Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN AKHIR KERJA PRAKTIK(KP)

ANALISIS DATA MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PENYULUH KB


SUMATERA UTARA TRIWULAN 1 TAHUN 2021 PADA BADAN KEPENDUDUKAN
DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL SUMATERA UTARA

OLEH:

Putri Rahma Novia

NIM.0703183122

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2021
LAPORAN AKHIR KERJA PRAKTIK(KP)

ANALISIS DATA MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PENYULUH KB


SUMATERA UTARA TRIWULAN 1 TAHUN 2021 PADA BADAN KEPENDUDUKAN
DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL SUMATERA UTARA

OLEH:

Putri Rahma Novia


NIM.0703183122

Menyetujui

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Dr. Riri Syafitri Lubis S.Pd, M.Si M.Yusuf Nasution,S,Farm.Apt


NIP.198407132009122002 NIP. 198712082015031001

Mengetahui

Pimpinan Instansi Ka. Program Studi Matematika

Dra.Rabiatun Adawiyah, MPHR Dr. Riri Syafitri Lubis S.Pd, M.Si


NIP.196806041990032001 NIP.198407132009122002

ii
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Kerja Praktik ............................................................... 1
1.2 Pelaksanaan Kerja Praktik .................................................................... 2
1.3 Tujuan Kerja Praktik ............................................................................ 2
1.4 Manfaat Kerja Praktik .......................................................................... 3
1.5 Ruang Lingkup Kerja Praktik ............................................................... 4
BAB II PROFIL PERUSAHAAN ................................................................. 5
2.1 Sejarah Perusahaan ............................................................................... 5
2.2 Makna Logo Perusahaan ...................................................................... 9
2.3 Ruang Lingkup Perusahaan .................................................................. 10
2.4 Lokasi Perusahaan ................................................................................ 11
BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK ................................................... 13
3.1 Struktur Organisasi ............................................................................... 13
3.2 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ............................................... 14
3.3 Jumlah Tenaga Kerja ............................................................................ 18
3.4 Sistem Penggajian................................................................................. 18
BAB IV TEMUAN KASUS DAN PEMBAHASAN .................................... 20
4.1. Jenis dan Bentuk Kegiatan Kerja Praktik ............................................ 20
4.2. Prosedur Kerja Praktik ........................................................................ 20
4.3. Kasus dalam Kegiatan Kerja Praktik................................................... 21
4.4. Pembahasan Kasus .............................................................................. 21
4.4.1 Defenisi Perjanjian Kinerja ........................................................ 21
4.4.2 Indikator Pengukuran Perjanjian Kinerja 2021 .......................... 21
4.4.3 Evaluasi Perjanjian Kinerja Penyuluh Kb 2021 ........................ 22
4.4.4 Jumlah Penyuluh Kb Sumatera Utara......................................... 22
4.4.5 Analisis Monitoring Dan Evaluasi Kinerja Penyuluh Kb .......... 23

iii
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 50
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 50
5.2 Saran-saran .......................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 52
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 53

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Logo BKKBN ............................................................................. 9
Gambar 2.1 Bentuk Hati ................................................................................ 9
Gambar 2.3 Merangkul.................................................................................. 10
Gambar 2.4 Kupu Kupu ................................................................................ 10
Gambar 2.5 Simbol Tak Terbatas................................................................. 10
Gambar 2.6 Lokasi BKKBN Prov. Sumatera Utara ................................... 11
Gambar 3.1 Struktru Organisasi BKKBN ................................................... 13

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jenjang Pangkat Dan Jabatan Fungsional .................................. 18


Tabel 3.2 Tunjngan Kinerja Jabatan Kkbpk .............................................. 19
Tabel 4.1 Persentase Penyuluh KB ............................................................... 22
Tabel 4.2 Jumlah Penyuluh KB Sumatera Utara ........................................ 23

vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidahnya sehingga penulis bias menyelesaikan Laporan Kerja Praktik (KP) guna melengkapi tugas –
tugas untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Strata Satu S1 Jurusan Matematika Fakultas
Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan. Penyusunan laporan ini
merupakan Hasil Kerja Praktik Di Badan Kependudukan Keluarga Dan Berencana Nasional selama
satu bulan mulai tanggal 15 Oktober S/D 15 November yang beralamat Jalan Gunung Krakatau
No.110, Pulo Brayan Darat II, Kec. Medan Timur, Kota Medan, Sumatera Utara 20239.

Dalam kesempatan ini penulis sangat banyak menerima masukan dan bantuan yang berharga dari
segala pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasi yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kepada yang tercinta Ayahanda Abdul Rahman dan Ibunda Lisnawati yang telah
membesarkan,mendidik,membimbing,melindungi, memberikan semangat yang tinggi, dan
selalu memberi dukungan yang besar kepada penulis, motivasi untuk terus berkarya dan kakak
saya Bayu Anugrah Hariyanto, Nurjuwita Safitri, Afriana Zurnailis yang selalu menjadi
penyemangat.
2. Bapak Prof. Syahrin Harahap selaku rector universitas islam negeri sumatera utara medan.
3. Bapak Dr. H. Mhd Syahman, M.A. selaku dekan fakultas sains dan teknologi univeristas islam
negeri sumatera utara medan.
4. Ibu Dr. Riri Syafitri Lubis, S.Pd, M.Si selaku ketua jurusan matematika yang telah memberikn
bimbingan arahan selama pelaksanaa penulisan laporan kerja praktik ini. Sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan kerja praktik ini dengan baik.
5. Ibu Dr. Riri Syafitri Lubis S.Pd, M.Si sebagai dosen pembimbing lapangan yang telah
membantu dan mengarahkan penulis dalam menyusun laporan kerja praktik ini.
6. Bapak Ismail Husein, M.Si sebagai penasehat akademik yang telah membantu dan
mengarahkan penulis dalam melaksanakan kegiatan kerja praktik dan menyusun laporan kerja
praktik ini.
7. Bapak/Ibu Dosen dan para staff pengajar di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan
yang telah memberikan pendidikan dan pengetahuan kepada penulis.

vii
8. Kepada Bapak/Ibu pegawai dan staff Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Provinsi Sumatera Utara yang telah membantu dan mengarahkan penulis dalam melaksanakan
kegiatan kerja praktik dan menyusun laporan kerja praktik ini.
9. Kepada Mei Yunina, Friska Putri, Yusra Habiba, dan Dewi Safitri yang telah banyak
membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan laporan kerja praktik ini.

Akhirnya kepada semua pihak yang membantu penulisan laporan hasil kerja praktik, penulis
mengucapkan terimakasih dan hanya Allah SWT yang dapat memberikan balasan yang setimpal
atas jasa dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga bermafaat bagi semua pihak
yang membaca dan memperluas cakrawala pemikiran dimasa yang akan dating. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Medan, November 2021

Putri Rahma Novia

NIM. 0703183122

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktik


Untuk dapat terjun ke dunia kerja setelah lulus kuliah, setiap mahasiswa harus memiliki
kesiapan dalam menghadapi keprofesianalan pekerjaannya yang sesuai dengan bidang yang
digelutinya. Banyak sekali hal yang menjadi hambatan bagi seseorang yang belum mengalami
pengalaman kerja untuk terjun ke dunia pekerjaan, seperti halnya ilmu pengetahuan yang
diperoleh di kampus bersifat statis ( pada kenyataannya masih kurang adaptif atau kaku terhadap
kegiatan kegiatan dalam dunia kerja yang nyata ), teori yang diperoleh belum tentu sama
dengan praktik kerja di lapangan , dan keterbatasan waktu dan ruang yang mengakibatkan
ilmu pengetahuan yang diperoleh masih terbatas. Dikarenakan hal di atas, maka universitas
menetapkan mata kuliah kerja praktek agar para mahasiswa memperoleh ilmu pengetahuan yang
tidak diberikan oleh kampus.
Melalui kerja praktik ini, mahasiswa dapat mempraktekan dari apa yang telah mereka
dapatkan dibangku perkuliahan dengan terlibat langsung ke lapangan, belajar bertanggung jawab
atas pekerjaan yang diberikan. Selain itu, mahasiswa berkesempatan untuk menambah
pengetahuan, pengalaman kerja dan mengembangkan cara berpikir, memberikan ide-ide yang
kreatif dan berguna. Pengalaman kerja praktek mahasiswa di berbagai perusahaan atau instansi
akan sangat berguna bagi mahasiswa untuk menambah kecakapan profesional, personal dan sosial
mahasiswa.
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan sebagai salah satu Lembaga Perguruan
Tinggi Negeri yang menekankan pada pendidikan yang profesional dengan tujuan melahirkan
sarjana yang unggul dalam berbagai bidang kajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
berdasarkan nilai-nilai Islam.
Program magang adalah salah satu program latihan yang menerapkan seseorang pada
lingkungan kerja yang bertujuan dapat meningkatkan keterampilan dan memberikan pengalaman
bagi pelaksananya. Selama 1 bulan penulis telah melaksanakan kerja praktik di Badan
Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional Sumatera Utara. Selama kerja praktek, penulis
mendapatkan pengalaman kerja serta pengetahuan baru. Selain itu, penulis melakukan analisa
terhadap Indicator Data Monitoring Dan Evaluasi Capaian Kinerja Penyuluh KB Sumatera Utara.
Adanya program Kuliah Kerja Praktik (KKP) yang telah di tetapkan oleh Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, diharapkan dapat menjembatani

1
antara mahasiswa/i sebagai tenaga kerja yang siap pakai dengan dunia kerja sehingga potensi
manusia Indonesia khususnya di daerah Medan dan sekitarnya.
1.2 Pelaksanaan Kerja Praktik
Penulis melaksanakan program kerja praktik di Perwakilan Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional selama satu bulan mulai tanggal 15 Oktober sampai dengan 15
oktober 2021. Selama melaksanakan kerja praktik penulis diwajibkan untuk memenuhi dan
melaksanakan segala ketentuan yang ada Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasiona antara lain:
a) Hadir setiap hari Senin s/d Jumat mulai pukul 08.00 WIB s/d 16.30 WIB,
b) Pakaian yang digunakan mahasiswa Formal dan Rapi
c) Meminta izin jika ada kepentingan yang mengharuskan meninggalkan kantor atau berhalangan
hadir.
d) Kerja praktik dilaksanakan selama satu bulan.
Adapun jenis kegiatan yang dilakukan oleh penulis selama melaksanakan kerja praktik di
Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional adalah sebagai berikut :
a. Menyusun Dupak
b. Menginput Data Monitoring Dan Evaluasi Kinerja Penyuluh KB
c. Menginput Data Kegiatan Penyuluh KB
d. Mengarsipkan Surat Masuk Dan Surat Keluar
e. Mempelajari Cara Menganalisa Kinerja Penyuluh KB
1.3 Tujuan Kerja Praktik
Kerja praktik dilakukan untuk mengenalkan kepada mahasiswa tentang gambaran dunia kerja
yang sesungguhnya. Dengan tujuan, ketika mahasiswa berada di dunia kerja yang sesungguhnya
mahasiswa lebih sigap dan tanggap ketika berada di lingkungan kerja. Sehingga mahasiswa
tersebut dapat menjadi tenaga kerja yang profesional dan berkarakter pada bidangnya. Adapun
tujuan dari mata kuliah kerja praktek ini secara rinci dapat dilihat sebagai berikut:
a. Mahasiswa memperoleh pengalaman kerja, guna mempersiapkan diri untuk memasuki
dunia kerja.
b. Mengaplikasi secara langsung konsep-konsep ilmu matematika dalam kegiatan kerja
sebenarnya.
c. Melatih kemampuan untuk menjadi pribadi yang mandiri, mampu bersikap yang baik,
mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan dalam bekerja.

2
d. Menumbuhkan kemampuan berinteraksi sosial dengan orang lain, meningkatkan kualitas
dan karakter dalam dunia kerja.
e. Meningkatkan kemampuan dan memacu motivasi dalam menerapkan semangat kerja agar
terus berkembang dan menjadi lebih baik.
f. Memperluas pengetahuan terhadap jenis-jenis pekerjaan, memiliki rasa tanggung jawab
dan disiplin dalam melaksanakan tugas.
1.4 Manfaat Kerja Praktik
Adapun manfaat dari kerja praktik ini adalah:
a. Bagi Mahasiswa
1. Dengan dilaksanakannya kegiatan kerja praktik ini, mahasiswa mempunyai bekal kreatifits
serta keterampilan untuk menghadapi persaingan dalam dunia kerja nantinya.
2. Melatih kemampuan mahasiswa dalam menghadapi situasi dan kondisi antara teori dan
praktek.
3. Mendapatkan pengalaman baru dalam mengenal dunia kerja, kerja praktik memberikan
pengalaman serta pelajaran baru bagi mahasiswa untuk mengenal dunia kerja serta nantinya
mahasiswa dapat mengaplikasikannya di dalam dunia kerja yang nyata.
4. Untuk meningkatkan disiplin kerja dan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan.
5. Menciptakan suasana semangat kerja sejak dini. Hal ini membuat etos kerja dalam kepribadian
mahasiswa.
b. Bagi Universitas
1. Dapat menambah relasi antara Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan dengan pihak
instansi atau perusahaan terkait, hal ini akan membawa dampak positif bagi Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara Medan untuk meningkatkan citranya.
2. Menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa yang nantinya bisa diterapkan dalam dunia
kampus, yang akan membawa dampak positif bagi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Medan agar menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang ulet dan kreatif. 3. Sebagai tolak
ukur bagi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan dalam menghadapi persaingan
dengan universitas lainnya sehingga dapat meningkatkan perfoma Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara Medan dimasa yang akan datang.
3. Dapat menciptakan alumni-alumni yang memiliki kualitas dan daya saing sesuai dengan
perkembangan masa saat ini.
c. Bagi Instansi/ Perusahaan

3
Selain bermanfaat bagi mahasiswa, kerja praktik juga bermanfaat bagi Instansi/ Perusahaan.
Adapun manfaat yang dirasakan perusahaan tempat mahasiswa melakukan kerja praktik adalah
sebagai berikut:
1. Instansi/ Perusahaan dapat membentuk semangat kerja yang tangguh serta ulet pada diri
mahasiswa secara dini sehingga dapat membantu menciptakan SDM yang berpotensi.
2. Dapat meningkatkan kerjasama antara pihak perusahaan dengan lembaga pendidikan
khususnya universitas.
3. Membantu perusahaan dalam penyelesaian tugas sehari-hari selama penyelenggaraan kegiatan
magang tersebut.
1.5 Ruang Lingkup Kerja Praktik
Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah kerja lapangan yang harus dilaksanakan mahasiswa pada
suatu lembaga/instansi dalam waktu yang telah ditentukan. Mata kuliah kerja praktik dilaksanakan
dengan bobot 2 sks pada semester VII (Tujuh). Kerja praktik dilaksanakan di Perwakilan Badan
Kependudukan Dan Keluarga Berencana Sumatera Utara.
Ruang lingkup Praktek Kerja Lapangan meliputi:
1. Magang kerja : mengkaji dan menganalisa sistem kerja di lembaga tempat praktek
2. Menyelesaikan problema yang ada di lembaga tempat praktik sesuai dengan bekal ilmu
matematika yang dimiliki
3. Membentuk menyelesaikan pekerjaan di tempat kerja praktik.

