Anda di halaman 1dari 100

ANALISIS PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

DAN PERANAN KEPALA DESA

(STUDI KASUS DI DESA LABBO KECAMATAN TOMPOBULU

KABUPATEN BANTAENG)

Skripsi ini diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S-1) pada
Institut Turatea Indonesia (INTI)

Diajukan Oleh

NURBAETI
NIM : 9183770410050

INSTITUT TURATEA INDONESIA (INTI)


KABUPATEN JENEPONTO
FAKULTAS EKONOMI
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa :

Nama : NURBAETI

No. Stambuk/NIRM : 218050/9183770410050

Jenjang : Strata Satu (S1)

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Judul Skripsi : Analisis Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa dan


Peranan Kepala Desa (Studi Kasus di Desa Labbo
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng)

Mahasiswa tersebut di atas proposalnya telah diperiksa dan disetujui untuk


mengikuti ujian proposal sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Pembangunan di Institut Turatea Indonesia (INTI)
Kabupaten Jeneponto.

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Maksud Hakim,S.Pd.,SE.,MM Dr.H.Abd Rahman,S.Pd.,SE.,MM


NIND: 0919017001 NIND: 0908076401

Mengetahui,
Wakil Rektor I
Bag. Akademik dan Kemahasiswaan

Ali Syahban Amir,S.Pd.,M.Pd


NIND: 090239202

HALAMAN PENGESAHAN

Judul skripsi : Analisis Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa dan Peranan Kepala
Desa (Studi Kasus di Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng).

Skripsi ini telah diperiksa dan diterima oleh panitia ujian skripsi yang dibentuk
sesuai surat keputusan Rektor Institut Turatea Indonesia (INTI) Kab. Jeneponto
Hari Tanggal , ,2022 yang telah dipertahankan
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sastra satu (S1) pada
Institut Turatea Indonesia (INTI) Kab. Jeneponto

PANITIA UJIAN

1. Penganggung jawab : 1. LLDIKTI Wil IX Sul-Sel

2. Ketua Yayasan Pendidikan YAPTI Turatea


jeneponto

3. Rektor Institut Turatea Indonesia (INTI) Kab.


Jeneponto

Ketua : …………………… (………………..)

Sekretaris : …………………..... (………………..)

Penguji :

1.) ……………………………… (…………………...)


2.) ……………………………… (……………………)
3.) ……………………………… (…………………...)
4.) ……………………………… (..………….………)

Megetahui ,

Rektor,

Institut Turatea Indonesia (INTI) Kab. Jeneponto


Prof.Dr.H Maksud Hakim,S.Pd.,SE.,MM
NIP: 197001192002121008

KATA PENGANTAR

Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T. atas berkat dan rahmat-

Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu

yang direncanakan. Sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan study

untuk mencapai gelar sarjana.

Dalam menyusun Skripsi ini tidak sedikit bantuan yang penulis peroleh,

baik secara materi maupun spiritual, demikian halnya segala bantuan yang

penulis peroleh berkewajiban untuk menyampaikan ucapan terima kasih

yang tak terhingga kepada :

1. Bapak ANWAR RIVAI Selaku Yayasan Pendidikan Turatea Indonesia

(INTI) Jeneponto

2. Bapak Prof.Dr.H.Maksud Hakim,S.Pd.,SE.,MM Selaku Rektor Institut

Turatea Indonesia Kab.Jeneponto

3. Bapak Prof.Dr.H.Maksud Hakim,S.Pd.,SE.,MM Selaku pembimbing I

dan Bapak Ali Syahban Amir,S.Pd.,M.Pd Selaku pembimbing II yang

telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan petunjuk

sejak skripsi ini disusun hingga selesai.

4. Bapak dan Ibu dosen serta staf Institut Turatea Indonesia (INTI)

Kab.Jeneponto yang telah memberikan pengetahuan kepada penulis sejak

duduk dibangku kuliah hingga selesai.


5. Pimpinan Perusahaan Koperasi Radar Kec.Bantaeng beserta seluruh staf, yang telah

memberikan izin untuk mengadakan penelitian pada perusahaan tersebut.

6. Seluruh rekan-rekan mahasiswa (i) Institut Turatea Indonesia (INTI) Kab.Jeneponto.

7. Rasa salut dan hormat yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada ibunda dan

ayahanda, serta keluarga yang telah mendoakan dengan ikhlas dan tulus kepada

Allah S.W.T., disertai dengan dorongan dan dan pengertian yang mendalam sekali

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Saya hanya mampu menyatakan

bahwa tidak ada pengorbanan yang sia-sia, setiap perjuangan yang kita lakukan

adalah bukti ketundukan manusia terhadap pencipta-Nya.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan mohon maaf karena

penulis menyadari bahwa skripsi ini bukan terlalu sempurna, olehnya itu kepada

pembaca diharapkan dapat memberikan masukan-masukan dan sarannya sehingga

dapat tercipta keutuhan dalam skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat

terutama bagi penulis sendiri.

Jeneponto, 02 September 2022

NURBAETI
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………... i

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………….. ……… ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………… ……… iii

KATA PENGANTAR…………………………………………………… ……… iv

DAFTAR ISI…………………………………………………………….. ……… v

DAFTAR TABEL……………………………………………………….. ……… vi

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK…………………………………. ……… vii

ABSTRAK…………………………………………………………………………. xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah………………………………………………….……… 6

C. Tujuan Penelitian………………………………………………………….. 6

D. Manfaat penelitian…………………………………………………………. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Peranan………………………………………………… 8

B. Tinjauan Tentang Pemerintah…………………………………….. ………. 11

C. Tinjauan Tentang Pemerinta Desa………………………………………… 18

D. Tinjauan Tentang Pengelolaan…………………………………….……… 21

1. Pengertian Pengelolaan………………………………………………… 21

2. Fungsi-fungsi Pengelolaan……………………………………............... 23
E. Tinjauan Tentang Badan Usaha Milik Desa……………………………. 25

F. Kerangka Konsep…………………………………………………………… 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian…………………………………………………………… 35

B. Tipe Dasar Penelitian……………………………………………………… 35

C. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………….. 36

D. Informasi Penelitian………………………………………………………... 37

E. Analisis Data……………………………………………………….……… 38

F. Definisi Operasional……………………………………………………….. 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Bantaeng………………………………….. 40

1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah……………………………………. 40

2. Demografi……………………………………………………………… 42

3. Visi dan Misi Kabupaten Bantaeng………………………………….. 44

4. Tujuan dan Sasaran RPJMD ………………………………………… 46

B. Gambaran Umum Kecamatn Tompobulu………………………………… 48

1. Keandaan Geografis…………………………………………………… 48

2. Demografi……………………………………………………… ……… 49

3. Visi dan Misi Kecamatan Tompobulu………………………. ……… 50

C. Gambaran Umum Desa Labbo

1. Sejarah Desa Labbo…………………………………………………… 52

2. Keadaan Geografis……………………………………………..……… 54

3. Topografi Desa………………………………………………… ……....

55
4. Hidrologi dan Tata Air………………………………………..……… 55

5. Keadaan Penduduk……………………………………………..……… 57

6. Kondisi Perekonomian…………………………………………...……. 59

7. Mata Pencaharian Penduduk…………………………………..……… 59

8. Tingkat Kesejahteraan…………………………………………………. 60

D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pengelolaan Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes) Ganting Di Desa Labbo Kecamatan

Tompobulu Kabupaten Bantaeng…………………………………………. 65

1. Faktor-faktor Pendukung………………………………………………. 65

a. Potensi sumbe daya alam yang dimiliki desa labbo……………... 65

b. Sumber daya manusia yang dimiliki desa labbo………………….. 68

c. Dana hibah dari pemerintah daerah………………………………… 70

d. Fasilitas Operasional badan usaha milik desa (BUMDes)………… 72

2. Faktor-faktor Penghambat………………………………………………… 73

a. Kebijakan pemerintahdesa yang kurang tepat………………………. 74

b. Kondisi sosial politikdesa labbo……………………………………… 76

c. Koordinasi antara komisaris dan direksi kurang baik………………. 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan…………………………………………………………………. 83

B. Saran………………………………………………………………………… 84

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..

85
DAFTAR TABLE

4.1.1 : Luas Kecamatan Di Kabupaten Bantaeng……………………………………… 41

4.1.2 : Jumlah Penduduk dan Tingkat Kepadatan Penduduk Kabupaten Bantaeng….... 43

4..14 : Keterkaitan Misi, Tujuan dan Sasaran RPJMD………………………………… 46

4.2.2 : Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan di

Kecamatan Tompobulu………………………………………………………….. 50

4.3.3 : Luas Wilayah dan Penggunannya di desa Labbo Tahun 2020………………….. 55

4.3.4 : Sasaran Air Bersih Dimanfaatkan Penduduk Desa Labbo……………………… 56

4.3.5 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia………………………………… 58

4.3.6.1 : Klasifikasi Mata Pencaharian Penduduk Desa Labbo 2019-2022…………….. 59

4.3.6.2 :Tingkat Kesejahteraan Kepala Keluarga Desa Labbo………………………….. 60

4.4.2 : BUMDes Penerima Bantuan Mobil Operasional Usaha dari Pemerintah Daerah

Kabupaten Bantaeng……………………………………………………………. 61

4.6.1.1.2 : Pengurus BUMDes Ganting 2022…………………………………………... 69

4.6.2.2 : Persepsi Terhadap Kepala Desa………………………………………………. 80


DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

Gambar 2.5 : Kerangka konseptual………………………………………………….. 34

Gambar 4.1.1 : Peta Kabupaten Bantaeng…………………………………………… 42

Grafik 4.5 : Grafik Pertumbuhan Modal dan Hasil Usaha BUMDes Ganting Tahun

2012…………………………………………………………………….. 63
ABSTRAK

NURBAETI, Nomor Stambuk 218050/9183770410050, Program


StudiIlmu Ekonomi, Jurusan Ilmu dan Studi Pembangunan, Institut
Turatea Indonesia (INTI). Menyusun skripsi dengan judul “ANALISIS
PENGELOLAA BADAN USAHA MILIK DESA DAN PERANAN
KEPALA DESA” (Studi Kasus di Desa Labbo Kecamatan Tompobulu
Kabupaten Bantaeng). Dibawah Bimbingan Bapak
Prof.Dr.H.Hakim,S.Pd.,SE.,MM dan Bapak Dr.H. Abd
Rahman.,S.Pd.,SE.,MM.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan


kepala desa dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di
desa labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng dan faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) di Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng.
Hasil penelitian ini dapat memberi gambaran spesipik tentang peranan
kepala desa dalam pengelolaan Badan Usaha Milkik Desa (BUMDes) di
desa Labboo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Pengumpulan data


dilakukan menggunakan teknik obsevasi, wawancara, kepustakaan, dan
dokumentasi. Data dikumpulkan dari berbagai sumber dan teknik
penentuan informasi dilakukan dengan memilih informasi yang berperan
dan terlibat secara teknis dalam pengelolaan BUMDes. Data yang
diperoleh dianalisis secara kualitatif kemudian menguraikannya dan
selanjutnya membuat kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian ini menjelaskan bahwa, peranan kepala


desa dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) khususnya
di desa Labbo yaitu Kepala desa sebagai komisaris yang dijabat secara
exofficio (menjalankan dua jabatan dalam satu sistem). Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi dalam pengelolaan BUMDes di Desa Labbo
yakni faktor pendukung maupun faktor penghambat. Faktor pendukung
meliputi potensi sumber daya yang meliputi sumber daya alam dan
sumber daya manusia, dana hibah dari pemerintah daerah, fasilitas
operasional BUMDes. Kemudian yang menjadi faktor penghambat meliputi
kebijakan pemerintah desa yang kurang tepat, kondisi sosial politik Desa
Labbo, koordinasi antar komisaris dan direksi kurang baik.
ABSTRACT

NURBAETI, Nomor Stambuk 218050/9183770410050, Program


StudiIlmu Ekonomi, Jurusan Ilmu dan Studi Pembangunan, Institut
Turatea Indonesia (INTI). Menyusun skripsi dengan judul “ANALISIS
PENGELOLAA BADAN USAHA MILIK DESA DAN PERANAN
KEPALA DESA” (Studi Kasus di Desa Labbo Kecamatan Tompobulu
Kabupaten Bantaeng). Dibawah Bimbingan Bapak
Prof.Dr.H.Hakim,S.Pd.,SE.,MM dan Bapak Dr.H. Abd
Rahman.,S.Pd.,SE.,MM.

This study aims to determine the role of the village head in managing
Village Owned Enterprises (BUMDes) in Labbo Village, Tompobulu District,
Bantaeng Regency and what factors influence the management of Village
Owned Enterprises (BUMDes) in Labbo Village, Tompobulu District, Bantaeng
Regency. The results of this study can provide a specific description of the role
of village heads in the management of Village Owned Enterprises (BUMDes) in
Labbo Village, Tompobulu District, Bantaeng Regency.

The type of research used is descriptive. Data collection was carried out
using observation, interviews, literature, and documentation techniques. Data
were collected from various sources and the technique of determining the
informants was done by selecting informants who played a role and were
technically involved in the management of BUMDes. The data obtained were
analyzed qualitatively then elaborated and then made conclusions. .

Based on the results of this study, it is explained that the role of the
village head in managing Village Owned Enterprises (BUMDes), especially in
Labbo village, is the village head as a commissioner who is held ex officio (runs
two positions in one system). The factors that influence the management of
BUMDes in Labbo village are supporting factors and inhibiting factors.
Supporting factors include potential resources which include natural resources
and human resources, grants from the Regional Government, BUMDes
operational facilities. Then the inhibiting factors include inappropriate village
government policies, socio-political conditions in Labbo Village, poor
coordination between commissioners and directors.

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sistem pemerintahan Negara Repoblik Indonesia membagi daerah

Indonesia atas daerah-daerah besar dan kecil bentuk dan susunan

tingkatan pemerintahan terendah adalah desa atau kelurahan.

Pemerintahan Desa merupakan sub system penyelenggaraan

pemerintahan nasional yang langsung berada dibawa pemerintah

Kabupaten.

Sebagai level pemerintahan terendah, pemerintahan desa sebagai

ujung tombak dalam system pemerintahan daerah akan berhubungan dan

akan bersentuhan langsung dengan masyarakat dari atas hingga bawah.

Karena itu, sistem dan mekanisme penyelenggaraan pemerintahan daerah

sangat didukung dan ditentukan oleh pemerintah desa sebagai bagaian

dari pemerintah Daerah.

Reformasi dan otonomi daerah sebenarnya adalah harapan baru

bagi pemerintah dan masyarakat desa untuk membangun desanya sesuai


kebutuhan dan as pirasi masyarakat. Sebagian besar aparat pemerintah

desa, otonomi adalah suatu peluang baru yang dapat membuka ruang

kreatifitas bagi aparatur desa dalam mengelolah desa sesuai dengan

sumber daya yang dimiliki baik yang berupa sumber daya alam maupun

dengan sumber daya manusia.

Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

pemerintahan daerah dan peraturan pemerintahan nomor 72 tahun 2005

tentang pemerintah desa disebutkan bahwa desa adalah kesatuan

masyarakat hukum yang berwenang untuk mengatur dan mengerus

kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat

setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara

Republik Indonesia.

Otonomi daerah secara tegas memberikan kewenangan kepada Desa

dalam mengatur rumah tangganya sendiri. Dalam upaya meningkatkan

pembangunan desa untuk kesejahteraan masyarakat, pemerintah Indonesia

melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) dan pembangunan Desa

membentuk suatu badan lembaga ekonomi yang dinamakan Badan Usaha

Milik Desa yang biasa di sebut dengan BUMDes.


Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan lembaga usaha

desa yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintahan desa dalam upaya

memperkuat perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan

potensi desa. Cara kerja BUMDes adalah dengan jalan menampung

kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat dalam sebuah bentuk kelembagaan

atau badan usaha yang dikelola secara professional, namun tetap bersandar

pada potensi asli desa. Hal ini dapat dijadikan usaha masyarakat lebih

produktif dan efektif. lahirnya lembaga seperti BUMDes, diharapkan akan

menjadi lembaga yang menampung kegiatan ekonomi masyarakat yang

berkembang menurut ciri khas desa dalam rangka

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa sebagai tempat kehidupan dan

penghidupan. Bahkan lebih dari itu, Desa diharapakan menjadi fondasi

penting bagi kemajuan bangsa dan Negara dimasa yang akan datang.

