Anda di halaman 1dari 3

Hubungan Antara Pemimpin Kharismatik Dengan Kinerja Organisasi

Pemimpin karismatik memiliki dampak yang sangat mendalam dan luar biasa terhadap para
pengikutnya. Para pengikut merasa sepenuhnya yakin bahwa keyakinan yang dimiliki oleh
pemimpinnya adalah benar, sehingga mereka menerima kepemimpinan tanpa keraguan.
Dengan sukacita, mereka tunduk kepada sang pemimpin, merasakan kasih sayang yang
mendalam terhadapnya, dan terlibat secara emosional dalam mewujudkan visi dan misi
kelompok atau organisasi. Para pengikut percaya bahwa mereka memiliki peran yang
signifikan dalam kesuksesan kelompok atau organisasi tersebut. Mereka yakin bahwa
kontribusi mereka dapat membawa dampak positif, dan oleh karena itu, mereka memiliki
tujuan kinerja yang tinggi.
Para kritikus menyajikan beberapa alasan mengapa diinginkan adanya seorang pemimpin
karismatik yang menduduki posisi kunci dalam organisasi sektor swasta dan publik (Yukl,
2009: 296). Namun, kepemimpinan karismatik juga dianggap berisiko karena sulit
memprediksi hasilnya ketika memberikan banyak kekuasaan kepada pemimpin dengan
harapan irasional untuk memberikan visi masa depan yang lebih baik. Kekuasaan sering kali
disalahgunakan, sementara visi tersebut tetap sebagai impian yang hampa. Sejarah pemimpin
karismatik terkadang terkait dengan dampak yang merugikan, seperti kematian yang
melibatkan banyak orang, kehancuran, dan penderitaan dalam upaya membangun kerajaan,
memimpin revolusi, atau mendirikan agama baru (Yukl, 2009: 297).
Breward, Langton, Robbins, dan Judge (2016: 392) mengungkapkan pandangan serupa,
menyebutkan bahwa kelemahan kepemimpinan karismatik muncul ketika organisasi
memerlukan perubahan besar. Meskipun pemimpin karismatik dapat menginspirasi pengikut
untuk menghadapi tantangan perubahan dan bertanggung jawab terhadap organisasi dalam
krisis, mereka mungkin tidak dapat mendengarkan pengikutnya, terutama saat dihadapkan
dengan tantangan atau kritik yang konstruktif. Ini dapat mengurangi keyakinan terhadap
kebenaran yang dimiliki oleh pemimpin karismatik.
Dalam esensi, kepemimpinan karismatik merujuk pada seorang pemimpin yang memiliki
kualitas luar biasa dengan visi radikal yang menawarkan solusi untuk mengatasi krisis.
Pemimpin ini memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang dengan asumsi bahwa
kualitas kepribadian yang dimilikinya adalah anugerah Tuhan. Kharisma terbentuk melalui
interaksi antara pemimpin dan pengikut, termasuk rasa percaya diri, keyakinan yang kuat,
sikap tenang, kemampuan berbicara, dan visi pemimpin yang relevan dengan kebutuhan
pengikut. Meskipun memiliki dimensi positif, kepemimpinan karismatik juga dapat
menciptakan ketidaknyamanan ketika pemimpin tidak dapat menerima tantangan atau kritik,
yang dapat mengurangi keyakinan pengikut terhadap kebenaran pemimpin tersebut.
(Breward, Langton, Robbins, Timothy A. Judge, 2016: 392).
.
Motivasi
Konsep motivasi, yang berasal dari teori psikologi, memegang peran sentral dalam penelitian
perilaku organisasi (Ryan & Deci, 2020). Motivasi, menurut teori psikologi, mengacu pada
kekuatan psikologis individu yang mempengaruhi perilaku, tingkat usaha, dan ketekunan
mereka dalam menghadapi rintangan. Menurut Ryan & Deci (2020), terdapat dua jenis
motivasi yang mendorong orang untuk terlibat dalam kegiatan tertentu, yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Dua jenis motivasi ini menjelaskan perilaku manusia sejauh
mana motivasi berasal dari diri sendiri atau dipaksakan secara eksternal (Anggraeni et al.,
2020; Asbari, Purwanto, et al., 2019; Nugroho et al., 2020; Purwanto et al., 2019).
Dari perspektif motivasi intrinsik, perilaku timbul dari kebutuhan karyawan untuk merasa
kompeten dan memiliki kendali atas nasib mereka sendiri dalam menghadapi lingkungan
mereka. Sebaliknya, motivasi ekstrinsik berfokus pada alasan yang didorong oleh tujuan, di
mana orang melakukan tugas untuk mendapatkan manfaat atau penghargaan. Studi
sebelumnya menunjukkan bahwa motivasi intrinsik cenderung lebih efektif dan berkelanjutan
dalam membangkitkan komitmen individu terhadap aktivitas dan sering kali mengarah pada
kinerja dan hasil yang lebih baik (Ryan & Deci, 2020).
Pengaruh Motivasi
Motivasi dalam pekerjaan memiliki dampak yang signifikan terhadap komitmen organisasi.
Seorang karyawan yang setiap hari bekerja di sebuah perusahaan dengan motivasi kerja yang
tinggi akan memberikan dampak positif pada komitmen organisasi. Artinya, tingkat motivasi
yang tinggi pada karyawan akan berimplikasi pada peningkatan komitmen organisasi.
Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap motivasi karyawan di Hotel Four Sessions and
Resort Jimbaran Kuta Bali, terlihat bahwa motivasi karyawan belum mencapai tingkat
maksimal. Beberapa karyawan dengan masa kerja lebih dari sepuluh tahun dan prestasi kerja
yang berkontribusi pada kemajuan perusahaan tidak pernah mendapatkan penghargaan.
Selain itu, karyawan yang diminta untuk lembur atau melewati jam kerja tidak pernah
mendapatkan perhatian dari manajemen. Pengamatan juga menunjukkan bahwa karyawan di
bagian engineering dan pemeliharaan tidak sepenuhnya fokus pada pekerjaan karena
kurangnya keamanan dan perlindungan dari risiko kecelakaan kerja, seperti kurangnya
penggunaan alat perlindungan diri (APD) saat bekerja.
Penelitian oleh Wardhani (2015), Suputra dan Sanosra menunjukkan bahwa motivasi
memiliki pengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi. Namun, hasil penelitian Sari
(2018) menunjukkan bahwa motivasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen
organisasi. Motivasi juga diketahui memengaruhi kepuasan kerja (Prawitasari, 2015).
Menurut Kaswan (2017), kepuasan kerja merupakan faktor penggerak hasil baik untuk
karyawan maupun organisasi, karena kepuasan kerja mencerminkan persepsi karyawan
terhadap sejauh mana pekerjaannya memberikan hal yang dianggap penting. Tingkat
kepuasan kerja tersebut dapat memberikan dampak yang bervariasi, tergantung pada sikap
mental individu yang bersangkutan. Oleh karena itu, masalah kepuasan kerja menjadi sangat
penting untuk diperhatikan, karena kepuasan yang tinggi dapat menciptakan lingkungan kerja
yang menyenangkan dan mendorong karyawan untuk mencapai prestasi.
Hubungan pemimpin kharismatik terhadap motivasi kerja Pegawai
Menurut Andreas (2012), organisasi tidak hanya menginginkan karyawan yang memiliki
kompetensi, kualitas, dan profesionalisme, tetapi juga mengharapkan karyawan yang bersedia
bekerja keras dan memiliki motivasi untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Peran
kepemimpinan dalam memengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan sangat penting, dan
kepemimpinan memiliki fungsi krusial dalam memotivasi, memberikan penghargaan, dan
memberikan hukuman kepada seluruh pegawai untuk memastikan visi dan misi organisasi
dapat tercapai secara efektif. Gaya kepemimpinan karismatik memiliki kemampuan untuk
meningkatkan motivasi dan inovasi karyawan dalam menjalankan tugas dan pekerjaan
mereka. Kepemimpinan karismatik mampu membawa pemahaman yang jelas dan keyakinan
akan tujuan proses, sehingga pemimpin karismatik dapat memotivasi seluruh karyawan untuk
mencapai tujuan tersebut.
Motivasi kerja guru juga dipengaruhi secara signifikan oleh gaya kepemimpinan karismatik
kepala sekolah. Motivasi dan disiplin guru dapat meningkat dengan adanya kepemimpinan
karismatik yang efektif. Seorang pemimpin yang memiliki sifat karismatik dapat
meningkatkan moral bawahannya dan menyelesaikan tugas dengan cara yang unik dan
beragam, menghindari kebosanan dalam bekerja. Kepemimpinan karismatik memiliki potensi
untuk meningkatkan kinerja tinggi dan disiplin, karena karyawan merasa terdorong untuk
melakukan kerja ekstra demi pemimpin yang mereka kagumi dan cintai, sudah termotivasi
(Dwapatesty et al., 2021). Gaya kepemimpinan karismatik, pada dasarnya, memberikan dasar
yang memengaruhi individu yang dipimpinnya, mendorong kerja sama dan usaha bersama
dengan semangat tinggi serta keyakinan yang kuat. Sebagaimana diungkapkan oleh Siagian
(2003:33), seorang pemimpin karismatik mampu menarik banyak pengikut tanpa mereka
sepenuhnya memahami alasan di balik ketertarikan mereka. Pengaguman terhadap pemimpin
tersebut sering kali sulit dijelaskan secara konkret oleh para pengikutnya
Daftar Pustaka
Dwapatesty, E., Gistituati, N., & Rusdinal, R. (2021). Hubungan Gaya Kepemimpinan
Karismatik terhadap Motivasi Kerja Guru. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(5),
3000–3006.
Johan, M., Budiadnyana, G. N., Admiral, A., Asbari, M., & Novitasari, D. (2021).
Kepemimpinan Karismatik dalam Perspektif Karyawan UMKM: dari Motivasi
Intrinsik hingga Tacit Knowledge Sharing. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 5(1), 598-
613. https://doi.org/10.33487/edumaspul.v5i1.1303
Setiawan, I. N. A. R., Widyani, A. A. D., & Saraswati, N. P. A. S. (2022). Pengaruh motivasi
kerja terhadap komitmen organisasi dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi:
Studi pada Hotel Four Sessions and Resort by Sheraton Jimbaran Bali. VALUES,
3(2). e-ISSN: 2721-6810.

Anda mungkin juga menyukai