4
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan


Sejarah Berdirinya BKKBN Provinsi Sumatera Utara
a. Periode Perintisan (1950-an- 1966)
Organisasi keluarga berencana dimulai dari pembentukan perkumpulan Keluarga
Berencana pada tanggal 23 Desember 1957 digedung Ikatan Dokter Indonesia. Nama
perkumpulan itu sendiri berkembang menjadi Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
(PKBI) atau Indonesia Planned Parenthood Federation (IPPF). PKBImemperjuangankan
terwujudnya keluarga-keluarga yang sejahtera melalui 3 macam usaha pelayanan yaitu
mengatur kehamilan atau menjarahkan kehamilan, mengobati kemandulan serta memberi
nasihat perkawinan.
Pada tahun 1967, PKBI diakui sebagai badan hukum oleh Departemen
Kehakiman. Kelahiran Orde Baru pada waktu itu menyebabkan perkembangan pesat usaha
penerangan dan pelayanan KB di seluruh wilayah tanah air. Dengan lahirnya Orde Baru
pada tahun bulan maret 1966 masalah kependudukan menjadi fokus perhatian pemerintah
yang meninjaunya dari berbagai perspektif. Perubahan politik berupa Kelahiran Orde Baru
tersebut berpengaruh pada perkembangan keluarga berencana di Indonesia. Setelah
simposium di Kontrasepsi Bandung pada bulan januari 1967 dan Kongres Nasional I PKBI
di Jakarta pada tanggal 25 Februari 1967.
b. Periode Keterlibatan Pemerintah Dalam Program KB Nasional
Dalam kongres Nasional I PKBI di Jakarta dikeluarkan pernyataan sebagai berikut:

1. PKBI menyatakan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pemerintah yang telah


mengambil kebijaksanaan mengenai keluarga berencana yang akandijadikan program
pemerintahan
2. PKBI mengharapkan agar Keluarga Berencana sebagai Program Pemerintahansegera
dilaksanakan
3. PKBI sanggup untuk membantu pemerintah dalam melaksanakan program KB sampai
pelosok-pelosok supaya faedahnya dapat dirasakan seluruh lapisanmasyarakat.
Pada tahun 1967 Presiden Soeharto menandatangani Deklarasi Kependudukan
Dunia yang berisikan kesadaran betapa pentingnya menentukan atau merencanakan jumlah
anak, dan menjarahkan kelahiran dalam keluarga sebagai hak asasi manusia. Pada tanggal

5
6 Agustus 1967 didepan sidang DPRDR. Presiden Soeharto pada pidatonya “oleh karena
itu kita harus menaruh perhatian secara serius mengenai usaha-usaha pembatasan kelahiran,
dengan konsepsi keluarga berencana yang dapat dibenarkan oleh moral agama dan moral
pancasila”. Sebagai tindak lanjut dari pidato Prsiden Soeharto tersebut, Menkesra
membentuk panitia Ad Hoc yang bertugas mempelajari kemungkinan program KB
dijadikan Program Nasional. Selanjutnya pada tanggal 7 September 1968 Presiden
mengeluarkan Instruksi Presiden No.26 tahun 1968 kepada Menteri Kesejahteraan Rakyat,
yang isinya antara lain:
1. Membimbing, mengkordinir serta mengawasi segala aspirasi yang ada didalam
masyarakat dibidang Keluarga Berencana.
2. Mengusahakan segala terbentuknya suatu Badan atau Lembaga yang dapat
menghimpun segala kegiatan dibidang Keluarga Berencana serta terdiri atas unsur
Pemerintah dan Masyarakat.
Berdasarkan intruksi Presiden tersebut Menkesra pada tanggal 11Oktober 1968
mengeluarkan Surat Keputusan No. 35/KPTS/Kesra/X/1968 tentang Pembentukan Tim
yang akan mengadakan persiapan bagi Pembentukan Lembaga Keluarga Berencana.
Setelah melalui pertemuan-pertemuan Menkesra dengan beberapa menteri lainnya serta
tokoh-tokoh masyarakat yang terlibat dalam usaha KB, maka pada tanggal 17 Oktober 1968
dibentuk Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) dengan surat keputusan No.
36/KPTS/Kesra/X/1968. Lembaga ini statusnya adalah sebagai Lembaga Semi Pemerintah

c. Periode Pelita I (1969-1974)

Periode ini dimulai dibentuk Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional


(BKKBN) berdasarkan Keppres No.8 tahun 1970 dan sebagai kepala BKKBN adalah Dr.
Suwardjo Suryaningrat. Dua tahun kemudian, pada 1972 keluar Keppres No.33 tahun 1972
sebagai penyempurnaan organisasi dan tata kerja BKKBN yang ada. Status badan ini berubah
menjadi Lembaga Pemerintahan Non Departemen yang berkedudukan langsung dibawah
presiden.

Untuk melaksanakan program keluarga berencana di masyarakat dikembangkan


berbagai pendekatan yang disesuaikan dengan kebutuhan program dan situasi serta kondisi
masyarakat. Pada periode pelita I dikembangkan periode klinik (clinic approach) karena pada
awal program, tantangan terhadap ide Keluarga Berencana (KB) masing sangat kuat, untuk itu
pendekatan melalui kesehatan yang paling tepat.
d. Periode Pelita II (1974-1979)
6
Kedudukan BKKBN dalam Keppres No.38 tahun 1978 adalah sebagai Lembaga
Pemerintah Non Departemen yang berada dibawah dan tanggung jawab kepada presiden.
Tugas pokoknya adalah mempersipakan kbijaksanaan umum dan mengkoordinasikan
pelaksanaan program KB Nasional dan kependudukan yang mendukungnya, baik di tingkat
daerah serta mengkoordinasikan penyelenggaraan pelaksanaan di lapangan.
Periode ini pembinaan dann pendekatan program yang semula berorientasi pada
kesehatan ini mulai dipadukan dengan sektor-sektor pembangunan lainnya, yang dikenal
dengan Pendekatan Integratif (Beyond Family Planning). Dalam kaitan ini pada tahun 1973-
1975) sudah mulai dirintis Pendidikan Kependudukan sebagai pilot project.
e. Periode Pelita III (1979-1984)
Periode ini dilakukan pendekatan Kemasyarakatan (Partisipatif) yang didorong
peranan dan tanggung jawab masyarakat melalui organisasi/institusi masyarakat dan pemuka
masyarakat, yang bertujuan untuk membina dan mempertahankan peserta KB yang sudah ada
serta meningkatkan jumlah peserta KB baru. Pada masa perio deini juga dikembangkan strategi
operasional yang baru yang disebut Panca Karya dan Catur Bhava Utama yang bertujuan
mempertajam segmentasi sehingga diharapkan dapat mempercepat penurunan fertilitas. Pada
periode ini muncul juga strategi baru yang memadukan KIE dan pelayanan kontrasepsi yang
merupakan bentuk “Mass Compaign” yang dinamakan ”Safari KB Senyum Terpadu”.
f. Periode Pelita IV (1983-1988)
Pada masa kabinet Pembangunan IV ini dilantik Prof. Dr. Haryono Suyono sebagai
kepala BKKBN menggantika dr.Suwardjono Suryaningrat yang dilantik sebagai Menteri
Kesehatan. Pada masa ini juga muncul pendekatan baru antara lain melalui Pendekatan
Koordinasi aktif, penyelenggaraan KB oleh pemerintah dan masyarakat lebih disinkronkan
pelaksanaannya melalui koordinasi aktif tersebut ditingkatkanmenjadi koordinasi aktif dengan
peran ganda, yaituselain sebagai dinamisator juga sebagai fasilitator. Disamping itu,
dikembangkan pula strategipembagian wilayah guna mengimbangi laju kecepatan program.
Pada periode ini juga secara resmi KB Mandiri mulai dicanangkan pada tanggal 28
Januari 1987 oleh Presiden Soeharto dalam acara penerimaan peserta KB Lestari di Taman
Mini Indonesia Indah. Program KB Mandiri dipopulerkan dengan kampanye Lingkaran Bir
(LIBI) yang bertujuan memperkenalkan tempat-tempat pelayanan dengan logo Lingkaran Biru
KB.
g. Periode Pelita V (1988-1993)
Pada masa pelita V, Kepala BKKBN masih dijabat oleh Prof. Dr. Haryono Suyono.

7
Pada periode ini gerakan KB terus berupaya meningkatkan kualitas petugas dan sumberdaya
manusia dan pelayanan KB terus berupaya meingkatkan kualitas petugas dan sumber daya
manusia dan pelayanan KB. Oleh karena itu, kemudian diluncurkan Strategi baru yaitu
Kampanye Lingkaran Emas (LIMAS). Jenis kontrasepsi yang ditawarkan pada LIBI masih
sangat terbatas , maka untuk pelayanan KB LIMAS ini ditawarkan lebih banyak lagi jenis
kontrasepsi yaitu ada 16 jenis.
Pada periode ini ditetapkan UU No.10 tahun 1992 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera dan Garis-Garis Besar Haluan Negara
(GBHN) 1993 khususnya sub sektor keluarga sejahtera dan kependudukan maka kebijaksanaan
dan strategi gerakan KB nasional diadakan untuk mewujudkan keluarga kecil yang sejahtera
melalui penundaan usia, perkawinan, penjarahan kelahiran,pembinaan ketahanan keluarga dan
peningkatan kesejahteraan keluarga.
h. Periode Pelita VI (1993-1998)
Pada peliita VI dikenalkan pendekatan baru yaitu “Pendekatan Keluarga” yang
bertujuan untuk menggalakkan partisipasi masyarakat dalam gerakan KB nasional. Dalam
kabinet pembangunan VI sejak tanggal 16 maret 1993 sampai dengan 19 maret 1998, Prof. Dr.
Haryono Suyono ditetapkan sebagai Menteri Negara Kependudukan/Kepala BKKBN, sebagai
awal dibentuknya BKKBN setingkat Kementrian.
Pada tanggal 16 Maret1998, Prof. Dr. Haryono Suyono diangkat menjadi Menteri
Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan merangkap sebagai
Kepala BKKBN. Dua bulan berselang dengan terjadinya gerakan reformasi, maka Kabinet
Pembangunan pada tanggal 21 Mei 1998, Prof Haryono Suyono menjadi Meneri Koordinator
Bidang Kesra dan Pengentasan Kemiskinan, sedangkan Kepala BKKBN dijabat oleh Prof. Dr.
Ida Bagus Oka sekaligus menjadi Menteri Kependudukan.
i. Periode Pasca Reformasi
Dari butir-butir arahan GBHN tahun 1999 dan perundang-undangan yang telah ada,
program kelurga berencana nasional merupakan salah satu program untuk meningkatkan
kualitas penduduk, mutu sumber daya manusia, kesehatan dan kesejahteraan nasional yang
selama ini dilaksanakan melalui pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan,
peningkatan ketahanan keluarga arahan gbhn ini kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam
perogram pembangunan nasional (PROPENAS) yang telah ditetapkan sebagai undang-undang
No.25 tahun 2000. Pasca Reformasi Kepala BKKBN telah mengalami beberapa pergantian:
Pada periode Kabinet Persatuan Indonesia, Kepala BKKBN dirangkap oleh Menteri

8
Negara Pemberdayaan Perempuan yang dijabat oleh Khofifah Indar Parawangsa. Setelah itu
digantikan oleh Prof. Dr. Yaumil C. Agoes Achir pada tahun 2001 dan meninggal dunia pada
akhir 2003 akibat penyakit kanker dan kemudian terjadi kekosongan. Pada tanggal 10
November 2003. Kepala Litbangkes Departemen Kesehatn Dr. Sumarjati Arjoso, SKM dilantik
menjadi kepala BKKBN oleh Menteri Kesehatan Ahmad Sujudi sampai beliau memasuki masa
pensiun pada tahun 2006. Setelah itu digantikan oleh Dr. Sugiri Syarief, MPA yang dilantik
sebagai kepala BKKBN pada tanggal 24 November 2006.
Pada tanggal 13 Juni 2013 akhirnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menetapkan mantan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Fasli Jalal sebagai
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Pada tanggal 26
Mei 2015 Presiden Joko Widodo menetapkan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) yang baru yaitu Dr. Surya Chandra Surapaty, MPH, Ph.D, yang
dilantik oleh Menteri Kesehatan Prof. Nila F. Moeloek.
2.2 Makna Logo Perusahaan

Gambar 2.1 Logo BKKBN

Logo BKKBN tersusun dari beberapa komponen yang membentuk satu kesatuan harmonis
yang saling mengisi dengan warna biru yang elegan yang melambangkan kestabilan BKKBN
dalam menjadi partner perencanaan keluarga dan masyarakat. Makna dari masing-masing
komponen tersebut ialah:

a. Bentuk Hati

Gambar 2.2 Bentuk Hati

Logo gram diadopsi dari lambang cinta yaitu hati. Bentuk ini mempresentasikan,
awalsebuah perencanaan berasal dari kasih sayang keluarga dan keharmonisan keluarga,
yang didukung dengan lingkungan yang selalu mendukung.
b. Merangkul

9
Gambar 2.3 Merangkul
BKKBN akan selalu berusaha untuk merangkul dan memfasilitasi serta menajadi
partner dalam setiap perencanaan yang akan dilakukan oleh keluarga dan masyarakat.
Perencanaan ini dari masa kanak-kanak sampai dewasa.

c. Kupu-Kupu

Gambar 2.4 Kupu-Kupu

Kupu-kupu adalah lambang perencanaan dan proses. Hal ini dapat dilihat dari
proses metamorfosis kupu-kupu dari seekor ulat hingga menjadi kupu-kupu yang indah.
d. Simbol Tak Terbatas