Adapun bentuk kelembagaan sebagai mana disebutkan diatas

sesungguhnya telah diamatkan dalam Udang-Undang nomor 32 Tahun

2004 tengtang pemerintahan daerah terdapat pada pasal 213 desa dapat

mendirikan badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi

desa. Selanjutnya dijabarka lebih lengkap pada peraturan pemerintah

Nomor 72 tahun 2005 tentang desa serta peraturan Menteri dalam Negri

nomor 39 tahun 2010 tentang pedoman pembentukan dan pengelolaan

BUMDes.
Dalam peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010

tentang Badan Usaha Milik Desa disebutkan bahwa salah satu tujuan

didirikannya BUMDes antara lain untuk meningkatkan kemampuan

keuangan pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

meningkatkan pendapatan masyarakat perdesaaan sesuai dengan kebutuhan

dan potensi desa. Pengembangan basis ekonomi di perdesaan sudah

semenjak lama dijalankan oleh pemerintah melalui berbagai program,

namun upaya itu belum membuahkan hasil yang memuaskan sebagaimana

diinginkan bersama.

Sejalan dengan program pemerintah dalam upaya pemberdayaan

ekonomi perdesaan melalui BUMDes maka pemerintah Kabupaten

Bantaeng membuat peraturan daerah No 10 Tahun 2006 tentang tata cara

pembentukan dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Kabupaten Bantaeng, kemudian diperkuat dengan menerbitkan surat

keputusan Bupati Nomor 411 tahun 2008 tentang petunjuk teknis

pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat melalui Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes).
Pelaksanaan BUMDes di Kabuoaten Bantaeng telah diterapkan ke

46 desa pada tahun 2010 pemerintah Kabupaten memberikan modal

sebesar 100 juta setiap BUMDes serta mendapatkan bantuan mobil

operasional. Salah satu BUMDes yang mapu berkambang dengan usaha

unggulan dan tidak memilik oleh desa lain, yakni integrasi usaha

lingkungan hutan dan jasa air yang dijalankan BUMDes Ganting terdapat

di Desa Labbo bergerak cukup dinamis.

Dalam perkembangan menimbulkan masalah yang menyebabkan

pelaksanaan BUMDes. Salah satu faktor yang paling dominan adalah

lemahnya kelembagaan sehingga menghambat daya kreativitas dan inovasi

masyarakat desa dalam mengelolah dan menjalankan usaha ekonomi

diperdesaan. Sistem dan mekanisme kelembagaan ekonomi tidak berjalan

efektif dan berinmplikasi pada sulitnya pertumbuhan dan perkembangan

usaha ekonomi di perdesaan,

Selama masa jabatan kepala desa Labbo periode sebelumnya,

pengelolaan BUMDes Ganting telah membantu memimalisir sengketa,

Karen warga di hulu yang berdomisili dekat mata air memperoleh air

dengan melimpah sedangkan warga dii hilir kekurangan air sehingga

sering menjadi pemicu sengketa antar warga. Ini membuktikan salah satu
keberhasilan dalam pengelolaan BUMDes sesuai Peraturan Menteri Dalam

Negeri nomor 39 tahun 2010 kepala desa sebagai unsur penasehat

(Komisaris) mampu melaksanakan tugasnya secara efektif. Kondisi yang

berbeda terlihat di desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten

Bantaeng dipimpin oleh kepala desa yang baru.

Masalah serius dalam pengelolaan BUMDes adalah eratnya

hubungan antara BUMDes dengan suasana politik di desa. Konflik-konflik

yang terjadi dalam pemilihan kepala Desa selalu mempengaruhi

pengelolaan BUMDes, bahkan BUMDes yang sudah stabil pun bisa

mengalami perubahan bila terjadi pergantian pemimpin di desa.

Berdasarkan hal tersebut, penting untuk diketahui peranan kepala

desa dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Oleh

Karena itu penulis tertarik untuk meneliti dan membahas dengan judul :

Analisis Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa dan Peranan Kepala

Desa (Studi Kasus di Desa Labbo Kec. Tompobulu Kab. Bantaeng).

B. Rumusan Masalah

Memperhatikan latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok

pembahasan dalam skripsi ini adalah Analisis Pengelolaan Badan Usaha

Milik Desa Peranan Kepala Desa ( Studi Kasus di Desa Labbo Kec.
Tompobulu Kab. Bantaeng ) Dalam membahas dan menkaji lebih lanjut,

maka dirumuskan pertanyaan-pertanyaan sebagao berikut:

1. Bagaimana pengelolaan Badan Usaha Milik Desa dan Peranan kepala

desa di Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng

masa periode 2018-2022 ?

2. Faktor-faktor apa yang mepengaruhi dalam pengelolaan Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes) di Desa Labbo Kecamatan Tompobulu

Kabupaten Bantaeng ?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah penelitian, maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengelolaan Badan Usaha Milik Desa dan peran

kepala desa di Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten

Bantaeng masa periode 2018-2022.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam

pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Labbo

Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

1. Manfaat teoritis, sebagai sumbangan dalam pengembangan ilmu

pengetahuan, khusnya dalam kajian ilmu pemerintahan.


2. Manfaat praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

informasi kepada masyarakat dan masukan atau evaluasi bagi kepala

Desa (BUMDes) di Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten

Bantaeng.

3. Manfaat metodologis, hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan

sumbangan pemikiran kepada aparatur pemerintah yang dapat di jadikan

sebagai sumber pustaka atau bahan bacaan, maupun mahasiswa yang

ingin mengembangkan pengetahuan dalam kajian pengelolaan Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes).

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustakamerupakan uraian tentang konsep dan teori yang

digunakan dalam penelitian. Untuk membahas dan mengkaji masalah yang


diangkat dalam penelitian digunakan konsep dan teori, yakni: konsep dan

teori tentang peranan, pemerintah, pemerintah desa, pengelolaan dan

Badan Usaha Milik Desa.

A. Tinjauan Tentang Peranan

Setiap manusia dalam kehidupannya masing-masing meliki peran

yang fungsi dalam menjalakankan kehidupan socialnya. Dalam

melaksanakan perannya, setiap manusia memiliki cara atau sikap yang

berbeda-beda. Makna dari kata peran adalah suatu penjelasan yang

merujuk pada konotasi ilmu social, yang mengartkan peran peran sebagai

suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu posisi

dalam struktur social.

Peran sebagai sebuah konsep dalam ilmu sosial tak dapat

dibandingkan dengan partikel dasar ilmu fisika. Tak mungkin membuat

daftar semua peran dalam masyarakat tertentu karena ada prinsip yang

jelas dalam menentukan posisi social. Sepanjang masyarakat menyadari

bahawa diri mereka dan orang lain menduduki posisi yang memiliki

berbbagai hak dan kewajiban, maka perilaku mereka tidak dapat dipahami

tanpa mengacu pada berbagai

9
Ekspentasi mereka tentang bagaimana seharusnya mereka brperilaku dan

perilaku apa yang harus dilakukan orang lain dalam berhadapan dengan

mereka.

Peran yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan

posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat

( social-position) merupakan unsur statis yang menunjuk pada fungsi,

artinya, seseorang menduduki suatu posisi tertentu dalam masyarakat dan

menjalankan suatu peran paling sedikit mencakup tiga hal, yaitu

a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat

seseorang dalam masyarakat peranan dalam arti ini merupakan rangkaian

peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat.

b. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan individu dalam

masyarakat sebagai organisasi.

c. Peranan juga dapat diartikan sebagai perilaku individu yang penting bagi

struktur social masyarakat yang penting bagi struktur social masyarakat.

Berbicara tentang peranan, maka kita tidak menghindarkan diri dari

persoalan status atau kapasitas seseorang atau suatu lembaga karena setiap

status social atau jabatan yang diberikan kepada setiap orang atau kepada

suatu institusi pasti disertai dengan


1

Kewenangan-kewenangan atau peran yang harus dilaksanakan oleh

orang atau institusi terebut. Ralph Linton dalam Soekanto membedakan

peranan dalam dua bagian yakni “peranan yang melekat pada diri

seseorang dan peranan yang melekat pada posisi tepatnya dalam pergaulan

masyarakat sedangkan pengertian peranan menurut soekanto adalah :

Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (statis) ia

seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya maka ia akan menjalankan

suatu peraan. Perbedaan antara kedudukan dan peranan adalah untuk

kepentingan ilmu pengetahuan tak ada peranan tanpa kedudukan atau

kedudukan tanpa peranan.

Scoot et, al dalam kanfer menyebutkan lima aspek penting dari

peran yaitu:

a. Peran itu bersifat impersonal: posisi peran itu sendiri akan menentukan

harapannya bukan individunya.

b. Peran itu berkaitan dengan perilaku kerja (task behavior)

c. Peran itu sulit dikendalikan (role clarity dan role ambiguity).

d. Peran itu dapat dipelajari dengan cepat dan dapat menghasilkan beberapa

perubahan perilaku utama.

e. Peran dan pekerjaan (jobs) itu tidaklah sama seseorang yang melakukan satu

pekerjaan bias saja memainkan beberapa peran.


Menurut Toha pengertian peranan dapat dijelaskan bahwa suatu

peranan dirumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku yang teratur yang

timbul karena suatu jabatan tertentu atau karena adanya suatu kantor yang

mudah dikenal.

Selanjutnya menurut Thoha “Dalam bahasa itu merupakan dokumen

tertulis yang memuat persyaratan-persyaratan dan tanggung jawab atas

suatu pekerjaan”. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa hak dan

kewajiban dalam suatu organisasi diwujudkan dalam bentuk uraian jabatan

atau uraian tugas. Oleh karena itu, maka dalam menjalankan peranannya

seseorang/lembaga, uraian tugas/uraian jabatan merupakan pedomannya.

Peranan juga merupakan bagian dari tugas utama yang harus

dilakukan dan terdapat sesuatu yang diharapkan orang lain melalui proses

social, yaitu hubungan timbal-balik antara berbagai segi kehidupan

bersama.

B. Tinjauan tentang pemerintah

Pemerintah sebagai representasi Negara tentu memiliki tugas dan

fungsi, sebagaimana tujuan awal dibentuknya sebuah Negara. Menurut

Finer istilah pemerintah setidaknya menunjukkan pada empat pengertian

pokok, yaitu: Pertama, pemerintah merujuk pada suatu proses

pemerintahan, dimana kekuasaan dioperasionalisasikan oleh mereka yang

memegang kekuasaan secara sah.


Dalam konteks itu, semua proses yang berlangsung dalam bingkai

pengelolaan kekuasaan dipandang merupakan aktivitas yang menunjukkan

pada performan pemerint

Dapat dilhat ketka seseorang menyadarn batiwa semua akivitas

keteraturan dan keterlibatan hingga urusan yang berbelit-belit dalam

birokrasi merupakan mekanisme yang di desain secara sengaja oleh

pemenintah Bahkan keadaan yang mencekam bagi keamanan setiap

individu merupakan indikasi tentang hadir tidakrnya sebuah pemenntahan

Pemerintah dipastikan kethadirannya untuk memenuhi tujuan mulia, yaitu

terciptanya keteraturan sebagai apa yang telah kita istlahkan dengan

terciptanya ketentraman dan ketertiban umum (social order).

Kedua, istilah pemerintah menunjukkan pada keberadaan dimana

proses pemerintahan tersebut berlangsung Serngkali penamaan suatu entitas

pemerintah menunjukkan secara langsung dimana pemenintah tersebut berada

Sebagai contoh kita dapat menyebut suatu pemenntah ditingkat pusat

maupun daerah.

Ketiga pemenintah menunjukkan secara langsung person (orang)

yang menduduki jabatan-jabatan pemenintah yang menduduki jabatan-

jabatan pemenintah sebagai pelaksana kekuasaarn Semua jabatan-jabatan


pemenintah yang diisi oleh orang-orang yang dipilh (ptublic elected system)

maupun diangkat (political appointed) oleh pemerintah menguatkan secara

langsung istilah pemerintah itu sendiri.

Keempat istilah pemerintah juga dapat mengacu pada aspek bentuk

metode atau sistem pemenntahan dalam suatu masyarakat yakni struktur

dan pengelolaan badan pererintah serta hubungan

Realitas ini antara yang memerintah dan yang diperintah. Bagian

terakir dari pembedaan terminologi pemerintah oleh Finer mengisakan satu

pengertian yang menarik yaitu, hubungan antara yang memerintah dan

yang diperintah. Menurutnya relasi antar pemerintah dan yang diperintah

berkaitan dengan sejauh mana peranan pemerintah dalam melakukan

intervensi terhadap warga Negara bagi upaya mencapai tujuan. Dalam

fenomena yang lazim, sebagian pemerintah yang menganut paham

demokrasi berupaya meminimalisasi intervensi terhadap kebebasan

individu. Pemerintah demokratis bisanya menyadarkan diri sebagai pelayan

bagi masyarakatnya.

Ndraha mengatakan bahwa pemerntah memegang pertanggung

jawaban atas kepentingan rakyat. Lebih lanjut Ndraha juga mengatakan

bahwa pemerintah adalah semua beban yang memproduksi,

mendistribusikan, atau menjual alat pemenuhan kebutuhan masyarakat


berbentuk jasa publik dan layanan civil. Sejalan dengan itu, tugas

pemerintahan adalah untuk melayani dan mengatur masyarakat. Kemudian

dijelaskan lebih lanjut bahwa tugas pelayanan lebih menekankan upaya

mendahulukan kepentingan umum, mempermudah urusan publik dan

memberikan kepuasan kepada pukblik, sedangkan tugas mengatur lebih

menekankan kekuasaan power yang melekat pada posisi jabatan birokrasi.

Pendapat lain dikemukakan oleh Rasyid yang menyebutkan secara

umum tugas-tugas pokok pemerintahan mencakup Pertama menjamin keamanan

negara dari segala kemungkinan serangan dan luar, dan menjaga agar terjadi

pemberontakan dan dalam yang dapat menggulingkan pemerintahan yang sah

melalui cara-cara kekerasan Kedua, memelihara ketertiban dengan mencegah

terjadinya gontok-gontokan diantara warga masyarakat, menjamin agar

perubahan apapun yang terjadi di dalam masyarakat dapat berlangsung secara

damai.

Ketiga, menjamin diterapkannya perlakuan yang adil kepada setiap

warga masyarakat tanpa membedakan status apapun yang melatarbelakangi

keberadaan mereka Keempat, melakukan pekerjaan umum dan memberikan


pelayanan dalam bidang-bidang yang tidak mungkin dikerjakan oleh lembaga

non pemerintahan, atau yang akan lebih baik jika dikerjakan oleh pemerintah.

Kelima, melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan

sosial membantu orang miskin dan memelihara orang cacat. jompo dan anak

terlantar, menampung serta menyalurkan para gelandangan ke sektor kegiatan

yang produktif dan semacamnya Keenam, menerapkan kebijakan ekonomi yang

menguntungkan masyarakat luas, seperti mengendalikan laju inflas mendorong

penciptaan lapangan kerna baru memajukan perdagangan domestik dan antar

bangsa, serta kebijakan lain yang secara langsung menjamin peningkatan

ketahanan ekonomi Negara

Dan masyarakat setuju, menerapkan kebijakan untuk memelihara sumber

daya alam dan lingkungan hidup, seperti air, tanah dan hutan.

Lebih lanjut dibagian lain Ryaas Rasyid menyatakan bahwa tugas-tugas

pokok tersebut dapat diringkas menjadi tiga fungsi hakiki yaitu:

Pelayanan (service), Pemberdayaan (empowerment) pembangunan

(development). Pelayanan akan membuah keadilan dalam masyarakat, dan

pembagunan akan menciptakan kemakmuran dalam masyarakat.


a. Pelayanan (service)

Pelayanan yang dimaksud disini adalah bagaimana perilaku pemerintah

dalam melakukan pelayanan publik (public service) dan civil service.

Perbedaan pelaksanaan fungsi pelayanan yang dilakukan pemerintah pusat

dan pemerintah daerah terletak pada kewenangan masing-masing.

Kewenangan pemerintah pusat mencakup urusan pertahanan keamanan,

agama, hubungan luar negeri, moneter dan pengadilan. Secara umum

pelayanan pemerintah mencakup pelayanan public (public service) dan

pelayanan sivil (civil service) yang menghargai kesetaraan.

Dalam konsep pelayanan terdapat beberapa sifat pelayanan yaitu: (a)

pelayanan yang sifatnya ke dalam (b) pelayanan yang sifatnya ke keluar

(c) pelayanan pemerintahan (d) pelayanan civil dan pelayanan public.

pelayanan publik Pelayanan yang sifatnya kedalam dilakukan oleh unit-

unit staf atau unit-unit lainnya yang tidak langsung memproduksi layanan bagi

konsumer di luar organisasi Adapun bentuk-bentuk pelayanan ke dalam yaitu

(a) pemberian informasi (pelayanan nformative) (b) pemberian pertimbangan

(pelayanan advisory) (C) atas nama kepala melakukan supervise (pelayanan

supervisory) (d) mewakili kepala (pelayanan alter ego)


Pelayanan ke luar dilakukan oleh pihak yang melayani terhadap pihak

yang dilayani digerakkan oleh beberapa mott (a) pelayanan bermotif bisnis. (b)

pelayanan bermotif mutualistkunan kebersamaan (win-witn commitment).(c)

Ppelayanan bermott kewajiban (d) pelayanan bermotif commitment atau self

commitment (el pelayanan bermotif kewajiban sosial yang bersumber dan posis

dan citra ( bermotif tanggung jawab sebagai cause dan (g) pelayanan bermotif

pengorbanan.

