PEKERJAAN
1
DAFTAR ISI
2
KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN
PASAL – 1
PENDAHULUAN
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan
gambar- gambar yang keduanya menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Istilah
pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang harus
dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang diperlukan menurut dokumen-dokumen kontrak,
serta semua sumber daya dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan
menjalankan peralatan dan material tersebut. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus
dilaksanakan dan material yang harus disepakati, harus diterapkan baik pada bagian di mana
spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain dari pekerjaan di mana pekerjaan
atau material tersebut dijumpai.
Dalam teknis pelaksanaan pekerjaan kontraktor wajib menerapkan prinsip “clean
construction” secara bersungguh-sungguh yaitu dalam melaksanakan pekerjaannya,
kontraktor wajib menjaga kebersihan, kenyamanan dan keamanan dari fasilitas umum,
lingkungan kerja, arus lalu-lintas, pejalan kaki dan kendaraan, agar tidak terganggu dan
berlangsung seperti biasanya.
PASAL – 2
LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan Pembangunan JDU SPAM Regional Burana Titab Bawah (Segmen
Pangkung Paruk-Pengulon) berada antar lintas desa yaitu dari Desa Pangkung Paruk,
Kecamatan Seririt, Desa Celukan Bawang sampai Desa Pengulon, Kecamatan Gerokgak,
Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, sebagaimana ditunjuk oleh Direksi dan dapat di lihat pada
gambar rencana.
3
PASAL – 3
PAPAN NAMA DAN PAPAN INFORMASI PROYEK
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan, memasang dan memelihara tanda atau papan
nama yang diperlukan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi. Tanda atau papan nama
tersebut memuat informasi antara lain Nama Instansi Pengguna Barang/Jasa, Nama
Penyedia Barang/Jasa; Nama Konsultan Supervisi , Nama Paket Pekerjaan; Nilai Kontrak,
Jangka Waktu Pelaksanaan, dan Sumber Pendanaan.
Papan Informasi Proyek harus disediakan di samping Papan Nama dengan gambaran lingkup
pekerjaan yang akan dilaksanakan yang dilengkapi dengan gambar desain bangunan setelah
selesaipelaksanaan pekerjaan. Substansi dan tampilan di dalam Papan Informasi Proyek
harus dikoordinasikan dengan Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Apabila diperlukan di dalam Papan Informasi Proyek dapat ditambahkan dengan gambar/peta
lokasi yang menunjukkan jalur pemasangan pipa dengan perkiraan lama pekerjaan dan
perubahan arus lalu lintas dan sebagainya sebagai informasi kepada masyarakat luas.
Informasi jadwal pelaksanaan pekerjaan dan rencana perubahan lalu lintas harus
dikoordinasikan dengan Pihak Berwenang sebelum ditampilkan.
Papan Nama dan Papan Informasi Proyek harus disetujui oleh Pengguna Barang/Jasa
sebelum di pasang. Papan-papan tersebut harus dipasang di tempat yang telah ditentukan
oleh Direksi. Pada saat penyelesaian pekerjaan papan nama tersebut harus segera
disingkirkan.
4
PASAL – 4
PERIZINAN
Setelah Penyedia Barang/Jasa ditunjuk, apabila pekerjaan ini memerlukan izin dari instansi
lain yang berwenang, maka penyedia barang/jasa yang bersangkutan harus mengurus dan
menyelesaikan perizinan tersebut. Direksi, dalam batas-batas kewenangannya, akan
membantu untuk menyiapkan surat-surat resminya, tetapi segala biaya yang diperlukan untuk
5
perizinan tersebut merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Pekerjaan di lapangan
dapat dimulai setelah memperoleh perizinan yang diperlukan.
Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau material yang
menghalangi pekerjaan, dan jika untuk membongkar bangunan/material tersebut harus
memerlukan perizinan dan biaya tambahan, maka hal tersebut terlebih dahulu harus
didiskusikan dengan direksi untuk mencari jalan keluarnya.
PASAL – 5
JALAN AKSES
Jalan akses ke lokasi, baik yang sudah ada (eksisting) maupun yang belum ada (sementara),
berikut sarana perlengkapan lain seperti rambu-rambu, jembatan dan sebagainya yang
diperlukan harus disiapkan oleh Penyedia Barang/Jasa. Penyedia barang/jasa wajib
memelihara sarana tersebut dan setelah tidak dipergunakan lagi atau selesai pelaksanaan
pekerjaan maka harus dibongkar, dirapihkan kembali seperti keadaan semula/lebih baik, atau
dikondisikan sebagaimana yang disyaratkan oleh Direksi. Jalan sementara yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan harus dipersiapkan dan dikerjaan dengan tetap menjaga
keselamatan, keamanan, dan kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan. Jalan eksisting
yang dipergunakan untuk jalan akses harus dipelihara dan dikembalikan kondisinya sesuai
dengan kondisi awal atau lebih baik.
Biaya untuk jalan akses tersebut tidak termasuk di dalam Daftar Kuantitas dan Harga, namun
merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Oleh karena itu, segala keperluan untuk
biaya tersebut dianggap sudah termasuk di dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa.
Penyedia barang/jasa harus membuat saluran-saluran untuk memenuhi kebutuhan air
dan/atau pembuangan semua air bekas dan sisa buangan dari pekerjaan-pekerjaan,
termasuk pekerjaan sementara yang ditimbulkan di mana saja. Cara pengambilan air
dan/atau pembuangan air tidak boleh merusak lingkungan setempat serta tidak mengganggu
pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap tanah atau saluran/anak sungai di mana
air bekas dan sisa buangan akan dibuang.
Biaya untuk pembuatan saluran tersebut tidak termasuk di dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
namun merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Oleh karena itu, segala keperluan
untuk biaya tersebut dianggap sudah termasuk di dalam harga penawaran Penyedia
Barang/Jasa.
6
PASAL – 6
KANTOR SEMENTARA DAN GUDANG SEMENTARA
Penyedia Barang/Jasa wajib menyediakan kantor sementara dan gudang yang akan
digunakan sendiri oleh Penyedia Barang/Jasa agar diperoleh kelancaran dalam pelaksanaan
pekerjaan. Kantor dan gudang sementara ditempatkan pada lokasi di dekat pekerjaan utama
dan lokasi lainnya apabila diperlukan sebagaimana ditentukan oleh Direksi. Penempatan
lokasi kantor sementara dan/atau gudang sementara yang tidak berada di dalam lokasi proyek
harus dikoordinasikan terlebih dahulu dan harus telah disetujui oleh pemilik tanah. Sebelum
dimulainya pembangunan kantor sementara dan gudang tersebut, Penyedia Barang/Jasa
harus menyerahkan desain untuk memperoleh persetujuan direksi.
Biaya untuk kantor sementara dan gudang sementara diperhitungkan berdasarkan luasan
yang diperlukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi. Segala biaya yang diperlukan
untuk kantor sementara dan gudang sementara tersebut, misalnya biaya sewa lahan, biaya
utilitas yang diperlukan (listrik, air bersih, air kotor, dll), perizinan, perlengkapan kantor,
peralatan P3K dan K3L dan sebagainya dianggap telah termasuk di dalam harga penawaran
per luasan kantor sementara dan gudang sementara.
1. Kantor Sementara
Kantor sementara harus memiliki ruangan yang cukup aman dan nyaman untuk bekerja di
lapangan. Kantor sementara terdiri dari ruang untuk Penyedia Barang/Jasa, ruang untuk
Konsultan Supervisi, ruang untuk Direksi, ruang untuk rapat, ruang untuk perawatan
darurat, ruang untuk beribadah, dan ruang lain sebagaimana ditentukan oleh Direksi.
Ruangan- ruangan tersebut harus dilengkapi dengan peralatan kantor dan mebel sesuai
dengan yang diperlukan.
Kantor harus dilengkapi dengan:
a. Fasilitas listrik dan penerangan
b. Fasilitas air bersih yang memadai
c. Kamar kecil (toilet) dan tangki septik dengan bidang resapannya
Berikut ini adalah daftar jenis peralatan yang dibutuhkan sebagai perlengkapan
kantor direksi.
7
Jenis Peralatan Jumlah
Lemari kayu dari multipleks ukuran 50 x 210 cm 1 unit
(panjang sesuai kebutuhan untuk penyimpanan)
White board ukuran 1,2 x 2,4 m (untuk ruang rapat dan 2 unit
ruang direksi)
2. Gudang Sementara
Gudang sementara meliputi gudang untuk arsip administrasi proyek, gudang peralatan,
gudang material, dan lainnya yang diperlukan. Gudang sementara harus memadai untuk
penyimpanan yang terlindung dari panas, hujan, pencurian, dan resiko lainnya yang
mungkin timbul. Lantai gudang harus bebas dari rembesan air tanah. Keamanan gudang
dijaga dari kemungkinan pencurian dan kerusakan selama periode pelaksanaan
pembangunan.
PASAL – 7
PEKERJAAN PERBAIKAN KEMBALI
PASAL – 8
PENYEDIAAN AIR, TENAGA LISTRIK DAN LAMPU PENERANGAN
Alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia
Barang/Jasa, termasuk penyediaan peralatan dan perpipaan sementara untuk menyediakan
air ke lokasi pekerjaan, sehingga tidak akan mempengaruhi kelancaran pekerjaan. Kualitas
air yang diisyaratkan ditentukan pada bagian lain dari spesifikasi teknis ini.
Biaya untuk penyediaan air tersebut tidak termasuk di dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
namun merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Oleh karena itu, segala keperluan
untuk biaya tersebut dianggap sudah termasuk di dalam harga penawaran Penyedia
Barang/Jasa.
Tenaga listrik yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri oleh
penyedia barang/jasa dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Penyediaan tenaga listrik tersebut termasuk pula kabel-kabel, alat-alat
pengukur serta fasilitas pengaman yang diperlukan dan lampu-lampu penerangan untuk
menjamin lancarnya pelaksanaan pekerjaan. Harus tersedia cukup penerangan sehingga
semua pekerjaan dapat dilakukan secara wajar bila keadaan kurang cukup sinar matahari
atau/pada saat malam hari.
Biaya untuk penyediaan listrik dan penerangan tersebut tidak termasuk di dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, namun merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Oleh karena
itu, segala keperluan untuk biaya tersebut dianggap sudah termasuk di dalam harga
penawaran Penyedia Barang/Jasa.
PASAL – 9
GAMBAR-GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)
Gambar-gambar rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada Penyedia Barang/Jasa
dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dokumen kontrak. Gambar-gambar tersebut
adalah gambar-gambar yang paling akhir setelah diadakan perubahan-perubahan dan
9
merupakan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan. Di dalam pelaksanaan, gambar-gambar
rencana dapat dikaji ulang bersama dengan Konsultan Supervisi sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi lapangan. Penyedia Barang/Jasa wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
gambar dan spesifikasi yang ditentukan berdasarkan pengkajian ulang, baik ada perubahan
maupun tidak. Apabila ada perbedaan ketentuan antar gambar rencana dan spesifikasi yang
berhubungan dengan hal tersebut, harus dilaporkan kepada Direksi untuk ditentukan lebih
lanjut yang harus dilaksanakan. Gambar rencana yang akan dilaksanakan harus
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Supervisi dan Direksi serta diketahui
oleh Pengguna Barang/Jasa.
Tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antar gambar rencana dan spesifikasi
teknis. Apabila ternyata terdapat kesalahan, kekurangan, perbedaan dan hal-hal lain yang
meragukan, Penyedia Barang/Jasa harus mengajukannya kepada Konsultan Supervisi dan
Direksi secara tertulis. Perbedaan tersebut harus diusulkan untuk dibahas dan dikaji ulang
bersama antara Penyedia Barang/Jasa, Konsultan Supervisi, dan Direksi dengan diketahui
oleh Pengguna Barang/Jasa. Koreksi akibat penyimpangan keadaan lapangan terhadap
gambar rencana akan ditentukan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi dan disampaikan
secara tertulis kepada Penyedia Barang/Jasa dan diketahui oleh Pengguna Barang/Jasa.
Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di lapangan. Gambar-
gambar tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan merupakan hasil revisi
terakhir. Penyedia barang/jasa juga harus menyiapkan gambar-gambar yang menunjukkan
perbedaan antara gambar rencana dan gambar kerja. Semua biaya untuk itu menjadi
tanggung jawab penyedia barang/jasa.
Jadwal pekerjaan dan gambar kerja harus diserahkan untuk disetujui oleh direksi sebelum
pekerjaan dimulai. Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan, penyedia
barang/jasa harus menyerahkan gambar kerja (shop drawing) kepada pihak direksi sebanyak
3 (tiga) rangkap, termasuk perhitungan-perhitungan yang berhubungan dengan gambar
tersebut.
Shop drawing harus dapat memberikan informasi yang lengkap mengenai komponen-
komponen yang ada dalam suatu instalasi, meliputi lokasi/posisi, tipe, ukuran-ukuran
peralatan dan pekerjaan pengelasan, yang seluruhnya harus disediakan oleh Penyedia
barang/jasa sesuai dengan kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
Selama waktu yang ditentukan di dalam time schedule, Penyedia barang/jasa harus
mengajukan shop drawing untuk disetujui oleh pengguna barang/jasa. Gambar yang disetujui
akan ditanda tangani atau ditandai oleh pengguna barang/jasa.
10
Setiap shop drawing yang tidak disetujui oleh pengguna barang/jasa harus segera diperbaiki
oleh Penyedia barang/jasa sesuai dengan keinginan pengguna barang/jasa dan harus segera
diserahkan kembali. Penyedia barang/jasa bertanggung jawab terhadap kesalahan atau
kelalaian dalam shop drawing.
PASAL – 10
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
Rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan disampaikan dalam bentuk kurva-S dengan rincian
per komponen pekerjaan. Di samping itu, Penyedia Barang/Jasa harus menyampaikan jadwal
pengerahan material, peralatan, dan tenaga kerja untuk pelaksanaan pekerjaan. Khusus
untuk pekerjaan utama (masing-masing unit bangunan sesua ruang lingkup pekerjaan),
Penyedia Barang/Jasa wajib membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan dan jadwal pengerahan
material, peralatan, dan tenaga kerja.
Rencana jadwal pelaksanaan dapat dilakukan penyesuaian setelah dilakukan pemeriksaan
bersama pada awal pekerjaan (mutual check 0%/MC0). Adanya perubahan jadwal
pelaksanaan pekerjaan sebagaimana yang disampaikan dalam penawaran harus dimasukkan
ke dalam Adendum Kontrak. Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang terjadi pada saat
MC0 tidak boleh melebihi jangka waktu sebagaimana ditentukan di dalam kontrak awal.
Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan setelah MC0 dimungkinkan dengan ketentuan
mengikuti Syarat-Syarat Khusus dan Umum Kontrak, setelah mendapatkan persetujuan dari
Pengguna Barang/Jasa.
Dalam membuat jadwal pelaksanaan, kontraktor wajib menyediakan alokasi waktu yang
cukup untuk :
1. Perizinan
2. Melakukan pelapisan setiap sambungan las pipa baja maupun aksesoris pipa dengan
cat anti karat yang dapat diencerkan sesuai petunjuk penggunaan, terutama untuk
bagian sambungan yang dicat di dalam galian harus didiamkan minimal 6 jam sebelum
ditimbun. Kontraktor dapat menyambung las pipa dan melapisi sambungan dengan
cat anti karat di luar galian sehari sebelum dilakukan pemasangan pipa untuk
mendapatkan sambungan dengan pengeringan sempurna 24 jam. Setiap penimbunan
sambungan pipa harus mendapatkan pemeriksaan dari Konsultan Supervisi.
3. Melakukan penimbunan urugan pilihan dan agregat A atau S dengan ketebalan
lapisan maksimal 30 cm setinggi level permukaan jalan (level tidak boleh lebih atau
kurang dari permukaan jalan eksisting), sampai kepadatan kering yang disyaratkan,
agar kendaraan dapat melintas dengan baik.
11
4. Melakukan pengujian hidrostatis seluruh segmen pipa sesuai syarat tekanan dan
melakukan perbaikan apabila terjadi kebocoran sebelum dilakukan pengaspalan.
5. Melaksanakan metode clean construction selama 1 (satu) bulan open traffic dengan
melakukan penyiraman 3 kali sehari (pagi, siang dan sore) agar jalan tidak berdebu
dan memperoleh kepadatan maksimum, dan apabila terjadi penurunan pada timbunan
kontraktor harus segera melakukan penambahan timbunan setinggi level permukaan
jalan eksisting.
6. Sejak dinyatakan aman dari kebocoran dan telah mendapatkan pemadatan dari open
traffic minimal selama 1 (satu) bulan, segmen dikupas kembali untuk segera diaspal.
Pada saat dikupas setebal lapisan aspal kontraktor harus melakukan uji kepadatan
kembali hingga kepadatan sesuai dengan persyaratan.
7. Pengaspalan Lapisan Aspal AC-Base, AC-BC, dan AC-WC harus dilakukan dalam 1
hari yang sama, sehingga kontraktor harus dapat mengendalikan jadwa
8. Segera setelah seluruh lapisan aspal terhampar kontraktor harus melakukan uji inti
(core test) untuk mengetahui kepadatan (density) dari masing-masing lapisan yang
dihampar dan diuji pada laboratorium independen dengan alat yang sudah update
kalibrasinya. Perkiraan alokasi waktu pengujian adalah 2 (dua) minggu. Apabila
terdapat kepadatan (density) aspal yang kurang dari spesifikasi yang dipersyaratkan
kontraktor harus melakukan perbaikan dalam jadwal pelaksanaan untuk dilakukan
pengujian kembali atau dilakukan pembayaran sesuai ketentuan spesifikasi umum
bina marga.
9. Apabila terdapat perubahan kuantitas pekerjaan (terutama pekerjaan aspal),
kontraktor harus menyampaikan kepada Pengguna Jasa sehingga dapat
menyesuaikan kuantitas pada MC100 dalam jadwal pelaksanaan.
PASAL – 11
GAMBAR PURNA LAKSANA (AS-BUILT DRAWING)
Penyedia Barang/Jasa harus membuat gambar purna laksana (as-built drawing) yang
digambar dengan skala yang sama dengan skala gambar perencanaan. Gambar pelaksanaan
tersebut harus diserahkan selama pekerjaan berlangsung untuk pekerjaan yang telah selesai
dilaksanakan maupun setelah penyelesaian pekerjaan. Gambar tersebut harus
memperlihatkan semua perlengkapan instalasi, baik bangunan, sistem perpompaan, sistem
kabel, sistem drainasi, sistem pipa (fittings/accessories) serta perubahan lain seperti pada
arah jalur pipa, ruang valve (katup), lubang kontrol (manholes), ukuran pipa atau sejenisnya.
12
Kesemuanya harus diperlihatkan dengan adanya pengikatan terhadap muka tanah pada
bangunan permanen.
PASAL – 12
UKURAN-UKURAN GAMBAR
Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya meskipun gambar
tersebut adalah gambar berskala. Jika terdapat perbedaaan antara ukuran dan gambarnya,
maka Penyedia Barang/Jasa harus segera meminta pertimbangan dari Konsultan Supervisi
dan Direksi untuk menetapkan ukuran yang benar.
PASAL – 13
PERALATAN DAN MOBILISASI
Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan oleh
Penyedia Barang/Jasa. Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai, Penyedia Barang/Jasa
harus mempersiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tahap pekerjaan
tersebut. Penyediaan peralatan di tempat pekerjaan, dan persiapan peralatan pekerjaan
harus terlebih dahulu mendapat penelitian dan persetujuan dari Konsultan Supervisi dan
Direksi. Tanpa persetujuan direksi, Penyedia Barang/Jasa tidak diperbolehkan untuk
memindahkan peralatan yang diperlukan dari lokasi pekerjaan.
Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan yang akan mengganggu
kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti sehingga kelancaran
pelaksanaan pekerjaan diyakini dapat dimulai.
PASAL – 14
PENYEDIAAN MATERIAL
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan segala material seperti yang disebutkan dalam
daftar Kuantitas dan Harga (daftar rencana anggaran biaya) maupun material lain yang
diperlukan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan, kecuali ditentukan lain di
dalam dokumen kontrak.
Untuk material-material yang disediakan oleh Direksi/ Pengguna Barang/Jasa, Penyedia
Barang/Jasa harus mengusahakan pengangkutan dari gudang yang ditentukan ke lokasi
pekerjaan. Sebelum Penyedia Barang/Jasa mengambil material tersebut, harus dilakukan
pemeriksaan bersama. Penyedia Barang/Jasa harus bertanggung jawab atas pengangkutan
material tersebut sampai di lokasi pekerjaan. Penyedia Barang/Jasa harus mengganti material
13
yang rusak atau melengkapi yang kurang akibat oleh cara pengangkutan yang salah atau
hilang akibat kelalaian setelah dilaksanakan pemeriksaan bersama.
Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan harus
sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak. Dokumentasi
nama produsen material dan peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja, kemampuan,
laporan pengujian dan informasi penting lainnya mengenai hal ini harus tersedia. Bila menurut
pendapat Konsultan Supervisi dan/atau Direksi hal-hal tersebut tidak memuaskan atau tidak
sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak, maka harus diganti
oleh Penyedia Barang/Jasa.
Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian rupa
sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan
jadwal untuk pekerjaan lainnya.
PASAL – 15
CONTOH-CONTOH MATERIAL
Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara pengambilan
contoh menurut Acuan Normatif yang disetujui Konsultan Supervisi dan Direksi. Contoh-
contoh harus menggambarkan secara nyata kualitas material yang akan dipakai pada
pelaksanaan pekerjaan. Contoh-contoh yang telah disetujui direksi harus didokumentasikan
dan disimpan terpisah sehingga tidak tercampur atau terkotori yang berakibat dapat
mengurangi kualitas material tersebut.
Biaya untuk penyediaan contoh-contoh material tersebut tidak termasuk di dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, namun merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Oleh karena
itu, segala keperluan untuk biaya tersebut dianggap sudah termasuk di dalam harga
penawaran Penyedia Barang/Jasa.
Jika dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan harus menggunakan material-material dari
jenis atau merek tertentu, maka penyedia barang/jasa harus meminta petunjuk dan
persetujuan dari Konsultan Supervisi dan Direksi untuk menentukan jenis atau merek material
yang baik dan dapat diperbolehkan untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
Penyedia Barang/Jasa dapat mengusulkan untuk mengganti dengan produk atau merek
material yang baik dan diperbolehkan dengan ketentuan sekurang-kurangnya mempunyai
kualitas dan spesifikasi yang setara atau lebih baik yang telah ditetapkan. Usulan
perubahan/penggantian tersebut harus disetujui oleh Konsultan Supervisi dan diketahui oleh
Pengguna Barang/Jasa sebelum diadakan.
14
PASAL – 16
PERLINDUNGAN TERHADAP CUACA
PASAL – 17
PEMATOKAN
Penyedia Barang/Jasa harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan dan peil
bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini seluruhnya harus mendapat
persetujuan Direksi terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi dapat
melakukan revisi pemasangan patok tersebut bila dipandang perlu. Penyedia Barang/Jasa
harus mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan petunjuk Direksi.
Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, Penyedia Barang/Jasa harus
memberitahukan kepada Direksi sekurang-kurangnya 2 (dua) hari kerja sebelumnya,
sehingga Direksi dapat mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melakukan
pengawasan.
Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh Penyedia Barang/Jasa untuk mendapat
persetujuan Direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui Direksi yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk pembayaran pekerjaan. Penyedia Barang/Jasa wajib
menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru ukur serta pekerjaan lain yang
diperlukan oleh direksi untuk melakukan pemeriksaan untuk melakukan
pemeriksaan/pengujian hasil pengukuran.
Semua tanda-tanda di lapangan yang diberikan oleh Direksi atau dipasang sendiri oleh
Penyedia Barang/Jasa harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh Penyedia
Barang/Jasa. Apabila ada yang rusak harus segera diganti dengan yang baru dan meminta
kembali persetujuan dari Direksi. Bila terdapat penyimpangan dari gambar rencana, Penyedia
Barang/Jasa harus mengajukan 3 (tiga) rangkap gambar penampang dari daerah yang
dipatok tersebut. Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan dari pendapat/revisi
pada satu salinan gambar tersebut dan mengembalikannya kepada Penyedia Barang/Jasa.
Setelah diperbaiki, Penyedia Barang/Jasa harus mengajukan kembali gambar hasil revisinya.
Gambar-gambar tersebut harus dibuat dengan aplikasi piranti lunak untuk gambar teknis
15
(Computer Aided Design) CAD agar memungkinkan untuk direproduksi kembali dengan
kualitas yang baik. Semua gambar-gambar yang telah disetujui harus diserahkan kepada
Direksi dalam cetakan plotting sebanyak 3 (tiga) salinan. Ukuran dan huruf yang digunakan
pada gambar tersebut harus sesuai dengan ketentuan Direksi.
PASAL – 18
RAMBU-RAMBU DAN TANDA
PASAL – 19
JADWAL PELAKSANAAN DAN PROGRAM KERJA
Penyedia Barang/Jasa harus menyiapkan rencana kerja secara detail dan harus diserahkan
kepada direksi paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan suatu tahapan pekerjaan
dimulai. Rencana kerja tersebut harus mencakup:
• Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai material dan bagian
pekerjaan.
• Usulan waktu untuk pengadaan dan pengangkutan bagian-bagian lain ke lapangan.
• Usulan waktu dimulainya serta rencana selesainya setiap bagian pekerjaan dan/atau
pemasangan berbagai bagian pekerjaan termasuk pengujiannya.
• Usulan jumlah tenaga kerja yang dipakai dan jam kerja pada setiap tahapan pekerjaan
dengan disertai latar belakang pendidikan, pengalaman serta penugasannya.
• Jenis serta jumlah mesin-mesin dan peralatan yang akan dipakai pada pelaksanaan
pekerjaan.
• Cara/metode pelaksanaan pekerjaan.
16
• Program kerja tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk Kurva-S beserta lampiran
penjelasan.
PASAL – 20
PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN (REQUEST)
PASAL – 21
RAPAT-RAPAT
Rapat dilaksanakan secara berkala mingguan yang minimal dihadiri oleh konsultan supervisi
dan penyedia jasa. Hal yang dibahas dalam rapat mencakup (tidak terbatas pada) : progress
pekerjaan, kendala di lapangan, rencana tindak lanjut. Hasil rapat mingguan harus dituangkan
secara tertulis dalam bentuk risalah rapat yang ditandatangani konsultan supervisi dan
penyedia dan selanjutnya dilaporkan kepada Direksi paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah
rapat dilaksanakan.
Apabila dipandang perlu, direksi dan/atau penyedia barang/jasa dapat mengadakan rapat-
rapat dengan mengundang penyedia barang/jasa dan konsultan serta pihak-pihak tertentu
yang berkaitan dengan pembahasan dan permasalahan pelaksanaan pekerjaan. Semua
hasil/risalah rapat merupakan ketentuan yang bersifat mengikat bagi penyedia barang/jasa.
Keputusan rapat yang disepakati dituangkan dalam berita acara dan ditandatangani oleh
seluruh pihak yang berkepentingan.
17
PASAL – 22
PRESTASI KEMAJUAN PEKERJAAN
Prestasi kemajuan pekerjaan ditentukan dengan jumlah persentase pekerjaan yang telah
diselesaikan Penyedia Barang/Jasa dan disetujui oleh Direksi. Persentase pekerjaan ini
dihitung dengan membandingkan nilai volume pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap
nilai kontrak keseluruhan. Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestasi kemajuan
pekerjaan berdasarkan harga satuan yang tercantum dalam kontrak.
PASAL – 23
PENYELESAIAN PEKERJAAN
Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak diuraikan secara
khusus dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun tetap diperlukan agar hasil
pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara keseluruhan sesuai dengan
kontrak.
Penyedia Barang/Jasa harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan/atau secara
keseluruhan sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil pengujian
terdapat bagian pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, penyedia barang/jasa dengan biaya
sendiri harus melaksanakan perbaikan sampai dengan hasil pengujian ulang berhasil dan
dapat diterima oleh direksi.
PASAL – 24
LAPORAN-LAPORAN
Selama periode pekerjaan di lapangan, Penyedia Barang/Jasa harus membuat laporan harian
dan laporan mingguan yang menggambarkan kemajuan pekerjaan. Laporan tersebut memuat
sekurang-kurangnya informasi yang mencakup:
1) Uraian mengenai kemajuan kerja yang sesungguhnya dicapai menjelang akhir
minggu.
2) Jumlah personil yang bertugas selama minggu tersebut.
3) Material dan barang-barang serta peralatan yang disediakan.
4) Kondisi cuaca.
18
Foto dan Video
Selama pelaksanaan kontrak dan sesuai instruksi dari Direksi Teknik maka kontraktor
harus membuat foto teknis dan film video yang secara jelas memperlihatkan kemajuan
pekerjaan. Foto tersebut harus diambil saat mulai, selama pelaksanaan serta saat
penyelesaian setiap komponen pekerjaan dan pada setiap waktu maupun tempat
yang diperintahkan oleh Direksi Teknik, sehingga dapat menggambarkan seluruh
kejadian penting yang terjadi di lapangan dalam satu rangkaian dan urutan
kronologisnya.
