Anda di halaman 1dari 32

STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MODEL

CIRCULAR ECONOMY SKALA RUMAH TANGGA DI


WILAYAH PERKOTAAN PURWOKERTO

USULAN PENELITIAN TESIS


Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Magister
Ilmu Lingkungan pada Pascasarjana Universitas Jenderal Soedirman
Dipertahankan di Purwokerto
Pada tanggal ….. bulan ….. dan tahun …..

Oleh:
Purwono
NIM P2A02001

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PASCA SARJANA
PROGRAM MAGISTER LINGKUNGAN
PURWOKERTO
2021

ii
STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MODEL
CIRCULAR ECONOMY SKALA RUMAH TANGGA DI
WILAYAH PERKOTAAN PURWOKERTO

USULAN PENELITIAN TESIS

Purwono
NIM P2C018002

Diterima dan Disetujui


Tanggal :

Pembimbng I Pembimbing II

Prof. Wiwiek Rabiatul Adawiyah, M.Sc., Ph.D Dr. Edy Suyanto, ,M.Si.
NIP. 19701229 200312 2 001 NIP. 196007211987021001

Mengetahui:
Wakil Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

Dra. Yulia Sistina, M.Sc.Stud., Ph.D.


NIP. 19610716 198601 2 001

iii
PRAKATA

Bismillahirrahomanirrohim.

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, telah


tersusunnya usulan penelitian ini. Usulan penelitian ini berjudul Strategi Pengelolaan
Sampah Berbasis Model Circular Economy Skala Rumah Tangga di Wilayah
Perkotaan Purwokerto. Tentunya penulis berharap bahwa usulan penelitian ini dapat
menjadi pedoman dalam melakukan penelitian yang akan dilakukan.
Demikiian usulan penelitian ini penulis usulakan, masukan dan arahannya dari
Pembimbing, Penelaah dan dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk sempurnanya
penelitian ini.

Penulis.
DAFTAR ISI

Halaman
PRAKATA ……………………………………………………………… iv
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. v
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. vi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… vii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………. viii
I. PENDAHULUAN ………………………………………………… 1
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………. 1
1.2. Perumusan Masalah ………………………………………………. 4
1.3. Tujuan Penelitian …………………………………………………. 5
1.4. Manfaat Penelitian ………………………………………………… 5
1.5. Kebaharuan (Novelty) ……………………………………………… 6
II. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………… 6
2.1. Pengertian Sampah ………………………………………………… 6
2.2. Pengelolaan Sampah ……………………………………………….. 7
2.3. Strategi Pengelolaan Sampah ………………………………………. 9
2.4. Circular Economy ………………………………………………….. 11
III. METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan dan Metode ……………………………………………. 14
3.2. Lokasi Penelitian …………………………………………………… 14
3.3. Parameter dan Ruang Lingkup ……………………………………... 15
3.4. Sumber Data ………………………………………………………... 16
3.5. Pengumpulan Data …………………………………………………. 17
3.5.1. Observasi …………………………………………………… 17
3.5.2. Wawancara ………………………………………………… 18
3.5.3. Focus Group Discussion (FGD) …………………………… 19
3.6. Teknik Analisis Data ……………………………………………….. 20
3.6.1. Condensation Data …………………………………………. 20
3.6.2. Data Display ………………………………………………. 20
3.6.3. Conclusion Drawing/Verification ………………………….. 21
3.6.4. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunites, Threat). 21
Daftar Pustaka 23

iv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1.1. Komposisi Sampah Kabupaten Banyumas Tahun 2019 ……….. 3
1.2. Penelitian Terdahulu …………………………………………….. 5
3.1. Parameter dan Ruang Lingkup penelitian …………..................... 15
3.2. Matrix IFAS dan EFAS ………………………………………… 21

vi
v
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Persentase Timbulan Sampah Per Hari Kota Purwokerto 2


Dibandingkan dengan Kecamatan Lainnya di Kabupaten
Banyumas.
2. Model circular economy ………………………………………... 12
3. Peta Lokasi Penelitian ………………………………………….. 13
4. Komponen dalam analisis data model interaktif ……………….. 19

vii
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kota Purwokerto merupakan Ibu Kota Kabupaten Banyumas, wilayah


perkotaan Purwokerto terdiri dari 4 Kecamatan yaitu Kecamatan Purwokerto Selatan,
Purwokerto Utara, Purwokerto Barat dan Purwokerto Timur, dengan luas wilayah
sebesar 38,58 Km2 , atau sekitar 2,9 % dari luas Kabupaten Banyumas (BPS, 2021).
Luas Kecamatan Purwokerto Utara sebesar 9.01 Km2, Kecamatan Purwokerto Selatan
13,75 Km2, Kecamatan Purwokerto Barat 7,4 Km2 dan Kecamatan Purwokerto Timur
8,42 Km2 (DLH, 2017).
Jumlah penduduk Purwokerto pada tahun 2020 sebanyak 229.271 jiwa (BPS
2021), atau sekitar 12,9 % dari total jumlah penduduk Kabupaten Banyumas sebanyak
1.776.918 jiwa. Dengan sebaran di Kecamatan Purwokerto Selatan sebanyak 72.304
jiwa, Kecamatan Purwokerto Barat 52.802 jiwa, Kecamatan Purwokerto Timur 54.585
jiwa dan Kecamatan Purwokerto Utara 49.580 jiwa (BPS, 2021).
Jumlah sampah yang dihasilkan oleh penduduk Purwokerto dapat dihitung
dengan cara mengkalikan jumlah penduduk dengan koifisien sampah berdasarkan SNI
1995 (DLH, 2017). Tahun 2019 timbulan sampah per hari di Kabupaten Banyumas
secara keseluruhan yaitu 608.214 m3/hari, khusus di wilayah Perkotaan Purwokerto
106.845 m3/ hari (DLH, 2020). Tahun 2018, jumlah timbulan sampah sekitar 4.226
m3/hari, sementara yang terangkut ke TPA sebanyak 491,44 m3/hari. Terdapat sampah
yang tidak terangkut ke TPA sebesar 3.734,56 m3/hari atau sebesar 88%. Akibat
sampah yang tidak terangkut, menimbulkan perilaku masyarakat yang membuang
sampah ke sungai, tepi jalan, tepi jembatan atau membakarnya (Tristanti, 2020).
Jumlah sampah yang tinggi dihasilkan di wilayah perkotaan Purwokerto,
memerlukan upaya pengelolaan yang serius yang berwawasan lingkungan agar sampah
tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan perkotaan
Purwokerto (DLH, 2020). Pengelolaan sampah di Kabupaten Banyumas termasuk
Purwokerto telah diupayakan dengan prinsip 3R yaitu prinsip reduce pengurangan
sampah, reuse penggunaan ulang sampah dan recycle pendaurulangan sampah, akan
tetapi sampah yang dibuang ke TPA (tempat pemrosesan akhir ) masih tinggi (Tristanti,
2020).

