Anda di halaman 1dari 11

Subscribe to DeepL Pro to translate larger documents.

Visit www.DeepL.com/pro for more information.

Pengaruh Marketing Influencer dan Kualitas


Informasi terhadap Niat Beli Pengguna
Instagram
Erwin Halim R.A Aryanti Wardaya P Antonius Rianto
Program Studi Sistem Informasi, Program Pemasaran Internasional, Program Studi Sistem Informasi,
Fakultas Sistem Informasi Departemen Manajemen, Fakultas Sistem Informasi
Universitas Bina Nusantara Program Sarjana BINUS Business Universitas Bina Nusantara
Jakarta, Indonesia 11480 School Jakarta, Indonesia 11480
erwinhalim@binus.ac.id Universitas Bina Nusantara antonius.rianto@binus.ac.id
Jakarta, Indonesia
rpuspokusumo@binus.edu

Marylise HEBRARD
Wakil Direktur
Pusat Penelitian Hukum Phoenix
Sanya. Cina. marylh9889@outlook.fr

Abstrak-Penggunaan media sosial meningkat secara


menganggap bahwa Instagram merupakan media sosial yang
dramatis dan global. Media sosial tidak hanya untuk menjalin penting untuk berpromosi menggunakan Marketing Influencer
hubungan sosial secara digital, tetapi juga sebagai saluran [2]. Beberapa perusahaan percaya bahwa Marketing
pemasaran e-commerce saat ini. Tujuan penelitian ini adalah Influencer memberikan dampak yang lebih besar terhadap
untuk membuktikan variabel Marketing Influencer dan minat beli atau penjualan dan pada saat yang sama
Kualitas Informasi berpengaruh signifikan terhadap variabel pembayaran untuk Marketing Influencer diyakini lebih murah
Niat Beli setelah adanya fenomena pembayaran menggunakan dibandingkan dengan iklan biasa.
jasa influencer yang lebih rendah dibandingkan dengan
menggunakan iklan TV. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling
(SEM) dengan metode purposive sampling untuk
pengumpulan data dan Smart PLS 2.0 sebagai alat bantu
statistik. Model penelitian ini diadopsi dari model ERHA.
Hasil dari penelitian ini diperoleh dari 438 responden yang
merupakan pengguna Instagram yang memiliki niat beli di
Instagram. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
membuktikan bahwa Marketing Influencer dan Sistem
Informasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Niat
Beli. Model yang dibangun memiliki 5 hipotesis yang harus
dibuktikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
Influencer Marketing dan Norma Subyektif memberikan
dampak positif yang signifikan terhadap Kepercayaan. Di sisi
lain, variabel Kontrol Perilaku berdampak negatif dan tidak
signifikan terhadap Niat Beli. Dengan demikian, variabel
Kepercayaan dan Kualitas Informasi berdampak positif
terhadap Niat Beli pengguna Instagram.

Kata kunci-instagram, kualitas informasi, influencer


pemasaran, niat beli, model ERHA

I. PENDAHULUAN
Sebagai salah satu platform media sosial terbesar di
dunia, Instagram dipercaya sebagai platform media sosial
terbaik untuk terhubung atau berinteraksi dengan konsumen
[1]. Sebanyak 90% pengguna Instagram berusia di bawah 35
tahun dan membuat Instagram menyasar kaum milenial [1].
Fenomena yang saat ini sedang marak adalah berpromosi di
Instagram dengan menggunakan Marketing Influencer
sebagai saluran pemasaran. Sebanyak 79% responden yang
merupakan agen pemasaran, brand, dan profesional
978-1-7281-7071-8/20/$31.00 ©2020 IEEE 13-14 Agustus
Konferensi Internasional Manajemen Informasi dan Teknologi (ICIMTech) 2020 7942020
Penggunaan berlisensi resmi terbatas untuk: Universitas Middlesex. Diunduh pada 20 Oktober 2020 pukul 09:11:00 UTC dari IEEE Xplore.
Pembatasan berlaku.
Sebanyak 80% konsumen melakukan pembelian yang
direkomendasikan oleh Marketing Influencer dengan
mengklik tautan atau foto [3]. Dengan Marketing
Influencer, pemasar mendapatkan $6.50 dari pendapatan
mereka untuk setiap $1 yang diinvestasikan di Marketing
Influencer, 70% brand mendapatkan $2 atau lebih dan 13%
brand mendapatkan $20 atau lebih ketika Marketing
Influencer mempromosikan produk. Marketing Influencer
dapat mendorong dan meningkatkan penjualan lebih baik
daripada strategi pemasaran online lainnya [4].
Sementara itu, salah satu masalah utama adalah 59%
pemasar secara global mengatakan bahwa anggaran
mereka untuk Marketing Influencer meningkat. Risiko
pemasar untuk mengeluarkan biaya lebih banyak untuk
menggunakan Marketing Influencer pun meningkat [3]. Di
sisi lain, fenomena biaya penggunaan Influencer yang
lebih murah dibandingkan dengan iklan TV di Indonesia,
membuat 51% brand yang disurvei akan menggunakan
Influencer di tahun 2018 [4]. Pemasar tidak ingin
kehilangan biaya yang lebih besar setelah memilih
Marketing Influencer dan pemasar harus fokus dan
memilih Marketing Influencer yang tepat untuk
mendorong niat beli konsumen.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan
bahwa Marketing Influencer dan Sistem Informasi
memiliki dampak yang signifikan terhadap Purchase
Intention setelah anggaran untuk Influencer meningkat dan
fenomena biaya penggunaan dan Influencer lebih rendah
daripada menggunakan iklan TV, ditambah dengan
beberapa variabel pendukung.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Membangun Teori
Theory of Planned Behavior (TPB) yang dikemukakan
oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein (1991), menjelaskan
teori ini secara lengkap dan konsisten untuk menjelaskan
berbagai perilaku. Dalam model TPB dinyatakan norma-
norma memberikan dampak sosial pada perilaku seseorang
yang merupakan keyakinan dan motivasi untuk memenuhi
harapan yang dimiliki. Selain itu, terdapat juga kontrol
keyakinan yang mendukung atau mendorong seseorang
untuk melakukan suatu tindakan serta faktor yang dapat
menghalangi keyakinan tersebut [6].