Foto menggunakan kamera (bukan Kamera Hand Phone) dengan resolusi minimal 20
MP. Video film dalam bentuk compact disc (DVD) durasi minimal 30 menit. Kontraktor
harus mengambil foto dan Video kondisi awal lapangan kondisi 0% bangunan-
bangunan yang ada, jalan dan sebagainya yang berada di dekat lokasi rencana
bangunan sebelum mulai konstruksi yang merupakan data kondisi existing yang ada
dibuat tiap stationing 25 meter. Kemudian untuk foto kondisi 25%, 50%,75% dan 100%
diambil pada titik dan sudut yang sama dengan pengambilan kondisi 0%.
Dokumentasi dikirimkan setiap minggu kepada direksi.
Dokumentasi baik berupa foto maupun video juga diambil dengan menggunakan
drone yang memperlihatkan area/lokasi pekerjaan dari atas.
19
PEKERJAAN SIPIL
PASAL – 1
REFERENSI DAN STANDAR
20
Nomor SNI Standard Teknis & Pengaturan
SNI 03-2417-1991 Metode pengujian keausan agregat dengan mesin los angeles
SNI 03-2455-1991 Metode pengujian laboratorium traxial A
SNI 03-2458-1991 Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar
SNI 03-2493-1991 Pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium
SNI 03-2495-1991 Spesifikasi bahan tambahan untuk beton
SNI 15-2530-1991 Metoda pengujian kehalusan Semen Portland
SNI 15-2531-1991 Metode pengujian berat jenis Semen Portland
SNI 03-2647-1992 Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung
SNI 03-2813-1992 Metode pengujian geser langsung tanah terkonsolidasi dengan
drainase
SNI 03-2815-1992 Metode pengujian laboratorium traxial B (benda uji tanah)
SNI 03-2816-1992 Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk
campuran mortar dan beton
SNI 03-2819-1992 Metode pengukuran debit sungai dan saluran terbuka dengan
alat ukur tipe baling-baling
SNI 03-2828-1992 Metode pengujian kepadatan lapangan dengan alat konus
pasir
SNI 03-2832-1992 Metode pengujian untuk mendapatkan kepadatan tanah
maksimum dengan kadar air optimum.
SNI 03-2914-1992 Spesifikasi beton bertulang kedap air
SNI 03-3402-1994 Metode pengujian berat isi beton ringan struktural
SNI 03-3407-1994 Sifat kekekalan bentuk agregat terhadap larutan sodium sulfat
SNI 03-3422-1994 Metode pengujian batas susut tanah
SNI 03-3423-1994 Metode pengujuan analisis ukuran butir tanah dengan alat
hidrometer
SNI 15-2049-1994 Semen Portland
SNI 03-3976-1995 Tata cara pengadukan dan pengecoran beton
SNI 15-3758-1995 Semen adukan pasangan
SNI 03-4142-1996 Metode pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos
saringan no. 200 (0,0075 mm)
SNI 03-4431-1997 Metode pengujian lentur beton normal dengan 2 titik
pembebanan
SNI 03-4804-1998 Metode pengujian berat isi rongga udara dalam agregat.
SNI 03-6154-1999 Kawat boronjong.
SNI 03-2094-2000 Bata merah pejal untuk pasangan dinding
21
Nomor SNI Standard Teknis & Pengaturan
SNI 03-2834-2000 Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal
SNI 03-6451-2000 Metode pengujian kuat lentur semen hidrolik
SNI 03-6477-2000 Metode penentuan nilai 10% kehalusan untuk agregat.
SNI 07-6401-2000 Spesifikasi kawat baja dengan proses kanal dingin untuk
tulangan beton
SNI 03-1729-2002 Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung
SNI 03-2491-2002 Metode pengujian kuat tarik belah beton.
SNI 03-2835-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah
SNI 03-3449-2002 Tata cara perancangan campuran beton ringan dengan agregat
ringan.
SNI 03-6762-2002 Metode pengujian tiang pancang terhadap bahan lateral
SNI 03-6796-2002 Metode pengujian untuk menentukan daya dukung tanah
dengan beban statis pada pondasi dangkal
SNI 03-6806-2002 Tata cara perhitungan beton tidak bertulang struktural
SNI 03-6812-2002 Anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton
SNI 03-6814-2002 Tata cara pelaksanaan sambungan mekanis untuk tulangan
beton
SNI 03-6817-2002 Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton
SNI 03-6820-2002 Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan
plesteran dengan bahan dasar semen
SNI 03-6821-2002 Spesifikasi agregat ringan untuk batu cetak beton pasangan
dinding
SNI 03-6825-2002 Metode pengujian kekuatan tekan mortar semen portland untuk
pekerjaan sipil
SNI 03-6861.2-2002 Spesifikasi bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari
besi/baja)
SNI 03-6880-2002 Spesifikasi beton struktural
SNI 03-6882-2002 Spesifikasi motar untuk pekerjaan pasangan
SNI 03-6889-2002 Tata cara pengambilan contoh agregat
SNI 03-6897-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding
AASHTO M133-86 Pengawetan kayu untuk tiang pancang
22
PASAL – 2
PEKERJAAN TANAH
Semua ukuran dari pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana. Apabila ternyata
ada kekurangan-kekurangan dalam gambar tersebut maka Penyedia barang/jasa harus
meminta persetujuan Direksi untuk menetapkannya.
Untuk dinding-dinding penahan tanah atau bangunan-bangunan lain seperti pasangan batu
dan lain sebagainya harus diberi lubang drainase dengan diameter sekurang-kurangnya 5,0
cm dan harus ditempatkan pada jarak yang merata, yakni berselang 1,5 m (kecuali dinyatakan
lain dalam gambar rencana). Lubang drainase tersebut diletakkan sedikit di atas peil
pembuangan air.
Pekerjaan ini tidak dibayarkan tersendiri tetapi merupakan bagian dari pekerjaan tembok atau
beton atau pasangan lain yang digunakan untuk bagian dari konstruksi tembok penahan tanah
atau pelindung-pelindung erosi.
23
dibuang pada tempat yang telah ditentukan dari tempat pekerjaan menurut cara yang praktis
atau dikubur.
Pohon-pohon yang ditebang, tidak diperkenankan jatuh pada milik perorangan, tanpa izin
khusus dari pemiliknya, dan penyedia barang/jasa atas tanggungannya menyingkirkan pohon-
pohon tersebut atau membiarkan di tempat semula dengan persetujuan tertulis dari
pemiliknya. Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus
diperbaiki oleh Penyedia barang/jasa atas tanggungannya sendiri. Pembakaran sampah
sangat tidak dianjurkan. Namun, apabila akan dilakukan pembakaran hasil penebangan,
Penyedia barang/jasa harus meminta persetujuan kepada Direksi dan memberitahukan
kepada penghuni terhadap milik-milik yang berbatasan dengan pekerjaan minimal 48 jam
sebelumnya. Penyedia barang/jasa akan selalu bertindak sesuai dengan peraturan
pemerintah yang berlaku mengenai pembakaran di tempat terbuka.
Pada pelaksanaan pembersihan, Penyedia barang/jasa harus berhati-hati untuk tidak
mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya.
Perhitungan pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan, tenaga dan
pembuangan bahan-bahan sisa dibebankan kepada Penyedia barang/jasa dan dikerjakan
sesuai dengan petunjuk Direksi.
B. GALIAN TANAH
Galian tanah dilaksanakan pada:
1. Semua bagian dari bangunan yang masuk dalam tanah
2. Semua bagian dari tanah yang harus dibuang
Galian tanah harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik mengenai lebar,
panjang, dalam, kemiringan dan sebagainya, dengan elevasi yang benar-benar tepat sesuai
waterpass. Kalau ternyata akan menimbulkan kesulitan-kesulitan pelaksanaan kalau
dilaksanakan menurut gambar, Penyedia barang/jasa dapat mengajukan usul kepada Direksi
mengenai cara pelaksanaannya.
Pada Galian Tanah/Pasir/Batu/Lumpur/Cadas:
a. Sebelum pekerjaan galian tanah dimulai, Pemborong wajib mengadakan check
bersama Pengawas pekerjaan atas duga tinggi/peil awal permukaan tanah, sehingga
apabila terdapat kelainan/perbedaan yang menjolok dengan gambar rencana dapat
segera diketahui secara dini dan melaporkannya kepada Direksi. Pengajuan klaim
atas perbedaan/kelainan setelah Pemborong melakukan pekerjaan galian, tidak dapat
diterima.
24
b. Penggalian harus dikerjakan sesuai dengan gambar pelaksanaan, kecuali ditetapkan
lain oleh Direksi berhubung keadaan setempat.
c. Galian yang diperlukan untuk pondasi konstruksi dibuat dengan ukuran yang sesuai
untuk keperluan pekerjaannya.
d. Kemiringan galian dibuat secukupnya untuk amannya terhadap longsoran. Bila
terpaksa dibuat tegak harus diadakan tindakan pengamanannya.
e. Dalam hal galian tanah tertimbun kembali sebagai akibat dari adanya :
Longsoran tebing galian dan sejenisnya.
Adanya rembesan.
Teknis pelaksanaan galian yang dilakukan dengan maksud untuk memperbesar
volume pekerjaan tanah oleh hal tersebut diatas, tidak dapat diperhitungkan sebagai
pekerjaan tambah.
f. Galian yang telah sampai pada kedalaman yang ditentukan harus segera dilaporkan
kepada Direksi untuk diadakan pemeriksaan. Sebelum ada persetujuan Direksi Atas
kebenaran kedalaman galian tersebut, Pemborong tidak dibenarkan memulai
pekerjaan konstruksi pondasi/pekerjaan utama diatasnya. Dalam hal rawan banjir
pemeriksaan agar dilakukan sekurang-kurangnya satu hari sekali.
g. Tanah hasil galian bilamana nantinya tidak akan dipergunakan untuk meninggikan
atau menimbun lokasi pekerjaan lain, maka tanah galian tersebut harus diangkut
keluar/disingkirkan dari tempat pekerjaan menurut petunjuk Direksi.
h. Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan Pemborong sudah termasuk upah dan
peralatan bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan.
i. Galian tanah yang mengandung batu atau batuan yang terdiri dari pecahan batu, atau
batu-batu besar dengan kuantitas satu meter kubik atau lebih besar dikategorikan
sebagai : galian tanah berbatu . Tanah yang mengandung cadas atau bahan
konglomerat yang keras dapat dikategorikan sebagai : galian tanah keras / cadas.
Untuk galian tanah seperti dimaksud dapat menggunakan peralatan kerja seperti
linggis, panyong, peneumatik, bor atau peledak.
j. Semua penggalian lain, seperti : batu, batuan , dengan volume lebih kecil dari 1 m3,
pasir, lumpur/ tanah basah dan material lain selain butir (i) diatas dianggap sebagai
galian tanah biasa.
k. Pembuatan parit atau penggalian lainnya yang memotong jalan kendaraan harus
dilaksanakan dengan metode pelaksanaan galian setengah lebar jalan, atau satu sisi
jalur untuk lalu lintas dua arah dan diadakan perlindungan sehingga jalan tersebut
dijaga tetap terbuka untuk lalu lintas setiap waktu.
25
l. Semua bahan-bahan galian yang dapat dimanfaatkan kembali, dimana mungkin akan
digunakan dengan cara yang paling efektif, untuk pembuatan formasi pematang atau
untuk urugan kembali.
m. Bahan-bahan galian yang berisikan tanah-tanah sangat organis, gambut berisikan
akar-akar atau barang-barang tumbuhan yang layak dan juga tanah yang mudah
mengembang, yang menurut pendapat Direksi Teknik akan menghalangi pemadatan
bahan lapisan diatasnya atau dapat menimbulkan suatu penurunan yang tidak
dikehendaki atau kehancuran akan diklasifikasikan sebagai bahan tidak cocok
digunakan sebagai urugan dalam pekerjaan permanen.
n. Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan untuk timbunan atau setiap bahan yang
tidak disetujui Direksi menjadi bahan urugan yang cocok, harus dibuang dan diratakan
dalam lapisan-lapisan tipis oleh kontraktor diluar daerah rencana kerja atau tempat
lain sesuai arahan Direksi.
o. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengadakan perlindungan bagi setiap pipa
bawah tanah yang berfungsi, kabel-kabel konduit atau struktur dibawah permukaan
lainnya yang dapat dipengaruhi oleh penggalian dan harus bertanggung jawab untuk
biaya perbaikan setiap kerusakan yang disebabkan oleh operasinya.
Daerah yang bukan termasuk daerah galian, yang terlanjur digali atau daerah dimana telah
bercerai-berai atau berjatuhan, harus diurug kembali dengan urugan terpilih dan dikembalikan
pada kondisi seperti semula.
1. Klasifikasi Galian
Galian akan diklasifikasikan dalam pengukuran dan pembiayaan sebagai berikut:
a. Galian tanah biasa
b. Galian tanah sedang, misalnya: pasir, lempung, cadas muda, dan sebagainya
c. Galian batu terdiri dari galian material yang umumnya menurut direksi perlu
menggunakan bor dan atau bahan peledak atau alat-alat khusus lainnya.
d. Galian di mana timbul persoalan air tanah pada kedalaman lebih dari 20 cm
dari permukaan air konstan, dimana biasanya air tanah naik pada penggalian pondasi.
26
dalam air. Permukaan tanah yang berdekatan dengan konstruksi ini tidak dibenarkan untuk
diganggu tanpa seizin dari Direksi.
Galian dari pondasi pada batas-batas kemiringan dan peil yang dicantumkan pada gambar
rencana atau atas petunjuk Direksi, galian tersebut harus mempunyai ukuran yang cukup,
agar penempatan konstruksi atau lantai pondasi dengan dimensi yang sesuai dengan gambar
rencana mudah dilaksanakan.
Peil dasar lantai pondasi seperti yang tercantum pada gambar rencana, tidak boleh dianggap
bersifat pasti. Direksi dapat menentukan perubahan dimensi peil dari lantai pondasi jika
dipandang perlu, agar pondasi tersebut dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya. Batu-batu
besar, kayu, serta rintangan-rintangan lain yang mungkin ditemui dalam galian, harus
dibuang. Sesudah galian selesai, Penyedia barang/jasa harus memberitahukan Direksi akan
hal ini, dan tidak diperkenankan untuk melaksanakan penaikan tanah dasar pondasi dan
melaksanakan lantai pondasi sebelum Direksi setuju dengan ukuran dan kedalaman galian
material-material pondasi serta konstruksi-konstruksi yang akan dipasang pada lubang galian
tersebut. Semua retakan atau celah-celah yang ada harus dibersihkan dan diisi dengan spesi
(injeksi), serta semua material lepas, batu-batuan lapuk, lapisan-lapisan yang tipis harus
dibuang. Semua pekerjaan galian tanah sudah termasuk membuang material galian.
3. Cofferdam
Untuk galian di bawah air atau di bawah permukaan air tanah, harus digunakan cofferdam.
Sebelum dimulainya pekerjaan, Penyedia barang/jasa harus memberikan gambar rencana
cofferdam yang akan dikerjakan kepada Direksi untuk disetujui.
Cofferdam untuk galian pondasi harus dibuat cukup dalam di bawah permukaan dasar
pondasi yang cukup kedap air, dan diperkuat dengan silang-silang penguat yang cukup kuat,
agar keselamatan kerja terjamin. Luas cofferdam harus direncanakan cukup untuk
penempatan perancah atau acuan pondasi serta besi untuk keperluan pemompaan air keluar
acuan beton. Cofferdam harus direncanakan sedemikian rupa agar cukup memenuhi syarat
untuk melindungi beton muda dari arus air deras atau erosi. Silang-silang penguat dan atau
bagian-bagian lain dari cofferdam tidak diperbolehkan masuk ke dalam dan menjadi bagian
permanen dari pondasi tanpa persetujuan Direksi, sehingga harus dibongkar dengan hati-hati
agar tidak merusak konstruksi.
27
harus mengeluarkan air dengan jalan memompa, menimba, atau mengalirkan lewat parit-parit
pembuang. Bila terjadi keadaan di mana menurut pandangan Direksi adalah tidak mungkin
memompa air tanah yang cepat sekali naik atau karena sebab-sebab lain sehubungan
dengan adanya daya angkat air, maka mungkin diperlukan suatu lantai pondasi beton seal
dengan dimensi cukup, agar penempatan besi/pengecoran beton untuk pondasi dapat
dikerjakan sebagaimana layaknya.
Usaha pemompaan air ini tidak langsung dari cofferdam hendaknya dilengkapi dan dikerjakan
sedemikian agar beton muda atau bagian-bagian daripadanya tidak ikut terbawa dalam
proses pemompaan. Pemompaan tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum lantai beton seal
cukup menjadi keras.
7. Urugan Tanah
Urugan dilaksanakan pada:
a. Semua bekas lubang pondasi
b. Semua bagian yang harus ditinggikan, dengan jalan menimbun dengan urugan tanah
harus dilaksanakan menurut gambar serta peil-peil yang telah ditetapkan, juga
termasuk perataan dan penyelesaian tanah halaman di sekitarnya.
28
Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis secara horizontal dan
dipadatkan. Tebal dari tiap lapis diambil 15 cm dan selama proses pemadatan, harus dibasahi
dengan air untuk mendapatkan hasil pemadatan yang maksimum.
Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis (compactor) dan untuk pekerjaan
yang sifatnya besar/luas, dapat dipakai roller dan sebagainya, dengan kapasitas yang sesuai.
Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat membahayakan,
misalnya dapat merusak permukaan beton ataupun lapisan finishing yang lain. Pengurugan
dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai nantinya tidak
akan timbul cacat-cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang, dan sebagainya.
8. Urugan Pasir
Pada prinsipnya, pekerjaan pengurugan dengan pasir dilaksanakan sama seperti pada
pengurugan dengan tanah timbunan. Material pasir yang akan digunakan harus sesuai
dengan spesifikasi dan/atau gambar rencana yang telah ditetapkan dan bebas dari bahan-
bahan pengotor. Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan
batu merah, dan sebagainya harus dilaksanakan menurut gambar rencana. Bahan-bahan
tersebut harus bersih, bebas dari kotoran-kotoran, serta mempunyai gradasi yang sesuai
dengan yang diperuntukan.
Pengukuran volume tidak diperhitungkan untuk galian yang dilakukan di bawah bidang dasar
pondasi atau di bawah bidang batas bawah yang ditentukan oleh Direksi. Juga tidak
29
diperhitungkan untuk galian yang diakibatkan oleh pengembangan tanah, pemancangan,
longsor, bergeser, runtuh atau karena sebab-sebab lain.
Kedudukan dasar pondasi yang tercantum pada gambar rencana, hanya bersifat pendekatan
dan perubahan-perubahan sesuai dengan ketentuan Direksi dapat diadakan tanpa tambahan
pembiayaan.
Volume galian konstruksi untuk tanah-tanah di bawah muka air tanah, akan dibayar tersendiri,
yaitu untuk volume tanah galian yang terletak minimum 20 cm di bawah muka air tanah
konstan pada lubang galian.
Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut di atas tanpa mempertimbangkan cara di
mana material tersebut akan dibuang, dibayar menurut harga satuan sesuai dengan mata
pembiayaan yang akan disebut di bawah ini. Harga tersebut harus telah mencakup semua
pekerjaan yang perlu dan hal-hal lain yang umum dikerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan
dengan sebaik-baiknya. Untuk Pekerjaan Galian Parit Pipa :
a. Galian Parit pemasangan pipa disebut galian parit pipa.
b. Lebar dasar parit harus berukuran minimal diameter luar pipa ditambah 300 mm dan
maksimum diameter luar pipa ditambah 500 mm, atau sesuai petunjuk direksi.
c. Dasar parit harus dibuat sama rata dengan dasar pipa, sehingga dasar setiap bagian
pipa yang dipasang harus mengenai tanah sepanjang jalur pipa.
d. Pada sambungan pipa harus digali lebih dalam untuk memudahkan penyambungan
pipa, apabila penyambungan memungkinkan dilakukan pada parit pipa. Galian pada
sambungan tersebut harus dikerjakan oleh rekanan dan sudah diperhitungkan dalam
penawaran.
e. Bila ada bagian parit yang longsor, rekanan harus menyingkirkan tanah longsor itu,
biaya yang timbul sebagai akibat longsoran itu ditanggung oleh rekanan.
f. Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan Pemborong sudah termasuk upah dan
peralatan bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan.
C. PEKERJAAN TIMBUNAN
1. Pemadatan Tanah
a. Material tanah yang dimanfaatkan kembali untuk penimbunan harus sesuai
kondisi/keadaan tanah ditempat pekerjaan.
b. Bentuk dan metode penimbunan tanah harus sesuai dengan gambar rencana atau
atas petunjuk Direksi
c. Pemadatan dengan tenaga manusia:
Tanah yang memenuhi syarat untuk ditimbun dihampar setebal 20 cm merata.
30
Sesuai dengan kadar yang diperlukan untuk pemadatan maka hamparan tanah
tersebut disiram air.
Setelah disiram air dimulai pemadatannya dengan menimbris tanah tersebut
dengan alat yang beratnya 15-20 Kg dan tinggi jatuh alat timbris ± 30 cm.
Setelah padat betul baru dihampar dengan tanah berikutnya setebal 20 cm,
disiram air dipadatkan, begitu seterusnya sampai selesai.
d. Pemadatan dengan mesin pemadat disesuaikan dengan aturan/manual dari peralatan
yang digunakan.
31
a. Lapisan-lapisan dengan ketebalan yang lebih dari 30 cm harus dipadatkan sampai
95% kepadatan kering standard yang ditetapkan sesuai AASHTO T.99 maksimal
setiap ketebalan 30 cm.
b. Lapisan-lapisan dengan ketebalan 30 cm atau kurang, harus dipadatkan sampai 100
% kepadatan kering standard maksimum yang ditetapkan sesuai AASHTO T.99
(PB.0111-76).
c. Tergantung kepada jenis pelaksanaan dan persyaratan khusus Direksi Teknik,
pengujian-pengujian kepadatan dilapangan dengan metode kerucut pasir harus
dilakukan diatas masing-masing lapisan urugan yang telah didapatkan, sesuai dengan
AASHTO T.191 (PB.0103-76). Dan jika hasil sesuatu pengujian penunjukkan bahwa
kepadatannya kurang dari kepadatan yang diminta, kontraktor harus memperbaiki
pekerjaan tersebut. Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuh lapisan dan
dilokasi yang ditunjukkan oleh Direksi.
4. Syarat Kwalitas
a. Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan terdiri dari bahan tanah atau
bahan batu yang memenuhi persyaratan untuk urugan tanggul biasa diatas dan yang
jika diuji untuk CBR Laboratorium akan memiliki nilai minimum 10 %.
b. Untuk pekerjaan stabilitasasi talud atau pematang atau pekerjaan-pekerjaan lain
dimana diperlukan adanya tegangan geser yang baik, urugan pilihan pematang akan
terdiri dari urugan batu, atau lempung berpasiran bergradasi baik atau campuran
lempung/ kerikil dengan indeks plastisitas rendah tidak lebih tinggi dari 10 %.
c. Bilamana harus dilakukan pemadatan dibawah kondisi banjir atau kondisi jenuh,
urugan
d. Pilihan pematang akan berupa pasir atau kerikil atau bahan butiran bersih lainnya
dengan indeks plastisitas tidak lebih besar dari 6 %.
32
pencampuran secara menyeluruh dengan alat motor grader atau peralatan lain yang
disetujui.
c. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti yang ditetapkan oleh batas-batas
kandungan kelembaban yang ditentukan atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi,
harus diperbaiki di bawah kondisi cuaca kering dengan menggarukkan bahan-bahan
tersebut diikuti dengan pengerjaan sebentar-sebentar alat grader atau peralatan lain
yang disetujui, dengan waktu istirahat diantara pekerjaan-pekerjaan tersebut. Secara
alternatif atau jika pengeringan yang cukup tidak dapat di capai dengan pengerjaan
bahan lepas tersebut. Direksi dapat memerintahkan supaya bahan tersebut dibuang
dari tempat pekerjaan dan diganti dengan bahan yang cocok dan kering.
Perbaikan urugan yang tidak memenuhi persyaratan kepadatan atau persyaratan sifat-
sifat bahan spesifikasi ini, dapat meliputi kebutuhan pencampuran dengan bahan lain
yang cocok, disertai dengan penambahan kebasahan, pemadatan yang lebih dan /
atau pembuangan serta penggantian atas perintah Direksi.
6. Pekerjaan Pondasi
Penyedia Barang/Jasa harus membuat pondasi sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan
atau yang diperlihatkan dalam gambar.
a) Pondasi langsung
Penyedia Barang/Jasa harus melakukan pengujian kapasitas daya dukung tanah di lapangan
sebagaimana diminta oleh Direksi, sesuai dengan standar yang disetujui, bilamana
penggalian dilakukan hingga gradien yang direncanakan sebagaimana terlihat dalam gambar.
Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100 tidak boleh d ilaku kan sebelum diperoleh
persetujuan dari Direksi.
Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan diganti dengan pasir atau batu
pecah sampai kedalaman tertentu dan ditempatkan sebagaimana diperlihatkan dalam gambar
atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Setiap lapisan bahan tersebut harus disebar
dengan ketebalan maksimum 15 cm dan dipadatkan dengan alat pemadat tangan, minimum
empat kali sebagaimana disetujui oleh direksi.
Pengujian lapangan harus dilakukan setelah pengisian mencapai ketinggian yang
direncanakan sebagaimana dijelaskan di atas untuk memenuhi kapasitas daya dukung.
Ketebalan akhir 10 cm tanah asli, harus disingkirkan dengan tangan sehingga akan diperoleh
tanah dasar rata tak terganggu.
Jika tanah pada gradien galian yang direncanakan dan yang diperintahkan Direksi tidak
sesuai untuk pondasi, Penyedia Barang/Jasa harus menggali lebih dalam lagi di bawah
gradien tersebut sampai kedalaman tertentu sebagaimana diperintahkan Direksi.
33
b) Pondasi Pancang
Semua pancang harus disediakan dan dipasang pada lokasi yang tepat yang diperlihatkan
dalam gambar dan sebagaimana ditentukan dalam bab selanjutnya. Pancang tidak boleh
dipancang sebelum diperiksa dan disetujui oleh Direksi. Kepala pancang direncanakan
sebagai sendi dan harus disisipkan ke dalam bangunan bawah sedalam 10 cm.
34
PASAL – 3
PEKERJAAN BETON
A. LINGKUP PEKERJAAN
Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan
perbandingan sedemikian sehingga dalam beton yang dihasilkan, jumlah semen yang
terdapat di dalamnya minimal sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi. Hasil akhir
pekerjaan harus berupa beton yang baik, padat dan tahan lama serta memiliki kekuatan dan
sifat-sifat lain sebagaimana disyaratkan.
Perbandingan antara agregat halus dan agregat kasar tergantung dari gradasi bahannya,
tetapi jumlah agregat halus selalu minimal dengan ketentuan bahwa bila dicampur dengan
semen akan menghasilkan adukan yang cukup untuk mengisi ruang-ruang rongga-rongga di
antara agregat kasar dan terdapat sedikit sisa untuk penyelesaian akhir (finishing).
Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air yang dipakai dalam
adukan harus minimal sehingga menghasilkan kemudahan untuk dikerjakan dan konsistensi
yang sesuai dengan kondisi dan cara pengecoran beton.
Semua bahan, pengujian lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini mengikuti Acuan
Normatif Indonesia yang telah diterapkan dengan tujuan menerapkan suatu Acuan Normatif
yang dapat diterima. Acuan Normatif lokal atau Acuan Normatif lainnya dapat pula diterapkan
apabila sudah disetujui oleh direksi sebagai setara.
B. PERSYARATAN BAHAN
Semua bahan harus merupakan mutu terbaik yang tersedia dan sesuai dengan ”Peraturan
Umum Bahan Bangunan Indonesia (NI – 3 )”, British Standard yang relevan atau yang setara.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan contoh dari semua bahan yang dipakai untuk
pekerjaan beton untuk memperoleh persetujuan dari Direksi. Penyedia Barang/Jasa tidak
boleh memesan bahan tersebut dalam jumlah besar sebelum diberikan persetujuan untuk
pemakaian bahan.
Direksi akan menahan contoh-contoh bahan yang sudah disetujui sebagai patokan,
pengiriman-pengiriman bahan selanjutnya akan dicek kesesuaiannya dengan contoh
tersebut. Penyedia barang/jasa tidak boleh melakukan penyimpangan yang berarti terhadap
contoh yang sudah disetujui, tanpa persetujuan dari direksi. Semua bahan yang ditolak oleh
direksi harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya Penyedia barang/jasa.
1. Mutu Semen
35
Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan Acuan Normatif SNI 15-
2049-1994. Semua semen berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh Direksi dan harus
dikirim ke lapangan dalam kantong yang tertutup atau dalam wadah lain dari pabrikan yang
sudah disetujui. Penyedia barang/jasa harus memberikan kepada Direksi satu faktur untuk
setiap pengiriman semen, di mana tertera nama pabrikan, jenis dan jumlah semen yang
dikirim, bersama dengan sertifikat pengujian dari pabrikan yang menyatakan bahwa semen
yang dikirim sudah diuji dan dianalisa dalam segala hal sesuai dengan Acuan Normatif.
Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak tembus air serta
dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian, semen yang membatu atau menggumpal
atau yang rusak kantongnya akan ditolak. Semen harus menjalani pengujian tambahan yang
sesuai dengan Acuan Normatif bila dianggap perlu oleh Direksi. Direksi berhak untuk menolak
semen yang tidak memuaskan, sekalipun sudah terdapat sertifikasi dari pabrikan.
Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya penyedia
barang/jasa. Penyedia barang/jasa harus menyediakan semua contoh pengujian dan
memberikan bantuan yang mungkin diperlukan oleh Direksi untuk melakukan pengujian.
Penyedia barang/jasa harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan semen dalam
jumlah yang cukup di lapangan sehingga kemajuan kerja tidak terganggu dan memberikan
waktu yang cukup untuk pelaksanaan pengujian.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan dan mendirikan gudang-gudang di tempat yang
sesuai untuk menyimpan dan menangani semen, gudang-gudang tersebut harus benar-benar
kering, berventilasi baik, tidak tembus air dan berkapasitas cukup. Lantai gudang minimal
harus 30 cm di atas tanah atau di atas air yang mungkin tergenang di lantai. Ketika diangkut
ke lapangan dengan lori/gerobak, semen harus ditutup dengan terpal atau bahan penutup lain
yang tidak tembus air, semen harus sesegera mungkin digunakan setelah dikirim dan setiap
semen yang menurut pendapat Direksi sudah rusak atau tidak sesuai lagi akibat penyerapan
air dari udara atau dari manapun, harus ditolak dan disingkirkan dari lapangan atas biaya
Penyedia barang/jasa.
Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang terpisah, semen-semen
harus disimpan menurut pengiriman sedemikian sehingga yang dikirim dahulu dapat dipakai
lebih dahulu (first in first out).
2. Agregat
Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan PBI 1971, bagian 2 atau B.S No. 852 1965.
Agregat kasar adalah agregat yang tertahan pada saringan 5mm dan agregat halus adalah
agregat yang lolos saringan 5mm.
36
Untuk struktur atas dan beton tumbuk, agregat kasarnya harus bergradasi dari 25 mm sampai
5 mm. Pemakaian agregat all–in (semua gradasi) tidak diperbolehkan.
Untuk beton kurus harus bergradasi dari 38 mm – 5 mm. Sebelum pembetonan dimulai,
sejumlah contoh tiap ukuran dan jenis agregat harus diserahkan kepada direksi untuk
disetujui. Dari jumlah tiap tersebut penyedia barang/jasa harus mengambil dua contoh yang
representatif dan mengadakan analisa gradasi serta pengujian lain sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi. Semuanya harus sesuai dengan British standard No. 812: 1968
atau yang setara.
Bila agregat yang disetujui oleh Direksi sudah terpilih, penyedia barang/jasa harus
mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk tiap bahan berasal dari satu sumber yang
disetujui untuk menjaga agar mutu gradasi dapat dipertahankan pada seluruh pekerjaan.
Pengujian lebih lanjut untuk menentukan variasi kemurnian atas gradasi bahan harus
dilakukan sekurang-kurangnya satu kali untuk tiap 25ton yang dipasok atau setiap kali
pengiriman agregat.
Harus disediakan kapasitas penyimpanan yang mencukupi, baik di sumber pemasokan atau
di lapangan untuk agregat halus dan kasar yang mutu serta gradasinya sudah disetujui guna
menjaga kesinambungan kerja.
37
beton yang dicor dalam pekerjaan dan penyedia barang/jasa harus sudah
memperhitungkan biayanya dalam nilai penyedia barang/jasa.
Sebelum memulai pekerjaan, penyedia barang/jasa harus menyediakan 9 kubus beton dari
tiap kelas, kubus harus diuji pada tiap kekuatan 28 hari setelah dibuat. Penyedia barang/jasa
harus menyerahkan pada Direksi detil lengkap mengenai pengujian ini bersama dengan
analisa gradasi dan perhitungan rencana campuran (mix design). Penyedia barang/jasa tidak
boleh melakukan pengecoran sebelum Direksi menyetujui rencana campuran.
Perbandingan campuran yang diberikan di atas telah diperkirakan guna mencapai kekuatan
yang disyaratkan pada umur 28 hari setelah pengecoran, dengan ketentuan bahwa yang
dipakai bermutu baik dan pengawasan dilakukan dengan baik.
Beton dinilai dengan pengertian bahwa kekuatan yang disyaratkan untuk kelas tertentu lebih
menentukan dari pada perbandingan campuran yang diperlihatkan.
Jika ternyata persyaratan kekuatan tidak terpenuhi, Direksi berwenang untuk memperbaiki
perbandingan campuran atas biaya penyedia barang/jasa untuk mencapai kekuatan rencana.
38
Tabel Mutu Beton
Kuat tekan karakteristik min. (kg/cm2) SLUMP [mm]
Mutu Benda uji kubus 15x15x15 Benda Uji silinder
cm3 15x30 cm Tidak
Beton digetarkan
digetarkan
7 hari 28 hari 7 hari 28 hari
K350 250 350 210 290 20-50 50-100
K300 215 300 180 250 20-50 50-100
K250 180 250 150 210 20-50 50-100
K225 150 225 125 190 20-50 50-100
K175 115 175 95 145 20-50 50-100
K125 80 125 70 105 20-50 50-100
4. Penolakan Beton
Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal mencapai standar yang
ditetapkan, maka Direksi berwenang untuk menolak seluruh pekerjaan beton darimana kubus-
kubus tersebut diambil.
Direksi juga berwenang untuk menolak beton yang berongga, porous atau yang permukaan
akhirnya tidak baik. Dalam hal ini, Penyedia Barang/Jasa harus menyingkirkan beton yang
39
ditolak tersebut dan menggantinya menurut instruksi dari Direksi sehingga hasilnya menurut
penilaian Direksi sudah memuaskan.
6. Pengadukan Beton
Beton harus diaduk di tempat yang sedekat mungkin dengan tempat pengecor, pengadukan
harus menggunakan mixer yang digerakkan dengan daya yang kontinyu serta mempunyai
kapasitas minimal 1 m3 jenisnya harus disetujui oleh Direksi dan dijalankan dengan kecepatan
sebagaimana dianjurkan oleh pabrikan.
Pengadukan beton dengan tangan tidak diizinkan, kecuali jika sudah disetujui oleh Direksi
untuk mutu beton tertentu. Pengadukan harus sedemikian sehingga beton tersebar merata ke
seluruh massa, tiap partikel terbungkus mortar dan mampu menghasilkan beton padat yang
homogen tanpa adanya air yang berlebihan.
40
sedemikian sehingga mencegah segregasi dan harus dijaga agar aliran beton tidak terputus-
putus. Seluruh operasi ini harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Pengecoran suatu unit atau bagian pekerjaan harus dilaksanakan dalam satu operasi
menerus atau hingga mencapai bagian yang ditentukan.
Beton dan penulangan yang menonjol tidak boleh diganggu dengan cara apapun sekurang-
kurangnya 48 jam sesudah beton dicor, kecuali jika diperoleh izin tertulis dari Direksi.
Pengocoran bagian manapun tidak boleh dimulai jika dapat diselesaikan pada siang hari
kecuali jika sudah diperoleh izin dari Direksi untuk pengerjaan malam hari. Izin tersebut tidak
akan diberikan jika penyedia barang/jasa tidak menyediakan sistem penerimaan yang
memadai yang disetujui oleh Direksi.
Penyedia barang/jasa harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu dan kondisi
pada saat pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan. Catatan ini harus tersedia untuk
diperiksa oleh Direksi Pekerjaan.
8. Pemadatan Beton
Beton harus dipadatkan seluruhnya dengan memakai vibrator mekanis yang dioperasikan
oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan terlatih.
Hasil pekerjaan beton berupa massa yang seragam, bebas dari rongga, segregasi dan sarang
lebah (Honey Comb), memperlihatkan permukaan yang merata ketika bekisting dibuka dan
mempunyai kepadatan yang mendekati kepadatan uji kubus.
Vibrator bertipe ”Rotary Out of Balance” (berputar di luar keseimbangan) dengan frekuensi
tidak kurang dari 8000 putaran per menit dan mampu menghasilkan percepatan sebesar 69
pada beton yang disentuhnya. Harus diperhatikan agar semua bagian beton terkena vibrasi
tanpa timbul segregasi akibat vibrasi yang berlebihan.
Vibrator tidak boleh langsung mengenai penulangan terutama jika penulangan menerus pada
beton yang sudah mulai mengeras. Jumlah vibrator yang dipakai di dalam suatu pengecoran
harus sesuai dengan laju pengecoran. Penyedia barang/jasa harus juga menyediakan
sekurang-kurangnya 1 vibrator cadangan untuk dipakai bila terjadi kerusakan.
9. Lantai Kerja
Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung di atas permukaan tanah, kecuali jika
ditetapkan lain. Oleh karena itu, harus dibuat lantai kerja minimal 5 cm (1:3:5) di atas tanah
sebelum tulangan beton ditempatkan.
41
10. Blok – Blok Beton
Karena tidak adanya kesamarataan produksi daerah yang satu dengan daerah lainnya maka
tidak diadakan penentuan mengenai ukuran asalkan tidak melampaui batas dan disetujui oleh
direksi. Blok-blok beton tersebut harus bersih, tidak menunjukkan tanda-tanda retak ataupun
cacat lain yang dapat mengurangi mutu dari blok-blok tersebut.
Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari 1 bagian Portland
cement dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan. Tegangan tekan minimum dari blok
beton tidak boleh lebih kecil dari 30kg/cm² pada umur 40 hari.
Blok-blok beton yang baru saja dibuat harus dilindungi dari matahari dan dirawat untuk jangka
waktu paling tidak 10 hari dengan jalan membasahi atau menutupi dengan memakai karung
basah.
Blok-blok yang khusus ventilasi dapat dibuat dari campuran M1. Pasangan ventilasi tersebut
harus cukup baik dan antara satu dengan yang lain harus lurus, seragam dengan menarik
garis lurus di antara kedua ujungnya. Ventilasi tersebut nantinya harus dicat dengan cat
tembok sesuai dengan yang ditetapkan oleh Direksi.
Khususnya beton thrust block yang digunakan untuk menahan gaya-gaya pada setiap sudut
belokan pipa yang tertimbun agar metode pelaksanaannya pengecorannya ditambahkan
concrete admixture high range water reducer / superplastisizer untuk memperoleh kekuatan
awal yang besar 1 hari setelah proses pengecoran thrust block. Atau dapat dibuat precast
dengan persetujuan direksi. Hal ini dimaksudkan agar didapatkan mutu thrust block yang kuat
pada saat pemadatan timbunan.
42
pengerasan pertama dimulai, permukaan tersebut harus diratakan lagi dengan sendok di
mana perlu untuk menutupi keretakan dan mencegah timbulnya lelehan yang berlebihan pada
permukaan beton yang terbuka.
43
15. Air
Air untuk mengaduk dan mengeringkan beton harus bersih dari unsur-unsur atau kotoran yang
berbahaya yang dapat mempengaruhi daya pengikat semen. Direksi dapat meminta agar
dilakukan uji kimiawi setiap saat dan biaya pengujian ini dibebankan pada Penyedia
barang/jasa.
PASAL – 4
PEKERJAAN BEKISTING
Semua bekisting harus dirancang dan dibuat sehingga dinilai memuaskan oleh Direksi.
Penyedia barang/jasa harus menyerahkan rancangannya untuk menyetujui dalam jangka
waktu yang cukup sebelum pekerjaan dimulai.
Semua bekisting harus diperkuat dengan klem dari balok kecil dan harus yang kuat serta
cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton dicorkan, dipadatkan
dan mengeras. Bekisting dari kayu dan multiplek harus dibuat dari kayu yang sudah diolah
dengan baik, semua sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran. Pengikat
baja untuk di dalam atau blok antara (spacer) yang sudah disetujui atau dipakai, bagian dari
pengikat atau pengantara yang ditanam permanen dalam beton sekurang-kurangnya harus
berjarak 5 cm dari permukaan akhir beton. Setiap lubang dalam permukaan beton yang timbul
akibat pengikat atau pengantara harus ditutup dengan rapi segera setelah bekisting dibuka
dengan spesi semen yang campuran serta konsistensinya sama dengan mutu beton
induknya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus, maka bekisting harus dilapisi
dengan multiplek bermutu tinggi yang sudah disetujui oleh Direksi.
Pada umumnya bekisting akan diperiksa oleh Direksi lebih dari 3 kali sebelum memasang
kayu bekisting, Direksi akan memilih panil kayu yang boleh dipakai ulang. Panil kayu lapis
yang ditolak oleh Direksi harus disingkirkan. Direksi sama sekali tidak bertanggung jawab atas
mutu permukaan akhir setelah memberikan persetujuan atas bekisting. Semua sudut kolom
dan balok yang terbuka harus diberi alur (1,5 cm) kecuali jika ditetapkan lain oleh Direksi.
Kolom dan dinding harus diberi lubang agar kotoran, debu, dan benda lainnya dapat
disingkirkan sebelum beton dicorkan.
Untuk menghasilkan akhir yang halus, Penyedia barang/jasa harus melakukan percobaan
finishing untuk permukaan halus. Percobaan ini akan dilakukan pada balok pondasi dan
kepala tiang menurut petunjuk Direksi.
44
Jika percobaan ini tidak memenuhi standar beton muka halus sebagaimana disebutkan dalam
spesifikasi ini, Penyedia barang/jasa harus mengubah rencana campuran beton dan/atau
rencana bekisting dan selanjutnya melakukan percobaan lagi sampai dihasilkan standar beton
muka halus yang disetujui oleh Direksi.
Rencana Penyedia barang/jasa untuk percobaan ini diserahkan kepada Direksi dalam jangka
waktu yang cukup lama sebelum pekerjaan beton dimulai.
PASAL – 5
BAJA TULANGAN
Semua baja tulangan harus bebas dari serpihan karat lepas, minyak, gemuk, cat, debu atau
zat lainnya yang dapat mengganggu perletakan yang sempurna antara tulangan beton. Jika
diinstruksikan oleh Direksi, baja harus disikat atau dibersihkan sebelum dipakai. Beton tidak
boleh dicorkan sebelum penulangan diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
Baja tulangan sedang harus BJTP 24 yang sesuai dengan SII 0136 1984, British Standard
No. 785 atau yang setara untuk baja tulangan yang polos. Baja tulangan bertegangan tinggi
harus BJTP 40 yang sesuai dengan SII 0136-1984. British Standard No. 4449 : 1969 atau
yang setara untuk baja ulir yang bertegangan tinggi. Tegangan baja tulangan bertegangan
tinggi harus minimal 40,0 kg/cm².
Baja tulangan harus disimpan di bawah atap yang tahan air dan diberi alas kaki dari muka
tanah atau air yang tergenang serta harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan dan karat.
Pada tahap awal pekerjaan, penyedia barang/jasa harus mempersiapkan daftar tekukan
(Bending Schedule) untuk disetujui oleh Direksi. Semua baja tulangan harus ditekuk secara
tepat menurut bentuk dan dimensi yang memperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan
British Standard 4466: 1969 atau yang setara yang dipasang pada posisi yang ditetapkan
dapat dipenuhi semua tempat. Baja harus ditekuk dengan alat yang sudah disetujui oleh
Direksi.
Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat menimbulkan
kerusakan, tulangan yang mempunyai lengkungan atau tekukan yang tidak sesuai dengan
gambar tidak boleh dipakai. Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau lengkungan maka
dikerjakan dengan sebuah per yang mempunyai diameter 4 kali lebih besar dengan diameter
batang yang ditekuk.
Tulangan harus dipasang dengan tepat sesuai posisi yang diperlihatkan pada gambar dan
harus ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan beton atau gantungan logam
menurut kebutuhan. Pada persilangan diikat dengan kawat baja pada pilar dinding dengan
diameter tidak kurang dari 2,6mm, ujung-ujung kawat harus diarahkan kebagian tubuh utama
beton.
45
Bila pengatur jarak dari spesi pracetak untuk mengatur tebal beton deking sekurang-
kurangnya harus mempunyai kekuatan yang sama dengan kekuatan yang ditetapkan untuk
beton yang sedang dicor dan harus sekecil mungkin. Blok-blok ini harus dikencangkan dengan
kawat yang ditanam di dalamnya dan harus dicelupkan dalam air sebelum dipakai.
Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar kontruksi atau
lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran kecuali diperoleh persetujuan dari Direksi.
Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton yang sudah
mengering atau mengering sebagian yang mungkin menempel dari pengecoran sebelumnya.
Sebelum pengecoran, tulangan yang sudah dipasang pada tiap pekerjaan harus disetujui oleh
Direksi. Pemberitahuan kepada Direksi untuk melakukan pemeriksaan harus disampaikan
dalam tenggang waktu yang cukup. Jarak minimal dari permukaan suatu batang termasuk
sengkang ke permukaan beton terdekat dengan gambar untuk tiap bagian pekerjaan.
PASAL – 6
BETON READY MIX
Beton Ready Mix harus berasal dari suatu sumber yang disetujui oleh Direksi dan harus
memenuhi persyaratan yang diuraikan pada ayat 6 dari British Standard No. 1926, 1962,
Penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab untuk mengusahakan agar beton memenuhi
persyaratan dalam spesifikasi ini termasuk pengontrolan mutu, keteraturan pengiriman serta
pemasukan beton secara berkesinambungan. Jika salah satu dari persyaratan dalam
spesifikasi ini tidak dipenuhi, Direksi akan menarik kembali persetujuannya dan
mengharuskan penyedia barang/jasa mengganti pemasok.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan di lapangan 1 timbangan dan saringan-saringan
standar dengan penggetar (Shaker) untuk mengecek secara teratur campuran yang sudah
direncanakan. Penyedia barang/jasa harus mengatur agar Direksi dapat memeriksa alat
pembuat beton ready mix bilamana diperlukan.
Penyedia barang/jasa harus membuat catatan-catatan yang diperlukan. Catatan tersebut
antara lain mengenai semen, agaregat dan kadar air kedap tiap adukan harus diserahkan
kepada Direksi setiap hari. Berat semen dan agregat kasar serta halus harus terus dicatat
dalam dokumen pengiriman, harus dilakukan pengujian secara periodik untuk menentukan
kadar air agregat dan jumlah air yang ditambahkan pada setiap adukan harus disesuaikan
menurut hasil tes tersebut. Biaya untuk segala pengujian beton ready mix merupakan
tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa dan sudah harus dimasukkan dalam penawaran.
Pada dokumen pengiriman harus dicantumkan catatan waktu pengadukan dan penambahan
air, dikirimkan bersama dengan pengemudi lori/truk molen dan ditandatangani oleh pencatat
waktu yang bertanggungjawab di tempat pengadukan.
46
Di lapangan dibuat catatan yang meliputi hal-hal berikut ini:
a. Waktu kedatangan lori/truk molen
b. Waktu registrasi lori/truk molen dan nama depot (batching plant)
c. Waktu ketika beton telah dicorkan dan dibiarkan tanpa gangguan
d. Mutu beton atau kekuatan yang ditentukan oleh ukuran agregat maksimum.
e. Posisi di mana beton dicorkan
f. Tanda-tanda referensi dari kubus uji yang diambil dari pengiriman tersebut
g. Slump (atau faktur kompaksi)
Beton harus ditempatkan dan dibiarkan tanpa gangguan, dalam posisi akhirnya dalam waktu
1 jam dari saat semen pertama kali bertemu dengan air pengaduk. Buku catatan harus selalu
tersedia untuk diperiksa oleh Direksi atau Wakilnya.
47
pemakaian (wear resistence) antara 4,5-9,8 kg/m2. Pemberian lapisan harus mengikuti
petunjuk dari pabrikan/supplier.
48
PASAL – 7
PEKERJAAN BAJA
1. Ketentuan Umum
Baja Profil maupun plat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah baja dari jenis SS
400/ASTM 36 yang diproduksi dari pabrik-pabrik terkenal dan dijamin dengan sertifikat
produk. Baja konstruksi harus memenuhi syarat-syarat pengujian, pemilihan, pengukuran,
penimbangan pengujian tarik dan pengujian lentur dalam keadaan dingin. Jika dipandang
perlu Direksi dapat memerintahkan untuk dilakukan pengujian terhadap baja konstruksi
tersebut sesuai dengan persyaratan pengujian yang berlaku.
2. Pabrikasi
Tukang-tukang yang digunakan adalah tenaga ahli pada bidangnya untuk melaksanakan
pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk Direksi. Direksi mempunyai kebebasan
sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan pemeriksaaan pekerjaan dan tidak satupun
pekerjaan dibongkar atau disiapkan untuk dikirim sebelum disetujui oleh Direksi. Setiap
pekerjaan yang dianggap tidak memenuhi syarat karena cacat atau tidak sesuai dengan
gambar rencana, Penyedia barang/jasa harus segera atau memperbaiki dengan biaya sendiri.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan sendiri semua alat-alat yang diperlukan serta
perancah agar dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
4. Meluruskan
Plat harus diperiksa kerataannya, semua batang harus diperiksa keseluruhannya sebelum
digunakan dan semua bagian tersebut harus bebas dari puntiran dan kalau perlu diadakan
tindakan-tindakan perbaikan sehingga kalau plat itu tersusun akan terlihat rapat seluruhnya.
5. Memotong
Kecuali diisyaratkan lain, pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara menggunting,
menggergaji, atau dengan las pemotong. Permukaan yang diperoleh dari pemotongan harus
menyiku pada bidang yang dipotong tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.
Penyelesaian pada permukaan umumnya dilakukan oleh mesin atau gerinda. Bila digunakan
49
las pemotong, maka hanya permukaan yang merata dapat digerinda seperlunya. Ujung dari
plat penguat harus dipotong dan diselesaikan agar rapat dengan flens dari gambar ujung dan
batang tekan, dan gelagar-gelagar batang lain yang disambung dengan plat penyambung
dengan memakai paku keling atau baut harus diratakan setelah pabrikasi agar rapat
seluruhnya. Pada sambungan batang tekan maka toleransi maksimum adalah 0,1mm dan
tidak untuk sambungan batang tarik maksimum 0,2 mm untuk setiap titik sambungan.
50
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan semua plat
potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk membuat lubang dan
dibor menembus seluruh tebal sekaligus. Bila menggunakan baut-baut pas pada salah satu
lubang ini dibor lebih kecil dan baru kemudian diperbesar untuk mencapai ukuran yang
sebenarnya. Cara lain adalah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan
menggunakan mal. Setelah mengebor seluruh kotoran besi harus disingkirkan, plat-plat dan
sebagainya dapat dilepas bila perlu.
51
Semua baut mur, hitam atau pas harus mempunyai kepala yang ditempa tepat konsentris
dan siku dengan batangnya dengan kepala serta mur yang hexagonal (kecuali jika jenis
kepala yang lain diisyaratkan dalam gambar). Batang baut haruslah lurus dan baik. Bila
dipakai baut pas diameternya harus seperti diameter yang tertera dalam gambar rencana.
Baut, mur, dan cincin baut haruslah dikelompokkan dengan cermat sesuai dengan ukuran
panjang batangnya yang tak berulir. Diameter lubang cincin baut adalah 1,50mm lebih
besar dari diameter baut. Baut stall haruslah baut hitam yang 1,5mm lebih kecil dari
diameter lubang di mana digunakan. Baut baja keras, mur dan cincin baut harus berukuran
seperti yang tertera pada gambar rencana dan harus memenuhi Acuan Normatif.
13. Pemasangan
a. Umum
Penyedia barang/jasa harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang
diperlukan dan mendirikannya di tempat pekerjaan, memasang dan mengelingkan baut
atau las seluruh pekerjaan baja. Pekerjaan baja tidak boleh dipasang sebelum cara, alat
dan sebagainya yang digunakan mendapat persetujuan dari Direksi. Semua bagian harus
dikerjakan secara hati-hati dan dipasang dengan teliti. Drift yang dipakai mempunyai
diameter yang lebih kecil dari diameter lubang paku keling atau baut dan digunakan untuk
membawa bagian pada posisinya yang tepat seperti sebagaimana diisyaratkan.
Penggunaan martil yang berlebihan yang dapat merusak atau menganggu material tidak
diperkenankan. Setiap kesalahan pada pekerjaan bengkel yang menyulitkan pekerjaan
montase serta menyulitkan pengepasan bagian-bagian pekerjaan dengan menggunakan
drift secara wajar harus dilaporkan kepada Direksi. Permukaan dengan mesin perkakas
harus dibersihkan sebelum dipasang. Kopel dan sambungan lapangan sebanyak 50%
52
sebelum dikeling atau dibuat 2 lubang pada setiap diisi kurangnya 40% dari lubang diisi
dengan baut. Selanjutnya sekurang-kurangnya 10% dari lubang pada suatu kelompok
dikeling atau dibaut dengan permanen sebelum baut montase atau drift diangkat
(disingkirkan).
b. Drift, Paku Keling Baut Steel dan Sebagainya
Penyedia barang/jasa harus menyediakan untuk digunakan sendiri, semua paralel drift
untuk montase yang mungkin diperlukan dan akan tetap menjadi miliknya bila
dipindahkan dari tempat pekerjaan atas biaya sendiri. Setelah selesai pekerjaan dan
semua stel, setiap paku keling dan baut yang berlebih akan diserahkan kepada Direksi
atas biaya Penyedia barang/jasa.
c. Drift Paralel Untuk Montase
Batang tak berulir dari drift paralel yang digunakan pada montase dibuat sesuai dengan
diameter yang diperlukan, dan panjangnya tidak kurang dari jumlah tebal minimal yang
akan dilalui oleh Drift itu ditambah satu kali drift itu.
d. Pemasangan Paku Keling
Semua pekerjaan harus dibuat secara wajar sehingga potongan-potongan dapat
berhubungan dengan rapat menyeluruh sebelum dimulainya pemasangan paku keling.
Drift dapat digunakan hanya untuk mendekatkan pekerjaan pada posisinya dan tidak
akan digunakan untuk menganggu lubang-lubang. Menggunakan drift dengan ukuran
yang lebih besar dari diameter nominal lubang tidak diperkenankan. Dianjurkan paku
keling dipasang dengan menggunakan mesin atau alat tekan dari tipe yang telah di
setujui. Setiap paku keling harus cukup panjang untuk membentuk kepala dengan ukuran
standar dan harus bebas dari kotoran besi dengan cara menggosokkannya pada
permukaan sepotong logam. Paku keling tetap berada dalam keadaan panas, merah
menyeluruh pada saat dimasukkan dan dikerjakan serta mengisi seluruh lubang selama
masih panas. Semua paku keling yang longgar serta paku keling yang retak terbentuk
jelek atau dengan kepala yang cacat atau dengan kepala yang sangat eksentris terhadap
batangnya harus dipotong dan diganti dengan paku keling yang baik, membentuk kembali
kepala paku keling tidak diperkenankan. Kepala paku keling yang agak pipih dapat
digunakan pada tempat-tempat tertentu kalau ditentukan oleh Direksi.
53
minimal 2 lubang diisi dengan drift paralel sesuai dengan yang disyaratkan pada ”Paralel
Drift untuk Montase” baut baja kerja harus dipasang dengan cincin baut yang diperlukan,
sebuah di bawah kepala baut dan sebuah lagi di mur. Harus diperhatikan bahwa cincin
baut itu terpasang dengan cekungnya menghadap keluar.
Memasukkan dan mengencangkan baut baja keras dimulai setelah sambungan diperiksa
dan disetujui oleh Direksi atau wakilnya. Bidang di bawah kepala baut tidak boleh
menyimpang dari bidang tegak lurus terhadap as baut lebih dari 3,5 derajat. Pemakaian
cincin baut miring (tarped) dapat dilakukan kalau dipandang perlu. Baut yang menonjol
melalui mur tidak kurang dari 1,5mm dan tidak melebihi 4,5 mm. Baut stel yang digunakan
untuk membuat permulaan awal pekerjaan dapat seterusnya digunakan pada
sambungan.
b. Mengencangkan Baut
Baut baja keras dapat dikencangkan dengan tangan atau dengan kunci yang digerakkan
dengan mesin.
Kunci pas harus dari jenis yang telah disetujui oleh Direksi dan dapat menunjukkan torsi
yang tercapai sesuai yang disyaratkan.
b. Pemasangan
54
Semua pekerjaan dari plat baja yang digalvanisir harus dibuat dan dipasang menurut
standar yang paling baik. Pinggiran dan gulungan harus lurus dan tidak boleh ada
lekukan. Kelim patrian harus benar-benar kedap air dan tidak ada patrian yang tercecer
atau berlimpah.
Satuan yang dibuat dari galvanis harus dipasang memakai paku sekrup galvani atau
dengan memakai lembaran penutup (holderbats) yang bentuk dan ukurannya tertera
dalam gambar.
c. Memateri
Solder mematri dengan mutunya paling baik yaitu terdiri dari ½ timah hitam dan ½ timah
putih. Muriatic acid harus dipergunakan sebagai peleburnya kedua zat tersebut.
c. Penggunaan Cat
55
Pengecatan dapat dilaksanakan dengan kuas tangan yang halus yang disetujui oleh
Direksi. Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembab, berdebu, atau
pada cuaca lain yang jelek. Permukaan yang akan dicat harus kering dan tidak berdebu.