Pelayanan pemerintahan pelayanan pemenntahan meliputi dua sisi yaitu

sisi individu (pengakuan terhadap hak asasi manusia penghargaan terhadap

martabat kemanusiaan perlindungan dan Denyelamatan terhadap jiwa manusia

dan harta bendanya dan penerapan nilai-nilar kemanusian ) yang disebut

pelayanan Cvil dan sisi masyarakat yang disebut pelayanan publik Pelayanan

civil dan pelayanan publik pelayan yang bersifat CVIl menurut kamus

didefinisikan sebagar cabang pelyanan publik yaitu fungsi pemerintahan di luar

amea service.

Ada empat unsur konsep civil service (a) badan professional (b) permanen

(melalui recruitment bukan pemilihan, melalui selection bukan election). (c)

dibayar (dengan pajak, bukan bukan dar hasil penjualan layanan, (d) ahli
(menguasai bidangmya terlatih) Jadi konsep civil service dapat diartikan sebagai

badan atau lembaga dan dapat juga diartikan sebagai fungsi atau kegiatan.

b. Pemberdayaan (empowerment

Fungsi ini untuk mendukung terselenggaranya otonomi daerah, fungsi

ini menuntut pemberdayaan pemerintah daerah dengan kewenangan yang cukup

dalam pengelolaan sumber daya daerah guna melaksanakan berbagai urusan

yang didesentralisasikan Untuk itu pemerintah daerah perluh meningkatkan

peran serta masyarakat dan swasta dalam kegiatan pembangunan dan

penyelenggaraan pemenintahan Kebijakan Pemerintah, pusat dan daerah,

diarahkan untuk meningkatkan aktifitas ekonomi masyarakat, yang pada jangka

panjang dapat menunjang pendanaan pemerintah daerah.

Dalam fungsi ini pemerintah harus membenikan ruang yang cukup bagi

aktifitas mandin masyarakat, sehingga dengan demikian partisipasi masyarakat

di daerah dapat ditingkatkan Lebih-lebih apabila kepentingan masyarakat

diperhatikan baik dalam peraturan maupun dalam tindakan nyata pemerintah.

b. Pembangunan (development)
Fungsi ini menurit pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.

Dimana fungsi pemerintah harus melakukan pembangunan sebagaimana

kewenangan yang dimiliki. Dengan demikian segala aktivitas masyarakat

dapat berjalan dengan lancer karena didukung oleh infrastruktur yang

memadai. Misalnya pembangunan jalan, bendungan dan lain-lain.

C. Tinjauan tentang pemerintah desa

Desa merupakan bagian dari pemerintahan yang terendah yang

secara langsung dapat berhadapan secara langsung dengan masyarakat.

Pengertian desa menurut Widjaja adalah:

“Desa adalah sebgian suatu kesatuan masyarakat hokum yang mempunyai

susunan asli berdasarkan hak asal usul yang bersifat istimewah. Landasan

pemikiran dalam pemerintahan desa adalah keanekaragaman, partisipasi,

otonomi asli, demokratisasi, dan pemberdayaan masyarakat”.

Dalam undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan

daerah bab XI dijelaskan bahwa dalam pemerintahan daerah

kabupaten/kota dibemtuk pemerintahan desa yang terdiri dari pemerintah

desa dan badan permusyawaratan desa. Pemerintah desa yang dimaksud

menurut pasal 202 pemerintah desa terdiri atas kepala desa dan perangkat

desa.

Tugas pemerintah desa adalah menyelenggarakan rumah tangga

sendiri, di samping itu ia juga dapat di bebani tugas-tugas

9
Pembantuan yang diberikan oleh instansi vertical (garis menegak)

atau daerah otonom atasan. Desa adalah daerah otonom asli berdasarkan

hukum adat brkembang dari rakyat sendiri menurut perkembagan sejarah

yang dibebani oleh instansi atasan dengan tugas-tugas pembantuan.

Berdasarkan ketentuan pasal 206 undang-undang Dasar No 32 tahun

2004 tentang pemerintahaan daerah, urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan desa mencakup:

a. Urusan pemerintahan yang sudah hak asal-usul desa

b. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang

diserahkan pegaturannya kepada desa.

c. Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah

kabuoataen/kota.

d. Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan

diserahkan kepada desa.

Sesuai isi undang-undang di atas kepala desa merupakan

penanggung jawab utama segala sesuatu yang terjadi di dalam roda

pemerintahan desa termasuk dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes). Maju mundurnya suatu desa sangat tergantung kepada

kemampuan para pelaku pemerintahan di Desa dalam mengelola sumber

daya alam dan sumber daya manusia, sehinggah sangat diperlukan para

pemimpin yang sangat kreatif untuk dapat memajukan daerahnya.


2

sangat dipertukan para pemimpin yang sangat kreatif untuk dapa

memajukan daerahnya.

BUMDes sebagai badan hukum dibentuk berdasarkan tata perundang-

undangan yang berlaku dan sesuai dengan kesepakatan yang terbangun di

masyarakat desa Dengan demikian bentuk BUMDes dapat beragam di setiap

desa di Indonesia Ragam bentuk ini sesuai dengan karaktenstik lokal potensi

dan sumberdaya yang dimiliki masing-masing desa Nanmun penting disadan

bahwa BUMDes didinkan atas prakarsa masyarakat didasarkan pada potensi

yang dapat dikembangkan dengan menggunakan sumberdaya lokal dan terdapat

pemintaan pasar Dengan kata lain pendinan BUMDes bukan merupakan paket

instruksional yang datang darn Pemerintah pemenintah provinsi atau pemenntah

kabupaten Jika yang berlaku demikian dikawatirkan BUMDes akan bejalan

tidak sebagamana yang diamanatkan di dalam Undang Undang.

Tugas dan peran Pemerintah adalah melakukan sosialisas dan

penyadaran kepada masyarakat desa melalur pemenintah provinsi dan/atau

pemerintah kabupaten tentang arti penting BUMDes bag peningkatan

kesejahteraan masyarakat Melalur pemenintan desa masyarakat dimotivasi

disadarkan dan dipersiapkan untuk membangun kehidupannya sendin Untuk itu

masyarakat desa periu dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat menerima

gagasan baru tentang lembaga ekonomi yang memiliki.


2

Dua fungsi yakni bersifat social dan komersial. Dengan tetap berpegang

teguh pada karakteristik desa dan nilai-nilai yang hidup dan dihormat.

Maka persiapan yang dipandang paling tepat adalah berpusat pada

sosialisasi, pendidikan, dan pelatihan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap peningkatan standar hidup masyarakat desa

(pemerintah desa, BPD, tokoh masyarakat/ketua suku, ketua-ketua

kelembagaan di perdesaaan).

D. Tinjauan Tentang Pengelolaan

1. Pengertian Pengelolaan

Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata “management” terbawa

oleh derasnya arus penambahan kata pungut ke dalam bahasa Indonesia,

istilah inggris tersebut lalu di Indonesia menjadi manajemen. Manajemen

berasal dari kata to manage yang arinya mengatur, pengaturan dilakukan

melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi

manajemen. Jadi manajemen itu merupakan suatu proses untuk

mewujudkan tujuan yang diinginkan melalui aspek-aspeknya antara lain

planning, organizing, actuating, dan controlling.

Marry Parker Follet (1997) mendefinisikan pengelolaan adalah seni

atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pencapaian


tujuan. Dalam penyelesaian akan sesuatu tersebut, terdapat tiga faktor

yang terlibat.

a. Adanya penggunaan sumber daya organisasi, baik sumber daya manusia

maupun faktor-faktor produksi lainnya.

b. Proses yang bertaahap melalui dari perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengimplementasia, hingga pengendalian dan pengawasan.

c. Adanya seni dalam penyelesaian pekerjaan.

Drs. M. Manulang dalam bukunya dasar-dasar manajemen istilah

pengelolaan (manajemen) mengandung tiga pengertian, yaitu :

Pertama, manajemen suatu proses, kedua, manajemen sebagai

kolektifitas orang-orang ang melakukan aktifitas manajemen dan yang

ketiga,

manajemen sebagai suatu seni (suatu art) dan sebagai suatu ilmu.

Menurut pengertian yang pertama yakni manajemen sebagai

suatu proses, dalam buku encyclopedia of the social sciences di

katakana bahwa manajemen adalah suatu proses dengan proses mana

pelaksanaa suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.

Sedangkan menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah

kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Dan


menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah suatu seni atau

ilmu adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyususnan,

pengarahan, dan pengawasan dari pada sumber daya manusia untuk

mencapai tujuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.

2. Fungsi-fungsi pengelolaan

Terdapat berbagai fungsi pengelolaan (manajemen), tapi dapat

ditarik kesimpulan dari pendapat parah ahli ada empat fungsi yang sama

yakni perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

Adapun penjelasan dari fungsi-fungsi tersebut adalah :

a. Perencanaan (planning)

Perencanaan merupakan pemilihan dan penghubungan fakta,

meguatkan asumsi-asumsi tentang masa depan dalam membuat visualisasi

dan perumusan kegiatan yang di usulkan dan memang diperlukan untuk

mencapai hasil yang diinginkan. Perencanaa mencakup kegitan

pengambilan keputusan, karena termasuk pemilihan alternative-alternative

kepuasan.
Diperlukan kemampuan untuk megadakan visualitas dan melihat ke depan

guna merumuskan suatu pola dari himpunan tindakan untuk masa

mendatang.

b. Pengorganisasian (organizing)

Organizing bersal dari kata organon dalam bahasa yunani yang

berarti alat, yaitu proses pengelompokan kegiatan-kegiatan untuk mencapai

tujuan-tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer.

Pengorganisasian dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses

pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas tanggung jawab dan

wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat

digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang

telag ditetapkan.

c. Pelaksanaan (actuating)

Pelaksanaan adlaha suatu tindakan atau pelaksanaa dari sebuah

rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi

biasanya dilakukan setelah perencanaa sudah dianggap siap. Secara

sederhana pelaksanaan bisa diartikan penerapan. Majone dan Wildavsky


mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky

mengemukaan bahwa pelaksanaan adalah perluasan aktivitas yang saling

menyesuaikan.

Pengertian-pengetian diatas memperlihatkan bahwa kata pelaksanaan

bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindaka, atau mekanisme suatu

sistem. Ungkapan mekanisme megandung arti bahwa pelaksanaan bukan

sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan

secara sungguh-sungguh berdasarkan norma tertentu untuk mencapai tujuan

kegiatan.

d. Pengawasan (controlling)

Dari sejumlah fungsi manajemen, pengawasan merupakan salah satu

fungsi yang sangat penting dalam pencapaian tujuan manajemen itu

sendiri. Pengawasan dapat di definisikan sebagai proses untuk

menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai.

Menurut Saiful Anawar mengatakan bahwa pengawasan atau

control terhadap tindakan aparatur pemerintah diperlukan agar pelaksanaan

tugas yang telah ditetapkan dapat mencapai tujuan dan terhindar dari

penyimpangan-penyimpangan.

E. Tinjauan Tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)


1. Pengertian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)merupakan pilar kegiatan

ekonomi di desa yang berfungsi sebagai lembaga social (socialinstitution)

dan komersial (commercial institution). BUMDes sebagai lembaga social

berpihak kepada kepentingan masyarakat melalui konstribusinya dalam

penyediaan pelayanan social. Sedangkan sebagai lembaga komersial

bertujuan mencari keuntungan melalui penawaran sumber daya lokal

(barang dan jasa) ke pasar. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah

lembaga usaha desa yang dikelolah oleh masyarakat dan pemerintahan

desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan dibentuk

berdasarkan kebutuhan dan potensi desa.

Sebagai salah satu lembaga ekonomi yang beroperasi dipedesaan,

BUMDes harus memiliki perbedaan dengan lembaga ekonomi pada

umumnya. Ini dimaksudan agar keberadaan dan kinerja BUMDes mampu

memberikan konstribusi yang signifikasi terhadap peningkatan

kesejahteraan warga desa.

Disamping itu, supaya tidak berkembag sistem usaha kapitalistis di

perdesaan yang dapat mengakibatkan terganggunnya nilai-nilai kehidupan


bermasyarakat terdapat 7 (tujuh) ciri utama yang membedakan BUMDes

dengan lembaga ekonomi komersial pada umumnya yaitu:

a. Badan usaha ini dimiliki oleh desa dan dikelola secara bersama;

b. Modal usaha bersumber dari desa (51) dan dari masyarakat (49) melalui

penyertaan modal (saham atau andil);

c. Operasinalisasinya menggunkan falsafah bisnis yang berkar dari budaya lokal

(local wisdom)

d. Bidang usaha yang dijalankan didasarkan oleh potensi dan hasil ibformasi

pasar;

e. Keuntungan yang dipeloleh ditunjukkan untuk meningkatlkan kesejahteraan

anggota (penyerta modal) dan masyarakat melalui kebijakan desa (village

policy)

f. Fasilitasi oleh pemerintah, pemprov, pemkab, dan pemdes.

g. Pelaksanaan operasionalisasi dikontrol secara bersama (pemdes, BPD, anggota).

Menurut pasal 213 ayat (3) undang-undang nomor 32 tahun 2004

tentang pemerintahan daerah, yang menyatakan bahwa sebagai suatu

lembaga ekonomi modal usahanya dibangun atas inisiatif masyarakat dan

menganut asas mandiri. Ini berarti pemenuhan modal usaha BUMDes

harus bersumber dari masyarakat.

7
Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan BUMDes dapat

mengajukan pijaman modal kepada pihak luar. Seperti dari pemerintah

desa atau pihak lain, bahkan melalui pihak ketiga.

Kemudian dijelaskan pada peraturan menteri dalam negeri Nomor

39 tahun 2010 tentang Badan Usaha Milik Desa pasal 1 ayat (6) yang

menyatakan bahwa BUMDes adalah usah desa yang dibentuk/didirikan

oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal dan pengelolannya

dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat.

Selain itu BUMDes selanjutnya dijelaskan dalam pasal 78 pada

peraturan pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang desa ditanyakan

bahwa dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat dan desa,

pemerintah desa mendirikan Badan Usaha Milik Desa (ayat 1).

Pembentukan badan usaha milik desa dengan berpedoman pada peraturan

perundang-undangan (ayat 2), bentuk badan usaha milik desa harus

berbadan usaha hukum (ayat 3).

Permendagri juga mengandung subtansi yang inovatif. Pertama

pembentukan BUMDes bersifat kondisional, yakni membutuhkan sejumlah

prayarat, yang menjadi dasar kelayakan pembentukan BUMDes. Dalam

pasal 5 di tegaskan tentang syarat-syarat pembentukan BUMDes sebagai

berikut :

a. Atas inisiatif pemerintah desa dan atau masyarakat berdasarkan musyawarah

warga desa;
2

b. adanya potensi usaha ekonom masyarakat,

c. sesua dengan kebutuhan masyarakat terutama dalam pemenuhan kebutuhan pokok

d. tersedianya sumber daya desa yang belum dimantaatkan secara optmal terutama kekayaan

desa.

e. tersedianya sumber daya manusia yang mampu mengelola badan usana sebaga aset

penggerak

perekonomian masyarakat desa.

f. adanya unit-unit usaha masyarakat yang merupakan Kegiatanekonomi warga masyarakat

yang

dikelola secara parsial dan kurang terakomodasi dan

g. untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli desa.

Kedua BUMDes merupakan usaha desa yang bercinkan

kepemilikan kolektif bukan hanya dimiliki oleh pemenntah desa

bukan hanya dimiliki masyarakat bukan juga hanya dimiliki oleh

individu melainkan menjadi milik pemenntah desa dan masyarakat

Berbeda dengan koperasi yang dimiliki dan bermanfaat hanya untuk

anggotanya BUMDes dimiliki dan dimanfaatkan baik oleh

pemerintah desa dan masyarakat secara keseluruhan.


Ketiga mekanisme pembentukan BUMDes bersifat inkiusif

deliberatif dan partisipatons Artinya BUMDes tidak cukup dibentuk

olet pemenntah desa tetapi diberntuk melalur musyawarah desa

Secara komponan masyarakat yang melibatkan berbaga

Organisasional musyawarah desa juga dilembagakan sebagai.

Institusi tertinggi dalam BUMDes, seperti halnya rapat anggota

dalam koperasi.

Keempat pengelolaan BUMDes bersifat demokratis dan teknokratis.