Gambar 2.5 Simbol Tak Terbatas


Pencapaian harus direncanakan tanpa batas. Setiap jatuh harus bangun tanpa henti.
Pun begitu dengan BKKBN yang tanpa lelah akan terus menjadi partner keluarga dan
masyarakat.
2.3 Ruang Lingkup Perusahaan
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (disingkat BKKBN, ditulis bkkbn,
sebelumnya ditulis BkkbN) adalah Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Kesehatan. BKKBN mempunyai tugas
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan
keluarga berencana.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BKKBN menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan nasional, pemaduan dan sinkronisasi kebijakan di bidang KKB;
2. Penetapan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang KKB;
3. Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk dan KB;
4. Penyelenggaraan komunikasi, informasi dan edukasi di bidang KKB;
5. Penetapan perkiraaan pengendalian penduduk secara nasional;
10
6. Penyusunan desain Program KKBPK;
7. Pengelolaan tenaga penyuluh KB/petugas lapangan KB (PKB/PLKB);
8. Pengelolaan dan penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk kebutuhan Pasangan Usia
Subur (PUS) nasional;
9. Pengelolaan dan pengendalian sistem informasi keluarga
10. Pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan tingkatnasional
dalam pengendalian pelayanan dan pembinaan kesertaan ber-KB dan Kesehatan
Reproduksi (KR);
11. Pengembangan desain program pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga;
12. Pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan tingkat nasional
dalam pembangunan keluarga melalui ketahanan dan kesejahteraan keluarga;
13. Standardisasi pelayanan KB dan sertifikasi tenaga penyuluh KB/petugas lapangan KB
(PKB/PLKB);
14. Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk dankeluarga
berencana; dan
15. Pembinaan, pembimbingan dan fasilitas di bidang KKB.
Selain menyelenggarakan fungsi tersebut, BKKBN juga menyelenggarakan fungsi:
1. Penyelenggaraan pelatihan, penelitian dan pengembangan di bidang KKB;
2. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi umum di lingkunganBKKBN;
3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BKKBN;
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BKKBN; dan
5. Penyampaian laporan, saran dan pertimbangan di bidang KKB
2.4 Lokasi Instansi

Gambar 2.6 Lokasi BKKBN Provinsi Sumatera Utara

Nama Instansi : Kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Utara

11
Alamat : Jl. Gunung Krakatau No.110, Pulo Brayan Darat II, Kec. Medan Tim, Kota
Medan, Sumatera Utara 20239

12
BAB III

KEGIATAN KERJA PRAKTIK

3.1 Struktur Organisasi Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara

Gambar 3.1. Struktur Organisasi BKKBN

Struktur organisasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terdiri dari :

a. Plt Kepala dipimpin oleh Dra. Rabiatun Adawiyah MPHR


b. Sekretaris dipimpin oleh Yusrizal Batubara, S.Sos, dan terdiri dari :
1. Sub Koor Perencanaan dipimpin oleh Heri Pranata Satria, S.Kom
2. Sub Koor Umum Dan Humas dipimpin oleh Ari Armawan, S.Kom
3. Sub Koor Keuangan dan BMN dipimpin oleh Marisa Yanti Rumondang Sipahutar, S.Sos
4. Sub Koor Kepegawaian dan Hukum dipimpin oleh Eka Yulinda Prasetyowati, S.Psi
5. Sub Koor Adm. Pengawasan
c. Koor Bidang Pengendalian Penduduk dipimpin oleh Syamsu Rizal Lubis, SH, S.Sos dan
terdiri dari :
1. Sub Koor Penyusunan Parameter Kependudukan dipimpin oleh Agustina Siregar, S.Sos,
M.Si
2. Sub Koor Kerjasama Pendidikan Kependudukan dipimpin oleh Debora C Tambunan, SE
3. Sub Koor Analisis Dampak Kependudukan dipimpin oleh Alpian Siregar, S.Kom

13
d. Koor Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi dipimpin oleh A. Sefian, SE,
MAP dan terdiri dari :
1. Sub Koor Bina Kesertaan KB Jalur Pemerintah dan Swasta dipimpin oleh dr. Rina
Faryska Effendy
2. Sub Koor Bina Kesetaraan KB Jalur Wilayah dan Sasaran Khusus dipimpin oleh Zulkifli
Y, S.Sos
3. Sub Koor Kesehatan Reproduksi dipimpin oleh Wiwik Afrida, SKM
e. Koor Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga dipimpin oleh Dra. Lucy
Destriati
1. Sub Koor Bina Keluarga Balita, Anak dan Ketahanan Keluarga Lansia dipimpin oleh
Rugun Ulina Simarmata, S.Sos
2. Sub Koor Bina Ketahanan Remaja dipimpin oleh Fifi Darvina, SS
3. Sub Koor Pemberdayaan Ekonomi Keluarga dipimpin oleh Iqbal Tujah P, S.Sos
f. Koor Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi dipipin oleh Dra. Rabiatun Adawiyah
MPHR dan terdiri dari :
1. Sub Koor Advokasi dan KIE dipimpin oleh Yusrodi Rangkuti, S.Sos
2. Sub Koor Hubungan Antar Lembaga dan Bina Lini Lapangan dipimpin oleh M. Yusuf
Nasution, S.Farm, Apt
3. Sub Koor Data dan Informasi dipimpin oleh Leafio Rinta, S.Kom
g. Koor Bidang Pelatihan dan Pengembangan dipimpin oleh Dra. T. Lafalinda, M.Pd dan
terdiri dari :
1. Sub Koor Program dan Kerjasama dipimpin oleh Ramsiah, S.PdI
2. Sub Koor Tata Operasional dipimpin oleh M. Saleh Rangkuti, SH
3. Sub Koor Penyelenggaraan dan Evaluasi dipimpin oleh Janter Sitorus, SH

3.2 Pembagian Tugas dan tanggung Jawab

Tugas dari kepala perwakilan adalah memimpin perwakilan badan kependudukan dan
keluarga nasional (BKKBN) dalam menjalankan tugas pelaksanaan sebagian tugas dari badan
kependudukan dan keluarga berencana nasional di provinsi Sumatera Utara.

a. Kepala Perwakilan

Tugas dari kepala perwakilan adalah memimpin perwakilan badan kependudukan


dankeluarga nasional (BKKBN) dalam menjalankan tugas pelaksanaan sebagian tugas dari
badan kependudukan dan keluarga berencana nasional di provinsi Sumatera Utara.

14
b. Sekretaris
Tugas dari sekretaris adalah melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas,
pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di
lingkunga perwakilan badan kependudukan dann keluarga berencana nasional (BKKBN)
diprovinsi Sumatera Utara.
1. Subbag Perencanaan
Tugas dari subbag perencanaan adalah melakukan koordinasi, penyusunan rencana
program dan anggaran dilingkungan perwakilan badan kependudukan dan keluarga
berencana nasional di provinsi Sumatera Utara
2. Subbag Umum dan Humas

Tugas dari subbag umum dan humas adalah melakukan pemberian dukungan
administrasi yaitu: ketata usahaan, kerumah tanggan, arsip, hubungan masyarakat.

3. Subbag Keuangan dan BMN

Tugas dari subbag keuangan dan BMN adalah melakukan administrasi keuangan,
pengelolaan barang miliki/kekayaan Negara dan sarana program.
4. Subbag Kepegawaian dan Hukum

Tugas dari subbag kepegawaian dan hukum adalah melakukan pengelolaan


administrasi kepegawaian, administrasi jabatan fungsional, pemberian pertimbangan dan
bantuan hukum, serta pengelola tata laksana.
5. Subbag Administrasi Pengawasan

Tugas dari subbag administrasi pengawasan adalah melakukan penyiapan bahan


koordinasi penyusunan rencana dan program kerja pengawasan, inventarisasi hasil
pengawasan, tindak lanjut hasil pengawasan, dan penyusunan laporan hasil evaluasi
pengawasan.
c. Bidang keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS/PK)

Tugas dari bidang keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga (KS/PK) adalah
melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitas pelaksana kebijakan
teknis, norma standart prosedur, dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi dibidang
keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga.

1. Sub Bidang Bidan Keluarga Balita, Anak, dan Lansia

Tugas dari sub bidang bina keluarga balita, anak, dan lansia adalah melakukan
15
penyiapan pembinaan, pembimbingan dan fasilitas pelaksanaan kebijakan teknis,norma,
standart prosedur, dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi bidang pembinaan keluarga
balita dan anak, serta ketahanan keluarga lanjut usia dan rentan
2. Sub Bidang Bina Ketahanan Remaja
Tugas dari sub bidang ketahanan remaja adalah melakukan penyiapan pembinaan,
pembinaan, dan fasilitas pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standart prosedur, dan
kriteria serta pemantuann dann evaluasi di bidang pembinaan ketahanan remaja.
3. Sub Bidang Pemberdayaan Ekonomi Keluarga

Tugas dari sub bidang pemberdayaan ekonomi keluarga adalah melakukan penyiapan
pembinaan, pembimbingan, dan fasilitas pelaksanaan kebijakan teknis , norma, standart
prosedur, dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang pemberdayaan ekonomi
keluarga
d. Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB/KR)

Tugas dari Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB/KR) adalah
melaksanakan penyiapan pembnaan, pembimbingan, dan fasilitas pelaksanaan kebijakan
teknis, norma, standar prosedur, dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi
1. Sub Bidang Bina Kesertaann KB Jalur Pemerintah dan Swasta

Tugas dari sub bidang bina kesertaan KB jalur pemerinth dan swasta adalah melakukan
penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitas pelaksanaan kebijakanteknis, norma,
standart prosedur, dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang pembinaan
kesertaan keluarga berencana jalur pemerintah dan swasta.
2. Sub Bidang Bina Kesertaan Jalur Wilayah dan Sasaran Khusus

Tugas dari sub bidang bina kesertaan KB jalur wilayah dan sasaran khusus adalah
melakukan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitas pelaksanaan kebijakan
teknis, norma, standart prosedur, dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang
kesetaan KB jalur wilayah dan sasaran khusus.
3. Sub Bidang Kesehatan Reproduksi

Tugas dari sub bidang kesehaan reproduksi adalah melakukan penyiapan pembinaan,
pembimbingan, dan fasilitas pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standart prosedur, dan
kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang kesehatan reprodusi.

16
e. Bidang Pengendalian Penduduk (DALDUK)

Tugas dari bidang pengendalian penduduk adalah melakukan penyiapan pembinaan,


pembimbingan, dan fasilitas pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standart prosedur, dan
kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk.

1. Sub Bidang Penyusunan Parameter Kependudukan

Tugas dari sub bidang penyusunan parameter kependudukan adalah melakukan


penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan failitas pelaksanaan kebijakan teknis, norma,
standart prosedur, dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang penyusunan
pengendalian penduduk.

2. Sub Bidang Kerja Sama Pendidikan dan Kependudukan

Tugas dari sub bidang kerja sama pendidikan dan kependudukan adalah melakukan
penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitas pelaksanaan kebijakan teknis, norma,
standart prosedur, dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang kerja sama
pendidikan dan kependudukan.
3. Sub Bidang Analisis Dampak Kependudukan

Tugas dari sub bidang analisis dampak kependudukan adalah melakukan penyiapan
pembinaan, pembimbingan, dan fasilitas pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standart
prosedur, dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi dibidang analisis dampak
kependudukan.
f. Bidang Advokasi, Pergerakan dan Informasi (ADVIN)

Tugas dari bidang Advokasi, pergerakan dan infromasi (ADVIN) adalah melakukan
penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitas pelaksanaan kebijakan teknis norma,
standart prosedur, dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidangadvokasi, pergerakan
dan informasi.
1. Sub Bidang Advokasi dan KIE

Tugas dari sub bidang advokasi dan KIE adalah melakukan penyiapan pembinaan,
pembimbingan, dan fasilitas pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standart prosedur dan
kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang advokasi, komunikasi, informasi, dan
edukasi.
2. Sub Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Bini Lini Lapangan
Tugas dari sub bidang hubungan antar lembaga dan bina lini lapangan adalah

17
melakukan penyiapan pembinaan, pembimbingan dan fasilitas pelaksanaan kebijakan
teknis, norma, standart prosedur dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang
hubungan antar lembaga dan bina lini lapangan serta menyiapkan fasilitas pembentukan
BKKBN daerah SUMUT.
3. Sub Bidang Data dan Informasi

Tugas dari sub bidang data dan informasi adalah melakukan penyiapan pembinaan,
pembimbingan, dan fasilitas pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standart prosedur dan
kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang data dan informasi.
g. Bidang Latihan dan Pengembangan (LATBANG)
Tugas dari bidang latihan dan pengembangan (LATBANG) adalah melaksanakan
pendidikan, pelatihan dan pengembangan.
1. Sub Bidang Program dan Kerja Sama
Tugas drai sub bidang program dan kerja sama adalah melakukan penyusunan
program dan pendidikan, pelatihan dan penelitian serta mengembangkan program
pengendalian penduduk, keluarga berencana kesehatan reproduksi serta keluarga sejahtera
dan pemberdayaan keluarga.
2. Sub Bidang Tata Opersional
Tugas dari sub bidang tta operasional adalah melakukan pelayanan operasional
penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan.
3.3 Jumlah Tenaga Kerja
BKKBN adalah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, dimana badan
ini yang menjadi lembaga pengurus dalam melaksanakan program pemerintah di bidang keluarga
berencana. Dalam hal ini, BKKBN merancang berbagai program kerja untuk mewujudkan
pengendalian penduduk yang ada di Indonesia. Pada Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara
sendiri memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 86 orang, dimana sebanyak 36 orang pekerja
adalah laki-laki dan sebanyak 50 orang pekerja adalah perempuan.
3.4 Sistem Gaji
Jenjang Pangkat Dan Jabatan Fungsional
Jabatan Pangkat
Jabatan dungsional keahlian
a. Ahli Pertama III/a - III/b
b. Ahli Muda III/c – III/d

18
c. Ahli Madya IV/a – IV/c
d. Ahli Utama IV/d – IV/e
Jabatan fungsional keterampilan
a. Pemula II/a
b. Terampil II/b – II/d
c. Mahir III/a – III/b
d. Penyelia III/c – III/d
Tabel 3.1 Jenjang Pangkat Dan Jabatan Fungsional

Tunjungan Kinerja Perkelas Jabatan Kkbpk


No Nama Jabatan Kelas Jabatan Tunjangan Kinerja Per Kelas Jabatan
1 PKB Madya 11 Rp. 5.183.000
2 PKB Muda 9 Rp. 3.781.000
3 PKB Pertama 8 Rp. 3.319.000
4 PKB Penyelis 8 Rp. 3.319.000
5 PKB Pelaksna Lanjutan 7 Rp.2.928.000
6 PKB Pelaksana 6 Rp.2.702.000
7 PKB Pemula 5 Rp. 2.493.000
Tabel 3.2 Tunjamgan Kinerja Perkelas Jabatan Kkbpk

19
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Jenis dan Bentuk Kerja Praktik

Kegiatan kerja praktik yang dilakukan dari tanggal 15 Oktober 2021 sampai dengan
15 November 2021 di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi
Sumatera Utara tepatnya ADPIN (Advokasi, Penggerakan, dan Informasi) memberikan
pengalaman yang sangat mengesankan. Penulis banyak mendapatkan pelajaran baru selama
satu bulan membantu di ADPIN.