1
Gambar . 1 Persentase Timbulan Sampah Per Hari Kota Purwokerto
Dibandingkan dengan Kecamatan Lainnya di Kabupaten
Banyumas. Sumber (DLH, 2020).

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 mengamantkan bahwa pemanfaatan


sumber daya alam harus memperhatikan keselamatan fungsi lingkungan hidup dan
keberlanjutan serta kesejahteraan masyarakat , begitu juga rumusan Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, ternyata membawa paradigma
baru dalam pengelolaan sampah. Sampah menurut UU No. 18 Tahun 2008
diterjemahkan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam, yang
berbentuk padat yang pengelolaannya ditujukan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat dan kualitas lingkungan, serta menjadikan sampah sebagai sumber daya
(Sidik, 2020). Dengan kata lain, sampah bukan lagi sebagai sesuatu yang tidak berguna,
aka tetapi pada tingkat tertentu merupakan sumber daya yang memiliki nilai ekonomi
dan dapat dimanfaatkan bagi kehidupan manusia. Ingat hukum termodinamika
I, tentang kekekalan energi, energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan, melainkan hanya dapat berubah bentuk begitu juga sampah.

2
Sampah merupakan hasil sampaing dari suatu kegiatan atau usaha , dapat
menjadi sumber energi, menjadi kompos, pupuk, ataupun bahan baku industri yang
kesemuanya diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan
sumber daya alam yang diperoleh dijadikan produk, digunakan dan setelah itu sisa atau
menjadi limbah/sampah. Paradigma guna dimanfaatkan lalu menjadi limbah
merupakan konsep linier. Pemanfatan sampah untuk dijadikan bahan baku daur ulang
atau digunakan kembali merupakan kegiatan melingkar atau lebih dikenal dengan
kegiatan circular economy atau kegiatan ekonomi melingkar (MacArthur, 2013).
Sampah di Purwokerto semakin bertambah dan berkembang sesuai dengan
perkembangan atau kemajuan Kota Purwokerto. Komposisi sampah yang dihasilkan di
wilayah Banyumas termasuk perkotaan Purwokerto diketahui pada tabel 1.1.

Tabel. 1.1 Komposisi Sampah Kabupaten Banyumas Tahun 2019


No Komposisi Sampah Prosentase (%)
1. Kertas 11,24
2. Kayu 0,63
3. Kain 0,76
4. Karet / Kulit 0,66
5. Plastik 26,08
6. Metal / Logam 2,66
7. Gelas 3,86
8. Organik 52,88
9. Lain-lain 1,23
Sumber : (DLH, 2020).

Bertambahnya sampah di Purwokerto, maka sampah sebagai hasil dari kegiatan


manusia akan memebrikan tekanan pada lingkungan , termasuk ekstrasi limbah dari
sampah (Velenturf and Purnell, 2021). Selama ini upaya pengelolaan sampah di
Purwokerto telah dilakukan dengan pengadaan sarana pengelolaan sampah berupa
pembangunan TPS 3R di beberapa kelurahan dan inovasi pengelolaan sampah berbasis
online “salinmas’ dilakukan oleh pemerintah daerah akan tetapi dirasa hasilnya belum
optimal dengan ditunjukan masih banyak sampah yang terbuang ke TPA. Bisa jadi hal
ini karena strategi yang diterapkan tidak tepat, maka diperlukan strategi khusus terkait
dengan pengelolaan sampah.

3
Circular economy telah muncul sebagai salah satu solusi potensial untuk
mengurangi tekanan pada lingkungan dikarenakan tingginya limbah (sampah) dan
disisi lain mendapatkan nilai ekonomi dari pengelolaan sampah (Velenturf and Purnell,
2021).

1.2. Perumusan Masalah

Berbagai upaya untuk melakukan pengelolaan sampah khsusunya sampah


rumah tangga telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas maupun
masyarakat di wilayah perkotaan Purwokerto. Kampanye upaya melakukan
pengurangan sampah, pemanfaatan sampah maupun daur ulang sampah dilakukan
berulang-ulang , penyediaan sarana pengelolaan sampah berupa TPS3R atau Pusat
Daur Ulang Sampah, fasilitasi pendirian bank sampah dan berbagai inovasi
pengelolaan sampah telah dilakukan. Akan tetapi upaya-upaya yang telah dilakukan
belum sepenuhnya memberikan hasil yang optimal karena masih tingginya sampah
yang dibuang ke TPA (DLH, 2020).
Berdasarkan kondisi yang ada maka peneliti ingin berupaya menawarkan
suatu gagasan mengenai strategi pengelolaan sampah yang berbasis model circular
economy. Circular economy merupakan suatu usaha untuk mengurangi sampah yang
dihasilkan dan menjadikan sampah sebagai sumber daya (Salguero-Puerta et al., 2019).
Berbagai upaya pengelolaan sampah dengan circular economy telah dilakukan
diberbagai tempat dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah (Kristianto,
Aloyius Hari. Nadapdap, 2021), untuk itu maka peneliti mengajukan rumusan
permasalahan dengan beberapa pertanyaan dalam penelitiaan ini yaitu :
1. Bagaimana implementasi pengelolaan sampah berbasis model circular economy di
wilayah perkotaan Purwokerto ?
2. Bagaiamana strategi penerapan pengelolaan sampah berbasis model circular
economy di wilayah perkotaan Purwokerto ?
1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian “Srategi Pengelolaan Sampah Berbasis Model Circular


