NS
e-Mail: ns@gmail.com
Mahasiswa S-1 Program Studi Manajemen Universitas Terbuka
ABSTRAK
Empat dari lima belas influencer instagram dalam mempromosikan produk menggunakan konten audio
visual atau video yang apik dan menyampaikan ajakan terbuka untuk membeli dan menggunakan
produk promosinya; enam dari lima belas influencer instagram konten visual dan 4 dari 15 influencer
instagram konten audio visual secara terang menggunakan kalimat persuasif; 60% influencer dalam
mempromosikan produk memiliki jumlah umpan balik yang baik pada jumlah like postingan dan
keterlibatan komentar sangat kecil setara 0,77% dari 59.447 jumlah like secara keseluruhan. Dalam
hal influencer akan mengenalkan produk, menjelaskannya, dan mengajak para konsumen untuk
membeli produk dengan menggunakan audio visual yang mengandung unsur persuasif atau ajakan
untuk calon konsumen guna melakukan pembelian produk. Dengan adanya media sosial di masyarakat
modern, penggunaan media periklanan berbasis social media menjadi salah satu pilihan tepat untuk
meningkatkan pembelian. Maka dari itu, peneliti menggunakan metode pengamatan kualitatif dalam
menganalisa konten endorsment milik influencer instagram dalam mempromosikan suatu produk
dengan memperhatikan analisa deskriptif yang mendetai terkait dengan penggunaan caption, audio
visual konten, hingga umpan balik dalam hal like dan comment pada postingan produk iklan. Sehingga,
peneliti menyarankan untuk para influencer untuk senantiasa meningkatkan kualitas konten iklan
sehingga benar-benar menunjukkan produk yang diiklankan dan lebih menyarankan dalam bentuk
konten video iklan.
Di era modern ini, internet telah menjadi komponen penting dalam aktivitas
masyarakat. Bukan sekadar memberikan kemudahan dalam memperoleh informasi, melainkan
juga melakukan perdagangan atau lebih dikenal dengan e-commerce. Akibatnya, teknologi
informasi mengubah gaya hidup dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat yang mahir
teknologi dan tidak dapat lepas dengan teknologi, sebab selalu menggantungkan hidup pada
teknologi (teknologi mempermudah kehidupan masyarakat, individu). Sebagian kecilnya
terjadi pada perkara transaksi perdagangan secara daring atau online. Dengan fenomena
tersebut, beberapa pihak berusaha memanfaatkan peluang penciptaan bisnis dalam e-
commerce. Seperti melakukan jual beli barang dan jasa melalui internet tanpa harus bertatap
muka langsung layaknya transaksi penjualan konvensional hingga advertising.
Kemajuan teknologi dan revolusi industri 4.0 membuat dunia periklanan menjadi lebih
menarik dan variatif. Pasalnya terjadi kemunculan public figure yang tak lagi berasal dari
kalangan entertaiment, seperti artis, aktor, hingga selebritis. Yang mana hal tersebut
memunculkan istilah baru bagi individu-individu yang bekerja di bidang digital atau
pemanfaatn teknologi informasi tersebut dengan sebutan influencer.
Hariyanti dan Wirapraja (2018:141), influencer ialah orang pribdai yang memiliki
ketertarikan khusus dengan media sosial internet, sebagai penyedia atau penghasil produk
digital seperti konten, atau istilah kerennya content creator dan memiliki pengikut atau
followers, subscribers dengan jumlah banyak (ribuan pengikut hingga puluhan juta pengikut)
dan signifikan serta mampu menggerakan para pengikutnya untuk melakukan apa yang dia
katakan atau lakukan. Praktisnya, influencer memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
aktivitas pengikutnya dan ini menjadi modal besar bagi pelaku usaha untuk melakukan strategi
pemasaran dengan memanfaatkan para influencer sebagai brand ambasador guna memperkuat
pemasaran produknya (promotion).
Dunia advertising, influencer, dan promotion menjadi salah satu rumus kunci dalam
melakukan peningkatan pemasaran dan minat beli konsumen terhadap sebuah produk. Maka
dari itu, seorang influencer dalam melakukan periklanan atau endorsment perlu memikirkan
konten apa yang akan disajikan agar mampu memikat hati konsumen atau masyarakat untuk
membeli atau melakukan deal atas transaksi penjualan.
