yang dipadatkan dengan tamper
yang dioperasikan dengan tangan.
B. Tempatkan material urugan kembali dan urugan bahkan pada
semua sisi struktur sampai elevasi yang disyaratkan. Tempatkan
urugan kembali dan urugan secara merata sepanjang galian dan
penuh setiap sisi struktur.

C. Persyaratan Persentase terhadap kepadatan kering maksimum :


padatkan tanah sampai tidak kurang dari persentase terhadap
kepadatan kering maksimum berikut ini sesuai ASTM D 1557 :
1. Di bawah struktur, pelat bangunan, tangga dan perkerasan,
padatkan 300 mm teratas dibawah subgrade dan setiap
lapisan material urugan kembali dan urugan pada 95 persen
kepadatan kering maksimum.
2. Dibawah trotoir, padatkan 150 mm teratas dibawah
subgrade dan setiap lapisan material urugan kembali dan
urugan pada 95 persen kepadatan kering maksimum.
3. Dibawah lapangan dan area yang tidak diperkeras, padatkan

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page


15
150 mm teratas dibawah subgrade dan setiap lapisan
material urugan kembali dan urugan pada 90 persen
kepadatan kering masimum.
3.14 GRADING
A. Umum : secara merata, ratakan bidang sampai suatu permukaan
yang halus, bebas dari peralihan permukaan yang tidak
beraturan. Sesuaikan dengan persyaratan pemadatan dan
ratakan penampang melintang, as dan elevasi yang ditentukan.
1. Buat suatu peralihan yang halus antara permukaan asli
yang berdekatan dengan permukaan yang baru.
2. Buang bagian yang lemah, urug bagian yang rendah, dan
potong bagian yang tinggi supaya sesuai dengan toleransi
permukaan yang disyaratkan.
B. Site grading ; miringkan permukaan supaya dapat mengalirkan
air keluar dari bangunan dan mencegah genangan. Selesaikan

subgrade sampai elevasi yang disyaratkan dalam batas toleransi berikut


ini.
1. Lapangan atau area tanpa perkerasan : plus atau minus 30
mm.
2. Trotoir : plus atau minus 30 mm.
3. Perkerasan : plus atau minus 12,5 mm.
C. Grading didalam garis batas bangunan : selesaikan subgrade
sampai suatu toleransi 12,5 mm jika diuji dengan mistar 3 meter.
3.15 LAPISAN BASE DAN SUBBASE
A. Dibawah perkerasan dan jalan orang, tempatkan material lapisan
subbase diatas subgrade yang dipersiapkan. Tempatkan material
lapisan base diatas subbase sampai perkerasan.
1. Padatkan lapisan subbase dan base pada kadar air optimum
sampai permukaan, as, penampang melintang dan tebal
yang disyaratkan sampai tidak kurang dari 95 persen
terhadap kepadatan relatif ASTM D 4254.
2. Bentuk subbase dan base sampai elevasi puncak dan
kerataan permukaan melintang yang disyaratkan.
3. Jika tebal padat lapisan subbase dan base 150 mm atau
kurang, tempatkan material dalam lapisan tunggal.
Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 16
4. Jika tebal padat lapisan subbase dan base melebihi 150 mm,
tempatkan material dalam lapisan yang sama, dengan tidak
ada lapisan yang melebihi tebal 150 mm atau kurang dari 75
mm jika dipadatkan.
B. Bahu perkerasan : tempatkan bahu sepanjang tepi lapisan
subbase dan base untuk mencegah pergerakan lateral. Bangun
bahu sedikitnya dengan lebar 300 mm menggunakan material
tanah yang disetujui dan padatkan secara bersamaan dengan
masing-masing lapisan subbase dan base.
C. Bahu perkerasan : tempatkan bahu sepanjang tepi lapisan
subbase dan base untuk mencegah pergerakan lateral. Bangun
bahu sedikitnya dengan lebar 300 mm menggunakan material
tanah yang disetujui dan padatkan secara bersamaan dengan
masing-masing lapisan subbase dan base.

3.16 QUALITY CONTROL LAPANGAN


A. Jasa agen testing : agen testing memeriksa dan melakukan test
setiap subgrade dan setiap lapisan urugan dan urugan kembali.
Jangan lanjutkan pekerjaan sampai hasil test untuk pekerjaan
yang diselesaikan terlebih dahulu dinyatakan sesuai dengan
persyaratan.

1. Lakukan test kepadatan lapangan sesuai dengan ASTM D


1556 (metode sand cone atau CBR), berdasarkan
penerapan yang sesuai. Nilai CBR untuk
jalan/parkir/trotoar dapat dilihat pada gambar Detail
Sarana Luar.
2. Subgrade pondasi : pada subgrade pondasi, lakukan
sedikitnya satu test untuk setiap lapisan tanah untuk
memeriksa daya dukung rencana. Pemeriksaan dan
persetujuan berikutnya untuk subgrade pondasi yang lain
boleh didasarkan atas perbandingan visual pada setiap
subgrade dengan lapisan yang ditest jika disetujui oleh
Pengawas.
3. Area perkerasan dan pelat bangunan : pada subgrade dan

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page


17
pada setiap lapisan urugan dan urugan kembali padat,
lakukan sedikitnya satu test kepadatan lapangan untuk
setiap 200 m2 atau kurang luas perkerasan atau pelat
bangunan, tetapi dalam segala hal tidak kurang dari tiga
test.
B. Jika agen testing melaporkan bahwa subgrade, urugan atau
urugan kembali berada dibawah kepadatan yang disyaratkan,
garuk dan lembabkan atau keringkan, atau buang dan ganti
tanah sampai kedalaman yang diperlukan, padatkan kembali dan
test ulang sampai kepadatan yang disyaratkan diperoleh.

3.17 PROTEKSI
A. Area permukaan yang dilindungi : lindungi area permukaan yang
baru terhadap lalu lintas dan erosi. Jaga tetap bebas dari sampah
dan runtuhan.
B. Perbaiki dan bentuk kembali permukaan sampai toleransi yang
disyaratkan jika permukaan yang telah diselesaikan atau
diselesaikan sebagian menjadi tergerus, berbekas roda, turun
atau kehilangan kepadatan akibat operasi konstruksi berikutnya
atau kondisi cuaca.
Garuk atau buang dan ganti material sampai kedalaman yang
diperintahkan oleh Pengawas, bentuk kembali dan padatkan

kembali pada kadar air optimum sampai kepadatan yang


disyaratkan.
C. Penurunan : jika terjadi penurunan selama masa pembangunan
proyek, singkirkan permukaan akhir, urug kembali dengan
material yang disetujui, padatkan, dan bangun kembali
permukaan.
Perbaiki penampilan, mutu, dan keadaan permukaan akhir
supaya sesuai dengan pekerjaan yang berdekatan, dan hilangkan
bekas perbaikan dengan memperbaiki seluas mungkin.

3.18 PEMBUANGAN MATERIAL LEBIH DAN TIDAK TERPAKAI


A. Pembuangan : angkut kelebihan tanah yang baik ke tempat
penyimpanan yang ditentukan diatas tanah milik Pemberi Tugas.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 18


Timbun atau sebar tanah sesuai perintah Pengawas.
B. Buang material yang tidak terpakai, termasuk tanah yang tidak
baik, sampah, dan puing, dan buang ketempat legal diluar tanah
milik Pemberi Tugas.

PASAL 3 - TIANG PANCANG PRACETAK


BAGIAN 1 – UMUM
1.1. DOKUMEN YANG BERHUBUNGAN
A. Ketentuan Umum dalam Kontrak, termasuk Persyaratan Umum
dan Tambahan
B. Gambar kerja
C. Laporan penyelidikan Tanah, sebagai bagian dokumen
pelaksanaan.
1.2. LINGKUP PEKERJAAN
A. Lingkup pekerjaan meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja,
peralatan, dan melaksanakan semua operasi yang berhubungan
dengan fabrikasi dan pemasangan pondasi tiang pancang, dengan
ketelitian yang tinggi dan mengikuti persyaratan Kontrak secara
ketat.
B. Jenis tiang pancang mencakup sebagai berikut:
1. Tiang pancang Beton Pracetak persegi.
2. Jenis tiang lainnya sebagai alternatif jika diusulkan, harus dinyatakan
dalam proposal tender, sebagai contoh adalah tiang Beton pracetak
pratekan spun.
C. Semua biaya test baja tulangan, test beton dan test pembebanan
tiang pancang merupakan tanggung jawab kontraktor.

1.3. PENGENDALIAN MUTU


• Pekerjaan pondasi tiang pancang beton mensyaratkan tingkat
ketelitian, ketepatan, dan kecakapan yang tinggi. Kontraktor harus
mempunyai pengertian yang mendalam mengenai semua aspek
pekerjaan, dan pengalaman serta ketrampilan pekerja/supervisor.
• Kontraktor wajib memahami dan mengikuti semua persyaratan yang
dinyatakan dalam Spesifikasi Teknis, untuk menjaga standard kualitas
yang ditentukan.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page


19
• Produksi tiang beton precast pada suatu fabricating plant yang
terutama mengkhususkan diri dalam produksi unit serupa, kecuali
fabrikasi di plant atau pengangkutan ke Proyek dianggap tidak praktis.
• Labeling pengecoran/ fabrikasi beton precast tiang pancang untuk
mengetahui umur beton layak untuk digunakan.

1.4 . PENYERAHAN DOKUMEN


A. Umum : Serahkan yang berikut ini sesuai dengan persyaratan
Kontrak dan Ketentuan Umum.
B. Data produk yang digunakan dalam pekerjaan pemancangan,
termasuk tiang.
C. Daftar peralatan, metode pelaksanaan (fabrikasi, pengangkatan,
pengangkutan, pemancangan, testing) dan pentahapan
pelaksanaan, harus diserahkan kepada Pengawas sebelum
pelaksanaan pekerjaan.
D. Rencana dan prosedur pengendalian mutu, lengkap dengan form
standard, diserahkan sebelum pelaksanaan pekerjaan, termasuk
untuk test beban.
E. Hasil pemancangan tiang indikator sesuai yang tercantum dalam
gambar, lengkap dengan denah, posisi tiang, dan kedalaman
penetrasi.

F. Catatan pemancangan tiang (pile driving record) dalam 1 hari


pemancangan, harus diserahkan dalam 24 jam setelah
pemancangan.
G. Serahkan catatan pemancangan yang telah dirangkum dan
disahkan oleh professional engineer yang terdaftar.
H. As-built drawing pekerjaan tiang harus diserahkan kepada
Pengawas setelah pekerjaan pemancangan tiang.
I. Laporan Test PDA, dan hal lain yang berkaitan.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 20


1.5. KONDISI LAPANGAN
J. Untuk keperluan tender, kontraktor harus memeriksa keadaan site
dan tanah bawah permukaan untuk memperkirakan biaya dan
waktu yang diperlukan untuk pekerjaan.
K. Data atas keadaan bawah permukaan yang diberikan, tidak
dimaksudkan sebagai mewakili atau menjamin kontinuitas keadaan
yang demikian. Bagaimanapun Pemberi Tugas tidak akan
bertanggung jawab atas interpretasi dan kesimpulan yang diambil
berdasarkan data tersebut oleh Kontraktor. Data disediakan untuk
kemudahan Kontraktor.
L. Kontraktor harus:
- memeriksa lokasi dan keadaan tanah bawah permukaan yang
sebenarnya sebelum fabrikasi.
- menggunakan indicator pile pada tahap awal untuk menentukan
panjang tiang yang tepat,
- menyatakan panjang tiang diatas gambar denah.
- Koordinasi jadwal fabrikasi dengan kemajuan pekerjaan untuk
menghindari keterlambatan pekerjaan.

M. Kontraktor harus memeriksa kembali posisi bangunan dan patok.


Yakinkan bahwa bangunan berada pada posisi yang benar dan
sesuai dengan batas site sebelum pekerjaan pemancangan mulai.
1.6. PROTEKSI PEKERJAAN
• Kontraktor harus bertanggung jawab penuh untuk semua
kerusakan pada bangunan yang berdekatan yang disebabkan
oleh getaran selama pemancangan tiang beton pratekan.
Kerusakan harus diperbaiki atas beban biaya Kontraktor.
• Lindungi struktur, utilitas bawah tanah, dan konstruksi
lainnya dari kerusakan yang disebabkan operasi
pemancangan.

• Atur urutan pekerjaan dan pekerjaan lainnya (penggalian,


shoring system, dll) untuk menghindari kelongsoran.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page


21
• Segala klaim terhadap suara dan gangguan terhadap kegiatan

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 22


Bagian 2 – PRODUK
2.1. TIANG PANCANG
A. Jenis tiang yang digunakan:
1. Jenis Tiang : Tiang Beton pracetak persegi
2. Mutu Beton : 45 MPa
3. Ukuran Tiang : 35 cm x 35 cm
4. Panjang Tiang : 20.00 m
5. Pembesian Tiang : strand 4 Ø 3/8”
6. Spiral : Ø 10 mm - 50 mm/100 mm/150 mm (U-24)

7. Cara Penyambungan Tiang : Sambungan pelat baja 6 mm dilas


8. Sambungan Tiang : Lihat detail tiang
9. Beban Rencana Daya dukung Izin Tiang : Tekan : 90 ton,
10. Max. Beban Jacking : 180 ton (200% x beban rencana)

11. Peralatan Jacking : Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) atau Jack

in Pile, yaitu teknologi pemancangan yang ramah lingkungan.


B. Jika jenis tiang pancang lainnya akan digunakan, maka harus
diusulkan selama tender, dilengkapi dengan proposal teknis.
Ukuran dan kekuatan tiang harus ekivalen dengan design aslinya,
dan memberikan daya dukung yang sama.
C. Setiap tiang harus mempunyai sedikitnya satu test silinder.
Hasilnya harus dilaporkan kepada Pengawas.
D. Preboring: Continuous flying auger (atau peralatan lain yang
disetujui).
Preboring dilakukan sampai menembus lensa lapisan keras, tipis,
atau harus ditentukan menurut kebutuhan sesuai data lapisan
tanah.
E. Kontraktor wajib menyiapkan dolly jika diperlukan.
BAGIAN 3 – PELAKSANAAN
3.1. PENGIRIMAN, PENYIMPANAN, PENGANGKATAN DAN PEMINDAHAN
A. Kecuali untuk tiang yang akan digunakan bagi keperluan test,
maka bahan yang dipesan atau dikirim ke site Proyek sebelum

Aula dan Asrama STT Abdi Sabda Page 23


verifikasi atas panjang tiang yang diasumsikan, akan menjadi risiko
Kontraktor.
B. Setelah panjang tiang diverifikasi oleh Konsultan Pengawas, kirim
tiang-tiang ke site Proyek dalam suatu jumlah dan suatu jangka
waktu untuk menjamin kontinuitas operasi pemancangan tiang dan
sesuai jadwal proyek.
C. Setiap tiang harus dengan jelas ditandai untuk menunjukkan
nomor, tanggal pengecoran dan titik angkat seperti dinyatakan
dalam gambar. Sebelum pemancangan setiap tiang harus ditandai
dengan nomernya, panjang keseluruhan, dan pada interval 0,5
meter, dengan panjang kumulatif diukur dari nol pada ujung tiang.
D. Pengangkatan/pemindahan: Tiang harus diangkat dengan hati-hati
untuk menghindari retak atau kerusakan lain. Tiang boleh diangkat
setelah kekuatan beton mencapai kekuatan tekan yang disyaratkan.
Sesuai dengan spesifikasi dari pabrik
E. Simpan tiang diatas tanah yang rata.

3.2. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


A. Sebelum permulaan pemancangan tiang, Kontraktor harus sudah
melengkapi set out posisi tiang pada site, dan dalam hal beberapa
tiang sudah berada di site Kontraktor juga harus melaporkan lokasi
tiang dengan tepat secara tertulis kepada Pengawas/Perencana.
B. Masalah Gangguan. Kontraktor wajib mengantisipasi segala
gangguan yang terjadi seperti kebisingan dan getaran pada saat
penjackingan. Untuk itu Kontraktor wajib untuk mengadakan
pendekatan dengan lingkungan sekitar proyek sebelum pekerjaan
dilakukan, agar selama penjackingan tidak timbul masalah non
teknis yang mengakibatkan kegiatan penjackingan terganggu.
Semua hambatan yang timbul akibat hal ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
C. Peralatan Jacking. Semua peralatan yang berhubungan dengan
pekerjaan instalasi tiang, harus dalam kondisi "baik" dan memadai
untuk pekerjaan penjackingan. Bila ada persyaratan khusus dalam
pengadaan peralatan penjackingan (piling-plant) maka harus
dijelaskan pada waktu pelelangan. Persyaratan-persyaratan harus
dibuat secara khusus/spesifik dan tidak secara umum, karena

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 24


pihak Kontraktor dianggap sudah mengerti mengenai pelaksanaan,
pengadaan dan pemindahan peralatannya.
D. Sebelum pelaksanaan pemancangan kontraktor wajib
mendokumentasikan keadaan eksisting untuk mendeteksi adanya
kerusakan akibat pemancangan.
E. Urutan penjackingan. Kontraktor harus menyerahkan perincian dari
usulan urutan penjackingan untuk mendapatkan persetujuan dari
Pengawas
F. Kontraktor harus menyediakan peralatan-peralatan khusus yang
dibutuhkan dalam penjackingan tiang sesuai dengan spesifikasi.
Semua pemeriksaan dan pengujian yang disyaratkan oleh
peraturan harus benar-benar dituruti. Kerusakan kecil pada
peralatan harus segera diperbaiki, dan jika mungkin dilakukan di
dalam lokasi proyek. Bila terpaksa dilakukan pemindahan
peralatan guna perbaikan kerusakan, maka Kontraktor harus dapat
membawa peralatan penggantinya ke lokasi sesegera mungkin,
setelah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
G. Hambatan pada saat penjackingan. Bila terjadi hambatan di bawah
tanah, maka Kontraktor harus segera mengantisipasi hal tersebut
dengan mengusulkan metode pelaksanaannya kepada Konsultan
Pengawas tanpa suatu tambahan biaya. Sementara itu Kontraktor
harus tetap melanjutkan penjackingan pada lokasi lainnya, sambil
menunggu pemecahan pada lokasi yang terhambat tersebut.
H. Kondisi Tiang Beton. Semua tiang beton tidak boleh mengalami
keretakan ataupun kerusakan struktur baik sebelum maupun
setelah tiang tersebut dijacking, kecuali ditentukan lain oleh
Konsultan Perencana. Kontraktor harus segera mengganti tiang
tersebut dengan tiang beton lain sesuai dengan yang ditentukan
oleh Konsultan Perencana. Biaya yang timbul sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Tidak ada klaim waktu untuk hal ini.
I. Calendering. Kontraktor harus melaksanakan penjackingan sesuai
dengan kriteria penjackingan yang disyaratkan dalam spesifikasi
ini. Jika dalam pelaksanaan terjadi penyimpangan dari kriteria yang
sudah ditetapkan, maka Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut
kepada Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana untuk
Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 25
selanjutnya dicari jalan keluar untuk mengatasi masalah ini.

Kontraktor harus memenuhi syarat calendering yang disyaratkan


tanpa kecuali. Penjackingan harus dilanjutkan sampai calendering
tercapai, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Perencana.
J. Effisiensi alat jacking. Kontraktor harus dengan cermat
memperhatikan effisiensi alat jacking yang digunakannya, misalnya
dengan melakukan pengujian untuk mengetahui tingkat effisiensi
alat tersebut, sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan yang
disyaratkan oleh Konsultan Perencana.
K. Pencatatan. Catatan lengkap tentang penjackingan harus dilakukan
pada setiap penjackingan. Laporan hasil pencatatan tersebut harus
segera diserahkan dalam jangka waktu 24 jam setelah
pemancangan kepada Konsultan Pengawas. Catatan tersebut harus
memuat hal-hal sebagai berikut
1. Lembaran Ringkasan
 Tanggal
 Jumlah tiang yang dijackingkan
 Nomor Referensi dari tiang-tiang yang dijackingkan
 Panjang total dari semua tiang yang dijackingkan
 Jenis alat jacking dan massanya
2. Lembaran untuk tiap-tiap Tiang Beton
a. Nama proyek
b. Lokasi tiang
c. Ukuran tiang
d. Mutu beton
e. Beban rencana izin tiang
f. Max. beban jacking
g. Total panjang tiang
h. Total penetrasi tiang
i. Tekanan hidrolis pada setiap interval 1.00 m
j. Level muka tanah
k. Kedalaman penetrasi
l. Level ujung tiang
m. Cut off level
n. Panjang efektif tiang

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 26


o. Keadaan cuaca
p. Gangguan yang timbul
q. Penyimpangan-penyimpangan
L. Jika terdapat lapisan keras dekat permukaan yang harus ditembus,
maka preboring harus dilakukan untuk menembus tanah keras
menggunakan continuous flying auger dengan diameter lubang
sedikit lebih kecil dari penampang tiang.
M. Sambungan tiang. Jika sambungan diperlukan, maka sambungan
tiang terdiri dari bagian plat penyambung dapat digunakan. Kedua
bagian disambung bersama dengan las di lapangan, setelah modul
tiang dipaskan pada as yang sama. Plat baja male dan female dicor
pada ujung setiap tiang yang akan disambung. Plat diangkur
kedalam bagian beton menggunakan batang tulangan, dilas ke plat
dan masuk kedalam beton.
N. Penetrasi :
1. Beberapa tiang pada awal pemancangan di proyek harus
dipancang secara menyebar (spot driving) untuk mengkonfirmasi
sampai kedalaman berapa yang dapat dicapai tiang. Hasil spot
driving tiang-tiang ini harus digunakan sebagai indicator pile
untuk pemesanan berbagai macam ukuran panjang tiang yang
akan diproduksi).
2. Semua tiang harus dipancang secara kontinu tanpa terputus
sampai penetrasi yang disyaratkan tercapai.
3. Apabila pemancangan dihentikan sebelum penetrasi akhir
tercapai, maka pencatatan penetrasi lanjutan tidak boleh
diambil sebelum penetrasi sedikitnya mencapai 300 mm
pemancangan ulang.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 27


O. Posisi tiang:
1. Setiap tiang harus dipancang vertikal dan tepat pada posisi yang
benar seperti dinyatakan dalam gambar.
2. Tiang tidak boleh menyimpang lebih dari 1,0% dalam arah
vertikal atau ketegakan dan tidak boleh bergeser lebih dari yang
ditunjukkan dalam tabel berikut ini:

Jumlah Toleransi Toleransi setiap Toleransi pusat


tiang per (cm) tiang terhadap kelompok tiang
kelompok tiang lainnya. terhadap pusat
(cm) kolom (cm)
1 7,5 -- 7,5
2,3 7,5 11 5,0
4 7,5 11 4,5
5 7,5 11 4,0
atau lebih

3. Kontraktor harus menyerahkan laporan mengenai deviasi


vertikal tiang dan posisi tiang terhadap as bangunan, dalam
jangka waktu 5 hari setelah pemancangan selesai. Atas tiang
yang ditemukan tidak memenuhi toleransi ini,
Pengawas/Perencana dapat memerintahkan Kontraktor untuk
memasang tiang pengganti tanpa biaya ekstra terhadap kontrak.
4. Modifikasi pile cap. Biaya yang timbul akibat modifikasi pile cap
akibat tambahan tiang dan/atau akibat kegagalan tiang
memenuhi toleransi untuk posisi tiang harus ditanggung oleh
Kontraktor. Klaim oleh Kontraktor lain untuk biaya tambahan
dapat dibebankan kepada Kontraktor pemancangan.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 28


P. Tiang yang terangkat: Sediakan alat pencatat untuk melakukan
observasi (pengamatan) selama pemancangan tiang untuk dapat
menentukan apakah tiang telah terangkat dari posisi aslinya
selama pemancangan tiang yang berdekatan. Jika terjadi uplift,
redrive (pancang kembali) tiang yang terpengaruh kembali ke titik
elevasi sebelumnya dengan driving resistance paling tidak sama
seperti sebelumnya.
Q. Jika tiang dicabut karena kesalahan pemancangan, maka lubang
yang terbentuk harus diurug dengan gravel atau pasir tanpa
tambahan biaya.
R. Kontraktor harus menyerahkan suatu denah tiang as-built, dalam 4
copy dalam jangka waktu 10 hari kerja sejak pemancangan tiang
terakhir, berupa 1 bendel blue print atau kalkir dan 3 bendel HVS.
S. Tiang dipotong 75-mm diatas dasar pile cap dan baja tulangan atau
strand tiang harus disambung sesuai gambar. (Pemotongan tiang
akan dilakukan oleh Kontraktor lain).
T. Tiang tambahan:
1. Setiap tiang yang rusak selama pengangkutan, pengangkatan
atau pemancangan yang menyebabkan kapasitas beban tiang
tidak memadai, harus diganti oleh Kontraktor dengan tiang yang
baru dan tanpa tambahan biaya.
2. Tiang tambahan harus dipancang jika penyimpangan pusat
tiang melampaui batas toleransi yang diijinkan, dan redesign
menunjukkan beban diatas setiap tiang ada yang melebihi 10
persen beban rencana tiang.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 29


PASAL 3B - PEKERJAAN PONDASI BATUKALI
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan pondasi batukali
seperti yang tercantum dalam gambar, termasuk penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini dengan baik.

2. Persyaratan Bahan
Bahan-bahan batukali harus memenuhi syarat-syarat :
 Bahan batu adalah sejenis batu yang pecah berujung runcing,
berat, berwarna abu-abu kehitaman dan memenuhi kekerasan
yang tercantum dalam Peraturan Bahan Bangunan Indonesia.
 Tidak ringan atau berpori-pori (porous).
 Bahan asal adalah batu besar yang kemudian dibelah/dipecah-
pecah menjadi ukuran normal menurut tata cara pekerjaan yang
bersangkutan.
 Memenuhi Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI-
1956).
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
3.1 Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil
pondasi dari kayu pada setiap pojok galian, yang bentuk
ukurannya sesuai penampang pondasi.
3.2 Permukaan dasar galian harus diurug dengan pasir urug
setebal minimum 10 cm padat, dengan cara disiram sehingga
jenuh dan membentuk bidang yang rata
3.3 Pondasi batukali menggunakan adukan dengan campuran 1
PC : 4 Pasir pasang (perbandingan Volume).
Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air campuran
1 PC : 2 Pasir pasang (perbandingan Volume) setinggi 20 cm,
dihitung dari permukaan atas pondasi batukali kebawah.
Adukan harus betul-betul mengisi rongga diantara batukali
sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari pondasi yang
berrongga/tidak padat.
Untuk mengikat sloof/tie beam dibagian atas pondasi batukali
harus dibuat stek-stek sedalam 30 cm tiap 1 m' dengan dia
besi minimum 12 mm.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 30


3.5 Batu harus dipasang saling mengisi masing-masing dengan
adukan selapis demi selapis, sehingga tidak ada rongga
diantara batu-batu tersebut, dan mencapai masa yang kuat
dan integral.

PASAL 4 – PEKERJAAN BETON COR DI TEMPAT


BAGIAN I – UMUM
1.1. DOKUMEN YANG BERHUBUNGAN
A. Gambar rencana dan Ketentuan Umum dalam Kontrak,
Termasuk Persyaratan Umum dan Tambahan
1.2. LINGKUP PEKERJAAN
A. Pasal ini mensyaratkan pekerjaan beton cor ditempat (cast in
place), termasuk bekisting, penulangan, mix design, prosedur
pengecoran, dan finishing.
B. Beton cor ditempat meliputi : Pondasi, kolom, balok dan pelat

1.3. PENYERAHAN DOKUMEN


A. Umum : Dokumen berikut harus diserahkan sesuai Persyaratan
dalam Kontrak dan Pasal Kententuan Umum
B. Data produk untuk material dan item yang memadai, termasuk
baja penulangan dan perlengkapan bekisting, adukan, bahan
untuk perbaikan, waterstop, sistem penyambungan, bahan
perawatan (curing compound), bahan finishing adukan kering,
dan lainnya yang diminta oleh Pengawas.
C. Gambar kerja (shop drawing) untuk detail penulangan,
pembengkokan, dan pemasangan penulangan beton. Sesuai ACI
315 "Manual of Standard Practice for Detailing Reinforced
Concrete Structures" memperlihatkan bar schedule, jarak
sengkang, diagram pembengkokan batang tulangan, dan
pengaturan penulangan beton. Termasuk penulangan khusus
yang diperlukan untuk lubang pada struktur beton.
D. Gambar kerja (shop drawing) untuk bekisting memperlihatkan
fabrikasi dan ereksi bekisting untuk finishing muka beton
tertentu. Perlihatkan konstruksi bekisiting, termasuk tumpuan,
penyambungan, sambungan bekisting khusus, lokasi dan pola

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 31


penempatan ikatan, dan hal lain yang mempengaruhi tampak
beton expose.
1. Review oleh Pengawas hanya secara umum. Perencanaan
bekisting mengenai stabilitas struktur dan efisiensi
merupakan tanggung jawab Kontraktor.
E. Contoh bahan termasuk nama, sumber, dan penjelasan, meliputi
bahan :
1. Finishing berwarna.
2. Agregat berat normal.
3. Fibre reinforcemment
4. Waterstop
5. Vapor retarder/barrier
F. Laporan test laboratorium untuk bahan batang tulangan, bahan
beton, dan test mix design.
G. Sertifikat bahan pengganti laporan test laboratorium jika
diijinkan oleh Pengawas. Setifikat bahan harus ditandatangani
oleh pabrik dan Kontraktor, menyatakan semua bahan sesuai
dengan atau melebihi persyaratan yang ditentukan.
Serahkan sertifikasi dari pabrik admixture bahwa kadar chlorida
sesuai dengan persyaratan spesifikasi.

1.4. PENGENDALIAN MUTU


A. Peraturan dan standard: Sesuai dengan ketentuan peraturan-
peraturan berikut, spesifikasi, dan standard, kecuali jika
ketentuan yang lebih ketat dinyatakan atau disyaratkan :
1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung
2. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1983 (SNI)
3. Standard Industri Indonesia (SII)
4. American Concree Institute (ACI) 301, "Specification for
Structural Concrete for Buildings".
5. ACI 318, "Building Code Requirement for Reinforced
Concrete".
6. Concrete Reinforcing Steel Institute (CRSI), "Manual of
Standard Practice".
B. Test Batang Tulangan dan Beton: Ditunjuk agen/laboratorium

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 32


pengujian yang independen dan disetujui oleh Pengawas /
Perencana, untuk melakukan test evaluasi bahan dan untuk
merencanakan adukan beton.
C. Bahan dan pekerjaan yang dilaksanakan dapat membutuhkan
test dan test ulang setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan.
Test, termasuk test ulang atas bahan yang ditolak yang telah
terpasang dilakukan atas biaya Kontraktor.

Mockup: Mockup pengecoran dengan ukuran yang sebenarnya


atau yang disyaratkan untuk memperlihatkan sambungan typical
(sambungan balok-kolom), jarak ikatan bekisting, dan finishing,
tekstur dan warna permukaan yang diusulkan. Panel contoh
dibiarkan terbuka/terlihat selama pelaksanaan, setelah
Pengawas/ Perencana menyetujui mutu visual.
BAGIAN 2 – PRODUK
2.1. BAHAN BEKISTING
A. Bekisting untuk beton expose: plywood, metal, dan plywood
berangka metal, atau bahan panel lain yang disetujui untuk
memberikan permukaan expose yang menerus, lurus, halus.
Sediakan ukuran praktis terbesar untuk mengurangi jumlah
sambungan dan sesuai dengan sistem sambungan sesuai gambar.
B. Bekisting untuk beton bukan expose: Plywood, kayu, metal atau
bahan lain yang disetujui. Kayu diserut sedikitnya pada dua
ujung dan satu sisi.
C. Bekisting untuk beton dengan finishing bertekstur: Design muka,
ukuran, pengaturan dan konfigurasi sesuai sample yang disetujui
Arsitek. Berikan pengaku dan penyangga bekisting untuk
menjamin stabilitas bekisting.