Dimensi teknokrasi terlihat dalam bentuk pembagian kerja yang jelas,

dimensi demokrasi tidak hanya terlihat pada komponen musyawarah desa

(institusi demokrasi deliberatif) tetapi juga ditunjjukan pada komponen

akuntabilitas. Pemisahan organisasi maupun asset BUMDes dari

pemerintah desa merupakan komponen penting untuk menjaga akuntabilitas

BUMDes.

Lembaga juga ini dituntut mampu memberikan pelayanan kepada

non anggota (di luar desa ) dengan menempatkan harga dan pelayanann

yang berlaku standar pasar. Artinya terdapat mekanisme kelembagaan/tata

aturan yang disepakati bersama, sehingga tidak menimbulkan distorsi

ekonimi di pedesaan disebabkan usaha yang dijalankan oleh BUMDes.

Tujuan utama pendiri BUMDes yaitu :

a. Meningkatkan perekonomian desa;


b. Meningkatkan pendapatan asli desa;

c. Meningkatkan pengolahan potensi desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

d. Menjadi tulang punggu pertumbuhan dan pemerataan ekonomi pedesaan.

Dinyatak di dalam undang-undang bahwa BUMDes dapat didirkan

sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa.

Maksud kebutuhan dan potensi desa adalah kebutuhan masyarakat

terutama dalam pemenuhan pokok, tersedia sumberdaya desa yang belum

dimanfatkan secara optimal terutama kekayaan desa dan terdapat

permintaan di pasar, tersedia sumberdaya manusia yang mampu mengelola

badan usaha sebagai asset penggerak perekonomian masyarakat, adanya

unit-unit usaha yang merupakan kegiatan ekonomi warga masyarakat yang

dikelola secara persial dan kurang terakomodasi.

2. Prinsip Tata Kelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Prinsip-prinsip pengelolaan BUMDes penting untuk dielaborasi atau

diuraikan agar dipahami dan dipersepsikan dengan cara yang sama oleh

pemerintah desa, anggota (penyerta modal ), BPD, Pemkab, dan

masyarakat. Terdapat 6 (enam) prinsi dalam mengelola BUMDes yaitu:


1. Kooperatif, semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus mampu

melakukan kerja sama yang baik demi pengambangan dan kelangsungan

hidup usahanya.

2. Partisipatif, semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus

bersedia secara sukarela atau diminta memberikan dukungan atau kontsribusi

yang dapat mendorong kemajuan usaha BUMDes.

3. Emansipatif, semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus

diperlakukan sama tanpa memandang golongan, suku, dan agama.

4. Transaran, aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat

umum harus dapat diketahui oleh segenap lapisan masyarakat dengan mudah

dan terbuka.

5. Akuntabel, seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggung jawabkan

secara teknis maupun administratif .

6. Sustainable, kegitan usaha harus dapat dikembangkan dan dilestarikan oleh

masyarakat dalam wadah BUMDes.

Pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

adalah merupakan perwujudan dari pengelolaan ekonomi produktif desa

yang dilakuan secara kooperatif, partisipatif, emansipatif, transparansi,


akuntabel, dan sustainable. Oleh karena itu, perluh upaya serius untuk

menjadikan pengelolaan badan usaha tersebut dapat berjalan secara

efektif, efisien, professional dan mandiri. Hal utama yang penting

dalam upaya penguatan ekonomi desa adalah memperkuat kerja sama

(cooperative), membangun kebersamaan atau menjalin kerekatan

disemua lapisan masyarakat desa, sehingga itu menjadi daya dorong

(steam engine) dalam upaya pengentasa kemiskinan, pengangguran, dan

membentuk akses pasar.

F. Kerangka Konsep

Otonomi daerah adalah hak dan kewenangan daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya. Berdasarkan

undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah

disebutkan bahwa desa atau yang sebut dengan nama lain, selanjutnya

disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-

batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang

diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara kesatuan

Republik Indonesia.
Kepada desa selaku kepala pemerintahan di desa tentu memiliki

peranan dalam memanfaatkan potensi suber daya alam yang ada

wilayahnya, sebagai salah satu penyokong pertumbuhan perekonomian

masyarakat desa. Sebagaimana yang tertuan dalam pasal 213 undang-

undang nomor 32 tahun 2014 yang bernunyi bahwa desa dapat

mendirikan Badan Usaha Milik Desa yang disebut BUMDes. Dimana

Badan Usaha Milik Desa dikelola dengan semangat kekeluargaan dan

kegotongroyongan, kemudian BUMDes dapat menjalankan usaha di bidang

ekonomi dan/atau pelayanan umum sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Prinsip-prinsp pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yaitu :

Pengelolaan BUMDesharus dijalankan dengan menggunakan prinsip

kooperatif, partisipatif, emansipatif.

Transparansi, akuntable dengan mekanisme dan sustanable, member-base dan

self help yang dijalankan secara profesional dan mandiri Berkenaan dengan hal

itu. untuk membangun BUMDes diperlukan informasi yang akurat dan tepat

tentang karakteristik ke- lokal-an termasuk cin sosial-budaya masyarakatnya

dan peluang pasar darn produk (barang dan jasa) yang dihasilkan.

Dalam pengelolaannya tentu terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi

baik itu bersifat pendukung maupun penghambat Faktor pendukung yaitu

potensi sumber daya yang meliputi sumber daya alam dan sumber daya manusia
dana hibah dari Pemerintah Daerah fasilitas operasional BUMDes Kemudian

yang menjadi faktor penghambat yaitu kebijakan pemerintah desa yang kurang

tepat kondisi sosial politik Desa Labbo koordinasi antar komisaris dan direksi

kurang baik Dengan berbagai dari penjelasan diatas skema penulisan dapat

digambarkan dalam bagan sebagai berikut :

KERANGKA KONSEPTUAL

1. UU no 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah


2. PP no 72 tahun 2005 tentang pemerintah desa
3. Pemendagri no 39 tahun 2010 tentang pedoman
pembentukan dan pengelolaan BUMDes.
4. Perda no 10 Tahun 2006 tentang tata carapembentukan dan
pengelolaan Badan Usaha MilikDesa (BUMDes).
5. Peraturan BUMDes Ganting Nomor 02 tahun 2010tentang
pengelolaan air
Faktor-faktor yang
mempengaruhi :
Pemerintah Desa Labbo (Kepala Desa)
1.) Faktor Pendukung
Kec.Tompobulu Kab.Bantaeng
a. Potensi sumber
daya
-Sumber daya alam
-Sumber daya
manusia
b. Dana hibah dari
c. Fasilitas Pengelola Badan Usaha Milik Desa
Operasional
2.) Faktor penghambat (BUMDes Ganting)
a. Kebijakan
pemerintah desa
labbo yang kurang
tepat
b. Kondisi sosial Badan Usaha Milik Desa
politik desa labbo
c. Koordinasi antar (BUMDes)
komisaris.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi penelitian
Penelitian ini berlokasi di desa labbo kecamatan tompobulu kabupaten

bantaeng dengan pertimbangan bahwa untuk mengetahui analilis

pengelolaan Badan Usaha milik Desa dan peran kepala desa.

B. Tipe Dasar Penelitian

Tipe yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe deskriptif. Tipe

penelitian ini akan memberikan gambaran faktual, gejala-gejala, fakta-

fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat. Mengenai

peranan kepala desa labbo kecamatan tompobulu dalam pengelolaan Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes). Menurut Robert C. Bogdan penelitian

deskriptif adalah :

Bagaimana menggambarkan dengan menggunakan ilustrasi sebuah

kondisi tertentu berdasarkan objek yang sedang diteliti, penelitian

deskriptif merupakan bagian yang ada didalam penelitian kualitatif.

Dasar penelitian yang menggunakan metode studi kasus (case study)

yang bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisa suatu proses

tertentu terkait focus penelitian ini sehingga dapat menemukan ruang

lingkup tertentu. Studi kasuss adalah salah satu metode penelitian dalam

ilmu sosial. Dalam riset yang menggunakan metode ini, dilakukan

pemeriksaan longitudional yang

6
Mendalam terdapat suatu keadaan atau kejadian yang disebut

sebagai kasus yang menggunakan cara yang sistematis dalam melakukan

pengamatan, pengumpulan data, analilis informasi, dan pelaporan hasilnya.

Sebagai hasilnya, akan diperoleh pemahaman yang mendalam tentang

mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar bagi riset selanjutnya.

Studi kasuss dapat digunakan untuk menghasilkan dan menguji hipotesis.

Studi kasus (case study) adalah suatu strategi riset, penelaahan

empiris yang menyelidiki suatu gejala dalam latar kehidupan nyata.

Strategi ini dapat menyertakan bukti kuantitatif yang bersandar pada

berbagai sumber dan perkembangan sebelumnya dari proposisi teoretis.

Studi kasus dapat menggunakan bukti baik yang bersifat kuantitatif

maupun kualitatif. Penelitian dengan subjek tunggal memberikan kerangka

kerja statistic untuk membuat inferensi dari data studi kasus kuantitatif.

C. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan

data sekunder.

1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber asalnya, data

primer diperoleh melalui :

a. Obsevasi yaitu pengumpulan data dalam kegiatan penelitian yang

dilakukan dengan mengamati kondisi yang berkaitan dengan obyek

penelitian.
3

b. Interview atau wawancara mendalam (in dept interview) yaitu

mengadakan wawancara dengan informasi yang lebih mendalam tentang

berbagai aspek yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.

2. Data Sekunder adalah data yang telah diolah sebelumnya yang diperoleh

dari studi kepustakaan, maupun studi dokumentasi. Adpun data sekunder

diperleh melalui :

a. Studi pustaka yaitu bersumber dari hasil bacaan literature atau buku-

buku atau data terkait dengan topic penelitian. Ditambah penelusuran

data online, dengan pencarian data melalui fasilitas internet.

b. Dokumentasi yaitu arsip-arsip, laporan tertulis atau daftar inventaris yang

diperoleh terkait dengan penelitian yang dilakukan. Menurut, Arikunto,

dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, legger, agenda, dan sebagainy

D. Informasi Penelitian

Informasi merupakan orang-orang yang memiliki pemahaman

atau bahkan orang-orang yang juga pelaku yang terlibat langsung

dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di desa

Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng.


3

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah :

a. Bupati Kabupaten Bantaeng

b. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan pemerintahan Desa Kab.

Bantaeng.

c. Kepala Desa Labbo Kec. Tompobulu Kab. Bantaeng.

d. Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMBDes)

e. LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

f. Tokoh-tokoh masyarakat Desa Labbo Kec. Tompobulu Kab. Bantaeng.

E. Analisis Data

Dalam menganalisadata yang diperoleh, peneliti akan menggunakan

teknik analisa kualitatif yakni data yang diperoleh akan dianalisis dan di

sajikan dalam bentuk kata-kata lisan maupun tertulis yang ditunjang

dengan data kuantitatif dan kualitatif. Teknik ini bertujuan untuk

menggambarkan secara sistematika fakta-fakta dan data-data yang

diperoleh. Serta hasil-hasil penelitian baik dari hasil study lapang maupun

study literature untuk kemudian memperjelas gambaran hasil penelitian,

Robert C. Bogdan, menyatakan bahwa;

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan semuanya dapat

diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dapat dilakukan dengan

mengorganisasikan data, memilih mana yang penting dan yang akan

dipelajari serta membuat kesimpulan yang akan diceritakan kepada orang

lain.

F. Definisi Operasional

Setelah beberapa konsep diuraikan dalam hal yang berhubungan

dengan kegiatan ini, maka untuk mempermudah dalam mencapai tujun

penelitian perlu disusun defenisi opersional yang dapat dijadikan sebagai

acuan dalam penelitian ini antara lain.

1. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga usaha desa yang

dikelola oleh masyarakat dan pemerintahan desa dalam upaya memperkuat

perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa.

2. Pemerintah desa adalah memilki kewenanagan penuh terhadap pengelolaan

BUMDes, serta membentuk lembaga BUMDes yang telah dimusywarakan

bersama masyarakat desa.

3. Pengelola BUMDes adalah organisasi yang mengurus lembaga BUMDes

dan mengelolahnya sesuai potensi desa, misalnya mengelolah jasa air

bersih dan lain-lain.

4. BUMDes ganting adalah BUMDes yang terdapat di Desa Labbo Kecamatan

Tompobulu Kabupaten Bantaeng.


5. Faktor yang mempengaruhi adalah segala sesuatu yang menjadi tantangan

dan hambatan kepala desa dalam pengelolaan BUMDes, misalnya

rendahnya koordinasi antar semua komponen yang terlibat dalam

pengelolaan BUMDes.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini di uraikan tentang gambaran umum lokasi penelitian

dan hasil Penelitian yang didapatkan penulis selama melakukan penelitian

tentang peranan kepala desa dalam pengelolaan badan usaha milik desa

(BUMDes) di Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

A. Gambaran umum Kabupaten Bantaeng

1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

Kabupaten Bantaeng dikenal dengan sebutan "Butta Toa" dalam arti

sebenarnya taah tua, terletak di Wilayah Sulawesi Selatan. Wilayah ini memiliki

luas 395,83 km2. Rezim Bantaeng secara geologis terletak 120 km sebelah

selatan Makassar, ibu kota Wilayah Sulawesi Selatan dengan letak 5'21'13-

5'35'26 lingkup selatan dan 119'51'42-120'05'27. Rezim Bantaeng terletak di


kawasan tepi laut yang membentang dari barat hingga timur kota yang salah

satunya mempunyai potensi perikanan, dan wilayah daratannya mulai dari

tepian lautan Flores hingga pegunungan sekitar Gunung Lompobattang yang

ketinggiannya diatas permukaan laut. . Kabupaten Bantaeng terletak di bagian

selatan Daerah Sulawesi Selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Bantaeng:

Sebelah Utara : Kabupaten Gowa dan Kabupaten Bulukumba

Sabelah Timur : Kabupaten Bulukumba

Sebelah Selatan : Laut Flores

Sebelah Barat : Kabupaten Jeneponto

Berdasarian pembagian daerah adminstrasi pemerintahan Kabupaten

Bantaeng terbagi atas 8 wilayah kecamatan yang meliput 46 desa dan 21

kelurahan 502 Rukun Warga (RW) dan 1 108 Rukun Tetangga (RT) Kedepalan

kecamatan tersebut adalah 3 kecamatan tep penta(Kecamatan Bissappu

Bantaeng dan Paukukang) dan 5 kecamatan bukan panta (Kecamatan Uluere

Sinoa Gantarangkeke Tompobulu dan Eremerasa).

Tebel 4.1.1 Luas Kecamatan Di kabupaten Bantaeng

No Kecamatan Luas (Km2) Persentase


1. Bissappu 32,84 8,30
2. Uluere 67,29 17,00
3. Sinoa 43,00 10,86
4. Bantaeng 28,85 7,29
5. Erenmerasa 45,01 11,37
6. Tompobulu 76,99 19,45
7 Pa’jukukan 48,90 12,35
8. Gantarangkeke 52,95 13,38
Jumlah 395,83 100,00
Sumber : BPS- Kabupaten Bantaeng dalam Angka 2014

Kecamatan tompobulu merupakan wilayah sublokal terbesar dengan

luas 76,99 km2 atau sekitar 19,45% dari luas wilayah. Kemudian, pada saat itu,

sub-wilayah lain diorganisir dan

42

Yang paling kecil adalah Kecamatan Bantaeng yang merupakan pusat

kota Aturan dengan luas wilayah 28,85 km2 atau sekitar 5%. Keadaan pokok

Rezim Bantaeng mempunyai sifat tiga lapis, yaitu lereng gunung, lembah datar,

dan daerah tepi laut..

Gambar 4.1.1: Peta Kabupaten Bantaeng

Sumber: DDA Kabupaten Bantaeng 2022


2. Demografi

Penduduk Kabupaten Bantaeng berjumlah 181.006 jiwa yang tersebar di

8 (delapan) kecamatan. Dilihat dari kepadatan penduduk Kecamatan Bissappu.

Bantaeng, dan Pajukukang yang mempunyai jumlah penduduk terbesar

sedangkan Kecamatan Uluere memiliki

Jumlah penduduk yang kecil. Lebih lengkapnya dijabarkan dalam table berikut :

Table 4.1.2 : Jumlah Penduduk dan Tingkat Kepadatan Penduduk Kabupaten

Bantaeng

No Kecamatan Luas Jumlah Kepadatan Banyaknya Kepadatan


(Km2) Penduduk penduduk Rumah Penduduk
(Orang (orang/km2) Tangga Rumah
Tangga
1. Bissappu 32,84 31.685 964,83 7.931 4
2. Uluere 67,29 37.612 1303,71 8.795 4
3. Sinoa 43,00 23.473 304,88 5.822 4
4. Bantaeng 28,85 11.077 164,62 2.504 4
5. Erenmerasa 45,01 29.723 607,83 7.187 4
6. Tompobulu 76,99 19.069 423,66 4.056 4
7. Pa’jukukan 48,90 12.115 281,74 3.158 4
8. Gantarangkeke 52,95 16.252 306,95 4.224 4
Jumlah 395,83 181.006 457,28 44,127 4
Sumber : Bantaeng Dalam Angka, 2022

Kepadatan penduduk dalam 3 sub-wilayah tersebut karena

sub-wilayah tersebut merupakan wilayah metropolitan dan wilayah

tepi pantai yang merupakan wilayah yang dilintasi jalan-jalan umum


yang menghubungkan Peraturan dan meliputi kota-kota, yang

memberikan berbagai jenis kegiatan komunitas, misalnya fokus

moneter dan fokus pemerintah, dan lebih jauh lagi aksesibilitas

berbagai jenis kantor dan kerangka kerja yang lebih baik dan lengkap.