Lapisan berikutnya boleh dikerjakan di atas cat dasar dalam tempo kurang dari 6 bulan
tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan dasar. Bila terjadi demikian
maka permukaan baja perlu dibersihkan kembali atau dicat lagi seperti yang diuraikan di
atas.
Cat (termasuk penyemprotan bila diperintahkan oleh Direksi) harus disapukan dengan
kuat pada permukaan baja, sekitar paku keling pada setiap sudut, sambungan pada
setiap bagian yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi air, dan bahan/tempat
lain yang disetujui oleh Direksi.
Semua ukuran dari pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana. Apabila ternyata
ada kekurangan-kekurangan dalam gambar tersebut maka Penyedia barang/jasa harus
meminta persetujuan Direksi untuk menetapkannya.
Untuk dinding-dinding penahan tanah atau bangunan-bangunan lain seperti pasangan batu
dan lain sebagainya, harus diberi lubang drainase dengan diameter sekurang-kurangnya
5,0cm. Kecuali dinyatakan lain dalam gambar rencana maka lubang-lubang drainase tersebut
harus ditempatkan pada jarak yang merata, yakni berselang 1,5m dan diletakkan sedikit di
atas peil pembuangan air.
Pekerjaan ini tidak dibayarkan tersendiri tetapi merupakan bagian dari pekerjaan tembok atau
beton atau pasangan lain yang digunakan untuk bagian dari konstruksi tembok penahan tanah
atau pelindung-pelindung erosi.
A. Bahan-Bahan
1. Semen Portland dan Spesi Semen
Semen yang dipakai di sini adalah dari jenis kualitas seperti yang dipakai pada beton dan
secara umum harus memenuhi syarat-syarat yang tertera pada Peraturan Semen
Portland Indonesia NI-8.
Spesi harus terdiri dari satu bagian semen sebanding sejumlah bagian agregat halus
yang ditetapkan dan ditambah air bersih sedemikian sehingga dihasilkan campuran akhir
yang konsistensi plastisnya disetujui oleh Direksi. Spesi harus diaduk pada satu landasan
kayu atau logam dalam jumlah kecil menurut keperluan dan setiap spesi yang sudah
mulai mengeras atau telah dicampur dalam waktu lebih dari 30 menit tidak boleh dipakai
56
dalam pekerjaan. Spesi yang sudah mengeras sebagian tidak boleh diolah lagi untuk
dipakai.
2. Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Butir-butir pasir harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan dengan
tangan b. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%
b. Warna larutan pada pengujian dengan 3% natrium hidroksida, akibat adanya
zat-zat organik tidak boleh lebih tua dari larutan normal atau lariutan teh yang
sedang kepekatannya
c. Bagian yang hancur pada pengujian dengan larutan jernih natrium sulfat tidak
boleh lebih dari 10%
d. Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang mengandung lebih dari
0,6% alkali, dihitung sebagai natrium oksida pada pengujian tidak boleh
menunjukkan sifat reaktif terhadap alkali
e. Kekuatan adukan percobaan dibandingkan dengn adukan pembanding yaitu
yang menggunakan semen sama dengan pasir normal tidak boleh kurang dari
65% pada pengujian 7 hari.
f. Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan
g. Butir-butir pasir harus dapat melalui ayakan berlubang 3mm.
3. Batu Alam
Pada umumnya untuk pasangan batu bisa dipakai batu bulat (dari gunung), batu belah
atau batu karang asalkan harus memenuhi syarat-syarat sebagi berikut:
a. harus cukup keras, bersih, dan sesuai besarnya serta bentuknya
b. batu, bulat ataupun belah, tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda lapuk
c. Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda dan tidak
hitam, biru atau kecoklat-coklatan tanpa garis-garis kelapukan, mempunyai
kekerasan yang tinggi serta bidang patahnya harus mempunyai kepadatan dan
warna putih yang merata.
4. Batu Merah
Bata merah harus batu biasa dari tanah liat yang melalui proses pembakaran. Dapat
digunakan produksi lokal dengan ukuran normal 6cm x 12cm x 24cm dengan ukuran yang
tidak jauh menyimpang. Bata merah yang dipakai harus bata kualitas nomor 1 berwarna
57
merah tua yang merata tanpa cacat atau mengandung kotoran. Bata merah minimum
harus mempunyai daya tekan ultimate 30kg/cm².
Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari 1 bagian
Portland Cemen dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan. Blok-blok semen yang
baru dicetak harus dilindungi dari panas matahari dan dirawat selama tidak kurang dari 10
hari dengan jalan membasahi atau menutupi dengan memakai karung basah.
5. Air
Untuk keperluan membuat adukan, air yang disyaratkan dan boleh dipakai semua seperti
yang dipakai untuk pekerjaan beton.
6. Kapur
Kapur yang dipakai harus kapur aduk yang bermutu tinggi yang telah disetujui Direksi.
7. Lain – Lain
Bahan-bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso, keramik dan
lain-lain harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh direksi atau seperti yang disyaratkan
pada saat rapat penjelasan.
B. Adukan
1. Mencampur
Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang rata
dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari Direksi.
Apabila tidak ditentukan lain, mencampur dan mengaduk boleh dilakukan secara manual
(dengan memakai cangkul dan sebagainya) sampai diperlihatkan warna adukan yang
merata.
Jenis adukan berikut harus dipakai dengan yang disebutkan dalam gambar atau dalam
uraian dan syarat-syarat ini.
Jenis Spesi
M1 1 pc : 1 kpr : 6 psr
atau 1 pc : 3 psr
M2 1 pc : 2 psr
M3 1 pc : 4 psr
58
Semua penembokan yang diletakkan di atas balok pondasi beton sampai 20 cm di atas bidang
lantai harus dipakai mortar tipe M2. Untuk penembokan kamar mandi, toilet, tempat mencuci,
dan sebagainya dipakai mortar tipe M2 sampai setinggi 150 cm di atas bidang lantai. Jika
tidak disebutkan untuk dilakukan dengan cara lain maka untuk selebihnya dipakai mortar tipe
M1. Penembokan harus harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran seperti pada gambar
rencana juga mengenai tinggi dan tebalnya. Sebelum pemasangan, bata merah harus
dibasahi dulu dengan air untuk menjamin pelekatan yang lebih baik antara mortar dan bata
merah. Pasangan bata merah dan lainnya harus disusun dan diberi jarak minimal 1 cm antara
bata merah yang satu dengan yang lainnya. Penembokkan harus dilaksanakan pada keadaan
cuaca yang baik, ataupun dengan perlindungan yang khusus.
Semua sambungan harus dikorek paling sedikit 0,5cm agar daya pelekat antara mortar
plesteran dan tembok dapat bekerja dengan sebaik-baiknya.
3. Pasangan Batu
Batu-batu yang dipakai untuk pekerjaan pondasi dan sebagainya harus keras dengan ukuran
yang sesuai dan tidak menunjukkan pelapukan ataupun retak. Pemasangan batu-batu
tersebut harus rapi dan cocok sehingga dapat menghasilkan pekerjaan yang sebaik-baiknya.
Campuran yang dipakai untuk pondasi dan sebagainya kalau disyaratkan lain dapat dipakai
campuran M3. Kecuali kalau disyaratkan lain misalnya untuk bangunan reservoir ataupun
bangunan lain yang fungsinya hampir sama yang dipakai sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan dalam gambar rencana atau spesifikasi teknis.
PASAL – 9
PEKERJAAN DRAINASE
A. Sistem Drainase
1. Penggalian
Penggalian parit untuk sistem drainase dan pembuangan air kotor harus merupakan garis
lurus dengan kedalaman dengan kemiringan sesuai dengan yang ditunjukkan pada
gambar rencana. Parit tersebut harus mempunyai lebar yang cukup sehingga
memungkinkan pekerja dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik. Tanah galian tidak
diperbolehkan ditimbun melebihi 50 cm pada sisi-sisi parit tersebut dan sisa-sisanya
diberikan penahan dan sebagainya. Jika diperlukan untuk menjaga penggalian tanah
melebihi dari yang direncanakan maka harus ditutup dengan beton tumbuk atau beton
lain sesuai dengan permintaan Direksi.
Tanah galian yang akan digunakan kembali untuk tanah timbunan harus dijaga agar
tanah tersebut bebas dari pengotoran yang dapat merusak mutu pekerjaan. Bagian
59
bawah dari galian tanah harus menunjukkan daya dukung yang baik agar dapat
mendukung beban yang akan bekerja di atasnya. Juga harus dihindari dari genangan air
yang dapat mengganggu lancarnya pekejaan.
2. Pipa PVC untuk Drainase
Jika digunakan pipa PVC untuk drainase seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana
maka harus dipakai pipa PVC dari jenis serta merk yang disetujui oleh Direksi.
3. Pipa Beton/ Buis Beton
Ukuran pipa beton maupun sambungannya harus sesuai dengan gambar rencana.
Bentuk pipa harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Pipa harus lurus dengan ukuran sesuai rencana, ujungnya tajam dan tidak rusak
b. Permukaannya harus menunjukkan sifat-sifat yang merata dan tanpa cacat berupa
lubang-lubang atau retak-retak
c. Pipa harus kering betul dan siap untuk dipasang
d. Sambungan antara pipa yang satu dengan yang lain harus dilaksanakan dengan
mortar dengan perbandingan campuran 1 pc:3 pasir
4. Letak Pipa Drainase
Setiap pipa harus diperhatikan secara seksama pada saat tiba di tempat pekerjaan. Pipa-
pipa yang tidak sempurna tidak boleh dipakai dan harus dipisahkan. Pipa drainase harus
diletakkan merupakan garis lurus dan dengan kemiringan seperti yang ditunjukkan pada
gambar rencana.
Perhatian khusus harus diberikan agar penempatan pipa tersebut sesuai hasil yang
direncanakan dengan menempatkan patok-patok tetap dan sebagainya.
5. Penimbunan Parit
Tidak satupun yang boleh ditimbun selama belum diadakan pengecekan dan
pengetesan. Tanah timbunan di bawah muka tanah asli dari pipa sampai kurang lebih
30mm di atas harus dari material yang terpilih. Pemadatan harus dilaksanakan lapis demi
lapis dan harus dilaksanakan dengan hati-hati supaya tidak merusak pipa.
6. Test Sistem Drinase
Setelah dirasa cukup maka sistem drainase harus ditest terlebih dahulu untuk menguji
apakah seluruh sistem bisa bekerja dengan baik. Test tersebut harus menunjukkan hasil
yang baik dan tidak boleh menunjukkan hambatan, yang berarti kurang berfungsinya
seluruh sistem dengan baik. Jika dipandang perlu oleh Direksi maka bagian yang cacat
tersebut harus dibongkar dan diperbaharui dengan kerja dan atas biaya Penyedia
barang/jasa.
7. Pembetulan Jalan, Lahan dan Sebagainya
60
Jika pipa-pipa dan sebagainya memotong jalan maka setelah pemasangannya berakhir
bagian bangunan atau jalan yang kena pemotongan tersebut harus dikembalikan seperti
semula. Kerusakan akibat pemasangan pipa dan sebagainya harus diperbaiki seperti
sediakala, dan segala biaya yang dikeluarkan akibat kerusakan tersebut menjadi
tanggungan Penyedia barang/jasa.
8. Pagar dan Pintu Halaman
Pagar dan pintu halaman harus dibuat dan dilaksanakan seperti yang ditunjukkan pada
gambar rencana dan gambar detil. Pekerjaan tersebut harus rapi sehingga di samping
berfungsi sebagai pelindung halaman juga untuk memperindah halaman. Pagar dan pintu
halaman harus menonjolkan ornamen arsitektur khas budaya lokal.
PASAL – 10
PEKERJAAN LAPIS PONDASI
10.1.1 Umum
(1) Uraian
b. Dalam hal jalan kerikil pekerjaan dapat juga mencakup perataan berat
dengan motor grader untuk perbaikan bentuk dengan atau tanpa
peggaruan dan tanpa penambahan material baru.
a. Ketinggian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih dari satu sentimeter
lebih tinggi atau lebih rendah dari yang ditentukan atau disetujui.
61
Spesifikasi ini.
(4) Pelaporan
b. Kontraktor harus melaporkan hal berikut ini dalam bentuk tertulis kepada
Direksi Teknik segera menyusul selesainya suatu bagian dari pekerjaan
dan sebelum setiap persetujuan dapat diberikan untuk pemasangan dari
bahan lain diatas tanah dasar atau permukaan jalan:
(ii) Hasil dari pengujian pengukuran permukaan dan data survei yang
membuktikan bahwa toleransi permukaan yang disyaratkan dapat
dipenuhi.
b. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk seluruh akibat dari lalu lintas
yang diijinkan melewati tanah dasar, dan dimana mungkin harus
melarang lalu lintas seperti itu dengan menyediakan sebuah jalan alih
atau dengan konstruksi setengah lebar jalan.
10.1.2 Material
Tanah dasar dapat dibentuk pada Urugan Biasa, Urugan Pilihan, Pondasi Agregat
atau Drainase Porous, atau pada tanah asli pada daerah pemotongan.Bahan yang
digunakan dalam masing-masing hal haruslah sesuai dengan yang diperintahkan
Direksi Teknik dan sifat bahan yang disyaratkan untuk bahan yangdipasang sebagai
pembentuk tanah dasar haruslah seperti yang ditentukan dalam Spesifikasi untuk
bahan tersebut.
10.2.1 Umum
(1) Uraian
c. Tebal total minimal untuk lapis Pondasi Agregat tidak boleh kurang dari
tebal yang disyaratkan kurang satu sentimeter.
d. Tebal total minimum untuk lapis Pondasi Agregat Kelas A tidak boleh
kurang dari tebal yang disyaratkan kurang satu sentimeter.
64
T 180-74 Hubungan kepadatan dengan kelembaban dari tanah
menggunakan Palu 4.54 kg dan tinggi jatuh 457mm.
(4) Pelaporan
(i) Dua contoh masing-masing bahan, satu ditahan oleh Direksi Teknik
sebagai rujukan selama masa kontrak.
(ii) Pernyataan perihal asal dan komposisi dari bahan yang diusulkan,
bersama dengan hasil pengujian laboratorium yang membuktikan
bahwa sifat bahan yang ditentukan terpenuhi.
(i) Hasil dari pengujian kepadatan dan kadar air seperti yang
disyaratkan dalam spesifikasi ini
(ii) Hasil dari pengujian pengukuran permukaan dan data survei yang
memeriksa bahwa toleransi yang disyaratkan dapat dipenuhi.
b. Lapis Pondasi Agregat yang terlalu kering untuk pemadatan dalam hal
batas kadar airnya harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut
yang dilanjutkan dengan penyiraman sejumlah air yang cukup dan
mencampurnya dengan baik.
65
c. Lapis Pondasi agregat yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti yang
ditetapkan dalam batas kadar air yang disyaratkan, harus diperbaiki
dengan menggaru bahan tersebut yang dilanjutkan dengan pengerjaan
berulang-ulang peralatan yang disetujui, dengan selang waktu istirahat
dalam cuaca kering. Cara lain bila pengeringan yang memadai tidak
dapat diperoleh dengan cara tersebut diatas, Direksi Teknik dapat
memerintahkan bahan tersebut dibuang dan diganti seperti bahan kering
yang memenuhi.
Seluruh lubang pada pekerjaan yang telah selesai yang diakibatkan oleh
pengujian kepadatan atau yang lainnya harus segera diurug kembali
dengan bahan Lapis Pondasi Agregat oleh Kontraktor, setelah diperiksa
Direksi Teknik dan dipadatkan sehingga persyaratan kepadatan dan
toleransi permukaan memenuhi Spesifikasi ini.
10.2.2 Material
Material lapis Pondasi Agregat harus dipilih dari sumber yang disetujui
sesuai dengan “Bahan dan Penyimpanan” dari Spesifikasi ini.
Ada dua mutu yang berbeda dari lapis Pondasi Agregat yaitu kelas A dan
kelas B. Umumnya Lapis Pondasi Agregat kelas A ialah mutu lapis
pondasi untuk permukaan dibawah lapisan bitumen, dan Lapis Pondasi
Agregat Kelas B ialah untuk lapis Pondasi Bawah.
Agregat untuk Lapis Pondasi Agregat A dan B harus terdiri atas kerikil
pecah atau padas pecah yang memenuhi spesifikasi gradasi pada tabel
(a).
66
Klas A Klas B
50 100
37,5 100 88-95
25,0 79-85 70-85
9,50 44-58 30-65
4,75 29-44 25-55
2,0 17-30 15-40
0,425 7-17 8-20
0,075 2-8 2-8
(2) Penghamparan
a. Lapis Pondasi Agregat harus dibawa ke tempat pada badan jalan sebagai
campuran yang merata dan harus dihampar pada kadar air dalam
rentang yang disyaratkan .Kelembaban dalam bahan harus tersebar
secara merata.
c. Lapis Pondasi Agregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu
metoda yang disetujui yang tidak menyebabkan segregasi dari partikel
agregat kasar dan partikel agregat halus. Material yang tersegregasi
harus diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi
baik.
(3) Pemadatan
68
b. Direksi Teknik boleh memerintahkan bahwa mesin gilas beroda karet
digunakan untuk pemadatan lapisan akhir, bila mesin gilas statis beroda
baja dianggap mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari
pondasi agregat.
c. Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada
dalam rentang ± 3% dari kadar air optimum seperti yang ditetapkan oleh
kepadatan kering maximum “modified” yang ditentukan oleh AASHTO T
180, metoda D.
10.2.4 Pengujian
b. Menyusul persetujuan mengenai mutu dari bahan lapis Pondasi Agregat yang
diusulkan, seluruh rentang pengujian bahan yang dilakukan selanjutnya harus
diulangi atas pertimbangan Direksi Teknik, dalam hal tampak perubahan dalam
bahan atau dari sumbernya, atau dalam metoda produksinya.
69
d. Kepadatan dan kadar air dari bahan yang dipadatkan harus secara rutin
ditentukan, menggunakan SNI. Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman
menyeluruh dari lapis tersebut pada lokasi yang ditetapkan oleh Direksi Teknik,
tetapi tidak boleh berselang lebih dari 200 m.
10.3.1 Umum
(1) Uraian
b. Bila semua agregat yang lepas telah dibuang, standar kerataan dari
permukaan yang padat harus sedemikian rupa sehingga semua titik pada
permukaan tidak boleh bervariasi lebih dari 1cm diukur dengan mistar
penyipat 3m yang dipasang sejajar atau tegak lurus pada as jalan.
d. Kecuali ditentukan lain oleh Direksi Teknik atau diberikan secara detail
dalam Gambar Kontrak, Pondasi jalan Agregat S harus dibangun dengan
kemiringan permukaan atau punggung sebesar 5% untuk daerah bukan
super elevasi.
T 193 – 82 CBR
70
(4) Pelaporan
(i) Dua bahan contoh masing-masing , yang satu akan disimpan oleh
Direksi Teknik sebagai rujukan selama Periode Konstruksi.
71
Pondasi yang telah selesai dan diterima selama Periode Kontrak,
termasuk Periode Jaminan.
10.3.2 Material
Material pondasi agregat harus dipilih dari sumber yang disetujui sesuai
dengan Seksi “Material dan Penyimpanan” dari Persyaratan ini.
Agregat untuk Lapis Pondasi Agregat S dapat terdiri atas kerikil pecah, padas
pecah atau kerikil alam bulat yang memenuhi spesifikasi gradasi dalam Tabel
(a) dibawah ini.
Material yang dipilih sebagai Lapis Pondasi Agregat S harus bebas dari
gumpalan lempung, material organik, atau material lain yang tidak
dikehendaki dan harus mempunyai kwalitas sedemikian rupa sehingga
dapat menghasilkan lapis permukaan yang keras dan stabil.
Jika tidak disyaratkan lain, tanah dasar dan pondasi bawah harus selesai
dan diterima selalu paling sedikit 100 m dimuka pemasangan material
pondasi tanpa penutup.
72
(2) Pengiriman Material Lapis Pondasi
b. Tebal lapis gembur minimum tidak boleh kurang dari dua kali ukuran
agregat maksimum. Tebal maksimum tidak boleh lebih dari 18 cm
kecuali ditentukan lain atau disetujui Direksi Teknik.
c. Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada
dalam rentang ± 3% dari kadar air optimum seperti yang ditetapkan oleh
kepadatan kering maximum “modified” yang ditentukan oleh AASHTO T
180, metoda D.
10.3.4 Pengujian
73
a. Jumlah data pengujian penolong yang dibutuhkan untuk persetujuan awal dari
mutu material akan ditentukan Direksi Teknik, tetapi harus paling sedikit pada
tiga contoh yang mewakili dari sumber material yang diusulkan, yang dipilih
untuk mewakili batas cakupan mutu material yang mungkin terdapat pada
sumber.
b. Setelah persetujuan atas mutu bahan Lapis Pondasi Agregat S yang diusulkan
itu, seluruh pengujian mutu material akan diulang, menurut kebijaksanaan
Direksi Teknik, jika tampak perubahan material atau sumbernya atau pada
metoda produksinya.
Lapis Pondasi Agragat harus diukur sebagai jumlah meter kubik dari bahan yang
sudah dipadatkan, lengkap di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus
didasarkan atas penampang melintang yang ditunjukkan pada Gambar, menggunakan
prosedur pengukuran standar ilmu ukur tanah, bila tebal yang diperlukan merata, dan
pada penampang melintang yang disetujui pengawas pekerjaan bila tebal yang
diperlukan tidak merata, dan panjangnya diukur secara mendatar sepanjang sumbu
jalan.
PASAL – 11
PEKERJAAN PERKERASAN JALAN
11.1.1 Umum
(1) Uraian
c. Bahan aspal tidak boleh dibuang sembarangan kecuali ke tempat yang telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
- Aspal emulsi reaksi sedang atau reaksi lambat yang memenuhi AASHTO
M140 atau Pd S-01-1995-03 (AASHTO M208). Umumnya aspal emulsi yang
dapat menunjukan peresapan yang baik pada lapis pondasi. Aspal emulsi
harus mengandung residu 50% hasil penyulingan minyak bumi dan
mempunyai penetrasi aspal minimum 80/100. Aspal emulsi sebagai lapis
resap pengikat tidak boleh diencerkan di lapangan.
- Aspal emulsi jenis Rapid Setting yang memenuhi ketentuan AASHTO M140
atau Pd S-01-1995-03 (AASHTO M208). Direksi Pekerjaan dapat
mengijinkan aspal emulsi yang diencerkan dengan perbandingan 1 bagian
air bersih dan 1 bagian aspal emulsi.
75
(3) Peralatan
• Distributor aspal harus berupa kendaraan beroda ban angin yang bermesin
penggerak sendiri dan memenuhi peraturan keamanan jalan. Bilamana
dimuat penuh, maka tekanan ban pada pengoperasian dengan kecepatan
penuh tidak boleh melampaui tekanan yang direkomendasi oleh pabrik
pembuatnya.
76
d. Bila diperintahkan, bahwa penyemprotan aspal sekali jalan harus setengah
atau lebih kecil setengah lebar dari permukaan yang diselesaikan, maka
dalam hal diperintahkan demikian, lebar bidang penyemprotan harus
dilebihkan 20 cm sebagai bidang tumpang tindih sambungan sisi-sisi jalur.
Bidang sambungan memanjang ini harus dibiarkan terbuka dan hanya
dapat diberi agregat penutup setelah penyemprotan sekali jalan pada jalur
sebelahnya telah selesai dilaksanakan. Hal yang sama, berlaku pula untuk
pemakaian Lapis Pengikat, yaitu lebar yang telah disemprot harus lebih
besar daripada lebar yang ditetapkan pada tepi permukaan perkerasan
atau tepi dari bahu jalan, hal ini dimaksudkan untuk memberi tempat bagi
takaran pemakaian aspal pada tepian dimana tak terjadi tumpang tindih
pengaspalan.
Aspal distributor harus mulai bergerak tak boleh kurang 5 meter dimuka
daerah yang disemprot dengan demikian kecepatan jelajahnya tepat
sesuai ketentuan, bila batang semprot mencapai lembaran kertas dan
kecepatan ini harus tetap dipertahankan sampai melalui titik akhir dari
pemakaian bahan pengikat. Lembaran kertas harus segera disingkirkan
dan dibuang sesuai petunjuk Direksi Teknik.
77
(2) Takaran dan Temperatur Pemakaian dari Material Aspal
Kontraktor harus melakukan percobaan lapangan agar mendapat tingkat
takaran yang tepat. Biasanya takaran pemakaian dalam batas-batas sebagai
berikut :
Lapis resap pengikat : 0,4-1,3 liter per meter persegi untuk pondasi agregat
kelas A.
- Suhu penyemprotan harus sesuai dengan Tabel 2.2, kecuali ada perintah lain oleh
Direksi Pekerjaan. Suhu penyemprotan untuk Aspal Cutback yang mengandung
minyak tanah yang berbeda dari ketentuan pada daftar nilai yang didapat melalui
interpolasi.
Batas-batas Suhu
Jenis Bahan Pengikat
Semprotan
78
Cutback, 50 pph Minyak Tanah (jenis
Cutback MC – 70) 70 ± 10 °C
b. Lalu lintas harus tidak diijinkan melintasi permukaan sampai bahan aspal
telah meresap dan mengering dan, menurut pendapat Direksi Teknik,
tidak akan melekat dibawah beban lalu lintas. Dalam keadaan khusus
dimana perlu untuk mengijinkan lalu lintas melintasinya sebelum waktu
tersebut, tetap dalam segala keadaan tidak boleh lebih awal dari empat
jam setelah pemasangan bahan aspal tersebut. Agregat penutup harus
disebar dari truk sedemikian agar tidak ada roda yang melintas material
aspal basah yang tidak tertutup. Bila pemasangan agregat penutup pada
jalur yang sedang dikerjakan yang bersebelahan dengan jalur yang
belum dikerjakan, sebuah alur yang lebarnya paling sedikit 20 cm
sepanjang tepi sambungan harus dibiarkan terbuka, atau jika tertutup
harus dibuka bila jalur kedua sedang dipersiapkan untuk ditangani.
Pemakaian agregat penutup harus dilaksanakan seminimum mungkin.
11.2 Lapis Antara Aspal Beton (Ac-Bc) Dan Lapis Aus Aspal Beton (Ac-Wc)
11.2.1 Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet dari lapis
perata, lapis pondasi atau lapis aus campuran aspal yang terdiri dari agregat
dan bahan aspal yang dicampur di pusat instalasipencampuran, serta
menghampar dan memadatkan campuran tersebut di atas pondasi atau
permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai dengan Spesifikasi ini dan
memenuhi garis, ketinggian, danpotongan memanjang yang ditunjukkan
dalam gambar kerja rencana. Semua campuran dirancang menggunakan
prosedur khusus yang diberikan di dalam Spesifikasi ini, untuk menjamin
bahwa asumsi rancangan yang berkenaan dengan kadar aspal yang cocok,
rongga udara, stabilitas, kelenturan dan keawetan sesuai dengan lalu-lintas
rencan A.
Laston (AC) terdiri dari tiga macam campuran, Laston Lapis Aus (AC-WC),
Laston Lapis Pengikat (AC-BC) dan Laston Lapis Pondasi (AC-Base) dan
ukuran maksimum agregat masing-masing campuran adalah 19 mm, 25,4
mm, 37,5 mm. Setiap jenis campuran AC yang menggunakan bahan Aspal
Polimer atau Aspal dimodifikasi dengan Asbuton atau Aspal Multigrade
disebut masing-masing sebagai AC-WC Modified dan AC-Base Modified.
a) Tebal setiap lapisan campuran aspal harus dipantau dengan benda uji "inti"
(core) perkerasan yang diambil oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi
Pekerjaan. Jarak dan lokasi pengambilan benda uji inti harus sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi paling sedikit harus diambil
dua buah dalam arah melintang dari masing-masing penampang lajur yang
diperiksa. Untuk lapisan AC-WC jarak memanjang dari penampang melintang
yang diperiksa tidak lebih dari 100 m atau ditentukan lain oleh Direksi dan
harus sedemikian rupa hingga jumlah total benda uji inti yang diambil dalam
setiap ruas yang diukur untuk pembayaran tidak kurang dari 3 (tiga). Untuk
lapisan AC-BC jumlah total benda uji inti yang diambil dalam setiap span
manhole yang diukur untuk pembayaran tidak kurang dari 3 (tiga). Bilamana
tebal lapisan tidak memenuhi persyaratan toleransi maka Direksi Pekerjaan
dapat memerintahkan pengambilan benda uji inti tambahan pada lokasi yang
tidak memenuhi syarat ketebalan sebelum pembongkaran dan lapisan
kembali.
b) Tebal aktual campuran aspal yang dihampar pada tiap-tiap ruas dari
pekerjaan, didefinisikan sebagai tebal rata-rata dari semua benda uji inti yang
diambil dari ruas tersebut.
d) Bilamana campuran aspal yang dihampar lebih dari satu lapis, seluruh tebal
campuran aspal tidak boleh kurang dari toleransi masing-masing yang
disyaratkan dalam Pasal ini dan tebal nominal rancangan yang disyaratkan
dalam gambar kerja rencana.