D. Bekisting untuk kolom bulat dan penyangganya : Metal, plastik


fiber-glas, atau tabung karton atau fiber yang akan menghasilkan
permukaan yang halus tanpa memperlihatkan bekas sambungan.
Bekisting harus cukup tebal untuk menahan beton basah tanpa
melendut.
E. Release Agent untuk bekisting: Siapkan release-agent bekisting
yang diperdagangkan, dengan maksimum 350 mg/l volatile
organic compound (VOC) yang tidak akan melekat, berkarat atau
menimbulkan efek buruk atas muka beton dan tidak akan
Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 33
menghambat penanganan muka beton selanjutnya.
F. Pengikat bekisting (ties) : difabrikasi di pabrik, panjang dapat
disesuaikan, direncanakan untuk mencegah lendutan pada
bekisting dan mencegah beton rontok pada saat dibuka. Berikan
jarak supaya tidak ada metal lebih dekat dari 35 mm terhadap
muka beton untuk beton expose.
G. Penyangga bekisting : Gunakan penyangga baja untuk
memberikan kekuatan yang disyaratkan dan untuk mencegah
lendutan.

2.2. BAHAN TULANGAN


A. Batang tulangan :
Standard SII
- BJTD 40, tegangan leleh 400 MPa, ulir untuk  D10 mm
- Merk Krakatau Steel, Cakra Tunggal Steel atau Master steel
B. Wire baja : ASTM A 82, polos, cold drawn steel.
C. Jaring Kawat Baja Las: ASTM A 185, jaring kawat baja las.
D. Jaring Kawat Baja Las Ulir: ASTM A 497.
E. Penyangga Tulangan: bolster, chair, penjaga jarak, dan alat
lainnya untuk menjaga jarak, menyangga dan mengencangkan
batang tulangan dan jaring kawat baja las pada tempatnya.
Gunakan penyangga type wire-bar (batang kawat).
F. Supply setiap bahan tulangan dari satu sumber yang disetujui
Pengawas/ Perencana. Serahkan sertifikat laboratorium pabrik.

2.3. BAHAN BETON


A. Beton yang digunakan adalah beton ready mix dengan mutu
beton sebagai berikut :
 fc’ = 25 MPa untuk struktur beton secara keseluruhan.
B. Portland cement: ASTM C 150 type I, atau PUBI 1983 type I, dan
sesuai standard SII-0013-81.
Gunakan satu merk selama pekerjaan, misalnya Semen Padang,
Tiga Roda, Semen Gresik kecuali disetujui oleh Pengawas /
Perencana.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 34


C. Fly Ash : ASTM C 618, type F.
D. Agregat berat normal: ASTM C 33 dan seperti disyaratkan.
Agregat dari satu sumber, diusulkan kepada dan disetujui oleh
Pengawas
/ Perencana untuk menjamin konsistensi dalam mutu dan
grading.
1. Untuk muka luar expose, jangan menggunakan agregat
halus dan kasar yang menngandung bahan yang
menyebabkan spalling.
2. Agregat lokal yang tidak memenuhi ASTM C 33 yang telah
menunjukkan bahwa dapat menghasilkan beton dengan
kekuatan dan daya tahan yang memadai melalui test khusus
atau penggunaan sebenarnya, dapat digunakan jika
disetujui Pengawas dan Perencana.
E. Air : yang dapat diminum.
F. Admixture : Gunakan admixture beton yang mengandung tidak
lebih dari 0,1 persen ion chlorida. Admixture dapat berupa air-
entraining admixture (ASTM C 2260), water-reducing admixture
(ASTM C 494 type A), high range water-reducing admixture atau
superplasticizer (ASTM C 494, type F atau G), water-reducing
accelerating admixture (ASTM C 494 type E), water-reducing
retarding admixture (ASTM C 494, type D).
2.4. BAHAN YANG BERHUBUNGAN
A. Waterstop : Gunakan waterstop jenis datar, dumbbell atau
centerbulb pada construction joint dan sambungan lainnya
seperti dinyatakan. Ukuran sesuai dengan sambungan. Pakai
waterstop karet atau PVC.
B. Vapor retarder (penahan penguapan): Pakai vapor retarder yang
tahan terhadap kerusakan waktu ditest, berupa:
1. Lembaran polyethylene dengan tebal tidak kurang dari 8
mils.
2. Water resistant barrier berupa kertas kraft tebal dilapisi
dengan glass-fiber dan polyethylene pada setiap sisinya.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 35


C. Moisture Retaining cover (lapis penahan lembab).
Salah atu dari berikut ini :
Kertas tahan air
Polyethylene film
Kain goni berlapis polyethylene
D. Liquid membrane-forming curing compound: jenis cairan sesuai
ASTM C 309, type I, kelas A. Kehilangan kelembaban tidak lebih
dari 0,55 kg/m2 pada saat aplikasi sebanyak 4,1 m2/liter.
E. Water-based acrylic curing compound: ASTM C 309, type I, kelas
B. Gunakan bahan dengan maksimum volatile organic compound
(VOC) 350 mg per liter.

Evaporation control (pengendali penguapan): bahan pembentuk


lapisan monomolekular yang dipakai untuk pelat beton expose
untuk perlindungan sementara dari kehilangan kelembaban yang
cepat.
F. Bonding agent (bahan perekat) : Polyvinyl acetate (hanya untuk
interior) atau acrylic-base.
G. Epoxy adhesive (perekat epoxy): ASTM C 881, dua komponen
bahan, sesuai untuk penggunaan pada permukaan kering atau
lembab. Gunakan jenis, mutu dan kelas material sesuai
ketentuan.
H. Waterproofing membrane atau coating : disyaratkan pada pasal
07110 - Waterproofing.
I. Floor hardener : untuk penggunaan pada muka beton atau,
driveway. Gunakan produk non-metalik.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 36


2.5. ADUKAN RENCANA
A. Siapkan design-mix untuk setiap jenis dan kekuatan beton
dengan cara adukan percobaan (trial batch) di lab ataupun
pengalaman lapangan seperti disyaratkan ACI 301.
Batasi penggunaan fly ash tidak melebihi 15 persen kadar semen
menurut berat.
B. Serahkan laporan tertulis kepada Pengawas untuk setiap kelas
beton yang diusulkan, paling lambat 15 hari sebelum mulai
pekerjaan. Jangan mulai produksi beton sampai mix-design yang
diusulkan telah direview oleh Pengawas.
C. Rencanakan adukan supaya beton (berat normal) dengan sifat
berikut seperti dinyatakan dalam gambar :
 fc’ = 25 MPa untuk struktur beton secara keseluruhan.
Coba beberapa water cement ratio yang berbeda untuk
mendapatkan W/C untuk setiap batas slump. Untuk beton pelat
atap, toilet, pit lift, pelat dan dinding basement, buat beton kedap
air dengan kadar semen sedikitnya 375 kg/m3.
D. Water cement ratio.
Pakai beton untuk keadaan berikut dengan water-cement (W/C) ratio
sebagai berikut :
 Kedap air: W/C 0,40.
E. Batas slump: Adukan supaya menghasilkan slump beton pada
saat pengecoran sebagai berikut:
Ramp, pelat dan permukaan miring: tidak lebih dari 75 mm.
Sistem pondasi beton bertulang : tidak kurang dari 25 mm dan
tidak lebih dari 75 mm.
Beton mengandung high-range water-reducing admixture
(superplasticizer): tidak lebih dari 200 mm setelah penambahan
admixture untuk slump beton di lapangan 50-75 mm.
Beton lainnya : tidak lebih dari 100 mm.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 37


F. Beton ringan struktur: Agregat ringan dan beton harus memenuhi
ASTM C 330. Komposisi adukan untuk beton dengan kekuatan
tekan minimum 20 MPa pada 28 hari dan berat jenis yang
diperhitungkan 17,5 kN/m3 tambah/kurang 0,5 kN/m3, seperti
ditentukan oleh ASTM C 567. Slump beton pada saat penempatan
harus sekecil mungkin yang diperlukan untuk pengadukan,
pengecoran dan finishing yang efisien. Slump maksimum 150 mm
untuk beton yang dipompa dan 125 mm untuk lainnya.
G. Penyesuaian terhadap adukan beton: Penyesuaian mix-design
boleh diminta oleh Kontraktor jika sifat material, keadaan
pekerjaan, cuaca, hasil test, atau pertimbangan lainnya, seperti
disetujui Pengawas / Perencana. Data test laboratorium untuk
revisi mix design dan hasil kekuatan harus diserahkan dan
disetujui sebelum penggunaan dalam pekerjaan.
2.6. ADMIXTURE
A. Gunakan water-reducing admixture (plasticizer) atau high-range
water-reducing admixture (superplasticizer) dalam beton, seperti
disyaratkan untuk pengecoran dan workability.
B. Gunakan high-range water-reducing admixture dalam beton yang
dipompa, beton untuk pelat heavy-duty, beton arsitektural, pelat
struktur parkir, beton yang disyaratkan kedap air, dan beton
dengan water-cement ratio dibawah 0,50.
C. Gunakan admixture untuk reduksi air dan mempercepat set atau
retarding sesuai dengan petunjuk pabrik secara ketat.
2.7. MENGADUK BETON
A. Pengadukan di lapangan : Gunakan weight batching dan
volumetric system untuk mengukur air, seperti disetujui
Pengawas. Aduk bahan beton dalam jenis drum mesin mixer yang

memadai. Untuk mixer dengan kapasitas 1 m3 atau kurang,


pengadukan yang kontinu sedikitnya 1½menit waktu
pengadukan dengan 15 detik untuk setiap tambahan 1 m3.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 38


 Gunakan label untuk setiap batch yang dikeluarkan dan
digunakan dalam pekerjaan yang menyatakan nama dan
nomer proyek, tanggal, jenis adukan, waktu pengadukan,
jumlah, dan banyaknya air.
B. Beton ready-mix: Sesuai dengan ketentuan ASTM C 94, dan
seperti disyaratkan.
1. Waktu digunakan beton readymix, supply adukan beton oleh
supplier yang disetujui. Masukkan nama, alamat supplier
readymix kepada Pengawas untuk persetujuan. Pengaturan
akan dibuat oleh Kontraktor untuk inspeksi oleh Pengawas
ke plant readymix. Inspeksi dan/atau persetujuan oleh
Pengawas / Perencana tidak akan melepaskan Kontraktor
dari tanggung jawabnya dalam menjammin beton readymix
sesuai dengan persyaratan.
2. Berat semen dan agregat halus dan agregat kasar harus
secara kontinu dicatat pada batching plant dengan alat yang
secara teratur dikalibrasi oleh pihak pemerintah yang
berwenang. Masukkan catatan semen, agregat dan kadar air
dari setiap batch kepada Pengawas. Lakukan test periodik
untuk menentukan moisture content dari agregat dan
volume air yang ditambahkan untuk adukan.
3. Waktu suhu udara berada diantara 30 derajat C dan 32
derajat C, kurangi waktu pengadukan dan pengiriman dari
1½ jam menjadi 75 menit, dan waktu suhu diatas 32
derajat C, kurangi waktu pengadukan dan pengiriman
menjadi 60 menit. Kecuali digunakan retarder, waktu
maksimum boleh ditingkatkan sampai 3,5 jam. Waktu
maksimum yang diijinkan harus didiskusikan sebelum
pengecoran beton untuk menjamin waktu tunggu yang
diijinkan.
4. berwenang di plant, harus disampaikan bersamaan
pengiriman ke lapangan. Secara teratur catat waktu
kedatangan dari setiap pengiriman truck.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 39


Catatan ini harus siap setiap saat diminta Pengawas.
5. Suatu catatan harus siap di lapangan dan terdiri dari
informasi berikut :
a. datangnya pengiriman truck readymix
b. waktu pengadukan bahan dan penambahan air
c. nomer registrasi truck dan nama plant
d. waktu pengecoran
e. pengambilan sample silinder (atau kubus)
f. slump
6. Kontraktor harus bertanggung jawab atas mutu beton yang
dihasilkan dari pengecoran beton readymix. Pengawas /
Perencana mempunyai hak untuk mengganti supplier
readymix atau menghentikan penggunaan lebih lanjut beton
readymix jika dirasa tidak memuaskan karena tidak sesuai
spesifikasi.
BAGIAN 3 – PELAKSANAAN
3.1. UMUM
A. Koordinasi pemasangan bahan penyambung, vapor retarder /
barrier, dan bahan lainnya yang berhubungan dengan
pemasangan bekisting dan baja tulangan.
3.2. BEKISTING
A. Umum: Design, pasang, sangga dan pelihara bekisting untuk
menyangga secara vertikal, lateral, statis dan dinamis beban yang
mungkin bekerja sampai struktur beton dapat menahan beban
tersebut. Susun bekisting supaya elemen beton dan struktur
mempunyai ukuran, bentuk, alignement, elevasi dan posisi yang
benar. Jaga toleransi konstruksi bekisting dan ketidak teraturan
permukaan menurut batas berikut ini :
1. As semua permukaan finish plus minus 5 mm dari as yang
diinginkan.
2. Dimensi struktur yang kurang dari 3 m, plus minus 5 mm.
3. Dimensi struktur yang lebih dari 3 m, plus minus 10 mm.
4. Pakai batas pada ACI 347 untuk toleransi lainnya, pakai
toleransi kelas A untuk beton expose, dan kelas C untuk
muka beton lainnya.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 40


B. Susun bekisting dengan ukuran, bentuk, as, dan dimensi yang
seharusnya untuk menghasilkan alignement, lokasi, kemiringan
dan level yang akurat. Sediakan untuk lubang, offset, coakan,
sudut, block-out, pengangkeran, insert, bentuk-bentuk
permukaan yang disyaratkan. Gunakan bahan pilihan supaya
menghasilkan finishing yang disyaratkan. Tutup celah dan
sambungan untuk mencegah bocoran pasta beton.
C. Penyangga bekisting :
Pasang penyangga vertikal untuk semua bekisting supaya
memberikan kekuatan yang diperlukan dan mencegah lendutan
bagian struktur yang sedang dikerjakan akibat beban overload
atau getaran.
Kecuali dinyatakan dalam gambar detail, susun bekisting dengan
camber anti defleksi keatas sebagai berikut :
 Untuk semua pelat dan balok : 0,2 % dari bentangan pada
tengah bentangan.
 Untuk semua balok dan pelat cantilever : 0,4 % dari panjang
pada ujung cantilever.
D. Fabrikasi bekisting untuk pembongkaran yang mudah tanpa
memukul atau mengganggu muka beton. Siapkan bagian
bekisting khusus sesuai bentuk beton yang dibuat.
E. Buat lubang sementara untuk membersihkan dan inspeksi jika
bagian dalam bekisting tidak dapat dicapai sebelum dan selama
pengecoran beton. Sangga dan tutup secara pas lubang tersebut
untuk menghindari kehilangan beton. Tempatkan lubang
sementara pada lokasi yang tepat.
F. Chamfer sudut expose dan ujung seperti dinyatakan,
menggunakan chamfer strip kayu, metal, PVC, atau karet, dibuat
untuk menghasilkan jalur yang rata dan halus dan pas dengan
sambungan ujung.
G. Penyediaan untuk Kontraktor lain: Siapkan lubang dalam beton
untuk pekerjaan Kontraktor lain. Tentukan ukuran dan lokasi

lubang dan dudukan. Secara teliti tempatkan benda yang


menyatu dengan bekisting.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 41


H. Pembersihan dan pengencangan: Dengan seksama bersihkan
bekisting dan permukaan yang berdekatan untuk menerima
beton. Singkirkan serpihan, kayu, sisa gergajian, kotoran, dan
bahan lepasan segera sebelum pengecoran beton. Kencangkan
kembali bekisting dan bracing sebelum pengecoran beton, untuk
mencegah bocoran mortar dan menjaga alignement yang sesuai.

3.3. PEMASANGAN VAPOR RETARDER


A. Umum: Tempatkan lembaran vapor retarder dalam posisi dimensi
yang panjang sejajar dengan arah pengecoran.
B. Sambungan lewatan 150 mm dan di-'seal' dengan perekat atau
tape tahan tekanan sesuai rekomendasi pabrik.

3.4. PENGECORAN BETON


A. Umum : Sesuai dengan rekomendasi CRSI (Concrete Reinforcing
Steel Institute) untuk pemasangan baja tulangan, untuk detail
dan metode pemasangan baja tulangan dan penyangga sesuai
persyaratan.
B. Pembengkokan :
Bengkokkan batang baja tulangan dalam posisi pembengkokan
seperti dinyatakan dalam gambar dan disyaratkan dalam
peraturan. Siapkan dan serahkan kepada Pengawas bar-bending
schedule sebelum fabrikasi.
C. Bersihkan tulangan dari karat ringan dan mill scale, tanah dan
bahan lain yang mengurangi atau merusak lekatan dengan beton.
D. Dengan teliti tempatkan, sangga dan amankan tulangan dari
pergeseran. Tempatkan dan sangga tulangan seperti disetujui
Pengawas.
E. Pasang tulangan dengan cukup selimut beton. Atur, beri jarak,
dan jaga ikatan batang tulangan dan penyangga supaya
memegang tulangan pada posisinya selama pengecoran. Pasang
ikatan kawat dengan ujung-ujungnya tetap didalam beton, tidak
keluar permukaan beton.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 42


F. Pasang jaring baja kawat las (welded wire mesh) dengan panjang
sepanjang mungkin dalam batas praktis. Lewatkan sambungan
sedikitnya satu mesh dan ikat sambungan dengan kawat. Selang
seling sambungan lewatan pada satu sisi untuk mencegah
sambungan yang menerus dalam satu arah.
3.5. SAMBUNGAN (JOINT)
A. Construction joint : Tempatkan dan buat construction joint
supaya tidak mengurangi kekuatan atau penampilan struktur,
seperti persetujuan Pengawas.
B. Buat sambungan kunci sedikitnya 40 mm dalamnya dalam
construction joint pada dinding dan pelat dan diantara dinding
dan pondasi.
C. Pada balok dengan tinggi 900 mm atau lebih, hentikan
construction joint dengan shear-key dengan bekisting sementara
yang akan dibongkar sebelum pengecoran berikutnya. Gunakan
bekisting yang solid dan mudah dibongkar tanpa merusak beton
yang baru dicor atau bekisting itu sendiri.
D. Tempatkan construction joint tegak lurus terhadap tulangan
utama. Teruskan tulangan melewati construction joint, kecuali
ditentukan lain. Jangan meneruskan tulangan melalui sisi strip
penggecoran.
E. Gunakan bonding agent (bahan perekat) diatas permukaan beton
existing yang akan disambung dengan beton baru.
F. Waterstop : Gunakan waterstop dalam construction joint seperti
dinyatakan. Pasang waterstop agar membentuk diafragma yang
menerus pada setiap sambungan. Sangga dan lindungi waterstop
expose selama pelaksanaan pekerjaan. Sambung waterstop di
lapangan sesuai petunjuk pabrik.
G. Isolation joint pada pelat diatas tanah (slab-on-grade) : Pasang
isolation joint pada slab-on-grade di tempat pertemuan slab-on-
grade dan permukaan vertikal seperti pedetal kolom, dinding
pondasi, balok miring dan lokasi lain yang dinyatakan.
H. Construction joint (sambungan susut) pada slab-on-grade: Buat
construction joint pada slab-on-grade untuk membentuk pola
tertentu. Gunakan saw-cut lebar 3 mm dengan dalam seperempat

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 43


tebal pelat atau insert (sisipan) lebar 6 mmm dengan dalam
seperempat tebal pelat, kecuali dinyatakan lain.
1. Bentuk construction joint dengan menyisipkan plastik yang
dicetak, hard-board, atau fiber-board.
2. Construction joint pada pelat lain bukan expose dapat
dibuat dengan saw-cut segera setelah selesainya pelat.
3. Jika pola sambungan tidak terlihat, buat sambungan tidak
melebihi jarak 4,5 m pada semua arah, dan sedapat
mungkin penempatan sesuai lebar bentangan.
4. Joint filler dan sealant digunakan.
I. Expansion Joint :
Buat expansion joint pada lokasi dan ukuran seperti dinyatakan
dalam gambar dan sesuai dengan detail. Tulangan tidak boleh
melewati sambungan.
3.6. PEMASANGAN BAGIAN YANG TERTANAM
 Umum: Pasang angker dan bagian tertanam lainnya kedalam
bekisting, termasuk untuk pekerjaan kontraktor lain yang
tertanam atau disangga oleh beton cor ditempat. Gunakan
gambar, diagram, instruksi dan petunjuk yang diberikan supplier
yang bersangkutan.
3.7. PERSIAPAN PERMUKAAN BEKISTING
A. mum : Labur bidang kontak bekisting dengan bahan pelapis
bekisting berupa bahan non-residual, VOC rendah, dan disetujui,
sebelum pengecoran beton.
B. Jangan biarkan bahan pelapis bekisting mengumpul dalam
bekisting atau mengenai permukaan beton yang dicor, yang
berdekatan dengan beton yang akan dicor. Penggunaan sesuai
instruksi pabrik.
3.8. PERSIAPAN PENGECORAN BETON
A. Sebelum pengecoran beton, dengan seksama bersihkan semua
alat pengaduk dan pengangkut.
B. Semua bekisting dimana beton dicor harus dibersihkan dari
kotoran dan bahan lepasan.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 44


1. Bekisting harus dibasahkan dan tulangan harus
ditempatkan dengan baik.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 45


2. Sebelum pengecoran beton, semua permukaan beton
existing harus dikasarkan dan bersih dari bahan lepas dan
dilapis dengan mortar semen non-shrink yang mempunyai
sifat sama dengan beton.
3. Air harus disingkirkan dari bekisting dimana beton akan
dicor.

3.9. PENGECORAN BETON


C. Pemeriksaan: Sebelum pengecoran beton, periksa dan lengkapi
pemasangan bekisting, baja tulangan dan bagian tertanam.
Beritahu kontraktor lain untuk ijin memasang pekerjaan mereka.
Seluruh proses operasi harus secara tetap diperiksa dan diawasi
oleh inspektor yang berpengalaman dan bertanggung jawab.
D. Umum: Sesuai ACI 304 dan yang disyaratkan. Metode
pengangkutan, penimbangan dan pengadukan bahan harus
disetujui Pengawas.
E. Beton harus diangkut dari mixer ke bekisting secepat mungkin,
dengan cara yang mencegah segregasi.
F. Semua alat angkut harus dicuci dan dibersihkan waktu
pengecoran beton dihentikan untuk waktu lebih dari 30 menit.
Beton harus dicor dan digetarkan dalam waktu tidak lebih dari
40 menit sejak air ditambahkan kedalam adukan.
G. Tempatkan beton secara kontinu atau dalam lapisan dengan
ketebalan tertentu, sehingga tidak ada beton yang dicor diatas
beton yang sudah cukup mengeras yang dapat menyebabkan
terbentuk bidang perlemahan. Jika suatu bagian tidak dapat
dicor secara kontinu, buat construction joint sesuai ketentuan.
H. Pengecoran beton dalam bekisting : Tempatkan beton dalam
bekisting pada lapisan horisontal tidak lebih tebal dari 600 mm
dan dalam cara yang menghindari construction joint miring. Jika
pengecoran terdiri dari beberapa lapis, cor setiap lapsian waktu
beton terdahulu masih plastis untuk mencegah sambungan yang
memisah.
1. Padatkan beton dengan menggunakan mesin vibrator sesuai
ketentuan.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 46


2. Jangan menggunakan vibrator untuk menggeser beton
dalam bekisting. Masukkan dn geser vibrator secara vertikal
pada jarak yang sama tidak melebihi batas efektif mesin.
Tempatkan dan masukkan vibrator dalam lapisan yang dicor
sedikitnya 150 mm dari lapisan terdahulu. Jangan biarkan
vibrator masuk lapisan dibawahnya yang sudah mulai set.
Batasi waktu penggunaan vibrator dalam beton secukupnya.
I. Pengecoran Beton untuk pelat: Tempatkan dan padatkan pelat
beton dalam operasi yang kontinu, dalam batas construction
joint, sampai lengkap pengecoran pada suatu bagian.
1. Padatkan beton selama pengecoran dan pemadatan beton
dengan seksama dikerjakan di sekeliling tulangan, bagian
tertanam dan dekat sudut.
2. Permukaan pelat dibuat pada level yang tepat menggunakan
alat untuk meratakan. Jangan ganggu permukaan pelat
sebelum mulai operasi finishing.
3. Jaga tulangan dalam posisi yang tepat selama pengecoran
beton.
J. Pengecoran beton untuk kolom dan dinding: Pengecoran vertikal
harus dibuat kontinu untuk mencegah segregasi. Beton tidak
boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,5 m, jika tidak pipa
tremi harus digunakan.
Untuk dinding, kolom dan unit yang tinggi lainnya, beton tidak
diijinkan dituang dari puncaknnya, tetapi harus diatur dituang
melalui sisi bekisting.
K. Talang tidak boleh digunakan untuk menuang beton, kecuali
diijinkan oleh Pengawas / Perencana. Jika talang boleh
digunakan, maka harus dibuat dari metal dan memungkinkan
aliran beton tanpa segregasi. Talang harus ditempatkan pada
sudut kemiringan vertikal banding horisontal 1 : 2.
L. Pengecoran pada cuaca panas: Waktu keadaan cuaca panas, cor
beton sesuai ACI 305 dan seperti disyaratkan.
1. Dinginkan bahan sebelum pengadukan untuk menjaga suhu
beton pada saat pengecoran dibawah 32 derajat C.
Campuran air boleh didinginkan atau es batu boleh

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 47


digunakan untuk mengendalikan suhu, air yang diberikan

oleh es diperhitungkan dalam jumlah campuran air.


Pemakaian cairan nitrogen untuk mendinginkan beton
merupakan pilihan yang dapat digunakan Kontraktor.
2. Tutup baja tulangan dengan karung basah jika terlalu
panas, sehingga suhu baja tidak akan melebihi suhu udara
ambient segera sebelum tertanam dalam beton.
3. Semprot bekisting, baja tulangan dan subgrade segera
sebelum pengecoran beton. Jaga kelembaban subgrade
secara merata.
4. Gunakan water-reducing retarding admixture jika
diperlukan untuk suhu tinggi, kelembaban rendah, atau
kondisi pengecoran lainnya seperti persetujuan Pengawas.

3.10. FINISHING PERMUKAAN


A. Finishing berbekisting kasar (rough): Buat suatu finishing kasar
pada permukaan beton yang tidak tampak langsung atau tertutup
finishing. Ini merupakan permukaan beton yang mempunyai
texture yang dibentuk oleh bahan bekisting, dengan lubang ikatan
tie dan daerah rusak yang diperbaiki atau ditambal, dan sirip
atau tonjolan yang melebihi tinggi 6 mm diampelas atau diketrik.
B. Finishing berbekisting halus: Buat suatu finishing halus pada
permukaan beton yang akan tampak langsung atau akan ditutup
dengan bahan laburan (coating) yang langsung digunakan pada
beton, atau bahan penutup yang langsung digunakan pada beton,
seperti waterproofing, dampproofing, plester veneer, cat, atau
yang sejenisnya. Ini merupakan permukaan beton yang dihasilkan
dengan bahan bekisting pilihan, diatur dalam suatu cara teratur.
Perbaiki dan tambal daerah yang rusak dengan sirip dan tonjolan
lainnya sama sekali dibuang dan dihaluskan.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 48


C. Finishing gosokan halus: Buat finishing gosokan halus pada
permukaan beton bekisting halus yang diolah dalam waktu tidak
lebih dari satu hari setelah pembongkaran bekisting.

Lembabkan permukaan beton dan gosok dengan batu


carborundum atau bahan abrasive lain sampai menghasilkan
warna dan texture merata. Jangan menggunakan grout semen
selain dari permukaan yang dihasilkan oleh proses menggosok.
D. Finishing poles grout: Buat finishing polesan grout pada
permukaan beton bekisting halus yang diolah.
1. Campur satu bagian portland cement dengan satu setengah
bagian pasir halus berdasarkan volume, dan suatu
campuran admixture acrylic atau styrene butadiene 50 : 50
dengan air untuk membentuk bahan poles. Campur
portland-cement standard dan portland cement putih dalam
jumlah yang ditentukan dengan coba-coba sehingga warna
akhir grout kering mendekati warna permukaan.
2. Dengan seksama basahkan permukaan beton, gunakan
grout untuk permukaan, dan isi lubang kecil. Singkirkan
grout berlebih dengan mengerok dann menggosok dengan
karung bersih. Pertahankan kelembaban dengan semprotan
selama sedikitnya 36 jam setelah menggosok.
E. Permukaan tanpa bekisting: Pada puncak dinding, offset
horisontal, dan permukaan tanpa bekisting yang berdekatan
dengan permukaan berbekisting dihaluskan dan buat finishing
dengan texture mendekati permukaan berbekisting. Lanjutkan
pengolahan akhir pada permukaan berbekisting melewati batas
permukaan tanpa bekisting yang berdekatan, kecuali dinyatakan
lain.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 49


3.11. FINISHING PELAT MONOLIT
Finishing bergurat : Gunakan finishing bergurat pada permukaan
pelat monolit untuk topping lantai beton atau dasar unttuk mortar
pada ubin dan bahan finishing lantai dengan bahan perekat, dan yang
dinyatakan.
A. Finishing poles : Gunakan finishing poles pada permukaan pelat
monolit yang akan diberi finishing trowel dan finishing lainnya
yang disyaratkan, permukaan pelat akan ditutup dengan
waterproofing membrane atau elastis, atap membrane atau
elastis, dan ubin berdasar pasir, atau seperti dinyatakan.

B. Finishing dengan trowel : Gunakan trowel untuk permukaan pelat


monolit yang ter-expose dan permukaan plat yang akan ditutup
dengan karpet, cat, atau coating.
C. Finishing dengan trowel dan kuas halus : Jika keramik atau
quarry tile akan dipasang dengan mortar tipis, gunakan trowel
finish seperti yang disyaratkan, kemudian segera dilanjutkan
dengan sedikit menggaruk permukaan dengan kuas halus.
D. Finishing anti slip dengan kuas : Gunakan finishing anti slip
dengan kuas untuk platform, tangga dan ramp beton exterior, dan
lainnya yang dinyatakan.

3.12. BETON LAINNYA


A. Isian : Isi lubang dan bukaan yang tertinggal dalam struktur
beton, kecuali ditentukan atau diperintahkan lain, setelah
pekerjaan oleh Kontraktor lain.
B. Pondasi mesin dan peralatan: Buat pondasi mesin dan peralatan
seperti terlihat pada gambar. Pasang baut angker pada elevasi
yang tepat, sesuai dengan diagram atau template yang disediakan
oleh pembuat mesin dan peralatan.

3.13. PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN BETON


• Lindungi beton yang baru dicor dari hujan, pengeringan yang
terlalu cepat dan suhu panas atau dingin yang berlebihan. Dalam

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 50


cuaca yang panas, kering dan berangin, lindungi beton dari
kehilangan kelembaban yang cepat sebelum dan selama
pekerjaan finishing dengan bahan pengendali penguapan.
Gunakan sesuai petunjuk pabrik pembuat.
• Jangan ganggu beton yang sudah dicor, bekisting dan tulangan
dalam 24 jam setelah akhir pengecoran.
• Mulai curing awal segera setelah genangan air lenyap dari
permukaan beton setelah pengecoran dan finishing. Jika
memungkinkan jaga terus kelembaban selama tidak kurang dari
7 hari.
• Metoda curing: Pelihara beton dengan curing compound, dengan
moist curing, dengan moisture retaining cover curing, atau
dengan kombinasi dari cara tersebut seperti disyaratkan.