Economy Skala Rumah Tangga di Wilayah Perkotaan Purwokerto” sebagai berikut :
1. Mengetahui implementasi pengelolaan sampah skala rumah tangga di wilayah
perkotaan Purwokerto yang berbasis model circular economy.
2. Merumuskan strategi pengelolaan sampah yang berbasis model circular economy
di wilayah perkotaan Purwokerto.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :


a. Memberikan fasilitas kepada peserta didik Magister Ilmu Lingkungan dengan
memberi kesempatan melakukan kegiatan ilmiah dalam upaya pengembangan
pengetahuan.

b. Menambah kajian ilmiah pengelolaan sampah dalam diskusi akademik, kegiatan


pengelolaan sampah sangat beragam cara dan teknik yang dipakai.
c. Sebagai bahan referensi dan sumbang saran kepada Pemerintah Kabupaten
Banyumas untuk menyususn kebijakan pengelolaan sampah.

1.5. Kebaharuan (Novelty)


Berbagai kajian terdahulu yang terkait dengan penelitian circular economy
terkait dengan pengelolaan sampah disajikan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1.2. Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti Judul Persamaan / Perbedaan
1. (Iqbal and Identifikasi Penerapan - Persamaan : Sama-sama
Suheri, 2019) Konsep Zero Waste dan mengidentifikasi
Circular Economy dalam kegiatan circular
Pengelolaan Sampah di economy, dan
Kampung Kota Kampung menggunakan metode
Cibunut, Kelurahan Kebon kualitatif deksriptif
Pisang, Kota Bandung - Perbedaan : Penelitian
ini lebih kepada
bagaiamana
merumuskan startegi

45
model circulra economy
dengan analisis SWOT
- Lokasi Penelitian

2. (Hermawan et Peningkatan Pemahaman - Persamaan : Strategi


Masyarakat Desa Daleman Pengelolaan Sampah
al., 2020)
Terkait Penatakelolaan Model circular economy
Sampah Berbasis Circular - Perbedaan : Mengetahui
Economy potensi timbulan sampah
dan mengetahui
implementasi model
circular economy dalam
pengelolaan skala rumah
tangga. Metode pada
penelitian terdahulu
menggunakan observasi
terhadap pemahaman
masyarakat sedangkan
penelitian ini kepada
strategi dengan analisis
SWOT
- Lokasi penelitian

3. (Darmastuti et Pendekatan Circular - Persamaan : Kajian


Economy Dalam penerapan model
al., 2021)
Pengelolaan Sampah circular economy dalam
Plastik pengelolaan sampah
di Karang Taruna Desa - Perbedaan : Pada
Baros, Kecamatan Baros, penelitian terdahulu
Kabupaten Serang melakukan penerapan
dengan konsep
participatory rural
apraissal. Sedangkan
penelitian ini pada
bagaiamana menentukan
strategi pengelolaan
sampah berbasis model
circular economy untuk
sampah rumah tangga
tidak hanya pada sampah
plastik dengan
mengunakan analaisis
SWOT
- Lokasi penelitian

4. (Purwanti, Konsep Dan Implementasi - Persamaan :


2021) Ekonomi Sirkular Dalam Implementasi circular
Program Bank Sampah economy dalam

6
(Studi Kasus: pengelolaan bank
Keberlanjutan Bank sampah
Sampah Tanjung) - Perbedaan : Penelitian
terdahulu menggunakan
metode kualitatif studi
kasus. Sedangkan
penelitian ini lebih
kepada merumuskan
strategi penerapan model
circular economy dalam
pengelolaan sampah
skala rumah tangga
dengan metode analisis
SWOT
- Lokasi penelitian

5. (Salguero- Sustainability indicators - Persamaan : pengelolaan


Puerta et al., concerning waste sampah dengan berbasis
2019) management for model circular economy
implementation of the - Perbedaan : penelitian
circular economy model terdahulu lebih kepada
on the university of lome metode kuantitatif dan
(Togo) campus evaluasi untuk
mengetahui hasil dari
pengeolahan sampah
berbasis circular
economi. Sedangkan
penelitian ini
menggunakan metode
kualitatif untuk
mengetahui
implementasi
pengelolaan berbasis
circular economy dan
startegi pengembangan
nya dengan analisis
SWOT.
- Lokasi penelitian

7
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Sampah

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari dari manusia atau alam yang berbentuk
padat (Damanhuri, 2019), sdangkan menurut Tchobanoglous (2020) sampah
merupakan limbah yang timbul dari aktivitas manusia dan hewan sebagai materi yang
dibuang atau tidak diinginkan. Menurut UU No. 18 Tahun 2008 sampah dibagi menjadi
tiga yaitu, sampah rumah tangga, sampah sejenis sampah rumah tangga dan sampah
spesifik (Damanhuri, 2019).
Definisi masing-masing sampah menurut Damanhuri (2019), sampah rumah
tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga selain tinja dan sampah
spesifik. Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sampah yang dihasilkan dari
kawasan komersil, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum
serta fasilitas lainnya yang komposisinya sama dengan sampah rumah tangga. Sampah
spesifik adalah sampah yang mengandung bahan berbahaya beracun, mengandung
limbah berbahaya beracun, akibat adanya bencana, puing bongkaran bangunan, sampah
yang belum bisa diolah dengan teknologi yang ada dan sampah yang timbul tidak
secara periodik.