978-1-7281-7071-8/20/$31.00 ©2020 IEEE 13-14 Agustus


Konferensi Internasional Manajemen Informasi dan Teknologi (ICIMTech) 2020 7952020
Penggunaan berlisensi resmi terbatas untuk: Universitas Middlesex. Diunduh pada 20 Oktober 2020 pukul 09:11:00 UTC dari IEEE Xplore.
Pembatasan berlaku.
Rekomendasi Marketing Influencer dan membeli produk dari
referensi teman [11].
Variabel Trust (TR) terdiri dari kumpulan faktor yang
membantu pengguna Instagram untuk percaya kepada
Marketing Influencer, termasuk kemampuan dan integritas
yang dimiliki oleh Influencer. Kepercayaan dari audiens
merupakan hal penting yang harus didapatkan oleh seorang
Marketing Influencer ketika merekomendasikan dan
mempromosikan suatu produk [12].
Behavior Control adalah keyakinan seseorang mengenai
Gbr. 1. Model Kesuksesan Sistem Informasi D&M yang telah diperbarui [7] faktor pendukung dan penghambat seseorang untuk
melakukan suatu tindakan. Variabel Behavior Control (BC)
Model Kesuksesan Sistem Informasi D&M yang telah terdiri dari faktor-faktor yang ingin diketahui control belief
diperbaharui, sistem informasi yang diusulkan sukses harus terhadap Instagram, yaitu: Instagram aman untuk pembelian
memperhatikan kualitas informasi. Kualitas ini berdampak online dan produk di Instagram dapat dipercaya dan asli
pada niat untuk menggunakan dan meningkatkan kepuasan [13].
pengguna yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi
sistem informasi yang diusulkan dan pengguna [7]. Variabel Information Quality (IQ) berisi sekumpulan
indikator kualitas sistem informasi yang dibutuhkan oleh
pengguna Instagram ketika mencari informasi mengenai
Keuntunga
n Waralaba
Kualitas Situs
Web produk yang telah dipromosikan oleh Influencer. Hal ini
meliputi kelengkapan, mudah dimengerti, dan relevan [7].
Kepercay Niat untuk
Membeli
Opini positif dari konsumen tentang Marketing
aan
Kepada Influencer akan meningkatkan persepsi orang untuk
Pemilik
Waralaba melakukan pembelian. Pesan iklan yang mudah diingat
Norma
Subjektif
Kontrol
Perilaku
semakin meningkat karena adanya Marketing Influencer
yang menimbulkan niat beli. Niat merupakan rencana atau
keinginan dari seseorang untuk melakukan tindakan tertentu
Gbr. 2. Model ERHA [8]
yang mengarah pada perilaku membeli [14]. Variabel
Purchase Intention (PI) terdiri dari faktor-faktor yang
Model dalam penelitian ini diadopsi dari ERHA Model
mengindikasikan pengguna Instagram memiliki niat untuk
(2018) yang didasarkan pada TPB dari Azjen dan Fishbein
membeli seperti mengumpulkan informasi, mengevaluasi
dan Successful IS Model dari DeLone dan McLean untuk
alternatif, mengambil keputusan, dan kemauan untuk
mengetahui norma subyektif, kepercayaan, dan kontrol
membeli [15].
perilaku memiliki dampak yang signifikan terhadap niat beli
[8]. Model ERHA merupakan model yang menemukan
beberapa variabel yang berpengaruh terhadap niat beli bisnis III. METODE
waralaba. Model ini telah dibuktikan untuk bisnis waralaba
kuliner dan pendidikan. A. Analisis Data
Teknik analisis data untuk pengujian hipotesis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation
Modeling (SEM) dan menggunakan Smart PLS 2.0 versi
profesional sebagai alat bantu statistik. Langkah pertama
yang dilakukan dalam analisis data adalah melakukan uji
validitas dan reliabilitas.
B. Hipotesis
Ada 5 hipotesis dalam penelitian ini:
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan dari Influencer
Gbr. 3. Diagram Kerangka Teori. Diadopsi dari Model ERHA [8] Marketing terhadap Kepercayaan
H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Norma
B. Variabel Subjektif terhadap Kepercayaan
Influencer adalah individu yang memiliki kapasitas H3: Terdapat dampak yang signifikan dari Kepercayaan
untuk mempengaruhi dan mendorong audiens untuk terhadap Niat Beli
melakukan kegiatan transaksi berdasarkan kemampuannya H4: Terdapat dampak yang signifikan dari Kontrol Perilaku
di jejaring sosial, dikenal dan diikuti oleh banyak orang dan H5: Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kualitas
memiliki otoritas di masyarakat [9]. Variabel Influencer Informasi terhadap Niat Beli
Marketing (IM) terdiri dari 9 karakteristik yang harus
dimiliki oleh Influencer untuk mendukung brand atau TABEL I. VARIABEL DAN INDIKATOR
pemasar dalam mempromosikan produk [10].
Variabel/
Variabel Subjective Norm (SN) berisi kumpulan norma Indikator Deskripsi Ref.
yang dapat mendorong kepercayaan kepada Influencer dari Kode
IM Pemasaran Influencer (X1)
pengguna Instagram. Indikatornya adalah membeli produk
IM1 Pemasaran Influencer yang Berpenampilan
dari Menarik
IM2 Pemasaran Influencer yang Anggun [10], [13],
978-1-7281-7071-8/20/$31.00 ©2020 IEEE IM3 Pakar Pemasaran Influencer 13-14 Agustus
[24]
Konferensi Internasional Manajemen Informasi dan IM4Teknologi (ICIMTech)
Pemasaran Influencer 2020 7962020
yang Berpengetahuan
Luas
Penggunaan berlisensi resmi terbatas untuk: Universitas Middlesex. Diunduh pada
IM5 20 Oktober 2020 pukul
Pengalaman 09:11:00Influencer
Pemasaran UTC dari IEEE Xplore.
Pembatasan berlaku.
IM6 Pemasaran Influencer yang Dapat
Diandalkan
IM7 Pemasaran Influencer Terpercaya Sementara itu, penelitian ini memiliki 438 responden yang
SN Variabel Norma Subjektif (X2) diperoleh pada bulan Desember 2019 hingga Januari 2020.
SN1 Membeli produk berdasarkan Influencer [11], [26]
Dan dataset yang memenuhi syarat pada penelitian ini adalah
Rekomendasi pemasaran 272 berdasarkan kriteria bahwa responden harus merupakan
SN2 Membeli produk berdasarkan rekomendasi [25], [26] pengguna Instagram dan harus
teman
SM Variabel Kontrol Perilaku (X3)
BC1 Instagram aman untuk pembelian online
BC2 Produk yang dijual di Instagram adalah [27], [14]
produk tepercaya dan
asli
IQ Variabel Kualitas Informasi (X4)
IQ1 Informasi lengkap tentang produk atau [7], [28]
layanan
IQ2 Informasi yang jelas dan mudah dipahami
dipahami
IQ3 Informasi yang benar dan sesuai
TR Variabel Kepercayaan (Z)
TR1 Pemberi pengaruh Pemasaran [12], [29]
memberikan pesan
dengan benar
TR2 Influencer Marketing mempromosikan
produk sesuai dengan kompetensinya
PI Niat Beli (Y)
PI1 Mencari informasi produk baru [30], [15]
PI2 Mengevaluasi produk sebagai alternatif [31][15]
PI3 Memutuskan untuk membeli produk [32], [15]