• Lakukan moisture curing dengan cara berikut :


• Jaga permukaan beton terus-menerus supaya basahdengan
menutupnya dengan air.
• Gunakan semprotan air halus (water-fog spray).
• Lapisi permukaan beton dengan penutup yang menyerap air
dan membasahi penutup dengan air, dan jaga terus supaya
basah.
• Jaga bekisting kayu tetap basah.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 51


• Lakukan moisture retaining cover curing sebagai berikut:
 Tutup permukaan beton dengan penutup penahan
kelembaban untuk melindungi beton.
• Gunakan curing compound pada pelat expose interior dan pelat
dan trotoir expose interior.
• Gunakan curing compound pada pelat beton segera setelah
pekerjaan finishing beton seleai (dalam 2 jam dan setelah air
permukaan terlihat hilang). Gunakan secara merata dalam
pekerjaan yang kontinu menggunakan spray listrik atau
roller sesuai petunjuk pabrik pembuat. Lapis ulang untuk
area yang terkena hujan besar dalam 3 jam pemakaian awal.
Jaga secarakontinu pelapisan dan perbaikan kerusakan
selama masa curing.
Gunakan membrane curing compound yang tidak akan
mempengaruhi permukaan beton terhadap finishing
permukaan beton yang akan digunakan.
• Curing permukaan ber-bekisting: Rawat permukaan beton
berbekisting, termasuk sisi bawah balok, plat dan permukaan
sejenis, dengan melembabkan bekisting selama masa curing
atau sampai bekisting dibongkar. Jika bekisting dibongkar,
lanjutkan curing.
• Curing permukaan tanpa bekisting: Rawat permukaan beton
tanpa bekisting, termasuk pelat, topping lantai, dan permukaan
datar lain, dengan menggunakan cara curing yang sesuai.

3.14. PENUNJANG DAN PENYANGGA


3.14.1Umum: Sesuai ACI 347 untuk menunjang dan menyangga dalam
konstruksi berlantai banyak, atau seperti yang disyaratkan.

3.14.2Sangga secara penuh dari tanah sampai atap untuk bangunan


berlantai 4 atau kurang, kecuali diijinkan lain.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 52


Sangga secara penuh sedikitnya 3 lantai dibawah lantai atau atap
yang sedang dicor untuk struktur yang melebihi 4 lantai. Sangga
lantai atau atap yang sedang dicor, sehingga beban konstruksi
diatas akan ditransfer secara langsung ke penyangga tersebut.
Atur jarak penyangga dibawah lantai yang bersangkutan
sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian yang menerima beban
yang berlebih atau akan menyebabkan tegangan tarik pada
bagian beton yang tidak diberi cukup tulangan. Sangga secara
penuh diluar ketentuan minimum untuk menjamin distribusi
beban yang memadai.
3.14.3 Bongkar penyangga dan sangga ulang dalam urutan yang
terencana untuk menghindari kerusakan beton. Tempatkan dan
beri penyangga ulang untuk menunjang tanpa menyebabkan
tegangan atau lendutan yang berlebih.
3.14.4 Jaga penyangga ulang pada tepatnya sedikitnya 15 hari
setelah pengecoran, atau lebih lama jika disyaratkan, sampai
beton mencapai kekuatan beton 28 hari yang disyaratkan, dan
beban berat akibat pembangunan telah diangkat.

3.15 PEMBONGKARAN BEKISTING


3.15.1 Umum: Bekisting yang tidak memikul berat beton, seperti
sisi balok, dinding, dan sejenisnya, dapat dibongkar setelah curing
sesuai dengan persyaratan ACI/318 setelah pengecoran beton,
beton mempunyai kekerasan yang cukup untuk tidak hancur
akibat pembongkaran bekisting, pekerjaan curing dan
perlindungan tetap dipertahankan.
3.15.2 Bekisting yang memikul berat beton, seperti dasar balok,
joist, pelat, dan elemen struktur lainnya, tidak boleh dibongkar
dalam waktu kurang dari 14 hari atau setelah beton mencapai
75 persen kekuatan tekan rencana minimum pada 28 hari.
Tentukan kekuatan tekan beton atas beton dilapangan dengan
testing atas sampel yang menyatakan lokasi dan bagian struktur.
3.15.3 Bekisting permukaan material dapat dibongkar 21 hari
setelah pengecoran hanya jika penopang dan penyangga vertikal
lainnya

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 53


telah diatur supaya memungkinkan pembongkaran bekisting
tersebut tanpa mengendurkan atau mengganggu penopang dan
penyangga. Elemen yang disangga, disangga kembali sampai 14
hari, atau beton telah mencapai sedikitnya 75 persen kekuatan
tekan rencama minimum pada 28 hari, kecuali ketentuan
masalah bekisting untuk menyangga beban diatasnya / beban
kerja.
3.16 PENGGUNAAN ULANG BEKISTING
A. Bersihkan dan perbaiki permukaan bekisting yang akan
digunakan ulang. Bahan bekisting permukaan material yang
terpisah, menjadi rusak, mengelupas, atau mengalami kerusakan
lainnya, tidak akan diterima untuk permukaan expose. Gunakan
bahan pelapis bekisting yang baru seperti yang disyaratkan untuk
bekisting baru.
B. Jika bekisting diperluas untuk pengecoran berikutnya, dengan
seksama bersihkan permukaan, singkirkan rontokan, dan
kencangkan bekisting supaya sambungan rapat. Paskan
sambungan. Jangan gunakan tambalan untuk permukaan beton
expose, kecuali diijinkan Pengawas.
3.17 PERBAIKAN PERMUKAAN BETON
3.17.1 Menambal permukaan yang rusak: Perbaiki dan tambal
permukaan yang rusak dengan grout combektra segera setelah
pembongkaran bekisting, jika diijinkan Pengawas.
3.17.2 Aduk mortar dry-pack, terdiri dari satu bagian portland
cement terhadap 2½ bagian agregat halus melewati saringan No.
16, menggunakan cukup air seperti yang disyaratkan untuk
pengangkutan dan pemasangan.
3.17.2.1 Buang bagian keropos, kantong batu, rongga yang melebihi
6 mm dalam setiap ukuran, dan lubang yang ditinggalkan
oleh tie-rod dan baut pada beton tetapi tidak ada yang
dalamnya kurang dari 25 mm. Buat tepi potongan tegak
lurus pada permukaan. Dengan seksama bersihkan,
lembabkan dengan air, dan lapisi area yang akan ditambal
dengan bonding agent menggunakan kuas. Pasang mortar
penambal sebelum bonding agent kering.
Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 54
3.17.2.2 Untuk permukaan yang terlihat langsung, aduk portland
cement putih dan portland cement standard sedemikian
rupa sehingga jika kering, mortar penambal akan sesuai
dengan warna sekitarnya. Sediakan daerah uji pada
lokasi yang tidak mencolok mata untuk meyakinkan
adukan dan warna sesuai sebelum mulai dengan
penambalan. Padatkan mortar pada tempatnya dan
buang bagian yang sedikit lebih tinggi dari permukaan
sekelilingnya.
3.17.3 Memperbaiki permukaan yang berbekisting: Buang dan
ganti beton yang mempunyai permukaan yang rusak, jika
permukaan yang diperbaiki tidak dapat memuaskan
Pengawas. Kerusakan permukaan termasuk ketidak-teraturan
warna dan tekstur, retak, rontok, rongga udara, keropos,
kantong batu, sirip dan proyeksi lainnya pada permukaan, dan
karat serta pelunturan lainnya yang tidak dapat dibuang
dengan pembersihan.
Bersihkan tie holes bekisting dan isi dengan mortar dry-pack
atau sumbat beton precast pada tempatnya dengan bonding
agent
 Perbaiki permukaan bekisting concealed, apabila
mungkin, yang mengandung kerusakan yang
mempengaruhi daya tahan permukaan. Jika kerusakan
tidak dapat diperbaiki, buang dan ganti dengan beton.
3.17.4 Memperbaiki permukaan tanpa bekisting: Periksa
permukaan tanpa bekisting, seperti pelat monolit, untuk
kehalusan dan periksa toleransi permukaan yang disyaratkan
untuk setiap permukaan dan finishinng. Koreksi rendah dan
tingginya bidang. Periksa kemiringan permukaan untuk
drainage mengenai kebenaran kemiringan dan kehalusan
dengan menggunakan template yang mempunyai kemiringan
yang disyaratkan.
3.17.4.1 Perbaiki permukaan tanpa bekisting yang mengalami
kerusakan yang mempengaruhi daya tahan beton.
Kerusakan permukaan termasuk yang pecah dan retak
yang melebihi lebar 0,25 mm atau yang menembus
penulangan atau yang sepenuhnya melewati penampang
tanpa tulangan tanpa melihat lebarnya, keruntuhan,

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 55


gompal,keropos,

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 56


kantong batu, dan keadaan yang dapat ditolak lainnya.

3.17.4.2 Koreksi tinggi bidang pada permukaan tanpa bekisting dengan


gurinda setelah beton berumur sedikitnya 14 hari.
3.17.4.3 Koreksi bidang rendah pada permukaan tanpa bekisting selama
atau segera setelah penyelesaian finishing permukaan dengan
memotong bidang rendah dan menggantinya dengan mortar
penambal. Selesaikan bidang yang diperbaiki supaya serupa
dengan beton yang berdekatan. Bahan lapisan dasar yang sesuai
dapat digunakan jika diijinkan Pengawas.
3.17.4.4 Perbaiki bidang yang rusak, kecuali keretakan acak dan lubang
tunggal tidak melebihi diameter 25 mm, dengan memotong dan
mengganti dengan beton baru. Buang bidang yang rusak sampai
bersih dan berbentuk persegi dan baja penulangan dengan
sedikitnya clearance 20 mm pada seluruh keliling. Lembabkan
permukaan beton yang berhubungan dengan beton penambal dan
gunakan bonding agent. Aduk beton penambal yang sama
bahannya supaya menghasilkan beton yang sama jenis atau
kelasnya dengan beton seperti aslinya. Cor, padatkan dan
selesaikan sampai serupa dengan finishing beton yang
berdekatan.
3.17.5 Perbaiki keretakan acak dan lubang tunggal setempat dengan
diameter 25 mm atau kurang dengan metode dry-pack. Buat jalur
(groove) pada retakan dan cungkil lubang sampai beton yang
keras dan bersihkan debu, kotoran dan bahan lepas. Lembabkan
permukaan beton yang sudah bersih dan gunakan bonding agent.
Cor dry-pack sebelum bonding agent mengering. Padatkan
adukan dry-pack pada tempatnya dan selesaikan supaya sesuai
dengan beton yang berdekatan. Jaga bidang tambalan terus
menerus dengan melembabkan selama sedikitnya 72 jam.
3.17.6 Lakukan perbaikan struktur dengan terlebih dahulu diijinkan
Pengawas untuk metode dan prosedurnya, menggunakan epoxy
adhesive dan mortar yang disyaratkan.
3.17.7 Metode perbaikan yang tidak disyaratkan dapat digunakan
dengan seijin Pengawas.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 57


PASAL 5 – PEKERJAAN WATER PROOFING

BAGIAN 1 – UMUM

1.1. KETENTUAN UMUM

Sebelum pekerjaan water proofing dilakukan, maka :


A. Pemborong wajib mengadakan pemeriksaan dilapangan, agar
mendapat gambaran yang presisi atas pekerjaan beton yang diberi
bahan waterproofing.
B. Pemborong harus mengajukan terlebih dahulu contoh-contoh
bahan water proofing yang akan digunakan.
Contoh-contoh bahan water proofing harus disertai brosur yang
memuat data teknis dan cara penggunaan.
1.2. LINGKUP PEKERJAAN
A. Menyediakan bahan, menyiapkan dan mengerjakan waterproofing
pada bagian-bagian beton yang diberi bahan water proofing.
B. Aplikasi Integral water proofing (scope pekerjaan struktur) pada
lokasi-lokasi :
1. Dinding perimeter basement dan lantai bawah basement
2. Sumppit, pit lift, bak air bawah
C. Aplikasi Waterstop untuk di area basement, pada setiap
pemberhentian cor.
D. Aplikasi Coating Waterproofing pada lokasi toilet.
E. Aplikasi untuk area atap :
1. Membrane Waterproofing, harus dilindungi oleh screed.
2. Liquid Applied Membrane (LAM) Polyurethane modified Acrylic
Dispersion exposed system, tidak perlu dilindungi oleh screed.
F. Aplikasi PVC Membrane pada lokasi atap sebagai “roof garden”
G. Aksesoris/perlengkapan lain untuk mendukung pekerjaan terkait
yang dibutuhkan untuk pekerjaan beton kedap air, seperti
Grouting Non Shrinkage untuk pipa sparing, tie rod dan floor
drain.

1.3. REFERENCE
A. Semua pekerjaan harus merefer ke standar :

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 58


1. Untuk integral water proofing :
ASTM C 494, BS 5075, DIN 1048 (1045)
2. Untuk LAM Waterproofing :
ETAG-005 Part 8, EN ISO 2811-1, DIN 53504
3. Untuk PVC Membrane :
EN 13956, EN 1928, EN ISO 9001/14001, FLL EN
13948
B. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus
diproduksi oleh perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai
pengalaman yang sukses.
Spesialisasi perusahaan dalam penerapan spesifikasi water
proofing minimal 5 tahun pengalaman tertulis.
C. Kualifikasi pekerja :
 Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti
terhadap bagian ini selama pelaksanaan, paham terhadap
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta
metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
 Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta
memiliki skill yang dibutuhkan.
 Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Pengawas dan
Pemberi Tugas tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau
kurang skill-nya.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 59


1.4. PENGIRIMAN (SUBMITTALS)
A. Kontraktor harus mengirimkan technikal spesifikasi dari
fabrikator serta contoh bahan.
B. Instalasi manufaktur : kirimkan copy asli instruksi penggunaan
dari pabrik untuk setiap produk, termasuk batas-batas (range)
temperatur yang diijinkan.
C. Kontraktor harus mengirimkan shop drawing yang menunjukkan
cara penerapan yang benar, untuk persetujuan Pengawas dan
Pemberi Tugas.
D. Kontraktor harus mengadakan test kekedapan air dan
menyerahkan hasilnya kepada Pengawas dan Pemberi Tugas.
1.5. PERAWATAN, PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN
A. Kirimkan, simpan, rawat dan lindungi produk sesuai rekomendasi
pabrik.

B. Lindungi produk dan beri ventilasi secukupnya.

1.6. GARANSI
A. Sediakan Certificate mutu tertulis dari pabrik.
B. Garansi sistem yang bebas dari bocor dan rusak dalam
pengerjaan (workmanship) dan material adalah 5 - 10 tahun
terhitung dari tanggal penyelesaian proyek.

BAGIAN 2-BAHAN
2.1 BAHAN WATER PROOFING JENIS INTEGRAL
Bahan berupa cairan admixture generasi ketiga modified
polycarboxylate copolymer superplasticiser atau sejenis, yang
dicampurkan kedalam beton.
Produksi water proofing jenis Integral yang direkomendasikan adalah
: Produk/merek : Sika Viscocrete
Untuk bidang : - Dinding perimeter basement dan lantai bawah
basement
- Sumpit, pit-lift, bak air bawah

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 60


2.2. SWELLABLE WATERSTOP
Swellable waterstop berupa satu komponen polyurethane swelling
sealant waterstop, atau sejenis.
Produksi waterstop jenis Swellable yang direkomendasikan adalah
: Produk/merek : Sika Sikaswell S2.
Untuk bidang : Digunakan sebagai waterstop dalam construction
joint beton, yang mencegah rembesar air. Kemampuan
mengembang mulai 7 hari 100% volume..

2.3. COATING WATERPROOFING


Bahan berupa dua komponen waterproofing cementbased siap
pakai yang terdiri dari polymer modified cement, atau sejenis.
Produksi Coating water proofing yang direkomendasikan adalah
: Produk/merek : Sikatop 107 Seal.
Untuk bidang : Toilet, dinding dalam GWT, Kolam renang, yang
harus dilindungi oleh pasangan keramik.
2.4. MEMBRANE WATERPROOFING

Bahan dasar APP(Atactic Poly-Propylene) modifikasi bitumen yang


diperkuat dengan bahan Polyester non woven, yang fleksibel dan
dipasang dengan system dibakar (torching).
Produksi water proofing jenis membrane yang direkomendasikan
adalah :
Produk/merek : Sika Bitusel T-130SG, Tamseal
Untuk bidang : Atap beton, yang harus dilindungi oleh screed
minimum 5 cm.

Aula dan Asrama STT Abdi Sabda Page 59


2.5. LAM WATERPROOFING
Bahan berupa 1 komponen Polyurethane modified Acrylic
Dispersion, yang memiliki elastisitas tinggi dan tahan terhadap UV.
Produksi LAM waterproofing yang direkomendasikan adalah :
Produk/merek : Sikalastic 560, Tamseal
Untuk bidang : Atap exposed, yang tidak perlu dilindungi oleh
screed.

2.6. PVC MEMBRANE WATERPROOFING


Bahan berupa adalah PVC membrane yang memiliki ketahanan
terhadap akar root resistant), dengan sertifikat FLL (German
Standard)
Produksi water proofing jenis Integral yang direkomendasikan
adalah
Produk/merek : Sika Sarnafil, Tamseal
Untuk bidang : Atap yang difungsikan sebagai ROOF GARDEN

BAGIAN 3 – PENERAPAN
3.1. INTEGRAL WATERPROOFING
A. Caian admixture yang digunakan dengan dosis 0,3 – 0,8 % dari
berat semen, atau kira-kira 1,5 – 4 liter per m² beton.
B. Adukan beton yang direkomendasikan :
 Jumlah bahan sementius 350 kg/m³
 Water cement ration 0,45
 Slump awal 90 ± 10 mm
 Dosis rata-rata minimum ± 1,5 liter/m³
 Slump akhir 140 – 200 mm
Pencampuran admixture dilakukan di lapangan.
C. Harus diadakan trial mix untuk menguji kekuatan beton yang
ditambahkan admixture integral water proofing.
D. Kekedapan beton diuji dengan :
 Penetrasi berdasarkan DIN 1048, pada umur 28 hari
penetrasi max 4,6 cm.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 62


 Absorbsi beton pada umur 28 hari maximum 3 %.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 63


3.2. SWELLABLE WATERSTOP
A. Waterstop digunakan untuk construction joints / sambungan
tidak bergerak, untuk mencegah rembesan pada sambungan
beton.
B. Waterstop dipasang dengan menggunakan alat gun manual, dan
diletakkan di tengah-tengah penampang beton, tidak perlu diberi
lekukan/dudukan.
C. Waterstop tidak boleh dipasang dengan cover beton kurang dari
10 mm untuk menjamin tekanan akibat pemuaian dapat ditahan
oleh beton.
D. Waterstop tidak boleh dipasang di tempat yang dapat
mengakibatkan pemuaian bebas tanpa ada yang menahan.

3.3. COATING WATERPROOFING


A. Aplikasi detail dari lapisan cementitious waterproofing sistem
adalah sebagai berikut :
o Tuang setengah dari komponen A (cairan putih) kedalam
ember, kemudian tambahkan semua komponen B (bubuk) dan
aduk hingga merata.
o Masukkan komponen A (cairan putih) yang sisa dan aduk lagi
hingga merata, tidak ada yang menggumpal.
o Gunakan mixer dengan kecepatan rendah, waktu pengadukan
2-3 menit.
o Aplikasi produk dapat menggunakan Kuas atau trowel.
o Aplikasi minimum 2x lapisan, lapis pertama pada permukaan
yang telah dibasahi.

o Lapisan kedua dimulai pada saat lapisan pertama mulai


mengeras, biasanya setelah 2 – 6 jam, tergantung cuaca
setempat.
o Untuk finishing gunakan karet spon pada saat lapisan kedua
mulai mengeras.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 64


o Antara lapisan pertama dan kedua, selang waktu yang
diijinkan maksimum 48 jam.
B. Setelah menyelesaikan pemasangan, kontraktor harus melindungi
terhadap sinar matahari, angin kencang dan hujan lebat.
Menggunakan penutup atau lembaran plastik untuk melindungi
lapisan cementitious waterproofing dari percikan hujan dan air
sampai sepenuhnya kering (6 jam).
C. Untuk pemasangan screed/keramik diatas cementitious
waterproofing, selang waktu maksimum antara waterproofing dan
screed/keramik adalah 24 jam, jika lebih maka disarankan
menggunakan lapisan penyambung (Bonding agen) sebelum
pemasangan screed/keramik.

3.4. MEMBRANE WATERPROOFING

A. Pemasangan material oleh pekerja terampil sesuai dengan


metode/petunjuk yang diberikan pabrik. Menggunakan teknik,
prosedur, dan peralatan yang disarankan.
B. Aplikasikan terlebih dahulu primer bitumen aplikasi dingin pada
permukaan bahan sebagai lapisan membran pertama.
C. Aplikasikan dengan kuas, roller atau alat semprot hampa udara.
Waktu kering tergantung pada temperature, dari mulai
pemberian primer sampai penguapan seluruhnya.
D. Membran secara penuh direkatkan pada permukaan dengan cara
dibakar dengan menggunakan kompor gas.
E. Buka gulungan dan letakkan gulungan membran dengan lapisan
Polyethylene diatas permukaan bahan. Gulung setengah bagian
gulungan, panaskan bagian belakang membrane dengan gas api
sampai lapisan Polyethylene dan massa bitumennya meleleh,
lanjutkan dengan gulungan berikutnya.
F. Bintik-bintik dari aspal cair harus kelihatan di bagian bawah
gulungan.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 65


G. Membran yang sudah dibakar harus ditekan dengan kuat pada
permukaan bahan untuk menghindari adanya udara yang
terperangkap dengan menggunakan roller khusus.
H. Semua membrane harus diberi over-lap minimal 100 mm.
Sambungan harus dirapikan dengan roller untuk mencegah
terbentuknya celah atau ruang.
I. Setelah membran selesai dipasang, dapat dilanjutkan pekerjaan
screeding, dengan ketebalan minimum 50 mm

3.5. LAM WATERPROOFING


A. Pemasangan material oleh pekerja terampil sesuai dengan
metode/petunjuk yang diberikan pabrik. Menggunakan teknik,
prosedur, dan peralatan yang disarankan.
B. Sistem pemasangan Liquid Applied Membrane (LAM)
Waterproofing adalah
1. LAM Waterproofing tanpa lapisan tambahan perkuatan
Fleece (Konsumsi 1 – 1,2 kg/m2)
 Lapisan 1 : Aplikasikan terlebih dahulu primer sebagai
lapisan pertama, dimana primer adalah LAM yang
dicampur dengan air (Air = 10%)
 Lapisan 2 : Lapisan LAM, setelah Lapisan 1 kering.
 Lapisan 3 : Lapisan LAM, setelah lapisan 2 kering.

2. LAM Waterpoofing dengan tambahan perkuatan Fleece


: (Konsumsi 2,3 – 2,8 kg/m2)
 Lapisan 1 : Aplikasikan terlebih dahulu primer sebagai
lapisan pertama, dimana primer adalah LAM yang
dicampur dengan air (Air = 10%)
 Lapisan 2 : Lapisan LAM, setelah Lapisan 1 kering.
 Lapisan 3 : Pada saat lapisan 2 LAM masih basah
tempelkan Sika Fleece, dengan overlap sambungan
minimum 5 cm.
 Lapisan 4 : Applikasikan Lapisan LAM langsung diatas
Sika Fleece.
 Lapisan 5 : Lapisan LAM, setelah Lapisan 4 kering

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 66


C. Setelah selesai pemasangan, Kontraktor harus melindungi lapisan
LiquidApplied Membrane(LAM) dari pembebanan dan dari air yang
tergenang selama 2 x 24 jam, sampai LAM Waterproofing kering
sempurna (terutama dari air hujan).
3.6. PVC MEMBRANE WATERPROOFING
A. Untuk Area Datar :
 Aplikasikan PVC Membrane Sarnafil G476 – 15L, Lapisan
Geotextile, dan material drainage cell.
 Untuk PVC Membrane area datar hanya digelar, bagian
overlap dipanaskan dengan alat khusus.
B. Untuk area keliling/perimeter :
 Aplikasikan PVC Membrane G410 – 12L, dengan
menggunakan lem khusus untuk PVC Membrane
 Pada semua bagian tepi diperkuat dengan accessories : U-bar,
Fastener, Termination bar, Welding cord, dan sealant
polyurethane.
C. Setelah pemasangan PVC Membrane selesai, pekerjaan Landscape
bisa langsung dilakukan.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 67


BAGIAN II
URAIAN & SYARAT- SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN ( USTP )
1.1. PENDAHULUAN.
1.1.1. USTP, spesifikasi bahan dan gambar-gambar lampirannya
dimaksudkan untuk mendapatkan suatu pekerjaan yang lengkap,
telah diperiksa/ disetujui dan siap untuk dipakai. Pekerjaan tersebut
harus meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan, perlengkapan
pembantu dan semua pekerjaan yang perlu untuk pemasangan
secara sempurna.
1.1.2. Setiap bahan, peralatan, dan perlengkapan yang tidak tampak pada
gambar rencana, atau setiap perlengkapan, bahan dan peralatan yang
diperlukan didalam melengkapi penyelesaian pekerjaan ini sampai
sempurna, meskipun tidak dijelaskan didalam spesifikasi dan gambar
rencana, harus disediakan dan dipasang oleh Penyedia Jasa
Pemborongan yang bersangkutan sebagai bagian dari pekerjaannya.
1.1.3. Semua perlengkapan, peralatan atau bahan yang terpasang harus
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan didalam spesifikasi dan
gambar-gambar rencana, harus dalam keadaan baru, tidak cacat dan
dari mutu yang baik, serta harus menunjukkan merek dari pabrik.
1.1.4. Detail-detail kecil biasanya tidak digambarkan atau di spesifikasikan.
Tetapi bila sangat penting untuk melengkapi kesempurnaan
pemasangan, harus dilaksanakan sebagaimana umumnya dan harus
sudah termasuk dalam pekerjaan pekerjaan ini.
1.1.5. Bilamana terdapat perbedaan pernyataan didalam spesifikasi atau
gambar rencana maupun perubahan-perubahannya, maka
pernyataan yang ada pada spesifikasi yang dipilih, kecuali Pengguna
Jasa memutuskan lain, sedangkan perbedaan antara gambar-gambar
dengan skala kecil dan besar.Penyedia Jasa Pemborongan wajib
menanyakannya terlebih dahulu kepada Pengguna Jasa/ Manajemen
Konstruksi ,Pengawas untuk mendapat kepastian.
1.1.6. Bilamana suatu pernyataan diulang kembali baik di dalam spesifikasi
atau gambar rencana, hal ini adalah untuk menuntut perhatian yang
lebih dan bukan berarti bagian yang tidak diulang akan dihapuskan.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 68


1.2. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Didalam melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa Pemborongan harus
berpedoman kepada ketentuan-ketentuan yang terdapat didalam:
a. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrage
Teknik.
b. Peraturan-peraturan umum (Algemene Voorwarden) di AV-
1941.
c. Peraturan beton bertulang untuk Indonesia (PBI-1971)
d. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja
e. Syarat-syarat perburuhan dan Peraturan-peraturan
Pemerintah yang berlaku.
f. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan
(PUBB) pada penyelenggaraan bangunan di Indonesia Th.1956
(NI-3)
g. Peraturan Umum Bahan Indonesia (PUBI-1983), Peraturan
Semen Portand (NI – 8)
h. Peraturan Muatan Indonesia (NI – 18 – 1979), Standard
Industri Indonesia ( SII ).
i. Pedoman Plumbing Indonesia 1979 (PPI), Peraturan Umum
Instalasi Listrik (PUIL 1987), Pedoman Penanggulangan
Bahaya Kebakaran.
j. Peraturan Pembebanan Indonesia, Peraturan Perencanaan
Tahan Gempa Indonesia. Serta syarat-syarat yang dikeluarkan
oleh Instansi Pemerintah yang terkait.
k. Untuk bahan-bahan yang belum ada peraturannya di
Indonesia, maka dipakai syarat-syarat yang ditentukan oleh
pabrik.

1.3. RISALAH PENJELASAN


Jika ternyata didalam USTP terdapat penyimpangan dengan peraturan-
peraturan yang tersebut pada Syarat-syarat Pelaksanaan, maka USTP
dan Syarat-syarat teknis inilah yang mengikat.
Jika tidak ditentukan lain dalam USTP dan Syarat-syarat Teknis,
maka semua peraturan-peraturan pada Syarat-syarat Pelaksanaan untuk
pelaksanaan penyelesaian ini tetap berlaku.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 69


1.4. PROGRAM KERJA
1. Secepatnya (selambat-lambatnya 7 hari) setelah diterbitkannya Surat
Keputusan Penunjukan dan Surat Perintah Mulai Kerja, Penyedia
Jasa Pemborongan harus membuat detail program kerja, yang
menunjukan bagaimana pekerjaan akan dilaksanakan, bilamana
bahan akan sampai ditempat, ( Time Provurement ) termasuk lay out
penempatan-penempatan material, peralatan-peralatan di areal
pekerjaan dan lain-lain hubungannya dengan pekerjaan-pekerjaan
Penyedia Jasa Pemborongan lain (lampu, lantai, dinding dan
sebagainya)

2. KONSULTAN PENGAWAS mempunyai hak untuk memeriksa,


mempertanyakan dan mempelajari kelayakan dari program kerja
Penyedia Jasa Pemborongan, terutama yang menyangkut program
garis Kritis (Critical Path Programe) dalam Network Planning dan bila
perlu akan memberikan saran dan memintakan perubahan. Apabila
didapatkan bahwa pelaksanaan tidak dapat seiring dengan program
Garis Kriti (Critical Path Programe) maka Penyedia Jasa
Pemborongan akan diminta untuk mengejar waktu yang tertinggal.

3. Semua perubahan waktu yang terjadi pada program yang telah


disetujui tersebut, harus dibicarakan dan disetujui bersama antara
KONSULTAN PENGAWAS dan Penyedia Jasa Pemborongan yang
bersangkutan.

4. Penyedia Jasa Pemborongan wajib memperbarui program tersebut


setiap saat disesuaikan dengan kemajuan pelaksanaan dan Penyedia
Jasa pemborongan wajib mengikutinya.

5. Program kerja tersebut akan digunakan oleh KONSULTAN


PENGAWAS untuk menentukan waktu keterlambatan yang dibuat
oleh Penyedia Jasa Pemborongan apabila terjadi keterlambatan
penyelesaian pekerjaan.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 70


6. Penyerahan dan persetujuan atas program kerja dan semua revisinya
(kalu ada) oleh KONSULTAN PENGAWAS tidak akan melepaskan
tugas dan tanggung jawab Penyedia Jasa Pemborongan atas Kontrak
yang dibuat

1.5 TATA TERTIB PELAKSANAAN

1. Lapangan kerja akan diserahkan kepada Penyedia Jasa


Pemborongan (selama pelaksanaan) dalam keadaan seperti pada
waktu pemberian tugas dan dianggap bahwa Penyedia Jasa
Pemborongan mengetahui benar-benar mengenai :
- Letak
- batas-batas maupun keadaannya pada waktu itu.
Penyedia Jasa Pemborongan diminta untuk melakukan
pembersihan yang ada, untuk keperluan pekerjaannya. Hasil
bongkaran kalau ada menjadi milik Pengguna Jasa, dan Penyedia
Jasa Pemborongan harus memindahkan ketempat yang akan
ditentukan kemudian, kecuali ditentukan lain Pengguna Jasa.

2. Penyedia Jasa Pemborongan wajib menyerahkan pekerjaan hingga


selesai dan lengkap, yaitu membuat (menyuruh membuat),
memasang, memesan maupun menyediakan bahan-bahan
bangunan, alat-alat kerja dan pengangkutan, membayar upah
kerja, dan lain-lain yang bersangkutan dengan pelaksanaan.

3. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diharuskan mengajukan


jadwal waktu pelaksanaan dan jadwal
pemesanan/penandatanganan bahan secara terperinci dan
proposal pelaksanaan setiap item pekerjaan dan harus disetujui
oleh pihak KONSULTAN PENGAWAS.

4. Untuk setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya


maupun yang sedang dilaksanakan, Penyedia Jasa Pemborongan
diwajibkan berhubungan dengan KONSULTAN PENGAWAS. Untuk
ikut menyaksikan, sejauh tidak ditentukan lain, untuk
mendapatkan pengesahan/persetujuan.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 71


5. Setiap usul dari Penyedia Jasa Pemborongan ataupun
persetujuan/pengesahan dari KONSULTAN PENGAWAS dianggap
berlaku, sah serta mengikat jika dilakukan secara tertulis.