Menurut Musdalifa (2019: 38), endorse merupakan usaha yang dilakukan oleh pihak
pertama (individu, organisasi, hingga agensi) untu meminta bantuan dan dukungan kepada
influencer, baik diberbagai media sosial (baik, ig, twitter, facebook, youtube, tiktok, dan
shopee) dengan pengikut yang besar dan banyak dengan tujuan untuk memperkenalkan produk
kepada khalayak atau publik. Sederhananya, endorsment merupakan suatu cara pemasaran
produk atau periklanan produk dengan memanfaatkan jasa para influencer bahkan artis papan
atas dalam mempromosikan suatu produk dengan tujuan tercipta transaksi penjualan atas hasil
akhir endorsment tersebut.
METODE
Penyusunan karya ilmiah ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan objek
penelitian berupa konten periklanan yang diterbitkan para influencer, sehingga peneliti akan
memaparkan dengan teknik metode deskriptif agar memberikan analisa yang tepat terkait
konten periklanan influencer di Instagram. Dengan metode tersebut, didapatkan data dan
informasi yang berhubungan dengan analisis konten endorsment pada influencer instagram
melalui audio visual konten, captions, dan feedback followers dan non followers.
Pada saat ini, media sosial berfungsi untuk menyamakan perbandingan antara media
sosial dan media tradisional untuk meningkatkan jumlah penjualan produk secara cepat dan
mudah kepada seluruh masyarakat umum untuk mendapatkan ketertarikan mereka mengingat
seberapa banyak media sosial digunakan di seluruh dunia. Pada saat ini juga menyatakan bahwa
media sosial banyak dipergunakan oleh kalangan anak-anak muda yang mana pemakaiannya
berguna untuk mengembangkan ekonomi kreatif.
Di era digital sekarang, muncul strategi baru untuk memasarkan produk dengan
menggunakan keefektivan endorsment yang dilakukan oleh para selebgram atau influencer
untuk mempromosika produk dengan menggunakan aplikasi media sosial seperti instagram.
Instagram merupakan aplikasi yang bisa menjangkau pembeli yang telah melihat suatu akun
tertentu.
Instagram merupakan sebuah aplikasi soaial media dengan fungsi utama berbagi foto
dan video kepada sesama penggemar (followers) terhadap diri seseorang atau komunitas dan
organisasi. Instagram juga memungkinkan para pengguna untuk mengambil, menyimpan,
menanggapi, dan menyebarluaskan foto dan video milik pengguna lain baik disengaja maupun
tidak bahkan melanggar hukum privasi maupun tidak. Instagram merupakan platform social
media yang cukup unik karena memiliki bebrbgai macam fitur seperti kamera, editing video
seperti mempunyai banyak filter, memiliki tag dan hashtag yang berguna untuk menandai
teman atau mengelompokkan suatu postingan, ada juga caption yang berguna untuk
menjelaskan keterangan suatu postingan,dan instagram juga memiliki fitur dapat berbagi
postingan atau storie ke platform media social lainnya seperti facebook, whatsapp, twitter, dan
sebagainya.
Oleh karena itu, instagram memiliki berbagai fitur yang menarik maka para pengusaha
sudah mengetahui bahwa instagram merupakan media social yang sangat bagus untuk
mempromosikan suatu produk. Mempromosikan suatu produk di instagram biasanya
dinamakan dengan endorse. Endorse biasanya dilakukan oleh para selebgram yang sudah
memiliki jutaan followers di instagram atau seorang public figure yang memiliki daya tarik
positif terhadap masyarakat. Manfaat apabila pengusaha menggunakan endorse terhadap
produknya maka produk yang akan dipromosikan akan menciptakn suatu brand awareness
yang artinya produk akan lebih dikenal oleh banyak orang, dan dengan endorsment dapat
menciptakan suatu citra yang baik terhadap produk yang dihasilkan, dan dapat menjangkau
pangsa pasar atau target pasar yang lebih besar dan luas, dan apabila sudah bisa mencapai target
pasar, maka target penjualan pun akan meningkat.
Pada zaman kini pun sudah banyak orang-orang yang bekerja di bidang penjualan
dengan menggunakan platform media sosial sebagai sarana untuk menjajakan produk mereka.
Tingkat penjualan telah menjadi factor penting dalam dunia bisnis,untuk mencapai situasi
tersebut para pengusaha harus memikirkan cara kreatif untuk mempromosikan prduk yang
mereka jual. Contohnya yaitu melakukan endorsment. Endorsment bisa digambarkan sebagai
bentuk persatuan yang dapat menguntungkan bagi kedua belah pihak yang bersangkutan.