Tebal
Nominal
Jenis Campuran Simbol
Minimum
(cm)
e) Untuk semua jenis campuran, berat aktual campuran aspal yang dihampar
harus dipantau oleh Kontraktor dengan menimbang setiap muatan truk yang
meninggalkan pusat instalasi pencampur aspal. Untuk setiap ruas pekerjaan
yang diukur untuk pembayaran, bilamana berat aktual bahan terhampar yang
dihitung dari timbangan adalah kurang ataupun lebih lima persen dari berat
yang dihitung dari ketebalan rata-rata dan kepadatan rata-rata benda uji inti
(core), maka Direksi Pekerjaan harus mengambil tindakan untuk menyelidiki
sebab terjadinya selisih berat ini sebelum menyetujui pembayaran bahan
yang telah dihampar. Investigasi oleh Direksi Pekerjaan dapat meliputi, tetapi
tidak terbatas pada hal-hal berikut ini :
81
iii) Memperoleh hasil pengujian laboratorium yang independen dan
pemeriksaan kepadatan campuran aspal yang dicapai di lapangan
i) Penampang Melintang
SNI 06-2433-1991 : Metoda pengujian titik nyala dan titik bakar dengan
alat cleveland open cup
SNI 06-2490-1991 : Metoda pengujian kadar air aspal dan bahan yang
mengandung aspal
a) Contoh dari seluruh bahan yang disetujui untuk digunakan, yang disimpan
oleh Direksi Pekerjaan selama periode kontrak untuk keperluan rujukan.
84
h) Data pengujian laboratorium dan lapangan seperti yang disyaratkan dalam
untuk pengendalian harian terhadap takaran campuran dan mutu campuran,
dalam bentuk laporan tertulis.
i) Catatan harian dari seluruh muatan truk yang ditimbang di alat penimbang,
seperti yang disyaratkan dalam Pasal ini.
Campuran hanya bisa dihampar bila permukaan yang telah disiapkan keadaan
kering dan tidak turun hujan.
Lokasi dengan tebal atau kepadatan yang kurang dari yang disyaratkan, juga
lokasi yang tidak memenuhi ketentuan dalam segi lainnya tidak akan dibayar
sampai diperbaiki oleh Kontraktor seperti yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan. Perbaikan dapat meliputi pembongkaran dan penggantian,
penambahan lapisan "Campuran Aspal" atau tindakan lain yang dianggap
perlu oleh Direksi Pekerjaan. Bila perbaikan telah diperintahkan maka jumlah
volume yang diukur untuk pembayaran haruslah volume yang seharusnya
dibayar bila pekerjaan aslinya dapat diterima. Tidak ada pembayaran
tambahan yang akan dilakukan untuk pekerjaan atau volume tambahan yang
diperlukan untuk perbaikan.
Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji inti (core) atau
lainnya harus segera ditutup kembali dengan bahan campuran aspal oleh
Kontraktor dan dipadatkan hingga kepadatan serta kerataan permukaan sesuai
dengan toleransi yang diperkenankan dalam Pasal ini.
(8) Pelaporan
a. Contoh dari seluruh material-material yang disetujui untuk digunakan, yang akan
disimpan oleh Direksi Teknik selama periode kontrak untuk keperluan rujukan.
d. Data uji laboratorium dan lapangan untuk pengendalian harian dari takaran
campuran dan kwalitas campuran, dalam bentuk laporan tertulis.
85
e. Catatan-catatan harian dari seluruh truk yang ditimbang pada alat Penimbang.
11.2.2 Material
(1) Umum
Agregat - Umum
e) Berat jenis (specific gravity) agregat kasar dan halus tidak boleh berbeda
lebih dari 0,2.
a) Fraksi agregat kasar untuk rancangan adalah yang tertahan ayakan No.8
(2,36 mm) dan haruslah bersih, keras, awet dan bebas dari lempung atau
bahan yang tidak dikehendaki lainnya dan memenuhi ketentuan.
86
b) Fraksi agregat kasar harus terdiri dari batu pecah atau kerikil pecah dan
harus disiapkan dalam ukuran nominal tunggal. Ukuran maksimum
(maximum size) agregat adalah satu ayakan yang lebih besar dari ukuran
nominal maksimum (nominal maximum size). Ukuran nominal maksimum
adalah satu ayakan yang lebih kecil dari ayakan pertama (teratas) dengan
bahan tertahan kurang dari 10%.
d) Agregat kasar untuk Latasir kelas A dan B boleh dari kerikil yang bersih.
SNI 03-4142-
Material lolos Saringan No.200 1996 Maks. 1%
Catatan :
80/75 menunjukkan bahwa 80% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah
satu atau lebih dan 75% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua
atau lebih.
a) agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir atau
pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan No.8
(2,36 mm).
b) Fraksi agregat halus pecah mesin dan pasir harus ditumpuk terpisah dari
agregat kasar.
d) Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas dari
lempung, atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya. Batu pecah halus
harus diperoleh dari batu yang memenuhi ketentuan mutu dalam Pasal
ini. Agar dapat memenuhi ketentuan Pasal ini batu pecah halus harus
diproduksi dari batu yang bersih. Bahan halus dan pemasok pemecah
batu (crusher feed) harus diayak dan ditempatkan tersendiri sebagai
bahan yang tak terpakai (kulit batu) sebelum proses pemecahan kedua
(secondary crushing).
e) Agregat pecah halus dan pasir harus ditumpuk terpisah dan harus
dipasok ke instalasi pencampur aspal dengan menggunakan pemasok
penampung dingin (cold bin feeds) yang terpisah sedemikian rupa
sehingga rasio agregat pecah halus dan pasir dapat dikontrol dengan
baik.
a) Bahan pengisi yang ditambahkan harus terdiri atas debu batu kapur
(limestone dust), semen portland, abu terbang, abu tanur semen atau bahan
non plastis lainnya dari sumber yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bahan
tersebut harus bebas dari bahan yang tidak dikehendaki.
b) Bahan pengisi yang ditambahkan harus kering dan bebas dari gumpalan-
gumpalan dan bila diuji dengan pengayakan sesuai SK SNI M-02-1994-03
88
harus mengandung bahan yang lolos ayakan No.200 (75 micron) tidak
kurang dari 75% terhadap beratnya.
ASTM mm WC BC Base
1” 25 100 90-100
Catatan :
Untuk AC, digunakan titik kontrol gradasi agregat, berfungsi sebagai batas-batas
rentang utama yang harus ditempati oleh gradasi-gradasi tersebut. Batas-batas
89
gradasi ditentukan pada ayakan ukuran nominal maksimum, ayakan menengah (2,36
mm) dan ayakan terkecil (0,075 mm).
11.2.3 Campuran
Campuran aspal terdiri dari agregat dan aspal.filler dan atau bahan aditif
yang ditambahkan bilamana diperlukan untuk menjamin sifat-sifat
campuran memenuhi ketentuan yang disyaratkan.
(2) Kadar Aspal dalam Campuran
91
campuran aspal yang memenuhi semua kriteria rancangan harus
mendekati (atau lebih besar dari) satu persen. Rentang kadar aspal
ini dimaksudkan untuk mengakomodir fluktuasi yang sesungguhnya
dalam produksi campuran aspal.
e) Petunjuk Khusus
Tabel 2.5 Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston
Laston
Sifat-sifat Campuran
WC BC Base
Penyerapan aspal (%) Max 1.2
112
Jumlah tumbukan per bidang 75 (1)
Min 3.5
Rongga dalam campuran (%) (4)
Max 5.5
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min 15 14 13
Rongga terisi aspal (%) Min 65 63 60
1500
(1)
Stabilitas Marshall (%) Min 800
Max - -
Pelelehan (mm) Min 3 5 (1)
Marshall Quotient (kg/mm) Min 250 300
Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah
Min 75
perendaman selama 24 jam, 600C (5)
92
Penyerapan aspal (%) Max 1.7
(1)
Jumlah tumbukan per bidang 75 112
Min 3.5
Rongga dalam campuran (%) (4)
Max 5.5
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min 15 14 13
Rongga terisi aspal (%) Min 65 63 60
Min 1000 1800 (1)
Stabilitas Marshall (%)
Max - -
Min 3 5 (1)
Pelelehan (mm)
Max - -
Marshall Quotient (kg/mm) Min 300 350
Catatan :
1. Modifikasi Marshall
93
c) Persentase setiap fraksi agregat yang cenderung akan
digunakan Kontraktor, pada penampung dingin maupun
penampung panas.
d) Gradasi agregat gabungan yang memenuhi gradasi yang
disyaratkan
e) Kadar aspal total dan efektif terhadap berat total campuran.
f) Suatu temperatur tunggal saat campuran dikeluarkan dari alat
pengaduk.
b) Setiap hari Direksi Pekerjaan akan mengambil benda uji baik bahan
maupun campurannya atau benda uji tambahan yang dianggap perlu
untuk pemeriksaan keseragaman campuran. Setiap bahan yang gagal
memenuhi batas-batas yang diperoleh dari Rumus Perbandingan
Campuran (JMF) dan Toleransi yang diijinkan harus ditolak.
95
Bahan meninggalkan AMP dan dikirim
± 10 ºC
ke tempat penghamparan
1) Umum
97
Alat pengering berputar harus dirancang sedemikan hingga mampu
mengeringkan dan memanaskan agregat sampai ke temperatur yang
disyaratkan.
6) Ayakan
e) Penampung (Hopper)
102
Pekerjaan harus dikeluarkan dari pekerjaan sampai kondisinya
diperbaiki.
103
d) Alat penghampar harus dilengkapi dengan "screed" (sepatu) baik
dengan jenis penumbuk (tamper) maupun jenis vibrasi dan
perangkat untuk memanasi "screed" (sepatu) pada temperatur
yang diperlukan untuk menghampar campuran aspal tanpa
menggusur atau merusak permukaan hasil hamparan.
a) Setiap alat penghampar harus disertai dua alat pemadat roda baja
(steel wheel roller) dan satu alat pemadat roda karet. Semua alat
pemadat harus mempunyai tenaga penggerak sendiri.
b) Alat pemadat roda karet harus dari jenis yang disetujui dan memiliki
tidak kurang dari sembilan roda yang permukaannya halus dengan
ukuran yang sama dan mampu dioperasikan pada tekanan ban
pompa 6,0 - 6,5 kg/cm 2 (85 - 90 psi). Roda-roda harus berjarak sama
satu sama lain pada kedua sumbu dan diatur sedemikian rupa
sehingga tengah-tengah roda pada sumbu yang satu terletak di
antara roda-roda pada sumbu yang lainnya secara tumpang-tindih
(overlap). Setiap roda harus dipertahankan tekanan pompanya pada
tekanan operasi yang disyaratkan sehingga selisih tekanan pompa
antara dua roda tidak melebihi 0,350 kg/cm 2 (5 psi). Suatu perangkat
pengukur tekanan ban harus disediakan untuk memeriksa dan
menyetel tekanan ban pompa di lapangan pada setiap saat. Untuk
setiap ukuran dan jenis ban yang digunakan, Kontraktor harus
memberikan kepada Direksi Pekerjaan grafik atau Tabel yang
menunjukkan hubungan antara beban roda, tekanan ban pompa,
tekanan pada bidang kontak, lebar dan luas bidang kontak. Setiap
alat pemadat harus dilengkapi dengan suatu cara penyetelan berat
total dengan pengaturan beban (ballasting) sehingga beban per lebar
roda dapat diubah dari 300 – 375 kilogram per 0,1 meter. Tekanan
dan beban roda harus disetelsesuai dengan permintaan Direksi
Pekerjaan, agar dapat memenuhi ketentuan setiap aplikasi khusus.
Pada umumnya pemadatan dengan alat pemadat roda karet pada
setiap lapis campuran aspal harus dengan tekanan yang setinggi
mungkin yang masih dapat dipikul bahan.
c) Alat pemadat roda baja yang bermesin sendiri dapat dibagi atas tiga
jenis:
104
• Alat pemadat dua roda, tandem
1) Kemajuan Pekerjaan
3) Penyiapan Agregat
b) Bila agregat akan dicampur dengan bahan aspal, maka agregat harus
kering dengan temperatur dalam rentang yang disyaratkan untuk
105
bahan aspal, tetapi tidak melampaui 15 ºC di atas temperatur bahan
aspal.
4) Penyiapan Pencampuran
106
No. Prosedur Pelaksanaan Viskositas Aspal (PA.S)
107
terang terkecuali tersedia penerangan yang dapat diterima oleh Direksi
Pekerjaan.
c) Acuan Tepi
Balok kayu atau acuan lain yang disetujui harus dipasang sesuai dengan garis
dan serta ketinggian yang diperlukan oleh tepi-tepi lokasi yang akan dihampar.
b) Penghamparan harus dimulai dari lajur yang lebih rendah menuju lajur yang
lebih tinggi bilamana pekerjaan yang dilaksanakan lebih dari satu lajur.
h) Bilamana jalan akan dihampar hanya setengah lebar jalan atau hanya satu
lajur untuk setiap kali pengoperasian, maka urutan penghamparan harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga perbedaan akhir antara panjang
penghamparan lajur yang satu dengan yang bersebelahan pada setiap hari
produksi dibuat seminimal mungkin.
(3) Pemadatan
b) Penggilasan campuran aspal harus terdiri dari tiga operasi yang terpisah,
seperti berikut ini:
1. Pemadatan Awal
2. Pemadatan Antara
3. Pemadatan Akhir.
g) Kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk roda baja dan
10 km/jam untuk roda karet dan harus selalu dijaga rendah sehingga tidak
mengakibatkan bergesernya campuran panas tersebut. Garis, kecepatan
dan arah penggilasan tidak boleh diubah secara tiba-tiba atau dengan cara
yang menyebabkan terdorongnya campuran aspal.
i) Roda alat pemadat harus dibasahi secara terus menerus untuk mencegah
pelekatan campuran aspal pada roda alat pemadat, tetapi air yang
berlebihan tidak diperkenankan. Roda karet boleh sedikit diminyaki untuk
menghindari lengketnya campuran aspal pada roda.
j) Peralatan berat atau alat pemadat tidak diijinkan berada di atas permukaan
yang baru selesai dikerjakan, sampai seluruh permukaan tersebut dingin.
k) Setiap produk minyak bumi yang tumpah atau tercecer dari kendaraan atau
perlengkapan yang digunakan oleh Kontraktor di atas perkerasan yang
sedang dikerjakan, dapat menjadi alasan dilakukannya pembongkaran dan
perbaikan oleh Kontraktor atas perkerasan yang terkontaminasi, selanjutnya
semua biaya pekerjaaan perbaikan ini menjadi beban Kontraktor.
l) Permukaan yang telah dipadatkan harus halus dan sesuai dengan lereng
melintang dan kelandaian yang memenuhi toleransi yang disyaratkan.
Setiap campuran aspal padat yang menjadi lepas atau rusak, tercampur
dengan kotoran, atau rusak dalam bentuk apapun, harus dibongkar dan
diganti dengan campuran panas yang baru serta dipadatkan secepatnya
agar sama dengan lokasi sekitarnya. Pada tempat-tempat tertentu dari
campuran aspal terhampar dengan luas 1000 cm 2 atau lebih yang
menunjukkan kelebihan atau kekurangan bahan aspal harus dibongkar dan
diganti. Seluruh tonjolan setempat, tonjolan sambungan, cekungan akibat
ambles dan segregasi permukaan yang keropos harus diperbaiki
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
110
dibuang oleh Kontraktor di luar daerah milik jalan sehingga tidak kelihatan
dari jalan yang lokasinya disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
(4) Sambungan-Sambungan
Sapuan aspal sebagai lapis perekat untuk melekatkan permukaan lama dan
baru harus diberikan sesaat sebelum campuran aspal dihampar di sebelah
campuran aspal yang telah digilas sebelumnya.
Setelah penggilasan akhir, kerataan lapisan ini harus diperiksa kembali dan
setiap ketidak-rataan permukaan yang melampaui batas-batas yang
disyaratkan dan setiap lokasi yang cacat dalam tekstur, pemadatan atau
komposisi harus diperbaiki sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
111
a) Kepadatan semua jenis campuran aspal yang telah dipadatkan, seperti yang
ditentukan dalam AASHTO T 166, tidak boleh kurang dari 97 % Kepadatan
Standar Kerja (Job Standard Density) untuk Lataston (HRS) dan 98 % untuk
semua campuran aspal lainnya.
b) Cara pengambilan benda uji campuran aspal dan pemadatan benda uji di
laboratorium masing-masing harus sesuai dengan AASHTO T 168 dan SNI-
06-2489-1991 untuk ukuran butirmaksimum 25 mm atau ASTM D5581 untuk
ukuran maksimum 50 mm.
b) Pengendalian Proses
Kontraktor harus menyediakan mesin bor pengambil benda uji inti (core)
yang mampu memotong benda uji inti berdiameter 4” maupun 6” pada
lapisan beraspal yang telah selesai dikerjakan. Biaya ekstraksi benda uji inti
112
untuk pengendalian proses harus sudah termasuk ke dalam harga satuan
Kontraktor untuk pelaksanaan perkerasan lapis beraspal dan tidak dibayar
secara terpisah.
i) Analisa ayakan (cara basah), paling sedikit dua contoh agregat dari
setiap penampung panas.
iii) Kepadatan Marshall Harian dengan detil dari semua benda uji yang
diperiksa.
vi) Kadar aspal dan gradasi agregat yang ditentukan dari hasil ekstraksi
kadar aspal paling sedikit dua contoh. Bilamana cara ekstraksi
sentrifugal digunakan maka koreksi abu harus dilaksanakan seperti
yang disyaratkan SNI 03-3640-1994.
viii) Kadar aspal yang terserap oleh agregat, yang dihitung berdasarkan
Berat Jenis Maksimum campuran perkerasan aspal (AASHTO T209-
90).
9.3.1 Umum
113
Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan suatu lapisan perata terbuat dari agregat
yang distabilisasi oleh aspal pada lapis permukaan aspal yang ada sebelum
melaksanakan pekerjaan pelapisan aspal. Pekerjaan ini dilaksanakan dimana
biaya untuk menggunakan campuran aspal panas tidak memungkinkan dan
karena itu harus digunakan hanya pada lokasi tertentu seperti pekerjaan
pengembalian kondisi.
9.3.2 Material
Material harus terdiri dari dari agregat kasar, agregat pengunci, chip penutup (untuk
lapis permukaan) dan aspal.
(1) Agregat
Tebal Lapisan
Jenis Agregat (7-10 cm) (5-8 cm) (4-5 cm)
Persen
Agregat Kasar
75 mm 100 - -
60 mm 90-100 100 -
50 mm 35-70 95-100 100
40 mm 0-15 35-70 95-100
25 mm 0-5 0-15 -
18 mm - 0-5 0-5
Agregat Pengunci
25 mm 100 100 100
18 mm 95-100 95-100 95-100
9 mm 0-5 0-5 0-5
(2) Aspal
Aspal yang digunakan harus dari jenis aspal semen, aspal cutback atau
aspal emulsi dan harus memenuhi ketentuan spesifikasi.
115
Temperatur harus dipertahankan seperti yang ditentukan untuk
bitumen yang digunakan. Kecepatan aspal distributor dan
tekanan penyemprotannya harus distel untuk mendapat jumlah
aspal per meter persegi yang dirancang. Lembaran kertas harus
diletakkan pada akhir tempat yang disemprot supaya batas
semprotan diketahui jelas. Garis pedoman harus disertakan
untuk mengatur pergerakkan alat distributor. Aspal distributor
harus digerakkan dengan kecepatan konstan untuk menghasilkan
intensitas semprotan yang diperlukan. Tachometer harus dapat
dilihat sepenuhnya oleh operator. Setiap bagian permukaan yang
tidak disemprot sepenuhnya harus dengan tangan.
116
yang baik sehingga pada waktunya lapisan terakhir dipasang
seperti yang ditentukan menurut pekerjaan pelapisan permukaan.
b. Penyimpanan aspal harus dengan cara tertentu agar supaya tidak terjadi
kebocoran atau dimasuki air.
Aspal Cutback :
d. Tebal Lapisan
9.4.1 Umum
Pekerjaan ini akan terdiri dari pengadaan, perakitan dan pemasangan dari
penggantian atau penambahan perlengkapan jalan, seperti rambu-rambu jalan,
patok pengaman, rel pengaman dan patok kilometer dan pemasangan marka jalan
baik untuk permukaan jalan lama atau pelapisan ulang yang baru pada tempat-
tempat seperti ditunjukkan oleh Direksi Teknik.
117
Pekerjaan pemasangan perlengkapan jalan termasuk semua yang diperlukan untuk
penggalian, pondasi, penggurugan kembali, pemasangan, pengencangan dan
penunjangan.
c. Konfigurasi, ukuran dan warna marka jalan harus memenuhi Peraturan dan
Syarat Keamanan Rambu Jalan Republik Indonesia.
d. Rambu jalan harus berukuran, warna, tipe dan bagian-bagian yang memantul
sesuai ketentuan Dinas Pengendali Lalu Lintas Indonesia yaitu Direktorat Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan Raya (DLLAJR). Setiap perbedaan antara tanda-
tanda tersebut dan yang ditunjukkan pada Gambar Rencana harus
diperiksakan kepada Direksi Teknik sebelum pelaksanakan.
9.4.3 Pelaporan
Kontraktor harus menyerahkan satu lembar plat marka yang telah lengkap dicat
serta satu liter kaleng contoh setiap warna dan jenis cat untuk mendapat persetujuan
Direksi Teknik bersama dengan hal-hal khusus untuk setiap jenis cat sebagai berikut
:
- Perincian dari lapis dasar/lapis perekat atau lapis pengikat yang diperlukan
Agar dapat memelihara keamanan jalan yang ada sebaik mungkin selama Periode
Kontrak, maka marka jalan harus dicat pada permukaan jalan sedini mungkin dalam
Periode Pelaksanaan.
118
Untuk daerah-daerah perkerasan yang direncanakan akan mendapat pekerjaan
pelapisan ulang yang sudah mendapat marka jalan pada permukaan perkerasan,
maka marka jalan tersebut harus dicat kembali setelah pelaksanaan pekerjaan
pelapisan ulang.
Setiap macam perlengkapan atau daerah marka jalan yang tidak memenuhi
persyaratan Spesifikasi atau menurut pendapat Direksi Teknik dalam segala hal
tidak memuaskan, maka harus diperbaiki ulang oleh Kontraktor dengan biaya sendiri
atas petunjuk Direksi Teknik.
Kontraktor juga harus bertanggung jawab terhadap pemeliharaan rutin untuk semua
perlengkapan dan marka jalan yang telah selesai dan diterima selama Periode
Kontrak, termasuk Periode Jaminan.
9.4.7 Material
Seluruh bahan cat dasar, cat dan bahan cat mengkilap yang akan digunakan
pada persiapan rambu-rambu, tiang-tiang dan perlengkapan harus dari bahan
mutu baik, dibuat dari bahan khusus untuk rambu-rambu, dan dari jenis dan
merek yang dapat diterima oleh Direksi Teknik.
Cat untuk bagian-bagian baja harus dari oksida seng kadar tinggi mengandung
minimum 7 kilogram oksida send (acicular type) per 100 liter cat.
Disarankan untuk kesegaran cat maka sebaiknya dipakai cat dasar, cat
pelabur dan cat untuk pengecatan akhir dari pabrik yang sama. Seluruh bahan
yang dipakai tak boleh kadaluarsa harus dalam batas waktu seperti ditetapkan
oleh pabrik pembuat.
Harus material theemoplastis dengan campuran kristal kaca dan harus sesuai
dengan ketentuan ASSHTO M 29-77. Kristal-kristal kaca harus memenuhi M
247-77 (Tipe 2).
11.4.8 Pelaksanaan
119
Sebelum marka-marka dipasang atau pelapisan cat dilaksanakan,
permukaan perkerasan yang akan dicat harus bersih, kering dan bebas
dari bekas-bekas gemuk dan debu. Cat lama atau marka termoplastis
yang akan menghalangi pelekatan yang memadai terhadap pelapisan
yang baru harus dibuang dengan semprotan pasir.
(ii) Cat tidak boleh dipasang pada permukaan yang dilapis kurang dari
3 bulan setelah pemberian lapisan labur atas atau pelapisan
lataston.
(iii) Ukuran yang tepat dan kedudukan semua marka jalan harus
ditempatkan dan diberi tanda pada perkerasan sebelum cat dipakai.
(iv) Cat jalan harus dipakai untuk sumbu jalan, garis pemisah jalur, garis
batas perkerasan dan garis-garis zebra kros dengan memakai alat
mesin mekanis yang disetujui, bergerak dengan mesin sendiri, jenis
penyemprot otomatis dengan pengaduk mekanis, yang mempunyai
katup penutup yang mampu membuat garis-garis putus secara
otomatis. Mesin tersebut harus menghasilkan lapisan yang lurus
dan merata dengan ketebalan 1.5 mm, diluar kristal gelas dan
dengan lebar yang seragam dan tepat dengan sisi-sisi potongan
yang tegas.
(vi) Kristal gelas harus diberikan pada permukaan cat jalan segera
setelah cat tersebut dioleskan. Semua kristal gelas harus dipasang
dengan tekanan atau dengan tekanan semprotan 450 gm/m 2.
(vii) Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu lintas hingga marka-
marka tersebut cukup kering dengan demikian tidak ada yang
terkelupas atau adanya jejak roda.
(viii) Semua marka yang tidak nampak dengan memuaskan dan merata
pada siang dan malam hari, harus diperbaiki dengan biaya
Kontraktor.
120
11.5 Pekerjaan Paving
1) UMUM
(a) Uraian
Pekerjaan ini meliputi memasok, merakit dan memasang paving dan kereb/beton
pengunci pada jalan atau lokasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2) PERSYARATAN
a. Perbedaan ukuran paving rata – rata tidak lebih dari 2 mm setiap paving.
b. Kerataan permukaan masing – masing paving tidak lebih dari 0,3 mm.
a. Paving yang dipakai adalah paving khusus dibuat untuk jalan kendaraan
(drive way).
121
b. Produksi Paving Block Proses mesin dengan kekuatan menahan beban
kendaraan minimal 8 ton.
c. Mutu paving block yang direncanakan dengan kekuatan tekan minimal 225 kg
/ cm2 ( K.225).
e. Landasan Pasir
Pasir pengisi ini diisikan pada celah – celah diantara Paving block dengan
fungsi utama memberikan kondisi kelulusan air, menghindarkan
bersinggungannya antar paving .
9,52 mm 100
4,75 mm 95-100
2,36 mm 80-100
1,18 mm 50-85
122
75 microns 0-10
- Secara fisik bentuk partikel pasir perata tidak bulat atau tajam.
2,36 mm 100
1,18 mm 90-100
75 microns 5-10
Dua buah kereb/beton pengunci bilamana unit-unit kerb ini dibuat di luar
lokasi proyek beserta sertifikat pengujian dari pabrik pembuatanya yang
membuktikan mutu bahan yang digunakan dan bahan olahan harus
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
Dua buah contoh blok beton (paving block) beserta sertifikat dari pabrik
pembuatnya harus diajukan pada Direksi Pekerjaan.
3) PELAKSANAAN
123
(a) Pemasangan Beton Pengunci
1. Persiapan Landasan
Lokasi yang diperlukan untuk pekerjaan ini harus dibersihkan dan digali
sampai bentuk dan ke dalaman yang diperlukan, dan landasan beton
pengunci ini harus dipadatkan sampai suatu permukaan yang rata dan disi
spesi. Semua bahan yang lunak dan tidak sesuai harus dibuang dan diganti
dengan bahan yang memenuhi serta harus dipadatkan sampai merata.
2. Pemasangan
Beton pengunci harus dipasang dengan teliti sesuai dengan detail, garis dan
elevasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Setiap kerb/beton pengunci yang akan
dipasang pada suatu kurva dengan radius kurang dari 20 meter harus dibuat
dengan menggunakan cetakan lengkung atau unit-unit pracetak yang
melengkung.
3. Sambungan
4. Penimbunan Kembali
Setelah suatu pekerjaan beton yang dicor di tempat mengeras dan unit-unit
beton pengunci telah dipasang sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan maka setiap lubang galian yang tersisa harus ditimbun
kembali dengan bahan yang disetujui. Bahan ini harus diisi dan dipadatkan
sampai merata dalam lapisan-lapisan yang tidak melebihi ketebalan 15 cm.
Perkerasan blok beton (paving block) harus dipasang sesuai dengan petunjuk
dari pabrik pembuatnya. Pada umumnya blok beton harus dipasang di atas
landasan pasir dengan tebal gembur sekitar 60 – 70 mm atau sesuai gambar
dan dipadatkan dengan menggunakan sebuah mesin penggetar (berbentuk)
pelat yang menyebabkan pasir dapat memasuki celah-celah diantara blok
beton sehingga membantu proses saling mengunci ( interlocking) dan
pemadatan. Percobaan pemadatan harus dilakukan dengan berbagai ketebalan
gembur pasir, sebelum pekerjaan pemadatan ini dimulai, untuk menentukan
ketebalan gembur yang diperlukan dalam mencapai ketebalan padat 50 mm.