Untuk sementara yang kepadatan penduduknya paling rendah adalah

Kawasan Uluere, beberapa alasannya adalah karena Daerah Uluere

memiliki geologi yang bergelombang, kondisi lahan yang ada saat ini

tidak masuk akal.

Untuk Dijadikan permukiman. Walaupun kecamatan ini memiliki lahan

yang luas (kecamatan terluas ke-2 dengan luas lahan 67 ,29 km2).

1. Visi dan Misi Kabupaten Bantaeng

Dari gambaran judul-judul RPJMD dan bukti pembeda permasalahan-

permasalahan penting yang ada di Rezim Bantaeng, maka visi yang ingin

dicapai pada tahun 2022 adalah menjadi pusat pembangunan keuangan di

wilayah Sulawesi Selatan bagian selatan pada tahun 2022.

Dari pencanangan visi tersebut, memang dimaksudkan bahwa dengan

mengakui Wilayah Sulawesi Selatan sebagai andalan utama pergantian

peristiwa masyarakat dan pusat organisasi percepatan pembangunan pada tahun

2022, maka Pemerintahan Bantaeng dengan segenap kemampuannya ditunjuk


untuk menjadi Pemerintahan Daerah Sulawesi Selatan. titik fokus pembangunan

moneter, dan ini menyiratkan bahwa Rezim Bantaeng adalah pusat pandangan

dan pengambilan keputusan. pemberi dana untuk menyumbangkan modalnya,

wisatawan yang berkunjung ke Bantaeng, para peternak yang membutuhkan

benih unggul, dan sebagai pusat pelayanan kesehatan, serta berbagai fokus

kehebatan.

Bantaeng sebagai pusat pertumbuhan ekonomi tahun 2022 ditandai

dengan :

a. Angka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bantaeng peringkat pertama

untuk Kabupaten yang masuk ke dalam assosiasi kabupaten Selatan

Sulawesi Selatan (AKSESS) antara lain Kabupaten Takalar,

Jeneponto, Bulukumba, Sinjai dan Kepulauan.

Selayar Kabupaten Bantaeng masuk peringkat 5 besar Pertumbuhan

ekonomi tersebut diingi dengan menurunnya angka kemiskinaan hingga

dibawah5%, demikian pula angka pengangguran dibawah 39% dan

meningkatnya pendapatan perkapita penduduk Bantaeng tertinggi kedua setelah

Kota Makassar atau mencapai sebesar Rp 35 juta lebih.

b. Terwujudnya kemitraan/interkoneksitas dengan Kabupaten/ Kota di Sulawesi

Selatan pada khususnya dan Indonesia pada umumnya terkait pemanfaatan dan

pengelolaan potensi sumber daya alam kerjasama dalam bidang ketenagakerjaan


dalam rangka memenuhi kebutuhan industry terselenggaranya event event

tingkat provinsi dan tingkat nasional serta kerjasama dibidang pengembangan

wirausaha benih

c. Sebagai penjabaran dan Visi tersebut diatas, maka selama priode 2018-2022

direncanakan misi sebagai benikut :

1. Peningkatan wawasan dan kapasitas manusia

2. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam bidang pertanian kehutanan

serta

penikanan dan kelautan

3. Peningkatan Jaringan Perdagangan Industri dan Pariwisata

4. Pengembangan lembaga ekonomi masyarakat secara

terpadu

5. Penguatan kelembagaan pemerintah

4
6

4.Tujuan dan Sasaran RPJMD

Mulai Tujuan Sasaran


Peningkatan Mewujudkan manusia yang Meningkatnya pembinaan mental dan spiritual bagi
wawasan dan berkualitas dan segenap generasi muda.
kapasistas berpengetahuan wawasan
manusia yang luasserta memiliki
Optimalnya peran majelis taklim desa/kelurahan dalam
mendorong penguatan bina mental dan spiritual
penduduk bantaeng yang responsif gender (pansus)
Optimalnya pelaksanaan programa pendidikan diniyah
madrasah dan pesantren .(pansus)

Meningkatnya pendidikan kejuruan (skil) yang sesuai


dengan kebutuhan pasar kerja dan sesuai dengan potensi
loka daerah .(forum SKPD)
Meningkatkan aksesdan Meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan berbasis
kualitas pelayanan iptek.
pendidikan dan optimalisasi
penerapan teknologi
impormasi
(elearning)
Tersedianya wawasan free wifi pada kawasan strategi
ibu kota kecamatan.

Meningkatnya peran dan prestasi pemuda dalam


keeolargaan.(Provinsi)

Meningkatkan akses dan Meningkatnya layanan kesehatan berdasarkan zonasi


kualitas layanan kesehatan willayah untuk peningkatan layanan kesehatan ibudan
anak serta gizi.

Terwujudnya pola hidup bersih dan sehatberbasis


pemberdayaan sebagai upaya preventif dibidang
kesehatan.

Berkembangnyalayanan rumah sakit berstaraf


internasional dalam mewujudkan bantaeng sebagai
pusat jasa layanan kesehatan.
Terkendalinya pertumbuhan penduuk
Optimalisasipem
anfaatan sumber
daya alam bidang
pertanian
kehutananserta
perikanan dan
kelautan

4
7

Mulai Tujuan Sasaran


Peningkatan jaringan Menembagkan Meningkatkan kapasitas jalan dan jembatan
perdagangan, infak struktur Optimalnya pelaksanaanpembangunan pelabuhan
industry dan pendukung
pariwisata prdagangan, Berkembangnya pasar berbasis kecamatan pada
industry dan kawasan strategis.
pariwisata untuk Berkembangnya usaha-usaha berbasis home industi
olahanhasil-hasil sumber daya alam berbasis
semakin karakteristikdesa/kelurahan.
memantap the Terwujudnya bantaeng menjadi daerah tujuan wisata
new bantaeng dibagian selatan Sulawesi selatan.

Pengembangan Mengoptimalkan Meningkatnya kualiats dan peran koperasi/ BUMDes


lembaga ekonomi lembaga ekonomi dalam mendorong Usaha UMKM
masyarakat secara dalam Berkembangnya usaha home industry yang
terpadu mendorong memberikan nilai tambah hasil-hasil pertanian.
peningkatanusah
a kecil
menengah.

Meningkatkan Meningkatnya kostribusi swasta/masyarakat dalam


peran swasta upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat.
dalam pembinaan
usaha-usaha
ekonomi
Penguatan Mewujudkan Terwujudnya kelembagaan pemerintah daerah yang
kelembagaan pemerintah sesuai dengan semangat reformasi birokrasi
pemerintah daerah yang
mampu
melakukan peran
secara efisien dan
efektif dengan
mempratikkan
prinsip-prinsip
good govermance
secara konsisten

4
8

Misi Tujuan Sasaran


Meningkatkan kualitas Terwujudnya peningkatan kapasitas aparatur
pelayanan dan pemerintah desa yang professional dalam menyusun
pemerintah desa perencanaan dan pengelolaan keuangan desa

Meningkatkan kekuatan kelembagaan dan


kemampuan pemerintah desa melalui proses
pemilihan kepala Desa berbasis Teknologi (BPPT)

Sumber :RPJMD Kabupaten Bantaeng 2018-2022

B. Gambaran Umum Kecamatan Tompobulu

1. Keadaan Geografis

Kecamatan tompobulu merupakan salah satu dari 8 subwilayah yang

ada di Pemerintahan Bantaeng. Sebelum pemekaran beberapa kecamatan,

Kecamatan Tompobulu meliputi Kecamatan Pa'jukukang dan

Gantarangkeke. Wilayah Tompobulu selain berbatasan dengan sub wilayah

lain di Kab. Bantaeng juga berbatasan dengan wilayah tersebut. Bulukumba.

Ibu kota Wilayah Topobulu terletak di Kota Banyorang. Terletak di

Kawasan Tompobulu berbatasan dengan:

A. Utara: Gunung Lompobattang, Wilayah Eremerasa

B. Timur: Rezim Bulukumba

C. Selatan: Daerah Gantarangkeke

D. Barat: Wilayah Bantaeng dan Eremerasa

Luas wilayah Lokal Tompobulu tercatat 76,99 km2 atau 19,45% dari

luas wilayah Rezim Bantaeng yang mencakup 6 kota dan 4 sub-wilayah.

Administrasi Kewilayahan Kawasan Tompobulu Kab. Bantaeng mengatur

10 (sepuluh) kota/kelurahan yang beribukota di Daerah Tompobulu


49

Di Kota Banyorang. Jarak dari ibu kota Rezim Bantaeng adalah 24 km

dan setiap kelurahan/kelurahan bertanggung jawab dalam satu RT/RW

dengan jumlah RW 75 RT 161. Masyarakat Daerah Tompobulu umumnya

memeluk agama Islam, sehingga kemajuan di bidang ketatnya dunia lain di

wilayah Tompobulu berkembang pesat. Sekitar 99,99% wilayah setempat

beragama Islam dengan tujuan cinta berupa 62 masjid dan 26 ruang surga

permohonan..

2. Demografi

Penduduk Kecamatan Tompobulu Kabupaten Jika dilihat dari hasil

pendataan penduduk tahun 2013, Bantaeng mempunyai jumlah penduduk

sekitar 23.471 jiwa yang terdiri dari 11.081 jiwa laki-laki dan 12.390 jiwa

perempuan yang tersebar di 10 kota/kelurahan, dengan jumlah penduduk

terbesar berada di Kota Lembang Gantarangkeke yaitu sekitar 3.595 jiwa.

Secara umum jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan

dengan jumlah penduduk laki-laki, hal ini dapat tercermin dari angka

perbandingan antar jenis kelamin atau yang biasa disebut dengan proporsi jenis

kelamin. Sementara itu, proporsi jenis kelamin yang paling tinggi terdapat di

Kota Campaga, sedangkan proporsi jenis kelamin yang paling sedikit terdapat di

Kota Ereng. Proporsi jenis kelamin di Wilayah Tompobulu adalah 89,43,

artinya setiap 100 penduduk perempuan terdapat 89 penduduk laki-laki.


5

Tabel 4.2.2 : Jumlah Penduduk Dan Laju Pertumbuhan Penduduk


Menurut Desa/Kelurahan Di Kecamatan Tompobulu

No Desa/ Jumlah Laju


Kelurahan Penduduk Pertumbuhan
2010 2011 2012 2013
1. Gantarangkeke 3.501 3.545 3.566 3.595 0,59
2 Pattalassang 3.032 3.062 3.080 3.106 0,59
3 Bonto-bontoa 1.856 1.975 1.886 1.901 0,59
4 Banyorang 2.897 2.926 2.943 2.968 0,58
5 Campaga 1.887 1.901 1.911 1.928 0,53
6 Bonto Tappalang 1.274 1.278 1.294 1.305 0,54
7 Balumbung 1.857 1.876 1.887 1.902 0,59
8 Ereng-ereng 1.748 1.765 1.775 1.791 0,57
9 Labbo 2.992 3.022 3.040 3.065 0,60
10 Pattaneteang 1.865 1.884 1.895 1.910 0,58
Jumlah 22.913 23143 23.277 23.471 0,58
Sumber : Koordinator Statistik Kec. Tompobulu, 2022.

3. Visi Misi Kecamatan Tompobulu

Kecamatan Tompobulu merupakan salah satu sub-lokal dalam

Pemerintahan Bantaeng, tentunya memerlukan suatu sistem dalam menjalankan

roda pemerintahan dan perbaikan, sehingga dalam setiap aspek pemerintahan

dan kemajuan dapat terselesaikan dengan baik sesuai dengan yang diinginkan.

Oleh karena itu, untuk menjelaskan suatu teknik pengakuan terhadap kemajuan,

maka arah kemajuan harus dimaknai sebagai Impian dan Misi sebagai tujuan

dan keinginan yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu, sehingga roda

pemerintahan dan pelaksanaan kemajuan sangat terkoordinasi.


51

Untuk mencapai suatu tujuan, diperlukan persiapan dan aktivitas yang

sungguh-sungguh. Secara umum dapat dikatakan bahwa Visi dan Misi

merupakan suatu gagasan yang disusun yang disertai dengan kegiatan.

Pemerintahan Bantaeng telah menjabarkan Visi dan Misi sebagai pengertian

penataan dan kegiatan, khususnya Rezim Bantaeng sebagai Tengah

Pembangunan Keuangan Daerah. Sulawesi Selatan, maka Kecamatan

Tompobulu, dalam perincian tersebut, merencanakan Impian dan Misi dengan

memikirkan seluruh potensi yang ada, baik SDM maupun aset tetap yang

dimiliki Sub Area Tompobulu, untuk senantiasa menjunjung tinggi tercapainya

tujuan tersebut. Visi pemerintahan Bantaeng khususnya sub kawasan

Tompobulu yang beriklim Mandin, Serius dan Cerdas melalui kualitas bantuan

yang baik dan penguatan kawasan.

Untuk mencapai Visi tersebut, Misi dirumuskan sebagai suatu pekerjaan

dan penegasan tentang bagaimana visi yang telah ditetapkan harus dicapai.

Maka Wilayah Tompobulu memutuskan Misi sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan sumber daya aparatu kecamatan dalam rangka

transparansi birokrasi secara profesional dan proporsional

2. Meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat.

3. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam menunjang kegiatan

pembangunan.

4. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keamanan

lingkungan dan ketertiban umum.


5. Memfasilitasi peningkatan ekonomi masyarakat yang berdaya

saing.

6. Meningkatkan kegiatan pemberdyaan masyarakat, mengoptimalkan

sumber daya alam terutama dalam pengelolaan hasil tani pertanian

dan perkebunan sebagai income perkapita masyarakat.

C. Gambaran Umum Desa Labbo

1. Sejarah Desa Labbo

Desa Labbo merupakan yang paling mapan di wilayah Tompobulu.

Secara umum, Kota Labbo berasal dari kata Labboro yang berarti longsoran

salju yang pada saat itu penting bagi kota Ganting. Nama ini diberikan oleh

pendahulu kota Ganting (Tau toana Ganting), khususnya Ni Camma.

Mulai sekitar tahun 1961, masyarakat yang tinggal di luar kota Ganting

telah bergabung di kota Labbo, yang dimulai oleh karaeng Naikang yang saat

itu berada di kota Ganting. Pada tahun 1963 dibentuk Kota Labbo yang

dipisahkan menjadi dua desa, yaitu Pttaneteang. Kepala kota utama adalah Pak

Kaimuddin yang menjabat dari tahun 1963-1970.

Kemudian pada tahun 1970-19/jabatan Kepala Jesa dijabat oleh Pak

Padu selaku Walikota berikutnya menggantikan Pak Kaimuddin. Selanjutnya

pada tahun 1977-1981, Pak Padu digantikan oleh Pak Budu Dg Ngunjung dan

pada masa pemerintahannya ia mengubah banyak cara hidup masyarakat

setempat agar benar-benar fokus pada kerapian ekologi dan persiapan pribadi.

yang sekitar saat itu masih belum terkoordinasi dan baru berkendara selama 4

tahun.
Pada tahun 1881-1983, Kepala Kota dijabat oleh Pak Haris. Pada tahun

1983-1986 dijabat oleh Pak Kadir. Pada tahun 1986-2002 dijabat oleh Sahib

Sehu yang menjabat selama dua periode. Inisiatif yang dilakukan saat itu adalah

secara proaktif melihat pembangunan jalan Tanning Wood Pivot hingga

Taccepe (Dusun Bawa yang sedang selesai dibangun). secara mandiri dan

selanjutnya wilayah tersebut dipartisi menjadi tiga vila, yaitu Dusun Ganting

Panjang. Bawa dan saat meraih Juara I lomba P2WKSS tingkat umum.

Selain itu pada tahun 2002-2013 dijabat oleh Bapak Subhan S Ag untuk

dua periode kekuasaan melalui pemilu saja. Selama ini pembenahan kota

terkesan cepat dan pada tahun 2003 wilayah tersebut kembali dipecah menjadi

empat vila, khususnya Dusun Pattiro Ganting Panjang Bawa dan pada tahun

2005 berhasil meraih juara utama dalam Lomba P2WKSS. Pada tahun 2007 ia

diberkahi kembali untuk mengikuti kompetisi tingkat kota rata-rata dan meraih

juara kedua dan pada tahun 2009 wilayahnya diperluas lagi menjadi enam desa,

yaitu Pattin, Labbe Ganting, Panjang Selatan, Panjang Utara, Bawa dan Masuk

sebagai kota luar biasa pada tahun 2010. Mulai tahun 2015 sampai saat ini

kepala kota dijabat oleh Bapak Sirajuddin, S.Ag, dimana beliau baru menjabat

sebagai anggota DPRD Kabupaten Bantaeng.