Tabel 1.1 Analisa umpan balik followers terhadap konten iklan para influencer instagram
Pengikut Dengan
Jumlah Pengikut
Dengan Jumlah
Yang Diendors
Comment Pada
Rasio Jumlah
Produk Yang
Produk Yang
Jumlah Like
Diendors
Diendors
Produk Yang
Influencer
Diendors
Scarlett
zaskiasungkar15 29.7 JT 5.483 60 0,02% 1,09%
Whitening
Biar makin totalitas, aku pakai Bonavie yang Dalam postingan, Prilly menggunakan kalimat yang
varian Creme Canele, karna wangi vanilla & implisit dan mudah dipahami oleh masyarakat.
manis nya mirip kayak kue Dalam postingan tersebut terdapat kalimat ajakan
agar masyarakat membeli produk tersebut. Sementara
Prillylatuconsina96
Anw, semua varian dari @bonavieofficial body itu, terkait konten, Prilly menggunakan konten foto,
https://www.instagram.com/p/Ch1GiKUphOk/?hl=id
lotion ini wanginya mewah-mewah karena made proporsi produk dalam foto cukup sedang, sehingga
with Europe's luxury perfume & tahan sampai 8 terlihat jelas, nama dan kemasan produk. Namun,
jam. Harganya pun cuma 60 ribuan! lebih banyak mengambil gambar diri dan latar
belakangnya.
Kalian udah pernah cobain yang mana? Coba
share di kolom komentar dong. Aku bakalan baca
satu-satu
Scrub pin buapak buapak Fadil tidak secara terang menyatakan ajakan untuk
pembelian dan penggunaan produk pada captionnya,
Btw pake deh pake Gluta soap bar dan whitening sehingga peneliti tidak melihat adanya upaya promosi
scrub melainkan hanya sebuah pengalaman pribadi dan
dari @msbodycares by @msglowbeauty paling penyataan semata. Sementara itu, terkait konten,
Fadiljaidi
oke lah! Selain wanginya yang enak, Fadil menggunakan konten foto, dengan proporsi
https://www.instagram.com/p/CXTW8xLJSf_/?hl=id
kandungannya juga bagus banget. produk dalam foto cukup besar, sehingga terlihat
Ada kandungan gluthatione dan alpha arbutin jelas, nama dan kemasan produk dan Fadil sengaja
yang bisa bikin kulit cerah dan mengangkay menjauh dari sorot kamera dalam gambar seolah
kotran sampai ke pori2 kulit! Pokonya ajib banget benar, membuktikan esensi foto yang sesuai dengan
dahh! promosi produknya.
Selamat #UltahWh1teStory
Semoga semakin sukses dan berinvoasi! Yuk
terus lanjutkan glowing bersama Dalam postingan ini, kalimat ajakan dalam caption
dengan @whitestory.id di tahun-tahun kedepan sangat implisit, sebab tidak ada ajakan langsung,
hanya kalimat pemberitahuan dan pernyataan.
Di hari ulang tahun ini White Story juga Sehingga peneliti tidak melihat upaya influencer
launching tiga produk lho, ada: dalam mempromosikan suatu produk. Sementara itu,
Vitamin C Radiance Serum yang kaya terkait konten, Ayu menggunakan konten foto dengan
Ayutingting92 antioksidan untuk meratakan warna kulit konsep ulang tahun, namun proporsi produk dalam
https://www.instagram.com/p/Cg_AL83hZc6/?hl=id Arbutin Glow Seru bisa 3x menyamarkan noda foto sangat kecil, sehingga tidak terlihat jelas, nama
hitam dan mencerahkan dan kemasan produk. Malah lebih banyak mengambil
Peptide Anti-Aging Serum untuk 2x anti-aging gambar diri dan latar belakangnya yang cukup ramaid
dalam menyamarkan kerutan dan garis halus dengan ornamen ulang tahun, dan bagi peneliti cukup
mengganggu dalam pola penyampian promosi
Harganya cuma 40ribuan tapi berkualitas semua produk yang dilakukan Ayu.
Cek @whitestory.id buat cobain produk baru
gratis dan menangkan Smartphone, Tablet dan
Jam Tangan #WhiteStory
Sumber: diolah peneliti dari postingan influencer instagram ybs, 2022
KESIMPULAN DAN SARAN
Dengan hasil analisa terkait konten iklan atau endorsment influencer instagram
terhadap penggunaan captions, konten iklan audio visual, dan umpan balik para penontoh atau
pemirsa konten iklan influencer tersebut, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagar berikut:
1. Mayoritas influencer lebih memilih menggunakan konten iklan produk secara visual, hanya
foto atau gambar belaka dan lebih memosisikan produk dalam porsi yang kecil dalam satu
layer foto atau gambar konten iklan, yang artinya lebih banyak menunjukkan diri pribadi
influncer dan menyorot produk sangat minim.