Kegiatan yang penulis lakukan selama kerja praktik di ADPIN adalah sebagai berikut :

1. Meminta No Surat Ke Tata Usaha

2. Mengarsipkan Surat Masuk Dan Keluar

3. Menyusun Dupak

4. Menginput Monev 2021

5. Menganalisa Kinerja Triwulan 1 Penyuluh KB Sumatera Utara yang telah dikirimkan


melalui Geogle drive Pada setiap daerah Di Sumatera Utara

6. Menilai SKP pada Aplikasi SIMSDM

4.2 Prosedur Kerja

Selama sebulan penulis melaksanakan kerja praktik di Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Provinsi Sumatera Utara, diberikan arahan tentang kegiatan yang harus
dilakukan dan aturan yang harus di taati oleh penulis. Kerja praktik di laksanakan pada tanggal
15 Oktober 2021 sampai dengan 15 november 2021 terhitung 30 hari kerja dari jam 08.00
sampai dengan 16.30 WIB. Adapun kegiatan yang selalu dilakukan penulis selama kerja
praktik adalah

a. Menginput data kinerja Penyuluh KB ke Excel


b. Selama kerja praktik di bidang Adpin penulis mendapatkan tugas yaitu membantu
Menganlisa Kinerja Triwulan 1 Penyuluh KB Sumatera Utara

4.3 Kasus Dalam Kegiatan Kerja Praktik

20
Dalam kerja praktik penulis mendapatkan tugas yaitu Menganalisa Kinerja Penyuluh KB
Sumatera Utara pada Triwulan 1.

Penyuluh KB sendiri merupakan ujung tombak dari program Bangga Kencana di Indonesia,
termasuk di Provinsi Sumatera Utara. Penyuluh KB mengambil bagian dalam berhasilnya
program Bangga Kencana di daerah dengan upaya mencapai target yang diberikan oleh
BKKBN kepada masing-masing daerah. Oleh karena itu, salah satu pengukur keberhasilan
program Bangga Kencana adalah dengan menilai tercapainya target kinerja Penyuluh KB.

4.4 Pembahasan Kasus

4.4.1 Defenisi Perjanjian Kinerja

Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi
yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan
program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.

Perjanjian kinerja Penyuluh KB adalah lembar/dokumen yang berisikan target program


pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana) di wilayah
kerja masing-masing

4.4.2 Indikator Pengukuran Perjanjian Kinerja Tahun 2021

Perjanjian Kinerja Penyuluh KB mengukur beberapa hal, yakni;


1. pemakaian mCPR (Alat Kontrasepsi Modern)
2. Jumlah Peserta KB Baru
3. Jumlah Peserta KB Aktif MKJP
4. Jumlah Peserta KB Aktif Tambahan
5. Jumlah Keluarga yang memiliki Balita yang ikut BKB
6. Jumlah Keluarga yang memiliki Remaja yang ikut BKR
7. Jumlah Keluarga yang memiliki Lansia yang ikut BKL
8. Jumlah Keluarga yang ikut UPPKS
9. Jumlah Keluarga yang ikut PIK R/M
10. Jumlah kader IMP (PPKBD dan Sub PPKBD ) yang telah menginstal aplikasi silili keren
11. Jumlah laporan sosialisasi perubahan perilaku disiplin penerapan 3M
12. Jumlah keluarga yang telah selesai didata dalam pendaatan keluarga tahun 2021
4.4.3 Evaluasi Perjanjian Kinerjaa Penyuluh KB Tahun 2020

21
Adapun evaluasi perjanjian kinerja adalah dengn membandingkan target yang sudah
diberikan di awal tahun dengan capaian target pada bulan berjalan dikalikan dengan 100%,
serta dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun sebelumnya. Selain itu, dalam format
Minitoring dan Evaluasi Penyuluh KB dapat mencantumkan kendala/permasalahan yang
dihadapi dalam mencapai setiap target dalam perjanjian kinerja dalam tabel
kendala/permasalahan yang dihadapi.
No Persentase Kategori
1. 0-50% Kurang Baik
2. 51-70% Baik
3. 71-100% Sangat Baik
Tabel 4.1 Persentase Kinerja Penyuluh KB

4.4.4 Jumlah Penyuluh KB Sumatera Utara

Jumlah
No Kabupaten Kota
Penyuluh KB
1 Asahan 18
2 Batubara 25
3 Binjai 30
4 Dairi 16
5 Deli Serdang 112
6 Gunung Sitoli 6
7 Humbang Hasundutan 7
8 Karo 8
9 Labuhan Batu 42
10 Labuhan Batu Selatan 5
11 Labuhan Batu Utara 17
12 Langkat 50
13 Mandailing Natal 13
14 Medan 126
15 Nias 5
16 Nias Barat 3
17 Nias Selatan 5
18 Nias Utara 3

22
19 Padang Lawas 7
20 Padang Lawas Utara 13
21 Padang Sidempuan 18
22 Pak-Pak Bharat 8
23 Pematang Siantar 41
24 Samosir 23
25 Sibolga 16
26 Serdang Berdagai 31
27 Simalungun 54
28 Tanjung Balai 13
29 Tapanuli Selatan 25
30 Tapanuli Tengah 49
31 Tapanuli Utara 11
32 Tebing Tinggi 16
33 Toba 23
Total 837
Tabel 4.2 Jumlah Penyuluh KB Sumatera Utara

4.4.5 Analisis Monitoring dan Evaluasi Kinerja Penyuluh KB


Dalam Analisa Monitoring Dan Evaluasi Kinerja Penyuluh KB ada beberapa Kabupaten
yang tidak mengirim laporan Monev 2021. Seperti Kabupaten Labuhan Batu, Mandailing
Natal, Medan, Nias Selatan, Pematang Siantar, Dan Samosir. Berikut ini Analisa Kabupaten
yang mengirim laporan Monev 2021.
I. Kabupaten Asahan
A. Kondisi Umum Dan Pencapaian Kerja

Kabupaten Asahan adalah sebuah Kabupaten yang terletak di provinsi Sumatra Utara,
Indonesia. Kabupaten ini beribukota di Kisaran dan mempunyai wilayah seluas
3.732,97 km². Asahan terdiri dari 25 jumlah Kecamatan dan 27 jumlah Keluarahan .
Adapun jumlah Penyuluh KB di Kabupaten Asahan adalah 18 orang.

Secara umum, evaluasi kinerja Penyuluh KB adalah sebagai berikut

23
1. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pada triwulan I ditemukan bahwa
Penyuluh KB kabupaten Asahan sangat baik pada indikator pemakaian mCPR,
Jumlah peserta KB aktif tambahan, Jumlah kesertaan keluarga dalam POKTAN.
2. Adapun capaian yang kurang/rendah adalah pada indikator peserta KB baru, jumlah
KB aktif tambahan, jumlah kader IMP (PPKBD dan Sub PPKBD) yang telah
menginstal aplikasi silli keren, dan juga jumlah keluarga yang telah di data dalam
pendataan keluarga tahun 2021. Hal ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi Penyuluh
KB dan juga OPD KB untuk dapat meningkatkan capaian tersebut pada periode
selanjutnya.
3. Dari seluruh jumlah Penyuluh KB, terdapat 1 Penyuluh KB yang tidak mengirim
laporan monitoring dan evaluasi triwulan I yakni atas nama Fatmawati.
B. Kendala / Permasalahan Yang Dihadapi
Adapun kendala yang dihadapi oleh penyuluh kb kabupaten asahan adalah:
1. Minimnya petugas PKB/PLKB
2. Masing kurangnya kepedulian masyarakat tentang program bangga kencana
3. Masih adanya PUS yang kurang memahami program bangga kencana
II. Kabupaten Batubara
A. Kondisi Umum Dan Capaian Kerja

Batubara memiliki 12 Kecamatan dan memiliki 24 Penyuluh KB dengan rasio 1 Kecamatan


memiliki 2 orang Penyuluh KB sebagai pembina. Secara umum Penyuluh KB Kabupaten
memiliki capaian yang cukup baik. Adapun kesamaan pencapaian target dari Penyuluh KB
terletak pada jumlah pemakaian mPCR, jumlah kesertaan yang mengikuti POKTAN.

Berdasarkan hasil evaluasi, didapati bahwa perbedaan target dari masing-masing Penyuluh
KB yang signifikan. Sebagai contoh untuk jumlah keluarga yang ikut UPPKS dan jumlah
remaja yang ikut PIK R/M , beberapa Penyuluh KB ada yang memiliki pencapaian yang
baik. Akan tetapi banyak penyuluh KB memiliki pencapaian yang rendah. Adapun PKB
yang belum mengirim laporan monitoring dan evaluasi kineja adalah Mohammad Soleh
dan Pasti Sinaga.

Adapun pencapaian yang rendah terdapat pada indikator jumlah peserta KB aktif MKJP,
jumlah peserta KB aktif tambahan, jumlah kader IMP(PPKBD dan Sub PPKBD) yang telah
menginstal aplikasi silili keren, jumlah laporan sosialisai perubahan perilaku disiplin
penerapan 3M, jumlah keluarga yang telah selesai didata dalam pendataan keluarga tahun

24
2021, tentu ini menjadi evaluasi bagi penyuluh KB dan OPD KB untuk dapat meningkat
pencapain kinerja diperiode selanjutnya.

B. Kendala / Permasalahan Yang Dihadapi


Adapun kendala dan permasalahan yang dihadapi adalah
1. Peran serta kader masih kurang
2. Kekhawatiran masyarakat karena adanya covid, sehingga takut untuk pergi ke
fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan KB
3. Keterbatasan PKB dalam menggunakan IT dan kurangnya pelatihan untuk PKB
III. Kabupaten Binjai
A. Kondisi Umum Dan Capain Kerja
Binjai adalah salah satu kota (dahulu daerah tingkat II berstatus kotamadya) dalam
wilayah provinsi Sumatra Utara, Indonesia. Binjai terletak 22 km di sebelah barat ibu
kota provinsi Sumatera Utara, Medan. Sebelum berstatus kotamadya, Binjai adalah ibu
kota Kabupaten Langkat yang kemudian dipindahkan ke Stabat. Binjai berbatasan
langsung dengan Kabupaten Langkat di sebelah barat dan utara serta Kabupaten Deli
Serdang di sebelah timur dan selatan. Kota Binjai terdiri dari 5 kecamatan dan 37
kelurahan dengan luas wilayah mencapai 59,19 km² dan jumlah penduduk sekitar
274.697 jiwa (2017) dengan kepadatan penduduk 89 jiwa/km². Jumlah Penyuluh KB di
Kota Binjai adalah 30 orang. Adapun rasio perbandingannya adalah 1 Kecamatan
dibina oleh 6 orang Penyuluh KB.

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi triwulan 1 dapat diketahui penyuluh KB


sangat baik pada indikator jumlah pemakaian mPCR, jumlah peserta KB aktif MKJP,
jumlah kesertaan keluarga POKTAN, jumalh kader IMP(PPKBD dan Sub PPKBD )
yang telah menginstal aplikasi silili keren. Sedangkan jumlah remaja yang ikut PIK
R/M cukup baik pada kinerja beberapa penyuluh KB.
Adapun indikator yang capaiannya kurang baik di beberapa penyuluh KB kabupaten
Binjai terletak pada sasaran jumlah peserta KB baru, jumlah laporan sosisalisai
perubahan perilaku disiplin penerapan 3M, jumlah keluarga yang telah selesai didata
dalam pendataan keluarga 2021. Terdapat juga indikator yang mencapai nilai yang
minus di beberapa penyuluh KB yaitu terletak pada indikator jumlah peserta KB aktif
tambahan. Tentunya ini harus sanga diperhatikan oleh penyuluh KB dan OPD KB untuk
menjadi bahan evaluasi untuk periode selanjutnya.