6. Semua bahan-bahan yang akan dipergunakan untuk pekerjaan ini


harus benar-benar diteliti mengenai mutu, ukuran, jumlahnya
yang harus sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
dan Berita Acara Penjelasan Pelelangan dan harus dalam kondisi
baru.

7. Ketelitian dan kerapihan kerja akan dinilai lebih berat oleh


KONSULTAN PENGAWAS, apabila yang menyangkut pekerjaan
penyelesaian maupun kerapihan (finishing work).
8. Pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan penyelesaian dan
perapihan harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga pihak Penyedia
Jasa Pemborongan yang benar-benar ahli. KONSULTAN
PENGAWAS berhak menginstruksikan dan pihak Penyedia Jasa
Pemborongan wajib mengganti tenaga-tenaga yang dinilai tidak
ahli dimana akan menghambat kecepatan pekerjaan.

9. Cara-cara menimbun bahan-bahan di lapangan maupun di


gudang-gudang harus memenuhi persyaratan teknisnya, dan
dapat dipertanggung jawabkan.

10. Semua uraian yang disebut didalam USTP ini dan semua
perubahan maupun tambahan yang terjadi dan dinyatakan
didalam Risalah Penjelasan adalah sah berlaku dan digunakan
sebagai dasar pedoman pelaksanaan.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 72


1.6 PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Batas-batas Pekerjaan

Penyedia Jasa Pemborongan harus membuat batas-batas daerah


pekerjaan dan wajib memeliharanya selama masa pelaksanaan
pekerjaan.

2. Air dan Listrik Kerja


Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan instalasi listrik
dan air kerja yang bersih atas biaya sendiri, yang dapat juga
dipakai untuk keperluan-keperluan lain.

3. Alat-alat Kerja/Alat-alat Pembantu


Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan alat-alat kerja
sendiri untuk kesempurnaan pelaksanaan pekerjaan dan alat-alat
lainnya yang dinyatakan perlu oleh KONSULTAN PENGAWAS.

4. Jalan-jalan dan Jembatan Sementara


Jika di lapangan pekerjaan belum terdapat sarana tersebut,
Penyedia Jasa Pemborongan wajib menyediakan saluran-saluran,
jembatan-jembatan, pengerasan jalan dan lain-lain yang sifatnya
sementara untuk memungkinkan pengangkutan alat-alat dan
bahan-bahan, disamping untuk bergerak dihalaman kerja. Semua
sarana tersebut harus dipelihara selama erlangsungnya pekerjaan
dan setelah selesai, semua sarana tersebut harus dibersihkan
kecuali bagian-bagian yang akan dipergunakan lebih lanjut.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 73


Penyedia Jasa Pemborongan harus membuat batas-batas daerah
pekerjaan dan wajib memeliharanya selama masa pelaksanaan
pekerjaan.

5. Air dan Listrik Kerja


Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan instalasi listrik
dan air kerja yang bersih atas biaya sendiri, yang dapat juga
dipakai untuk keperluan-keperluan lain.

6. Alat-alat Kerja/Alat-alat Pembantu


Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan alat-alat kerja
sendiri untuk kesempurnaan pelaksanaan pekerjaan dan alat-alat
lainnya yang dinyatakan perlu oleh KONSULTAN PENGAWAS.

7. Jalan-jalan dan Jembatan Sementara


Jika di lapangan pekerjaan belum terdapat sarana tersebut,
Penyedia Jasa Pemborongan wajib menyediakan saluran-saluran,
jembatan-jembatan, pengerasan jalan dan lain-lain yang sifatnya
sementara untuk memungkinkan pengangkutan alat-alat dan
bahan-bahan, disamping untuk bergerak dihalaman kerja. Semua
sarana tersebut harus dipelihara selama erlangsungnya pekerjaan
dan setelah selesai, semua sarana tersebut harus dibersihkan
kecuali bagian-bagian yang akan dipergunakan lebih lanjut.

Sebaliknya, kerusakan-kerusakan yang terjadi pada sarana-


sarana yang telah ada, yang nyata-nyata disebabkan oleh
pekerjaan Penyedia Jasa Pemborongan, harus diperbaiki kembali
atas beban Penyedia Jasa Pemborongan sendiri. Semua perizinan
untuk lalu-intas, pembongkaran trotoir, saluran kota, tanaman,
pagar dan lain-lain ditanggung oleh Penyedia Jasa Pemborongan.

8. Alat PPPK
Penyedia Jasa Pemborongan diwajibkan untuk menyediakan kotak
PPPK lengkap dengan perlengkapan minimal untuk menangani
kecelakaan ringan.
Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 74
9. Penyedia Jasa Pemborongan (Bouwkeet)
Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan sendiri
kantor lapangan dengan gudang sesuai kebutuhannya sendiri.

10. Toilet
Selain toilet yang telah disediakan pada Bouwkeet, Penyedia jasa
Pemborongan harus menyediakan toilet yang cukup memenuhi
baik dalam jumlah maupun syarat-syarat kesehatan untuk
pekerja-pekerja kasar.

11. Gudang
Pembuatan gudang-gudang bahan harus sedemikian baiknya
sehingga bahan-bahan yang disimpan dan akan digunakan tidak
rusak karena hujan, panas dan lain-lain.

12. Direksi Keet


Pemilihan material untuk direksi keet harus mempertimbangkan
ketahanan material selama konstruksi berlangsung (240 hari).
Direksi keet sebaiknya bisa mengakomodir kegiatan selama
konstruksi minimal dengan tersedianya ruang sebagai berikut :
- R. Rapat
- R. Kerja Konsultan Pengawas
- Toilet
- R. Ibadah

13. Pagar Proyek


Pagar proyek hendaknya bisa berfungsi memberikan perlindungan
area proyek, maupun memberikan pengamanan terhadap property
pemberi tugas.
Material pagar agar dipertimbangkan keawetannya
selama konstruksi berlangsung Spesifikasi pagar :
- Proyek pagar : seng rangka kayu dengan pondasi tapak. Tinggi
pagar ±1,8m
- Pagar properti : Pagar kawat berduri dengan rangka
kayu pondasi tapak.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 75


Tinggi pagar ±1,8m

1.7. TENAGA AHLI


1. Penyedia Jasa Pemborongan harus menunjuk tenaga yang ahli
didalam bidangnya bagi pekerjaan-pekerjaan terutama pekerjaan
penyelesaian dan perapihan (finishing works)

2. Tenaga ahli tersebut harus dapat mempertanggung jawabkan


pekerjaannya, dan harus selalu berada di lapangan selama
pelaksanaan pekerjaan, baik sebagai pelaksana pekerjaan maupun
sebagai pengawas pekerjaan.

3. Apabila tenaga-tenaga ahli ini oleh KONSULTAN PENGAWAS


dianggap tidak memenuhi persyaratan/kurang ahli dalam bidangnya,
Penyedia Jasa Pemborongan secepatnya harus menggantikan dengan
tenaga ahli yang lain yang disetujui KONSULTAN PENGAWAS.

4. Proyek Manager harus orang yang berpengalaman dan


bertugas mengkoordinir seluruh pekerjaan dan bertindak atas
nama Kontraktor.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 76


5. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi
Memiliki kemampuan menyediakan personil manajerial
untuk pekerjaan Konstruksi

Jabatan dalam
Pekerjaan Yang
No Akan Pengalaman Kebutuhan Sertifikat Kompetensi Kerja
Kerja
Dilaksanakan (Tahun) Personil

Project Pelaksana SKA Ahli


1 / 10 Tahun 1 Manajemen
Manager Konstruksi
(Ahli Madya) SKA-601
2 Site Manager 8 Tahun 1 SKA Ahli Manajemen Proyek
(Ahli Madya) SKA-602
3 Tenaga Ahli
* Arsitektur 5 Tahun 2 SKA 101
* Struktur 5 Tahun 1 SKA 201
* Mekanikal 5 Tahun 2 SKA 302 / 303
* Elektrikal 5 Tahun 1 SKA 401
Manager
3 Keuangan 5 Tahun 1 S1 Akuntansi

SKA Ahli K3 Konstruksi (Ahli


4 Tenaga Ahli K3 5 Tahun 1 Muda)
Konstruksi SKA-603

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 77


Masing-masing persyaratan harus diupload dalam bentuk scan dari dokumen
asli yang terdiri dari :
a. Ijazah, Curiculum Vitae (CV), SKA/SKT, KTP, NPWP dan Surat
Pernyataan Kesanggupan untuk ditempatkan pada pekerjaan tersebut.
b. Asli dokumen persyaratan harus dibawa ada saat pembuktian
dokumen.
c. Asli Sertifikat Kompetensi Kerja untuk Persaonel manajerial dibuktikan
pada saat rapat persiapan penunjukan penyedia.
1.8. PEIL-PEIL DAN PEIL INDUK

2. Sebagai peil dasar/induk (+0.00) gedung ini ditetapkan sesuai dengan


gambar dan spesifikasi teknis titik nol ini selanjutnya menjadi dasar
bagi setiap ukuran ketinggian pekerjaan.

3. Ketidakcocokan antara gambar dan keadaan di lapangan harus


segera dilaporkan kepada KONSULTAN PENGAWAS untuk
diputuskan.

4. Kebenaran hasil pengukuran sepenuhnya menjadi tanggung jawab


Penyedia Jasa Pemborongan. Adanya pengawasan dari KONSULTAN
PENGAWAS tidak mengurangi tanggung jawab tersebut.

1.9 PENGUKURAN SUDUT SIKU DAN GARIS LENGKUNG

1. Pengukuran sudut siku hanya dilakukan dengan alat teropong


waterpass dan theodolite.
2. Pengukuran siku dengan benang secara azas segitiga Phytagoras
hanya dipergunakan untuk bagian-bagian ruang.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 78


1.10 BAHAN

1. Semua material yang disediakan dan dipasang oleh Penyedia Jasa


Pemborongan harus terbaik dari jenisnya, baru dan sebelum
dibeli/dipasang harus mendapat persetujuan dari KONSULTAN
PENGAWAS./ Konsultan Perencana.

2. Sedapat mungkin setiap bahan mempunyai contoh yang harus


diajukan untuk disetujui KONSULTAN PENGAWAS / Perencana.
Contoh tersebut, setelah disetujui akan disimpan di kantor
KONSULTAN PENGAWAS dan akan digunakan sebagai dasar
standard bahan yang akan dipasang.

3. Bahan-bahan yang terpasang dan tidak sesuai dengan contoh yang


telah disetujui akan ditolak oleh KONSULTAN PENGAWAS dan
Penyedia Jasa Pemborongan bertanggung jawab untuk menggantinya
tanpa biaya tambahan.

4. Penyebutan suatu merk atau nama pabrik didalam spesifikasi atau


pada gambar rencana harus diartikan sebagai permintaan suatu
bahan yang satu kelas atau satu kwalitas dalam hal pembuatan dan
bahannya, dan tidak berarti menutup kemungkinan penggunaan
material sejenis dari pabrik lain.

5. Semua biaya yang diperlukan untuk mendapatkan contoh-contoh


bahan menjadi tanggungan Penyedia Jasa Pemborongan.

6. Metode Pelaksanaan
Sesuai Permen PUPR No.14 Tahun 2020
1 Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi
2 Spesifikasi Proses Atau Kegiatan
3 Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 79


1. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi

Dapat Menyediakan Bahan / Materrial Utama, Yaitu :

No Material Ukuran / Type Keterangan

U-24 dan U-40


1 Besi Baik U-24 (Dia 10)
Beton U-40 (Dia 10)
2 Beton K-350
Ready
Mix
3 AC Lihat di RKS

4 Panel Lihat di RKS


Listrik
5 Trafo Lihat di RKS

6 Alumuni Lihat di RKS


um
Composi
te Panel
7 Alumuni Lihat di RKS
um
Kozen
8 Cat Lihat di RKS

No Material Ukuran / Type Keterangan

U-24 dan U-40


1 Besi Beton Baik U-24 (Dia 10)
U-40 (Dia 10)
2 Beton Ready Mix K-350
3 AC Lihat di RKS
4 Panel Listrik Lihat di RKS
5 Trafo Lihat di RKS
6 Alumunium Composite Lihat di RKS
Panel
7 Alumunium Kozen Lihat di RKS
8 Cat Lihat di RKS

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 80


Dilengkapi surat dukungan dari vendor dilampiri SIUP dan
Sertifikat Manajemen Mutu

2. Spesifikasi Proses Atau Kegiatan

Pekerjaan Pembangunan Pengadilan Gedung aula dan asrama STT Abdi Sabda

No Jenis Pekerjaan Material Utama Peralatan Yang


Dipakai
A PEKERJAAN STRUKTUR
(TA Strruktur)
I PEKERJAAN PONDASI Galian Tanah GWT Alat ukur Theodolite
Beton mutu K-300 Excavator
Pembesian dia 6 mm ulir Dump truk
Pembesian dia 13 mm ulir Pompa beton long boom
Bar cutter
Bar bending
Vibrator
Alat Tiang pancang

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 81


B PEKERJAAN FINISHING
(TA ARSITEKTUR)
a. Pekerjaan pasangan dan Bata ringan
Plesteran Semen
pasir
Railing tangga pipa stainless
steel dia 2,5" dan 1"

Daun pintu panel kayu


b. Pekerjaan Pintu Dan kamper
Jendela Kusen alum amodize
partisi cubicle toilet
Kusen + daun pintu finis
melamic

c. Pekerjaan Lantai Lantai homogenius 60x60 cm


Waterproofing coating

Plafond gypsum board rangka


Pekerjaan Plafond hollow
d.
Plafond gypsum 9 mm rangka
Plafond Dak Beton besi hollow
1
(Perapian balok Dan Plat Plafond GRC board 4 mm
Lantai Beton) Rangka besi hollow
List plafond toilet shadow line

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 82


List kayu 1/5 fin melamic
Box gorden multiplek 12 mm
finish melamic

Cat dinding luar


e. Pekerjaan Pengecatan Weathershield
cat dinding dalam acrilyc
emulsion
Cat plafond emulsion

f. Pekerjaan Sanitair Closet duduk C 51 /T 150 NL


Closet duduk Toto CW 660 N
Closet jongkok C E6
Wastafel Toto LW 521 V1A
Urinoir Toto U 57 M
Jet Washer THX 20 MCRB
Tempat Tissue Toto TX 720
ACRB
Kran air Toto T.23 BQ.13N
Floor drain Toto TX 1 B
Kitchen sink stainless steel
Kran leher angsa Toto T.30
AR13V7N
Kaca cermin 5 mm
Almari bawah meja wastafel /
pantry

C. Lapisan Sub base t = 30 cm Alat ukur Theodolite


PEKERJAAN SARANA
Lapisan base course t = 20 cm Excavator
DAN PRASARANA
LINGKUNGAN Dump truk

D.
PEKERJAAN MEKANIKAL
DAN ELEKTRIKAL
a
Pekerjaan Mekanikal Pompa transfer, pengisi bak
air atas
Pompa booster

1
* Instalasi & Accessories di
R.Pompa

2
* Instalasi & Accessories

Air Conditioning Split Sistem


3 * Pekerjaan Air c/w Lift Barang
Conditioning

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 83


Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 84
Remote Control, Raf Net &
Accessories

b Pekerjaan Elektrikal
1 * Pekerjaan Instalasi Panel

* Pekerjaan Instalasi Fire


2 Alarm
* Peralatan Utama

3 * Pekerjaan Instalasi Sound


System
* Peralatan Utama

* Pekerjaan Instalasi
4 Telepone
* Peralatan Utama

5
* Pekerjaan Instalasi Data
a
* Peralatan Utama

6
* Pekerjaan Instalasi CCTV
a
* Peralatan Utama

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 85


1.11 FOTO-FOTO PELAKSANAAN

1. Untuk keperluan dokumentasi pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa


Pemborongan wajib membuat foto-foto yang menunjukkan kemajuan
pekerjaan, yaitu:
- keadaan lapangan sebelum pekerjaan dimulai
- keadaan pada saat pekerjaan persiapan
- keadaan pada setiap tahapan pekerjaan
- keadaan pada saat terjadi force mayeure
- keadaan pada saat serah terima
- keadaan-keadaan lain menurut kebutuhan KONSULTAN PENGAWAS.

2. Foto-foto harus berwarna, ukuran Post Card, ditempelkan didalam album


dengan beberapa keterangan singkat, dan diberikan kepada KONSULTAN
PENGAWAS, lengkap dengan negativenya, sebanyak 3 set pada setiap waktu
laporan.

3. Seluruh biaya pembuatan foto dokumentasi, berikut albumnya menjadi


tanggungan Penyedia Jasa Pemborongan.

1.12 SYARAT-SYARAT PENYERAHAN PEKERJAAN

1. Pada saat atau sebelum hari penyelesaian pekerjaan yang telah ditentukan,
Penyedia Jasa Pemborongan wajib menyelesaikan seluruh pekerjaannya sesuai
Kontrak dan sebagaimana disyaratkan dalam spesifikasi ini, dan KONSULTAN
PENGAWAS/Pengguna Jasa dapat menyatakan bahwa pekerjaan tersebut telah
selesai, siap dipakai dan telah sesuai dengan Kontrak, spesifikasi dan gambar-
gambar.
2. Pekerjaan dikatakan selesai apabila telah memenuhi semua persyaratan yang
tercantum dalam Kontrak, dan mendapat persetujuan KONSULTAN
PENGAWAS/Pengguna Jasa.
3. Penyerahan pekerjaan dilakukan dengan Berita Acara penyerahan disertai
lampiran gambar-gambar (as built drawings), manual-manual operation,

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 86


perizinan dan sertifikat dari instansi yang berwenang dan lain-lain
sebagaimana yang disyaratkan.

1.13 PEMBERSIHAN

1. Penyedia Jasa Pemborongan wajib membersihkan kembali proyek dari


kotoran-kotoran yang disebabkan oleh hasil pekerjaannya seperti
bungkusan bahan, potongan-potongan kayu, potongan-potongan besi
dan lain-lain sebagaimana yang disyaratkan.
2. Semua kotoran-kotoran tersebut harus dibuang keluar proyek oleh
Penyedia Jasa Pemborongan yang bersangkutan setiap hari.

1.14 TATA TERTIB LAPANGAN


1. Semua barang-barang yang tidak berguna, selama jalannya
pembangunan, harus dikeluarkan dari halaman kerja.

2. Semua bagian yang bergerak hendaknya dijaga kelancaran jalannya,


misalnya pintu-pintu, pintu-pintu pagar dan lain-lain.

3. Semua anak kunci harus dikumpulkan, diberi tempat yang baik, dan
diberi tanda.

4. Barang-barang harus dijaga kebersihannya. Bila ada kerusakan-


kerusakan pada bagian-bagian yang telah selesai, Penyedia Jasa
Pemborongan harus memperbaiki / menggantinya sampai
memuaskan dan atas biaya sendiri.
1.15 KEAMANAN
1. Setelah Penyedia Jasa Pemborongan mendapat batas-batas daerah
kerja dan lain-lain sebagaimana yang telah diuraikan dalam pasal-
pasal sebelumnya, maka Penyedia Jasa Pemborongan bertanggung
jawab penuh atas segala sesuatu yang ada didaerahnya, yaitu :
- Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan
yang disengaja ataupun tidak.
- Penggunaan sesuatu yang keliru/salah

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 87


- Kehilangan bahan-bahan/alat-alat/perlengkapan-perlengkapan
yang ada di daerahnya.

2. Terhadap semua kejadian tersebut pada pasal 16.1 diatas, Penyedia


Jasa pemborongan harus melaporkan kepada KONSULTAN
PENGAWAS. dalam waktu paling lambat 24 jam guna diusut dan
diselesaikan persoalannya lebih lanjut.

3. Untuk mencegah kejadian-kejadian diatas, Penyedia Jasa


Pemborongan diwajibkan mengadakan pengamanan antara lain
mengadakan penjagaan siang malam, penerangan malam, memasang
alat-alat tanda bahaya, jarring-jaring pengaman, memasang alat-alat
pemadam kebakaran sesuai ketentuan yang berlaku, dan lain-
lainnya.

4. Untuk keamanan lingkungan proyek, Penyedia Jasa Pemborongan


harus bekerja sama dengan pihak Kontraktor-Kontraktor lain yang
sudah maupun yang akan ditunjuk.

1.16 NAIK TURUNNYA HARGA DAN PERUBAHAN


SECARA LUAR BIASA DIBIDANG EKONOMI

1. Sejak penawarannya diajukan dan diterima oleh Pengguna Jasa,


kepada Penyedia Jasa Pemborongan tidak akan diberikan tambahan
biaya apabila didalam masa pelaksanaan pekerjaan terjadi kenaikan
upah pekerja atau harga bahan, kecuali bila terdapat kebijaksanaan
Pemerintah dibidang moneter dan keputusan Pemerintah tentang
perubahan anggaran proyek akibat kebijaksanaan tersebut.
Nilai kontrak adalah tetap (fixed), tidak berubah sampai dengan
penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan, kecuali dalam hal
terjadinya variasi-variasi pekerjaan seperti :
1. Menambah atau mengurangi kwantitas pekerjaan tersebut
dalam Kontrak
2. meniadakan beberapa bagian pekerjaan

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 88


3. Merubah kwalitas dari bagian-bagian pekerjaan

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 89


4. Merubah level, garis-garis, posisi dan dimensi bagian-bagian
pekerjaan.
5. Melaksanakan pekerjaan tambah yang dianggap perlu untuk
penyelesaian seluruh pekerjaan dimana variasi-variasi tersebut
tidak membatalkan kontrak, tetapi biayanya diperhitungkan
sebagai pekerjaan tambah/kurang dimana biayanya dihitung
sesuai dengan harga satuan bahan/upah sebagaimana tercantum
didalam kontrak, sedangkan pelaksanaannya harus berdasarkan
perintah tertulis KONSULTAN PENGAWAS/Pengguna Jasa.

2. Didalam hal setelah tanggal surat penawaran terjadi perubahan


secara luar biasa dibidang ekonomi didalam negeri sebagai akibat
tindakan Pemerintah terhadap pembatasan mata uang atau devaluasi
mata uang, maka hal tersebut akan diatur sesuai dengan peraturan-
peraturan Pemerintah yang mengatur tentang hal tersebut.

1.17. PAJAK-PAJAK

Didalam surat penawaran Penyedia Jasa Pemborongan harus sudah


termasuk PPN 10% yang dituliskan secara khusus.
Pajak-pajak lain yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan Kontrak
ini, Bea material, PPh, dan sebagainya adalah menjadi beban
Penyedia Jasa Pemborongan dan sudah termasuk pada penawaran,
meskipun tidak disebutkan secara khusus didalam Surat Penawaran.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 90


1.18. ARBITRAGE

1. Segala perselisihan antara Pengguna Jasa/KONSULTAN PENGAWAS


dengan Penyedia Jasa Pemborongan yang timbul dalam pelaksanaan
Kontrak ini, sedapat mungkin akan diselesaikan secara musyawarah.
2. Apabila penyelesaian secara musyawarah ini tidak tercapai, maka
penyelesaian akan dilakukan oleh suatu Panitia Arbitrage yang terdiri
atas :
- Seorang Wakil Pengguna Jasa/KONSULTAN PENGAWAS
- Seorang Wakil Penyedia Jasa Pemborongan.
- Seorang ahli diluar Pengguna Jasa/KONSULTAN PENGAWAS dan
Penyedia Jasa Pemborongan, penunjukannya mendapat
persetujuan kedua belah pihak.
Keputusan yang diambil oleh Panitia Arbitrage ini adalah final dan
mengikat kedua belah pihak. Apabila perselisihan ini juga tidak dapat
diselesaikan oleh Panitia Arbitrage, maka penyelesaian selanjutnya akan
dilaksanakan secara hukum.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 91


BAG III
SYARAT SYARAT ARSITEKTUR

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Aula dan Asrama STT


Sabda Abadi terdiri dari beberapa item pekerjaan :

 Pembangunan substructure Pembangunan Gedung Aula dan


Asrama STT Sabda Abadi sesuai spesifikasi dan gambar.
 Pembangunan superstructure Pembangunan Gedung Aula dan
Asrama STT Sabda Abadi sesuai spesifikasi dan gambar.
 Pembuatan Finishing Arsitektur Pembangunan Gedung Aula dan
Asrama STT Sabda Abadi sesuai spesifikasi dan gambar.
 Pembangunan Groundtank dan STP Pembangunan Gedung
Aula dan Asrama STT Sabda Abadi sesuai spesifikasi dan gambar.
 Pembuatan Instalasi Mekanikal Pembangunan Gedung Aula dan
Asrama STT Sabda Abadi sesuai spesifikasi dan gambar.
 Pembuatan Instalasi Elektrikal Pembangunan Gedung Kantor
Aula dan Asrama STT Sabda Abadi sesuai spesifikasi dan gambar..

Pekerjaan tersebut diatas harus dikerjakan sesuai dengan gambar,


rencana kerja dan syarat syarat pekerjaan serta sesuai dengan jadwal
yang ditentukan dengan memperhatikan sebagai berikut :

1. Semua pekerjaan harus rapih, bersih dari sisa sisa bahan kerja
2. Dikerjakan dengan selalu berkoordinasi dan memperhatikan
aspek Struktur, Mekanikal dan Elektrikal.
3. Semua hasil pekerjaan harus selalu berfungsi dengan baik.
Pemborongan dan dilindungi plastik atau pelindung.
4. Segala kerusakan yang timbul selama pekerjaan menjadi

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 92


tanggung jawab Penyedia jasa pemborongan.
5. Pembuangan bongkaran material dari site harus dengan
persetujuan pihak Yayasan Abdi Sabda.

Pasal 1 - 2. SPESIFIKASI ARSITEKTUR


2.1. PEKERJAAN PASANGAN
2.1.1. PEKERJAAN TANAH
2.1.1.A. GALIAN

Penyedia Jasa Pemborongan harus bertanggung jawab untuk semua


penggalian yang dilakukan sesuai dengan peraturan dan hukum yang
berlaku. Galian tanah untuk pondasi-pondasi, saluran-saluran pipa,
septictank dan lain–lain harus dilaksanakan sesuai dengan yang
ditentukan dalam gambar. Dalamnya semua galian harus mendapat
persetujuan dari direksi.Dalam keadaan penggalian cukup dalam dan
memungkinkan tanah dapat longsor, Penyedia Jasa Pemborongan harus
memasang turap sesuai persyaratan yang disertai perhitungan kekuatannya
dan diperiksa direksi
Penyedia Jasa Pemborongan harus melaporkan hasil pekerjaan galian tanah
yang selesai dan menurut pendapatnya sudah dapat digunakan untuk
pemasangan pondasi kepada Direksi untuk dimintakan persetujuannya .
Semua pekerjaan pondasi yang dilaksanakan tanpa persetujuan Direksi,
dapat mengakibatkan dibongkarnya kembali pekerjaan pondasi tersebut.
Pekerjaan pembongkaran dan pemasangan pondasi kembali adalah menjadi
tanggungan Penyedia Jasa Pemborongan.
Penyedia Jasa Pemborongan harus melaporkan dan meminta persetujuan
Direksi atas hasil pekerjaan galian tanah yang sudah selesai untuk dapat
melanjutkan pekerjaan pasangan pondasi.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 93


Pasal 1 - 2. SPESIFIKASI ARSITEKTUR
2.2. PEKERJAAN PASANGAN
2.2.1. PEKERJAAN TANAH
2.2.1.A. GALIAN

Penyedia Jasa Pemborongan harus bertanggung jawab untuk semua


penggalian yang dilakukan sesuai dengan peraturan dan hukum yang
berlaku. Galian tanah untuk pondasi-pondasi, saluran-saluran pipa,
septictank dan lain–lain harus dilaksanakan sesuai dengan yang
ditentukan dalam gambar. Dalamnya semua galian harus mendapat
persetujuan dari direksi.Dalam keadaan penggalian cukup dalam dan
memungkinkan tanah dapat longsor, Penyedia Jasa Pemborongan harus
memasang turap sesuai persyaratan yang disertai perhitungan kekuatannya
dan diperiksa direksi
Penyedia Jasa Pemborongan harus melaporkan hasil pekerjaan galian tanah
yang selesai dan menurut pendapatnya sudah dapat digunakan untuk
pemasangan pondasi kepada Direksi untuk dimintakan persetujuannya .
Semua pekerjaan pondasi yang dilaksanakan tanpa persetujuan Direksi,
dapat mengakibatkan dibongkarnya kembali pekerjaan pondasi tersebut.
Pekerjaan pembongkaran dan pemasangan pondasi kembali adalah menjadi
tanggungan Penyedia Jasa Pemborongan.
Penyedia Jasa Pemborongan harus melaporkan dan meminta persetujuan
Direksi atas hasil pekerjaan galian tanah yang sudah selesai untuk dapat
melanjutkan pekerjaan pasangan pondasi.

2.2.1.B. URUGAN
Semua daerah sebelum pengurugan tanah harus dibersihkan dari sampah;
puing bangunan, tumbuhan, dan lainnya. Tanah urug harus bersih dari
bahan organis, dan sampah. Material yang digunakan untuk timbunan dan
subgrade harus memenuhi standard spesifikasi AASHTO-M 57-64 dan harus
diperiksa dahulu di laboratorium tanah yang disetujui Direksi.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 94


Material yang dipakai untuk timbunan harus memenuhi salah satu dari
persyaratan-persyaratan berikut; material yang diklasifikasikan dalam
kelompok A-1, A-2-4, A-2-5, atau A-3 seperti dalam AASHTO M 145 dan
harus dipadatkan sampai 90% dari berat jenis kering max. (max dry density)
menurut AASHTO T 99 material-material yang diklasifikasikan dalam
kelompok A-2-6, A-2-7, A-4, A-5, A-6 dan A-7 boleh digunakan dengan
perhatian khusus diberikan pada waktu pemadatan tanah untuk mencapai
95% dari berat jenis kering max. menurut AASHTO T.99.
Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari jumlah yang
dibutuhkan maka Penyedia Jasa Pemborongan harus mendatangkan tanah
urug yang baik. Direksi berhak menolak material yang tidak memenuhi
syarat.
Pengurugan tanah harus dibentuk sesuai dengan peil ketinggian kemiringan
dan ukuran pada gambar. Pengurugan kembali dari galian pondasi harus
dilaksanakan dengan memadatkan tanah urug dalam lapisan-lapisan
setebal 20 Cm. Pengurugan harus diperiksa dan disetujui oleh direksi.
Untuk memenuhi persyaratan pemadatan tersebut harus dilakukan
pengetesan terhadap hasil pemadatan yang dilaksanakan. Sisterm
pengetesan harus disetujui dan disepakati terlebih dahulu oleh direksi.
Perkerjaan selesai jika sudah disetujui direksi.
PASANGAN BATU KALI

2.1.2.A. Lingkup Pekerjaan dan Bahan


Membuat pondasi untuk pasangan tembok bata pada lantai dasar
bangunan, dan keperluan-keperluan lain sesuai dengan rencana gambar.
Bahan yang diperlukan adalah batu belah/ batu kali yang keras.
2.1.2.B. Pelaksanaan
Ukuran pondasi harus sesuai dengan gambar, dan adukan yang dipakai
adalah 1PC : 4Psr. Kesatuan pondasi harus sedemikian kokoh sehingga
tidak dapat retak ataupun turun.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 95


Adanya keretakan atau penurunan dinding yang diakibatkan oleh
penurunan pondasi harus diperbaiki atau diganti baru oleh Penyedia Jasa
Pemborongan atas biaya sendiri.
2.1.3. PEKERJAAN PASANGAN BATA.
2.1.3.A. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan; dinding-dinding sisi luar bangunan (diluar dinding
kaca), dinding pembatas ruangan, dinding-dinding toilet, serta pekerjaan
dinding bata sesuai gambar.
2.1.3.B. Bahan-bahan.
Apabila bahan-bahan yang datang oleh Direksi dianggap tidak memenuhi
syarat, maka Direksi berhak menolak bahan-bahan tersebut dan Penyedia
Jasa Pemborongan wajib untuk segera mengeluarkan dari kompleks
pembangunan.