2. Mayoritas influencer instagram tidak mengungkapkan kalimat persuasif atau ajakan secara
terang-terangan dalam penggunaan caption, sehingga ini menyulitkan pemerhati konten
iklan mereka dalam mencermati tujuan unggah konten iklannya, sebab captionnya hanya
berisi pengalaman pribadi dan kadang terkait pada keunggulan produk.
3. Jumlah followers influencer tidak memiliki keterlibatan dan jaminan yang aktif dalam
menaikkan impresi perolehan like dan coment dalam postingan iklan produk influencer
tersebut.
4. Mayoritas rasio followers dan non followers yang melakukan interaksi pada postingan
konten iklan influencer sangat kecil, yakni dibawah 0,5% atau setara 9 dari 15 influencer
memiliki jumlah like yang sangat minim, sehingga penonton atau pemerhati konten
influencer pun sangat sedikit.
5. Mayoritas rasio followers dan non followers yang melakukan interaksi komentar pada
postingan konten iklan influencer sangat kecil, yakni hanya 6 dari 15 influencer dibawah
0,5% dan 11 dari 15 influencer dibawah 1% nilai rasio jumlah komentar dengan jumlah
suka pada postingan iklan influencer.
Maka dari itu, peneliti memberikan saran bahwasanya dalam mempromosikan produk
di media sosial, seperti instagram baik itu influencer atau bukan wajib memenuhi persyaratan
tak terulis daripada ketentuan mengenai pemasaran atau promosi produk, seperti penggunaan
kalimat persuasif, ajakan, dan instruksi mengenai upaya penggunaan dan pembelian produk;
penggunaan konten iklan yang lebih interaktif dan menarik seperti penggunaan konten video
yang secara gamblang memaparkan dengan baik suatu produk; dan perlu ada upaya tambahan
seperti melakukan share konten ke berbagai platform media sosial si influencer atau bukan atau
pihak yang melakukan promosi produk agar impresi atau penanyangan konten iklannya lebih
menjangkau khalayak umum dan secara tidak langsung meningkatkan peluang pembelian
produk.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti., Yusmar Ali., Andriasan Sudarso., Rina Sovianti., Febrianty Febrianty., Asima
Oktavia Sitanggang., Muhammad Ali Mursid Alfathoni., Hendra Hendra., Yesy Diah
Rosita. 2021. Dasar-dasar Periklanan. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Faisal, Imam Agus., Yuli Rohmiyati. 2018. Analisis Pemanfaatan Media Instagram Sebagai
Promosi Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Universitas Diponegoro, 2018.
Haidar, Naura Firdaus., Martadi. 2021. Analisis Konten Visual Post Instagram Riliv Dalam
Membentuk Customer Engagement. Jurnal Barik, Vol. 2 No. 2, Tahun 2021, 121-134.
Hariyanti, Novi Tri and Wirapraja, Alexander. 2018. Pengaruh Influencer Marketing Sebagai
Strategi Pemasaran Digital Era Moderen (Sebuah Studi Literatur). Eksekutif, Vol 15
No 1. 133-146.
Juliaristanti, Vira, Asep Muhammad Ramdan., Dicky Jhoansyah. 2022. Analisis Karakteristik
Followers dan Konten Iklan dalam Mengukur Efektivitas Instagram Stories
Advertisement pada Produk Kosmetik Wardah. Syntax Idea, Vol. 2, No. 8, 2020, pp.
503-513.
Kriyantono, Rahmat. 2013. Manajemen Periklanan Teori dan Praktik. Malang: Universitas
Brawijaya Press.
Morrisan. 2015. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana.
Musdalifa, Musdalifa. 2019. Strategi Komunikasi Pemasaran Big Bananas di Makassar
Melalui Endorse Selebgram. Skripsi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Nandaryani, Ni Wayan., Ngurah Adhi Santosa., I Putu Dudyk Arya Putra. 2021. Analisis
Desain Konten Instagram Sebagai Strategi Promosi @Sayurboxbali. Prosiding Seminar
Nasional Desain dan Arsitektur (SENADA) Vol.4, April 2021.
Nurfebiaraning, Sylvie. 2017. Manajemen Periklanan. Yogyakarta: Deepublish.
Pratiwi, Lintang Corina Damayanti. 2020. Analisis Konten Media Digital (Studi Deskriptif
pada Akun Instagram @kampoengrajoet). Jurnal Universitas Telkom, 2020.
Veironie, Alicia., Wulan Purnama Sari. 2022. Analisis Content Marketing Melalui Media Sosial
(Studi Kasus Instagram Fayt Official). Kiwari Vol. 1, No. 3, September 2022, Hal 519-
525.