25
B. Kendala / Permasalahan Yang Dihadapi
1. Susahnya mengumpulkan masyarakat saat pandemi
2. Sebagian warga lebih memilih faskes (klinik mandiri ) bidan swasta
3. Terlalu tingga target POKTAN di masa pandemi sekarang
IV. Kabupaten Gunung Sitoli
A. Kondisi Umum Dan Capaian Kerja
Kota Gunung Sitoli terdiri dari 6 Kecamatan dengan 98 Desa dan 3 Kelurahan dengan
27% di arah pantai dan 73% berada di daerah bukan pantai/ pegunungan. Jumlah
Penyuluh KB di Kota Gunung Sitoli adalah 6 orang. Apabila dibandingkan antara
jumlah kecamatan dengan penyuluh KB maka rasio perbandingannya adalah 1
kecamatan dibina oleh 1 orang Penyuluh KB.
Secara umum capaian di Kota Gunung Sitoli kurang baik. Dimana setiap PKB
pencapaian indikator yang kurang baik adalah pemakian mPCR, jumlah peserta KB
baru, Jumlah peserta KB aktif MKJP, jumlah peserta KB aktif tambahan, jumlah
kesertaan keluarga POKTAN ,jumlah keluarga yang ikut UPPKS, jumlah remaja yang
ikut PIK R/M, jumlah kader IMP (PPKBD dan Sub PPKBD) yang telah menginstal
aplikasi silili keren, dan jumlah keluarga yang telah selesai didata dalam pendataan
keluarga tahun 2021. Akan tetapi ada 2 penyuluh KB yang memiliki target yang sangat
baik pada indikator jumlah keluarga yang telah selesai didata dalam pendataan keluarga
tahun 2021 yaitu, Kasih Waty Laia, SKM dan Panal Zebua, Amk
V. Kabupaten Labuhan Batu Selatan
A. Kondisi dan Capaian Kinerja
Labuhan Batu Selatan memiliki luas 3596 km2 , terdiri dari 5 Kecamatan, 2 Kelurahan
dan 52 Desa. Adapun jumlah Penyuluh KB di Kabupaten Labuhan Batu Selatan adalah
5 orang. Rasio perbandingan jumlah Kecamatan dengan jumlah Penyuluh KB adalah
1:1 dimana 1 Kecamatan dibina oleh 1 Penyuluh KB.
Secara umum, capaian kinerja Penyuluh KB Kabupaten Labuhan Batu Selatan cukup
baik yakni :
1. Dina Maya Sari
Capaian yang sangat baik hanya target mCPR sebesar 91,8%. Ada beberapa
indikator yang bernilai 0% adalah jumlah peserta UPPKS, kader IMP (PPKBD dan
Sub PPKBD) yang menginstal silili keren , jumlah keluarga yang telah selesai
didata dalam pendataan keluarga tahun 2021. Jumlah kesertaan POKTAN mencapai
target yang kurang baik.
26
2. Nurmasnah Sari
Target capaian kerja yang sangat baik adalah jumlah keluarga BKB 100%,BKR
92,59%,BKL 83,33%. Adapun capaian target yang mencapai 0% adalah jumlah
laporan sosialisai penerapan 3M, dan jumlah keluarga yang selesai didata dalam
pendataan keluarga 2021.
3. Fitriani S.I.Kom
Target mCPR sebesar 87,79%,jumlah peserta BKB,BKR,BKL 100%, jumlah
peserta yang ikut UPPKS 130%. Ini adalah capaian target yang tinggi. Adapaun
capaian kerja bernilai 0% adalah, jumlah peserta PIK R/M, kader IMP (PPKBD dan
sub PPKBD) yang menginstal silili keren dan jumlah keluarga yang telah selesai
didata dalam pendataan keluarga tahun 2021
4. Damayanti, SE
Pemakaian mCPR sebesar 82,43% peserta KB baru 13,81%, peserta KB aktif MKJP
12,00% KB aktif tambahan 15,29 %,dan jumlah remaja yang ikut PIK R/M 8,23%
tentunya ini adalah hasil yang tidak tinggi. Adapun capaian kerja yang bernilai 0%
yang tidak mencapai target sama sekali adalah, jumlah kesertaan keluarga
POKTAN, jumlah keluarga yang ikut UPPKS , jumlah laporan sosialiasai
perubahan perilaku disiplin penerapan 3M, jumlah keluarga yang didata dalam
pendataan keluarga tahun 2021. Tentunya ini menjadi bahan evaluasi dalam lembar
monitoring evaluasi tertulis jabatan atas nama Damayanti, SE adalah Penyuluh KB
Penyelia.
5. Mara Ongku Harahap, SE
Adapun Capaian tertinggi yang mencapai target adalah pemakaian mPCR 86,58 %,
jumlah keluarga yang ikut BKB 100,00%, BKR 81,82 %,BKL 71,43% , dan yang
ikut UPPKS 100,00%. Ada juga capaian yang benilai 0% adalah kader
IMP(PPKBD dan Sub PPKBD) yang menginstal silili keren dan laporan sosisalisi
perubahan perilaku disiplin penerapan 3M. Adapun kendala/permasalahan serta
solusi yang ditulis sama persis dengan laporan monitoring dan evaluasi yang telah
dibuat oleh Penyuluh KB lain di Kabupaten Labuhan Batu Selatan.
B. Kendala/ Permasalahan Yang Dihadapi
1. Kelompok PIK R/M yang belum berjalan karena sekolah masi melakukan kegiatan
belajar secara daring/ online
2. Kader IMP(PPKBD dan Sub PPKBD) yang belum menginstal aplikasi silili keren
3. Lupa dalam membuat laporan sosialisai perubahan perilaku disiplin penerapan 3M

27
4. Jumlah keluarga belum didata dalam PK21
VI. Labuhan batu utara
A. Kondisi Umum dan capaian kerja
Jumlah Penyuluh KB di Labuhan Batu Utara berjumlah 17 orang, dan jumlah
Kecamatan adalah 8. Rasio perbandingannya adalah 1 Kecamatan dibina oleh 2
Penyuluh KB.
Labuhan Batu Utara memiliki capaian kinerja yang kurang baik pada setiap sasaran
yaitu , pemakaian MPCR,peserta KB baru,KB aktif MKJP,KB aktif tambahan,
kesertaan keluarga dalam POKTAN, peserta UPPKS, peserta PIK R/M, kader IMP
(PPKBD Sub PPKBD). Rata rata berkisar 0-66 %.
Disamping itu, adapun Penyuluh KB yang mencapai target 66-100% adalah :
1. Ardini mencapai target jumlah kesertaan keluarga dalam POKTAN adalah
100%, akan tetapi ada target yang mencapai 0% yaitu keluarga yang ikut
UPPKS.
2. Suharti mencapai target jumlah keluarga yang ikut BKB,BKR 100% akan tetapi
ada juga yang mencapai 0% yaitu keluarga yang ikut BKL.
PKB yang belum mengirimkan evaluasi kinerja 2021 ada Deliana AMK.
Berdasarkan hasil evaluasi dari laporan monev perjanjian kinerja 2021 yang
dikirimkan, terlihat bahwa banyak angka target yang tidak realistis (terlalu tinggi
dan terlalu rendah). Disamping itu OPD KB perlu memahamkan kembali terkait
penghitungan capaian dalam kesertaan dalam POKTAN yakni BKB, BKR, BKL,
UPPKS dan PIK-R/M.

B. Kendala/permasalahan yang dihadapi


1. Tidak semua kader yang memiliki hp untuk menginstal aplikasi silili
2. Sulit melakukan pertemuan karena covid-19
3. Pendataan keluarga belum dimulai
4. Susah signal pendataan
5. Jumlah keluarga POKTAN berkurang
6. Dan transport kegiatan kader tidak tersedia
VII. Kabupaten Langkat
A. Kondisi Umum Dan Capaian Kerja
Secara umum, Langkat memiliki sejumlah 23 Kecamatan dengan 240 Kelurahan dan
37 Desa. Adapun Jumlah Penyuluh KB di Kabupaten Langkat adalah 50 Orang dengan

28
kategori rata-rata sudah memasuki usia lanjut.Apabila dibandingkan antara jumlah
Penyuluh KB dengan jumlah Kecamatan maka rasio nya adalah 1: 2 dimana 1
Kecamatan dibina oleh 2 Penyuluh KB. Namun dilihat dari jumlah Kelurahan dan Desa
binaan, jumlah Penyuluh KB di Kabupaten Langkat sangat sedikit.
Secara umum capaian di Kabupaten Langkat sangat bervariasi. Banyak PKB mencapai
target kinerja bahkan lebih dari yang ditargetkan, namun banyak juga yang hanya
mencapai 20% dari yang ditargetkan atau bahkan tidak mencapai sama sekali apa yang
sudah ditargetkan.
Dapat dilihat dari Laporan Monitoring dan Evaluasi penyuluh KB langkat rata-rata
Penyuluh KB di Kabupaten ini mencapai capaian tinggi pada pemakaian mPCR,KB
aktif MKJP, jumlah kesertaan keluarga dalam POKTAN, jumlah keluarga yang ikut
UPPKS dan jumlah remaja yang ikut PIK R/M. Bahkan Banyak Penyuluh KB seperti
Khairuna,Nurlaila, Gembira, Harlita,Junius,Daulay,Katiyem,Nurlelawati,Nurlila
Simatupang,Suherni,Suliana Am.Keb,T Makhda Riana yang mencapai mPCR dan
jumlah kesertaan keluarga dalam POKTAN yang sangat baik.
Dari hasil Monev rata-rata ada juga yang tidak mencapai target seperti jumlah KB baru,
KB aktif tambahan, peserta ikut UPPKS,PIK R/M, kader IMP (PPKBD Sub PPKBD)
instal aplikasi silili keren,laporan sosialisai 3M, dan keluarga yang didata dalam
pendataan keluarga tahun 2021.
Terlihat dari laporan MONEV 2021 ada bebarapa PKB yang tidak mengirim laporan
evaluasi monitoring dan evaluasi 2021, tentunya ini sangat menjadi perhatian bagi OPD
PKB Kabupaten langkat.
B. Kendala/Permasalahan Yang Dihadapi
1. Karena adanya pandemi covid-19 sulit melakukan kegiatan
2. Kader yang kurang memahami aplikasi silili keren
3. Sulit mengajak Pus untuk memakai IUD

VIII. Nias Utara


A. Kondisi Umum/ Capaian Kerja
Nias Utara memiliki luas 1.242𝑘𝑚2 , dimana Kabupaten ini secara resmi menjadi
Kabupaten di Sumatera Utara pada tahun 2008. Adapun jumlah Penyuluh KB di
Kabupaten Nias Utara sebanyak 3 orang. Secara umum, capaian dii Kabupaten Nias
Utara sangat baik. Kabupaten Nias Utara memiliki wilayah seluas ± 1.241,48 Km²
(berdasarkan data BPS), terdiri dari 11 Kecamatan, 1 Kelurahan dan 112 Desa. Adapun
29
Penyuluh KB yang ditempatkan di Nias Utara sebanyak 3 orang. Secara kuantitas, tentu
saja tidak sebanding dengan luasnya wilayah yang harus dibina. Namun begitu, perlu
diapresiasi capaian dari Penyuluh KB Nias Utara, yakni sebagai berikut :
1. Ayu Laraswaty, SKM.
Tidak mengirim laporan Monev 2021
2. Dita Patresia, S.I.Kom
Rata rata capaian dari penyuluh KB ini bernilai kurang bahkan ada yang capaiannya
0% yaitu jumlah kesertaan BKB,BKR,BKL,UPPKS, dan jumlah keluarga yang
didata dalam pendataan keluarga 2021. Adapun yang bernilai sangta baik pada
indikator pemakaian mPCR dan peserta KB aktif MKJP.
3. Bernike Sofia Zega, S.KM
Dari hasil laporan monitoring dan evaluasi 2021 terdapat indikator yang bernilai 0%
adalah jumlah kesertaan BKB,BKR,BKL,UPPKS, dan data keluarga yang didat
dalam pendataan keluarga 2021. Terdapat sasaran yang baik mencapai 165% yaitu
pada indikator peserta KB aktif MKJP.
B. Kendala/Permasalahan Yang Dihadapi
1. Akses untuk menuju tempat pelayanan jauh dan sulit
2. POKTAN belum dapat mandiri untuk melakukan kegiatan
3. Terbatasnya tenaga kesehatan pelayanan MKJP
IX. Kabupaten Padang Lawas
A. Kondisi Umum dan Capaian
Kabupaten Padang Lawas memiliki Ibukota yang terletak di Sibuhuan. Kabupaten ini
memiliki 17 Kecamatan, 1 Kelurahan dan 303 desa dengan luas wilayah mencapai
3.892,74 km² dan jumlah penduduk sekitar 257.434 jiwa (2017) dengan kepadatan
penduduk 66 jiwa/km². Padang lawas memiliki sebanyak 7 orang Penyuluh KB.
Apabila dibandingkan antara wilayah binaan dengan jumlah penyuluh KB maka 1
Kecamatan rata-rata dibina oleh 2 orang Penyuluh KB. Angka ini tidak dapat dikatakan
ideal mengingat medan daerah Padang Lawas yang sangat luas dan sulit dijangkau.

Adapun capaian dari Penyuluh KB Kabupaten Padang Lawas adalah sebagai berikut :
1. Nurhayati
Secara umum, capaian kinerja pada tahun 2021 cukup baik. Target MCPR mencapai
76 %. Rata-rata capaian berkisar 70-80% yaitu Jumlah peserta KB aktif MKJP

30
(80%). Target kesertaan POKTAN BKB, BKR, BKL mencapai 80%. Namun,
dalam laporan monitoring evaluasi tidak dicantumkan target dan capaian UPPKS.
2. Aspiati Jakiah Hasibuan
Adapun indikator dengan capaian paling tinggi adalah jumlah POKTAN
BKB,BKR,BKB (100%). Selanjutnya diikuti dengan capaian jumlah ikut PIK
R/M(100%) dan jumlah kader IMP (PPKBD dan Sub PPKBD) (100%). Adapun
yang capaian 0% adalah UPPKS dan data keluarga yang didata pada pendataan
keluarga 2021.
3. Khairiah Hanum
Secara umum, target tercapai dengan sangat baik. Terutama pada peserta KB aktif
MKJP mencapai (243%). Capaian kesertaan keluarga dalam POKTAN juga secara
keseluruhan mencapai 100%. Capaian paling rendah adalah untuk jumlah peserta
KB baru (14%). Adapun yang capaian 0% adalah UPPKS dan data keluarga yang
didata pada pendataan keluarga 2021.
4. Astri Muliani, SKM
Capaian target pada penyuluh KB ini sangat kurang bahkan ada banyak yang
bernilai 0% seperti kesertaan keluarga POKTAN dan pendataan keluarga 2021.
Akan tetapi ada juga yang mencapai targer pada indikator jumlah peserta KB aktif
MKJP (102%).
5. Nurhasanah Pratiwi, SKM
Secara keseluruhan, Penyuluh KB Nurhasanah mencapai target yang terlalu rendah.
Bahkan ada capaian yang 0% pada peserta KB aktif tambahan , jumlaah kesertaan
keluarga dalam POKTAN. Adapun yang mencapai target yang baik hanya pada
pemakaian mPCR (70%) dan peserta KB aktif MKJP(52%).
6. Julhija, SKM
Capaian kinerja pada PKB ini bervariasi, ada yang tinggi dan rendah. Target
tertinggi dicapai dalam indikator jumlah BKB (100%). Adapun capaian yang cukup
baik terletak pada indikator pemakaian mPCR(63,3,%), jumlah peserta KB aktif
MKJP (67,50%). Capaian kinerja yang bernilai 0% adalah jumlah remaja yang ikut
PIK R/M dan keluarga yang ikut pendataan keluarga 2021. Namun, dalam laporan
monitoring evaluasi tidak dicantumkan target dan capaian UPPKS.
7. Ali Usman Harahap
Tidak ada mengirim MONEV 2021
B. Kendala/permasalahan yang dihadapi

31
1. Pelayanan KB gratis yang tidak memiliki jadwal
2. Jarak Paskes Pus dan desa lumayan jauh.
X. Kabupaten Padang Sidempuan
A. Kondisi Umum Dan Capaian Kerja
Padang Sidimpuan terdiri dari 6 Kecamatan, 37 Kelurahan dan 42 Dessa dengan luas
wilayah mencapai 114,66 Km2 . Adapun jumlah Penyuluh KB di Kabupaten ini adalah
18 orang. Sehingga rasio antara jumlah kecamatan dengan jumlah Penyuluh KB adalah
1:3, dimana 1 Kecamatan dibina oleh 3 Penyuluh KB. Secara jumlah, Kabupaten
Padang Sidimpuan memiliki Penyuluh KB yang cukup. Dilihat dari kondisi secara
umum, capaian Kabupaten Padang Sidimpuan cukup tinggi, namun banyak juga
Penyuluh KB yang tidak mencapai target sama sekali.
Adapun capaian Penyuluh KB yakni sebagai berikut:

Pada indikator pemakaian mPCR, jumlah peserta KB aktif MKJP, kesertaan keluarga
dalam POKTAN, UPPKS, PIK R/M berkisar rata- rata 71-100%. Bahkan ada PKB yang
mencapai (542,10%) pada indikator pemakaian KB aktif MKJP, ini dicapai oleh Irma
Yanti Rangkuti.