C. Analisis Desain
Statistik multivariat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Structural Equation Modeling (SEM) yaitu Partial
Least Square (PLS) dengan aplikasi Smart-PLS 2.0. PLS
merupakan salah satu metode analisis alternatif yang
digunakan untuk mengatasi hubungan antar variabel yang
kompleks. PLS-SEM dapat diimplementasikan sebagai
model regresi untuk menjelaskan hubungan antara satu atau
beberapa variabel dependen (endogen) dengan satu atau
beberapa variabel independen (eksogen).

D. Sampel dan Pengumpulan Data


Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fenomena
terkait dan untuk menguji kuesioner, dilakukan studi pre-test
dengan 50 responden di wilayah Jabodetabek (Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) yang merupakan
pengguna Instagram yang memiliki niat beli dengan
referensi Influencer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
semua indikator variabel valid dengan nilai AVE antara
0.589 hingga 1.000 dan reliabel dengan nilai Composite
Reliability antara 0.741 hingga 1.000.
Pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui dua
sumber yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
dikumpulkan secara online dari responden di wilayah
Jabodetabek pada bulan Desember 2019 hingga Januari
2020 yang memiliki akun Instagram aktif dan memiliki
purchase intention dari referensi Influencer. Data sekunder
diperoleh dari berbagai sumber seperti: jurnal, skripsi, dan
artikel yang dapat membantu peneliti untuk menyelesaikan
penelitian ini.
Rule of thumb jumlah sampel minimum yang
dibutuhkan dalam aplikasi PLS-SEM adalah 5 hingga 10
responden untuk setiap variabel yang diamati menurut [16].
Maka responden minimal dalam penelitian ini dengan 22
indikator adalah 220 responden. Setiap responden harus
memiliki setidaknya akun Instagram yang aktif dan
responden harus memiliki pengalaman purchase intention
yang dipengaruhi oleh referensi influencer.

978-1-7281-7071-8/20/$31.00 ©2020 IEEE 13-14 Agustus


Konferensi Internasional Manajemen Informasi dan Teknologi (ICIMTech) 2020 7972020
Penggunaan berlisensi resmi terbatas untuk: Universitas Middlesex. Diunduh pada 20 Oktober 2020 pukul 09:11:00 UTC dari IEEE Xplore.
Pembatasan berlaku.
memiliki pengalaman niat beli yang dipengaruhi oleh
referensi Influencer yang tinggal di wilayah Jabodetabek.
Data akhir bersih dari outlier.