Perkerasan blok baton (paving block) tidak boleh diisi dengan adukan semen.
a) Untuk paving yang langsung dipasang diatas tanah dasar harus dipadatkan
terlebih dahulu dengan tandem roller kapasitas 8 ton.
124
b) Setelah pemadatan selesai, dites kepadatan tanah dasarnya ( Sand Cone)
Standar kepadatan 95 % kepadatan kering Max.
c) Setelah kepadatan tercapai lalu dihampar dengan pasir yang disiram air
sampai 5 cm padat.
d) Diatas pasir yang telah disiram air baru dipasang Paving block.
e) Nat-nat antara paving block diisi dengan pasir halus yang diayak untuk
memperkokoh kedudukan antar paving.
g) Paving harus terpasang dengan permukaan yang rata dengan cara dipukul
dengan memakai palu u karat.
e) Permukaan paving
Blok baton harus dipotong dengan mesin potong (cutter machine) untuk
menyesuaikan penghalang berbentuk bulat seperti tiang atau pohon, antara kerb
dan tepi blok beton, dan sebagainya.
2. Kwantitas marka jalan yang dibayar harus merupakan jumlah meter persegi
pengecatan jalan yang dilaksanakan pada permukaan jalan dan telah diterima oleh
Direksi Teknik.
Kwantitas yang diukur seperti tersebut di atas, harus dibayar dengan satuan Kontrak
per meter persegi, dimana harga dan pembayaran tersebut sudah merupakan
kompensasi penuh untuk pengadaan material, pekerja, mesin-mesin peralatan dan
keperluan insidental untuk pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan seperti dari
Spesifikasi.
3. Pengukuran dan pembayaran untuk item pekerjaan paving dibayar dalam meter
persegi (m2) luas permukaan yang telah terpasang sebagaimana tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga dan telah diterima oleh direksi teknik.
4. Pengukuran dan pembayaran untuk item pekerjaan beton pengunci dibayar dalam
meter kubik (m3) volume beton yang telah terpasang sebagaimana tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga dan telah diterima oleh direksi teknik.
5. Pengukuran dan pembayaran untuk item pekerjaan kanstin dibayar dalam meter kubik
(m) panjang kanstin yang telah terpasang sebagaimana tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga dan telah diterima oleh direksi teknik.
PASAL – 12
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Material
Penyedia barang/jasa melaksanakan sesuai dengan kontrak yaitu dua bulan sebelum
pekerjaan pengecatan dimulai harus memberitahukan secara tertulis kepada Direksi dan
mengajukan material/produk yang akan digunakan untuk pekerjaan pengecatan. Semua
material yang akan digunakan harus disetujui oleh Direksi. Pengecatan tidak boleh
dilakukan sebelum adanya persetujuan oleh Direksi.
2. Ketentuan Khusus
Untuk pekerjaan kayu, cat yang digunakan dari jenis synthetic resin. Untuk pekerjaan besi
sebagai dasar digunakan dari jenis red oxide baru. Sedangkan untuk finishing pekerjaan-
pekerjaan besi pada reservoir-reservoir air hot deep galvanishing digunakan dari jenis
synthetic resin dan yang khusus diperuntukkan bagi jenis pekerjaan besi. Cat-cat yang
126
dipergunakan untuk tembok baik untuk sebelah luar atau dalam bangunan dari jenis
emulsion paint yang terdiri dari alkyd resin.
3. Daftar Bahan
Semua jenis material/produk yang akan digunakan harus memenuhi standar
nasional/internasional (seperti SNI 3564:2009 atau 06-0347-1989 dan lainnya yang terkait)
dan yang telah disetujui oleh Direksi. Semua cat penggunaannya harus sesuai dengan
pedoman yang diberikan oleh pabrik pembuatnya dengan tenaga ahli yang sesuai dengan
pekerjaan tersebut. Isi daripada cat yang akan dipakai dikeluarkan dan ditempatkan pada
tempat tertentu serta diaduk sampai rata betul baik mengenai warna serta kekentalannya
sebelum dipakai serta pada selang waktu tertentu pada saat dipakai.
4. Pemilihan Warna
Semua warna ditentukan bersama-sama antara Direksi dengan Penyedia barang/jasa dari
contoh-contoh yang diberikan penyedia (supplier).
5. Persiapan
Sebelum pengecatan dimulai, permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dari kotoran
dan debu. Semua permukaan yang akan dicat harus sudah dihaluskan telebih dahulu
dengan peralatan serta cara yang lazim dipergunakan.
Persiapan kerja untuk kayu retak celah lubang harus diperbaiki dengan cara memotong,
menambal, atau dengan cara lain yang disetujui. Lubang-lubang kecil harus diperbaiki
dengan dicat atau tempat untuk menutupnya. Untuk lubang yang lebih besar harus ditutup
dulu dengan kayu yang keras, dipotong dan diratakan dengan permukaan di sekitarnya
sampai halus.
Setelah pekerjaan pembersihan dari baja dilaksanakan, semua permukaannya harus dicat
dua lapis dari jenis red oxide dengan tebal 30-35 mikron.
Persiapan dari pekerjaan besi yang dicat dengan epoxy-paint segera setelah pembersihan
dari pekerjaan besi, ”Upox calcium Plumbate Primer” dari merek yang disetujui, tebal dari
setiap pengecatan adalah 50 micron dan diberikan dua lapis. Sebelum lapisan dicat
tersebut diberikan, permukaan besi harus diperiksa dan harus bersih dari segala kotoran
dan debu. Pengecatan harus diperiksa setelah 24 jam dari pengecatan pertama.
Persiapan dari pekerjaan pengecatan tembok adalah harus benar-benar kering dan
pengecatan tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan dari Direksi. Semua cacat-
cacat harus diperbaiki seperti pada bagian yang menonjol harus diratakan sedangkan
bagian yang retak ataupun berlubang harus ditutup dengan plester dari jenis yang sesuai.
127
Pecah yang harus diperbaiki dengan memotong sekeliling bagian yang pecah tersebut dan
kemudian memboboknya sampai cacat tersebut tidak menampakkan bekas.
128
PEKERJAAN PERPIPAAN
PASAL – 1
PENGADAAN PIPA DAN PERLENGKAPANNYA
Semua material yang ditawarkan diupayakan menggunakan produksi dalam negeri dengan
Standar Nasional Indonesia (SNI). Apabila belum ada SNI untuk produk/material tersebut
dan/atau belum diproduksi di dalam negeri, maka yang produk/material yang ditawarkan
dapat menggunakan standar internasional lain atau sesuai dengan standar negara
produsennya, dengan syarat bahwa kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya sama dengan
apa yang ditetapkan dalam dokumen lelang ini, misalnya:
AWWA - American Water Works Association
ASTM - American Society for Testing and Materials
ANSI - American National Standard Institute.
BS - British Standard
129
lebih baik. Pengajuan alternatif material pipa lain harus didukung dengan kajian teknis dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi Manajemen Konstruksi. Pengujian
quality assurance sesuai dengan persyaratan berikut harus cukup mewakili unit yang disuplai
sesuai kontrak, baik di lapangan dan/atau di lokasi produksi, bilamana diperlukan oleh
Direksi/Pengguna Barang/Jasa. Biaya untuk pengujian/pemeriksaan tersebut sudah termasuk
di dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa. Pengguna harus diizinkan untuk
melakukan inspeksi di fasilitas produksi untuk menyaksikan pengujian/pemeriksaan tersebut
atas biaya Penyedia Barang/Jasa.
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan kerja minimum
sebesar 250 meter kolom air atau (25.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.
1. Referensi
Standar lain yang digunakan adalah :
SNI 07-0068-1987 Pipa Baja untuk konstruksi umum, mutu dan cara uji.
SNI 0039-2013 Pipa Baja Bergalvanis
SNI 07-0242-1989 Pipa Baja tanpa kampuh, mutu dan cara uji.
SNI 07-0822-1989 Baja Karbon strip canai panas untuk pipa.
SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
SNI 07-0949-1991 Pipa Baja coal-tar enamel lapis lindung bagian luar
SNI 07-1769-1990 Penyambung pipa air minum bertekanan dari besi yang kelabu
SNI 07-1969-1991 penyambung Pipa air minum bertekanan besi tuang kelabu
SNI 07-2255-1991 Pipa Baja saluran air.
SNI 07-2195-1991 Permukaan pipa flens, dimensi.
SNI 07-2196-1991 Flensa pipa, toleransi dimensi.
SNI 07-3080-1991 Pipa spigot dan socket dari besi tuang modular untuk jaringan
pipa bertekanan, bagian 2.
SNI 07-3025-1992 Persyaratan las- Ketentuan Umum, Persyaratan servis
untuk sambungan las.
SNI 07-3026-1992 Las, untuk pertimbangan untuk menjamin mutu struktur las.
SNI 07-3027-1992
130
Faktor-faktor yang harus di pertimbangkan dalam penilaian
perusahaan yang menggunakan las sebagai cara utama
SNI 19-3993-1995 pabrikasi.
SNI 07-3073-1992 Pedoman keselamatan dan kesehatan kerja las busur listrik
SNI 07-6398-2000 Penyambung pipa baja tanpa pasuan berulir.
Tata cara pelapisan epoksi cair untuk bagian dalam dan luar
SNI 07-3360-1994 pada pelapisan air dari baja
SII 2527-90 Penyambung pipa baja & baja paduan dengan las tumpu.
ISO 7/1Pipe Water Supply Steel Pipe
Threads Where Pressuretight Joins are Made on The Threads
ISO 1461 Dip Galvanzing Guilding Principles
Metalic Coating Hot-Dip Galvanized Coating on Fabricated
ASTM A 283F Ferrous Products Requirments
Flow and Intermediate tensile Strenght Carbon Steel Plates,
ASTM A 570 Shapes and Bars
AWWA C 200 Steel, Sheet and Strip, Carbon, Hot Rolled Structural Quality
AWWA C 203 Steel Water Pipe 6 Inches and Larger
AWWA C 205 Coal-Tar Protective Coatings and Linings for Steel Water
Pipelines Enamel and Tape Hot Applied
AWWA Manual M11 Cement Mortar Protective Lining and Coating for Steel Water
Pipe 4 Inches and Larger Shop Applied.
AWWA C 210 Dimensions for Steel Water Pipe Fittings.
JIS G 3452 Stell Pipe Design and Installation.
JIS G 3457 Liquid Epoxy Coating System for the Interior and Exterior
Steel Water Pipe.
JIS B 2311 Carbon Steel Pipes for Ordinary Piping.
JIS G 3451 Arc Welded Carbon Steel Pipe.
JIS G 550 Steel Butt-Welding Pipe Fitting for Ordinary Use. Fitting of
JIS G 5702 Coating Steel Pipes for Water Service. Spheroidal Graphite
JIS G 3445 Iron Castings
JIS G 3454 Blackheart Malleable Iron Castings
JIS K 6353 Carbon Steel Tubes for Machine Structures Purposes
Carbon Steel Pipes for Pressure Service Rubber Goods Pipes
for Water Works.
2. Pipa Baja dan Fitting
A. Material dan Fabrikasi
131
Pipa baja/steel harus dibuat dari pelat atau lembaran baja dan sambungannya menggunakan
pengelasan tumpul (arc-welded) atau pengelasan listrik, dikerjakan di pabrik, dites dan
dibersihkan.
Lembaran atau pelat-pelat baja harus mempunyai batas keruntuhan minimum tidak kurang
dari 226 N/mmz (2300 kg/cm2) dan harus memenuhi standard berikut :
SNI 07-0949-1989 Pelat baja carbon untuk uap dan bejana tekan.
SNI 07-0822-1989 Baja karbon strip canai panas untuk pipa.
SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
ASTM A 283, Grade D
ASTM A 570, Grade 33
JIS G 3101, Class 2
JIS G 3452, SGP
JIS G 3457, STPY
Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI -07-0822-1989 atau SII 2527-
90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar pengelasan harus cukup merata
pada seluruh panjang pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas persetujuan Pengguna
Barang boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur yang sesuai oleh tukang yang
berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat dipabrik
harus dengan pengelasan sudut (butt welded). Banyaknya pengelasan pabrik maksimum
yang diizinkan adalah satu pengelasan memanjang dan tiga pengelasan keliling untuk setiap
batang pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 (enam) meter atau kurang, kecuali
ditentukan lain.
Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling pada sisi yang berlawanan untuk
bagian yang berurutan. Tidak diizinkan adanya ring, pelat ataupun pelana (saddle) penguat
baik pada bagian luar maupun pada bagian dalam pipa.
B. Dimensi Pipa
Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus mempunyai
ukuran diameter luar dan ketebalan dinding minimum sebelum dilapisi pelindung dalam dan
luar sebagai berikut :
132
Nominal Luar Dinding
100 114.3 4.5
150 168.3 5.0
200 219.1 5.8
250 273.0 6.6
300 323.8 6.9
350 355.6 6,0
400 406.4 6.0
450 457.0 6.2
C. Fitting
Semua fitting baja/steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan harus didisain dengan kekuatan yang sama dengan pipanya.
Ring penguat atau saddle penguat dapat dipasang pada bagian luar bilamana perlu, sesuai
dengan AWWA Manual M11 atau standar pembuatan yang dapat disetujui. Ketebalan
dinding minimum dan diameter luar dinding fitting harus sesuai dengan persyaratan yang
dispesifikasikan dalam dan standar berikut ini :
Fitting dengan diameter 125 mm atau lebih kecil : JIS B 2311
Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311 (sampai dengan 500
mm) dan JIS G 3451. atau AWWA C 208.
"Bend" yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih kecil harus terdiri
dari dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 22.5 derajat
sampai dengan 45 derajat harus difabrikasi dengan menggunakan tiga potongan bend.
Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 45 derajat harus terdiri dari empat
potongan bend.
133
Permukaan luar pipa dan fitting untuk pemasangan di bawah tanah harus dilapisi coal
tar enamel dan dibalut dengan bonded double asbestos felt sebagaimana
dispesifikasikan pada Appendix A, Sec.A1.2 dalam AWWA C 203. Lapisan primer dan
coal tar enamel adalah sebagai berikut ;
Primer: Type B sesuai dengan bagian A.2.4 dari AWWA C.203
Coal Tar Enamel: Type I sesuai dengan bagian A.25. Table 1 dari AWWA
C203. Konstruksi dari proteksi luar sepertidiuraikan di atas harus terdiri dari
berikut ini :
a) Primer, type B yang dispesifikasikan di atas
b) Coal Tar enamel, Type I yang dispesifikasikan di atas, ketebalan lapisan
kering 2,4 mm +/- 0,8 mm.
c) Bonded asbestos felt
d) Coal tar enamel, Type I sama seperti di atas, tebal kering lapisan 0,8
mm minimum.
e) Bonded asbestos felt; dan
f) Satu lapisan water resistant whitewash
Lapisan pelindung digunakan ada pipa baja yang akan dipendam, dalam proyek terdiri
dari :
"Epoxy Lining" atau "Coal Tar Epoxy Lining System" (untuk "Sleeve
Coupling°), dan
Petrolatum Corrosin Protective Tape S' Nsteni" (untuk sambungan expansi)
(expansion joints).
Spesifikasi ini mencakup hanya hal-hal yang bersifat dasar dan hal-hal yang tak
dapat dihindarkan. Semua rincian cara pemasangan sebagaimana yang
ditunjukkan/direkomendasikan oleh pabrik.
134
Penyedia Barang/Jasa harus memasukan data teknis dan contoh (sample) bahan
pelapisan tersebut untuk persetujuan Direksi.
Pelapisan Epoxy
o Satu (1) lapisan dari cairan epoxy primer
o Satu (I) atau lebih lapisan cairan finish coat.
Pelapisan Coal Tar Epoxy
o Satu (1) lapisan "epoxy primer',
o Dua (2) lapisan "epoxy finish coat" c. Pipa Pelindung Korosi Petrolatum
135
Semua pipa dan fitting yang akan digunakan sebagai jembatan dan terpapar di
luar/dapat terlihat langsung, harus dicat di pabrik dengan lapisan primer dan lapisan
pertama (first coat) yang sesuai dengan susunan berikut ini:
Persiapan permukaan: SSPC-SP-6 atau SP-3
Primer: Etchin primer, ketebalan minimum lapisan kering 20mikron.
Lapisan pertama: Read lead atau lead suboxide primer, ketebalan lapisan kering 35
mikron. Persiapan permukaan harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan oleh
Steel Structure Painting Council, USA dan kelas yang disebutkan di atas, Primer dan
Etching Primer, Class 2. Lapisan pertama harus sesuai dengan JIS K 5622, Read Lead
Anticorrosive Paint, Class 1 atau JIS K 5623, Lead-Suboxide Anticorrosive Paint,
Class 1 atau sesuai dengan persetujuan Pengguna Barang.
Seluruh permukaan pipa baja dan "fitting" yang terekspos udara, harus diberi tiga
lapisan cair sebagai tambahan pada lapisan primer dan lapisan pertama dari pabrik,
dan dilakukan setelah pembersihan dan pengeringan permukaan lapisan tersebut.
Jika ditemui kerusakan sebelum pelapisan di lapangan, kerusakan tersebut harus
diperbaiki sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi. Pelapisan tersebut harus
dilakukan sesuai dengan urutan sebagai berikut :
Lapisan Pertama Meni besi, total minimum ketebalan lapisan kering, 35 microns.
Lapisan Kedua
Lapisan Ketiga Dua lapis cat akhir, masing-masing 20 microns.
Lapisan pertama harus memenuhi "JIS K5622, Red-Lead Anticorrosive Paint. Class
2" atau "JIS K5523 Lead Suboxide Anticorrosive Paint. Class 2" atau yang setara.
Lapisan pertama, kedua dan ketiga, jika mungkin haruslah produk dari pabrik yang
sama sebagaimana pula lapisan primer dan lapisan pertama dari pabrik. Produk
tersebut haruslah produk terdaftar.
Semua penopang, angker dan perlengkapan lainnya harus dicat sebagaimana
ditentukan untuk pipa dan "fitting", yang mana mereka terpisah
136
masyarakat yang berwenang untuk penggunaan pada air minum. Penyedia Jasa
Pengadaan harus menyerahkan sertifikat cat yang menjamin persyaratan untuk
saluran air minum.
Lapisan Adukan Semen (Coment Mortar Lining)
Lapisan adukan semen harus sesuai dengan AWWA C.205 atau standar
internasional lainnya yang disetujui dengan kualitas yang sama atau lebih tinggi dari
pada standar yang telah disebutkan diatas.
Lapisan adukan semen tersebut harus mempunyai ketebalan yang sama kecuali
pada sambungan atau pada bagian dinding pipa yang terputus. Ujung dari lapisan
harus dibiarkan menyudut dan lurus kearah sumbu memanjang pipa. Ketebalan
lapisan harus mengikuti tabel dibawah ini.
Tabel Ketebalan Cement Mortar Lining
Primer dan finish coat harus berasal dari pabrik yang sama.
Sistem pelapisan epoxy ini dapat juga terdiri dari dua atau lebih lapisan dengan
epoxy yang sama tanpa menggunakan primer tersendiri. Sistem altematif ini harus
memenuhi persyaratan AWWA C.210 dan lapisan pertama dan sistem altematif ini
dianggap sebagai lapisan primer.
Ketebalan lapisan kering total dari kedua sistem pelapisan tidak boleh kurang dari
400 mikron dan lebih kecil dari 600 mikron.
137
3) Pelapisan Coating dan Lining Pada Ujung Pipa
a. Ujung Rata / Datar
Spesifikasi pelapisan/coating harus dikupas/cutback sebesar 370 mm, Lining yang
sesuai spesifikasi diperpanjang sampai ujung pipa. Ujung pipa dan permukaan luar,
lebih dari 370 mm dari ujung pipa harus di cat dengan epoxy atau coal tar epoxy
seperti yang dispesifikasikan pada bagian Proteksi Bagian Luar.
Plat baja ringan (mild steel) dari sambungan ikatan (bonding terminal) pada ujung
datar harus dibuat pada seperti digambarkan. Untuk proteksi katodik yang dipasang
pada perpipaan air bersih dari baja yang ditanam dalam tanah. Ukuran dari plat
adalah panjang 50 mm, lebar 30 mm dan ketebalan 5 mm.
b. Ujung Bevel
Lining dan coating harus dikupas / cutback seperti dispesifikasikan di bawah ini :
Tabel Lining dan coating
Cutback Lining
Nominal (mm) Cutback Tar Epoxy Mortar
c. Ujung Flange
Untuk ujung flange tidak perlu pengupasan lining atau coating. Seluruh permukaan
dari flens harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy.
4) Lapisan Coating
a. Sarana di bawah tanah
Permukaan luar dan dalam sleeve coupling harus dilapisi dengan special hot
fusion bonded nylon coating yang memiliki ketebalan lapisan kering sebesar
150 mikron. Baut dan mur harus di galvanisir dan ditambah lapisan special
nylon coating tersebut, sehingga ketebalan kering lapisan mencapai 75 mikron.
139
PASAL – 3
PENGADAAN KATUP DAN PELENGKAP SISTEM PERPIPAAN
141
Manufacture (COM) dari pabrik/supplier. Penyedia Barang/Jasa wajib melampirkan
sertifikat/surat jaminan dari pabrikan/supplier minimal 10 tahun semenjak PHO.
18. Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan berikut harus cukup mewakili unit
yang disuplai sesuai kontrak, baik di lapangan dan/atau di lokasi produksi, bilamana
diperlukan oleh Direksi/Pengguna Barang/Jasa. Biaya untuk pengujian/pemeriksaan
tersebut sudah termasuk di dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa. Pengguna
harus diizinkan untuk mengunjungi tempat pembuatan dalam rangka FAT (Factory
Acceptance Test) untuk menyaksikan pengujian/pemeriksaan tersebut atas biaya
Penyedia Barang/Jasa.
Gate Valve
1. Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka gate valve yang
ditawarkan adalah gate valve dari jenis “Non Rising Stem”.
2. Valve harus memenuhi standar “Gate Valve for Water and Other Liquids” (AWWA C 500)
atau standar internasional lain yang sama atau yang lebih tinggi kualitasnya dan didesain
khusus untuk tekanan kerja.
3. Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi dengan kunci T (Tee
Key) minimal satu buah dan maksimum saw untuk sebap 20 buah yang seukuran.
4. Tee key tersebut diengkapi dengan pendongkel tutup surface box/street cover dan terbuat
dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
5. Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension spindle maka material
tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
6. Harga penawaran extension spindle sudah termasuk potongan pipa PVC untuk
melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah.
7. Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu atau bahan dengan
kualitas lebih tinggi.
8. Badan gate valve harus terbuat dari ductile cast iron (DCI) dengan dudukan dari logam
perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid (solid wedge gate).
Valve harus cocok untuk pemasangan dengan posisi tegak (vertikal mounting). Valve
harus dirancang unluk saluran air yang bebas hambatan yang mempunyai diameter fidak
kurang dari diameter nominal valve apabila dalam posisi terbuka.
9. Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan valve seperti telah
dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi terbuka. Tinggi dari stuffing box tidak boleh
kurang dari diameter valve. Packing pada stuffing box harus terbuat dari asbes atau bahan
lain yang sesuai dan disetujui Pengguna Barang. Packing dari hemp atau jute (rami) tidak
boleh digunakan. O-ring stem seal dapat digunakan atas persetujuan Pengguna Barang
142
dan seal ini harus terdiri dari 2 (dua) buah O-ring seal dan paling sedikil 1 (satu) buah
ditempatkan di atas stem-collar dan dapat dilakukan penggantian dalam keadaan tekanan
kerja penuh dimana valvenya dalam posisi terbuka penuh.
10. Stem terbuat dari perunggu alau stainless steel.
11. Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau perunggu.
12. Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata dan tahan terhadap
kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang padat. Tutup harus disertakan
pada surface box tersebut dan diberi tanda tercetak pada bagian atasnya dengan
informasi penamaan dan kode valve. Tanda yang tercetak harus permanen, tahan
terhadap cuaca dan pengaruh lainnya serta mudah diidentifikasikan.
13. Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan dihubungkan dengan
baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-masing dimensi valve dan sudah
dicoating dengan anti karat.
14. Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench nuts).
Ball Valve
Auxiliary valve yang untuk tipe air valve dengan lubang tunggal kecil disebut ball valve. Ball
valve memiliki dua lubang atau tipe kombinasi. Valve ini dikondisikan unluk tekanan kerja
sebesar 25,0 kg/cm2 dan memiliki ujung flange. Ball valve harus merupakan tipe non-
lubricated dan terbuat dari bahan cast iron untuk badan valve dan bola, stainless steel dengan
dudukan/bantalan. Dudukan/bantalan harus diberi penguat dari teflon dan mudah diganti dil
apangan tanpa menggunakan alat khusus. Tangkai/stem harus dibuat dari stainless steel.
Teflon penguat digunakan untuk packing stem yang mudah diatur dan mudah diganti tanpa
memindahkan valve dari jalur pipa pada saat kondisi normal. Setiap valve harus dilengkapi
dengan kunci dari ductile cast iron pada tiap operasi.
Plug Valve
Plug valve harus non-lubricated, plug dengan tipe resilient faced eccentric dengan badan
valve yang terbuat dari cast iron. Plug cast iron berpegas harus dilapisi dengan chloroprene
145
(neoprene) agar dapat kedap dari gelembung air. Valve juga dilengkapi dengan heavy duty
prelubricated bearing dari stainless steel atau perunggu.
Tutup stem/tangkai terbuat dari karet cincin "O" atau multiple Buna - N Packing Rings. Pada
saat packing ring digunakan, packing gland harus dapat dipasang tanpa harus melepaskan
bagian valve.
Check Valve
1. Penyedia barang harus menyediakan check valve jenis Swing Check VaIve / KIep Tabok
dengan sambungan flange.
2. Bagian atasnya tertutup dengan flange buta (blank -flange) yang dapat dibuka sewaktu-
waktu bila diperlukan.
3. Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak) yang dapat
menunjukkan merk, atau dari pabrik mana yang membuatnya, besamya diameter, tekanan
kerja, dan arah aliran air.
4. Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari besi tuang.
5. Kedudukan untuk cakram terbuat dari Neophrene Synthetic Rubber yang berkualitas baik.
6. Tekanan kerja dari check valve mampu menahan 25 kg/cm2.
7. Check valve harus didesain sedemikian rupa sehingga piringan, dudukan, dudukan cincin
dan bagian-bagian dalam lainnya yang mungkin perlu untuk perbaikan harus mudah
diambil, mudah dipindahkan dan mudah diganti tanpa menggunakan peralatan khusus
atau harus memindahkan valve dari jalumya.
8. Valve harus cocok untuk pengoperasian dalam posisi horizontal atau vertikal dengan
aliran keatas dan ketika terbuka penuh valve harus mempunyai daerah aliran bersih (a
net- flow area) tidak kurang dari luas diameter nominal pipa dan ujung flange.
146
• JIS K 6353 Rubber Goods for Water Works Service
Sambungan fleksibel mekanikal terdiri dari slip pipes, pipa selubung, 2 (dua) ring karet dan
housing (blok) dll, dan mempunyai flange pada kedua ujungnya.
Setiap slip pipe merupakan tipe ring yang menerus dengan rangka penguat serta ujung flange.
Slip pipes dan pipa selubung harus difabrikasikan dari lembaran atau pelat baja yang
mempunyai batas keruntuhan sebesar 216 N/mm2 (2200 kg/cm2), sesuai dengan JIS G 3101
Class, JIS G 3454 STPG 370, atau yang setara.
Rubber ring housing harus dibuat dari besi cor ductile sesuai dengan JIS G 5502 class 2 FCD
450, JIS G 5702 class 2 FCMB 310 atau setara. Ring karet harus da ri styrene butadiene
rubber (SBR). Karet bekas tidak boleh digunakan.
Semua permukaan luar sambungan mekanikal, kecuali ditentukan lain, harus dilapisi primer
seperti ditentukan dalam bab lainnya kecuali permukaan slip pipe yang kontak langsung
dengan air pengecatannya harus dilakukan sesuai dengan yang dispesifikasikan disini.
Semua permukaan luar dan dalam mechanical flexible joint harus dilapisi sistem epoxy atau
sistem coal tar epoxy.
147
Sleeve Coupling
Sleeve coupling harus menggunakan sleeve-type coupling yang dibaut untuk ujung pipa pol)s
dan terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah gasket, 2 (dua) end ring, dan mur baut untuk
pemasangan coupling. Semuanya harus didesain dan diproduksi sesuai dengan AWWA
C.219 dan sesuai dengan standar pabrik serta mendapat persetujuan Pengguna Barang.
A. Center Sleeve
Center sleeve ini harus berukuran sesuai dengan ukuran pipa dan fitting yang digunakan dan
terbuat dari carbon steel atau besi ductile atau malleable cast iron (besi tuang) yang sesuai
dengan atau lebih tinggi dari persyaratan di bawah ini.
Carbon Steel
ASTM A 283 Grade C
JIS G 3101 Class 2
BS 4360 Grade 43 A
DIN 17100 RST 36
Ductile Iron
ASTM A 536 Grade 65-45-12
JIS G 5502 Class 2 FCD 45
BS 2789 Grade 420/12
Melleable Cast Iron
ASTM A 47 Grade 32510 or 35018.