4. Keadaan Geografis

Desa labbo adalah salah satu yang terletak di kecamatan

tompobulu yang berada dibagian utara Kabupaten Bantaeng. Jarak tempu

wilayah Desa Labbo dari Ibu kota Kabupaten Bantaeng 23 km, Adapu

batas-batas desa sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Asayya Kabupaten Bulukumba

b. Sebelah Timur : Desa Pattaneteang


c. Sebelah Selatan : Desa Balumbung dan Kelurahan Ereng-ereng

d. Sebelah Barat : Kelurah Ereng-ereng dan Kabupaten Bantaeng

Pusat pemerintahan Desa Labbo terletak di dusun Ganting dan

untuk menuju Kantor Desa dapar dijangkau dengan kendaraan umum atau

jalan kaki karena berada di jalan poros des, Desa Labbo memiliki luas

wilayah 9.8 km dan secara administrative terbagi atas enam dusun yaitu :

1. Dusun Pattiro membawahi (2) RW dan (4) RT

2. Dusun Labbo (2) RW dan (4) RT

3. Dusun Ganting membawahi (2) RW dan (4) RT

4. Dusun Panjang Selatan membawaji (2) RW dan (2) RT

5. Dusun Panjang Utara (2) RW dan (2) RT

6. Dusun Bawa membawahi (2 ) RW dan (3) RT Keadaan

alam dan iklim

3. Topografi Desa

Kota Labbo memiliki wilayah yang bergelombang, terletak di atas

gunung dengan ketinggian antara 1.200 m hingga 2.000 m di atas permukaan

laut. Kondisi tanah cukup subur untuk menumbuhkan berbagai jenis tanaman,

baik tanaman masa kini maupun tanaman jangka panjang. Terdapat potensi

lahan yang dapat dimanfaatkan, termasuk perkebunan dan hutan. Untuk rincian

lebih lanjut, lihat tabel terlampir:

Tabel 4.3.3: Luas Wilayah dan Penggunaannya di desa Labbo Tahun 2020
Jenis wilayah Luas (Ha)

Permukiman 8.892

Area Perkebunan 16.296

Hutan 342,00

Area Kuburan 1,00

Total 25.531,00

Sumber: Data profi Desa Labbo 2022

4. Hidrologi dan Tata

Air Pada umumnya Penduduk Kota Labbo sangat kaya akan mata air.

Mata air tersebut sebagian besar dimanfaatkan untuk keperluan pemanfaatan air

bersih keluarga melalui pipa-pipa dan sisanya dialirkan ke sungai-sungai yang

mengalir melalui sebagian lahan hortikultura disekitarnya dan bermuara ke laut.

Di Kota Labbo, 100 persen wilayahnya mendapatkan air bersih melalui

pipa. Pelayanan pipa air bersih di setiap villa diawasi oleh tim administrasi yang

dibentuk melalui konsultasi dan apabila terjadi kerusakan maka perbaikan

dilakukan oleh tim administrasi. Kebutuhan air di kota Labbo harus terlihat. di

tabel terlampir:

Table 4.3.4 Sasaran Air Bersih di Manfaatkan Penduduk Desa Labbo

Nama Dusun Sumber Air Bersih Jumlah


RumahTangga
Perpipaan/ledeng sumjur
Pattiro 149 0 149
Labbo 117 0 117
Ganting 148 0 148
Panjang Utara 99 0 99
Panjang Selatan 157 0 157
Bawa 104 0 104
Jumlah Total Rumah 774 0 777
Tangga
Persentase 100% 0% 100%
Sumber data: Masyarakat Desa Labbo (hasil sensus sosial) Oleh: KPM, Tahun 2022

Tabel di Gambar diatas merupakan gambaran tentang sarana air bersih

yang dimanfaatkan oleh masyarakat kota untuk mendapatkan air bersih, dimana

di dalam kota tersebut terdapat 2 buah sarana air bersih yang banyak

dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu pipa ledeng dan sumur. Penghuni

memanfaatkan kedua sumber air ini secara unik berbeda dengan 6 vila.

Untuk Desa Pattiro, 4 RT sudah mendapatkan air bersih dari pipa dan

Villa Labbo 4 TR sudah mendapatkan air bersih dari pipa dan belum

mendapatkan air bersih dari saluran meskipun akses air bersih melalui

sumur/mata air langsung dan Ganting 4 RT sudah mendapatkan air bersih dari

pipa. ke air. membersihkan jalur namun mengakses melalui sumu/mata air

dengan mudah.

Dusun Panjang Utara 2 RT sudah mendapatkan air bersih melalui pipa

dan belum mendapatkan air bersih langsung melalui sumur/mata air, Dusun

Panjang Selatan 2 RT sudah mendapatkan air bersih melalui pipa dan belum

mendapatkan air bersih langsung melalui sumur/ mata air. Bagi RT yang

masyarakat miskin mempunyai pilihan untuk mendapatkan air bersih melalui air

bersih yang disalurkan karena adanya kendala pada pembeli kebutuhan pokok

seperti saluran air dan selang, maka diketahui bahwa hampir semua warga

mengakses air bersih melalui pipa. Khususnya pada 18 RT yang akses air

bersihnya melalui pipa/pipa. 12 RK dan 7 RT mengakses air bersih dari sumur

1%.
5. Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk merupakan salah satu hal yang sangat penting

dalam proses peningkatan kesejahteraan dan kemajuan desa. Dari data

yang diperoleh julmah penduduk di Desa Labbo diklasifikasikan

berdasarkan umjur mulai dari

Diklasifikasikan berdasarkan umur mulai dari 0-12 bulan, 13 bulan-

4 tahun, 5 tahun-10 tahun-25 tahun, 25 tahun-60 tahun keatas sebagai

berikut :

No Umur Pattiro Ganting Labbo Panjang Panjang Bawa Jumlah


Selatan Utara
Lk/Pr Lk/Pr Lk/Pr Lk/Pr Lk/Pr Lk/Pr
1. 0 s/d 12 Bln 2/3 11 / 8 4/4 4/3 5/2 2/4 53
2 13blns/d 3 thn 8/9 12/ 11 10 / 9 8 / 13 3/8 6/8 105

3 5 s/d 10 th 17 /20 29 / 23 11 / 10 14 / 34 11 / 23 20/9 221


4 10 s/d 25 thn 56 / 70 62/73 57 / 41 77/ 46 37 / 60 40/46 665
5 25 s/d 40 thn 187/207 178/216 165/140 235/175 135/163 125/146 2072
Grand Total 270/309 292/331 248/204 338/271 191/256 193/213 3116
Total 579 623 452 609 447 406
Keseluruhan
Sumber Data: Masyyarakat Desa Labbo (Hasil Sensus Sosial Oleh KPM, Tahun 2022

Tabel diatas menggambarkan bahwa Desa Labb0 memili Jumiah

penduduk 3116 jwa. Dengan perbandingan Jwa penduduk dari semua tingkatan

usia laki-laki 1532 orang dan perempuan 1548 orang. Dusun Gantng memiliki

jumlah jwa terbanyak dan Dusun bawa memliki jumlah jiwa terendah Untuk

perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan, dapat diketahui bahwa jumlah


jiwa perempuan lebih banyak disbanding jurmiah jiwa laki-laki. Sedangkan

untuk tingkatan usia, dapat diketahu bahwa usia 25 sampai dengan 40 tahun

memiliki jumlah persentase tertinggi dan usia 0 sampai dengan 12 bulan

merniliki persentase terendah

6. Kondisi Perekonomian

7. Mata pencaharian penduduk

Masyarakat Desa Labbo tidak memiliki jenis pekerjaan sampingan yang

tetap. rata-rata jenis pekerjaan pokok yang telah digelu menjadi pekerjaan utama

yang mendulung pen keluarga di setiap rumah tangga Rata-rata sumber mata

pencaharian masyarakat desa Labbo yaitu petani

Tabel 4.3.6.1: Klasifikasi Mata Pencaharian Penduduk Desa Labbo 2019-20122

DUSUN
No Jenis Pattiro Gantin Labbo Panjang Panjan Bawa Jumla Persentase
pekerjaan g Selatan g Utara h
pokok
Lk/Pr Lk/Pr Lk/Pr Lk/Pr Lk/Pr Lk/Pr
1.Pns 12/8 2/4 3/7 39 3,7%
2 Honorer 11/19 5/8 12/14 82 7,85
3 Pengusah 1/- 1/- -/- 3 0,2%
a
4 Petani 122/2 161/27 109/8 896 86.2%
5 Tukang 1/- 1/- -/- 5 0,4%
6 Supir 7/- 4/- -/3 17 0,4%
Jumlah 154/29 174/39 124/29 123/29 173/34 116/15 1039 100%
Sumber Data Masyarakat Desa Labbo (Hasil Sens us Sosial) Oleh: KPM ,Tahun 2022

Tabel Gambar di atas menggambarkan karya mendasar dan

keterhubungan orang-orang dalam karya ini. Dari tabel tersebut terlihat bahwa

jenis pekerjaan utama yang paling banyak diketahui di Kota Labbo adalah

sebagai peternak dengan persentase sebesar 86,2%, kemudian jenis pekerjaan


utama yang paling sedikit berhubungan dengan daerah adalah pengusaha

dengan persentase sebesar 0,2.

8. Tingkat Bantuan Pemerintah Pada dasarnya, masyarakat Kota Labbo

kaya akan aset-aset biasa, namun akses dan penguasaan atas aset-aset tersebut

tidak didistribusikan secara merata di antara seluruh penghuninya, sehingga

banyak yang hanya menjadi peternak. Kehidupan tidak dapat berjalan sesuai

dengan cara hidupnya karena akses dan kendali ada pada pengelola properti,

selain itu tidak adanya peluang usaha yang cukup untuk usia angkatan kerja

menyebabkan banyaknya pengangguran, hal ini sangat mempengaruhi derajat

pemerintahan. pendampingan masyarakat

Table 4.3.6.2 Tingkat kesejahteraan kepala keluarga Desa Labbo

Nama Dusun Jumlah KK Sangat miskin

kaya sedang miskin

Pattiro 8 47 47 31

Labbo 10 47 54 11

Ganting 8 79 72 10

Panjang selatan 3 20 119 15

Panjang Utara 3 45 131 14

Bawa - 45 64 16

Jumlah total 32 283 487 97

Sumber data: Masyarakat Desa LABB0 (hasil sensus sosial) Oleh:KPM, Tahun 2022

Bantuan mobil operasional untuk memberikan kemudahan akses

ternsportasi kepada desa khusnya untuk mengembangkan dan

memkasimalkan pengelolaan dan distribusi sumber daya alam tang ada di


desa masing-masing yang menjadi potensi ekonomi di desa. Berikut ini

daftar nama BUMDes yang menerima mobil operasional usaha :

Tabel 4.4.2 BUMDes Penerima Bantuan Mobil


Operasional Usaha Dari Pemerintah Daerah Kabuaten
Bantaeng

No Nama BUMDes Desa Jenis/merek mobil Tahun


(Kecamatan) Penerimaan
1. Sipakarannu Bonto marannu Toyota Hilux 2019
2. Ganting Labbo Toyota Hilux 2019
3. Muda Mandiri Pa’bumbungan Toyota Hilux 2019
4. Julu Jatia Baruga Toyota Hilux 2019
5. Mario Rennu Layoa Toyota Hilux 2019
6. Layar Terkembang Pa’jukukang Toyota Hilux 2019
7. Sikatutui Kayuloe Dhatsu Grand Max 2020
8. Maju Bersama Bonto loe Dhitsu Grand Max 2020
9. An-nur Bonto cinde Dhitsu Grand Max 2020
10. Harapan Baru Bonto majannang Dhitsu Grand Max 2020
11. Salewanga Bonto bulaeng Dhitsu Grand Max 2020
12. Boto lempanaga Lumpangan Dhitsu Grand Max 2020
13 Nipa karya Nipa-nipa Dhitsu Grand Max 2020
14 Baji pamai Papan loe Dhitsu Grand Max 2020
15 Katimorang jaya Lonrong Dhitsu Grand Max 2020
16 Mappilawing jaya Mappilawing Dhitsu Grand Max 2020
17 Sipakainga Ulugalung Dhitsu Grand Max 2020
18 Sejahtera Pa’bentengan Dhitsu Grand Max 2020
19 Tamarunang Barua Dhitsu Grand Max 2020
20 Makmur jaya Parang loe Dhitsu Grand Max 2020
21 Dende lompoa Kampala Dhitsu Grand Max 2020

No Nama BUMDes Desa Jenis/merek mobil Tahun


(Kecamatan) Penerimaan
23 Kaloling jaya Kaloling Dhitsu Grand Max 2020
24 Abadi jaya Pattalassang Dhitsu Grand Max 2020
25 Jaya Bonto tappalang Dhitsu Grand Max 2020
26 Abbulo sibatang Salluang Dhitsu Grand Max 2020
27 Maccini bajik Bonto jai Dhitsu Grand Max 2020
28 Sejahtera Bonto tangnga Dhitsu Grand Max 2020
29 Siangka manai Bonto tallasa Dhitsu Grand Max 2020
30 Semarak Bonto lojong Dhitsu Grand Max 2020
31 Kayu manaka Bonto rannu Dhitsu Grand Max 2020
32 Jabal rahmat Bonto daeng Dhitsu Grand Max 2020
33. Sipakate’ne Bonto mate’ne Dhitsu Grand Max 2020
34. Maccini baji Bonto maccini Dhitsu Grand Max 2020
35 Mattiro bulu Bonto tiro Dhitsu Grand Max 2020
36 Sipakainga Bonto karaeng Dhitsu Grand Max 2020
37 Rahmat Tombolo Dhitsu Grand Max 2020
38 Makmur jaya Bajiminasa Dhitsu Grand Max 2020
39 Pinang raya Rappoa Dhitsu Grand Max 2020
40 Batu raja Batu karaeng Dhitsu Grand Max 2020
41 Ardas Biangkeke Dhitsu Grand Max 2020
42 Amanda Borong loe Dhitsu Grand Max 2020
43 Biang loe Biangloe Dhitsu Grand Max 2020
44 Bukit indah Bonto-bontoa Dhitsu Grand Max 2020
45 Balumbung indah Balumbung Dhitsu Grand Max 2020
46 Sipakainga Pattaneteang Dhitsu Grand Max 2020
Sumber : BPMPD Kabupaten Bantaeng, Tahun 2022

Dari data table di atsa dapat dijelaskan fasilitas bantuan mobil

operasional usaha dimulai pada tahun 2019 tahap kedua, dan pada

akhirnya 2020 yang lalu semua BUMDes di Kabupaten Bantaeng telah

memilki operasional usaha.

BUMDes sebagaimana dapat dilihat pada table dan grafik

berikut :

Grafik 4.5 Grafik Pertumbuhan Modal dan Hasil Usaha BUMDes Ganting Tahun

2012
Sumber: Direksi BUMDes Ganting 2022

Tabel dan grafik Di atas, kami mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi

BUMDes Ganting tidak terlalu menonjol karena layanan yang dijual tidak bisa

dinilai dengan harga tinggi, mengingat nilai ekonominya juga sesuai dengan

ketersediaan air. zat alami. Perkembangan permodalan yang tertunda seiring

dengan peningkatan gaji tercatat yang juga berfluktuasi, sehingga usaha yang

dijalankan BUMDes Ganting tidak fokus untuk mencapai pengumpulan modal

dalam jumlah besar dalam waktu singkat.

Tabel dan grafik di atas menunjukkan bahwa perkembangan BUMDes

Ganting tidak terlalu jelas karena jasa yang dijual tidak bisa diperkirakan secara

mendalam mengingat nilai ekonominya juga sesuai dengan ketersediaan bahan

baku air. Perkembangan permodalan yang tertunda seiring dengan peningkatan

pendapatan tercatat juga berfluktuasi, sehingga usaha yang dijalankan BUMDes

Ganting tidak fokus untuk mencapai pengumpulan modal dalam jumlah besar

dalam waktu singkat. Wawancara Adam, LSM Balang di Rezim Bantaeng

mengatakan

Ada yang menarik dari kota Labbo, BUMDes di kota Labbo mengawasi

air bersih dari hutan kota. BUMDes yang diawasi juga mempunyai wajah yang

lebih ramah dalam melayani kebutuhan pokok masyarakat. Kehadiran BUMDes

ini dapat terus dipertahankan karena unit pengawasannya tidak mengganggu

organisasi penghuninya dan tidak mempengaruhi pembangunan kemampuan

keuangan yang ditetapkan (wawancara pada 19 Mei 2022)

Labbo telah lama dikenal sebagai kota yang kaya akan barang-barang

pedesaan. Sebagian besar penghuninya pernah merasakan harga espresso dan


cengkeh yang bernilai tinggi. Kedua jenis tanaman jarak jauh ini mencakup

sekitar 60% wilayah Labbo, yaitu sekitar. 9.8 km2.49 Setiap musim

penghuninya mengumpulkan buah espresso dan bunga cengkeh yang

memberikan hasil yang memberdayakan. VNarga mampu menghasilkan bunga

cengkeh antara 500-1000 liter per hektarnya, sedangkan espresso menghasilkan

1000 kg per hektarnya. Dengan hasil panen yang begitu besar, keduanya mampu

menopang perekonomian daerah setempat.

A. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes) Ganting di Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten

Bantaeng.

Keberhasilan di perkotaan dalam mengawasi BUMDes sebenarnya,

pelaksanaannya tidak lepas dari tugas pemerintah kota itu sendiri yang sangat

mendesak dalam hal penyusunan strategi. Ada beberapa faktor pendukung dan

penghambat yang terjadi di Kota Labbo, Daerah Tompobulu, Rezim Bantaeng

dalam mengawasi BUMDes.

1. Variabel pendukung

Dalam pembahasan awal ini terdapat beberapa klarifikasi mengenai

elemen-elemen yang membantu penyelenggaraan Town Possessed Ventures di

Kota Labbo, sedangkan variabel pendukung yang dipahami antara lain: aset

yang diharapkan, cadangan penghargaan, dan kantor fungsional.

A. Potensi aset normal yang dimiliki Kota Labbo.


Aset alam seperti air, udara, tanah, minyak, ikan, hutan, dan sebagainya

merupakan aset fundamental bagi ketahanan manusia. Kemalangan atau

menurunnya aksesibilitas terhadap aset-aset tersebut akan sangat mempengaruhi

kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi ini. Tanpa udara dan air,

misalnya, manusia tidak bisa hidup dengan cara yang sama.

Aset normal lainnya, misalnya lahan hutan ikan dan lain-lain,

merupakan aset yang memenuhi kebutuhan manusia serta memberikan

komitmen penting terhadap bantuan pemerintah suatu negara.

Pengelolaan aset alam yang baik akan berdampak pada dukungan

manusia dari pemerintah dan sebaliknya, pengelolaan aset alam yang buruk

akan berdampak buruk. Oleh karena itu, isu sentral terkait dengan dewan aset

normal adalah cara yang digunakan untuk menangani aset reguler tersebut

sehingga menghasilkan keuntungan paling ekstrim bagi masyarakat. tanpa

mengorbankan pemeliharaan aset normal itu sendiri.

Kota Labbo pada umumnya terletak di daerah berbatu. Keadaan wilayah

ini menguntungkan bagi kelompok masyarakat Labbo karena mempunyai

negara-negara baik yang sangat produktif sehingga wilayah setempat

menumbuhkan kemampuan wilayah yang mereka miliki dalam berbagai bidang.

Secara umum, daerah setempat memupuk kemampuan hortikultura

sebagai pendorong utama kesejahteraan keluarga. Selain hortikultura, tentunya

masyarakat sekitar juga mengetahui potensi alam yang dimilikinya, misalnya

hutan kota yang luasnya sangat besar yakni 342 ha. Salah satu sumber daya

terbesar yang diklaim oleh kota Labo adalah hutan kota. Sumber daya spesifik

ini adalah air. yang banyak terdapat di hutan, jika dikelola dengan baik tentu
dapat memenuhi kebutuhan pokok penghuninya. Keberadaan sebagian besar

individu di kota Labbo.

memenuhi kemungkinan hasil: kota Berdasarkan pertemuan dengan

Bapas Sirajuddin sebagai kepala kota Labbo:

Sebagai aturan umum, orang-orang di sini berfungsi sebagai peternak,

jadi mereka hanya bergantung pada pekerjaan mereka dan barang-barang

normal saat ini. Selain itu, potensi yang dimiliki juga cukup besar untuk diawasi

oleh daerah setempat, tergantung bagaimana pemerintah memanfaatkan potensi

tersebut melalui penyelesaian program daerah (Wawancara pada 11 Mei 2022)

Aset umum yang diklaim Kota Labbo dapat dimanfaatkan sebagai

Substansi Bisnis Kota dengan tujuan agar pengembangan potensi aset tetap

lebih jelas karena sebagai kerangka yang lebih terkoordinasi dan menyalurkan

angsuran resmi pemerintah. Hutan kota yang diklaim oleh kota Labbo

menyimpan begitu banyak potensi untuk dilindungi dan diawasi secara wajar

untuk menggarap perekonomian wilayah lokal kota Labbo

Kemampuan hutan kota Labbo lebih ditujukan untuk mengalirkan

sumber air bersih yang dapat diakses dari sumber dan lahan hutan kota yang jika

dikelola dengan baik, air yang sempurna ini dapat memberikan manfaat yang

luar biasa bagi masyarakat kota untuk menjalani rutinitas sehari-hari. Oleh

karena itu, daerah setempat dan pemerintah kota Labbo mengusulkan potensi air

sempurna ini untuk dimanfaatkan sebagai program usaha milik kota.

Dari satu sudut pandang, kebutuhan masyarakat kota Labbo diketahui

menghadapi darurat kerapian pada iklim di sekitar tempat tinggalnya. Mereka


memahami bahwa potensi air bersih yang diperoleh dari pelosok kota sangat

penting untuk dijadikan pilihan dalam mengatasi permasalahan yang ada di

wilayah kota Labbo. Hasil pertemuan dengan Jamil, Kepala BUMDes Ganting:

Di Kota Labbo Tantu, kami mempunyai sumber daya alam yang cukup

di beberapa daerah, namun menurut kami pemberian air bersih kepada daerah

setempat lebih diprioritaskan dibandingkan mengawasi daerah lain, maka dari

itu dalam program BUMDes ini kami mengusulkan air bersih program

penguatan wilayah lokal kota Labbo yang berasal dari hutan. Kota, hingga saat

ini sumber air terbaik di kawasan hutan kota belum dianggap sebagai sumber air

bersih bagi masyarakat Kota Labbo.

Upaya Klaim Kota saat ini diawasi oleh kepala dan staf yang tentunya

mendapat pengawasan dari pemerintah Kota Labbo, dan berkoordinasi dengan

pemerintah provinsi, khususnya BPMPD sebagai penanggung jawab

pelaksanaan BUMDes di Kabupaten Bantaeng.

b. Sumber Daya Manusia yang dimiliki Desa Labbo

Sumber daya manusia adalah suatu tindakan yang memanfaatkan

orang sebagai pekerja dengan cara sadar orang lain, sehingga potensi fisik dan

mental mereka idealnya mampu mencapai tujuan-tujuan hierarkis (institusional).

Kota Labbo telah dimuliakan oleh Tuhan dengan berbagai kemungkinan, baik

aset reguler maupun SDM.

Dari satu sudut pandang, kemampuan sumber daya manusia kota Labbo

cukup untuk mampu menangani Upaya Kepemilikan Kota ini. Rancangan badan

pengelola sebagian besar berasal dari landasan informasi, sehingga individu


yang terlibat dalam menangani Usaha yang Diklaim Kota ini cukup

diperlengkapi untuk menjalankannya. kewajiban setiap individu sesuai dengan

pembagian kewajiban terpisah mereka dalam pembangunan direktorat Usaha

yang Diklaim Kota Labbo. Berikut nama-nama Ketua BUMDes Ganting beserta

yayasan pembinaannya.

Tabel 4.6.1.1.2 Pengurus BUMDes Ganting 2022

No Nama Jabatan Pendidikan Terakhir

1.

2.

3.

4.

Hal ini kemudian ditegaskan kembali oleh Pak Subhan, Kepala Kota

Labbo pada waktu lalu. Dalam pertemuannya dengan pencipta, beliau

mengungkapkan bahwa individu-individu yang terkait dalam menangani

BUMDes ini merupakan alumni biasa dan efektif terkait dengan berbagai

asosiasi sosial sehingga individu-individu yang berada di jajaran pimpinan

puncak memahami prinsip-prinsip kepengurusan sehingga BUMDes ini dapat

berjalan dengan baik dalam jangka waktu yang cukup lama. Sementara untuk

persoalannya bukan persoalan SDM namun variabel luar yang berdampak

(wawancara 14 Mei 2020).

Akibat pertemuan dengan narasumber cenderung dimaknai bahwa dalam

penyelenggaraan BUMDes, SDM merupakan salah satu faktor penentu lolos


tidaknya BUMDes ini karena SDM yang berkualitas dapat menangani BUMDes

dengan efektif dan baik.

c. Dana Hibah Dari Pemerintah Desa

Awal Strategi Town Claimed Endeavour ini merupakan sebuah

dorongan dari pemerintah daerah yang melihat bahwa aset-aset yang dimiliki

oleh setiap wilayah kota dapat menjadi pendorong mendasar dalam membangun

kesejahteraan di wilayah negara. Berangkat dari gagasan mendasar itulah

pemerintah teritorial membuat strategi sehubungan dengan Usaha yang Diklaim

Kota. Ditegaskan dari hasil pertemuan dengan Ny. Concordance, Pimpinan

Asisten Persalinan Penguatan Keuangan Daerah di Organisasi Penguatan

Daerah dan Pemerintah Kota mengatakan:

Pemerintah provinsi yakin harus berbuat banyak untuk masyarakat di

daerahnya, kami di daerah Bantaeng telah memberikan strategi BUMDes

dengan memulai subsidi dari bantuan pemerintah daerah yang dipartisi secara

merata di antara semua kota yang berpotensi menjadi Badan Usaha Milik Kota.

Usaha yang Diklaim Kota ini sejak awal mendapat bantuan keuangan

sebagai penghargaan dari pemerintah daerah, berapa banyak cadangan

penghargaan yang diberikan kepada setiap kota adalah Rp 100.000.000, namun

sebelum pembayaran tentu saja otoritas publik menyelesaikan evaluasi yang

berbeda terhadap berbagai tanda ketersediaan Kota untuk menangani aset

penghargaan menjadi satu Proyek yang Diklaim Kota yang dapat bekerja pada

bantuan pemerintah dari jaringan negara.


Cadangan penghargaan ini tentunya merupakan penyegaran yang sangat

dibutuhkan bagi jaringan kota yang selama beberapa waktu tidak terpengaruh

oleh strategi langsung pemerintah daerah. Sebelum pembayaran dana cadangan

penghargaan, pemerintah kota telah membentuk suatu pembinaan atau

direktorat yang mengawasi Usaha Milik Kota sehingga tahap pendistribusian

dapat berjalan sesuai harapan karena pendistribusian cadangan penghargaan

tersebut. Cadangan penghargaan dibagikan secara langsung dan diawasi

langsung oleh para pemimpin di setiap kota.

Pemanfaatan dana hibah ini mendapat pengelolaan langsung dari

pemerintah daerah, dalam hal ini Organisasi Penguatan Daerah dan Pemerintah

Kota, karena melalui kantor inilah dilakukan pemeriksaan dan pendataan proses

pelaksanaan Usaha Milik Daerah. dll.

Cadangan penghargaan yang diberikan jelas digunakan dan diharapkan

oleh para pemimpin sebagai pengelola Usaha Milik Kota. Pengurus cadangan

penghargaan ini merupakan titik sentral dalam berjalannya BUMDes karena

para pimpinan diberikan kewenangan yang seluas-luasnya untuk menangani

dukungan penghargaan tersebut sesuai dengan kebutuhan pengurus.

Aset dapat diakses di kota. Rapat Jamil selaku pengawas BUMDes

Ganting menyampaikan bahwa:

Pemerintah kota sebagai pengelola BUMDes dan para pimpinan sebagai

direktur utama tentunya memanfaatkan nama penghargaan yang diberikan

pemerintah provinsi sebaik-baiknya untuk membentuk dan mengelola Badan

Usaha Milik Kota.


Pengelolaan cadangan penghargaan ini merupakan salah satu unsur

penentu utama dalam berjalannya Town Claimed Endeavours, yang merupakan

ujian tersendiri bagi para ketua, karena berapa besar cadangan penghargaan

tidak bergantung pada kebutuhan namun dipisahkan dengan gagasan alat angkut

yang setara di setiap kota, sehingga setiap kota mendapatkan jumlah dana

penghargaan yang sama meskipun potensi yang dimiliki masing-masing kota

berbeda-beda.

Pengumuman dan tanggung jawab penatausahaan cadangan penghargaan

diserahkan kepada BPMPD selaku organisasi yang bertanggung jawab

pelaksana BUMDes. Tentu saja, cadangan penghargaan ini merupakan salah

satu faktor utama yang membantu pelaksanaan bantuan pemerintah di tingkat

kota melalui Town Possessed Undertakings.

d. Fasilitas operasional Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Fasilitas Tugas merupakan suatu perangkat pendukung dalam

menghadapi suatu usaha atau strategi yang dijalankan, kantor fungsional

merupakan salah satu penunjang yang mendasar agar Pengaturan atau organisasi

yang dilaksanakan dapat berjalan sesuai pedoman atau sesuai petunjuk

pelaksanaan. Dalam melaksanakan Usaha Milik Daerah, para kepala desa

mendapatkan bantuan kantor fungsional dari DPRD provinsi masing-masing

kota, misalnya dalam menjalankan BUMDes ini kota Labbo mendapat bantuan

kendaraan fungsional sehingga dapat menjunjung tinggi penyelenggaraan

BUMDes yang ada di Kota Labbo. Hal ini kemudian ditegaskan kembali oleh

Jamil, Kepala BUMDes dalam pertemuannya dengan pencipta yang mengatakan

bahwa:
Di kota Labbo kami mempunyai kendaraan yang berfungsi sebagai

mobil pick up yang menjadi alasan untuk mengawasi BUMDes Ganting. Meski

fokus pelayanan kita adalah air bersih, namun kendaraan fungsional ini sangat

berguna jika ada sesuatu yang terjadi sebagai cara bagi penduduk untuk

mengirimkan produk hortikultura lainnya.

Berdasarkan data di atas, kendaraan fungsional ini sangat membantu

perekonomian masyarakat wilayah kota Labbo untuk mengirimkan produk-

produk hortikultura untuk selanjutnya diolah menjadi barang penukaran untuk

wilayah kota Labbo.

1. Faktor-faktor Penghambat

Dalam pokok pembahasan ini ada beberapa penjelasan yang

mengenai tentang faktor-faktor yang menghambat dalam pengelolaan

Badan Usaha Milik Desa di Desa Labbo. Adapun faktor-faktor

penghambat yang dijelaskan seperti ;

kebijakan pemerintah desa yang kurang tepat, kondisi sosial politik desa

Labbo dan koordinasi antara komisaris dan direksi yang kurang baik.

a. Kebijakan Pemerintah Desa Yang Kurang Tepat

Kebijakan Tak patut disinggung pemerintah atas situasi ini, misalnya

saja pelaksanaan strategi program BUMDes yang entah bagaimana berbeda, tak

lain tak lain adalah pergantian jabatan lurah lama ke lurah lain. Dengan adanya

pergantian kepala kota, maka strategi pun tiba-tiba berubah dan sehingga

masyarakat masih belum menyadari adanya penyesuaian strategi atau adanya

rencana lain dari kepala kota yang baru.


Strategi yang diberikan pemerintah kota Labbo menunjukkan adanya

inkonsistensi dalam siklus pengurus BUMDes Ganting. Pendekatan ini lahir dari

visi dan misi kepala kota Labbo yang baru saja terpilih, yang dituangkan dalam

pedoman kota, khususnya mengenai biaya pendistribusian air bersih kepada

penduduk kota Labbo yang diberikan secara gratis oleh masyarakat. otoritas.

kota.

Hal ini jelas bertentangan dengan gagasan pengawasan Badan Usaha

Milik Kota yang dibuat oleh pemerintah provinsi Pemerintahan Bantaeng.

Selain itu, pemerintah kota, dalam hal ini walikota, tidak menghiraukan aturan

penyelenggaraan BUMDes dengan tidak mengganti bea masuk yang harus

dibayar oleh penghuni, padahal dalam hal ini semua tol ditanggung oleh

pemerintah kota, namun dari satu sisi, pemerintah kota rencana keuangan untuk

hal ini belum siap dalam belanja fungsional pemerintah kota.