IV. DISKUSI

A. Statistik Deskriptif
Hanya ada 72,9% (272 dari 438 responden) yang
memiliki keinginan untuk membeli secara online
menggunakan Instagram. Ditemukan juga bahwa 41,9%
responden (114 orang) menggunakan Instagram 2-3 jam
setiap hari, diikuti dengan 23,5% responden (64 orang)
yang menggunakan Instagram lebih dari 4 jam setiap hari.
Sementara itu, 20,2% responden (55 orang) menggunakan
Instagram 3-4 jam setiap hari dan 14,3% (39 orang)
menggunakan Instagram kurang dari 1 jam setiap hari.
Riset ini menemukan lebih banyak perempuan yang
menggunakan Instagram (57% responden) dibandingkan
laki-laki (43% responden).
Penilaian reliabilitas dan validitas dalam SEM,
dinyatakan dengan Convergent Validity yaitu Average
Variance Extracted (AVE), Discriminant Validity yaitu
Cross Loading, Composite Reliability, dan Cronbach
Alpha. Nilai discriminant validity atau cross loading faktor
yang diharapkan adalah > 0.5 dan < 0.5 harus dihapus
[16]. Nilai AVE di bawah 0.5 masih dapat diterima jika
memiliki nilai composite reliability > 0.6 [17]. Di sisi lain,
nilai composite reliability (CR) dan Cronbach's Alpha
(CA) harus >0.6 [18].
Ditemukan 3 indikator yang tidak valid. Hal ini terlihat
dari indikator-indikator yang memiliki nilai loading factor
di bawah 0.5, yaitu IM2, IM9, dan PI4, sedangkan
indikator-indikator lainnya valid.
B. Model Pengukuran: Valid dan Reliabilitas
Gambar 4. Koefisien Jalur Model (Hasil Penelitian).

TABEL II.VALIDITAS & RELIABILITAS KONSTRUK


Tidak. Membangun Pemua AVE CR CA
tan
Silang
1 IM 0.446710 0.844860 0.789456
2 IM1 0.550098
3 IM3 0.538277
4 IM4 0.800775
5 IM5 0.793677
6 IM6 0.808620
7 IM7 0.591452
8 IM8 0.509680
9 SN 0.809590 0.894777 0.764809
10 SN1 0.900445
11 SN2 0.899098
12 SM 0.684670 0.804515 0.819184

978-1-7281-7071-8/20/$31.00 ©2020 IEEE 13-14 Agustus


Konferensi Internasional Manajemen Informasi dan Teknologi (ICIMTech) 2020 7982020
Penggunaan berlisensi resmi terbatas untuk: Universitas Middlesex. Diunduh pada 20 Oktober 2020 pukul 09:11:00 UTC dari IEEE Xplore.
Pembatasan berlaku.
13 BC1 0.994738
14 BC2 0.616307
15 IQ 0.799477 0.922809 0.874498
16 IQ1 0.866316
17 IQ2 0.913746
18 IQ3 0.901663
19 TR 0.807913 0.893749 0.762388
20 TR1 0.893396
21 TR2 0.904252
22 PI 0.757164 0.903386 0.839778
23 PI1 0.860810
24 PI2 0.885324
25 PI3 0.893824

Berdasarkan kriteria kualitas yang ditunjukkan pada


Tabel 1, composite reliability (CR) dari setiap konstruk
berkisar antara 0.804 hingga 0.922 yang dianggap Gbr. 5. Nilai uji-t Model (Hasil penelitian).
memuaskan. Terdapat Average Variance Extracted (AVE)
yang memiliki nilai di bawah 0.5, yaitu IM (0.446). Nilai Di sisi lain t-test untuk hipotesis 1 diperoleh 5,612, t-test
AVE di bawah 0.5 masih dapat diterima jika memiliki nilai untuk hipotesis 2 adalah 6,184, t-test untuk hipotesis 3
composite reliability > 0.6. adalah 4,767, t-test untuk hipotesis 4 adalah 0,967, dan t-test
AVE lainnya berkisar antara 0,684 hingga 0,809 yang untuk hipotesis 5 adalah 9,964. Ini berarti hanya hipotesis 4
juga cukup di atas ambang batas 0,5. Demikian juga dengan yang hasilnya ditolak, karena memiliki nilai t-test di bawah
Cronbach Alpha (CA) yang berkisar antara 0.764 hingga 1,96. Hipotesis lainnya diterima.
0.874 yang juga dianggap memuaskan. Artinya, hanya 3
indikator yang tidak mencapai konsistensi internal validitas TABEL IV.HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS
dan reliabilitas (IM2, IM9, PI4). Penulis menghilangkan tiga Hipotesis uji-t Hasil
indikator yang memiliki nilai cross loading di bawah 0,5 H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara
untuk meningkatkan reliabilitas komposit. variabel Influencer Marketing terhadap 5.612 Diterima
Trust
variabel
C. Model Struktural: Q2 , R2 , Koefisien Jalur
H2: Terdapat pengaruh yang signifikan antara
dan Statistik T variabel Norma Subjektif terhadap variabel 6.184 Diterima
Ketika telah dikonfirmasi bahwa pengukuran konstruk Kepercayaan
diidentifikasi valid dan reliabel, tindakan selanjutnya adalah H3: Terdapat pengaruh yang signifikan antara
4.767 Diterima
menilai hasil pengukuran model struktural. Prosedur yang variabel Kepercayaan terhadap variabel Niat
Beli
dilakukan adalah dengan menggunakan Q2, R2 , koefisien H4: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
jalur, dan statistik T. Model dalam penelitian ini memiliki dari variabel Kontrol Perilaku terhadap 0.967 Ditolak
relevansi prediktif karena Q2 > 0. Hasil Q2 model struktural Pembelian
adalah 0,222 dari IM dan SN ke TR dan 0,277 dari TR ke Variabel niat
PI. R2 untuk TR adalah H5: Terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel Kualitas Informasi terhadap 9.964 Diterima
0,291 dan 0,365 untuk PI. Pembelian
Variabel niat
TABEL III.KOEFISIEN JALUR
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa hipotesis 1
Hubungan Sampel Rata- Standar Kesalahan menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara
Asli rata Deviasi Standar
Sampe (STDEV) (STERR) variabel laten eksogen Influencer Marketing (IM) terhadap
l variabel laten endogen Trust (TR). Original sample antara
IM TR 0.328 0.326 0.058 0.058
IM dan TR juga bernilai positif (0.328). Hasil ini sejalan
dengan penelitian sebelumnya, [19] bahwa variabel
SN TR 0.296 0.303 0.047 0.047 influencer marketing memiliki pengaruh yang signifikan dan
positif terhadap kepercayaan. Penelitian ini membuktikan
TR PI 0.227 0.225 0.047 0.047
bahwa variabel Influencer Marketing yang merupakan
BC PI -0.052 -0.544 0.053 0.053 karakteristik dari seorang Influencer dapat mempengaruhi
kepercayaan pengguna Instagram terhadap Influencer, yang
IQ PI 0.465 0.465 0.047 0.047 kemudian dapat mendorong purchase intention.
Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa hipotesis 2
Hasil koefisien jalur untuk IM ke TR sebesar 0,328, hasil menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara
koefisien jalur untuk SN ke TR sebesar 0,296, hasil variabel laten eksogen Norma Subyektif (SN) terhadap
koefisien jalur untuk TR ke PI sebesar 0,227, hasil koefisien variabel laten endogen Kepercayaan (TR). Original Sample
jalur untuk BC ke PI sebesar -0,052, dan hasil koefisien antara SN dan TR juga bernilai positif (0.296). Hasil ini
jalur untuk IQ ke PI sebesar sejalan dengan penelitian sebelumnya, bahwa variabel
0.465 . Subjective Norm memiliki pengaruh yang signifikan dan
positif terhadap Trust (8). Penelitian ini membuktikan
bahwa variabel Subjective Norm mempengaruhi
kepercayaan terhadap Influencer sebagai salah satu niat
978-1-7281-7071-8/20/$31.00 ©2020 IEEE 13-14 Agustus
Konferensi Internasional Manajemen Informasi dan Teknologi (ICIMTech) 2020 7992020
Penggunaan berlisensi resmi terbatas untuk: Universitas Middlesex. Diunduh pada 20 Oktober 2020 pukul 09:11:00 UTC dari IEEE Xplore.
Pembatasan berlaku.
pengguna Instagram sebelum melakukan tindakan
pembelian suatu produk seperti yang diindikasikan oleh
Theory of Planned Behavior.
Kepercayaan pengguna Instagram terhadap Influencer
dapat mendorong dan memberikan dampak pada niat beli
karena kemampuan dan integritas yang dimiliki oleh
Influencer. Hasil uji statistik menunjukkan