2.2. Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah adalah kontrol terhadap timbulan sampah, mulai dari


pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, proses, dan pemrosesan akhir
sampah dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip kesehatan, ekonomi, keteknikan,
konservasi, estetika, lingkungan dan sikap masyarakat (Tchobanoglous, 2020).
Secara umum pengelolaan sampah di Indonesia menggunakan dua pendekatan
yaitu penanganan sampah dan pengurangan sampah dalam hal ini telah dituangkan
target nasional penagnanan sampah 70% dan pengurangan sampah 30% sampai pada
tahun 2025 (Perpres Nomor 97 Tahun 2017). Peengurangan sampah dapat dilakukan
dengan sistem 3 R (Reduse, Reuse, Recycle). Sedangkan penanganan sampah dalam
Jakstranas lebih kepada yaitu upaya Pemerintah dalam pengelolaan sampah meliputi

8
pengumpulan, pewadahan, pengangkutan dan proses akhir pengelolaan sampah (Sidik
2020).
Sedangkan pengelolaan sampah versi Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, terdapat 2 (dua) kelompok utama
dalam hal pengelolaan sampah yaitu pengurangan sampah (waste minimization) dan
penanganan sampah (waste handling). Tujuan pengelolaan sampah adalah untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah
sebagai sumber daya. Menurut (Damanhuri, 2019) pengelolaan persampahan
mempunyai tujuan yang sangat mendasar, yaitu :
1. Menciptakan estetika lingkungan.
2. Meningkatkan kesehatan msyarakat dan lingkungan.
3. Melindungi sumber daya alam (khususnya air).
4. Melindungi fasilitas sosial ekonomi.
5. Menunjang pembangunan sector strategis lainnya.

2.2. Startegi Pengelolaan Sampah

Kebijakan dan strategi pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis
sampah rumah tangga telah diatur melalui Perarturan Presiden RI (Perpres) Nomor 97
Tahun 2017, dimana Indonesia dapat menargetkan penanganan sampah sebesar 70 %
dan 30% pengurangan sampah (Sidik, 2020). Kebiajakan dan strategi pengelolaan
sampah nasional telah diadopsi dan diturunkan ketingkat daerah dengan Peraturan
Bupati Banyumas Nomor 45 Tahun 2018 (DLH, 2020).
Pengelolaan sampah harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari
hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan
aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat. Selain itu,
pengelolaan sampah juga membutuhkan adanya kepastian hukum, kejelasan tanggung
jawab dan pembagian kewenangan selain untuk peran masyarakat dan dunia usaha
dalam pengelolaan sampah dapat mendukung secara system pengelolaan sampah.
Kebijakan Strategi Nasional Pengembangan Pengelolaan Persampahan diuraikan
bahwa penanganan dan pengurangan sampah berbasis rumah tangga dengan
menerapkan 3R: Reduce. Reuse, dan Recycle. maka dapat disimpulkan bahwa

9
penanganan dan pengelolaan sampah tidak cukup didukung oleh teknologi, sarana dan
prasarana serta dana yang memadai, tetapi yang lebih penting adalah partisipasi seluruh
komponen masyarakat secara langsung atau tidak langsung, baik secara kelompok
maupun individu. Persoalan sampah bisa berkurang jika pemerintah bersinergi dengan
masyarakat serta memberikan porsi yang semakin meningkat untuk berperan serta aktif
dalam pengelolaan sampah (Dermawan, Lahming, and S. Mandra, 2018).
Upaya pengelolaan sampah di Kabupaten Banyumas telah dilakukan oleh
berbagai stakeholder dengan berbagai model dan inovasi pengelolaan sampah
dinataranya, pengelolaan sampah berbasis masyarakat, penggelolaan sampah dengan
pendekatan bank sampah, pengelolaan bebrbasis TPS 3R maupun pengelolaan sampah
dengan sistem “hanggar” yang digunakan di Kabupaten Banyumas (Tristanti, 2020).

2.3. Circular Economy

Circular economy adalah konsep alternatif dari ekonomi linear (produksi –


penggunaan – pembuangan) yang bertujuan untuk menggunakan potensi setiap
material semaksimal mungkin serta untuk memulihkan material yang telah sampai pada
usia akhirnya. Konsep ini penting untuk diterapkan di Indonesia karena sistem linear
di Indonesia telah menyebabkan negara ini terus mengeksploitasi sumber daya alamnya
dan terus menghasilkan sampah. Sebanyak 175,000 ton sampah per hari dihasilkan oleh
Indonesia (KLHK, 2015) dan diprediksi ada kehilangan 28,1 triliun rupiah akibat
sebagian besar sampah dikirim langsung ke pembuangan akhir (Economy, Indo, and
Expo, 2020).
"Circular Economy" mengacu pada model produksi dan konsumsi yang secara
fundamental berbeda dari model "ekonomi linier" yang telah mendominasi masyarakat.
Ekonomi linier didasarkan pada proses linier yang sederhana; ekstrak, produksi,
konsumsi dan buang,dengan sedikit atau tanpa perhatian pada polusi yang dihasilkan
pada setiap langkah. Model ekonomi linier dicirikan oleh keunggulan yang
diberikannya pada tujuan ekonomi, dengan sedikit perhatian pada masalah ekologi dan
sosial (dan internalisasi biaya ini) serta sedikit ketergantungan pada intervensi
kebijakan publik terkait. Namun, planet ini memiliki batas yang terbatas, dan bahkan
dalam model ekonomi linier produksi dan konsumsi, limbahyang dihasilkan melalui
ekstraksi dan produksi barang dan produk pasca konsumsi datan gmenghantui kita