BUMDes berjalan atas dasar kemandirian daerah dalam menciptakan

sesuatu, maka meskipun bantuan penghargaan digunakan untuk membangun

atau membentuk Usaha Milik Daerah, tentunya biaya penyelenggaraannya

diperoleh dari kemandirian daerah setempat, itulah gagasan BUMDes tersebut.

dewan yang secara normatif harus dilaksanakan. Namun, saat ini biaya

administrasi tersebut tidak lagi ditanggung oleh daerah setempat melainkan oleh

Pemerintah Kota berdasarkan pemahaman daerah setempat melalui Visi dan

Misi kepala kota baru yang digambarkan sebagai pedoman kota. Hal ini

kemudian ditegaskan kembali oleh Ny. Concordance. Kepala Bidang Persalinan

Penguatan Usaha Keuangan Daerah di Badan Penguatan Daerah dan Pemerintah

Kota mengatakan dalam pertemuan dengan pencipta yang mengungkap:


Saat ini BUMDes Ganting sudah tidak beroperasi lagi atau bahkan tidak

beroperasi karena biaya operasional pengurusnya sudah tidak ada lagi karena

sudah diserahkan sepenuhnya oleh daerah setempat kepada Kota terpilih.

Bupati, dari sudut pandang Pemerintah Kota atau dalam hal ini Bupati belum

memenuhi jaminannya untuk membayar bea masuk. harusnya ditanggung oleh

penghuni, sehingga menyebabkan BUMDes Ganting sempat terhenti sejenak

karena tidak adanya cadangan fungsional administrasi (wawancara pada 19 Mei

2022).

Tentunya dalam hal ini daerah setempat tidak bisa disalahkan

sepenuhnya dengan alasan bahwa strategi membuka biaya kelahiran dan

kemungkinan adanya kepala kota lain dengan membuat pedoman yang selama

ini beredar sudah matang. Dampak dari pertemuan serupa, kata Usman, salah

satu perintis daerah setempat:

Kota harus melaksanakan tugas ini dengan menerapkan peraturan yang

jelas, khususnya pedoman kota. Meskipun demikian, tujuan baik dari

pemerintah kota, dalam hal ini adalah kepala kota, berdampak buruk pada

administrasi BUMDes yang akhirnya berhenti bekerja. Strategi pemerintahan

kota ini harus direvisi lagi agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat

secara keseluruhan tanpa berfokus pada kepentingan politik.

b. Kondisi Sosial Politik Desa Labbo

Kondisi Keadaan sosial politik di suatu daerah sangat menentukan

dalam melaksanakan suatu strategi atau program, karena hal ini sangat efektif

dengan asumsi para entertainer atau pencipta strategi yang ada di daerah

tersebut kurang mampu dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, maka saat
ini kita banyak yang terkena dampaknya. keadaan sosial dan politik saat ini.

Selain itu, menyelesaikan strategi-strategi utama pasti berdampak pada

individu-individu dalam iklim tersebut.

Keunikan yang terjadi saat ini di kota Labbo mulai sekitar tahun 2013

adalah perbedaan kepala kota. Karena perbedaan lurah, maka BUMDes Gnating

dilakukan dengan bekerja sesuai bentuk, dimana kantor BUMDes yang letaknya

dekat dengan kantor lurah pada umumnya tidak dimanfaatkan sebagaimana

halnya dengan lurah pada masa lalu. Hal ini menunjukkan bahwa korespondensi

dan koordinasi antara Bupati dan BUMDes yang ada saat ini belum siap untuk

dilanjutkan ke unit khusus yang selama ini diawasi dengan baik. Setelah

perbedaan kepala kota, kehadiran BUMDes saat ini belum terasa. Air yang

dulunya dikelola dengan baik oleh BUMDes, kini berjalan dengan baik. Hal ini

terjadi karena Lurah telah mengangsur biaya penyelenggaraan air bersih yang

diawasi BUMDes secara cuma-cuma (wawancara 11 Mei 2022).

Klarifikasi dan narasumber di atas juga disampaikan oleh Udin selaku

pengurus Temu Peternak Baji Ati 2 yang mengatakan bahwa

Dilakukan bergegas ke BUMDes Ganting. Kelompok masyarakat sangat

tertekan dengan kondisi ini. Berbeda dengan Pak Subhan yang sangat khawatir

dengan kemajuan BUMDes. Beliau juga merupakan orang yang memikirkan

gagasan pengawasan air yang kami sepakati pada rapat kota' (wawancara pada

11 Mei 2020)

Apa yang terjadi di kota Labbo ini tentunya menjadi sedikit panduan

untuk dijadikan bahan pembelajaran bagi kita semua, apalagi kondisi sosial

politik kota Labbo saat ini sangat menarik dalam pelaksanaan dan pengurus
BUMDes Ganting karena kepiawaiannya yang luar biasa dalam bidangnya.

eksekusi dan pengurus BUMDes Ganting yang saat ini belum diperlukan.

pengembangan kamp di dalam Badan Pimpinan dan Hakim, dalam hal ini

Kepala Kota.

Semua itu bermula dari kegagalan beberapa pihak terkait akibat dari

keputusan politik Bupati Labbo yang menjadi momok bagi eksekusi BUMDes

Ganting sehingga para Kepala dan Hakim saling tarik-menarik. Hal ini terjadi

mengingat keadaan politik. yang hangat dan tidak diikuti oleh sikap ahli dari

kedua pemain tersebut. masing-masing berfokus pada kepentingan pertemuan

atau kelas tertentu tanpa berfokus pada hal yang paling menarik, khususnya

kebutuhan lingkungan setempat secara keseluruhan di Kota Labbo. Hasil

pertemuan dengan Ibu Kesesuaian, Kepala Bidang Penguatan Keuangan Daerah

Asisten Persalinan di Organisasi Penguatan Daerah dan Pemerintah Kota,

mengatakan.

BUMDes Ganting saat ini belum bisa dibilang tipikal dalam

pemerintahannya, hal ini dikarenakan kondisi politik yang sedang berlangsung

di kota Labb0 masih panas, calon bupati banyak yang tidak bisa apa-apa,

apalagi Dengan subsidi yang diberikan oleh para kepala desa, hampir semua staf

manajerial di BUMDes Ganting dapat bertahan tanpa adanya walikota yang

menjabat. . dampak yang dapat kita lihat saat ini adalah BUMDes yang

berpindah gadai berjalan sesuai harapan (wawancara tanggal 19 Mei 2022).

Akan lebih baik jika kedua pemain mengesampingkan kepentingan

pertemuan mereka dengan fokus pada keterampilan mereka yang mengesankan

sebagai kaki tangan di kota dalam eksekusi dan pengurus BUMDes Ganting dan
fokus pada kepentingan masyarakat secara keseluruhan. , tentu saja hal ini tidak

akan terjadi, namun saat ini hal-hal tersebut telah menjadi sebuah isu karena

tidak ada satu pun dari pertemuan tersebut yang setidaknya ada hubungannya

dengan hal tersebut. fokus pada hal-hal tersebut dan terlibat dalam

permasalahan sosial politik yang ada di Kota Labbo.

Mengawasi air bersih tentu saja bukan bisnis yang berbahaya karena

tidak ada pesaing dan memenuhi persyaratan, semuanya dianggap sama. Ada

dua hal yang harus diperhatikan oleh direksi agar tetap koherensi.

BUMDes Ganting Pertama memandang unit-unit khusus yang diawasi

sebagai kerangka rantai ekologi tersendiri yang tidak dapat diputus oleh pihak

mana pun. Dengan asumsi bahwa seseorang yang mengajukan permohonan

kepada Tuhan sedang marah, hal ini akan mempengaruhi organisasi yang

berbeda. Jika hutan di bagian hulu dilanggar, yang penting hanyalah

kepercayaan bahwa gangguan tersebut akan terjadi. Persediaan air bersih.

Apalagi jika penghuninya belum siap memanfaatkan air dengan baik. kemudian,

pada titik tersebut, kesadaran untuk benar-benar fokus pada sumber hulu tidak

akan berkembang.

Kedua pimpinan BUMDes ini harus benar-benar menjaga koordinasi

usaha ini dari gejolak politik di kota. Memang sulit memisahkan BUMDes dari

peristiwa-peristiwa politik di kota karena kedudukan kepala kota sebagai hakim

(ex-officio) juga menentukan jalannya strategi BUMDes. Hal serupa juga

disampaikan oleh Ibu Congruity, Kepala Spesialis Penguatan Persalinan. upaya

keuangan daerah setempat dalam organisasi Penguatan daerah setempat dan

pemerintah kota.
Kadang-kadang di tingkat pemerintahan terdapat banyak hambatan,

khususnya dalam pergantian kepala kota, seperti yang terjadi di kota Labbo, di

mana setelah adanya perbedaan dalam jumlah kepala kota, banyak kepala kota

yang tidak sesuai dengan pemerintahan, yang dampaknya sangat menarik.

mengenai perbaikan BUMDes yang baru saja jatuh tempo (wawancara tanggal

19 Mei 2022).

Perbedaan kepala kota berdampak pada kemajuan BUMDes. Posisi

kepala sebagai cornisan yang dijabat eoffico tidak bisa menjalankan

komitmennya. Berikut adalah tabel mengenai kearifan lokal.

Peran kepala desa sebagai komisaris dalam pengelolaan BUMDes Ganting di Desa

Labbo :

Table 4.5.2.2 Persepsi Terahap Kepala Desa

Kepala desa sebagai komisaris dalam Persepsi dari berbagai pihak


BUMDes
Kepala Desa Baru Masyarakat khawatir terhadap kondisi
BUMDes Ganting di Desa Labbo
BUMDes Ganting sudah tidak dikelola
lagi
Iuran usaha jasa air bersih yang telah di
gratiskan
Kordinasi antara komisaris dan direksi
sudah tidak sejalan
Kepala Desa Lama Mampu menjalankan tugasnya sebagai
komisaris.
Membantu masyarakat karena BUMDes
telah mengelolaa air bersih secara merata

Sesuai dari data diatas menggambarkan kondisi BUMDes

di desa Labbo kini sangat mengkhawatirkan. Air bersih yang

dikelola BUMDes sebelumnya kini tidak berjalan lagi, hal ini

karena posisi komisaris yang telah digantikan oleh kepala desa


yang baru. BUMDes Ganting memang hanya mengelolaa air

bersih saja.tapi ini sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Bahkan telah menjadi kebutuhan pokok bagi manusia baik untuk

kehidupan sekarang maupun yang akan datang.

c. Koordinasi Antara Komisarisdan Direksi Kurang Baik


Dalam Ada satu kendala dalam pelaksanaannya dan para eksekutif

Labbo Town Claimed Undertakings terpisah dari fokus di atas. Ada pula

beberapa variabel lain yang menghambat sebenarnya, khususnya koordinasi

yang buruk atau kurang baik antara Ketua dan Kapolri, hal ini merupakan

dampak lebih lanjut dari keadaan sosial politik saat ini yang menyebabkan

korespondensi antara kedua komponen tersebut berjalan kurang baik.

Koordinasi yang kurang baik ini membuat pemerintah daerah, dalam hal

ini BPMPD, perlu turun tangan untuk mengakomodir kedua pertemuan tersebut,

namun belum ditemukan keyakinan atau jawaban bersama atas permasalahan

tersebut, sehingga hingga saat ini koordinasi masih belum berjalan. Sesuai

prinsip pengurus BUMDes, hal ini juga diperparah dengan adanya penguasaan

kendaraan fungsional oleh BUMDes Ganting yang diambil alih oleh bupati,

yang sesuai aturan, pemerintah atau pimpinan mempunyai hak untuk

menggunakan kendaraan fungsional tersebut.

Hal yang sama seperti satu pertemuan. Pimpinan spesialis maternitas

penguatan bisnis keuangan daerah di Organisasi Penguatan Daerah dan

organisasi Pemerintah Kota mengatakan:

Pengelolaan BUMDes Ganting di kota Labbo mungkin tidak akan

bertahan lama karena kedua pemain tersebut tegas akan keunggulan masing-
masing, tidak fokus pada pengembangan dan kemampuan luar biasa sebagai

pejabat yang melayani daerah sehingga daerah setempat. sudah mulai lepas

terhadap eksekusi dan pengurus BUMDes Ganting (tanggal wawancara 19 mer

2022).

Pengembangan perilaku dalam melaksanakan pendekatan tidak

diragukan lagi diperlukan, terutama karena hal ini menyangkut kepentingan

masyarakat secara keseluruhan, sehingga koordinasi tidak boleh dilakukan.

Jalan yang harus ditempuh kedua pemain tersebut adalah mencari jawaban agar

kepentingan seluruh masyarakat di Kota Labbo dapat terpuaskan kembali

melalui eksekusi BUMDes Ganting.

Jika kedua pelaku benar-benar fokus pada kepentingan individu Kota

Labbo, jelas mereka akan berbuat semaksimal mungkin melalui BUMDes

Ganting ini, sehingga koordinasi antar keduanya harus dibangun kembali

dengan fokus pada tanggung jawab atas jabatan yang dipegangnya. , karena

jabatan yang mereka pegang merupakan perintah dari warga Kota Labbo.
8

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan analisis penulis maka

dapatditarik beberapa kesimpulan :

1. Peranan kepala desa dalam penyelenggaraan Badan Usaha Milik Daerah

(BUMDes), khususnya di Kota Labbo, khususnya Kepala Kota sebagai hakim

yang menjabat secara ex oficion (berdiri kokoh pada dua pijakan dalam satu

kerangka). Tugasnya sebagai hakim dalam mengatur, kepala menentukan unit-unit

khusus yang akan diawasi oleh BUMDes, memilah-milah kepala berperan dalam

mengkoordinasikan dan mengawasi BUMDes dan menjadi fasilitator jika ada

permasalahan. Dalam konstruksi hirarki BUMDes para pengurus, dalam

pelaksanaannya kepala kota tidak terlalu dinamis, namun dalam pelaksanaannya

para pejabat lebih memberikan arahan kepada badan pengurus, maka dalam hal

pengelolaan, kepala kota secara positif mengambil bagian yang berfungsi selama

waktu yang dihabiskan untuk mengamati. pelaksanaan BUMDes. Pengawasan ini


tentu diharapkan dapat berkontribusi sehingga pengurus BUMDes dapat berjalan

dengan baik dan efisien.

2. Dalam peroses Pengurus BUMDes Ganting di Kota Labbo, muncul berbagai

faktor dampak baik yang mendukung maupun yang menghambat. Unsur

pendukungnya adalah aset potensial yang mencakup aset tetap dan SDM, serta

penghargaan dari negara teritorial, dan jabatan fungsional BUMDes.

Kemudian yang menjadi faktor penghambat yaitu kebijakan pemerintah

desa yang kurang tepat, kondisi social politik Desa Labbo, koordinasi

antar komisaris dan direksi kurang baik.

B. Saran

1. Pemerintah kota sebagai aparatur harus cakap dalam mengatur,

mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi penyelenggaraan BUMDes.

Sebagai pionir harusnya mempunyai semangat individu-individu yang terampil,

sehingga dapat mengambil strategi yang tepat untuk melayani masyarakat di Kota

Labbo sehingga yayasan BUMDes tidak menghadapi permasalahan yang akan

menghambat wilayah kota itu sendiri.

2. Dalam mengawasi BUMDes, pemerintah kota (wali kota) dalam mengambil

strategi hendaknya mengedepankan kepentingan masyarakat luas di atas

kepentingan swasta, tidak mengobarkan kerangka pengurus BUMDes, sehingga

kerangka ini tidak direndahkan oleh kepentingan politik. , maka dalam

menjalankan BUMDes, para pejabat dan pimpinan harus melakukan koordinasi

dan korespondensi yang baik agar pemerintahan ini menghasilkan kemajuan bagi

daerah kota.
DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku

Eko Sutoro, dkk, 2014, Desa Mmebangun Indonesia, Forum


Pengembangan

Pembaharuan Desa (FPPD)

Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, 2007, Buku Panduan Pendirian


dan

Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa .

Labolo, Muhadam. 2007 , Memahami ilmu Pemerintahan (satu kajian,


Teori,

Konsep, dan Pengembangannya).

Manulang M. Drs, 1990, Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta, Ghalia

Indonesia

Ndraha, Talidziduhu. 2002, Kybemology 1 ( Ilmu Pemerintahan Baru),


Jakarta,

PT. Asdi Mahasatya.

Usman, Nurdin, 2002, Otonomi Desa, Jakarta PT Raja Garfindo Persada

Haw, 2002, pemerintahan Desa dan Admistrasi desa, Jakarta, PT Raja


Grafindo

Persada.
Urundang Undangan

Undang-Undang Repoblik Indonesia Nomor 32 Tahun 20204

Tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun Tentang

Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa).

Peraturang Daerah No 10 Tahun 2006 Tentang Tata Cara


Pembentukan Dan

Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Kabupaten Bantaeng.

Surat keputusan Bupati Nomor 411 Tahun 2008 Tentang


Petunjuk Teknis

Pembentukan Dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa


(BUMDesa)

Jurnal, blok, & kamus

Kanfer, R 1987 . Jounal of Social and Clinical Psychology

Anda mungkin juga menyukai