978-1-7281-7071-8/20/$31.00 ©2020 IEEE 13-14 Agustus


Konferensi Internasional Manajemen Informasi dan Teknologi (ICIMTech) 2020 8002020
Penggunaan berlisensi resmi terbatas untuk: Universitas Middlesex. Diunduh pada 20 Oktober 2020 pukul 09:11:00 UTC dari IEEE Xplore.
Pembatasan berlaku.
bahwa hipotesis 3 menunjukkan pengaruh yang signifikan
dan original sample yang positif antara Trust dan Purchase V. KESIMPULAN
Intention (0.227). Hasil ini sejalan dengan penelitian Influencer Marketing yang memberikan dampak yang
sebelumnya [21], kepercayaan terhadap Influencer akan signifikan dan positif terhadap Trust to Influencer. Dengan
mempengaruhi konsumen untuk memiliki niat beli. beberapa karakteristik yang dimi l iki oleh influencer,
Kepercayaan terhadap Influencer merupakan hal yang pengguna Instagram akan memiliki kepercayaan terhadap
penting bagi brand atau pemasar yang ingin menggunakan
Influencer sebagai strategi promosi.
Kontrol Perilaku merupakan sebuah kendala bagi
seseorang untuk melakukan sebuah niat. Dalam hal ini,
kontrol keyakinan bahwa Instagram aman untuk pembelian
online dan kekuatan kontrol keyakinan produk di Instagram
dapat dipercaya dan asli belum menunjukkan dampak yang
signifikan dan menunjukkan sampel asli yang negatif antara
Kontrol Perilaku dan Niat Beli pada penelitian ini (-0,052).
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengguna
Instagram (sebagian besar adalah generasi milenial) tidak
terpengaruh oleh kontrol perilaku yang terbentuk di
Instagram. Terdapat kemungkinan bahwa niat beli pengguna
Instagram dipengaruhi oleh variabel lain. Hasil ini sejalan
dengan penelitian sebelumnya [22] bahwa kontrol perilaku
tidak signifikan terhadap niat beli, yang memiliki responden
yang juga merupakan generasi milenial.
Dalam penelitian ini sistem informasi ditentukan oleh
kualitas informasi [7]. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden merasa kualitas informasi mengenai produk yang
telah dipromosikan oleh Influencer adalah penting. Hasil uji
statistik menunjukkan bahwa hipotesis 5 menunjukkan
adanya pengaruh yang signifikan antara variabel laten
eksogen Information Quality (IQ) terhadap variabel laten
endogen Purchase Intention (PI). Original Sample antara IQ
dan PI juga bernilai positif (0.465). Hasil ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya [23], bahwa kualitas informasi
berpengaruh signifikan dan positif terhadap niat beli.
Konsumen akan meningkatkan kepercayaannya untuk
memiliki niat beli dari informasi yang memiliki kualitas
yang lengkap, relevan, dan mudah dimengerti.