 Batu Bata Ringan Aerasi


Batu bata ringan Aerasi harus utuh, tidak pecah atau hancur. Ukuran
batu bata bersih sebelum diberikan spesi berdasar gambar adalah 100
Mm.
Penyedia Jasa Pemborongan wajib memberikan contoh pada Direksi
untuk diperiksa kwalitasnya. Spesifikasi Batu Bata Ringan Aerasi
Lebar 600 mm
Tebal 100 mm
Berat Jenis Kering (kg/m3) 660
Berat Jenis Normal (kg/m3) 780
Kuat Tekan (N/mm2 ) 6,2
Konduktivitas Termis (W/mK) 0,2
Berat Per m2 78kg
Ketahanan Api 1,5 jam
Produksi ex Hebel
Finishing Plester, Aci dan Finish Cat

 Batu Bata
Harus matang pembakarannya. Bila direndam didalam air akan tetap
utuh, tidak pecah atau hancur. Ukuran batu bata bersih sebelum
diberikan spesi berdasar gambar adalah 75Mm.
Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 96
Penyedia Jasa Pemborongan wajib memberikan contoh pada Direksi
untuk diperiksa kwalitasnya. Ukuran batu bata 5 x 10 x 20 cm.

 Semen/ Portland Cement (PC)


Semen yang datang di proyek, harus disimpan didalam gudang yang
lantainya kering dan minimum 30 Cm lebih tinggi dari permukaan
tanah. Supplier yang mengirim semen ke pekerjaan hendaknya dapat
menunjukkan sertifikat dari pabriknya.
Bila mana pada setiap pembukaan kantong, ternyata semennya sudah
lembab dan menunjukkan gejala membatu, maka semen tersebut tidak
boleh di pergunakan dan harus segera dikeluarkan dari komplek
pembangunan.

 Pasir pasang
Pasir yang akan dipakai harus bersih, pasir alami dan bebas dari segala
macam kotoran dan bahan-bahan kimia, sesuai dengan NI-3 pasal 14
ayat 2.
Bilamana pasir yang dipakai tidak memenuhi syarat-syarat diatas,
Penyedia Jasa Pemborongan wajib untuk mencuci pasir tersebut untuk
mendapat persetujuan Direksi. Khusus untuk plester, harus dipakai
pasir yang lebih halus tingkat gradasi.

2.1.3.C. Adukan
Jenis adukan sesuai keperluannya yaitu:
Untuk beton; sesuai dengan kekentuan persyaratan konstruksi.
Untuk pasangan batu kali; 1PC : 4Psr.
Untuk pasangan kedap air; 1PC : 2Psr.
Pasangan ini dipakai bila untuk dinding diatas tanah, dimulai dari sloof
sampai 30 Cm diatas tanah. Untuk dinding-dinding sering terkena air (K
Mandi, Cuci) dibuat minimum 1,5 M diatas lantai. Serta seluruh dinding
luar bangunan yang tidak terlindung overstek dibuat dengan pasangan 1PC
: 3Psr.
Untuk pasangan dinding biasa; 1PC : 5Psr.
Pelaksanaan pembuatan adukan, harus dibuat dalam bak kayu yang
besarnya memenuhi syarat dan dilaksanakan dengan baik. Semen dan pasir

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 97


harus dicampur didalam keadaan kering, yang kemudian diberi air sesuai

persyaratan sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang sudah


mengering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.
2.1.3.D. Pelaksanaan Pembuatan Dinding
Penyedia Jasa Pemborongan harus mengerjakan pengukuran bangunan
serta letak-letak dinding yang akan dilaksanakan secara teliti sesuai
gambar. Dalam satu hari, pasangan dinding tidak boleh lebih tinggi dari 1
Meter dan pengakhirannya dibuat bertangga menurun, untuk menghindari
retak. Pekerjaan dinding dilaksanakan horizontal dengan menggunakan
benang dan diteliti setuiap lantai kerataannya.
Lapisan yang satu dengan lapisan yang diatasnya harus dipasang secara zig-
zag dengan perbedaan separuh panjang. Untuk dinding ½ batu pada tiap
pertemuan tegak lurus harus diperkuat dengan kolom beton praktis.
Demikian juga setiap luas dinding 12 M2 harus diberi penguat kolom
praktis dan balok lantai.
Semua pertemuan tegak lurus harus benar-benar bersudut 90 derajat.
Sebelum pemasangan bahan dinding harus direndam lebih dulu dalam air
untuk permukaan yang dipasang basah. Tebal siar tidak boleh kurang dari
1 Cm dan siar harus benar-benar terisi adukan.
Sebagai persiapan plesteran, siar harus dikerok sedalam 1 Cm supaya
cukup mengikat plester. Semua lobang yang terdapat pada dinding harus
ditutup dengan baik sebelum plesteran dipasang.
Rangka kosen harus dipasang terlebih dulu untuk melanjutkan pekerjaan
pasangan. Rangka kosen harus diperkuat dengan anker besi bentuk L, yang
ujung bengkoknya ditanam kedalam pasangan dinding.
Pekerjaan pemasangan pipa atau alat-alat yang ditanam didalam dinding,
harus dibuat pahatan dengan kedalaman yang cukup. Pahatan tersebut
setelah dipasangkan alat-alat/ pipa , harus ditutup dengan adukan
plesteran yang dilaksanakan secara sempurna. Untuk pahatan lebih dari 7
Cm sebelum diplester harus dipasang kawat ayam yang dipakukan pada
dinding bata.
Sesudah pasangan dinding selesai dikerjakan, dan sesudah kering baru
pekerjaan plesteran dimulai. Plesteran menggunakan adukan yang sama
dengan adukan untuk pasangan. Untuk pengakhiran sudut dinding,

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 98


hendaknya dibuat dengan sudut tumpul.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 99


2.1.4. PEKERJAAN PLESTERAN
2.1.4.A. Lingkup Pekerjaan, bahan dan Jenis Pekerjaan.
Meliputi penyediaan bahan plesteran, penyiapan bidang yang akan
diplester, serta pelaksanaan pekerjaan. Sesuai dengan yang tertera dalam
gambar denah dan notasi penyelesaian dinding.
Bahan yang dipergunakan meliputi semen yang sesuai persyaratan NI-8,
pasir yang halus dengan warna alami sesuai NI-3 pasal 14 dan telah
mendapat persetujuan dari direksi. Air untuk mengaduk kedua bahan
tersebut diatas sesuai NI-3 pasal 10.
Jenis-jenis plesteran yang digunakan adalah:
 Plesteran dengan adukan 1PC : 3Psr digunakan pada plesteran untuk
menutup dinding kedap air, sisi-sisi bangunan yang tidak terlindung,
menutup dinding beton, dan membuat pengakhiran sudut dari bidang-
bidang plesteran.
 Plesteran dengan adukan 1PC : 3Psr digunakan untuk menutup seluruh
permukaan dinding selain yang disebut diatas.
2.1.4.B. Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran.

Sebelumnya semua siar dipermukaan dinding dikerok sedalam 1Cm agar


bahan plester dapat merekat. Permukaan bidang yang akan diplester harus
dibersihkan dan disiram air sebelum pekerjaan plesteran dimulai. Semua
bidang plesteran harus dijaga kelembabannya selama seminggu sejak
penempelan plesterannya. Untuk pekerjaan plesteran dinding beton, bidang
beton harus dikasarkan terlebih dulu.
Adukan plesteran diharuskan sesuai dengan persyaratan yang ada. Apabila
perlu dan sesuai rencana, Penyedia Jasa Pemborongan diperkenankan
menggunakan bahan-bahan kimia sebagai campuran.
Untuk dapat mencapai tebal plesteran yang rata, sebagainya diadakan
pemeriksaan secara silang oleh pelaksana dengan mgnggunakan garisan
panjang yang digerakkan secara vertical dan horizontal.
Penyedia Jasa Pemborongan harus membuat contoh-contoh bidang
plesteran dari setiap macam pekerjaan plesteran sesuai yang diminta. Bila
sudah mendapat persetujuan direksi maka semua pekerjaan plesteran
harus sama dengan contoh.
2.1.4.C. Sudut, Naad, dan perbaikan Plesteran.
Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 100
Semua sudut vertical dan horisontal, luar dan dalam harus dilaksanakan
secara sempurna, sesuai rencana sudut.
Naad-naad harus dibuat sesuai dengan gambar rencana. Pembuatan naad
harus lurus dan rata baik horizontal maupun vertical, dan kedalamannya
harus sama. Pembuatannya dapat dengan menggunakan list kayu sesuai
ukuran naad dan tali untuk mengukur kelurusan.
Bila terdapat bidang plesteran yang bergelombang tidak rata, harus
diperbaiki secara sempurna. Bagian yang akan diperbaiki hendaknya
dibobok secara teratur berbentuk segi empat dan plesteran baru harus rata
dengan sekitarnya.

2.2 PEKERJAAN PENYELESAIAN (FINISHING)


2.2.1. PEKERJAAN DINDING
2.2.1.1. Ketentuan Umum dan Lingkup Pekerjaan
Sebelum pekerjaan penyelesaian dinding dilakukan, pada bagian-bagian
yang harus di buat dari bahan kedap air serta peraturan teknis untuk
dinding yang lain harus sudah terlaksana sesuai spesifikasi pekerjaan dan
disetujui Direksi.
Sebelum pekerjaan penyelesaian dilakukan, Penyedia Jasa Pemborongan
harus menyerahkan contoh bahan dan keterangan teknis serta cara
pemasangan bahan tersebut untuk mendapat persetujuan Direksi. Bahan-
bahan dinding yang cacat tidak boleh dipasangkan.
Lingkup pekerjaan meliputi penyediaan bahan penyelesaian dinding,
penyiapan bidang, serta pemasangannya pada tempat-tempat yang sesuai
gambar rencana daftar pemakaian bahan.
Untuk pemasangan bahan-bahan tertentu perlu dibuat gambar Kerja
Pelaksanaan (shop drawing) berdasarkan gambar rencana dan kondisi
lapangan.
2.2.1.2. Bahan Plesteran dicat.
 Bahan : cat tembok Emulsi
 Produksi : Dulux
 Jenis : Acrylic emulsion untuk interior.
Weathershield untuk exterior.
Cat Minyak Glossy di Ruang ME bila ada.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 101


 Warna : akan ditentukan kemudian
 Seluruh bahan persiapan untuk pengecatan harus dari produk cat yang
dipakai. Sebelum warna dipilih, maka Penyedia Jasa Pemborongan harus
melakukan mock up pada dinding untuk dipilih dan disetujui warnanya
oleh Direksi / Arsitek, dengan luas yang akan ditentukan kemudian.
 Pengecatan:
 Setelah dinding diplester dan diaci dengan baik , dinding harus ditunggu
sampai betul-betul kering (untuk memperoleh hasil pengecatan yang
baik ). Cat harus diaduk rata sebelum digunakan jika keenceran
diperlukan tergantungan pada temperatur, cara aplikasi dan alat-alat
semprot.
 Setelah kering, dinding lalu dibersihkan dan lubang-lubang pada dinding
diisi dan diratakan dengan plamur.
 Setelah plamur kering , permukaan dinding lalu diamplas hingga halus,
licin dan rata, kemudian dibersihkan debunya. Setelah itu dimulai
pemberian lapisan-lapisan cat dengan syarat-syarat pengerjaan sesuai
dengan petunjuk pabriknya.
 Apabila terdapat retak-retak pada bidang cat harus diperbaiki dengan
plamur, diamplas kemudian dicat kembali sampai baik. Lingkup
pekerjaan meliputi : seluruh gedung/ bangunan baru .

Seluruh bahan persiapan untuk pengecatan harus dari produk cat yang
dipakai. Sebelum warna dipilih, maka Penyedia Jasa Pemborongan harus
melakukan mock up pada dinding untuk dipilih dan disetujui warnanya oleh
Direksi / Arsitek, dengan luas yang akan ditentukan kemudian.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 102


Pengecatan:
Setelah dinding diplester dan diaci dengan baik , dinding harus ditunggu
sampai betul-betul kering (untuk memperoleh hasil pengecatan yang baik ).
Cat harus diaduk rata sebelum digunakan jika keenceran diperlukan
tergantungan pada temperatur, cara aplikasi dan alat-alat semprot.
Setelah kering, dinding lalu dibersihkan dan lubang-lubang pada dinding
diisi dan diratakan dengan plamur.
Setelah plamur kering , permukaan dinding lalu diamplas hingga halus, licin
dan rata, kemudian dibersihkan debunya. Setelah itu dimulai pemberian
lapisan-lapisan cat dengan syarat-syarat pengerjaan sesuai dengan petunjuk
pabriknya.
Apabila terdapat retak-retak pada bidang cat harus diperbaiki dengan
plamur, diamplas kemudian dicat kembali sampai baik. Lingkup pekerjaan
meliputi : seluruh gedung/ bangunan baru .
2.2.1.3. Bahan Keramik
Pasal 1. bahan keramik Pantry
 Ukuran : 30x60 (dalam Cm) sesuai gambar.
 Warna : ditentukan kemudian, untuk border ukuran dan
warna beda.
 Perekat : Laticrete/ Frafix/ Aba grout
 Produksi : Esenza

2.2.1.4. Bahan Gypsumpboard


 Bahan : Gypsumboard tebal 10 mm.
 Rangka : metal furing ex sanjaya
Besi hollow 40 / 40 dan 40/20, sbg rangka pembagi
 Warna : putih
 Produksi : Jayaboard
 Finishing : Cat Acrylic Enamel ex Nippon paint
Sebelum pekerjaan pemasangan , Penyedia Jasa Pemborongan harus membuat gambar
shop drawing untuk mendapat persetujuan. Proses
pemasangan rangka harus betul betul tegak lurus dan kuat, demikian juga
untuk penyambungan papan kalsiboard harus rata tanpa ada bagian yang
menonjol. Ukuran Rangka kalsiboard yang digunakan untuk rangka induk,
dan untuk rangka pembagi dengan modul grid ±60Cm.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 103


Bahan Kalsiboard dipasangkan pada rangka dengan sekrup, kepala
sekrup agak dipendam kedalam bahan tersebut.

2.2.1.5. Bahan Keramik


Pasal 1. Bahan Keramik Tile dinding Kamar mandi/ Groundtank
 Ukuran : 30x30 / 30x60 (dalam Cm) sesuai gambar.
 Warna : ditentukan kemudian, untuk border ukuran dan
warna beda.
 Perekat : Laticrete/ Frafix/ Aba grout
 Produksi : Roman

Sebelum pekerjaan pemasangan, Penyedia Jasa Pemborongan harus


membuat gambar kerja pelaksanaan dan gambar detail ( shop drawing )
untuk mendapat persetujuan.

Pemasangan:
 Sebelum dipasang, untuk mencapai keseragaman pola, warna tekstur,
ukuran dan bentuk bahan keramik harus disortir dulu.
 Bahan keramik dipasang dengan adukan 1PC : 3Psr setebal 2,5 Cm .
 Adukan dibelakang ubin keramik harus terisi penuh.
 Pemasangan harus rapi, rata dan vertical.
 Pemotongan bahan keramik harus dengan alat pemotong mesin elektris.

2.2.1.6. Bahan Alluminum Comp Panel


1. Panel aluminium type tray panel atau setara, tebal 4 mm composite,
finish PVDF powder coating 30 microns.
2. Sealant : Silicone Sealant adalah jenis not stain sealant atau sesuai
dengan yang direkomendasikan oleh pabrik panel tersebut.
3. Produk : Alucobond,Reynobond, Seven, Mako
Ukuran : sesuai gambar rencana
Warna : ditentukan kemudian
Rangka : aluminium profil / hollow 40 x 40 x 1,2 mm finish mill
finished.
bracket aluminium, tebal 10 mm aluminium angle finish
zinchromate

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 104


steel bracket, tebal L50 x 50 x 5 mm finish Zinchromate

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 105


4. Aluminium Composite Panel harus memiliki karakteristik
sebagai berikut :
Standard : 1220 (W) x 2440 (L) x 4 mm (T)
Rangka Curtain Wall : Aluminium U Chanel (70 x 50 x 75 x 3 mm)
(25 x 50 x 25 x 3 mm)
Type : 4 mm (ASTM D792) 5,6 kg/m2.
Sound Insulation : 25 dB

2.2.1.7. Bahan Kalsiboard


 Bahan : Kalsiboard tebal 10 mm.
 Rangka : metal furing ex sanjaya
Besi hollow 40 / 40 dan 40/20, sbg rangka
pembagi
 Warna : putih
 Produksi : Kalsiboard
 Finishing : Lapis Sungkai Fin Melamik
 Toping : Kayu Kamper 2/30cm di area parapet
curtain wall
2.2.1.8. Bahan Multiplex Lapis HPL
 Bahan : Mutitriplex tebal 12 mm.
 Rangka : metal furing ex sanjaya / setara
Besi hollow 40 / 40 dan 40/20, sbg rangka
pembagi
 Warna : putih
 Produksi : Jaya board
 Finishing : Lapis HPL Arborite
 Plint, Cornice, moulding,wainscot : Kamper solid fin melamik Kansai
dengan NC Laqcuer

2.2.2. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)


2.2.2.1. Ketentuan Umum dan Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan penyelesaian langit-langit baru dapat dikerjakan setelah semua


pekerjaan instalasi yang harus dipasang diatas plafond telah selesai
dipasang dan diuji coba. Sebelum pekerjaan langit-langit dimulai gambar

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 106


ME harus dipelajari lebih dulu.
Semua pekerjaan plafond harus rata, rapi, dan tidak bergelombang. Semua
bahan yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat, basah, siku dan tidak
melengkung. Peil ketinggian plafond harus sesuai gambar rencana.
Lingkup pekerjaan meliputi bahan plafond, rangka penggantung, serta
pemasangan rangka penggantung dan bahan plafond pada tempat-tempat
yang sesuai dengan gambar rencana dan daftar pemakaian bahan.
Sebelum dilakukan pemasangan Penyedia Jasa Pemborongan harus terlebih
dulu mengajukan shop drawing dan contoh bahan serta perlengkapan
untuk mendapat persetujuan Tim Teknis Pengadilan Tata Usaha Negara
Jakarta, Manajemen Konstruksi / Pengawas.
Didalam pemasangan pertemuan bahan plafond harus lurus, saling tegak
lurus dan siku. Konstruksi penggantung plafond dibuat dengan
memperhatikan dan memperhitungkan factor kekuatan perletakkan lampu,
fixtures yang akan dipasang pada permukaan plafond.

2.2.2.2. Bahan Plafond


Pasal 1. Bahan Gypsump Tile
 Bahan : Gypsumboard
 Type : Dot
 Tebal : 10 mm
 Ukuran : 60 x 120 cm
 Rangka : All CMC system S3 (Lay in)
 Produksi : Jayaboard

Pasal 2 Bahan Calsium Silikat.


 Bahan : Kalsium Silikat 5mm
 Produksi : Calsiboard ( setara )
 Finishing : Cat Acrylic Emulsion
 Produksi : Nipon Paint
 Jenis : Acrylic emulsion

Aula dan Asrama STT Sabdi Abadi Page 107


 Warna : akan ditentukan kemudian
Rangka : metal furing ex sanjaya

Pasal 3 Bahan Alluminum


 Bahan : Alluminum sheet 7mm
 Produksi : Aluminium Luxalon
 Finishing : Polyester Powder Coated
 Lebar : 100mm
 Panjang : 3000mm
 Warna : akan ditentukan kemudian
Rangka : Concealed C15 Carier System by Amstrong

Pasal 4 Bahan Gypsum Board.


 Bahan : Gypsumboard 9mm
 Produksi : Jayaboard
 Finishing : Cat Acrylic Emulsion
 Produksi : Nipon Paint
 Jenis : Acrylic emulsion
 Warna : akan ditentukan kemudian
Rangka : metal furing ex sanjaya

Pasal 5. Bahan Laminated glass


 Bahan : Glass laminated
 Tebal : 12 mm.
 Rangka : Stainless steel hairline
 Warna : White bluur
 Lokasi : Area Void/ Skylight

- Naad yang tercipta harus saling tegak lurus, ukuran 3Mm. Naad dan
tempat paku ditutup dengan plamur dari bahan pabrik Gypsumboard
- Detail pertemuan langit-langit dengan dinding dan list plafond dibuat
sesuai dengan gambar rencana.
2.2.2.3. Bahan List Plafond
 Bahan Ukuran : Alluminum profille 10x10 (dalam mm) untuk toilet

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 108


 Profil : sesuai standar yang ada
 Finishing : natural Anodize
 Warna : ditentukan kemudian

Pemasangan List :
 List dipasangkan setelah pekerjaan tambahan pada dinding, dan
pemasangan plafond selesai dilaksanakan.
 Pemasangan dilakukan oleh tenaga yang ahli dibidangnya, untuk
menghasilkan pekerjaan yang diharapkan.

2.2.3. PEKERJAAN LANTAI


2.2.3.1. Ketentuan Umum dan Lingkup Pekerjaan.

Penyedia Jasa Pemborongan wajib mengadakan penelitian terhadap


kemiringan lantai agar sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan finishing
lantai tidak boleh dimulai sebelum seluruh pekerjaan plafond dan dinding
selesai dikerjakan.
Pada bagian yang ada pekerjaan Waterproofing, pemasangan waterproofing
harus sudah selesai. Pekerjaan dan bahan-bahan yang akan digunakan
harus mendapat persetujuan direksi.
Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa Pemborongan diwajibkan untuk
mengajukan gambar kerja pelaksanaan.
Peil lantai yang diinginkan harus diteliti betul dan bila terdapat hal-hal yang
menimbulkan persoalan harus dilaporkan kepada Direksi. Permukaan yang
akan dipasang bahan lantai harus bersih dari berbagai macam kotoran.
Lingkup pekerjaan meliputi pengawasan pekerjaan, penyediaan bahan-
bahan floorhardener, bahan untuk pemasangan alat-alat bantu, persiapan
lantai yang akan dipasangi, serta pemasangannya pada lantai bangunan,
sesuai gambar rencana, gambar kerja pelaksanaan, dan petunjuk direksi.
2.2.3.2. Hasil Akhir Yang Dikehendaki.
Bahan lantai yang dipasang harus sesuai dengan contoh yang sudah
disetujui Direksi dan keseluruhan yang terpasang harus mempunyai jenis
dan warna yang sama serta tekstur yang senada.
Permukaan lantai harus rata, tidak bergelombang dan tidak ada yang
menonjol. Kerusakkan selama pemasangan yang terjadi menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa Pemborongan.

Aula dan Asrama STT Sabdi Abadi Page 109


2.2.3.3. Bahan
Pasal 1 Lantai Floor Hardener
 Produk : mengacu ex sikka
 Kuat Tekan : Kuat Tekan material pada 28 hari diukur
dengan kubus 5cm x 5 cm x 5cm sesuai dengan
standar ASTM C-942-1986 sebesar 420 kg/cm2
 Kekerasan Agregat : 7 Skala Mohs
 Ketahanan Gesek diukur dengan mesin Bauschinger standar SK SNI
sebesar 0,009 mm/min
 Berat Jenis Material : 2,11 kg/liter
 Waktu Ikat Awal : 4:30’ pada 30derajat C
 Warna : standar sesuai pabrikan
 Finishing : Non metalic
 Density : 5 kg / m2
 Ketebalan Teoritis : 3,32 mm
Pasal 2. Lantai Ruang-ruang Kerja
 Ukuran : 60x60Cm
 Jenis : Homogenous Tile
 Warna : ditentukan kemudian.
 Produksi : Essenza
 Plint : kayu 20x80 fin. Melamik, profil sesuai standar
yg ada

Pasal 3 Lantai Tile Kamar Mandi & WC Utama


 Ukuran : 30x30CM (sesuai gambar )
 Jenis : HOMOGENOUS TILE tekstur anti slip
 Warna : ditentukan kemudian.
 Produksi : Esenza

Pasal 4 Lantai Keramik Groundtank


 Ukuran : 30x30CM (sesuai gambar )
 Jenis : Glossy
 Warna : ditentukan kemudian.
 Produksi : roman

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 110


Sebelum pekerjaan pemasangan, Penyedia Jasa Pemborongan harus
membuat gambar kerja pelaksanaan dan gambar detail ( shop drawing )
untuk mendapat persetujuan.

Pemasangan :
 Persiapan permukaan yang akan dipasang bahan pelapis harus bersih
dan dapat rata air, dengan waktu pengeringan yang cukup.
 Untuk daerah dengan rencana diberi Waterproofing, pasangan
Waterproofing tersebut sudah harus terlaksana.

2.2.4. PEKERJAAN ATAP


2.2.4.1. Bahan Atap Beton

Ketentuan umum:
Sebelum pekerjaan finishing atap dilakukan, maka:
 Penyedia Jasa Pemborongan wajib mengadakan penelitian terhadap
kemiringan atap agar sesuai dengan gambar rencana.
 Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa Pemborongan diwajibkan
untuk mengajukan gambar kerja pelaksanaan terlebih dulu.

Pemasangan
 Pada pemasangan pipa-pipa instalasi air yang menembus plat beton
harus dicor kembali dengan non shrink concrete, sebelum dilapisi
waterproofing.
 Pada pertemuan-pertemuan sudut diisi dulu dengan bidang miring (45)
dari plester sebelum lapisan waterproofing.
 Setelah lapisan waterproofing selesai dipasang, lalu ditutup dengan
plesteran (screed) 1PC : 3Psr tebal minimum 2 Cm, dan dibuat dengan
kemiringan min. 3% untuk penyaluran air hujan dengan arah sesuai
gambar rencana.
2.2.4.2. Ketentuan Umum
 Pekerjaan Insulasi
- Ketebalan : 4mm
- Bahan : Double sided Aluminium Foil with bubble
diameter 1cm Berat : 358 gr/m2

Aula dan Asrama STT Sabdi Abadi Page 111


- Koef tarik : 7,1 kgf
- Jenis : Fire retardant LDPE with anti oxidation and UV
protection
- Ex Produk : Indofoil thermalshield
2.2.5. PEKERJAAN WATERPROOFING BUKAN AREA ATAP
2.2.5.1. Ketentuan Umum & lingkup pekerjaan.

 Penyedia Jasa Pemborongan wajib mengadakan pemeriksaan


dilapangan, agar mendapat gambaran luas yang presisi atas bidang
yang akan dilapisi bahan waterproofing.
 Penyedia Jasa Pemborongan harus mengajukan terlebih dulu contoh-
contoh bahan waterproofing yang akan digunakan. Contoh bahan
harus disertai tulisan yang memuat data teknis dan cara pemasangan
dari pabrik.
 Lingkup pekerjaan yaitu menyediakan bahan, menyiapkan dan
mengerjakan waterproofing pada bagian-bagian sesuai gambar
rencana.

2.2.5.2. Bahan Waterproofing dan Persyaratannya.


 Produksi Fosroc (setara) jenis coating digunakan pada ruang kamar
mandi, plat beton/ atap beton, teras, bak bunga dan bak air.
 Seluruh pengerjaan waterproofing harus dilakukan oleh tenaga ahli.
 Cara pelaksanaan dan jumlah bahan sesuai Brosur dan diajukan dulu
pada Manajemen Konstruksi / Pengawas.

2.2.5.3. Cara Pemasangan.


1. beton yang kropos harus dibetulkan dulu dengan injeksi semen
kansten (Fosroc).
2. permukaan lantai beton harus bersih, cukup halus, bebas dari
tonjolan/ legokan serta bekas tumpahan cor-an. Permukaan lantai
harus mempunyai kemiringan lantai ± 1% atau lebih kearah Drain
outlet.
3. drain outlet harus sudah terpasang pada saat pekerjaan dilaksanakan.
4. setelah selesai pekerjaan coating, sebaiknya diadakan test rendam
selama 24jam dengan rendaman air setinggi 5-10Cm.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 112


5. setelah test selesai dan diperiksa serta disetujui oleh pihak spesialis
dan Tim Teknis Owner, Manajemen Konstruksi / Pengawas, maka
pekerjaan perlindungan dengan plesteran semen : pasir (1:4) dapat
dikerjakan dengan tebal 3-4 Cm.

2.2.6. PEKERJAAN KOSEN JENDELA & PINTU


Penyelesaian dari kosen Pintu dan Jendela ditentukan bahan Baja .
2.2.6.1. Ketentuan Umum & lingkup perkerjaan.
Sebelum pekerjaan pembuatan dan pemasangan bahan kosen, Penyedia
Jasa Pemborongan wajib mengadakan pemeriksaan, pengukuran dilapangan
agar ukuran kosen yang dipasang sesuai.
Penyedia Jasa Pemborongan harus mengajukan terlebih dulu contoh-contoh
bahan yang akan digunakan dan membuatkan mock-up untuk mendapat
persetujuan Direksi. Barang yang cacat tidak boleh digunakan.
Lingkup pekerjaan terdiri dari penyediaan bahan-bahan kosen, daun
jendela/ pintu, jalusi (bila ada) dan seluruh bahan yang diperlukan
termasuk hardwarenya, persiapan lantai/ dinding yang akan dipasang
kosen, serta pemasangan kosen sesuai aturannya, agar memenuhi
persyaratan yang diharapkan.
Bahan-bahan tersebut harus sesuai dengan gambar rencana, baik yang
tergambar maupun yang tidak tergambar namun merupakan bahan yang
disyaratkan untuk pekerjaan kosen pintu/ jendela.
Pemasangan bahan-bahan tersebut sesuai daftar pemakaian bahan.

2.2.6.2. Bahan Aluminium


 Produksi : Alkasa ,(setara), bahan Aluminium billet A-6063 S-T5.
 ukuran : - 150x70 u/ dinding bata
- 100x40 u/ dinding partisi
- ketebalan profil 2 mm atau sesuai shop drawing
 Finishing : Anodize Warna Black minimum 18 mikron (anodize
plus).
 Standard : * JIS H4100 dan H4602
 Tahan terdapat air
semen. Sistem Pelapisan.
A. Anodise yang dilengkapi dengan lapisan resin transparan
(glossy). Warna Black (YK-1C) sesuai katalog warna dari alkasa.

Aula dan Asrama STT Sabdi Abadi Page 113


Warna (Non Glossy) Black (YK-1N) atau sesuai katolog warna dari
ALKASA.
Sifat-sifat Teknis:
- Lapisan Anodic Oxide Film : 10 µm
- Lapisan Resin Film : 12 µm
- Tahan alkali (1% NaOH) tidak terjadi perubahan setelah 96 jam.
- Tahan asam (5% H2SO4) tidak terjadi perubahan setelah 96 jam.
- Tahan karat (40 g/ 1NaCl, 0.26g/ 1CnC12, PH3), tidak terjadi
perubahan setelah 96 jam.
- Tahan air panas (100 C), tidak terjadi perubahan setelah 6 jam.
- Terhadap Air Semen (PC), tidak terjadi perubahan setelah 96 jam.

B. Anodisasi tanpa lapisan resin transparan (DOF).


Warna : Black (YK-1) atau sesuai katalog warna dari ALKASA.
Sifat-sifat Teknis:
- Lapisan Anodic Oxide Film : minimum 18 µm
- Terhadap alkali (1% NaOH) terjadi perubahan setelah 48 jam.
- Terhadap asam (5% H2SO4) tidak terjadi perubahan setelah 48 jam.
- Tahan karat (40 g/ 1NaCl, 0.26g/ 1CnC12, PH3), tidak terjadi
perubahan setelah 48 jam.
- Terhadap air panas (100 C), tidak terjadi perubahan setelah 5 jam.
- Terhadap air semen (PC), tidak terjadi perubahan selama 5 jam.
- Terhadap air semen (PC), tidak terjadi perubahan setelah 24 jam.