Adapun indikator yang pencapainnya terlalu rendah adalah, peserta KB baru, peserta
KB aktif tambahan,kader IMP (PPKBD dan Sub PPKBD) yang menginstal aplikasi
silili keren,l aporan sosialisai perilaku disiplin 3M, dan data keluarga dalam pendataan
keluarga 2021. Ini hanya berkisar 0-47%. Tentunya sangat menjadi bahan evaluasi
terhadap PKB dan OPD KB untuk kedepannya mencapai target yang baik.

B. Kendala/ Permasalahan Yang Dihadapi


Karena pandemi covid-19 kegiatan penyuluh KB jadi terhalang karena tidak boleh ada
perkumpulan.

XI. Kabupaten Samosir


A. Kondisi dan Capaian Kinerja
Kabupaten Samosir merupakan Kabupaten pemekaran dari Kabupaten Toba pada tahun
2003. Penduduk Kabupaten Samosir berjumlah 141.869 jiwa pada tahun 2021.
Kabupaten Samosir terdiri dari 9 Kecamatan, 6 Kelurahan dan 128 Desa. Jumlah
Penyuluh KB di Kabupaten Samosir adalah 22 orang.

32
Capaian target yang didapat pada kota samosir ini sangat bervariasi. Ada yang terlalu
rendah ada juga yang terlalu tinggi. Dari laporan yang dilihat pada Monev 2021 pada
indikator pemakaian mPCR, peserta KB aktif MKJP, dan peserta dalam POKTAN, PIK
R/M, UPPKS cukup baik berada pada range 71-250%. Disamping itu ada 5 orang PKB
mencapai target yang rendah pada kesertaan keluarga dalam POKTAN, PIK R/M dan
UPPKS yang bahkan ada mencapai 0%.
Dari laporan mentoring dan evaluasi 2021 terdapat indikator yang minus pada jumlah
peserta KB aktif tambahan. Ini tentunya menjadi bahan evaluasi pada PKB di kabupaten
samosir ini agar periode selanjutnya mencapai target yang baik.
B. Kendala/ Permasalahan Yang Dihadapi
1. Karena pandemi Covid-19 kegiatan sulit dilakukan.
2. Kader tidak menginstal aplikasi silili keren.
3. Tidak adanya dana internet bagi kader IMP\
XII. Kabupaten Simalungun
A. Kondisi Umum dan Capaian Kinerja
Kabupaten Simalungun memiliki kecamatan sebanyak 32 dan memiliki Penyuluh KB
sebanyak 54 orang, dengan kata lain setidaknya dalam 1 Kecamatan, terdapat 1 Penyuluh
KB. Walaupun jumlah ini belum dapat dikatakan sebagai jumlah ideal.
Berdasarkan monitoring dan evaluasi perjanjian kinerja PKB/PLKB Provinsi Sumatera
Utara Pada Tahun 2021 banyak indikator yang belum mencapai target bahkan ada dari rata
rata PKB banyak yang mencapai target terlalu rendah tentunya menurun dari laporan Monev
2020. Akan tetapi ada juga PKB yang mencapai target yang baik.
Penyuluh KB yang mendapatkan apresiasi karena capaian indikator yang baik adalah :
1. Berta Manihuruk, pemakaian mPCR (80%) jumlah BKL (86,66%) jumlah UPPKS
(73,33) penerapan 3M( 100%) pendataan keluarga 2021 (100%).
2. Normala Sembiring, jumlah kesertaan keluarga dalam POKTAN,UPPKS,PIK R/M
berkisar (73-100%).
3. Rike Siahaan, pemakaian mPCR(78,68%), KB aktif MKJP (81,33), BKB (85%),
UPPKS (73,33,%),penerapan 3M(100%), pendataan keluarga 2021(100%).
4. Yulince Florida, pemakaian mPCR(119,52%), KB aktif baru (92,86%). Sedangkan pada
indikator KB aktif MKJP,BKR,BKL,PIK R/M,pendataan keluaraga 2021 mencapai
100,00%.

33
5. Herlina Hutapea, pemakaian mPCR(78,68%), KB aktif MKJP
(81,33%),BKB(85%),BKL(86,66), UPPKS(73,33), penerapan 3M(100%),dan
pendataan keluarga 2021(100%).

Nama-nama berikut memiliki banyak capaian indikator rata rata 71-100%, namun tetap ada
indikator yang tidak mencapai target seperti capaian kelompok kegiatan KB aktif tambahan.
Namun, ada asumsi pencapaian tinggi ini disebabkan rendahnya target yang dibuat di awal
tahun.

B. Kendala/permasalahan yang dihadapi


1. Tidak ada pelayan MOW karena pandemi Covid-19
2. Kurang menguasi IT untuk menginstal aplikasi silili keren
3. Tidak ada kegiatan POKTAN karena Covid-19
XIII. Kabupaten Tanjung Balai
A. Kondisi Umum Dan Capaian Kerja

Tanjung Balai memiliki 6 Kecamatan dengan 13 Penyuluh KB.Adapun rasionya adalah 1:


2, dimana 1 Kecamatan dibina oleh 2 orang Penyuluh KB di Tanjung Balai. Tanjung Balai
juga merupakan daerah pesisir timur yang mayoritas pekerjaan penduduk merupakan
nelayan. Secara keseluruhan, target perjanjian kinerja 2021 Penyuluh KB Kota Tanjung
Balai terlalu kecil bahkan ada yang bernilai minus dan pencapaian target juga sangat
variatif mulai dari 10% sampai dengan 100% namun rata-rata hampir semua PKB dalam
masing-masing target seperti kesertaan dalam POKTAN, jumlah peserta KB baru, peserta
KB aktif tidak mencapai target yakni rata-rata capaiannya hanya berada di bawah 50%.
Hanya ada beberapa PKB yang mencapai indikator yang paling tinggi adalah jumlah
peserta KB aktif MKJP (95,2) pada PKB Yesmi Evawati Purba.
Monitoring dan evaluasi perjanjian kinerja Penyuluh KB ini diharapkan menjadi evaluasi
bagi Penyuluh KB dan OPD KB terkait capaian program Bangga Kencana di Kota Tanjung
Balai. Selain nilai target yang dapat dikategorikan cukup kecil, namun dengan target yang
kecil pun hampir seluruh Penyuluh KB tidak dapat mencapai target tersebut.
B. Kendala/ permasalahan yang dihadapi
1. Kurang berpartisipasi pria ikut KB
2. Masyarakat kurang mengetahui tentang POKTAN
3. Pembinaan masi kurang karena pandemi Covid-19
XIV. Kabupaten Tapanuli Selatan

34
A. Kondisi Umum Dan Capaian Kerja
Tapanuli Selatan merupakan salah satu Provinsi dengan Ibu Kotanya adalah Sipirok.
Kabupaten ini awalnya merupakan kabupaten yang cukup luas dan beribukota di
Padang Sidempuan. Daerah-daerah yang telah berpisah dari Kabupaten Tapanuli
Selatan adalah Kabupaten Mandailing Natal, Kota Padang Sidempuan, Kabupaten
Padang Lawas Utara dan Kabupaten Padang Lawas. Setelah pemekaran, ibu kota
kabupaten ini pindah ke kecamatan Sipirok. Jumlah penduduk Tapanuli Selatan
berdasarkan BPS tahun 2021 berjumlah 300.911 jiwa pada tahun 2020. Tapanuli
Selatan memiliki 14 Kecamatan, 37 Kelurahan dan 211 Desa dengan jumlah Penyuluh
KB sebanyak 25 orang.
Adapun capaian target pada laporan monitoring dan evaluasi 2021 adalah Pada
indikator jumlah kesertaan keluarga dalam POKTAN berkisar 75-107,14%. Ini adalah
angka yang cukup tinggi dari target yang ditentukan. Akan tetapi ada juga beberapa
indikator yang terlalu rendah seperti pada indikator peserta KB aktif baru, KB aktif
MKJP, KB aktif tambahan, jumlah kader IMP, dan penerapan 3M ini berkisar 0-50%.
Ini akan menjadi bahan evaluasi bagi PKB dan OPD PKB di Kabupaten Tapanuli
Selatan
B. Kendala/Permasalahan Yang Dihadapi
Karena kendala pandemi sulit melakukan kegiatan penyuluhan
XV. Kabupaten Tapanuli Utara
A. Kondisi umum dan capaian kerja
Jumlah penduduk kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2018 sebanyak 299.881 jiwa,
dengan kepadatan penduduk 79,05 jiwa/km2 dan kabupaten ini merupakan kawasan
yang mayoritas penduduknya adalah etnis atau suku Batak Toba. Jumlah Penyuluh KB
di Tapanuli Utara berjumlah 10 orang dengan jumlah Kecamatansebanyak 15
Kecamatan, 11 Kelurahan dan 241 Desa. Dilihat dari perbandingan jumlah Kecamatan
dengan jumlah Penyuluh KB, maka jumlah Penyuluh KB di Tapanuli Utara sangat
kurang. Adapun capaian Penyuluh KB dalam mencapai target indikator adalah sebagai
berikut :
1. Target pemakaian MCPR di Tapanuli Utara sangat baik, rata-rata mencapai 87-
150%. Bahkan ada capaian jumlah yang paling tinggi diraih oleh Penyuluh KB an.
Rosinta Situmeang Am.Keb sebesar 646,7%
2. Jumlah peserta KB aktif MKJP capaiannya sangat tinggi. Bahkan ada capaian
jumlah yang paling tinggi diraih oleh Penyuluh KB an. Mariani Sihite
35
(342,9%),Lamsihar Purba (327,8%), Dermina Sinabutar (288,0%), dan Liana B
Manalu (221,2%)
3. Dalam laporan ini, kami menemukan hasil monitoring dan evaluasi perjanjian
kinerja pada indikator jumlah kesertaan keluarga dalam POKTAN sangat baik
berkisar 80-116%.
4. Adapun Penyuluh KB yang melaporkan evaluasi kinerja mereka dan memiliki
capaian yang berbeda dengan PKB lainnya adalah Wanti Isadora dan Windo
Harjoin.
5. Adapun pada indikator yang mencapai target yang rendah adalah, jumlah peserta
KB aktif baru,KB aktif tambahan, dan keluarga yang ikut UPPKS.
6. Dari seluruh Penyuluh KB Kota Tapanuli Utara ada 1 Penyuluh KB yang tidak
mengirim hasil Laporan Monitoring Dan Evaluasi 2021 yaitu Manahan
Simarangkir.
B. Kendala/Permasalahan Yang Dihadapi
1. Sarana dan prasarana yang terbatas
2. Kekurangan tenaga lapangan
3. Tidak ada operasional lapangan
XVI. Kabupaten Tebing Tinggi
A. Kondisi Umum Dan Capaian Kerja
Kota Tebing Tinggi adalah salah satu kota atau kota madya yang berada di provinsi
Sumatera Utara, Indonesia. Kota Tebing Tinggi berada ditengah-tengah kabupaten
Serdang Bedagai, dengan luas wilayah 38,44 km² dan pada tahun 2020 memiliki
penduduk sebanyak 172.838 jiwa, dengan kepadatan 4.496 jiwa/km². Adapun jumlah
Penyuluh KB di Kota Tebing Tinggi adalah sebanyak 16 orang. Adapun capaian
Penyuluh KB Kota Tebing Tinggi adalah sebagai berikut:
1. Angka pemakaian mCPR di Kota Tebing Tinggi sangat tinggi. Adapun capaian
mCPR berada pada range 95-118,09%.
2. Capaian jumlah peserta KB aktif MKJP juga sangat tinggi. Adapun capaian
tertinggi adalah capaian Penyuluh KB atas nama Idaroyani Situmorang Am.Keb
(2743,43%) dan Syamsinar (493,90%).
3. Jumlah peserta KB baru capaiannya cukup rendah berkisar 8-40%
4. Jumlah peserta KB aktif tambahan ada beberapa Penyuluh KB yang bernilai minus.
5. Angka kesertaan BKB, BKR, dan BKL sangat tinggi yang diatas 100%

36
6. Untuk capaian UPPKS dan PIK-R/M sangat variatif, mulai dari 0%, 50% dan 100%.
Hal ini perlu dievaluasi lebih lanjut apakah memang UPPKS dan PIK-R/M belum
terbentuk, atau sudah dibentuk namun dalam pelaksanaannya kelompok kegiatan
ini tidak aktif sama sekali.
B. Kendala/ Permsalahan Yang Dihadapi
Kegiatan pembinaan, pelayanan, penyuluhan dan penggerakan sulit dilaksanakan
karena pandemi COVID-19.
XVII. Padang lawas utara
A. Kondisi umum dan capaian kerja
Secara umum, Padang Lawas Utara merupakan hasil pemekaran dari kabupaten
Tapanuli Selatan pada tahun 2007. Ibu kota kabupaten ini adalah Gunung Tua. Pada
tahun 2021, kabupaten Padang Lawas Utara memiliki jumlah penduduk sebanyak
269.845 jiwa, dengan kepadatan 69 jiwa/km².