D. Perspektif Hukum
Instagram dan media sosial lainnya pada awalnya
merupakan alat untuk menyampaikan pendapat dan
komunikasi secara gratis. Opini atau saran tersebut menjadi
penting untuk mempengaruhi niat pembelian. Sekarang
banyak konsumen yang tahu bahwa influencer pemasaran
terkenal mendapatkan penghasilan melalui aktivitas
tersebut. Itu berarti mereka tidak sepenuhnya "bebas" dalam
bersikap. Mereka menjadi cara klasik untuk iklan komersial.
Dari segi hukum, jika sebuah produk ternyata berbahaya,
influencer dapat terlibat dalam pertanggungjawaban jika dia
telah menerima dukungan finansial dari produsen produk
tersebut.
Menaruh gambar atau video di akun Instagram juga
merupakan sumber masalah hukum:
a) mengenai perangkat lunak yang digunakan untuk
membuat gambar atau video untuk komunikasi
(disebutkan atau tidak)
b) mengenai kegagalan untuk menghormati instruksi
penggunaan suatu produk jika konsekuensinya dapat
berdampak buruk (kesehatan atau lainnya) pada
pengikut influencer.
Jadi pertanyaan utamanya adalah "kebebasan": nyata
atau tidak (ketika dibayar), efek dari saran publik. Alat-alat
yang digunakan, gambar, dll. dan hak kekayaan intelektual.
978-1-7281-7071-8/20/$31.00 ©2020 IEEE 13-14 Agustus
Konferensi Internasional Manajemen Informasi dan Teknologi (ICIMTech) 2020 8012020
Penggunaan berlisensi resmi terbatas untuk: Universitas Middlesex. Diunduh pada 20 Oktober 2020 pukul 09:11:00 UTC dari IEEE Xplore.
Pembatasan berlaku.
Influencer. Kepercayaan dari pengguna Instagram akan Instagram dapat dipercaya dan asli.
menguntungkan bagi brand atau pemasar yang Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk
menggunakan Marketing Influencer yang dipercaya oleh mengetahui indikator lain pada Marketing Influencer untuk
pengguna Instagram sebagai strategi promosinya. Brand membuktikan bahwa Influencer masih dapat digunakan
atau pemasar disarankan untuk tetap memperhatikan untuk strategi promosi digital dan disarankan untuk
karakteristik dari seorang Marketing Influencer dalam menggunakan indikator lain pada variabel Subjective Norm
memilih Influencer yang tepat untuk digunakan sebagai untuk mengetahui apa saja norma-norma lain yang dapat
strategi promosi. Masalah anggaran yang meningkat untuk mempengaruhi purchase intention.
Marketing Influencer dapat diatasi jika brand atau pemasar
memilih Influencer yang dipercaya oleh pengguna
Instagram.
Norma Subjektif memberikan pengaruh yang
signifikan dan positif terhadap Trust terhadap Influencer.
Adanya norma subjektif seperti referensi dari Marketing
Influencer dan referensi dari teman mengenai produk yang
dipromosikan oleh Influencer akan membentuk
kepercayaan dari pengguna Instagram. Brand atau pemasar
disarankan untuk memperhatikan norma subjektif pada
Influencer. Karena norma subjektif juga mempengaruhi
kepercayaan yang dimiliki oleh pengguna Instagram
terhadap Marketing Influencer.
Kepercayaan terhadap Influencer yang secara positif
mempengaruhi niat beli pengguna Instagram. Seorang
Influencer yang memiliki jumlah followers yang banyak
belum tentu dapat digunakan sebagai strategi promosi yang
tepat. Karena jumlah followers yang banyak tidak cukup
untuk menentukan seorang Influencer, tetapi kepercayaan
dan beberapa karakteristik Influencer akan mempengaruhi
pengguna Instagram untuk memiliki niat beli. Brand atau
pemasar harus memperhatikan kepercayaan terhadap
Marketing Influencer. Karena kepercayaan dan beberapa
karakteristik Marketing Influencer dalam mempromosikan
suatu produk akan mempengaruhi pengguna Instagram
untuk memiliki niat beli.
Kontrol Perilaku tidak berdampak pada Niat Beli
pengguna Instagram. Pengguna Instagram (sebagian besar
adalah generasi milenial) tidak terpengaruh oleh kontrol
perilaku yang ada di Instagram. Dalam penelitian ini,
pengguna Instagram tidak percaya bahwa Instagram aman
untuk melakukan pembelian online dan produk di
Instagram dapat dipercaya dan asli.
Kualitas Informasi yang memberikan dampak positif
terhadap niat beli pengguna Instagram. Brand dan pemasar
disarankan untuk memperhatikan kualitas informasi
produk. Pengguna Instagram akan memiliki niat beli dari
informasi yang memiliki kualitas informasi yang lengkap,
relevan, dan mudah dimengerti yang dipromosikan oleh
Marketing Influencer.
Hasil dari penelitian ini, menunjukkan bahwa
Marketing Influencer masih dapat digunakan sebagai
strategi promosi setelah anggaran untuk Marketing
Influencer meningkat. Penelitian ini membuktikan bahwa
beberapa karakteristik Influencer dan norma subjektif
dapat mendorong niat beli pengguna Instagram melalui
kepercayaan.
Penelitian ini juga membuktikan bahwa kualitas
informasi yang lengkap, relevan, dan mudah dimengerti
yang dipromosikan oleh Marketing Influencer dapat
mendorong minat beli pengguna Instagram.
Di sisi lain, kontrol perilaku tidak dapat mendorong
niat beli pengguna Instagram yang sebagian besar adalah
generasi milenial, karena mereka tidak percaya bahwa
Instagram aman untuk pembelian online dan produk di
978-1-7281-7071-8/20/$31.00 ©2020 IEEE 13-14 Agustus
Konferensi Internasional Manajemen Informasi dan Teknologi (ICIMTech) 2020 8022020
Penggunaan berlisensi resmi terbatas untuk: Universitas Middlesex. Diunduh pada 20 Oktober 2020 pukul 09:11:00 UTC dari IEEE Xplore.
Pembatasan berlaku.
https://doi.org/10.9790/487X-18110609. 2016.
Disarankan untuk mencari indikator lain dan mengetahui
indikator apa yang tepat pada variabel Kontrol Perilaku
untuk membuktikan bahwa Kontrol Perilaku akan memiliki
dampak yang signifikan terhadap Niat Beli. Hal ini
memungkinkan untuk mendapatkan keputusan pembelian
berulang dengan dampak yang signifikan di Instagram atau
untuk media sosial lainnya.
Selain itu, direkomendasikan untuk tetap menggunakan
variabel kualitas informasi karena variabel ini memberikan
dampak yang signifikan terhadap niat beli dan menemukan
indikator kualitas informasi lain yang sesuai yang mungkin
dapat memberikan dampak yang lebih besar.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih khusus kepada Profesor
Marylise HEBRARD, Wakil Direktur Pusat Penelitian
Hukum Phoenix, Sanya. China, yang memiliki kontribusi
besar untuk makalah ini. Prof. HERBARD juga tinggal di
Prancis.
REFERENSI