10
sebagai polusi karena akhirnya berakhir di tempat pembuangan sampah atau disebarkan
dengan cara yang mencemari lingkungan kita (Sauvé, Bernard, and Sloan, 2016).
Ekonomi sirkular bertujuan untuk mengurangi volume sampah yang dihasilkan
di dunia, mengubahnya menjadi sumber daya. Konsep indikator ekonomi melingkar
diperkenalkan mengevaluasi peningkatan yang diperoleh terkait efisiensi dalam hal
pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang limbah yang dihasilkan di kampus
Universitas Lome (Togo). Indikator tersebut menunjukkan bahwa 59,5% limbah yang
dihasilkan di kampus pada tahun 2018 dapat dimasukkan ke dalam paradigma ekonomi
sirkuler melalui pengomposan, dan 27,0% dari energi yang dikonsumsi dapat diganti
dengan energi bersih yang diperoleh dari biogas. Seluruh pecahan plastik dapat
dimasukkan ke dalam paradigma ekonomi melingkar oleh menggunakan kembali botol
plastik dan sisanya dijual di pelabuhan kota. Dengan demikian, penghasilan yang
didapat bisa berkisar dari 15,5 / hari pada tahun 2018 hingga 34,5 / hari pada tahun
2027. Untuk ban bekas, 1,5% kebutuhan karet untuk mengaspal di seluruh jalan
kampus bisa tergantikan oleh limbah yang dihasilkan oleh ban saat ini ada disana.
Alhasil, indikator pengelolaan sampah di kampus bisa terkendali berkat hal tersebut,
dan ini bisa menjadi model untuk negara lainnya (Salguero-Puerta et al., 2019).
Pengelolaan sampah saat ini dilakukan dengan urutan sebagai berikut:
produksi, presentasi, pengumpulan, transportasi, dan perawatan. semua limbah harus
digunakan kembali, dan untuk itu, ekonomi sirkuler bertujuan untuk meminimalisir
eliminasi. Gambar 2, menunjukkan transisi dari linier ke model ekonomi melingkar
(Salguero-Puerta et al. 2019).
Analisis implemntasi pengelolaan sampah model berbasis circular economy
akarnya adalah praktik pengelolaan sampah dengan 3 R , reduce , reuse , recycle atau
pembatasan, guna ulang dan daur ulang (Sidik, 2020). Praktik circular economy secara
general yaitu restorasi dan regenerasi, restosi lebih kepada upaya daur ulang sedangkan
regenerasi lebih pada aspek pembatasan penggunaan sumber daya material dan guna
ulang suatu produk setelah tidak digunakan (Morseletto, 2020). Pembatasan regenerasi
dalam konsep circular economy lebih ditekanankan kepada produsen atau manufactur
(MacArthur, 2013).

11
Gambar 2. Model circular economy (Salguero-Puerta et al., 2019).

12
III. METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan dan Metode

Penelitian tentang “Srategi Pengelolaan Sampah Berbasis Model Circular


Economy Skala Rumah Tangga di Wilayah Perkotaan Purwokerto ”, menggunakan
metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif adalah
proses eksplorasi dan memahami perilaku individu atau kelompok, terkait
permasalahan sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian mencakup mengumpulkan
data , melalui pertanyaan yang muncul kepada partisipan, analisa secara induktif,
membangun data yang parsial dan menginterprestasikan kepada tema yang umum.
Kegiatan akhir membuat laporan kedalam struktur yang fleksibel (Creswell, 2018),
sedangkan deskriptif adalah mengambarkan situasi atau kegiatan. Metode penelitian
yang bertujuan memahami dan keunikan obyek yang diteliti disebut penelitian
kualitatif deskriptif (Sugiyono, 2013).

3.2. Lokasi Penelitian


Penelitian dilakukan di Rukun Tetangga (RT) di Kelurahan wilayah perkotaan
Purwokerto masing-masing kecamatan sebanyak 1 RT.

Lokasi Penelitian

.Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian (Sumber : Perda RT RW Kabupaten Banyumas


Nomor 11 Tahun 2011)

13
3.3. Parameter dan Rauang lingkup
Penentuan parameter dan ruang lingkup dalam penelitian ini bertujuan untuk
membatasi permasalahan sehingga fokus pada tujuan. Parameter dan ruang lingkup
tercantum pada tabel 3.1.
Tabel. 3.1. Parameter dan Ruang Lingkup Penelitian
No. Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Parameter / Indikator Metode
1. Pengelolaan Kondisi Adanya pemanfaatan -Observasi
sampah circular pengelolaan sampah (reuse) dan -Wawancara
economy di sampah skala daur ulang sampah
Purwokerto rumah tangga (recycle)
saat ini di
Purwokerto
2. Strategi Rumusan Faktor-faktor internal -Dokumentasi
pengelolaan strategi dan eksternal yang -Wawancara
sampah berbasis pengolahan mempengaruhi -FGD
circular economy sampah pengelolaan sampah -SWOT
berbasis berbasis circular
circular economy
economy skala
rumah tangga

3.4. Sumber Data

Data dalam penelitian ada dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
adalah segala informasi, fakta dan realitas yang terkait atau relevan dengan penelitian,
kaitan/relenvansinya sangat jelas, bahkan sangat langsung. Data sekunder adalah segala
informasi, fakta dan realitas yang juga terkait atau relevan dengan penelitian, namun
tidak secara langsung, atau tidak begitu jelas relevansinya (Sugiyono, 2013).
Teknik penentuan sumber data menggunakan teknik nonprobality sampling
yaitu purposive sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang
dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan (Sugiyono, 2013).
Sumber data adalah sumber yang memberikan informasi, fakta dan Gambaran
peristiwa yang diinginkan dalam penelitian. Sumber data dibagi lagi menjadi tiga, yaitu
: sasaran utama, sasaran pendukung, sasaran validitas.