ASTM A 47 Class 3 FCMB 340
BS 6681 Grade B32-10 or W34-04
DIN 1692 GTS 35 or GTS 4t
B. Gasket
Gasket seluruh aksesoris perpipaan (termasuk flange dan valve) harus terbuat dari karet
sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang divulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan
stndar JIS K 6353 atau nitrile butadiene rubber (NBR) atau mythil rubber atau ethylene
148
propylene diene monometer (EPDM) dengan tebal minimal 6 mm. Karet bekas tidak
diperkenankan untuk digunakan.
50 60.2±1.0 - 63.0+0.6
80 88.9 ± 1.0 - 98.0 + 2,2
100 110.0±0.6 - 118.0+1.7
150 160.0±0.6 - 170.0+1.2
200 200.0 ± 0.6 - 222.0 + 0.9
250
300
350
400
450
Center sleeve dan end ring harus dibuat dari malleable cast iron (besi tuang yang bisa
ditempa) yang mengikuti standar JIS G 5702 Class 3 FCMB 340 atau BS 6681 Grade B32-10
149
atau bahan lain yang disetujui oleh Pengguna Barang. Mur dan baut harus dibuat dari carbon
steel yang memenuhi atau lebih tinggi dari standar JIS G 3101 Class 2.
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR), atau mythil rubber
yang di vulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan standar JIS K 6353 atau nitrile butadiene
rubber (NBR) atau mythil rubber atau ethylene propylene diene monometer (EPDM) tebal 6
mm. Karet bekas tidak diperkenankan untuk digunakan.
Permukaan luar dan dalam dari special sleeve coupling harus dilapisi dengan special
hotfusion bonded nylon coating yang mempunyai ketebalan kering lapisan minimum sebesar
150 mikron. Mur dan baut harus diberi pengerjaan akhir (finish) dengan lapisan galvanis
ditambah special nylon coating tersebut yang mempunyai ketebalan kering lapisan minimum
sebesar 70 mikron.
Flange Insulasi
Flange insulasi harus dipasang pada jalur pipa pada bagian dari jalur pipa yang bersebelahan
dan terisolasi secara elektris, dan atau menyediakan alat untuk menjaga agar bagian yang
bersebelahan pada potensial yang berbeda.
Flange insulasi berkaitan dengan pengetesan tekanan hidrostatis yang dispesifikasikan untuk
pipa. Ketahanan elektris diseberang sambungan insulasi tidak boleh kurang dari 50 megohms
sebelum dan sesudah pekerjaan pengetesan hidrostatis.
Flange insulasi harus terdiri dari gasket dengan insulasi penuh baut serta mur yang diinsulasi
oleh lapisan teflon dengan jumlah yang cukup, pembersih insulasi dan pencuci logam.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan pelindung korosi petrolatum dengan kuantitas
yang cukup untuk digunakan pada semua Flange insulasi.
Manometer
Semua manometer merupakan tipe dengan gliserin untuk mencegah pengembunan dan
kestabilan terhadap getaran, manometer minimal memiliki skala (mampu menerima tekanan)
40 kgf/cm2 atau 600 psi.
PASAL – 4
PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA
Penyedia barang/jasa harus melaksanakan semua pekerjaan seperti yang terlihat pada
gambar rencana untuk memasang:
a. Sistem perpipaan distribusi air bersih.
c. Pelengkap perpipaan
Penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab penuh tentang penyediaan dan pemasangan
seluruh sistem perpipaan sampai pada pengetesan/pengujian sehingga semua sistem bekerja
dengan baik, aman, tanpa kebocoran sesuai dengan rencana.
1. Material
Semua pipa baja galvanized serta perlengkapan harus dari jenis yang disetujui serta sesui
dengan standard yang berlaku (kecuali ditentukan lain).
2. Pipa-Pipa PVC
Semua pipa yang terlindung dapat dipakai pipa-pipa PVC dari jenis yang disetujui serta
sesuai dengan Acuan Normatif dan Standard yang berlaku (kecuali ditentukan lain).
3. Material-material pelengkap
Material pelengkap seperti wastafel, urinoir, water closet, dan sebagainya harus
disesuaikan dengan gambar. Apabila tidak ditentukan lain oleh Direksi, semua
perlengkapan tersebut harus dari jenis/kualitas-1 dan merek yang disetujui. Semua unit
perlengkapan tersebut harus dipasang pada tempatnya dengan sambungan yang kaku dan
kuat yang dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang ahli.
151
4. Penyesuaian Dengan Peraturan Yang Ada
Semua cara pemasangan peralatan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh
Acuan Normatif atau peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang.
Atau apabila tidak ada maka harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman di
bawah pengawasan seorang seorang Ahli yang berpengalaman, sesuai prosedur pabrikan.
5. Klem dan Pendukung
Pipa yang tidak ditanam harus dipasang dengan klem dengan jarak tidak lebih dari 2,5m
untuk yang berdiameter 100mm atau lebih besar, dan 2m untuk yang berdiameter kurang
dari 100mm.
6. Pemasangan
Semua pekerjaan perpipaan harus dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan seperti
tersebut dibawah ini:
a. Pipa-pipa air harus dipasang bebas dari kantong-kantong udara dan lurus
b. Seluruh panjang pipa utuh harus dipakai kecuali jika panjang yang terpasang lebih
pendek daripada panjang pipa.
c. Pipa yang ditempatkan di atas tanah sedapat mungkin harus didukung secara merata
dan material yang langsung berhubungan dengan pipa harus bersih atau bebas dari
batu besar atau bahan-bahan yang merusak pipa.
d. Pemasangan pipa dan sambungannya harus dilaksanakan secara seksama untuk
menjamin lancarnya aliran air terutama sekali pada saluran pembuangan air kotor dan
juga untuk memudahkan pengontrolan dari sistem.
e. Ujung-ujung pipa yang terbuka harus ditutup selama jangka waktu pelaksanaan untuk
menghindarkan kotoran atau lumpur yang akan masuk ke dalam pipa.
f. Test tekan (uji kebocoran) yang akan menguji apakah seluruh sistem telah dapat
bekerja dengan baik harus dilaksanakan sebelum penyelesaian pekerjaan akhir.
g. Semua pipa harus diberi warna tertentu sesuai dengan fungsinya dan sesuai dengan
arahan Direksi/Pengawas, guna membedakan dengan pipa-pipa instalasi lainnya.
PASAL – 5
PERSIAPAN PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA
1. Lingkup Pekerjaan
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan peralatan pekerjaan sementara, tenaga kerja, dan
bahan serta memobilisasikan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan
dengan cara yang baik, termasuk sambungan ke pipa induk yang ada, pengujian,
penggelontoran (flushing), desinfeksi jalur pipa dan semua pekerjaan yang diperlukan untuk
152
penyelesaian pemasangan pipa sesuai persyaratan yang ditetapkan dalam spesifikasi teknis
ini.
Jika ada pekerjaan yang tidak tercakup dalam spesifikasi teknis ini akan dilakukan sesuai
dengan cara yang telah digunakan untuk bidang teknis yang besangkutan di Indonesia dan
menurut perintah direksi.
Data hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan untuk lokasi jembatan pipa atau daerah
sekitarnya disimpan oleh pemilik dan Penyedia Barang/Jasa akan diizinkan dan menelitinya
di kantor proyek.
Semua penjelasan dalam persayaratan teknis ini khususnya yang bersifat teknis selalu
berpedoman pada standar yang umum dipakai di indonesia. Semua standar yang digunakan,
menggunakan Standar Nasioanal Indonesia (SNI). Dalam hal belum diatur dalam SNI, standar
yang digunakan merujuk kepada:
AISI : American Iron and Steel Institute
ANSI : American National Standards Institute
API : American Petrolium Institute
ASTM : American Society of Testing Material
AWWA : American Water Works Association
DIN : Deutsche Institut fur Norming
IEC : International Electrotecnical Commision
ISO : International for Standardization Organization
JIS : Japanese Industrial Standard
KIWA : Dutch Institute for the Testing of water supply Material
NEMA : National Electrical Manufactures’s Assosiation
PBI 71 : Peraturan Beton Indonesia tahun 1971
SNI : Standar Nasional Indonesia
153
a) Pengukuran topografi sepanjang bentang trase pipa yang melalui pipa tersebut.
Survey ditujukan untuk menetapkan lokasi tepat trase jalur pipa. Penyedia
Barang/Jasa harus memperhatikan saran dan arahan dari instansi yang berwenang
atau direksi, karena trase mungkin telah ditetapkan berdasarkan Rencana Tata Kota.
b) Pekerjaan persiapan seperti pelebaran jalan lokal yang ada, pembongkaran dinding,
pengamanan, kompensasi dan pekerjaan lain yang diperlukan harus dilaksanakan
sebelum dimulainya pekerjaan pemasangan pipa.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan tenaga kerja yang diperlukan, peralatan dan
bahan untuk membuat jalan sementara sebagaimana telah ditentukan.
c. Tanggung Jawab
Penyedia Barang/Jasa harus bertanggung jawab agar persyaratan dasar untuk pipa induk
diletakkan dan dipasang pada jalur dan ketinggian yang ditetapkan dan dengan fitting, valve
dan saluran pembuang pada lokasi yang ditentukan. Untuk maksud ini, Penyedia Barang/Jasa
harus diminta membuat patok pekerjaan atau titik referensi atas biaya Penyedia Barang/Jasa
sendiri.
e. Kedalaman Pipa
Semua pipa harus dipasang pada kedalaman tanah sebagaimana yang telah ditentukan
dalam gambar dan spesifikasi.
154
f. Pembersihan dan Pengupasan
Jalur pipa harus dibersihkan dan dikupas sebelum melakukan penggalian atau melakukan
pengurugan.
Pembersihan dan pengupasan berupa memberihkan akar-akar, tonggak, tumbuhan,
perkerasan, jalur pejalan kaki dan hambatan apapun di permukaan yang perlu disingkirkan
secara permanen atau untuk sementara waktu dan semua itu terdapat di area yang akan
digali.
Tidak boleh ada pohon yang ditebang, dirusak, atau diganggu oleh Penyedia Barang/Jasa
tanpa persetujuan direksi.
Semua kotoran, buangan, tumbuhan, dan bahan bongkaran seluruhnya harus disingkirkan
dari lokasi pekerjaan dan dibuang oleh Penyedia Barang/Jasa dengan cara yang baik, kecuali
bagi bahan atau bangunan yang akan disingkirkan untuk sementara waktu dan nantinya akan
dipasang dan diperbaiki kembali seperti semula.
Bahan maupun bangunan yang disingkirkan untuk sementara waktu dan nantinya akan
dipasang dan diperbaiki kembali harus dijaga dan disimpan dengan baik.
g. Pengeringan (Dewatering)
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan dan memelihara cara dan peralatan pengeringan
serta membuang air yang masuk ke lubang galian maupun pada bagian pekerjaan lainnya
dengan cara yang baik.
Semua galian harus tetap dalam keadaan kering dan tidak ada bahan pondasi, pipa atau
beton yang diletakan dalam air kecuali dengan persetujuan direksi.
Air harus dibuang sedemikian rupa sehingga terhindar kerusakan harta benda dan gangguan
terhadap masyarakat luas dan lingkungan sekitarnya.
Jika Penyedia Barang/Jasa memilih membuat saluran bawah pembuang, hal ini harus
mendapat persetujuan direksi terlebih dahulu.
Pemasangan rambu-rambu pengaman pada galian atau lokasi yang membahayakan atau
yang lalu lintasnya padat harus dipasang rambu-rambu pengaman yang mudah dilihat dan
terbaca dengan jelas.
h. Penggalian Lapisan Bawah Permukaan (Sub Surface) dan Lubang Pengujian (Test Pit)
Penyedia Barang/Jasa harus memberi tanda pada galian dan parit persiapan sehingga lokasi
tepat bangunan bawah tanah dapat ditentukan.
155
Penyedia Barang/Jasa harus bertanggung jawab bagi perbaikan bangunan tersebut bila
pecah atau rusak karena kelalainnya.
Apabila, menurut pemikiran direksi perlu mencari dan menggali untuk menetapkan bangunan
bawah tanah yang ada, Penyedia Barang/Jasa harus melakukan pencarian tersebut atas
biayanya sendiri dan menurut petunjuk direksi.
Bila diperintahkan oleh direksi untuk tujuan penyelidikan keadaan tanah, Penyedia
Barang/Jasa harus menggali lubang pengujian setiap 50 m sepanjang jalur pipa, kecuali jika
ditentukan lain oleh direksi. Di samping itu, Penyedia Barang/Jasa harus menggali lubang
pengujian yang cukup untuk menetapkan tempat utilitas bawah tanah bila hal itu memang
diperlukan untuk membuat konstruksi khusus dalam melintasi utilitas tersebut. Lubang
pengujian ini akan digali dengan tangan (manual) dan dalam jarak yang cukup di depan jalur
pipa sehingga kemajuan pemasangan pipa tidak terhambat.
PASAL – 6
PEKERJAAN TANAH DAN PERBAIKAN KEMBALI PERMUKAAN
Dalam bagian ini, Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan peralatan, tenaga kerja,
peralatan dan bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan cara
yang baik untuk bangunan dan jalur pipa, yang mencakup kegiatan atau hal seperti
pembongkaran; penggalian; penimbunan; pembongkaran bahan pengurugan kembali;
pemilihan bahan untuk pengurugan dan pelapisan dasar; penurapan dan penopangan;
peralatan, pemindahan pagar dan perbaikan kembali; cara perlindungan lokasi; perbaikan
permukaan; lubang pengujian (test pit); akomodasi lalu lintas dan pemeliharaan perkerasan;
perlindungan harta benda; bangunan yang ada dan lansekap dan semua peralatan kerja
sesuai dengan dokumen kontrak dan memungkinkan diperintahkan oleh direksi
156
A. Daerah Lansekap / Pertamanan
Pada daerah lansekap yang ada, Penyedia Barang/Jasa harus menyingkirkan semua
benda pemukaan, menyimpan, menjaga dengan baik pohon kecil, pagar tanaman, semak
belukar atau bagian lansekap yang mungkin dapat rusak selama pemasangan jalur pipa,
untuk perbaikan kembali daerah tersebut nantinya.
Pohon besar sebaiknya jangan ditebang selama pemasangan pipa. Bila keadaan
menuntut penebangan pohon untuk pemasangan pipa, Penyedia Barang/Jasanya
sebelumnya harus mendapatkan izin pohon dari pemilik atau instansi terkait yang
memeliharanya dan melaporkannya pada direksi.
Semua biaya yang diperlukan untuk penebangan pohon termasuk biaya kompensasi
ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa sendiri.
B. Daerah Berumput
Lapisan atas atau lempung, bilamana ditemukan harus ditimbun secara terpisah dari
bahan galiannya, dan nantinya dikembalikan ke tempat semula pada kedalaman
terpadatkan yang sama dengan kondisi semula.
Lempeng rumput di daerah berumput yang akan terkena galian, atau yang akan rusak
karena terkena peralatan, harus disingkirkan, dijaga/dipelihara selama berlangsungnya
pekerjaan konstruksi dan diletakan kembali setelah penyelesaian urugan.
Bilamana karena pekerjaan Penyedia Barang/Jasa, tenah berumput menjadi rusak untuk
diletakan kembali seperti semula, Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan dan
menempatkan tanah berumput baru atau dengan cara lain, memupuk, menyiangi, dan
memelihara area tersebut sampai didapatkan tunas baru.
C. Daerah Berbatu
Pada daerah yang berbatu, Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan peralatan yang
sesuai untuk menggalinya. Bila tidak mungkin untuk dilakukan penggalian, sedangkan
bila dalam gambar rencana ada pipa yang ditanam dibawah batu, maka apabila direksi
mengizinkan dapat dilakukan pemasangan pipa baja yang diletakkan diatas tanah
berbatu tersebut.
157
ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa sendiri. Bila melewati saluran-saluran air (irigasi),
harus diusahakan tidak mengganggu pengairan sawah dan tidak merusak saluran irigasi
tersebut.
2. Penggalian
Penggalian mencakup penyingkiran semua bahan apapun yang ditemui termasuk pula semua
hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan dan penyelesasian pekerjaan.
Penyingkiran bahan tersebut harus sesuai jalur dan kemiringan yang diperlihatkan dalam
gambar rencana ataupun yang diminta oleh direksi.
Batu dan bahan galian lainnya yang diklasifikasikan oleh direksi sebagai yang tidak sesuai
untuk pengurugan harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan, memasang dan memelihara semua pendukung
dan penopang yang mungkin diperlukan untuk dinding sisi galian dan semua pemompaan,
pengeringan atau cara lain yang disetujui untuk penyingkiran atau pengeringan air, termasuk
penanganan terhadap air hujan dan air limbah yang berasal dari berbagai sumber yang
mencapai lokasi guna mencegah terjadinya kerusakan pada pekerjaan maupun kepemilikan
yang berada didekatnya.
Dinding dan permukaan seluruh galian dimana pekerja kemungkinan mengalami bahaya dari
tanah yang tidak stabil harus distabilkan terlebih dahulu dengan penurapan/penopangan,
membuat sudut galian yang aman atau cara lainnya.
158
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan, memasang dan menjaga turap, penopang dan
lain-lain, yang perlu untuk melindungi pekerja, mencegah pergerakan tanah yang dapat
menyebabkan musibah, tertundanya pekerjaan ataupun membahayakan bangunan yang ada
disekitarnya.
A. Perlindungan Terhadap Bangunan Yang Ada
Bilamana perlu dapat dipakai cara penggalian yang sesuai guna melindungi bangunan,
utilitas, tiang listrik, pepohonan, perkerasan ataupun hambatan yang ada. Di daerah di
dekat fasilitas atau jalur pipa gas dan bahan bakar, Penyedia Barang/Jasa harus
melakukan tindakan pencegahan guna menghindari kemungkinan pecah, gangguan,
atau menyebabkan kerusakan pada fasilitas dan jalur tersebut.
Lebih lanjut Penyedia Barang/Jasa harus menjaga dan memperhatikan pada
kemungkinan adanya uap bahan bakar dan gas yang mungkin merembes ke tanah atau
telah terganggu selama penggalian dan pemasangan jalur pipa.
C. Galian Terbuka
1) Umum
Galian terbuka harus digali sehingga pipa dapat diletakan pada trase dan kedalaman
yang diminta, dan galian tersebut dilakukan sampai didepan perletakan pipa
sebagaimana yang diizinkan oleh direksi dan/atau persyaratan yang ditetapkan oleh
Departemen Pekerjaan Umum. Galian terbuka tersebut harus dikeringkan dan
dipelihara selama pekerjaan agar pekerja dapat bekerja secara aman dan efisien.
2) Lebar Galian Terbuka
Lebar galian harus cukup agar memungkinkan pipa dapat diletakan dan disambung
dengan baik, dan pengurugan serta pemadatan dapat dilakukan sebagaimana yang
telah ditentukan.
Bilamana diperlukan, lebar galian harus sedimikian rupa sehingga dapat memberikan
kemudahan dalam penempatan penopang kayu, turap dan penopang lainnya, maupun
penanganan khusus lainnya.
159
3) Lubang galian untuk penyambungan
Lubang galian untuk penyambungan harus dibuat disetiap lokasi sambungan agar
penyambungan dapat dilakukan dengan baik.
4) Panjang Galian
Galian terbuka bagi suatu pemasangan pipa tidak boleh melebihi panjang yang
diizinkan direksi. Galian harus diselesaikan paling sedikit 10 (sepuluh) meter didepan
perletakan pipa terakhir.
Penggalian dan pengurugan harus dilakukan dalam 24 jam atau galian harus diurug
penuh di akhir hari kerja setiap hari atau ditutupi dengan pelat baja yang ditopang
dengan cukup aman serta mampu menahan beban arus lalu lintas kendaraan.
5) Galian Terbuka dan Jarak Pipa
Galian harus digali sampai kedalaman yang telah ditentukan sebagaimana yang
diperlihatkan dalam gambar standar agar memberikan dukungan yang menerus dan
seragam dan menopang pipa pada tanah yang padat dan tak terganggu pada setiap
titik diantara lubang galian sambungan.
Bagian dasar tanah yang digali melampaui kedalaman yang ditentukan harus diurug
kembali secara merata sebagaimana diperintahkan oleh direksi sampai pada
kedalaman yang ditetapkan dengan pasir atau bahan lain yang telah disetujui serta
dipadatkan.
Bongkahan batu dan batu besar, bilamana ditemukan harus disingkirkan agar
memberikan jarak bebas paling sedikit 15 cm dibawah dari setiap sisi pipa dan fitting
untuk pipa dengan diameter 600 mm atau lebih kecil; dan 20 cm untuk pipa dan fitting
dengan diameter lebih besar 600 mm.
160
Perhatian perlu diberikan untuk mencegah terjadinya rongga di luar turap, tetapi jika
terjadi rongga; rongga tersebut harus segera diisi dan dipadatkan. Sebelum
memasang penopang dan turap, Penyedia Barang/Jasa harus memberi tahu lokasi
galian dengan turap dan penopang beserta dengan jadwal pelaksanaannya untuk
mendapat persetujuan dari direksi.
Kecuali ditentukan lain atau diperintahkan direksi, galian terbuka diperkerasan
sepanjang jalan utama dan atau jalan strategis harus dilakukan dengan penurapan
dan penopangan.
Semua penopang dan turap yang tidak digunakan harus dipindahkan dengan hati- hati
tanpa membahayakan pemasangan yang baru dilakukan utilitas yang ada, atau
kepemilikan yang berada didekatnya.
Semua rongga yang timbul akibat dicabutnya turap harus segera diisi kembali dengan
pasir dan dipadatkan dengan cara penumbukan menggunakan alat ya ng sesuai
dengan membasahinya atau cara lain yang diperintahkan.
Direksi dapat memerintahkan Penyedia Barang/Jasa secara tertulis setiap saat
selama pekerjaan berlangsung untuk tidak mencabut semua turap, penopang dan lain-
lain, untuk ditimbun pada saat pengurugan dengan tujuan mencegah kerusakan
bangunan, utilitas dan kepemilikan.
Hak direksi memerintahkan semua turap dan penopang serta bahan lain ditinggalkan/
dibiarkan di tempatnya tidak boleh ditafsirkan sebagai kewajiban di fihak direksi untuk
mengeluarkan perintah seperti itu, dan kegagalan melaksanakan hak seperti itu tidak
mengurangi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa terhadap kerusakan yang terjadi
pada pihak ketiga yang diakibatkan oleh kepemilikan oleh kelalaian dalam pekejaan
sebagai akibat tidak ditinggalkannya penopang atau turap untuk mencegah longsor
atau bergeraknya tanah.
161
3. Urugan
Urugan mencakup menyediakan, menempatkan dan memadatkan semua bahan untuk
mengisi/mengurug galian pemasangan pipa dan galian untuk bangunan lainnya. Urugan tidak
boleh dijatuhkan secara langsung pada pipa atau bangunan lainnya.
Kecuali ditentukan lain, bahan yang digunakan untuk pengurugan harus berupa bahan yang
terpilih. Jika urugan pasir atau kerikil tidak ditentukan dalam gambar, tetapi menurut pendapat
direksi harus digunakan di beberapa bagian pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa harus
menyediakan dan mengurug dengan pasir atau kerikil sebagaimana ditentukan dan
diperintahkan oleh direksi. Urugan harus dikerjakan setelah pipa terpasang, diperiksa dan
disetujui direksi.
Bilamana tidak disebutkan lain dalam spesifikasi dan gambar rencana, bahan untuk urugan
ditentukan sebagai berikut :
Bahan Terpilih
Bahan terpilih adalah bahan yang telah diambil dengan penggalian atau diangkat yang
tidak mengandung batu atau benda padat yang ukurannya tidak lebih besar 5 cm
dalam bentuk apapun dan juga tidak mengandung bahan organik seperti rumput, akar,
semak atau tumbuhan lainnya, dan tidak bersifat mengembang (non exrisive nature).
Urugan Pasir
Semua pasir yang digunakan untuk urugan harus pasir alam berbutir halus hingga
sedang, tidak bergumpal, dan bebas dari kotoran, arang, abu, sampah, atau bahan
lainnya yang menurut pendapat direksi dapat ditolak.
Bahan tersebut tidak boleh mengandung lempung dan tanah liat lebih dari 10 berat
bahan keseluruhan.
Urugan Kerikil
Kerikil yang dipakai untuk urugan harus berupa kerikil alam, memiliki partikel yang kuat
berbutir halus sampai sedang dalam bentuk yang cukup seragam dan tidak
mengandung batu besar atau batu dengan ukuran lebih besar dari 5 cm.
Bahan tersebut harus bebas dari kotoran, abu, arang, bahan tak terpakai/buangan
atau bahan yang tidak boleh ada atau bahan buangan lainnya. Bahan tersebut tidak
boleh mengandung tanah liat, lempung dan tidak boleh bergumpal.
Urugan Pada Galian Lapisan Atas
Pipa harus didasari dan dialasi hingga kedalaman minimum. Bahan bagi lapisan alas
ini harus pasir, ditempatkan dalam bentuk lapisan dengan ketebalan tidak lebih dari
15 cm dan dipadatkan dengan tongkat pemadat atau cara lain yang disetujui direksi
pada kepadatan kering maksimum 95 %.
162
Pemberian lapisan alas pipa dengan memakai kerikil diperlukan sebagai pengganti
pasir pada tempat yang dianggap perlu dan yang diperintahkan untuk dilakukan oleh
direksi.
Urugan di Bawah Pipa
Semua galian diurug kembali dengan pasir atau bahan lain yang disetujui, dengan
tenaga manusia mulai dari lapisan pasir alas hingga garis tengah pipa, diletakan
secara berlapis dengan ketebalan tidak lebih dari 15cm dan dipadatkan dengan
tongkat pemadat pada ketebalan kering maksimum 95%.
Bahan urugan ditempatkan dalam galian secara penuh selebar galian di masing -
masing sisi pipa, dan perlengkapan lainnya secara menerus.
Dalam hal pipa Ductile Cast Iron, dari garis tengah pipa ke permukaan, dalam ”Urugan
Sampai Permukaan” harus diterapkan bagi pengurugannya.
Urugan di Atas Pipa
Pada garis tengah pipa dan perlengkapannya sampai pada kedalaman 10cm diatas
pipa baja (steel), galian harus diurug dengan peralatan tangan (manual) atau cara
mekanis lainnya yang telah disetujuinya.
Bahan dan cara pengurugan harus sebagaimana yang ditunjukan dalam gambar
rencana, dan ditempatkan secara berlapis dengan ketebalan tidak melebihi 20 cm dan
dipadatkan dengan tongkat pemadat dengan ketebalan kering maksimum 95%.
Dalam pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan cara konvensional atau
cara mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30 cm diatas puncak pipa PVC
dan tidak merusak pipa.
Urugan Sampai Permukaan
Dari kedalaman 10 cm diatas pipa baja sampai permukaan, galian harus diurug
dengan peralatan atau yang disetujui, ditempatkan berlapis dengan ketebalan tidak
melebihi 20 cm dan dipadatkan dengan alat pemadat untuk mencegah amblasnya
permukaan tanah setelah penyelesaian pekerjaan pengurugan.
163
5. Perlindungan Terhadap Lereng Sungai, Saluran dan Selokan
Dimana pipa menyeberang sungai, saluran atau selokan, dan juga pada titik buang katup
penguras (blow offs), pada bangunan ini harus diberikan perlindungan terhadap lereng
dengan menggunakan batu lapis lindung (riprap) atau cara lain yang telah disetujui guna
mencegah runtuhnya kemiringan tersebut.
Batu lapis lindung yang ada atau perlindungan kemiringan harus diperbaiki kembali
sebagaimana yang ditetapkan dalam bagian ”GALIAN PERMUKAAN DAN PERBAIKAN”.
Pemasangan lapisan lindung secara umum harus dimulai dari bahu hingga ke dasar
kemiringan dan memenuhi sudut kemiringan yang ada dan bentuk topografi daerah
sekitarnya. Sebagaimana diputuskan direksi, pemasangan lapis lindung dilakukan dari bahu
hingga kedalaman tertentu untuk mencegah keruntuhan.
Bahan yang digunakan untuk pemasangan batu harus batu alam yang keras dan berbentuk
bundar, batu berbentuk pipih dan panjang tidak boleh digunakan.
Ketebalan pasangan batu harus sekitar 35 cm, kecuali ditetapkan dan diperintahkan lain oleh
direksi. Ketebalan yang disebutkan diatas, mungkin berbeda sesuai dengan lokasi pekerjaan,
yaitu sudut kemiringan, kedalaman atau bentuk topografis sungai, saluran dan selokan.
Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan gambar kerja sebelum memasang pasangan batu
untuk persetujuan direksi.
Rongga diantara batu harus diisi dengan beton tumbuk dan dipadatkan dengan baik atau
dengan semen bila disetujui. Area dibawah lapisan batu harus diisi dengan kerikil yang
dipadatkan dengan ketebalan 20 cm.
Pipa pengering harus dipasang bilamana menurut anggapan direksi memang dipe rlukan.
Pipa pengering ini harus berdiameter 50 mm dipasang setiap (2 – 3) m2 pasangan batu. Dasar
sungai, saluran atau selokan mungkin perlu dilindungi sesuai dengan keadaan lapangan
sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.