[1] L. Hainla. 21 Statistik Pemasaran Media Sosial yang Perlu Anda


Ketahui di Tahun 2019. (Online). 2019. Diakses pada 15 Desember
2019 dari https://www.dreamgrow.com/21-social-media-marketing-
statistics/.
[2] [P u s a t Pemasaran] Agen Influencer. Keadaan Pemasaran
Pengaruh 2019. (Online). 2019. Diakses pada 5 November 2019 dari
https://influencermarketinghub.com/influencer-marketing-2019-
benchmark-report/.
[3] [Pemasaran Rakuten], Perusahaan Pemasaran Internet. Laporan
Pemasaran Influencer Rakuten 2019. NewYork: Rakuten Marketing.
2019.
[4] J. Foster. Mengapa Influencer Marketing Menciptakan Keuntungan
Besar bagi Bisnis. (Online). 2019. Diakses pada 15 November 2019
dari https://www.convinceandconvert.com/digital-marketing/influencer-
marketing-for-businesses/
[5] A. Zaenudin. Influencer di Media Sosial, Penantang Tangguh Iklan
Konvensional. 2018. Diambil pada 12 Maret 2020 dari situs web Tirto
ID: https://tirto.id/influencer-di-media-sosial-penantang-
tangguh-iklan-konvensional
[6] I. Ajzen. Teori perilaku terencana. Perilaku Organisasi dan Proses
Keputusan Manusia, 50(2), 179-211. 1991.
https://doi.org/10.1016/0749-5978(91)90020-T
[7] W. W. H. DeLone, dan E. R. McLean. Pengukuran Kesuksesan
Sistem Informasi. Dalam Foundations and Trends® in Information
Systems (Vol. 2). 2016. https://doi.org/10.1561/2900000005
[8] E. E. Halim. Model ERHA untuk sistem informasi pemasaran bisnis
waralaba berdasarkan model TPB dan D&M: Sebuah penelitian pada
industri kuliner untuk UI dan konten website. Prosiding Konferensi
Internasional Manajemen dan Teknologi Informasi 2017, ICIMTech
2017, 2018-Januari (November), 316-321.
2018. https://doi.org/10.1109/ICIMTech.2017.8273558
[9] S. C. Kostic, A. Ivanovic, dan M. Okanovic. Pemasaran influencer
dalam konteks media sosial. Fakultas Ilmu Organisasi Universitas
Beograd. 2019.
[10] D. R. Gupta, N. Kishore, dan D. Verma. Dampak D u k u n g a n
Selebriti terhadap Niat Beli Konsumen: Sebuah Studi tentang
Konsumen India. Australian Journal of Business and Management
Research, 5(3), 1-15. 2015.
[11] K. Munawar. Influencer Marketing di Instagram untuk Merek Fashion
High-Street dan Minat Beli. (Online). 2018. Diakses pada
Desember 13, 2019 from
https://pdfs.semanticscholar.org/1bdc/92289a2b74fd94305e5d9f7820
dc2155db49.pdf
[12] R. Baranow. Dampak influencer marketing dalam industri kebugaran
terhadap kepercayaan konsumen. Skripsi S1. Universitas Modul
Wina, Wina. 2019.
[13] S. K. Khan, A. Rukhsar, dan M. Shoaib. Pengaruh D u k u n g a n
Selebriti terhadap Minat Beli Konsumen. IOSR Journal of Business
and Management Ver. I, 18(1), 2319-7668.
978-1-7281-7071-8/20/$31.00 ©2020 IEEE 13-14 Agustus
Konferensi Internasional Manajemen Informasi dan Teknologi (ICIMTech) 2020 8032020
Penggunaan berlisensi resmi terbatas untuk: Universitas Middlesex. Diunduh pada 20 Oktober 2020 pukul 09:11:00 UTC dari IEEE Xplore.
Pembatasan berlaku.
[14] B. Indrayana, K. B. Seminar, and B. Sartono, B. Faktor Penentu
Minat Penggunaan Instagram Untuk Pembelian Online
Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) Dan Theory
of Planned Behavior (Tpb). Jurnal Aplikasi Bisnis Dan Manajemen,
2(2), 138-.
147. 2016. https://doi.org/10.17358/jabm.2.2.138
[15] Z. Shahid, T. Hussain, dan F. Zafar. Dampak Kesadaran Merek
terhadap Niat Beli Konsumen. Jurnal Akuntansi & Pemasaran,
06(01), 1-4. 2017. https://doi.org/10.4172/2168-
9601.1000223
[16] J. F. Hair, W. C. Black, B. J. Babin, dan R. E. Anderson. Analisis
Data Multivariat. Edisi Ketujuh (Ketujuh). London: Pearson. 2014.
[17] M. Pervan, M.. Curak, dan T. P. Kramaric. Pengaruh Karakteristik