14
3.4.1. Sasaran Utama
Sasaran utama adalah Kepala Keluarga atau Ibu Rumah Tangga yang
melakukan pengolahan sampah di sumber atau di rumahnya.
3.4.2. Sasaran Pendukung
Sasaran pendukung adalah Fasilitator Kelurahan dan Ketua Keleompok
Swadaya Masyarakat (KSM) pengelola sampah di lokasi.
3.4.3. Sasaran Validitas
Sasaran validitas adalah Kabid Pengelolaan Persampahan pada Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Banyumas

3.5. Pengumpulan Data


Pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, forum group
discussion (FGD) , wawancara dengan responden rumah tangga dan wawancara
mendalam dengan, Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), Fasilitator serta Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten. Untuk penyususnan strategi pengelolaan sampah
berbasis circular economy menggunakan analisis SWOT dengan penentuan faktor
eksternal dan internal berdasarkan wawancara mendalam, FGD dan studi literatur.

3.5.1. Observasi
Observasi dipahami sebagai pengamatan langsung terhadap
kondisi obyek, untuk mengetahui kebenarannya, situasi, kondisi, konteks,
ruang, serta maknanya dalam upaya pengumpulan data suatu penelitian.
Observasi dilakukan secara bebas dan terstruktur (Sugiyono 2013).
Observasi untuk mengetahui kegiatan pengelolaan sampah yang
dilakukan oleh masyarakat (Rumah Tangga) dengan cara datang dan
melakukan pengamatan langsung. Penentuan sampel rumah tangga yang
dijadikan obyek observasi mengguanakan purposive sampling. Purposive
sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013).

15
3.5.2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang


melibatkan dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban
atan pertnyaan itu (Sugiyono 2013). Penelitian menggunakan bentuk
wawancara tak terstruktur atau wawancara mendalam (indepth interview),
artinya peneliti hanya memberikan beberapa pertanyaan pembuka untuk
informan memberikan komentar atau jawabannya. Pertanyaan selanjutnya
diberikan berdasarkan jawaban apa yang diberikan oleh informan dalam
proses wawancara. Proses akan memberikan kepada peneliti data yang
detil, mendalam, hingga pada tahap kejenuhan data. Informan dalam
wawancara dalam penelitian ini yaitu Kepala Keluarga atau Ibu Rumah
Tangga, Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), Fasilitator, Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Banyumas (Kabid Pengelolaan
Persampahan). Wawancara pada penelitian hanya difungsikan untuk :
a. Mengawal proses wawancara agar tidak menyimpang dari apa yang
seharusnya diketahui dan digali dalam penelitian.
b. Memandu peneliti dalam bertanya kepda informan mengenai
informasi/data apa saja yang harus digali, atau didapatkan
jawabannya.
Pedoman wawancara yang dipergunakan dalam penelitian, yaitu :
a. Pedoman wawancara dalam bentuk daftar pertanyaan-pertanyaan
umum yang ingin diberikan kepada informan untuk dijawab.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut sifatnya garis besar saja, karenanya
pertanyaan tersebut pasti akan mengalami perkembangan atau
penambahan dalam proses Tanya jawab wawancara penelitian yang
dilakukan.
b. Pedoman wawancara dalam bentuk penjabaran fokus utama penelitian
kepada aspek-aspek fokus yang hendak digali datanya, dan kepada
informan dalam penelitian.

16
3.5.3. Dokumentasi
Dokumen adalah catatan , tulisan, gambar atau karya-karya monumental.
Dokumen yang berbentuk gambar dapat berupa foto, gambar hidup
(video), sektsa dan lain-lain (Sugiyono, 2013). Peneliti menggunakan foto
sebagai salah satu metode pengumpulan data.

3.5.4. Focus Group Discussion (FGD)

Focus Group Discussion (FGD) merupakan sebuah teknik untuk


memperoleh masukan berupa informasi, pemikiran dan pendapat dari
pihak terkait (key person) (Afiyanti 2008). Peneliti berperan sebagai
pemandu yang memfasilitasi jalannya proses FGD sehingga informasi
serta gagasan dan pendapat untuk pengembangan strategi akan muncul dari
pihak pihak terkait. Diskusi kelompok terarah dengan pendekatan
partisipatif diharapkan dapat mewakili berbagai kepentingan, kebutuhan
dan keinginan para pemangku kepentingan (Nyumba et al. 2018). FGD
juga dimaksud untuk menampung masukan-masukan dan pendapat dari
berbagai unsur dari pemangku kepentingan terkait untuk dijadikan sebagai
landasan dalam menyusun model pengelolaan sampah berbasis circular
economy. Peserta FGD yaitu para ketua KSM yang berada di wilayah
Purwokerto, Fasilitator dan pihak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Banyumas.

3.6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sisitematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkannya, melakukan sintesa,
menyusun ke dalam pola, memilah mana data yang terkait dengan tujuan penelitian dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami (Sugiyono, 2013).
Peneliti menggunakan analisis data interaktif Miles and Huberman. Analisis
data ini dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya jenuh (Miles and Huberman, 2014). Aktivitas dalam analisis
data interaktif yaitu data condensation, data display dan conclusion
drawing/verification.
3.6.1. Data Condesation (Kondensasi Data)
Kondensasi data adalah proses memilih, memfokuskan,
menyederhanakan, membuat abstraksi data dari catatan lapangan,
interview, transkrip, berbagai dokumen dan bahan empiris lainnya, dengan
menggunakan kondensasi data , data akan menjadi lebih kuat.
3.6.2. Data Display (Penyajian Data)
Penyajian dapat disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubuungan
antar kategori, flowchart dan sejenisnya, yang paling sering digunakan
untuk menyajikan data dengan teks yang bersifat naratif. Selain teks ,
bagan data dapat disajikan berupa gambar foto.
3.6.3. Conclusing Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan/Verifikasi)
Kesimpulan awal pada penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Gambar 4. Komponen dalam analisis data model interaktif (Miles and


Huberman, 2014).