Adapun capaian yang sangat tinggi di Padang Lawas Utara adalah jumlah MCPR,
dimana setiap Penyuluh KB mencapai rata-rata 300%. Setelah dievaluasi, hal ini
disebabkan terlalu rendahnya target yang dibuat. Selain itu masing-masing Penyuluh
KB membuat target yang relatif rendah untuk 1 tahun dan capaian yang berhasil dicapai
juga sangat rendah yang menyebabkan hasil monitoring dan evaluasi ini menjadi tidak
representatif. Oleh karena itu, diharapkan kepada OPD KB dan Penyuluh KB untuk
berdiskusi terkait pembuatan target di awal tahun dan pencapaian target di sepanjang
tahun. Berikut merupakan capaian setiap Penyuluh KB, yaitu :

1. Gondoria
Dari hasil laporan penyuluh KB ini dalam indikator pemakaian mPCR, dan kesertaan
keluarga dalam POKTAN, UPPKS, serta PIK R/M mencapai hasil 100%. Akan
tetapi pada sasaran jumlah kader IMP (PPKBD dan sub PPKBD ) yang menginstal
aplikasi silili keren, laporan sosialisai penerapan 3M, dan keluarga yang didata
dalam pendataan keluarga 2021 mendapatkan hasi; 0-33% saja. Tentunya ini akan
menjadi bahan evaluasi bagi penyuluh KB ini.
2. Dewi Afrina Am.Keb
Hasil yang dicapai oleh Penyuluh KB ini yang paling tinggi adalah jumlah
BKB,BKR,BKL yang mencapai nilai 100%, sedangkan dalam pemakaian mPCR
76%, jumlah peserta aktif KB tambahan 85%. Inidkator yang terlalu rendah terdapat
pada indikator jumlah kader IMP (PPKBD dan sub PPKBD) yang menginstal

37
aplikasi silili keren, penerapan sosialisasi 3M, dan pendataan keluarga 2021 berkisar
0-17%. Tentunya akan menjadi bahan evaluasi kedepannya agar mencapai nilai yang
baik.
3. Saripah
Adapun capaian yang tinggi pada penyuluh KB ini adalah, pemakaian mPCR,
peserta KB aktif MKJP, jumlah keluarga dalam POKTAN, UPPKS, dan jumlah yang
ikut PIK R/M mendapatkan hasil 83-100%. Sedangkan jumlah peserta KB baru 17%,
jumlah kader IMP (PPKBD dan sub PPKBD) yang menginstal aplikasi silili keren
33%, sosialisasi penerapan 3M 8%, dan pendataan keluarga 2021 0%.
4. M. Akbar Hasyim, S.I.Kom
Dilihat dari hasil laporan monitoring dan evaluasi pada penyuluh KB ini hanya
jumlah peserta aktif KB tambahan yang mencapai nilai tertinggi 100%. Target
mPCR 91%. Banyak yang mendapat nilai rendah bahkan ada yang bernilai 0 % yang
terdapat pada indikator jumlah kader BKL dan jumlah keluarga yang didata dalam
pendataan keluarga 2021. Tentunya ini sangat menjadi bahan evaluasi bagi penyuluh
KB ini agar kedepannya mencapai nilai yang baik.
5. Hapni Wahyuti, Am.Keb
Capaian pemakaian mCPR adalah sebesar 105%. Jumlah peserta aktif KB MKJP
88%. Jumlah keluarga BKB 83%,BKR 80%, BKL 80%, UPPKS 100%, dan PIK
R/M 100%. Adapun capaian yang bernilai 0% terdapat pada indikator pendataan
keluarga 2021. Ini akan menjadi bahan evaluasi bagi penyuluh KB ini.
6. Nur Holila Siregar
Adapun pencapaian yang tertinggi pada Penyuluh KB ini terdapat pada indikator
pemakaian mPCR, jumlah peserta aktif KB MKJP, aktif KB tambahan, jumlah
keluarga dalam POKTAN, UPPKS, dan PIK R/M berkisar pada 98-150% ini adalah
capaian yang sangat baik dan perlu di apresiasi. Ada juga capaian yang rendah
bahkan mendapat nilai 0% yaitu pada pendataan keluarga tahun 2021.
7. Putri Ramadhani, SKM
Capaian pada penyuluh KB ini hanya pemakaian mPCR yang mencapai nilai yang
tinggi 84%. Jumlah peserta aktif KB MKJP 62%, jumlah keluarga dalam POKTAN
mencapai target 50%. Dan capaian yang rendah 0% terdapat pada indikator jumlah
pendataan keluarga 2021. Ini sangat menjadi bahan evaluasi kedepan bagi penyuluh
KB ini agar dapat mencapai target yang baik kedepannya.
8. Sofya Rahma Nasution, SKM

38
Target mPCR 85%, jumlah peserta KB aktif MKJP 53%. Banyak capaian yang
mencapai target yang sangat rendah yang hanya berkisar 0-20% seperti jumlah KB
aktif tambahan, jummlah kesertaan keluarga dalam POKTAN, jumlah ikut IMP
(PPKBD dan sub PPKBD) yang menginstal aplikasi silili keren dan pendataan
keluarga 2021. Ini sangat menjadi bahan evaluasi untuk kedepannya agar
mendapatkan target yang baik .
9. Maswarni Rangkuti, AMK
Sama seperti capaian Penyuluh KB lainnya, angka capaian yang tinggi adalah
pemakaian MCPR sebesar 82%. Jumlah peserta KB aktif MKJP 61%,
BKB,BKR,BKL berkisar 43-60%. Adapun capaian yang 0% terdapat pada indikator
IMP(PPKBD dan sub PPKBD) yang menginstal aplikasi silili keren, sosialisai 3M,
dan pendataan keluarga 2021.
10. Ramlah Sari Hasibuan, Am.Keb
Pemakaian MCPR mencapai 77% Jumlah peserta KB aktif MKJP mencapai 74%.
Adapun yang mencapai nilai 100% jumah peserta KB aktif tambahan. Ini karena
target yang sangat rendah. Adapun yang mencapai target yang rendah mencapai 0%
terdapat pada indikator UPPKS, PIK R/M, kader IMP (PPKBD dan sub PPKBD)
yang menginstal aplikasi silili keren, sosialisai penerapan 3M, dan pendataan
keluarga 2021. Ini akan menjadi bahan evaluasi untuk kedepanya bagi penyuluh KB
ini.
11. Nurhayati Mansyur, Am.Keb
Pemakaian MCPR yang tercapai adalah 87%, jumlah peserta KB baru sebesar 20%,
jumlah peserta KB aktif MKJP sebesar 71%. Jumlah peserta KB aktif sebesar 30%.
Selebihnya capaian POKTAN BKB, BKR, BKL mencapai dari 90-100%. Adapun
capaian yang 0% yaitu pendataan keluarga 2021.
12. Pipi Sumanti Harahap
Jumlah capaian pemakaian MCPR cukup tinggi 103%,jumlah peserta KB aktif
tambahan dan untuk kesertaan POKTAN mencapai 100%. Akan tetapi pada
indikator pendataan keluarga 2021 sebesar 0%.
13. Masriana
Pemakaian MCPR cukup tinggi mencapai 107%,jumlah peserta KB aktif MKJP
102,89%,untuk kesertaan POKTAN berkisar 63-71% dan jumlah peserta KB aktif
tambahan, jumlah keluarga yang didata dalam pendataan 2021 adalah 0%.
B. Kendala dan Permasalahan Yang Dihadapi

39
Kegiatan pembinaan, pelayanan, penyuluhan dan penggerakan sulit dilaksanakan
karena pandemi COVID-19.
XVIII. Kabupaten Dairi
A. Kondisi umum dan capaian kerja
Kabupaten Simalungun memiliki kecamatan sebanyak 15 dan memiliki Penyuluh
KB sebanyak 16 orang, dengan kata lain dalam 1 Kecamatan, terdapat 1 Penyuluh KB.
Dairi memiliki 5 Kelurahan dan 161 Desa.
Berdasarkan monitoring dan evaluasi perjanjian kinerja PKB/PLKB Provinsi Sumatera
Utara Pada Tahun 2020, Kabupaten Dairi dalam kategori kurang baik. Hanya pada
indikator pemakaian mPCR, jumlah keluarga BKB,BKR,BKL, dan jumlah remaja yang
ikut PIK R/M yang mencapai target yang cukup baik yang berkisar 71-100%.

Pada sisi lain, Kabupaten Dairi memiliki banyak target capaian yang rendah dalam
kelompok kegiatan seperti jumlah KB aktif baru,jumlah KB aktif MKJP,jumlah KB
aktif tambahan,jumlah keluarga yang ikut UPPKS,kader yang menginstal aplikasi silili
keren,jumlah sosialisai penerapan 3M, jumlah keluarga yang telah didata dalam
pendataan keluarga tahun 2021. Tentunya ini akan menjadi bahan evaluasi bagi para
Penyuluh KB dan OPD KB pada Kabupaten dairi agar kedepannya mencapai target
yang diinginkan.

B. Kendala/Permasalahan Yang Dihadapi


1. Jumlah PLKB tidak sebanding dengan aplikasi
2. Belum ada dana untuk melakukan kegiatan
3. Pembinaan kelompok tidak bias dilakukan karena covid -19
4. Calon akseptor masih enggan melakukan pelayanan KB dipuskesmas
XIX. Kabupaten Deli Serdang
A. Kondisi Umum dan Capaian kerja
1. Kecamatan Patumbak
Berdasarkan capaian yang dikirimkan, Penyuluh KB Kecamatan Patumbak
mencapai target dengan sangat baik, bahkan untuk setiap sasaran mencapai target
diatas 100%. Adapun yang tidak mencapai target pada setiap Penyuluh KB adalah
pada indikator jumlah keluarga yang didata dalam pendataan keluarga 2021 yang
bernilai 0%.
2. Kecamatan STM Hilir

40
Adapun capaian Kecamtaan STM Hilir cukup baik yakni pencapaian target
mencapai 100% secara keseluruhan pada indikator pemakaian mPCR, KB aktif
MKJP dan jumlah keluarga dalam POKTAN. namun beberapa capaian yang cukup
rendah pada setiap Penyuluh KB yaitu UPPKS,PIK R/M,kader IMP PPKBD yang
menginstal aplikasi silili keren, penerapan sosialisasi 3M, dan jumlah keluarga yang
didata dalam pendataan keluarga tahun 2021 yang hanya ini masing masing bernilai
0%.
3. Kecamatan STM Hulu
Secara keseluruhan, capaian untuk pemakaian MCPR, peserta KB aktif MKJP dan
jumlah kesertaan keluarga pada BKB,BKR,BKL cukup baik rata- rata mencapai 71-
115%. Adapun capaian yang rendah adalah jumlah peserta KB aktif tambahan yang
rata-rata hanya mencapai 31-59%. Selain itu capaian yang menonjol ada pada
UPPKS dan PIK-R/M dimana untuk Kecamatan ini semua Penyuluh KB tidak
memiliki capaian.
4. Kecamatan Sunggal
Capaian untuk Kecamatan ini bervariatif. Apresiasi diberikan kepada Penyuluh KB
atas nama Dra. Rahmawaty Simamora yang memiliki capaian sangat baik yakni
96%-166,67%. Adapun target yang tidak tercapai adalah PIK-R/M dan pendataan
keluarga 2021. Selain itu, Penyuluh KB atas nama Siti Hadijah dan Polma Siregar
memiliki capaian yang rendah untuk target UPPKS,PIK-R/M, sosisalisai 3M dan
pendataan keluarga 2021. Setelah dievaluasi, Penyuluh KB ini memiliki target yang
sangat tinggi sehingga kurang representatif.
5. Kecamatan Hamparan Perak
Kecamatan Hamparan Perak adalah satu-satunya Kecamatan dimana seluruh
Penyuluh KB nya berhasil mencapai target 100% pada rata-rata semua target. Akan
tetapi pada indikator IMP PPKBD yang menginstal aplikasi silili keren, sosialisai
3M dan pendataan keluarga tahun 2021 tidak mencapai target sama sekali.
6. Kecamatan Bangun Purba
Tidak mengirim laporan MONEV Triwulan 1.
7. Kecamatan Kutalimbaru
Secara umum, capaian target di Kecamatan ini kurang baik untuk semua target yang
hanya berkisar 0-47%. Hanya pada indikator pemakain mPCR yang mencapai
target pada setiap Penyuluh KB di kecamatan ini
8. Kecamatan Percut Sei Tuan

41
Adapun capaian yang tinggi diperoleh oleh PKB an rosita silitonga,SKM rata rata
untuk semua target diatas 100%, namun secara keseluruhan, hampir seluruh
Penyuluh KB Kecamatan Percut Sei Tuan mencapai target yang sangat kurang
berada pada range 20-29%.
9. Kecamatan Pancur Batu
Capaian mCPR dan KB aktif MKJP mencapai 77-100%, untuk capaian peserta KB
aktif tambahan cukup variatif mulai dari 5%-80%. Selain itu, terdapat Penyuluh KB
atas nama Marlin Barus yang tidak mencapai BKL, UPPKS, PIK-R/M, UPPKS.
Selain itu, terdapat Penyuluh KB atas nama Dewi Susianti yang mencapai 65%
untuk keseluruhan target capaian kesertaan POKTAN. Namun secara keseluruhan
capaian Kecamatan ini cukup baik.
10. Kecamatan Sibolangit
Dari seluruh PKB Kecamatan Sibolangit capaian tertinggi dicapai oleh PKB atas
nama Raswinna Tarigan pada target jumlah keluarga kesertaan POKTAN tercapai
diatas 100%. Adapun yang tidak tercapai sama sekali hanya PIK-R/M dan jumlah
pendataan keluarga 2021. Selain itu Penyuluh KB lain memiliki target yang tidak
realistis seperti target peserta KB aktif MKJP yang hanya bernilai 25% , KB aktif
tambahan sebesar 25%. Hal ini menyebabkan angka capaian menjadi sangat besar.
Secara keseluruhan rata-rata PKB di Kecamatan Sibolangit tidak mencapai capaian
target pada kategori UPPKS,PIK-R/M dan jumlah pendataan keluarga tahun 2021.
11. Kecamatan Tanjung Morawa
Adapun capaian di Kecamatan Tanjung Morawa cukup bervariatif. Banyak PKB
yang mencapai 25%. Adapun capaian yang tinggi adalah pada PKB an Samaria Br
Tarigan, an Dra Rapinem Br Marpaung dan an Sukarmiati, SKM.
12. Kecamatan Labuhan Deli
Capaian di Kecamatan Labuhan Deli rata-rata mencapai 100% pada kategori
kesertaan POKTAN. Disamping itu untuk capaian MKJP, peserta KB baru, peserta
KB aktif tambahan mencapai di atas 100%. Adapun yang rendah adalah PIK-
R/M,kader IMP PPKBD yang menginstal aplikasi silili keren, sosialisasi 3M dan
pendataan keluarga tahun 2021.
13. Kecamatan Baringin
Capaian tertinggi di Kecamatan Baringin ada pada MCPR, peserta KB baru, MKJP
dan peserta KB aktif tambahan. Adapaun yang tertinggi pada capaian MCPR karena