PASAL – 7
PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA BAJA (STEEL)
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan dan memelihara dalam kondisi baik perkakas dan
peralatan untuk menangani dan memasang pipa dan valve. Cara pemasangan pipa dan
penggunaan perkakas dan peralatan juga harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun bahan
penopang tidak diperlihatkan dalam gambar kerja.
Bagian dalam semua pipa dan valve yang dipasang harus dijaga tetap bersih dan bebas dari
benda asing dan kotoran di sepanjang waktu. Langkah pencegahan mencakup penggunaan
kain pembersih dan alat bantu lain yang memadai menurut petunjuk direksi selama
164
pemasangan pipa dan penyumbatan yang rapat semua lubang/celah yang ada pada setiap
akhir hari kerja.
Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara pemasangan yang ditetapkan
terlebih dahulu. Sebelum menempatkan pipa pada posisinya, ketinggian dan alinyemen akhir
harus diperiksa terlebih dahulu dengan menggunakan peralatan survei.
Pipa, valve, dan fitting harus diperiksa secara teliti dari kerusakan pada saat pemasangan.
Bahan yang didapati rusak sebelum, selama, atau setelah dipasang harus diberi tanda secara
permanen, disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan diganti dengan yang baik.
Secara umum, setiap 3 batang pipa disambung di atas tanah agar pelaksanaan
penyambungan lebih mudah dan pada kondisi yang stabil.
Pipa-pipa yang disambung menjadi satu diangkat dan diletakkan kedalam galian dan di dalam
galian pipa tersebut disambung dengan pipa lainnya dengan menggunakan ”coupling”.
A. Pemasangan Pipa
1. Penurunan Pipa ke Dalam Galian
Peralatan perkakas dan fasilitas direksi yang memuaskan direksi harus disediakan dan
digunakan oleh Penyedia Barang/Jasa untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan. Semua
pipa, fitting, dan valve harus diturunkan secara hati-hati ke dalam galian satu persatu dengan
batasan diameter memakai “crane”, derek, tali, atau dengan mesin, perkakas, atau peralatan,
lainnya yang sesuai dan dengan cara sedemikian rupa agar mencegah kerusakan terhadap
bahan, lapisan pelindung luar (protective coating) serta lapisan pelindung dalam (Lining).
Barang-barang tersebut sama sekali tidak diperkenankan dijatuhkan dan/atau dilemparkan ke
dalam galian. Jika kerusakan terjadi pada pipa, valve dan/atau perlengkapan lainnya pada
saat penanganannya, harus segera dilaporkan kepada direksi. Direksi akan menentukan
perbaikan yang diperlukan atau menolak bahan yang rusak tersebut.
165
Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih,
dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa dipasang.
Bila ada profil pengaku bahan (stiffeners) guna melindungi ujung pipa, semua profil pengaku
tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing lainnya dalam pipa.
4. Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk ke dalam pipa
pada saat pipa diletakkan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain, ataupun benda-
benda lainnya ditempatkan dalam pipa.
Setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang
dan ditempatkan pada jalur dengan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan dan
ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian
yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah
tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus ditutup/disumbat
dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh direksi.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan Tee, Bend atau Valve atau untuk tujuan lainnya harus
dilakukan dengan mesin potong yang sesuai serta dengan cara yang rapih dan baik tanpa
menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya. Ujung pipa harus
halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa. Pemotongan pipa baja harus dikerjakan
dengan mesin pemotong yang sesuai menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang
benar atau sudut yang diminta terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar maupun lapisan
pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong tersebut harus dipotong serong
(Beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada fitting seperti Bend, Tee, dan flange dan spigot yang dipotong untuk
pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan kepada
Penyedia Barang/Jasa dari Direksi.
166
Pengelasan pipa baja di lapangan harus disesuaikan dengan persyaratan yang ditentukan
berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini, mengacu pada standar ataupun
pedoman (code) berikut ini:
a. Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures’ Association (WSP)
b. Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan
Bila pengelasan dilakukan di dalam galian maka galian harus dilebarkan dan dibuat lebih
dalam agar memungkinkan pengelasan dengan benar sebagaimana diminta. Jumlah pipa
yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan di atas permukaan
tanah, serta cara peletakannya ke posisi yang sesuai, harus disetujui terlebih dahulu oleh
Direksi.
Pengelasan yang diminta oleh Direksi harus diuji dengan cara pengujian yang dicantumkan
dalam Bagian sebelumnya PENGUJIAN TANPA MERUSAK PADA PENGELASAN DI
LAPANGAN atau dengan cara yang diterima oleh Direksi.
Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan, dengan cara
pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan dengan las
tumpul tunggal (single-welded butt joint) atau las-tumpul ganda (double- welded butt joint)
sesuai yang ditentukan.
2. Juru Las
Penyedia Barang/Jasa harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang
diusulkan untuk persetujuan Direksi.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi pekerjaan
pengelasan serta memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh badan berwenang.
167
4. Penyiapan Ujung Pipa
Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bevel) yang sesuai sebelum
pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui oleh Direksi, alur tersebut harus dibuat pada
bagian permukaan luar (exterior) untuk pipa dengan diameter 700 mm dan yang lebih kecil
dari pada permukaan dalam (interior) untuk pipa dengan diameter 800 mm dan yang lebih
besar.
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus ada alur dikedua sisi pipa
agar dapat dilakukan sambungan las tumpul ganda (double welded butt joint). Bentuk dan
ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus sesuai dengan JIS G-3443
atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.
5. Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah dan
karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan pelindung luar
pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian ujung pipa dibuat alur
sebagaimana yang ditentukan.
“Fitting” tidak boleh dipotong di lapangan.
Atas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus terus
menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.
Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Penyedia Barang/Jasa harus memperhatikan
keadaan cuaca seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan tidak boleh
dilakukan dalam kondisi cuaca seperti yang telah disebutkan tanpa perlindungan atau
persetujuan dari Direksi.
Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan, tumpang
tindih dan ketidak rataan.
168
Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara amatan. Kerusakan berikut ini
dapat menyebabkan ditolaknya hasil pengelasan dan Penyedia Barang/Jasa harus mengelas
dan menguji kembali atas biayanya sendiri.
Adanya lubang (pit) dipermukaan
Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman 1 mm atau lebih
Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman lebih dari 0,5 mm dan
kurang dari 1,0 mm dan lebih dari ketebalan dinding.
Adanya tumpang tindih (overlap)
Adanya penguatan berlebihan
Ketebalan Maximum
Dinding Reinforcement
12,1 atau lebih kecil 3,2
PASAL – 8
KONSTRUKSI BANGUNAN PERPIPAAN KHUSUS
169
Pipa dan accesories, sesuai standar yang berlaku
Beton selubung, sesuai standar spesifikasi beton bertulang kedap air Nomor : SK
SNIS–36–1990–03
170
Setelah itu, dengan aliran air tetap dipertahankan tetapi pada kecepatan yang lebih rendah,
air ditambah dengan cairan desinf ektan yang sudah disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa
dengan cara dipompakan melalui lubang berdiameter kecil di ujung pipa di bor.
Volume air dan jangka waktunya sekurang-kurangnya 24 jam harus sedemikian sehingga air
yang dikeluarkan mengandung sekurangnya 20 mg sisa Khlorin per liter.
Jika air ini masih mengandung Khlorin bebas setelah periode kontak ini, maka harus dicuci
dengan air sampai air yang dikeluarkan tidak mengandung Khlorida yang berlebihan.
Jika ternyata cairan yang dikeluarkan tidak mengandung Khlorin setelah periode kontak
selama 24 jam dalam pemberian desinfektan, maka proses harus diulangi. Sebelum pemberi-
an desinfektan pada tiap bagian pipa dengan cairan yang mengandung klorin di atas,
Penyedia Barang/Jasa harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Tenaga Ahli untuk
menggunakannya.
Desinfeksi Pipa
Sebelum jaringan pipa dipakai untuk mengalirkan air minum maka terlebih dahulu harus
dilakukan pembersihan pipa dari kotoran/endapan yang ada dalam pipa dan mensterilkan
pipa dari kuman-kuman patogen dengan larutan desinfektan.
3. Perancah
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan perancah yang memadai untuk melintas sungai
atau saluran dengan lebar yang cukup agar dapat meletakkan, menyambung, mengelas dan
mengecat pipa dan melaksanakan pekerjaan pemasangan pipa dengan aman dan efisien.
Tindakan khusus harus dilakukan dalam merencanakan dan membangun perancah di lokasi
jembatan di mana pendirian pilar termasuk ke dalam pekerjaan, sehingga dapat me- nopang
dengan baik atau mendukung berat peralatan pancang dan tekanan atau kejutan dari
pelaksanaan pancang.
171
Penyedia Barang/Jasa harus melakukan pengujian kapasitas daya dukung
tanah di lapangan sebagaimana diminta oleh Direksi, sesuai dengan standar
yang disetujui, bilamana penggalian dilakukan hingga gradien yang
direncanakan sebagaimana terlihat dalam gambar.
Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100 tidak boleh d ilaku kan sebelum
diperoleh persetujuan dari Direksi.
Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan diganti dengan
pasir atau batu pecah sampai kedalaman tertentu dan ditempatkan
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar atau sebagaimana diperintahkan
oleh Direksi. Setiap lapisan bahan tersebut harus disebar dengan ketebalan
maksimum 15 cm dan dipadatkan dengan alat pemadat tangan, minimum
empat kali sebagaimana disetujui oleh direksi.
Pengujian lapangan harus dilakukan setelah pengisian mencapai ketinggian
yang direncanakan sebagaimana dijelaskan di atas untuk memenuhi kapasitas
daya dukung.
Ketebalan akhir 10 cm tanah asli, harus disingkirkan dengan tangan sehingga
akan diperoleh tanah dasar rata tak terganggu.
Jika tanah pada gradien galian yang direncanakan dan yang diperintahkan
Direksi tidak sesuai untuk pondasi, Penyedia Barang/Jasa harus menggali
lebih dalam lagi di bawah gradien tersebut sampai kedalaman tertentu
sebagaimana diperintahkan Direksi.
2) Pondasi Pancang
Semua pancang harus disediakan dan dipasang pada lokasi yang tepat yang
diperlihatkan dalam gambar dan sebagaimana ditentukan dalam bab
selanjutnya.
Pancang tidak boleh dipancang sebelum diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
Kepala pancang direncanakan sebagai sendi dan harus disisipkan ke dalam
bangunan bawah sedalam 10 cm.
b) Pekerjaan Beton
Setelah mengecor lantai kerja, dan setelah diperiksa dan disetujui Direksi, Penyedia
Barang/Jasa harus menyelesaikan pekerjaan sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam bagian
selanjutnya, yaitu "Pekerjaan Beton".
172
Harus digunakan beton dengan kuat tekan karakteristik minimum 175 kg / cm 2. Pipa
yang ditanam dalam bangunan bawah harus dimantap kan ke besi tulangan dengan
cara yang disetujui serta menghindari pergeseran dari lokasi semula selama
pengecoran beton.
c) Pekerjaan Kayu
Kayu untuk menopang pipa adalah kayu bingkirai kering oven. Kayu harus kuat agar
tidak lekas pecah terkena perubahan cuaca.
5. Konstruksi Pilar
Pilar terdiri dari sepasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan beton. Berkaitan
dengan pancang yang dipancang di sungai atau saluran, Penyedia Barang/Jasa harus
memilih secara teliti cara dan peralatan yang sesuai agar tetap pada jalur dan ketinggian yang
benar sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Puncak pancang harus digabungkan ke dalam bantalan beton dengan kedalaman yang cuku
p sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Setelah penyelesaian pekerjaan, semua bahan
yang digunakan bagi pekerjaan konstruksi, seperti perancah, pelantar kerja sementara dan
lain-lain, harus disingkirkan semuanya agar tidak mengganggu aliran sungai atau saluran.
7. Pemasangan Pipa
Penyedia Barang/Jasa harus memasang dan menyambung semua pipa “fitting" dan
"coupling" sesuai dengan jalur dan ketinggian yang diperlihatkan dalam gambar.
a) Anti Lendutan (cambering)
Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang dalam bentuk bekisting
lengkung. Besarnya anti lendutan ini harus 1/1250 persatuan pancang bentang di
bagian garis tengah bentang sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Penyedia
Barang/Jasa harus menyiapkan gambar kerja yang memperlihatkan susunan rinci
bahan pipa dan juga garis pemotongan dan sudut masing-masing pipa untuk anti
lendutan dan harus menyerahkannya ke Direksi untuk persetujuannya setelah
pekerjaan pemasangan pipa.
173
b) Pendukung Berbentuk Cincin (ring support)
"Fixed Type Ring Support" yang ditunjukkan dalam gambar harus dianggap
pendukung berbentuk cincin yang dipasang di bantalan pilar.
"Sliding Type Ring Support" harus dianggap sebagai pendukung berbentuk cincin
yang dapat digeser secara horizontal di bantalan pilar ke sumbu dalam pipa.
Pendukung harus terbuat dan baja yang memenuhi standar yang ditentukan Direksi
atau yang dianggap setara, dan dibuat sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Demikian pula dengan baut, angker dan sekrup harus terbuat dari baja yang
memenuhi standard yang sesuai seperti tersebut di atas. Pendukung berbentuk cincin
harus dilas merata melingkari pipa baja.
c) Pengujian Pengecatan
1) Umum
Semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus diuji secara radiografi
sebagaimana dinyatakan di bawah ini.
Setelah disetujui oleh Direksi, semua permukaan bagian dalam
(interior),sambungan las, dan permukaan bagian luar (exterior) harus dicat.
2) Pengujian Radiografi untuk Hasil Pengelasan
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan
untuk pengujian radiografi hasil pengelasan. Pengujian radiografi harus
dilakukan oleh penguji yang mampu, memiliki pengalaman dan kualifikasi yang
cukup untuk pekerjaan penguijian.
Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan pengalaman dan kualifikasi yang
dimilikinya untuk persetujuan Direksi. Semua pelak sanaan pengujian harus
dikerjakan dengan dihadiri oleh Direksi atau Wakilnya.
Pengujian hasil pengelasan harus dilakukan sesuai dengan JIS Z 3104
"Method of Radiografic Test and Classification of (Radiographs)" cara
pengujian radiografi dan klasifikasi radiograf untuk pengelasan baja, atau
standar lain yang dapat diterima oleh Direksi.
Hasil pengujian radiografi diklasifikasikan dalam standar sebagai berikut :
Kelas 1 2 3
Kelas dan tingkatan yang diterima harus kelas 1, tingkat 1, sampai tingkat 3
dan kelas 2, tingkat 1 sampai 3. Jika hasil pengujian memperlihatkan kelas dan
tingkat lain dari pada yang disebutkan di atas, Penyedia Barang/Jasa harus
174
mengelas dan menguji Ulang atas beban biayanya sendiri sampai hasil yang
diperoleh diterima oleh Direksi.
175
b) Penyelidikan Tanah
Dalam memeriksa sifat tanah lokasi pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa diizinkan untuk
melihat dan memeriksa data penyelidikan tanah di Kantor Pemilik yang
memperlihatkan keadaan tanah pada lokasi strategis sepanjang jalur pipa.
Penyedia Barang/Jasa harus, bila diminta oleh Direksi, melakukan pemboran
mencakup pengujian penetrasi standar (standard - penetration test ) di lubang bor.
Konsolidasi dan pengujian lain yang diperlukan pada contoh tanah yang didapat dari
pengeboran
tersebut untuk mengetahui sifat tanah seperti daya dukung, kuat geser, permeabilitas,
nilai banding rongga (void ratio) dan kandungan air.
Tambahan penggantian dalam hal ini akan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
176
1) Penurapan dan Penopangan
Sebelum penggalian ruang penembus, turap tiang baja (Steel seet pile ) harus
dipancangkan sepanjang dinding ruang sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar dan sebagaimana ditentukan di sini.
Tiang turap harus dipancang sepanjang permukaan luar penopang. Yang
dipasang sebelum pemancangan tiang turap, dan memanfaatkan penopang
sebagai pedoman pemancangan guna mencegah turap melintir atau
melengkung selama pemancangan
Seluruh tiang turap harus dipancangkan ke tanah sampai kedalaman tidak
kurang dari 8 (delapan) meter. Ukuran dan dimensi penopang baja harus
direncanakan sedemikian agar mampu mendukung tiang turap yang dipancang
di sisi luarnya. Penyusunan kerangka penopang baja harus dibuat sama
dengan ukuran yang diperlihatkan dengan pengelasan atau pembautan, dan
kerangka setelah tiang turap dipancang harus dikencangkan sesuai dengan
perintah Direksi. Walau demikian kerangka tersebut tidak boteh dilaskan ke
tiang turap.
177
Ruang penerima tembusan dipasangi turap dan penopang oleh Penyedia Barang/Jasa
sedemikian rupa sehingga dapat menerima pipa penembus pada posisi dan
ketinggian/elevasi yang tepat. Selain itu, di dalam ruang penerima tembusan juga
harus dapat dilakukan penyambungan dengan pipa biasa seperti ditunjukkan pada
gambar setelah ujung pipa penembus diangkat.
1) Persiapan
Setelah melakukan penyetelan ujung pipa penembus pada posisi dan
ketinggian/elevasi yang benar, sebagian dari dinding turap di depan alat
penembus tersebut dipotong dengan pengelasan atau cara lain sehingga
memungkinkan pipa ditembuskan pada bukaan yang dibuat.
Ukuran dari bukaan harus kira-kira 20 cm lebih besar daripada diameter pipa
tembus yang akan didorong. Bentuk pemotongan bukaan harus dikerjakan
sedemikian rupa rapinya dan menunjukkan hasil kerja berketerampilan tinggi.
Setelah pendorongan pipa pertama, ruangan antara pipa dan bukaan turap
harus diisi dengan karung pasir atau material lainnya yang disetului oleh Direksi
untuk mencegah masuknya gumpalan tanah ke dalam ruangan penembus.
3) Penembusan
Kecuali diminta oleh Direksi, pelaksanaan penembusan pipa harus dilakukan
secara terus menerus hingga selesai untuk menghindari peningkatan lekatan
geser antara pipa dengan tanah.
178
Namun, pada keadaan daya dorong penembusan melampaui batas taksiran
kekuatan untuk kondisi tertentu, Penyedia Barang/Jasa harus dengan segera
menghentikan pekerjaan penembusan pipa dan memberitahukan keadaan ini
tanpa menunda, kepada Direksi yang akan memberikan petunjuk/pengarahan
yang sesuai.
Dalam hal lebih dari dua buah kaki pendo rong digunakan untuk penembusan,
perlu diperhatikan untuk mengupayakan semua kaki-kaki pendorong tersebut
bekerja secara serempak.
6) Survey
Sepanjang waktu pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa melakukan
pengukuran datar, titik henti dan survai lainnya diperlukan untuk penembusan
pipa sehingga berlangsung dengan tepat sesuai jalur dan ketinggian yang
diminta.
h) Pengujian Sambungan
Segera dan sedapat mungkin setelah panjang jalur pipa yang diminta telah tembus
tertanam sesuai dengan rencana , Penyedia Barang/Jasa harus segera melakukan uji
tekanan air sesuai dengan persyaratan yang diminta pada spesifikasi ini.
179
Bila kebocoran terjadi atau terdapat cacat lain yang ditemukan pada pengujian,
Penyedia Barang/Jasa harus memperbaharui dengan biaya menjadi tanggungannya
hingga memuaskan Direksi.
180
Bilamana kebocoran terjadi atau cacat lain ditemukan pada waktu
pengujian Penyedia Barang/Jasa harus memperbaiki atau mengganti atas
tanggungan biaya sendiri hingga memenuhi syarat.
iii. Perlindungan dengan beton
Setiap bagian yang menanjak dari pipa yang dipasang termasuk "bend"
atau `fitting" harus dilindungi dengan selimut beton bertulang sebagaimana
layaknya pembuatan blok beton penahan tekanan untuk "bend" vertikal.
Sambungan pipa harus dipasang seperti yang dijelaskan pada bab
sebelumnya.
iv. Penyelubungan dengan beton
Rongga-rongga yang terbentuk antara pipa selubung dengan pipa-pipa
yang dimasukkan ke dalamnya harus diiisi dengan beton tumbuk (kelas E)
memakai pompa beton. Ukuran maksimum batuan untuk beton kelas E
sebesar 25 mm.
v. Baut, Mur dan Ring
Baut, Mur dan Ring pada jembatan pipa harus memiliki kuat tarik / mutu
tinggi (High Tensile Bolt). Baut pada jembatan tidak seluruh badannya
berupa ulir namun harus memiliki bahu untuk menumpu profil baja. Baut
harus memiliki sertifikat kuat tarik dari pabrik. Kontraktor harus
menyediakan alat pengencang baut yang sesuai dengan petunjuk
pengencangan baut pada Surat Edaran Menteri PUPR Nomor
:14/SE/M/2015 tentang Pedoman Pemasangan Baut Jembatan.
181
material terpilih sesuai dengan persyaratan pada butir yang sesuai dengan spesifikasi
ini.
182
5. Penempatan Pipa
Urutan pelaksanaan pekeijaan perpipaan bawah air yang harus dilakukan oleh Penyedia
Barang/Jasa adalah sebagai berikut :
Melaksanakan survey pra pengerukan sebelum pelaksanaan pengerukan dimulai.
Memonitor progres pekerjaan selama pengerukan
Melaksanakan survey setelah pengerukan untuk memastikan bahwa profile parit
yang diinginkan telah dicapai.
Sebaiknya melaksanakan survey pra penempatan, sebelum penempatan pipa pada
parit yang telah dibuat. Bila perpipaan langsung ditempatkan setelah pengerukan
selesai, survey setelah pengerukan bersamaan dengan survey pra penarikan pipa.
Memonitor pekerjaan penempatan pipa untuk memastikan posisi perpipaan dan
penempatan head.
Melaksanakan survey setelah penempatan (as built survey 1) untuk memastikan posisi
perpipaan.
Bila penimbunan diperlukan, memonitor penimbunan parit kembali terutama bila
terjadi sesuatu.
Melaksanakan survey setelah penimbunan (as built survey 2), untuk memastikan
penimbunan parit dengan kerikil dan lempung telah dilaksanakan dengan baik.
Bila perlu dapat dilakukan survey-survey lain atas permintaan Direksi.
6. Pengujian Setelah Penempatan Pipa
Setelah penempatan pipa, perlu dilakukan pengujian sebagai berikut:
a) Pengujian Tekanan Hidrolis, sesuai dengan pemasangan pipa biasa.
b) Pengujian Kalibrasi, yaitu untuk memastikan internal diameter di sepanjang pipa, tidak
lebih dari 5 persen kurang lebihnya daripada nominal internal diameter di setiap
tempat.
PASAL – 9
PENGUJIAN HIDROSTATIS DAN DESINFEKSI
Setelah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, katup dan perlengkapan pipa lainnya,
bangunan khusus jembatan pipa, penembusan pipa (pipe driving), perlintasan pipa dan
perlengkapan lainnya, harus dilakukan pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai dengan
spesifikasi ini.
Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan dengan tujuan
untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya dalam keadaan
183
baik, kuat dan tidak bocor serta biok-blok penahan (permanent thrust block) sanggup
menahan tekanan sesuai dengan tekanan kerja pipa.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk
pengulian tekanan air dan pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk
penguatan tekanan dan kebocoran harus disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa.
Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Penyedia Barang/Jasa dapat
menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri
dengan biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan (an electric piston type
test pump) yang dilengkapi meteran air, harus dicegah terjadinya gelombang- gelombang
tekanan, semua udara di dalam pipa harus dilepas, dan sebuah manometer dengan kran
penutupnya harus dihubungkan pada cabang jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian pipa
yang diuji ini tidak terdapat katup udara maka cara pengeluaran udara akan ditentukan oleh
Tenaga Ahli. Seluruh pengujian wajib dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa dan
disaksikan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi. Apabila diperlukan oleh Penyedia
Barang/Jasa, pengujian dapat dilakukan bersama dengan wakil dari Pabrik/Supplier untuk
memastikan berlakunya jaminan produk terhadap setiap material yang dipasang. Tidak ada
atau tidak hadirnya wakil dari Pabrik/Supplier produk bukan merupakan alasan dan/atau tidak
berarti jaminan produk tidak berlaku/tidak valid.
B. Uji Tekan
Setelah pipa dipasang, semua pipa baru yang dipasang atau setiap bagian pipa baru yang
dipasang katup harus diuji di lapangan/lokasi dengan tekanan hidrostatis minimal 1,5 kali
tekanan kerja pada saat kondisi aliran statis.
1. Batasan Tekanan
Pengujian tekanan harus sebagai berikut:
a) Tidak boleh lebih kecil dari 1,5 kali tekanan hidrostatis yang ditentukan
b) Tidak melebihi tekanan yang direncanakan
c) Paling sedikit dilaksanakan selama 4 jam
d) Tidak bervariasi > ± 5 psi (0,35 bar) untuk selama pengujian
184
e) Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 1,5 kali tekanan yang diizinkan untuk
katup atau hidran bila batas tekanan pengujian termasuk pada gate valves atau hidran.
Catatan :
Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar ke semua arah
melebihi tekanan yang diizinkan
f) Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diizinkan bila batas tekanan bagian yang
diuji dari bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik untuk gate valves atau
katup buterfly.
2. Tekanan Udara
Setiap bagian pipa yabg dipasang katup harus diisi dengan air perlahan-lahan dan ditentukan
uji tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur pipa atau bagian yang diuji dan
dikoreksi terhadap evaluasi alat ukur pengujian, harus dilakukan dengan cara
menyambungkan pompa ke pipa. Katup-katup tidak boleh dioperasikan baik dalam keadaan
tertutup pada tekanan differensial melebihi tekanan yang diizinkan. Cara ini berguna untuk
menstabilkan uji tekan sebelum uji kebocoran.
3. Pelepasan Udara
Sebelum pelaksanaan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya dari katup dan
hidran. Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik tertinggi, Penyedia
Barang/Jasa harus memasang katup cock pada titik tersebut diatas sehingga udara dapat
dikeluarkan bersamaan pada saat pipa diisi air. Setelah semua udara dikeluarkan, katup cock
harus ditutup dan uji tekan dilaksanakan. Pada akhir uji tekan cock harus dilepas dan
disumbat atau tinggalkan ditempat sesuai dengan permintaan pemilik.
4. Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus diperiksa secara
cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang rusak atau cacat ditemukan pada
saat uji tekan harus diperbaiki atau diganti dengan bahan yang baik, dan pengujian akan
diulangi sampai memuaskan pemilik.
C. Uji Kebocoran
Uji kebocoran harus dilakukan segera setelah uji tekan
1. Definisi Kebocoran
Kebocoran harus diartikan sebagai sejumlah air yang harus disupply ke dalam pipa yang baru
dipasang atau setiap bagian yang baru dipasang katup, untuk menjaga tekanan pada 5 psi
185
(0,35 bar) sebagai tekanan uji yang ditentukan sesudah udara pada jalur pipa sudah
dihilangkan dan pipa telah diisi dengan air. Kebocoran tidak boleh diukur dalam keadaan
tekanan turun pada saat pengujian melebihi periode waktu pengujian yang ditentukan.
4. Desinfeksi
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan. dan sebelum dinyatakan selesai oleh Direksi, semu
a pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang ada, atau "valve" yana ada
dalam jaringan perluasan harus didesinfeksi dengan Chlorine sesuai dengan prosedur berikut
ini, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
a) Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih yang telah
diolah yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa Chlorine.
b) Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/lt hal tersebut
dapat dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
c) Walaupun demikian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5 mg/liter, harus
ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periode kontak selama 24 jam.
Desinfeksi termasuk pengukuran sisa Chlorine, berikut air bersih dan bahan kimia yang
diperlukan merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa dan dianggap sudah termasuk
dalam biaya penawaran.
Pekerjaan akan mencakup pemasangan pipa sementara atau pengambilan sesuai kebutuhan
bagi injeksi air Chlorine dan pengambilan contoh air untuk pengujian di bawah pengarahan
Direksi.
186
Pekerjaan yang dilakukan di atas harus dilakukan setelah penyelesaian dan diterimanya
pengujian kebocoran dan tekanan yang disyaratkan.
Selama masa pemeliharaan, kontraktor wajib merawat kondisi jaringan perpipaan agar dapat
berfungsi dengan baik. Untuk menjaga keselamatan pengguna jalan nasional kontraktor juga
wajib melakukan penyesuaian level box valve (frame cover box valve) apabila pihak BBPJN
Jatim-Bali melakukan overlay, termasuk melakukan perbaikan apabila terjadi penurunan di
sekitar galian pipa.
187
Pengukuran dan Pembayaran
Tidak ada pengukuran dan pembayaran pekerjaan terpisah untuk perkerjaan ini. Pelaksanaan
uji coba/commisioning, penyiapan materi, penyiapan ruang rapat, konsumsi, listrik, air, biaya
kalibrasi komponen pada jaringan, biaya pengujian/analisis laboratorium dan lain sebagainya
yang terkait harus sudah termasuk dalam harga penawaran item pekerjaan yang akan
diujicobakan.
Denpasar, 7 Maret 2023
Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana
Permukiman Provinsi Bali
PPK Air Minum
188