Kaca : Panasap
Tebal : min. 8Mm untuk curtain wall dan min 5Mm untuk clear
glass (partisi)
Jenis : Tinted float glass (untuk jendela)
Produksi : Asahimas
Warna : ditentukan kemudian, Kaca terpasang harus berwarna
sama dan tidak terdapat noda pada permukaan kaca.
Pemasangan :
Pekerjaan penyetelan dan pemasangan kosen AL beserta kaca harus
dilaksanakan oleh sub Penyedia Jasa Pemborongan AL ahli dengan
persetujuan direksi. Untuk mendapat ukuran-ukuran yang tepat, sub
Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 114
Penyedia Jasa Pemborongan AL harus melakukan pengukuran dilapangan
setelah pekerjaan kasar selesai.
Pemasangan kosen AL kebangunan harus dengan anker yang kuat sesuai
persyaratannya. Antara tembok /kolom dan kosen AL harus diisi dengan
“seal” yang elastis, terutama untuk jendela-jendela luar.
Sambungan vertical maupun horizontal, sudut maupun silang serta
pengkombinasian profil AL harus dipasang sempurna, dengan sekrup
pengaku. Sekrup-sekrup pengaku tidak boleh kelihatan.
Pemasangan kaca terhadap kosen AL menggunakan seal yagn berupa alur
karet. Pemasangan seal harus sempurna agar kaca-kaca tidak bergetar,
tidak terjadi kebocoran akibat air hujan dan udara luar.
Pemasangan panel kaca sebaiknya dari arah dalam bangunan, untuk
memudahkan penggantian. Pemasangan yang tidak rapi dan menimbulkan
cacat- cacat harus diperbaiki dan diganti atas beban Penyedia Jasa
Pemborongan.
Semua alat-alat penggantung dan pengunci yang terpasang harus dapat
berfungsi dengan baik, ketelitian dan ketepatan pemasangan harus
diperhatikan.
Penyedia Jasa Pemborongan wajib menjaga dan memelihara kosen-kosen
yang telah terpasang dari kerusakkan akibat pekerjaan lain atau kotoran
yang dapat terlekat.

Bahan Daun Pintu :


Pintu Kamar mandi :
Kozen : Kayu Kamper oven 6/12 finish cat
Bahan penutup : Panel Kamper 4cm fin melamik
Perekat : herferin, pastola
Penyelesaian : HPL, bag dalam. Melamik bagian luar

Pintu Ruang Utama :


Kozen : Alluminum extruded 6/12 finish powder coating white
daun Pintu
Rangka : Kayu Kamper 4/12
Bahan penutup : Panel Kamper, tebal 4cm
Penyelesaian : melamik

Aula dan Asrama STT Sabdi Abadi Page 115


2.2.6.3. Bahan Baja
 Produksi : Krakatau steel (setara), bahan Aluminium billet A-
6063 S-T5.
 ukuran : -150x70 u/ dinding bata
- ketebalan profil 2 mm atau sesuai shop drawing
 Finishing : Duco Warna Abu abu minimum 18 mikron
 Standard : * JIS H4100 dan H4602
 Tahan terdapat air semen.
 Produk : Bostinco, Metalindo

Pemasangan :
Penyedia jasa Pemborongan harus membuat beton ringbalk keliling kusen
sesuai standard untuk perkuatan kusen terhadap dinding. Pekerjaan
penyetelan dan pemasangan kosen beserta kaca harus dilaksanakan oleh
sub Penyedia Jasa Pemborongan ahli dengan persetujuan direksi. Untuk
mendapat ukuran-ukuran yang tepat, sub Penyedia Jasa Pemborongan
harus melakukan pengukuran dilapangan setelah pekerjaan kasar selesai.
Pemasangan kosen kebangunan harus dengan anker yang kuat sesuai
persyaratannya. Antara tembok /kolom dan kosen harus diisi dengan “seal”
yang elastis, terutama untuk jendela-jendela luar.
Sambungan vertical maupun horizontal, sudut maupun silang serta
pengkombinasian profil harus dipasang sempurna, dengan sekrup pengaku.
Sekrup-sekrup pengaku tidak boleh kelihatan.
Pemasangan kaca terhadap kosen menggunakan seal yagn berupa alur
karet. Pemasangan seal harus sempurna agar kaca-kaca tidak bergetar,
tidak terjadi kebocoran akibat air hujan dan udara luar.
Pemasangan panel kaca sebaiknya dari arah dalam bangunan, untuk
memudahkan penggantian. Pemasangan yang tidak rapi dan menimbulkan
cacat- cacat harus diperbaiki dan diganti atas beban Penyedia Jasa
Pemborongan.
Semua alat-alat penggantung dan pengunci yang terpasang harus dapat
berfungsi dengan baik, ketelitian dan ketepatan pemasangan harus
diperhatikan.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 116


Penyedia Jasa Pemborongan wajib menjaga dan memelihara kosen-kosen
yang telah terpasang dari kerusakkan akibat pekerjaan lain atau kotoran
yang dapat terlekat.

Bahan Daun Pintu :


Pintu Utama/ Entrance dari Luar :
Kozen : Frameless
Daun Pintu
Rangka : Tempered Glass
10mm Mesin: Automatic Door
Produksi : Asahimas

Bahan Daun Jendela :


Kozen : Alluminum extruded
6/12 Daun Jendela
Rangka : Alluminum profil
jendela Bahan penutup : kaca , tebal
5Mm

Aula dan Asrama STT Sabdi Abadi Page 117


2.2.7. PEKERJAAN ALAT PENGUNCI & PENGGANTUNG
2.2.7.1. Ketentuan Umum & lingkup perkerjaan.

Sebelum melakukan pekerjaan pemasangan alat pengunci dan penggantung


untuk pintu dan jendela, contoh bahan dari alat-alat tersebut harus
diajukan terlebih dulu kepada Direksi.
Bahan-bahan yang akan dipasang harus baru dan tidak boleh cacat. Bahan-
bahan yang akan dipasang harus sesuai dengan contoh bahan yang telah
disetujui direksi. Apabila ada suatu bahan pada alat pengunci dan
penggantung sebagai kelengkapan pada pintu-pintu dan jendela yang tidak
disebutkan dalam aturan ini, maka alat tersebut harus diperhitungkan
sebagai kelengkapan fungsi pintu dan jendela.
Kecuali ditentukan lain, maka bahan-bahan alat pengunci dan penggantung
dibawah ini hanya dipilih dari salah satu merek saja. Lingkup pekerjaan
meliputi penyedian bahan alat pengunci dan penggantung, serta
pemasangannya pada pintu-pintu dan jendela-jendela sesuai gambar
rencana.
Pemasangannya harus mengikuti petunjuk dari pabrik bahan alat pengunci
dan penggantung, serta tenaga-tenaga yang ahli dibidangnya.
2.2.7.2. Bahan Kunci, Pegangan Pintu, & Engsel.
Pintu Aluminium :

1. Kunci : lockcase 52110, double cylinder 08510-07 handle ex kend


2. Engsel SEL 007
3. Pegangan pintu HP 0706 ex Kend
4. Daun pintu : Rangka alluminum dengan kaca 6mm.
5. Untuk daun pintu double dilengkapi dengan flush bolt ex Kend.
6. Kunci : lockcase 52110, double cylinder 08510-07 handle ex kend
7. Engsel SEL 007
8. Pegangan pintu HP 0706 ex Kend
9. Daun pintu : Rangka alluminum dengan kaca 6mm.
10. Untuk daun pintu double dilengkapi dengan flush bolt ex Kend.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 118


Pintu Panel :
1. Kunci : Kend E 0304
2. Engsel SEL 0010
3. Pegangan pintu PR 0304 ex Kend
4. Daun pintu : papan kamper, rangka kayu kamper/ Alluminum extrusi
finish powder coating.
5. Untuk daun pintu double dilengkapi dengan flush bolt ex Kend.

Pintu Besi :
1. Kunci : 1769/03 , STR 33 RN ex Dom
2. Engsel Bostinco
3. Pegangan pintu STR 7201.05 ex griff
4. Daun pintu : plat besi tebal 2mm finish cat duco.

Pintu Toilet :
1. Blackplate for bathroom, bronze anodized, produksi
Logo. Penahan Daun Jendela:
1. Telescopic Casement Stays. (axarex atau axarin). Bahan Synthetic+
Alumunium.
2. Casement stay, bahan Steel grey.
Engsel :
Pintu/ jendela ; engsel kupu-kupu/ H dengan peredam plastik.
Produksi : dalam negeri
Warna : sesuai warna kosen aluminium.
Bronze untuk daun pintu Plywood.

Daun Jendela :
 Engsel SEL 0010 US32D produk SOLID
 Handle dan pengait jendela standar alluminum

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 119


Perlengkapan-perlengkapan lain seperti kait angin, spagnolet, sesuai pabrik
bahan yang dipakai. Seluruh warna yang tidak disebutkan diatas sesuai
dengan warna kusen bila tidak ditetapkan lain.

2.2.8. PEKERJAAN SANITARY


2.2.8.1. Bahan :
Watercloset : CW 420J/SW420JP ex Toto + Jet Washer TX
403SMCRB
Toilet Paper Holder : TX 720 ACRB ex Toto
Tap : T 23 B 13 V7N ex Toto
Wastafel Biasa : LW 521 V1A ex Toto
Urinoir : U 57 M ex Toto
Sekat Urinoir : A100 ex Toto
Kitchen zink : 1 lobang ex Royal
Cermin : Asahimas 5mm
Dinding Kaca Shower : Asahimas 12mm laminated
Handshower : TX 445 SELM ex Toto
Water heater : Kapasitas 30 liter ex Panasonic
Tempat Sabun : S 156 N ex Toto
Tap dan fixtures Kitchen : T 30 AR 13 V7N ex Toto
Double Rob hook : TX 704 AE ex Toto
Floor Drain : TX1B ex Toto.

Pelaksanaan :
Pemasangan Plumbing Fixtures dan Trims
Semua plumbing fixtures harus dilengkapi dengan traps, dan fitting-fitting
harus dipasang sesuai dengan instruksi manufaktur. Kontraktor
bertanggung jawab untuk mengeset dan memasang semua fixtures dan
aksesori dalam semua kondisi untuk melengkapi pemasangan.

Clean Outs pada Drainase Pemipaan (Scope Mechanical)


Semua pemipaan drainase horizontal harus dilengkapi dengan clean out.
Untuk pipa dengan diameter 3” (tiga inch) dibutuhkan minimal clearance 18
inch (46 cm), sementara dibutuhkan paling sedikit clearance 24 cm untuk pipa-
pipa yang lebih kecil.
Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 120
Clean out harus disediakan dalam grade atau finishing lantai dan harus
dipasang dengan kuat pada lantai dengan sekrup.
Pemasangan clean out dengan pipa PVC agar memakai graphite dengan
sistem penyambungan yang disetujui MK dan Pemberi Tugas.

Floor Drain (Scope Mechanical)


Floor Drain harus dipasang pada posisi 0,5 cm lebih rendah daripada lantai
finish.

Joints dan Connections


Sambungan-sambungan dan hubungan-hubungan dalam sistem plumbing
haruslah tahan air dan gas sesuai yang dibutuhkan dalam test.

Sambungan T dan S untuk unplasticized PVC membutuhkan untuk


prosedur-prosedur berikut :
 Bersihkan bagian-bagian sambungan dari pipa dan fitting.
 Sebelum pemolesan pipa dengan solvent-cement, tandailah untuk
menunjukkan “Joining point”.
 Ratakan solvent-cement pada bagian luar dari pipa dan bagian dalam
dari fitting.
 Bila tersambung, masukkan pipa dengan cepat sampai mencapai bagian
yang berkurang dari fitting return pipe paling sedikit ¼ dari putaran.
 Biarkanlah hal tersebut pada posisinya selama 10-20 detik.

Tidak diijinkan memakai cat, varnish atau jenis polesan lain pada material
sambungan sampai sambungan telah di test dan disetujui.
Buatlah sambungan pada pipa-pipa yang disekrup dengan compound yang
disetujui dan diisi hanya pada male threads.
Jangan memakai “lamp-wick” pada sambungan. Gunakanlah graphite pada
clean-out dan drain-plugs.
Threads : sempurnakan clean out dengan panjang yang pas.
Pipe : besarkanlah lubang-lubang secukupnya setelah pemotongan dan
threading.
Pergunakanlah compound yang tidak akan mempengaruhi
kebersihan/kemurnian air.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 121


Bila arah dari pipa-pipa drainase berubah, harus dipergunakan wyes, long
sweep, bends, atau kombinasi dari fitting-fitting ini dan telah disetujui.
Tee tipe single atau double diijinkan hanya untuk pemipaan drainase
vertikal

2.2.9. INSTALASI PLUMBING


2.2.9.1. PENDAHULUAN

Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang detaiì spesifikasi,


merk bahan dan cara pemasangan dari seluruh peralatan yang
dicantumkan pada pasal-pasal dan lampiran-lampiran dan gambar-
gambar berikut meliputi pekerjaan secara lengkap dan sempurna mulai
dari :
 Pengadaan peralatan dan bahan
 Pengangkutan ke site
 Penyimpanan
 Persiapan tapak
 Pemasangan
 Supervisi
 Pengetesan dan uji coba
 Training
 Pemeliharaan dan jaminan

2.2.9.2. TATA CARA PELAKSANAAN DAN CARA PEMASANGAN


2.2.9.2.1. Shop Drawing

Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi plumbing, Penyedia Jasa


Pemboro- ngan diwajibkan membuat gambar kerja (shop-drawing) yang
diperlukan dan harus disetujui oleh Pengguna Jasa.
Gambar-gambar tersebut mencakup antara lain:
a penembusan pipa/sleeves pada pondasi, pelat beton, dll.
b detail pemasangan setiap sanitair
c penggambaran jalur-jalur pipa air Hujan lengkap dengan
hanger/support.
2.2.9.2.2. Pemasangan Pipa

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 122


 Pipa-pipa didalam tanah yang dipasang sejajar gedung minimal
mempunyai jarak 100 cm dari pondasi. Kedalaman pipa minimal 60
cm dari permukaan tanah dan minimal 140 cm dibawah jalan/parkir.
Pipa-pipa didalam tanah sebelum dipasang harus dilapisi bitumen /
coal-toar dan hennep/goni. Pipa harus ditutup pasir sekelingnya dan
kemudian diplester sebelum diurug tanah atau koral.
 Apabila pipa-pipa tersebut menembus pondasi atau dinding, maka pipa
harus diberi perlindungan/ sleeves dengan ukuran 2 standard lebih
besar.
 Antara pipa dan sleeves tersebut harus diisi dengan flexible sealing
material.

2.2.9.B.3. Pemadatan/penimbunan pipa harus dilakukan tanpa merusak


pipa.
a. Bahan yang dipakai untuk menimbun harus bersih dari batu, puing
atau sampah.
b. Pemadatan dilakukan sebagai berikut :
 sekeliling pipa ditimbun dengan pasir setebal 20 - 30 cm
 dipadatkan
 kemudian ditimbun dengan tanah yang bebas dari batu, puing
dan sampah-sampah dipadatkan hati-hati setiap lapis sampai
mencapai permukaan tanah semula.
2.2.9.B.4. Pemasangan pipa dalam bangunan
a. Hanger, klem harus dibuat dari bahan yang tahan karat, mudah
dipasang dan dibuka kembali dan harus kuat menahan beban pipa.
b. Pemasangan hanger (supports) adalah sebagai berikut :
c. untuk vertikal piping :
 PVC pipe : pada dasar pipa tegak diberi pondasi dan pipa diberi
penguat pada setiap interval ketinggian (per lantai).
 Threaded pipa : pada setiap interval ketinggian
d. untuk horizontal piping :
 PVC pipe : pada setiap 1,5 m dan setiap sambungan yang lemah
 Threaded pipe 0/ 1" dan kurang dari 0/ 1" pada setiap 2 m
 Threaded pipe 0/ 1" atau lebih pada setiap 3 m

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 123


 Tambahan penggantung dan penyangga harus dilakukan pada
setiap perubahan arah dan dimana terdapat konsentrasi beban
karena adanya valve, fitting, sambungan terhadap fixtures, dan
peralatan lain.
 Pipa tidak boleh digantung memakai kawat, kabel, kayu, tali atau
sejenisnya.

2.2.9.B.5. Penyambungan Pipa


a. Penyambungan pipa didalam plumbing sistem ini harus gastight dan
watertight.
b. Untuk PVC pipe dipakai sistem TS joint (TS joining method) dengan
memakai TS fitting dan solvent cement.
c. Pipa ulir memakai seal tape yang diizinkan. Pemakaian seal tape
tersebut hanya pada male threads.
d. Untuk perubahan arah pengaliran harus memakai Y-45^ ,T-Y, long
sweep bends,dll.
e. Tidak_diperkenankan_membakar pipa PVC untuk penyambungan
sistem pemipaan PVC.

2.2.9.3. LINGKUP PEKERJAAN


a. Pelaksanaan pemipaan air bersih, yaitu melaksanakan sistem
pemipaan air AIR HUJAN sesuai dengan gambar dan sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan lengkap dengan fitting dan kelengkapan
dalam pemasangan.
b. Melaksanakan pembuatan dan pemasangan penumpu/penggantung
pipa, dan membuat gambar kerja mengenai cara-cara pemasangan
sesuai dengan yang disyaratkan.
c. Melaksanakan pekerjaan penggalian dan penimbunan kembali untuk
pemasangan pipa diluar bangunan sesuai dengan syarat syarat yang
ditentukan.
d. Melaksanakan pemasangan sleeves, pembobokan tembok dan
pemlesteran kembali untuk pipa-pipa didalam bangunan sesuai
dengan syarat yang ditentukan dan disetujui oleh Pengguna Jasa.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 124


e. Semua hasil pekerjaan yang telah selesai harus dilakukan pengetesan
sesuai dengan yang disyaratkan dan menyerahkan sertifikat / Berita
Acara Pengetesan.
f. Membuat gambar kerja atau shop drawing.
g. Menyerahkan gambar revisi/as build drawing, brosure,operation dan
maintenance manual dalam bahasa Indonesia.
h. Melatih operator Pemilik Proyek selama 3 (tiga) hari kerja.
i. Melaksanakan pemeliharaan dan memberikan jaminan terhadap
instalasi dan peralatan terpasang selama 360 hari kalender, kecuali
bola lampu selama 90 hari kalender dengan menyerahkan surat
pernyataan jaminan instalasi.

2.2.9.4. SPESIFIKASI MATERIAL


2.2.9.D.1. Pipa Air Hujan
 Untuk didalam bangunan menggunakan bahan : PVC kelas 8 kg/cm2
 Fitting untuk pipa PVC yang sesuai.
 Untuk luar bangunan, menggunakan bahan PVC kelas 10 kg/cm2
 Merk : Rucika.

2.2.9.D.2. Penggantung (hanger, support, klem)


 Untuk penggantung (hanger rod) terbuat dari besi berbentuk bulat
diameter minimal 8 mm, tergantung diameter dan berat pipa, berulir
dengan baut untuk menyetel ketinggian penggantung pipa.
 Type : penggantung untuk single pipe lines (clevis hanger, clevis rolles,
pipe saddles atau riser clamps).
 Penggantung-penggantung tersebut lengkap dengan kelengkapan untuk
pemasangannya.
2.2.10. PEKERJAAN THERMAL INSULATION DI ATAP BETON
2.2.10.1. Lingkup Pekerjaan

a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran,


pengiriman, penyimpanan, pemasangan) untuk pekerjaan, material,
dan peralatan.
b. Meliputi pekerjaan atap BETON beserta rangka-rangka pendukungnya.
c. Bagian-bagian yang terkait :
 Pekerjaan Atap

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 125


 Pekerjaan Insulasi
Ketebalan : 4mm
Bahan : Double sided Aluminium Foil with bubble
diameter 1cm
Berat : 358 gr/m2
Koef tarik : 7,1 kgf
Jenis : Fire retardant LDPE with anti oxidation and
UV protection
Ex Produk : Indofoil thermalshield

2.2.10.2. Referensi
a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar pemasangan INSULASI.
b. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus
diproduksi oleh perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai
pengalaman yang sukses dan diterima oleh MK dan Pemberi Tugas.
c. Kualifikasi pekerja :
 Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap
bagian ini selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-
kebutuhan yang diperlukan, material, serta metode yang
dibutuhkan selama pelaksanaan.
 Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill
yang dibutuhkan.
 Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, MK, dan Pemberi
Tugas tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
2.2.10.3. Submittals/Pengiriman
a. Kontraktor harus mengirimkan contoh bahan dan sistem pemasangan
yang lengkap dengan teknikal spesifikasi dan label dari pabrik
pembuat.
b. Mengirimkan shop drawing yang menunjukkan sistem pemasangan
atap dan hubungan dengan bagian-bagian kain seperti tangki baja,
dinding, talang dan sebagainya untuk disetujui MK dan Perencana.
c. Mengirimkan schedule pemasangan yang dikoordinasikan dengan
bagian-bagian terkait lain pada area yang sama untuk disetujui MK
dan Pemberi Tugas.
Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 126
2.2.10.4. Penyimpanan dan Perawatan
a. Produk dikirim dalam keadaan tertutup terkemas dari pabrik, tanpa
cacat.
b. Material harus disimpan dan dirawat dalam gudang tertutup, aman,
terlindung, lengkap disimpan dengan label, tipe, baik dan sesuai dengan
yang disebutkan dalam spesifikasi dan gambar perencanaan.
2.2.10.5. Garansi
a. Garansi tertulis dari fabrikator untuk kualitas, ketahanan dan warna
bahan.
b. Garansi untuk kualitas kerja pemasangan dari kontraktor / installer
yang tepat, baik dan sesuai dengan yang disebutkan dalam spesifikasi
dan gambar perencanaan.
2.2.10.6. PENERAPAN
2.2.10.6.1. Pemeriksaan
Periksa permukaan atas dari semua gording atau rangka penumpu terletak
pada suatu bidang datar, perbaiki jika perlu dengan mendesak atau
menyetel bagian-bagian ini dan struktur penumpunya.
2.2.10.F.2. Persiapan
a. Untuk melindungi permukaan lembaran-lembaran dan keamanan
pekerja, disarankan agar hanya ditangani oleh para pekerja yang
menggunakan sarung tangan yang bersih dan kering, lembaran-
lembaran tidak boleh ditarik diatas permukaan yang kasar, diatas
lembaran yang lain.
b. Sekrup-sekrup yang digunakan memiliki kemampuan untuk
mendukung umur bangunan yang dirancang, diperlukan rekomendasi
untuk penggunaan produk tersebut.
c. Seluruh asesori yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus sesuai
dengan standard produk yang digunakan.

2.2.10.F.3. Pemasangan
a. Seluruh metode pemasangan harus sesuai dengan petunjuk produk
yang digunakan dan diperlihatkan dalam shop drawing.

2.2.10.F.4. Field Quality Control

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 127


a. Sebelum seluruh permukaan ditutup / dilindungi terhadap pekerjaan
lain, lakukan pengetesan dengan air untuk mengetahui kebocoran,
aliran air secara benar.
b. Perbaiki bagian-bagian yang rusak, dan ulangi pengetesan sampai
benar-benar aman dan tidak bocor.
2.2.10.F.5 Perlindungan dan Pembersihan
a. Lindungi permukaan disekitar area dari kerusakan dan kepudaran.
Bersihkan permukaan dari benda-benda dan bekas-bekas pekerjaan
yang tidak perlu.
b. Lindungi permukaan dari benda-benda berat dan tidak dianjurkan
untuk ditempati benda-benda seperti chiller dan sebagainya yang
berkaitan dengan instalasi ME pada atap.

2.2.11. PEKERJAAN TANGGA


2.2.11.1. Lantai Tangga
Tangga. Bahan Lantai;
Bahan homogenous tile sesuai dengan produksi dari pabrik yang sama
dengan pabrik keramik tile untuk lantai ruangan. Ukuran dan profil
terdapat di gambar rencana.
Pemasangan:
Pelaksanaan pekerjaan dapat di lakukan setelah beton tangga siap sesuai
fungsinya. Pekerjaan anti slip dengan adukan 1Pc : 3Psr. Pemasangan harus
rata sesuai gambar rencana.
Bahan anti slip;
Bahan keramik anti slip, dengan produksi dari pabrik yang sama dengan
pabrik keramik untuk lantai ruangan. Ukuran dan profil terdapat di gambar
rencana.
Pemasangan:
Pelaksanaan pekerjaan anti slip dapat di lakukan setelah beton tangga siap
sesuai fungsinya. Pekerjaan anti slip dengan adukan 1Pc : 3Psr.
Pemasangan harus rata sesuai gambar rencana.
Bahan Handrail / railing
Tangga Utama :
 Bahan : Pipa GIP 2’ / Stainless steel sesuai lokasi dan sesuai
gambar
Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 128
 Penyelesaian : Finish cat duco untuk tangga darurat dan handrail
Kayu kamper dia 2” fin melamik untuk railing void
 Profil : sesuai gambar rencana.
 Produksi : ex Bakrie untuk PIPIA GIP dan Impor JIS untuk
Stainless steeel
2.2.12 PEKERJAAN SALURAN DRAINASE
2.2.12.A. Ketentuan Umum dan Lingkup Pekerjaan
Sebelum pekerjaan penyelesaian saluran drainase dilakukan, kontraktor
harus melakukan cek leveling awal dan akhir dari saluran agar saluran
nantinya dapat mengalirkan airsesuai dengan arahan Konsultan Pengawas/
Manajemen Konstruksi/ Pihak MA.
Untuk penggantian grille saluran, Pihak Kontraktor harus mengukur lebar
dan panjang saluran yang akan dipasang penutup beton, agar tidak terjadi
kesalahan ukuran dan ketidaktepatan antara penutup beton dengan
salurannya.
Sebelum pekerjaan penyelesaian dilakukan, kontraktor harus menyerahkan
contoh bahan dan keterangan teknis serta cara pemasangan bahan tersebut
untuk mendapat persetujuan Direksi. Bahan-bahan beton precast yang
cacat tidak boleh dipasangkan.
Lingkup pekerjaan pembuatan saluran drainase dilengkapi dengan penutup
beton sesuai gambar pada tempat-tempat yang sesuai gambar rencana.
Untuk pemasangan bahan-bahan tertentu perlu dibuat gambar Kerja
Pelaksanaan (shop drawing) berdasarkan gambar rencana dan kondisi
lapangan.

2.2.12.B. Bahan Concrette drainase.


 Bahan : Beton Pracetak kepadatan beton 500kg/cm2
 Produksi : Dusaspun
 Ukuran Panjang : 120 cm
 Finishing : Beton expose.
 Semua pekerjaan struktur saluran menggunakan struktur beton
bertulang dan mengikuti tata cara PBI T15/1991-03.
 Pengecoran beton saluran harus padat, dan harus dipadatkan dengan
trailer
 Campuran semen minimal 325 kg/m3

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 129


 Mutu material yang digunakan :
o Mutu beton adalah : K 250/fe’ 20 MPA
 Kemiringan saluran minimal 5%o
 Dasar saluran dipadatkan terlebih dahulu sampai kepadatan 85 %

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 130


BAGIAN IV

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING

Pasal 1 - PENDAHULUAN
1.1 Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang spesifikasi bahan
dan cara pemasangan pekerjaan Instalasi dan peralatan seperti
tercantum dalam pasal-pasal, lampiran-lampiran dan gambar-gambar
berikut sehingga sistem dapat beroperasi secara baik dan sempurna.
Pekerjaan tersebut antara lain :
- penyediaan bahan
- pengangkutan sampai site
- pemasangan
- pengujian- supervisi
- pemeliharaan
- pemberian jaminan
- Perizinan

1.2 Maksud dari spesifikasi dan gambar-gambar lampirannya adalah


untuk memintakan suatu pekerjaan lengkap, telah dites dan siap
untuk bekerja dengan sempurna.
Pekerjaan tersebut harus meliputi pengadaan material, tenaga,
equipment, perlengkapan pembantu dan semua pekerjaan yang perlu
untuk pemasangan secara sempurna sehingga menjamin bekerjanya
sistem instalasi yang diuraikan dalam spesifikasi ini.
1.3 Setiap material, equipment, peralatan dan perlengkapan yang tidak
tampak pada gambar, tetapi dijelaskan pada spesifikasi, atau
sebaliknya, atau setiap perlengkapan, material, peralatan yang
diperlukan dalam melengkapi penyelesaian pekerjaan ini sampai siap
bekerja, meskipun tidak dijelaskan dalam spesifikasi, harus
disediakan dan dipasang oleh Kontraktor yang bersangkutan sebagai
bagian dari pekerjaannya.
1.4 Gambar-gambar Detail
Detail-detail kecil yang diperlukan tidak semuanya digambar atau
ditulis dalam spesifikasi teknis.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 131


Bila hal itu perlu untuk kelengkapan dan kesempurnaan sistim
pemasangan atau kerja atau lazim terdapat dalam praktek, agar
system dapat berjalan sebagaimana mestinya maka hal itu menjadi
kewajiban Kontraktor untuk melengkapinya.
1.5 Ukuran dalam Gambar
Ukuran panjang, lebar, tinggi dan elevasi dari mesin atau peralatan
lainnya yang tercantum dalam gambar, adalah ukuran yang didapat
dari data-data lain seperti gambar arsitektur, struktur atau brosur-
brosur, Kontraktor wajib menyesuaikan dengan standard pabrik yang
dimiliki.
1.6 Gambar dan Spesifikasi Teknis
Apabila suatu penjelasan atau spesifikasi tidak terdapat dalam
gambar tetapi terdapat dalam spesifikasi teknis, atau sebaliknya
terdapat dalam spesifikasi teknis tetapi tidak terdapat dalam gambar
maka keterangan yang manapun berlaku.
Apabila terdapat pertentangan antara keduanya diambil nilai yang
lebih tinggi,lebih lengkap dan lain-lain yang bersifat lebih baik secara
kuantitas maupun kualitas.
1.7 Pada saat pengajuan penawaran, kontraktor wajib melampirkan
surat rekomendasi sebagai agen tunggal di Indonesia atau bekerja
sama dengan pemegang agen tunggal..
1.8 Dalam melaksanakan pekerjaan ini Kontraktor harus mengikuti dan
mematuhi semua peraturan yang ada antara lain :
a. SNI 04-0225-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik
(PUIL) Tahun 2000. (serta penyesuaian terhadap “amandemen”
yang dikeluarkan secara berkala oleh tim penyusun PUIL): Tata
cara pengkabelan, pentanahan pemutusan arus.
b. Standar Industri Indonesia, SII
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum ; Kep Men PU No.441
Tahun 1998
d. Keputusan Menteri Tenaga Kerja tentang Keselamatan Kerja :
- Peraturan Menteri tenaga Kerja No. 2/KPTS/1985
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. SKBI - 3.4.53 - 1987
- Peraturan Depnaker No. 17 tahun 1980
- Peraturan Depnaker No. PER-02/Ddp/1983
Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 132
e. Dokumen Perencanaan yang terdiri dari :
1. Gambar-gambar rencana
2. Syarat-syarat umum
3. Spesifikasi Teknis
4. Berita-berita Acara
5. Peraturan PEMDA setempat.

1.9 Syarat – syarat Kontraktor


a. Memegang keagenan atau bekerja sama dengan agen dari merk
yang ditawarkan dengan menunjukan surat keagenan/
kerjasama.
b. Kontraktor maupun sub-kontraktor harus mempunyai sertifikat
dari institusi yang diakui sesuai dengan item pekerjaan masing-
masing.
1.10 Tanggung Jawab Kontraktor
1). Kontraktor bertanggung jawab penuh untuk melaksanakan
semua tugas-tugas yang tercantum didalam kontrak, sehingga
menghasilkan sistem instalasi yang diminta oleh RKS, beserta
gambar-gambar lampirannya.
2). Apabila terjadi suatu keganjilan didalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat ataupun gambar, dimana menurut pendapat
Kontraktor tidak sesuai dengan tanggung jawab serta
jaminannya, maka Kontraktor wajib memintakan perhatian dan
mengajukan persoalannya pada saat pelelangan.
3). Rencana Kerja & Syarat-syarat dan Gambar-gambar rencana
harus digunakan secara bersama-sama dan menjadi satu
kesatuan.
Segala sesuatu yang tidak dijelaskan baik pada gambar maupun
pada spesifikasi, tetapi sangat diperlukan untuk melengkapi
instalasi yang dimintakan agar dapat bekerja dengan sempurna,
harus disediakan dan termasuk dalam kontrak.