17
18
3.6.4. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threat)

Analisis SWOT adalah analisis yang digunakan untuk


mengidentifikasi berbagai faktor secara sisitematis untuk menentukan
strategi (Rangkuti, 2016). Matriks SWOT merupakan alat yang dapat
membantu mengembangkan empat tipe strategi yaitu sebagai berikut:
a. Strategi SO (Strength-Opportunity), strategi menggunakan kekuatan
internal untuk mencapaian tujuan.
b. Strategi WO (Weakness-Opportunity), strategi ini bertujuan untuk
memperkecil kelemahan-kelemahan internal dengan memanfaatkan
peluang-peluang.
c. Strategi ST ( Strength-Threat), strategi ini berusaha untuk menghindari
atau mengurangi dampak dari ancaman eksternal.
d. Strategi WT (Weakness-Threat), strategi ini merupakan taknik untuk
bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta
menghindari ancaman.
Hasil wawancara mendalam dengan KSM dan Dinas Lingkungan
Hidup, studi literatur serta FGD untuk menentukan faktor internal dan
eksternal yang mempengaruhi pengelolaan sampah skala rumah tangga
berbasis model circular economy di wilayah perkotaan Purwokerto.
Selanjutnya penilaian bobot faktor dan rating terhadap masing-masing
faktor, dalam menentukan strategi pengembangan menggunakan analisis
SWOT dibahas dalam FGD. Setelah menentukan faktor internal dan
eksternal , selanjutnya dihuubungkan dalam matriks untuk memperoleh
strategi matriks, matriks analisis disajikan pada tabel 3.2.

19
Tabel 3.2. Matriks IFAS dan EFAS
IFAS Strenght (S) Weakness (W)
Menentukan 2-10 faktor Menentukan 2-10 faktor
EFAS
kekuatan internal kelemahan internal
Opportunities (O) Strategi (SO) Strategi (WO)
Menentukan 2-10 Menciptakan strategi yang Menciptakan strategi
faktor peluang menggunakan kekuatan yang meminimalkan
eksternal untuk memanfaatkan kelemahan untuk
peluang memanfaatkan peluang
Threat (T) Strategi (ST) Strategi (WT)
Menentukan 2-10 Menciptakan strategi yang Menciptakan strategi yang
faktor ancaman menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan
eksternal untuk menghindari dan menghindari ancaman
ancaman

20
Daftar Pustaka

Afiyanti, Yati. 2008. “(FGD) Sebagai Metode Pengumulan Data Penelitian Kualitatif.”
Jurnal Keperawatan Indonesia 12(1):58–62.

BPS, Kabupaten Banyumas. 2021. Kabupaten Banyumas Dalam Angka 2021.

Creswell, John W. 2018. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed


Methods Approaches. 5th ed. edited by D. C. Felts. London: SAGE.

Damanhuri, Enri dan Tri Padmi. 2019. Pengelolaan Sampah Terpadu. II. Bandung:
ITB Press.

Darmastuti, Shanti, Intan Putri Cahyani, Afrimadona Afrimadona, and Syarif Ali.
2021. “Pendekatan Circular Economy Dalam Pengelolaan Sampah Plastik Di
Karang Taruna Desa Baros, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang.” Indonesian
Journal of Society Engagement 1(2):1–18. doi: 10.33753/ijse.v1i2.13.

Dermawan, Dermawan, Lahming Lahming, and Moh. Ahsan S. Mandra. 2018. “Kajian
Strategi Pengelolaan Sampah.” UNM Environmental Journals 1(3):86. doi:
10.26858/uej.v1i3.8074.

DLH, Kabupaten Banyumas. 2017. Laporan Periodik Sampah Harian Kabupaten


Banyumas Tahun 2017 DINAS LINGKUNGAN HIDUP.

DLH, Kabupaten Banyumas. 2020. Laporan Utama Dokumen Informasi Kinerja


Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) Kabupaten Banyumas
Tahun 2019.

Economy, Circular, Forum Indo, and Waste Expo. 2020. “Waste4Change


Menyelenggarakan Circular Economy Forum Di Indo Waste 2017.” 1–14.

Hermawan, Sapto, Waluyo Waluyo, Rahayu Subekti, Wida Astuti, Purwono SR, Wasis
Sugandha, Pius Triwahyudi, and Asianto Nugroho. 2020. “Peningkatan
Pemahaman Masyarakat Desa Daleman Terkait Penatakelolaan Sampah Berbasis
Circular Economy.” Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada
Masyarakat Dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) 3:607–15. doi:
10.37695/pkmcsr.v3i0.918.

Iqbal, M., and T. Suheri. 2019. “Identifikasi Penerapan Konsep Zero Waste Dan
Circular Economy Dalam Pengelolaan Sampah Di Kampung Kota Kampung
Cibunut, Kelurahan Kebon Pisang, Kota Bandung.” Jurnal Wilayah Dan Kota
06(02):12–20.

Kristianto, Aloyius Hari. Nadapdap, Jones Parlindungan. 2021. “Dinamika Sistem


Ekonomi Sirkular Berbasis Masyarakat Metode Causal Loop Diagram Kota
Bengkayang.” Sebatik 25(1):59–67. doi: 10.46984/sebatik.v25i1.1279.
MacArthur Foundation, Ellen. 2013. “Towards the Circular Economy: Opportunities
for the Consumer Goods Sector.” Ellen MacArthur Foundation 1–112.