Industri dan Kemampuan Dinamis terhadap Profitabilitas
Perusahaan. 2018. https://doi.org/10.3390/ijfs6010004
[18] G. D. Garson. Kuadrat Terkecil Parsial : Model Regresi &
Persamaan Struktural (Edisi 2016). Amerika Serikat: G. David
Garson dan Statistical Assocites Publishing. 2016.
[19] A. Ricky, dan D. S. Pratiwi. Pengaruh Celebrity Endorsement
Terhadap Kepercayaan Dan Loyalitas Pelanggan: Studi Kasus
Pada Jamaah Haji Di Aceh. 40(Icame), 281-298. 2017.
https://doi.org/10.2991/icame-17.2017.22
[20] A. Alharbi, K. Kang, dan I. Hawryszkiewycz. Pengaruh
kepercayaan dan norma subyektif terhadap niat warga negara untuk
terlibat dalam partisipasi elektronik di situs web E-government.
ACIS 2015 Proceedings - Konferensi Sistem Informasi Australasia
ke-26, 1-12. 2015.
[21] R. Abreu. Media Sosial Micro-Influencer Marketing dan niat beli
Generasi Milenial: Peran Perceived Authenticity dan Trust.
Disertasi Master. Sekolah Bisnis Dublin, Dublin. 2019.
[22] L. Zhang, L. Chen, dan Z. Wu. Menyelidiki Niat Pembelian
Konsumen Muda terhadap Perumahan Hijau di Cina. 1-15. 2018.
https://doi.org/10.3390/su10041044
[23] L. L. G. Nam, dan H. T. Dan. Dampak pemasaran influencer media
sosial pada konsumen di Kota Ho Chi Minh. Jurnal Internasional
Ilmu Sosial dan Humaniora Penemuan, 5(5), 4710 - 4714. 2018.
https://doi.org/10.18535/ijsshi/v5i5.10
[24] A. E. Sertoglu, O. Catli, dan S. Korkmaz. Meneliti Pengaruh
Kredibilitas Endorser terhadap Niat Beli Konsumen: Sebuah Studi
Empiris di Turki. International Review of Management and
Marketing, 4(1), 66-77. 2014.
[25] L. Reiter. Menyelidiki peran situs jejaring sosial dalam
meningkatkan niat beli untuk pakaian yang ramah lingkungan:
Sebuah studi eksplorasi. Prosiding Konferensi Tahunan Asosiasi
Tekstil dan Pakaian Jadi Internasional, 236. 2015.
[26] N. Othman. Dampak Influencer pada Niat Pembelian Online.
Sekolah Bisnis Universitas Malardalen. 2017.
[27] E. D. Pratiwi. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Niat
Menggunakan Instagram dengan The Theory of Reasoned Action
Menggunakan AMOS 21. Jurnal Teknik Komputer Amik BSI, (1),
68-77. 2016.
[28] A. Rabaa'i. Kualitas informasi dalam media sosial. Information
Systems Shool Queensland University of Technology .(Online).
2018. Diakses pada 5 Desember 2019
dari
https://www.researchgate.net/publication/325499117_INFORMATIO
N_QUALITY_IN_SOCIAL_MEDIA_MEDIA_SEBUAH_MODEL_
KONSEPTUAL.
[29] Y. G. Pontoh. Pengaruh Celebrity Endorser (Pevita Pearce)
Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Produk Garnier Bb Cream Di
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung. Skripsi.
Universitas Lampung, Lampung. 2016.
[30] G. Prastyanti. Pengaruh Penggunaan Selebgram (Celebrity Endorser
Instagram) Terhadap Niat Beli Konsumen Secara Online Pada
Media Sosial Instagram. Skripsi. Universitas Lampung, Lampung.
2017.
[31] C. C. Marbun, dan Irwansyah. Proses Pengambilan Keputusan
Pembelian Produk Fashion Secara Online di Media Sosial
Instagram. Universitas Indonesia - IGCC Proceeding, (2009), 620-
634. 2017.
[32] J. W. S. Che, C. M. K. Cheung, dan D. R. Thadani. Keputusan
Pembelian Konsumen di Toko Instagram: Peran Kepercayaan
Konsumen. Prosiding Konferensi Internasional Hawaii ke-50
tentang Ilmu Sistem (2017), 24-33.
2017.
https://doi.org/10.24251/hicss.2017.004.
978-1-7281-7071-8/20/$31.00 ©2020 IEEE 13-14 Agustus
Konferensi Internasional Manajemen Informasi dan Teknologi (ICIMTech) 2020 8042020
Penggunaan berlisensi resmi terbatas untuk: Universitas Middlesex. Diunduh pada 20 Oktober 2020 pukul 09:11:00 UTC dari IEEE Xplore.
Pembatasan berlaku.

Anda mungkin juga menyukai