PASAL 2 - SISTIM INSTALASI


2.1 Semua pemasangan instalasi harus memakai pelindung pipa lengkap
dengan fitting-fittingnya.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 133


2.2 Semua peralatan yang memerlukan pentanahan harus diberi
pentanahan sesuai dengan RKS secara baik dan memenuhi
persyaratan.
2.3 Tidak diperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan
kabel utama ditengah jalan.
2.4 Setiap kabel sesampainya dipanel atau peralatan berilah kelebihan
panjang secukupnya untuk mengantisipasi adanya kemungkinan
penggeseran alat-alat tersebut pada saat penyesuaian/setting
terhadap posisi dilapangan/site project.
2.5 Semua teknik pelaksanaan yaitu percabangan, pembelokan,
pengetapan/ penyambungan/penyadapan dan sebagainya harus
menggunakan fitting-fitting yang sesuai.
2.6 Untuk terminasi kabel pada busbar, circuit breaker atau peralatan
lainnya harus menggunakan sepatu kabel.
2.7 Sistem tegangan listrik 380 volt - 3 fasa - 50 Hz atau 220 volt - 1 fasa
- 50 Hz.

Pasal 3 - PERSYARATAN UMUM MATERIAL


3.1 Syarat-syarat dasar
a. Kontraktor harus memberikan bahan/material dari kwalitas
baik, baru, bukan hasil perbaikan dan pemasangan yang rapi
dan sempurna sehingga dapat berfungsi dengan baik dan harus
sesuai dengan spesifikasi/ persyaratan ataupun ketentuan
pabrik.
b. Ruangan yang tersedia untuk penempatan
peralatan/perlengkapan instalasi sebagaimana tampak pada
gambar rencana, telah disesuaikan dengan ukuran peralatan
yang diproduksi oleh beberapa pabrik.
c. Kontraktor harus menawarkan, menyediakan dan memasang
semua perlengkapan yang dimaksud pada ruang yang telah
disediakan.
d. Kapasitas yang tercantum baik dalam gambar atau spesifikasi
merupakan kapasitas minimum.Penyesuaian dalam pemilihan
boleh dilakukan Kontraktor dengan syarat-syarat sebagai
berikut :
 Tidak menyebabkan pertambahan peralatan

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 134


 Sistem tidak berubah dan tidak menjadi lebih sulit
 Tidak meminta pertambahan ruang
 Biaya operasidan pemeliharaan tidak menjadi mahal.
e. Dalam hal ukuran fisis harus cukup dan tidak meminta ruangan
lebih besar dari pada yang telah disediakan. Kecukupan tersebut
dalam arti telah termasuk segala peralatan pendukung yang
perlu untuk operasi sampai sempurna sesuai ketentuan pabrik.
3.2 Syarat-syarat fisis
a. Bahan dan peralatan dari klasifikasi atau type yang sama
sedapat mungkin diminta dari merk atau buatan pabrik yang
sama.
b. Apabila suatu unit peralatan terdiri dari banyak komponen,
maka seluruh bagian-bagiannya sebaiknya dari merk yang sama
untuk menghindari kesulitan dalam hal :
 pemeliharaan dan menjaga mutu karakteristiknya.
 Jaminan produk dan pemasangan
 Menentukan pihak yang akan bertanggung jawab apabila
terjadi ketidaksesuain ataupun kesalahan

Pasal 4 - PERSYARATAN UMUM PEMASANGAN


4.1. Kontraktor harus memintakan izin pemeriksaan dan pengujian oleh
instansi yang berwenang yang diperlukan untuk menjalankan
instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini, dengan biaya yang
menjadi tanggungan Kontraktor.
4.2. Apabila peraturan mengharuskan suatu peralatan/ material bagian
dari instalasi harus diuji atau diperiksa oleh instansi yang
berwenang, maka seluruh biaya pengujian dan pembuatan sertifikat
harus ditanggung oleh Kontraktor.
4.3. Kontraktor harus menyerahkan semua surat asli izin-izin atau
keterangan lain tentang suatu bagian instalasi kepada Penerima Hasil
dengan masing-masing 4 buah foto copy.
4.4. Kontraktor harus mengajukan persetujuan material utama seperti
Generatorset, Panel Kontrol Genset dan AMFSL (Automatic Main
Failure, Synchronization & Load Sharing), serta harus mendapat
persetujuan dari Penerima Hasil.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 135


4.5. Kontraktor melakukan pengukuran dan memberi tanda pada tempat
yang akan dipasang sesuai ukuran sebenarnya dengan mendapat
persetujuan dari Pemberi Tugas.
4.6. Kontraktor harus membuat gambar pemasangan dilapangan/ gambar
kerja (shop drawing) yang dibuat oleh pabrik atau studio Kontraktor,
yang memuat denah, potongan dan detail serta ukuran yang jelas
untuk keperluan pemasangan yang sesungguhnya, sesuai dengan
peralatan utama dan peralatan bantu serta peralatan perlengkapan
lainnya sebelum melakukan pemasangan untuk menjamin ketepatan.
Dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Penerima Hasil
sebelum dilaksanakan.
4.7. Semua biaya-biaya untuk pembuatan gambar-gambar kerja adalah
menjadi tanggungan Kontraktor yang bersangkutan.
4.8. Kontraktor harus kerja sama dengan Kontraktor pembuat panel
dalam hal pemasangan komponen kontrol dan komponen pengaman
(CB).
4.9. Semua material sebelum dipesan, dibeli, masuk ke site project dan
sebelum dilakukan pemasangan, harus mendapat persetujuan dari
Penerima Hasil.
4.10. Pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan struktur bangunan
dan halaman.
4.10.1. Kontraktor harus menyerahkan kepada Penerima Hasil
gambar-gambar yang memuat secara lengkap lokasi dan
ukuran semua bukaan dinding beton, shaft, pondasi dan lain-
lain, yang diperlukan untuk kelengkapan pekerjaannya yang
menurut kontrak akan disediakan oleh Kontraktor Bangunan.
4.10.2. Peletakan equipment, pipa, kabel harus benar-benar
memperhatikan pengaturannya, sehingga mudah dicapai pada
saat pemasangan, perbaikan dan pemeliharaan.
 Pipa, rak kabel dan konduit harus dipasang secara rapi
diatas ketinggian kepala orang atau sepanjang dinding atau
pada tempat-tempat yang tidak mengganggu lalu lintas
orang.
 Pada daerah service dan jalan orang, tidak boleh terpasang
pipa diatas lantai, sehingga menganggu lalu lintas.
Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 136
 Apabila pipa, kabel atau konduit sukar dihindarkan
peletakannya pada daerah yang bebas lalu lintas orang,
Kontraktor harus meyediakan dan memasang suatu
perlengkapan tambahan sehingga tidak mengganggu lalu
lintas, atas tanggungan biaya dari Kontraktor yang
bersangkutan.
 Perlengkapan tambahan tersebut harus berbentuk lantai
yang terbuat dari besi pelat, dengan rangka profil besi/baja.
4.10.3. Semua pipa instalasi yang menembus pondasi, dinding beton,
lantai beton dan dinding bata harus diberi sparing/ sleeves
dari bahan pipa hitam atau pipa besi berlapis galvanis (GIP)
dengan ukuran diameter minimal 5 cm lebih besar dari ukuran
pipa yang terpasang atau sesuai spesifikasi..
4.10.4. Konduit kabel listrik dan kabel kontrol yang terpasang
menembus dinding beton, dinding bata dan lantai yang harus
dibuat sedemikian sehingga pada sekeliling konduit tidak
terdapat lubang-lubang yang dapat melalukan api dan asap.
4.10.5. Pipa-pipa instalasi dan konduit yang terpasang melalui daerah
delatasi atau construction joint harus dipasang sedemikian
rupa (misalnya dengan flexible joint), sehingga pada saat
terjadi penurunan konstruksi bangunan tidak akan
menyebabkan kerusakan pada pipa-pipa dan konduit.
4.10.6. Semua pipa-pipa dan konduit yang terpasang, baik yang
terlihat maupun yang terpasang diatas plafond dan didalam
shaft harus diberi tanda dengan warna setiap 2 meter
sepanjang pipa, dengan warna yang berlainan sesuai dengan
fungsinya (akan dikoordinasikan oleh Penerima Hasil).
4.10.7. Semua penggantung, penyangga, pondasi harus dicat dengan
cat dasar menie, dan cat akhir warna hitam.

Pasal 5 - SPESIFIKASI UMUM TESTING/ PENGUJIAN


5.1. Pengujian Instalasi Listrik
5.1.1 Kontraktor harus segera mengajukan program testing &
commissioning untuk semua peralatan utama , materials, dan
systems sebelum testing commissioning dilaksanakan..

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 137


51.2 Seluruh Pengetesan dan pengujian harus dilakukan bersama
Penerima Hasil di workshop kontraktor sebelum dikirim ke
site project (delivery) atas biaya
agent/manufacture/Kontraktor.
5.1.3 Pengujian seluruh sistem harus dilakukan bersama agen dan
hasilnya harus baik dan memenuhi persyaratan spesifikasi dan
pabrik pembuat.
5.1.4 Kontraktor bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan
pengetesan dan mempersiapkan format pengetesan , record
dan segala prosedur pengetesan untuk mendapat persetujuan
dan membuat berita acara hasil pengujian.
5.1.5 Manufaturing test didasarkan pada standar manufacturing dan
applicable standar. Hasil test tersebut berikut sertifikatnya
harus diserahkan kepada pemilik gedung
5.1.6 Setiap Panel dan Instalasi selesai dilaksanakan harus diuji
bahwa sambungan terpasang dengan kencang dan tidak terjadi
salah polaritas.
5.1.7 Semua perlengkapan, tenaga dan biaya untuk mengadakan
pengujian baik pengujian intern ataupun pengujian yang
ditentukan oleh instansi yang berwenang memberikan
perizinan menjadi tanggungan Kontraktor.
Pasal 6 - PENYERAHAN, PEMELIHARAAN DAN JAMINAN
6.1 Pekerjaan dikatakan selesai apabila :
1).Instalasi telah diselenggarakan dengan baik dan semua sistem telah
diuji dan bekerja sempurna sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi dan dijamin akan tetap bekerja dengan baik untuk waktu
jangka panjang.
Pernyataan bahwa sistem telah bekerja dengan baik dan sesuai
dengan spesifikasi dan gambar, harus dilakukan dengan Berita
Acara Pemeriksaan dan sertifikat pengujian.
2).Telah menyerahkan surat jaminan.
3).Telah memenuhi syarat penyerahan gambar revisi (As Built
Drawing).
4).Telah melengkapi dengan buku petunjuk kerja dan pemeliharaan,
serta telah memberikan petunjuk kepada wakil dari Pemilik
Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 138
Bangunan tentang cara penggunaan peralatan-peralatan yang ada.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 139


5).Telah mendapatkan surat pernyataan bahwa instalasi telah
dilaksanakan dengan baik dan dapat bekerja, dari instansi-instansi
yang berwenang atas penggunaan instalasi tersebut, seperti :Dinas
Keselamatan Kerja, PLN, Dinas Pemadam Kebakaran dan lain-lain.
6).Telah mendapatkan surat pernyataan dari Penerima Hasil, bahwa
instalasi telah dilaksanakan dengan baik dan sistem bekerja dengan
sempurna.
7).Telah memenuhi semua persyaratan yang tercantum dalam kontrak.
- As built drawing
- Certificate dari laboratory (Hanya untuk peralatan utama seperti
Generatorset dan panel control gensetdan untuk peralatan
lainnya akan ditentukan kemudian oleh PM/Engineer dan
consultant)
- Measurement report
- Factory certificate
- Guarantee certificate dan brochure.
- Operation dan maintenance manual
- Spare part untuk satu tahun operasi.
6.2 Semua sertifikat, instruksi dan perizinan dari instansi yang berwenang
memberikan izin penggunaan atas instalasi yang dipasang, harus
diserahkan pada saat atau sebelum hari penyelesaian pekerjaan yang
ditentukan.
6.3 Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara proyek disertai lampiran-
lampiran sebagai berikut :
a. Gambar revisi (as built drawing), dengan jumlah sesuai lingkup/
scope pekerjaan.
b. Laporan hasil pengukuran.
c. Brosur asli, petunjuk operasi dan petunjuk pemeliharaan.
6.4 Setelah serah terima tahap pertama Kontraktor harus melakukan masa
pemeliharaan dan penggantian peralatan yang rusak secara cuma-
cuma selama jangka waktu 90 hari terhadap hasil pekerjaan tetap
dalam keadaan bekerja sempurna.
6.5 Setelah penyerahan I, Kontraktor diharuskan melatih orang-orang
yang ditunjuk oleh pemilih bangunan, sehingga mahir dalam

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 140


mengoperasikan, menyetel dan memelihara semua peralatan dari
instalasi yang dilaksanakan.

6.6 Setelah serah terima tahap II, Kontraktor harus melakukan masa
jaminan dan masa pemeliharaan terhadap instalasi dan peralatan
terpasang selama jangka waktu 365 hari termasuk melakukan dan
penggantian peralatan yang rusak secara cuma-Cuma.
6.7 Kondisi serah terima I dan II dapat dilihat pada syarat-syarat
administrasi khusus didokumen tender paket ini.
6.8 Biaya untuk pekerjaan tersebut harus sudah termasuk pada kontrak
pekerjaan ini. Apabila selama masa pemeliharaan kontraktor tidak
melaksanakan kewajiban, maka pekerjaan tersebut dapat diserahkan
dengan pihak lain dan biaya tetap ditanggung oleh kontraktor yang
bersangkutan.

Selama masa jaminan tersebut, dan atas instruksi Penerima Hasil.


Kontraktor wajib atas biaya sendiri dengan cepat mengganti semua
equipment atau peralatan atau material yang rusak karena kualitas
yang kurang baik atau karena pelaksanaan yang kurang sempurna
dan bukan karena kesalahan penggunaan selama instalasi
dipergunakan.
Semua perlengkapan,tenaga dan biaya sehubungan dengan perbaikan-
perbaikan tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor.
Setiap Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua biaya yang
timbul sehubungan dengan kerusakan material, equipment dan
kesalahan pembuatan, pemasangan dari material, equipment yang
disuplai oleh Kontraktor, selama masa jaminan.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 141


Pasal 7 - LINGKUP PEKERJAAN
1. Pelaksanaan pemipaan air bersih, yaitu melaksanakan sistem
pemipaan air bersih mulai dari Pompa ke tangki atas kemudian ke
seluruh pemakaian bangunan sesuai dengan gambar.
2. Melaksanakan pemipaan air kotor dari seluruh bangunan sampai
dengan bak pengumpul septic tank.
3. Menyediakan pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa air kotor sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan lengkap dengan fitting dan
kelengkapan dalam pemasangan.
4. Melaksanakan pembuatan dan pemasangan penumpu/penggantung
pipa, dan membuat gambar kerja mengenai cara-cara pemasangan
sesuai dengan yang disyaratkan.

5. Melaksanakan pekerjaan penggalian dan penimbunan kembali


untuk pemasangan pipa diluar bangunan sesuai dengan syarat
syarat yang ditentukan.
6. Melaksanakan pemasangan sleeves, pembobokan tembok dan
pemlesteran kembali untuk pipa-pipa didalam bangunan sesuai
dengan syarat yang ditentukan dan disetujui oleh Pemberi Tugas.
7. Pengadaan dan pemasangan pompa termasuk WLC, radar dan
accessories.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 142


Pengadaan dan pemasangan STP
Pekerjaan instalasi Sewage Treatment Plant meliputi pengadaan dan
pemasangan material secara lengkap dan sempurna untuk pekerjaan-
pekerjaan sebagai berikut:
a. Peralatan Sewage Treatment Plant
 Biological Treatment yang terdiri dari :
- Aeration Zone
- Primary Clarifier
 Final Clarifier
 Sludge Holding Tank
 Filtration/Treated Water Tank
b. Exhaust fan lengkap dengan ducting
c. Pemipaan
d. Panel kontrol dan panel repeater
e. 1 set test-kit / alat pengetesan
f. Testing and commisioning dan testing setelah beroperasi
sebanyak 3x setiap 4 bulan.
g. Perijinan dari DPU Pemda dan P4L.
8. Semua hasil pekerjaan yang telah selesai harus dilakukan pengetesan
sesuai dengan yang disyaratkan dan menyerahkan sertifikat / Berita
Acara Pengetesan.
9. Membuat gambar kerja atau shop drawing.
10. Menyerahkan gambar revisi/ as build drawing, brosure, operation
dan maintenance manual dalam bahasa Indonesia.
11. Melatih operator Pemilik Proyek selama 3 (tiga) hari kerja.
12. Melaksanakan pemeliharaan dan memberikan jaminan terhadap
instalasi dan peralatan terpasang selama 360 hari kalender,

kecuali bola lampu selama 90 hari kalender dengan menyerahkan surat


pernyataan jaminan instalasi.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 143


PASAL-8 SPESIFIKASI TEKNIK – BAHAN DAN PERALATAN
1. Pipa Air Bersih
 Bahan : Galvanized steel welded tubes atau
PVC kelas 10 kg/cm2, sesuai
gambar.
 Standard : BS 1387/1967 - kelas medium
 Bahan untuk pipa sleeves : black steel pipe - kelas medium

2. Pipa air kotor (soil pipe, waste pipe & vent pipe)
 Untuk didalam bangunan menggunakan bahan : PVC kelas 8
kg/cm2
 Fitting untuk pipa PVC yang sesuai.
 Untuk luar bangunan, menggunakan bahan PVC kelas 10 kg/cm2
3. Floor Drains
 Bahan : brass chroom plated lengkap dengan removable -
strainer.
 Type : bell-trap
.
4. Kran-kran
Bahan : Brass chroom plated

5. Saringan
 Untuk pipa distribusi (didalam reservoir atas)
 Bahan : stainless – steel
 Ukuran : Ukuran disesuaikan dengan diameter pipa, minimal ¾”

6. Penggantung (hanger, support, klem)


 Untuk penggantung (hanger rod) terbuat dari besi berbentuk bulat
diameter minimal 8 mm, tergantung diameter dan berat pipa,
berulir dengan baut untuk menyetel ketinggian penggantung pipa.
 Type : penggantung untuk single pipe lines (clevis hanger, clevis
rolles, pipe saddles atau riser clamps).

7. Penggantung-penggantung tersebut lengkap dengan kelengkapan

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 144


untuk pemasangannya.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 145


8. Flexible Joint
 Tekanan : 8 Kg/cm2
 Bahan : rubber dengan reinforced
 Lengkap dengan flanges dari plate steel Chromate-Coated.
9. Pompa Air Bersih
8.1. Pompa
Jumlah : lihat gambar kerja.
Kapasitas : lihat gambar kerja dan lampiran spesifikasi
material
Head total : lihat gambar kerja dan lampiran spesifikasi
material
Putaran : lihat gambar kerja dan lampiran spesifikasi
material
Motor power : disesuaikan
Tipe seal : Mechanical seal
Lengkap dengan :
 MCB (Motor Circuit Breaker) untuk :
- Overload protection
- Short circuit
- 3 phase running
 Motor control:
- Star delta contactor
- Water level control
 Panel control dan wiring

8.2. Electrode Water Level Control


Type : Stick electrode
Tegangan : 24 Volt
Merk : Ex Jerman (Omron, Fannal) dilengkapi dengan
anti lumut
Lengkap dengan :
 MCB (Motor Circuit Breaker) untuk :
- Overload protection
- Short circuit

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 146


- 1 phase running
 Motor control :
- Star delta contactor
- Water level control
 Panel Control dan wiring

10. Roof Drain


Material Cast Iron

11. Roof Tank.


Modul size : Silinder
Tebal : 12 mm (wall & bottom), 9 mm (cover)
Finishing : sisi bagian luar dilengkapi dengan coating anti ultra
violet dan sisi bagian dalam diproteksi dengan coating
anti lumut dan oksidant.
Assesories : Lengkap dengan drain, manhole, pondasi, tangga dan
pipa vent
12. STP
Kapasitas air buangan / kotor untuk untuk STP adalah sesuai
dengan gambar rencana.
Didalam proses ini digunakan Proses Biological untuk membantu
bacteria dalam menguraikan zat-zat organik menjadi zat-zat
anorganik, sehingga effluent yang dihasilkan memenuhi kwalitas air
buangan yang ditetapkan.
Kwalitas air yang telah diolah harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan sebagai berikut :
 Kandungan zat tersuspensi rata-rata dalam waktu 24 jam sebesar
25 mg/liter.
 Kebutuhan biologi akan oksigen (B.O.D) rata-rata dalam 24 jam
adalah 20 mg/liter.
 Chemical oksigen demand rata-rata adalah 30 mg/liter.
Proses ini merupakan proses aliran yang kontinue, dimana air kotor
dan air buangan dari seluruh bangunan terkumpul di dalam bak
biological treatment dimana didalam bak tersebut terdapat aeration
zone dan primary clarifier.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 147


Selanjutnya hasil aerasi dimasukkan kedalam sedimentation-tank
(settling-tank) untuk mengendapkan partikel-partikel kasar dengan
aliran gravitasi/dengan pompa.
Effluent dari settling tank masuk ke chlorination tank untuk
dibubuhi desinfectan/larutan chlor sebelum masuk ke Effluent Tank,
dari effluent tank, air limbah tersebut diproses dengan menggunakan
filter sebelum dialirkan ke bak air penyiraman taman, dan
selanjutnya digunakan untuk penyiraman taman.
Dalam Effluent Tank terdapat 2 (dua) buah pompa submersible yang
dapat dioperasikan bergantian secara otomatis, dan apabila salah
satu pompa sewage tidak bekerja (failure) maka secara otomatis pula
pompa yang kedua harus dapat bekerja.
Bila aliran mencapai maksimum pompa-pompa bekerja bersama-
sama.
Start-stop dari pompa-pompa tersebut diatur secara otomatis
menggunakan electrode level control. Seandainya kedua pompa
tersebut gagal bekerja, untuk pengamanan dipasang alarm dan
warning light yang diset untuk bekerja pada level air banjir (lihat
gambar perencanaan).

13. SPESIFIKASI TEKNIK DEEP WELL


a. Larutan Bor (Drilling Fluids)
Jika menggunakan alat bor tipe rotary, maka Pelaksana harus
memakai larutan bor, harus disediakan alat pengukur yang
diperlukan. Emilihan larutan bor dengan karakteristik dan
kontrolnya menjadi tanggung-jawab Pelaksana.

b. Pipa Casing.
Semua pipa casing dan accesoriesnya disediakan oleh Pelaksana
dan dalam keadaan baru. Bahannya harus dari baja dan harus
memenuhi standard AVWI, ASTM, atau API yang lazim
digunakan untuk pipa casing. Casing dari material lain harus
disetujui oleh pemberi tugas atau yang diberi wewenang untuk
itu.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 148


Sehubungan pipa casing dilakukan dengan cara :

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 149


1. Pengelasan dengan las listrik yang memenuhi standard
seperti American Weilding Society.
2. Dengan sambungan ulir (theard and coupled joints). Pipa
casing harus mempunyai diameter dalam 6” dan jumlah
panjang + 90 meter. Pipa naik dengan O 4” dan panjangnya
kurang lebih 85 meter.

c. Pembungkus Semen (Cemen Grout)


Pembungkus semen dibuat dengan campuran 1 zak semen + 25
liter air, untuk mengurangi penyusutan dapat ditambahkan
Bentonite maksimum 2% dari berat semen) atau cement aida
lainnya.

d. Pipa Saringan (Well Screen)


1. Bahan saringan dari Stainless Steel tipe “Continous Slot”.
Jumlah lubang harus lebih dari 10% luas dinding keliling
pipa. Diameter dalam saringan lebih dari 4”. Sambungan
pipa saringan dengan pipa naik dilas dengan batang las yang
tidak menyebabkan korosi. Panjang pipa saringan yang
ditempatkan berdasarkan hasil electric logging.

2. Ujung bawah dari pipa saringan akan disambung dengan


blank casing yang ujungnya ditutup sepanjang + 3 m.

e. Bahan Kerikil Penutup Saringan (Gravel Pack)


Kerikil yang dipakai harus bersih, butir-butirnya bundar dan
uniform, bahannya dari silica dan mengandung bahan kapur
maksimum 5%. Ukuran kerikil mempunyai effective size + 5 mm
dan uniformity coefficient lebih kecil dari 2.0. Tetapi ukuran
kerikil disesuaikan dengan lubang pipa saringan yang dipakai
dan apabila gradasi butir-butir pasir dan aquifer telah diketahui.
f. Penyekatan Antara Pipa Naik dan ipa Casing
Penyekatan antara kedua macam pipa tersebut diatas dapat
dilakukan dengan “Lead Slip Packer” atau dengan Cement Grout’

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 150


sepanjang 0,50 meter.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 151


Semua pelaksanaan pekerjaan atau pemasangannya
menyangkut point bahan-bahan (material) yang digunakan
tersebut diatas, dapat dilaksanakan hanya apabila ada
pengawasan dari Manajemen Konstruksi dan atau persetujuan
pelaksanaan secara tertulis dari Direksi.

g. Pipa
1. Pipa casing O 6” galvanized medium class harus selalu

disimpan di site (lokaso pengeboran) yang sewaktu-waktu dapat


diperiksa oleh Direksi. Pemborong harus juga menyrahkan suatu
well log yang dibuat secara teliti, dilengkapi dengan foto-foto
pelaksanaan yang mencakup situasi site atau lokasi setiap
sumur bor sebelum, selama dan setelah selesai dikerjakan
dengan ukuran foto 9 cm x 12 cm.

h. Pemasangan Pipa Casing, Pipa Naik dan Pipa Saringan.


Pelaksana harus melaksanakan pemasangan pipa-pipa tersebut
diatas sesuai dengan cara umum yang biasa dilakukan dalam
pembuatan sumur dalam. Direksi berhak untuk menentukan
lain dari cara pemasangan pipa tersebut apabila dipandang
perlu berdasarkan pertimbangan teknis.

i. Perletakan Kerikil (Gravel Packing).


1) Ruang antara lubang bor dan pipa naik pipa saringan diisi
dengan kerikil seperti terlihat dalam gambar dokumen. Cara
pengisian kerikil kedalam lubang bor harus dengan pipa
pengantar.
2) Pembayaran untuk pengisian kerikil kedalam lubang sumur
bor dilakukan sesuai dengan kubikasi kerikil yang diisikan
dengan harga satuan didalam kontrak.

j. Sub Surface Geophysical Methode Test.


Sub-surface geophysical methode test dimaksudkan untuk
mengetahui secara tepat perubahan susunan batuan, sifat
relative porositas dan permaebilitas, ionic concentration dan
Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 152
lain-lain. Hasil dari pengukuran ini digambarkan dalam profil
atau penampang kolom.

1. Vertikal electric Logging.


Dimaksudkan untuk mengukur spontaneous potential dan
sifat relative tahanan jenis dari susunan batuan yang
selanjutnya dipakai sebagai control dari hasil pengamatan
saringan “screen” tepat pada lapisan aquifer yang
berpotensi. Pekerjaan ini dilakukan setelah kedalaman
pengeboran tercapai sesuai dengan kontrak dan sebelum
pemasangan casing. Hasil evaluasi dari vertical electrical
Logging ini agar segera dilaporkan kepada direksi untuk
didiskusikan mengenahi letak, tebal dan jumlah total dari
saringan yang akan dipasang.

2. Gamma Ray
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pipa casing dan saringan
terpasang semua sesuai dengan persyaratan teknis.
k. Penyelesaian Sumur (Well Development).
Penyelesaian sumur dimaksudkan untuk menghilangkan :
1. Kotoran dan lumpur yang masuk kedalam lapisan aquifer
pada waktu pengeboran.
2. Lumpur bor/drilling mud.
3. Pasir halus yang kesemuannya dimaksudkan agar dapat
diperoleh kapasitas maksimal dari sumur bor.
Pelaksana akan menentukan metode yang akan dipakai untuk
penyelesaian pembuatan sumur. Sebelum dilaksanakan, metode
ini harus disetujui oleh direksi. Penyempurnaan sumur dapat
dilakukan dengan cara “Jetting”, “Surging”, “Billing”,
“Backwashing”, “High Rate Pumping” dan sebagainya.
l. Pemeliharaan dan Pembersihan Lapagan.
1. Selama pelaksanaan Pelaksana harus memelihara keadaan
lapangan sehingga tidak terjadi kerusakan-kerusakan yang
merugikan. Alat-alat dan barang-barang yang digunakan
dalam pekerjaan harus dijaga oleh pemborong dengan baik,

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 153


karena kerusakan atau kehilangan alat dan barang tersebut
akan memperlambat pekerjaan.
2. Stelah Pengetesan sumur selesai maka Pelaksana harus
membersihkan benda-benda yang tertinggal di dalam lubang
sumur dengan cara yang biasa dilakukan dalam pekerjaan
pembuatan Sumur Dalam (Bailing atau Sand Pumping).
3. Setelah selesai pekerjaan atau pada waktu ditinggalkan,
maka Pelaksana bertanggung jawab dimana lapangan harus
dalam keadaan bersih dan siap untuk pemasangan pompa
dikemudian hari.
4. Letak pompa untuk sumur sedemikian rupa sehingga
didapat hasil maksimal dari sumur, seperti yang ditentukan
oleh Direksi.

m. Penutup Sumur.
Penutup sumur adalah penyemanan seperti pada gambar
dokumen, ini dapat dilakukan setelah pumping test atau
sebelum pumping test.

n. CARA PENGETESAN.

1) Sumur yang telah disempurnakan akan diuji hasilnya


dengan cara-cara seperti persyaratan dibawah ini.
2) Pelaksana harus menggunakan pompa submersible dengan
kapasitas minimum 200 liter/menit. Pompa ini digunakan
khusus untuk pengetesan saja, bukan merupakan pompa
yang akan dipasang.
3) Banyaknya air yang dipompakan dari sumur akan diukur
dengan alat ukur yang disediakan oleh Pelaksana,
demikian pula level muka air didalam sumur harus selalu
diukur secara teliti dan dicatat.
4) Pompa uji terdiri dari stepdraw down test dan time recovery
test. Direksi akan menentukan lamanya pemompaan uji
sampai tercapai hasil yang memuaskan.
5) Step Draw Down Test.
Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 154
1) Kapasitas pemompaan bertahap, tiap tahap lamanya
pemompaan dua jam atau lebih.
2) Prosedur Pengukuran
Sebelum pompa dijalankan, muka air statis didalam
sumur harus diukur dan dicatat. Pada saat mulai
dilakukan pemompaan maka besarnya debit
pemompaan diatur seteliti mungkin sesuai dengan
yang dikehendaki. Setelah kapasitas pemompaan
tertentu dicapai, maka muka air dalam sumur akan
diukur setiap 1 menit selama 5 menit, tiap 5 menit
antara 5 sampai 60 menit, kemudian tiap 10 menit
antara 60 sampai 120 menit.
3) segera setelah tahap pertama pemompaan uji selesai
dilakukan, maka kapasitas pemompaan dinaikkkan ke
tahap pemompaan berikutnya dan prosedur
pengukuran sama dengan tahap pertama tersebut.
Prosedur ini harus diikuti sampai terakhir selesai.
Apabila pompa mengalami kerusakan pada waktu
pengetesan sedang berlangsung, maka diperlukan
waktu secukupnya dimana water level telah cukup
pulih kembali dan kemudian test diulang.

6) Time Draw Down Test.


1. Kapasitas pemompaan 200 liter/menit, tergantung dari
kapasitas maksimum test yang dapat dicapai.
2. Lamanya pengetesan 3 x 24 jam.
3. Prosedur Pengukuran
Ukur muka air statis didalam sumur. Pemompaan ini
lamanya 3 x 24 jam. Untuk waktu 2 jam pertama agar
diikuti cara pengukuran seperti step draw down test dan
kemudian pengukuran muka air didalam sumur dilakukan
tiap selang 30 menit. Jam pada waktu pemompaan dimulai
dan jam-jam waktu dilakukan pengukuran muka air harus
dicatat dengan benar.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 155


7) Time Recovery Test.
Segera setelah time draw down test dan pada pemompaan
tepat berhenti, maka time recovery test dilakukan selama 15
menit pertama pengukuran terhadap kenaikan muka air
didalam sumur bor dilakukan tiap selang 1 menit, selama 2
jam, selanjutnya pengukuran muka air tiap selang 30 menit.
Test ini terus dilakukan sampai muka air sama atau hampir
seperti sebelum dimulai time draw Down test tersebut diatas.