Miles, Matthew B. 2014. Qualitative Data Analysis A Methodes Sourcebook. 3rd ed.
edited by L. Barrett. New Delhi: SAGE Puublications.

Morseletto, Piero. 2020. “Restorative and Regenerative: Exploring the Concepts in the
Circular Economy.” Journal of Industrial Ecology 24(4):763–73. doi:
10.1111/jiec.12987.

Nyumba, Tobias O., Kerrie Wilson, Christina J. Derrick, and Nibedita Mukherjee.
2018. “The Use of Focus Group Discussion Methodology : Insights from Two
Decades of Application in Conservation.” 2018(July 2017):20–32. doi:
10.1111/2041-210X.12860.

Purwanti, Indah. 2021. “Konsep Dan Implementasi Ekonomi Sirkular Dalam Program
Baik Sampah (Studi Kasus: Keberlanjutan Bank Sampah Tanjung).” AmaNU:
Manajemen Dan Ekonomi 4(1):83–92.

Rangkuti, Freddy. 2016. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis Swot. 22nd ed.
Jakarta: Kompas Gramedia.

Salguero-Puerta, Lucía, Juan Carlos Leyva-Díaz, Francisco Joaquín Cortés-García, and


Valentín Molina-Moreno. 2019. “Sustainability Indicators Concerning Waste
Management for Implementation of the Circular Economy Model on the
University of Lome (Togo) Campus.” International Journal of Environmental
Research and Public Health 16(12). doi: 10.3390/ijerph16122234.

Sauvé, Sébastien, Sophie Bernard, and Pamela Sloan. 2016. “Environmental Sciences,
Sustainable Development and Circular Economy: Alternative Concepts for Trans-
Disciplinary Research.” Environmental Development 17:48–56. doi:
10.1016/j.envdev.2015.09.002.

Sidik, Ujang Solihin dan Teddy Setya Mahendra. 2020. Peningkatan Kapasitas
Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Sampah Melalui Implementasi
Pengurangan Dan Penanganan Sampah. Jakarta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. 19th ed.
Bandung: CV. ALFABETA.

Tchobanoglous, George and Frank Kreith. 2020. Handbook of Solid Waste


Management. 2nd ed. McGraw-Hill.

Tristanti, Yuni. 2020. “Dinamika Pengelolaan Sampah Di Kabupaten Banyumas (Studi


Kasus Sistem Hanggar).” Universitas Jenderal Soedirman.

21
Velenturf, Anne P. M., and Phil Purnell. 2021. “Principles for a Sustainable Circular
Economy.” Sustainable Production and Consumption 27:1437–57. doi:
10.1016/j.spc.2021.02.018.

22
LAMPIRAN : Pedoman Wawancara

Pedoman Wawancara untuk Sasaran Utama

1. Apakah di tempat Bapak / Ibu (di rumah) telah melakukan pengelolaan sampah ?
2. Jika , iya Pengelolaan sampah seperti apa yang dilakukan Bapak / Ibu di rumah ?
3. Bagaiamana alur atau urutan pengelolaan sampah yang dilakukan di rumah Bapak
/ Ibu ?
4. Apakah dalam melakukan pengelolaan sampah Bapak / Ibu bekerjasama dengan
pihak lain, jika iya sebutkan pihak lainnya ?
5. Bagaiamanakah bentuk kerjasama nya dengan pihak lain ?
6. Jika Bapak / Ibu melakukan pengelolaan sampahnya dari rumah , darimanakah
pengetahuan tentang pengelolaan sampah itu didapat.
7. Apakah pengelolaan sampah yang Bapak / Ibu lakukan telah efektif dan efesien,
jika iya kenapa dan jika tidak apa penyebabnya ?
7. Jika Bapak / Ibu tidak melakukan pengelolaan sampah di rumahnya , apa yang
menyebabkan Bapak / Ibu tidak melakukan pengeloolaan sampah ?

Pedoman Wawancara untuk Sasaran Pendukung

1. Apakah Bapak / Ibu / Saudara mengetahui circular economy dalam pengelolaan


sampah ?
2. Jika Bapak / Ibu / Saudara mengetahui circular economy mohon dapat dijelaskan
pengertiannya ?
3. Khusus pengelolaan sampah di wilayah perkotaan Purwokerto menurut Bapak /
Ibu / Saudara bagaiamana ?
4. Model apakah yang digunakan oleh masyarakat rumah tangga di wilayah
perkotaan Purwokerto dalam mengelola sampahnya ?
5. Apakah model pengelolaan tersebut (yang disebutkan informan) sudah berjalan
efektif dan efesien ?
6. Jika sudah efektif faktor-faktor menurut Bapak / Ibu / Saudara apa saja yang
mempengaruhinya ?
7. Jika belum efektif faktor-faktor apasajakah yang mempengaruhinya ?

23
Pedoman Wawancara untuk Sasaran Validasi

1. Pengelolaan sampah di wilayah perkotaan Purwokerto menurut Bapak / Ibu /


Saudara bagaiamana ?
2. Model apakah yang digunakan oleh masyarakat rumah tangga di wilayah
perkotaan Purwokerto dalam mengelola sampahnya ?
3. Menurut Bapak / Ibu apakah model pengelolaan sampah yang dilakukan oleh
rumah tangga di Purwokerto termasuk model circular economy ?
4. Apakah model pengelolaan tersebut (yang disebutkan informan) sudah berjalan
efektif dan efesien ?
5. Jika sudah efektif faktor-faktor menurut Bapak / Ibu / Saudara apa saja yang
mempengaruhinya ?
6. Jika belum efektif faktor-faktor apasajakah yang mempengaruhinya ?
7. Untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah rumah tangga di wilayah perkotaan
Purwokerto strategi apa yang bisa dialkukan ?

24

Anda mungkin juga menyukai