8) Test Kualitas air.


Air hasil pemompaan Deep well harus memenuhi persyaratan
untuk air minum, untuk pengetesan ini contoh air diambil dan
dibawa Pelaksana bersama Manajemen Konstruksi ke
laboratorium PAM yang terdekat/ Pemerintah daerah setempat
dan laboratorium sucofindo. Semua biaya tersebut menjadi
tanggung jawab Pelaksana.

9) Catatan Test.
Setelah selesai pengetesan sumur, Pelaksana harus
menyerahkan catatan test kepada direksi termasuk semua
copy catatan harian pelaksanaan pekerjaan.

10) Pembuangan Air.


Selama pengetesan sumur, Pelaksana harus membuang air
kedalam saluran air buangan terdekat atau ketempat lain yang
telah disetujui oleh Manajemen Konstruksi. Pelaksana harus
bertanggung jawab untuk mencegah air buangan tidak akan
merusak jalan, bangunan dan lain-lain. Pembuangan air
diusahakan agar tidak masuk kedalam sumur bor langsung
atau tidak langsung.
o. Perijinan.
1. Semua ijin-ijin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin
diperlukan untuk melaksanakan instalasi ini harus dilakukan
oleh Pelaksana atas tanggungan dan biaya Pelaksana.
Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 156
2. Pelaksana harus bertanggung-jawab atas penggunaan alat-alat
yang dipatenkan serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan
biaya-biaya yang diperlukan untuk ini. Untuk hal ini,
Pelaksana wajib menyerahkan surat pernyataan mengenai hal
tersebut diatas.
3. Pelaksana harus menyerahkan semua perijinan atau
keterangan resmi yang diperoleh mengenai instalasi pekerjaan
ini kepada pemberi tugas dan pihak yang ditunjuk, sebelum
penyerahan kedua dilakukan.
4. Pelaksana harus memperoleh ijin terlebih dahulu dari direksi
setiap akan memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian pula
bila akan melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja (kerja
lembur).
5. Pelaksana harus mendapatkan ijin-ijin yang berhubungan
dengan pajak, pemerintah daerah setempat, badan yang
berwenang terhadap instalasi yang dikerjakan. Dalam hal ini,
semua biaya yang dikeluarkan sehubungan permintaan ijin
tersebut, harus dibayar oleh Pelaksana.
6. Penyetelan seluruh sistem agar lengkap dan dapat bekerja
dengan baik sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan
dan gambar-gambar yang ada.
7. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi Deep Well sesuai
dengan persyaratan dokumen, Spesifikasi dan lainnya sesuai
dengan kontrak.
8. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan lebih lanjut
kepada direksi atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Pelaksana
harus bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang
mungkin terjadi.
9. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan
instalasi Deep Well harus berdasarkan gambar dokumen
lengkap dan sesuai dengan spesifikasi teknik serta addendum
lainnya.
10. Bila dalam Spesifikasi ini terdapat poin-poin yang ditulis/

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 157


disebutkan kembali, hal ini bukan berarti klasualnya
dihilangkan, akan tetapi malah mempertegas spesifikasi.

11. Semua peralatan mesin-mesin harus melalui factory test

sebelum dikirim serta harus menyerahkan sertifikat factory


test lengkap dengan merk/produk yang digunakan dan
diserahkan kepada pemberi tugas melalui direksi sebanyak 3
rangkap/copy.
12. Pengetesan harus disaksikan oleh pemberi tugas, direksi dan

konsultan perencana masing-masing 1 orang. Segala biaya


yang diperlukan (transport, akomodasi, exit permit, dll)
menjadi tanggung-jawab Pelaksana. Sistem pengujian dan
schedulenya harus disampaikan secara tertulis selambat-
lambatnya 1 (satu) bulan setelah menerima SPK.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 158


BAGIAN V

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI AC

Pasal 1 - PENDAHULUAN

1.1 Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang spesifikasi bahan


dan cara pemasangan pekerjaan Instalasi dan peralatan seperti
tercantum dalam pasal-pasal, lampiran-lampiran dan gambar-gambar
berikut sehingga sistem dapat beroperasi secara baik dan sempurna.
Pekerjaan tersebut antara lain :
- penyediaan bahan
- pengangkutan sampai site
- pemasangan
- pengujian- supervisi
- pemeliharaan
- pemberian jaminan
- Perizinan
1.2 Maksud dari spesifikasi dan gambar-gambar lampirannya adalah
untuk memintakan suatu pekerjaan lengkap, telah dites dan siap
untuk bekerja dengan sempurna.
Pekerjaan tersebut harus meliputi pengadaan material, tenaga,
equipment, perlengkapan pembantu dan semua pekerjaan yang perlu
untuk pemasangan secara sempurna sehingga menjamin bekerjanya
sistem instalasi yang diuraikan dalam spesifikasi ini.
1.3 Setiap material, equipment, peralatan dan perlengkapan yang tidak
tampak pada gambar, tetapi dijelaskan pada spesifikasi, atau
sebaliknya, atau setiap perlengkapan, material, peralatan yang
diperlukan dalam melengkapi penyelesaian pekerjaan ini sampai siap
bekerja, meskipun tidak dijelaskan dalam spesifikasi, harus disediakan
dan dipasang oleh Kontraktor yang bersangkutan sebagai bagian dari
pekerjaannya.
1.4 Gambar-gambar Detail
Detail-detail kecil yang diperlukan tidak semuanya digambar atau
ditulis dalam spesifikasi teknis.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 159


Bila hal itu perlu untuk kelengkapan dan kesempurnaan sistim
pemasangan atau kerja atau lazim terdapat dalam praktek, agar

system dapat berjalan sebagaimana mestinya maka hal itu menjadi


kewajiban Kontraktor untuk melengkapinya.
1.5 Ukuran dalam Gambar
Ukuran panjang, lebar, tinggi dan elevasi dari mesin atau peralatan
lainnya yang tercantum dalam gambar, adalah ukuran yang didapat
dari data-data lain seperti gambar arsitektur, struktur atau brosur-
brosur, Kontraktor wajib menyesuaikan dengan standard pabrik yang
dimiliki.
1.6 Gambar dan Spesifikasi Teknis
Apabila suatu penjelasan atau spesifikasi tidak terdapat dalam gambar
tetapi terdapat dalam spesifikasi teknis, atau sebaliknya terdapat
dalam spesifikasi teknis tetapi tidak terdapat dalam gambar maka
keterangan yang manapun berlaku.
Apabila terdapat pertentangan antara keduanya diambil nilai yang
lebih tinggi,lebih lengkap dan lain-lain yang bersifat lebih baik secara
kuantitas maupun kualitas.
1.7 Pada saat pengajuan penawaran, kontraktor wajib melampirkan
surat rekomendasi sebagai agen tunggal di Indonesia atau bekerja
sama dengan pemegang agen tunggal..
1.8 Dalam melaksanakan pekerjaan ini Kontraktor harus mengikuti dan
mematuhi semua peraturan yang ada antara lain :

a. SNI 04-0225-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik


(PUIL) Tahun 2000. (serta penyesuaian terhadap “amandemen”
yang dikeluarkan secara berkala oleh tim penyusun PUIL): Tata
cara pengkabelan, pentanahan pemutusan arus.
b. Standar Industri Indonesia, SII
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum ; Kep Men PU No.441 Tahun
1998

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 160


d. Keputusan Menteri Tenaga Kerja tentang Keselamatan Kerja :
- Peraturan Menteri tenaga Kerja No. 2/KPTS/1985
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. SKBI - 3.4.53 - 1987
- Peraturan Depnaker No. 17 tahun 1980
- Peraturan Depnaker No. PER-02/Ddp/1983

e. Dokumen Perencanaan yang terdiri dari :


f. Gambar-gambar rencana
g. Syarat-syarat umum
h. Spesifikasi Teknis
i. Berita-berita Acara
j. Peraturan PEMDA setempat.

1.9 Syarat – syarat Kontraktor


a. Memegang keagenan atau bekerja sama dengan agen dari merk
yang ditawarkan dengan menunjukan surat keagenan/ kerjasama.
b. Kontraktor maupun sub-kontraktor harus mempunyai sertifikat
dari institusi yang diakui sesuai dengan item pekerjaan masing-
masing.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 161


1.10 Tanggung Jawab Kontraktor
1). Kontraktor bertanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua
tugas-tugas yang tercantum didalam kontrak, sehingga
menghasilkan sistem instalasi yang diminta oleh RKS, beserta
gambar-gambar lampirannya.
2). Apabila terjadi suatu keganjilan didalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat ataupun gambar, dimana menurut pendapat Kontraktor
tidak sesuai dengan tanggung jawab serta jaminannya, maka
Kontraktor wajib memintakan perhatian dan mengajukan
persoalannya pada saat pelelangan.
3). Rencana Kerja & Syarat-syarat dan Gambar-gambar rencana harus
digunakan secara bersama-sama dan menjadi satu kesatuan.
Segala sesuatu yang tidak dijelaskan baik pada gambar maupun
pada spesifikasi, tetapi sangat diperlukan untuk melengkapi
instalasi yang dimintakan agar dapat bekerja dengan sempurna,
harus disediakan dan termasuk dalam kontrak.

PASAL 2 - SISTIM INSTALASI


2.1 Semua pemasangan instalasi harus memakai pelindung pipa lengkap
dengan fitting-fittingnya.
2.2 Semua peralatan yang memerlukan pentanahan harus diberi
pentanahan sesuai dengan RKS secara baik dan memenuhi
persyaratan.

2.3 Tidak diperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan


kabel utama ditengah jalan.
2.4 Setiap kabel sesampainya dipanel atau peralatan berilah kelebihan
panjang secukupnya untuk mengantisipasi adanya kemungkinan
penggeseran alat-alat tersebut pada saat penyesuaian/setting terhadap
posisi dilapangan/site project.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 162


2.5 Semua teknik pelaksanaan yaitu percabangan, pembelokan,
pengetapan/ penyambungan/penyadapan dan sebagainya harus
menggunakan fitting-fitting yang sesuai.
2.6 Untuk terminasi kabel pada busbar, circuit breaker atau peralatan
lainnya harus menggunakan sepatu kabel.
2.7 Sistem tegangan listrik 380 volt - 3 fasa - 50 Hz atau 220 volt - 1 fasa -
50 Hz.

Pasal 3 - PERSYARATAN UMUM MATERIAL


3.1 Syarat-syarat dasar
a. Kontraktor harus memberikan bahan/material dari kwalitas baik,
baru, bukan hasil perbaikan dan pemasangan yang rapi dan
sempurna sehingga dapat berfungsi dengan baik dan harus
sesuai dengan spesifikasi/ persyaratan ataupun ketentuan
pabrik.
b. Ruangan yang tersedia untuk penempatan
peralatan/perlengkapan instalasi sebagaimana tampak pada
gambar rencana, telah disesuaikan dengan ukuran peralatan
yang diproduksi oleh beberapa pabrik.
Kontraktor harus menawarkan, menyediakan dan memasang
semua perlengkapan yang dimaksud pada ruang yang telah
disediakan.
c. Kapasitas yang tercantum baik dalam gambar atau spesifikasi
merupakan kapasitas minimum.Penyesuaian dalam pemilihan
boleh dilakukan Kontraktor dengan syarat-syarat sebagai berikut
 Tidak menyebabkan pertambahan peralatan
 Sistem tidak berubah dan tidak menjadi lebih sulit
 Tidak meminta pertambahan ruang
 Biaya operasidan pemeliharaan tidak menjadi mahal.
d. Dalam hal ukuran fisis harus cukup dan tidak meminta ruangan
lebih besar dari pada yang telah disediakan. Kecukupan tersebut
dalam arti telah termasuk segala peralatan pendukung yang perlu
untuk operasi sampai sempurna sesuai ketentuan pabrik.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 163


3.2 Syarat-syarat fisis
a. Bahan dan peralatan dari klasifikasi atau type yang sama sedapat
mungkin diminta dari merk atau buatan pabrik yang sama.
b. Apabila suatu unit peralatan terdiri dari banyak komponen, maka
seluruh bagian-bagiannya sebaiknya dari merk yang sama untuk
menghindari kesulitan dalam hal :
 pemeliharaan dan menjaga mutu karakteristiknya.
 Jaminan produk dan pemasangan
 Menentukan pihak yang akan bertanggung jawab apabila
terjadi ketidaksesuain ataupun kesalahan

Pasal 4 - PERSYARATAN UMUM PEMASANGAN


4.1 Kontraktor harus memintakan izin pemeriksaan dan pengujian oleh
instansi yang berwenang yang diperlukan untuk menjalankan
instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini, dengan biaya yang
menjadi tanggungan Kontraktor.
4.2 Apabila peraturan mengharuskan suatu peralatan/ material bagian
dari instalasi harus diuji atau diperiksa oleh instansi yang
berwenang, maka seluruh biaya pengujian dan pembuatan sertifikat
harus ditanggung oleh Kontraktor.
4.3 Kontraktor harus menyerahkan semua surat asli izin-izin atau
keterangan lain tentang suatu bagian instalasi kepada Penerima Hasil
dengan masing-masing 4 buah foto copy.
4.4 Kontraktor harus mengajukan persetujuan material utama seperti
Generatorset, Panel Kontrol Genset dan AMFSL (Automatic Main
Failure, Synchronization & Load Sharing), serta harus mendapat
persetujuan dari Penerima Hasil.
4.5 Kontraktor melakukan pengukuran dan memberi tanda pada tempat
yang akan dipasang sesuai ukuran sebenarnya dengan mendapat
persetujuan dari Pemberi Tugas.
4.6 Kontraktor harus membuat gambar pemasangan dilapangan/ gambar
kerja (shop drawing) yang dibuat oleh pabrik atau studio
Kontraktor,yang memuat denah, potongan dan detail serta ukuran
yang jelas untuk keperluan pemasangan yang sesungguhnya, sesuai
dengan peralatan utama dan peralatan bantu serta peralatan

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 164


perlengkapan lainnya sebelum melakukan pemasangan untuk
menjamin ketepatan. Dan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Penerima Hasil sebelum dilaksanakan.
4.7 Semua biaya-biaya untuk pembuatan gambar-gambar kerja adalah
menjadi tanggungan Kontraktor yang bersangkutan.
4.8 Kontraktor harus kerja sama dengan Kontraktor pembuat panel
dalam hal pemasangan komponen kontrol dan komponen pengaman
(CB).
4.9 Semua material sebelum dipesan, dibeli, masuk ke site project dan
sebelum dilakukan pemasangan, harus mendapat persetujuan dari
Penerima Hasil.
4.10 Pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan struktur bangunan
dan halaman.
4.10.1 Kontraktor harus menyerahkan kepada Penerima Hasil
gambar-gambar yang memuat secara lengkap lokasi dan
ukuran semua bukaan dinding beton, shaft, pondasi dan lain-
lain, yang diperlukan untuk kelengkapan pekerjaannya yang
menurut kontrak akan disediakan oleh Kontraktor Bangunan
4.10.2 Peletakan equipment, pipa, kabel harus benar-benar
memperhatikan pengaturannya, sehingga mudah dicapai pada
saat pemasangan, perbaikan dan pemeliharaan.
 Pipa, rak kabel dan konduit harus dipasang secara rapi
diatas ketinggian kepala orang atau sepanjang dinding atau
pada tempat-tempat yang tidak mengganggu lalu lintas
orang.
 Pada daerah service dan jalan orang, tidak boleh terpasang
pipa diatas lantai, sehingga menganggu lalu lintas.
 Apabila pipa, kabel atau konduit sukar dihindarkan
peletakannya pada daerah yang bebas lalu lintas orang,
Kontraktor harus meyediakan dan memasang suatu
perlengkapan tambahan sehingga tidak mengganggu lalu
lintas, atas tanggungan biaya dari Kontraktor yang
bersangkutan.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 165


 Perlengkapan tambahan tersebut harus berbentuk lantai
yang terbuat dari besi pelat, dengan rangka profil besi/baja.
4.10.3 Semua pipa instalasi yang menembus pondasi, dinding beton,
lantai beton dan dinding bata harus diberi sparing/ sleeves
dari bahan pipa hitam atau pipa besi berlapis galvanis (GIP)
dengan ukuran diameter minimal 5 cm lebih besar dari ukuran
pipa yang terpasang atau sesuai spesifikasi.
4.10.4 Konduit kabel listrik dan kabel kontrol yang terpasang
menembus dinding beton, dinding bata dan lantai yang harus
dibuat sedemikian sehingga pada sekeliling konduit tidak
terdapat lubang-lubang yang dapat melalukan api dan asap.
4.10.5 Pipa-pipa instalasi dan konduit yang terpasang melalui daerah
delatasi atau construction joint harus dipasang sedemikian
rupa (misalnya dengan flexible joint), sehingga pada saat
terjadi penurunan konstruksi bangunan tidak akan
menyebabkan kerusakan pada pipa-pipa dan konduit.
4.10.6 Semua pipa-pipa dan konduit yang terpasang, baik yang
terlihat maupun yang terpasang diatas plafond dan didalam
shaft harus diberi tanda dengan warna setiap 2 meter
sepanjang pipa, dengan warna yang berlainan sesuai dengan
fungsinya (akan dikoordinasikan oleh Penerima Hasil).
4.10.7 Semua penggantung, penyangga, pondasi harus dicat dengan
cat dasar menie, dan cat akhir warna hitam.
Pasal 5 - SPESIFIKASI UMUM TESTING/ PENGUJIAN
5.1 Pengujian Instalasi Listrik
5.2 Kontraktor harus segera mengajukan program testing &
commissioning untuk semua peralatan utama , materials, dan
systems sebelum testing commissioning dilaksanakan.
5.3 Seluruh Pengetesan dan pengujian harus dilakukan bersama
Penerima Hasil di workshop kontraktor sebelum dikirim ke site
project (delivery) atas biaya agent/manufacture/Kontraktor.
5.4 Pengujian seluruh sistem harus dilakukan bersama agen dan
hasilnya harus baik dan memenuhi persyaratan spesifikasi dan
pabrik pembuat.
Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 166
5.5 Kontraktor bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan
pengetesan dan mempersiapkan format pengetesan , record dan
segala prosedur pengetesan untuk mendapat persetujuan dan
membuat berita acara hasil pengujian.
5.6 Manufaturing test didasarkan pada standar manufacturing dan
applicable standar. Hasil test tersebut berikut sertifikatnya harus
diserahkan kepada pemilik gedung.
5.7 Setiap Panel dan Instalasi selesai dilaksanakan harus diuji bahwa
sambungan terpasang dengan kencang dan tidak terjadi salah
polaritas.
5.8 Semua perlengkapan, tenaga dan biaya untuk mengadakan pengujian
baik pengujian intern ataupun pengujian yang ditentukan oleh
instansi yang berwenang memberikan perizinan menjadi tanggungan
Kontraktor.
Pasal 6 - PENYERAHAN, PEMELIHARAAN DAN JAMINAN
6.1 Pekerjaan dikatakan selesai apabila :
1). Instalasi telah diselenggarakan dengan baik dan semua sistem
telah diuji dan bekerja sempurna sesuai dengan gambar rencana
dan spesifikasi dan dijamin akan tetap bekerja dengan baik
untuk waktu jangka panjang.
Pernyataan bahwa sistem telah bekerja dengan baik dan sesuai
dengan spesifikasi dan gambar, harus dilakukan dengan Berita
Acara Pemeriksaan dan sertifikat pengujian.
2). Telah menyerahkan surat jaminan.
3). Telah memenuhi syarat penyerahan gambar revisi (As Built
Drawing).
3). Telah melengkapi dengan buku petunjuk kerja dan
pemeliharaan, serta telah memberikan petunjuk kepada wakil
dari Pemilik Bangunan tentang cara penggunaan peralatan-
peralatan yang ada.
4). Telah mendapatkan surat pernyataan bahwa instalasi telah
dilaksanakan dengan baik dan dapat bekerja, dari instansi-
instansi yang berwenang atas penggunaan instalasi tersebut,
seperti :Dinas Keselamatan Kerja, PLN, Dinas Pemadam
Kebakaran dan lain-lain.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 167


5). Telah mendapatkan surat pernyataan dari Penerima Hasil,
bahwa instalasi telah dilaksanakan dengan baik dan sistem
bekerja dengan sempurna.
6). Telah memenuhi semua persyaratan yang tercantum dalam
kontrak.
- As built drawing
- Certificate dari laboratory (Hanya untuk peralatan utama
seperti Generatorset dan panel control gensetdan untuk
peralatan lainnya akan ditentukan kemudian oleh
PM/Engineer dan consultant)
- Measurement report
- Factory certificate
- Guarantee certificate dan brochure.
- Operation dan maintenance manual
- Spare part untuk satu tahun operasi.
6.2 Semua sertifikat, instruksi dan perizinan dari instansi yang
berwenang memberikan izin penggunaan atas instalasi yang
dipasang, harus diserahkan pada saat atau sebelum hari
penyelesaian pekerjaan yang ditentukan.
6.3 Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara proyek disertai lampiran-
lampiran sebagai berikut :
a. Gambar revisi (as built drawing), dengan jumlah sesuai lingkup/
scope pekerjaan.
b. Laporan hasil pengukuran.
c. Sertifikat pabrik untuk :
- Engine
- Alternator
- Genset Couple
Yang masing-masing terpisah satu sama lainnya
Sertifikat pabrik harus mencantukan nomor seri peralatan,
tahun pembuatan dan nama proyek. Tahun pembuatan
diharuskan setelah tahun 2015.
d. Surat jaminan ditujukan kepada pemilik bangunan. Surat
jaminan berasal dari agen tunggal dengan melampirkan surat
dukungan pabrik pembuat. Surat jaminan dan dukungan
Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 168
harus mencantu Penerima Hasilan nomor seri peralatan,
tahun pembuatan dan nama proyek.
e. Brosur asli, petunjuk operasi dan petunjuk pemeliharaan.
6.4 Setelah serah terima tahap pertama Kontraktor harus melakukan
masa pemeliharaan dan penggantian peralatan yang rusak secara
cuma-cuma selama jangka waktu 90 hari terhadap hasil pekerjaan
tetap dalam keadaan bekerja sempurna.
6.5 Setelah penyerahan I, Kontraktor diharuskan melatih orang-orang
yang ditunjuk oleh pemilih bangunan, sehingga mahir dalam
mengoperasikan, menyetel dan memelihara semua peralatan dari
instalasi yang dilaksanakan.
6.6 Pada saat serah terima tahap II (dua) :
 Semua peralatan dalam kondisi bersih.
 Ruangan Generatorset dan panel dalam kondisi bersih
 Semua peralatan dalam kondisi siap operasi
 Oil Filter, Fuel filter dan water filter diganti dengan yang baru.
 Fuel transfer tank dan fuel storage tank dalam kondisi penuh.
 Battery dalam kondisi 100 % baru (tidak dipakai pada saat
testing Genset)
6.7 Setelah serah terima tahap II, Kontraktor harus melakukan masa
jaminan dan masa pemeliharaan terhadap instalasi dan peralatan
terpasang selama jangka waktu 365 hari termasuk melakukan dan
penggantian peralatan yang rusak secara cuma-Cuma.
6.8 Kondisi serah terima I dan II dapat dilihat pada syarat-syarat
administrasi khusus didokumen tender paket ini.
6.9 Biaya untuk pekerjaan tersebut harus sudah termasuk pada
kontrak pekerjaan ini. Apabila selama masa pemeliharaan
kontraktor tidak melaksanakan kewajiban, maka pekerjaan
tersebut dapat diserahkan dengan pihak lain dan biaya tetap
ditanggung oleh kontraktor yang bersangkutan.
Selama masa jaminan tersebut, dan atas instruksi Penerima Hasil.
Kontraktor wajib atas biaya sendiri dengan cepat mengganti
semua equipment atau peralatan atau material yang rusak karena
kualitas yang kurang baik atau karena pelaksanaan yang kurang
sempurna dan bukan karena kesalahan penggunaan selama
instalasi dipergunakan.

Semua perlengkapan,tenaga dan biaya sehubungan dengan


perbaikan- perbaikan tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 169


Setiap Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua biaya yang
timbul sehubungan dengan kerusakan material, equipment dan
kesalahan pembuatan, pemasangan dari material, equipment yang
disuplai oleh Kontraktor, selama masa jaminan.

Pasal 7 - SISTEM
7.1. Sistem Air Conditioning
Dalam gedung/bangunan ini yang digunakan adalah AC Split Wall
dan AC Ceiling Cassette yaitu system AC yang merupakan sistim
sentral individual dengan model single/multi split yang didinginkan
dengan udara.Udara segar yang dibutuhkan diambil langsung dari
luar.
Penyedia Jasa Pemborongan AC harus menyediakan dan memasang
semua peralatan termasuk pipa drain sampai dapat berfungsi
dengan baik dan sesuai spesifikasi teknis.
7.2. FAN / VENTILASI
 Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan dan memasang
semua fan untuk ventilasi mekanis dengan jenis, ukuran dan
kapasitas sesuai dengan gambar
 Fan harus dibuat oleh pabrik yang telah dikenal dan mempunyai
keagenan di Indonesia.
 Fan dari jenis propeller,yang telah dirangkai sepenuhnya dipabrik,
terhubung langsung dengan motor jenis terbungkus (totally
enclosed motor).
 Fan harus mempunyai pelindung baik disisi dalam maupun di
sisi luarnya agar tidak membahayakan manusia.
7.3. Sistem_Pemipaan
Jalur-jalur pipa refrigerant dan pipa drain ditanam dalam dinding
bata dengan kedalamanan minimal 3 cm dari permukaan
plesteranUdara dingin yang dihasilkan AHU atau FCU akan
didistribusikan melalui saluran udara (ducting) yang dibentuk dari
lembaran baja lapis seng (galvanized iron sheet) dengan lapisan
isolasi panas dan vapour barrier disisi luarnya atau dengan
menggunakan ducting jenis poly urethane.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 170


Pasal 8 - LINGKUP PEKERJAAN
8.1 Melaksanakan pemasangan sleeves, pembobokan tembok dan
pemlesteran kembali untuk pipa-pipa didalam bangunan sesuai
dengan syarat yang ditentukan dan disetujui oleh Pemilik
Gedung/Bangunan.
8.2 Mengadakan dan memasang AC jenis split Wall dan Ceiling Cassette,
lengkap :
 Sistim pemipaan refrigrant dan pemipaan drain.
 Isolasi panas untuk pipa refrigrant dan isolasi panas untuk
pemipaan drain.
 Instalasi listrik yang berhubungan dengan peralatan AC.
 Pondasi batu bata lengkap Karet peredam untuk pemasangan
outdoor unit.
 Pengadaan Sistem pemipaan air Drain AC dari indoor AC dan AC
Split menuju ke pipa Riser/tegak drain AC menuju saluran
terdekat.
 Pengadaan Isolasi panas untuk refrigerant dan pipa air
dingin/drain.
 Setiap unit Condensing Unit (CU) harus didudukkan diatas
pondasi. Diantara rangka (dudukan baja) unit CU dan pondasi
beton harus dilengkapi pegas baja/Rubber in shear untuk
meredam getaran yang terjadi ketika CU tersebut bekerja.
 Setiap unit Indoor unit, harus terpasang kuat di dinding, dengan
support, tidak miring.
 Pembuatan pondasi merupakan tugas Kontraktor dan tidak boleh
menyebabkan kebocoran pada atap.
8.3 Mengadakan dan memasang Ex-haust Fan, lengkap :
 Grill pelingdung.
 Rangka kayu disekelilingnya untuk pegangan dan pemasangan Ex-
haust Fan.
8.4 Semua hasil pekerjaan yang telah selesai harus dilakukan pengetesan
sesuai dengan yang disyaratkan dan menyerahkan sertifikat / Berita
Acara Pengetesan.
8.5 Membuat gambar kerja atau shop drawing.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 171


8.6 Menyerahkan gambar revisi/ as build drawing, brosure, operation dan
maintenance manual dalam bahasa Indonesia.
8.7 Melatih operator Pemilik Proyek selama 3 (tiga) hari kerja.
8.8 Melaksanakan pemeliharaan dan memberikan jaminan terhadap
instalasi dan peralatan terpasang selama 360 hari kalender,
kecuali bola lampu selama 90 hari kalender dengan menyerahkan
surat pernyataan jaminan instalasi.
Pasal 9 – SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN
9.1. Penggantung, Penyangga dan Penguat
a. Kontraktor harus menyediakan dan memasang semua
penggantung, penyangga, pendukung, penguat pipa-pipa hingga
dapat bekerja dengan aman.
b. Semua penggantung, penyangga, penguat dari pipa harus terbuat
dari bahan besi baja yang dilapis galvani dengan design dan
pembuatan yang telah disetujui dan sesuai dengan standard
praktis yang telah umum dilaksanakan.
c. Kontraktor harus menentukan letak dari setiap penggantung,
penyangga, penguat, dimana telah dihitung kekuatan bebannya
dan telah diperhitungkan defleksi akibat pemuaian disetiap titik.
Gambar kerja (shop drawing) yang menunjukkan secara detail cara
pemasangan pada struktur bangunan dan detail dari penggantung,
penyangga dan penguat tersebut harus dibuat oleh Kontraktor dan
disampaikan untuk disetujui.
d. Jarak maksimum dari penggantung dan penyangga untuk steel
pipe, adalah:
- sampai dengan diameter 1" (25 mm) : 200 cm
- 1 1/4" (32 mm) s/d 2 1/2" (65 mm) : 300 cm
- lebih besar dari 2 1/2" (65 mm) : 350 cm
Disetiap pencabangan pipa lebih dari 150 cm harus ditambahkan
paling sedikit satu penggantung atau penyangga. Tambahan
penggantung dan penyangga harus dilakukan pada pipa yang
terpasang datar maupun tegak dan berubah arah, pada setiap
tempat dimana terdapat konsentrasi beban di pipa karena adanya
valve, fitting, pressure reducing-valve, strainers, separator, meter
dan peralatan-peralatan lain.
Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 172
e. Setiap penggantung dan penyangga dari pipa chilled water dan
pipa drain harus dapat diatur pada arah tegak sebesar 5 cm.
f. Tiang penggantung (hanger rod) harus terbuat dari besi berbentuk
bulat berlapis galvani, berulir diujungnya, dengan baut untuk
menyetel ketinggian penggantung pipa.
g. Kecuali dinyatakan lain, tiang penggantung tersebut harus
mempunyai ukuran minimum sebagai berikut :

Ukuran Pipa Diameter tiang Penggantung


Tunggal Ganda
0.5” – 2” 3/8” ( 9 mm ) 3/8” ( 9 mm )
2.5” – 3” ½” ( 12 mm ) 3/8” ( 9 mm )
4” – 5” 5/8” ( 15 mm ) ½” ( 12 mm )
6” ¾” ( 18 mm ) 5/8” ( 15 mm
)
8” – 12” 1” ( 25 mm ) ¾” ( 18 mm )

Untuk pipa dengan ukuran diatas 12 inch harus


direncanakan khusus, sesuai kebutuhan.
h. Pipa tidak boleh digantung atau didukung dengan menggunakan
kawat, kabel, kayu, tali, rantai, atau sejenisnya.
i. Jika ada pipa chiller yang ditanam di dalam tanah harus diberi
pelindung terhadap beban permukaan tanah dari dusaspun u-
ditch. Pipa chiller tersebut harus dilindungi dengan bahan anti
karat (Densotape Bitumen) dengan over lapping 50% sebelum
dilapis dengan isolasi panas sejenis thermaflex dan metal jacketing
zinc alumn.

Aula dan Asrama STT Sabda Abadi Page 173

Anda mungkin juga menyukai