42
rata-rata capaian pemakaian di MCPR sejumlah 122%. Disamping itu, capaian yang
rendah adalah BKB, BKR dan BKL yang mencapai 16-62%.
14. Kecamatan Biru-Biru.
Capaian MCPR, KB baru, KB aktif MKJP di Kecamatan Biru-Biru cukup baik.
Adapun capaian yang rendah adalah UPPKS,PIK-R/M, kader IMP PPKBD yang
menginstall aplikasi silili keren, sosialisasi 3M dan pendataan keluarga tahun 2021.
15. Kecamatan Batang Kuis
Pencapaian di Kecamatan Batang Kuis sangat rendah yang berada pada range 24-
61% untuk semua target. Namun pada PKB an Rehulina target KB aktif tambahan
mencapai 254%.
16. Kecamatan Pantai Labu
Kecamatan Pantai Labu memiliki capaian yang baik pada MKJP,MCPR,BKB,BKR
dan BKL. Sementara itu beberapa Penyuluh KB yang rendah yakni dibawah 30%
pada target peserta KB baru dan peserta KB aktif tambahan.
17. Kecamatan Namorambe
Pemakaian MCPR di Kecamatan ini 72,66% , untuk peserta KB baru, dan MKJP
cukup baik yakni dalam range 80%-120%. Untuk capaian seluruh PKB tidak
memiliki target serta capaian untuk UPPKS,PIK-R/M, IMP PPKBD dan pendataan
keluarga tahun 2021.
18. Kecamatan Galang
Capaian di Kecamatan Galang menunjukkan bahwa rata-rata untuk semua target
sangat bervariatif. Ada yang laporannya buruk dan ada yang tinggi.
19. Kecamatan Pagar Merbau
Capaian di Kecamatan Pagar Merbau sangat rendah yang berada pada range
dibawah 50% untuk semua target.
20. Kecamatan Gunung Meriah
Gunung Meriah hanya dibina oleh 2 orang Penyuluh KB yakni Daurekna Purba dan
Elisabeth Tarigan. Adapun capaian yang didapat oleh 2 orang Penyuluh KB ini
berada pada range dibawah 70% untuk semua target.
21. Kecamatan Lubuk Pakam
Capaian target di Kecamatan Lubuk Pakam cukup tinggi di semua aspek kecuali
kesertaan KB seperti BKB, BKR, BKL, UPPKS dan PIK/R yang rata-rata berada
di range 30-50%.
22. Kecamatan Beringin

43
Capaian target di Kecamatan beringin mencapai lebih dari 100% pada pemakaian
MCPR, dan peserta KB aktif MKJP. Capaian yang rendah berada pada target BKB,
BKR, BKL yang berada di bawah 50% dan untuk UPPKS, PIK R/M mencapai
100%.
23. Kecamatan Deli Tua
Capaian target di Kecamatan Deli Tua mencapai target dari lebih 100% untuk
indikator mPCR,MKJP,BKB,BKR,BKL. Adapun yang tidak mencapai target sama
sekali untuk indikator UPPKS dan PIK R/M.

B. Kendala Dan Permasalahan Yang Dihadapi

Terhalangnya kegiatan penyuluhan karena pandemi covid-19


XX. Kabupaten Humbang Hasundutan
A. Kondisi dan Capaian Kinerja
Kabupaten Humbahas merupakan Kabupaten yang baru dibentuk pada tahun 2003,
memiliki luas 2503km2 , dengan 10 Kecamatan dan 153 Desa. Kabupaten ini memiliki
6 orang Penyuluh KB. Dengan perbandingan Penyuluh Kb dengan kecamatan maka 1
Kecamatan dibina oleh 1 dan 2 orang Penyuluh KB.
Adapun capaian kinerja Penyuluh KB di Humbang Hasundutan adalah sebagai berikut
:
1. Erita Clara ( tidak mengirim Monev)
2. Irawati Purba
Memiliki capaian MCPR sebesar 88.01%, MKJP 120%,BKB 75%, BKR 66,66%,
BKL 82.81, UPPKS 100%.
3. Nurleli M. Silaban (tidak mengirim Monev)
4. Kartika Pakpahan
Capaian Mpcr 92,59 %, MKJP 126.02%, BKB 85,71%,BKR 75%. Untuk target
peserta KB aktif tambahan sangat rendah yaitu 24%.
5. Derita Tinambunan ( tidak mengirim Monev)
6. Rista Mariana Sihombing
Adapun target MCPR, MKJP, KB aktif tambahan, BKB,BKR,BKL berada pada
range 77-117,8 %.

B. Kendala Dan Permasalahan Yang Dihadapi

1. Masih banyak masyarakat yang sulit edukasi untuk ber-KB

44
2. Sebagian kader masih kurang aktif lapangan
3. Kurangnya dana
4. Kader IMP tidak memiliki memory untuk menginstal aplikasi silili keren
XXI. Kabupaten karo
A. Kondisi Umum dan Capaian Kinerja
Kabupaten Karo terdiri dari 17 Kecamatan dengan jumlah Penyuluh KB sebanyak 8 orang.
Karo memiliki 259 Desa dan 10 Kelurahan. Berdasarkan rasio perbandingan, jumlah
kecamatan di Kabupaten Karo tidak sesuai dengan jumlah Penyuluh KB yang tersedia.
Dengan kata lain, Kabupaten Karo kekurangan tenaga lini lapangan.
Apabila dilihat dari capaian kinerjanya, Penyuluh KB di Kabupaten ini untuk periode
triwulan 1 ini mencapai target yang rendah. Hanya pada aspek pemakaian mPCR yang
mencapai nilai 77-90%. Tentunya ini menjadi bahan evaluasi bagi PKB dan OPD PKB
kabupaten ini.
Berikut merupakan capaian dari Penyuluh KB Kabupaten Karo :
1. Linda, SE memiliki capaian yang tinggi pada aspek mPCR,MKJP,BKB,BKR,BKL
berada pada range 75- 87%.
2. Eltria Citra Sebayang memiliki capaian mPCR 80%. Dan untuk keseluruhan aspek
hanya mencapai nilai pada range 0-35% saja
3. Bersenyawati mencapai seluruh target perjanjian kinerja 2020 dengan baik yakni 67-
100%. Namun pada IMP PPKBD, sosialisai 3M dan pendataan keluarga tahun 2021
tidak mencapai target sama sekali.
4. Hotmarintan Damanik, hanya pemakaian mPCR yang mencapai target 77%. Akan tetapi
secara keseluruhan target perjanjian kinerja hanya berkisar 0-25%.
5. Bastar Barus memiliki target capaian kinerja keseluruhan 0-74 %.
6. Eela Utharie mencapai target mPCR 80%. Namun untuk keseluruhan target kinerja
berada di bawah 25%.
7. Mariati br Sitepu, mencapai seluruh target di bawah 50%, hanya target mPCR yang
mencapai 78%
8. Sri Hawani Ginting memiliki capaian target mPCR 80%. Dan untuk semua target berada
di bawah 50%.

B. Kendala Dan Permasalahan Yang Dihadapi

1. Karena pandemi covid-19 tidak diizinkan melakukan kegiatan

45
2. Jalan akses yang bebrukit dan tidak adanya angkutan umum menuju desa untuk
melakukan penyuluhan
3. Susah jaringan didesa
4. SDM yang kurang
XXII. Kabupaten Nias
A. Kondisi Umum dan Capaian Kinerja

Nias diresmikan sebagai Kabupaten pada tahun 2006, dengan ibu kota Kabupaten adalah
Gido. Adapun luas wilayah Kabupaten Nias adalah 853,4𝑘𝑚2 . Kabupaten Nias memiliki 5
orang Penyuluh KB dengan 10 Kecamatan dan 170 Desa/Kelurahan. Secara perbandingan,
Penyuluh KB juga kurang sebanding dengan banyaknya daerah yang harus dibina. Adapun
capaian dari Penyuluh KB Kabupaten Nias adalah sebagai berikut :
1. Febrina Amalina, SKM
Memiliki capaian yang kurang baik. Hanya pada target mPCR,MKJP,BKB,BKR,BKL
dan UPPKS berkisar pada 67-100%.
2. Bobbi Happy Syukur
Secara keseluruhan capaian kinerja pada PKB ini sangat kurang berada dibawah 30%.
3. Sheyla Riyani Utami Saragih, SKM
Target capaian MKJP yang mencapai target yang cukup baik 67%. Secara keseluruhan
target kinerja berada dibawah 50%.
4. Rawati Zai (tidak mengirim Monev)
5. Sumarni Zandroto (tidak mengirim Monev)
B. Kendala/Permasalahan
1. Pendataan keluarga yang belum terlaksana
2. Belum berminatnya keluarga dalam UPPKS
3. Jarak ke desa yang cukup jauh
4. Jarak Faskes yang jauh
XXIII. Kabupaten Nias Barat
A. Kondisi Umum dan Capaian Kinerja
Kabupaten Nias Barat merupakan pemekaran dari Kabupaten Nias pada tahun 2009.
Berikut adalah daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Nias Barat. Kabupaten
Nias Barat terdiri dari 8 kecamatan dan 105 desa dengan luas wilayah mencapai 473,73
km² dan jumlah penduduk sekitar 92.154 jiwa (2017) dengan kepadatan penduduk 194
jiwa/km². Adapun jumlah Penyuluh KB di Kabupaten Nias Barat berjumlah 3 orang.

46
1. T. Poppy Agnam Zalukhu (tidak mengirim Monev)
2. Estetika Lombu, SKM (tidak mengirim Monev)
3. Dwi Agusniar Harefa, Am.Kep
Target tercapai dengan sangat baik pada keseluruhan target POKTAN BKB, BKR,
BK, UPPKS yakni mencapai 100%. Selanjutnya,peserta KB aktif tambahan 260%.
Disamping itu peserta PIK R/M dan pendataan keluarga 2021 tidak tercapai sama
sekali.
B. Kendala/Permasalahan
1. Sarana dan prasarana yang tidak memadai/jalan rusak
2. Pengetahuan masyarkat yang sangat primitive
XXIV. Kabupaten Pak Pak Barat
A. Kondisi Umum dan Capaian Kinerja
Pak-pak Bharat memiliki 8 Kecamatan dan 52 Desa. Adapun jumlah Penyuluh KB di
Kabupaten Pak-Pak Bharat adalah sejumlah 8 orang dengan rasio 1 Kecamatan dibina
oleh 1 orang Penyuluh KB.
Secara umum, capaian di Pak-Pak Bharat cukup rendah. Seluruh PKB pada kabupaten
ini tidak ada yang mencapai target. Semua capaian kinerja berada dibawah 50%.
Tentunya ini sangat menjadi bahan evaluasi kedepannya bagi PKB dan OPD PKB.

B. Kendala/Permasalahan
1. Pandemi COVID-19 membatasi pelayanan dan pembinaan kelompok kegiatan
2. Tidak ada anggaran untuk pembiayaan pelaksanaan pertemuan POKTAN
3. Masyarakat takut datang ke Fasilitas Kesehatan karena Pandemi COVID-19.
4. Pembentukan kelompok UPPKS belum dilakukan.
5. Calon akseptor enggan dilayani di Puskesmas.
XXV. Kabupaten Serdang Bedagai
A. Kondisi Umum dan Capaian Kinerja

Jumlah Penyuluh KB di Serdang Bedagai adalah 32 orang dan jumlah Kecamatan di


Serdang Bedagai adalah 8 Kecamatan. Adapun rasio perbandingannya adalah Secara
umum, capaian Kabupaten Serdang Bedagai cukup baik. Adapun angka yang mencolok
dari seluruh capaian adalah pada indikator mPCR,MKJP,jumlah keluarga dalam
POKTAN, UPPKS dan PIK R/M memperoleh target yang cukup baik.

47
Namun, terdapat beberapa Penyuluh KB yang mendapatkan apresiasi karena capaian
kinerja mereka yang lebih dari 100% seperti :

1. Nurtiana Ginting, Skm, secara keseluruhan capaian target pada Penyuluh KB ini
berkisar dari 73-101,4 %. Hanya pada target peserta KB aktif tambahan saja yang
bernilai 38%
2. Epita Marpaung, capaian target yang sangat baik 74-122,4% untuk semua target,
akan tetapi pada peserta KB aktif tambahan dan PIK R/M cukup rendah dibawah
50%.
3. Sri Widati, pada penyuluh KB ini pada target POKTAN berkisar 50-64%, akan
tetapi pada keseluruhan capaian target kinerja cukup baik diatas 100% pada peserta
KB baru, MKJP,peserta KB aktif tambahan,UPPKS,IMP PPKBD yang menginstal
aplikasi silili keren, penerapan sosialisasi 3M dan pendataan keluarga 2021.

B. Kendala/Permasalahan
1. Sulitnya mengumpulkan kelompok sasaran
2. Adanya Pandemi COVID-19 sehingga terbatas kegiatan yang bisa diikuti
XXVI. Kabupaten Sibolga
A. Kondisi Umum dan Capaian Kinerja
Sibolga berada di daerah Pesisir Timur Sumatera dengan jumlah Kecamatan sebanyak 4
Kecamatan, dan memiliki Penyuluh KB sebanyak 16 orang. Apabila dibandingkan maka
rasio perbandingan antara kecamatan dengan Penyuluh KB adalah 1:4.
Secara umum, capaian kinerja Penyuluh KB sangat baik, karena hampir rata-rata setiap
PKB mencapai seluruh sasaran dalam rentang di atas 80-100% bahkan beberapa dapat
mencapai di atas 100%. Namun dari keseluruhan, Penyuluh KB Kota Sibolga banyak
terkendala dalam mencapai Jumlah peserta KB baru,KB aktif tambahan, sosialisasi 3M,
dan pendataan keluarga 2021.Kondisi ini pun tidak terlepas dari Pandemi COVID-19 yang
diduga mempengaruhi pencapaian target peserta KB aktif tambahan di Kota Sibolga.

B. Kendala/Permasalahan
1. PUS enggan berKB karena takut pandemi covid-19
2. Sulitnya melakukan kegiatan penyuluhan karena pandemi covid-19
XXVII. Kabupaten Tapanuli Tengah
A. Kondisi Umum dan Capaian Kinerja

48
Tapanuli Tengah adalah sebuah kabupaten di Sumatera Utara, dengan ibukotanya
adalah Pandan yang lokasinya berbatasan dengan Kota Sibolga. Kabupaten Tapanuli
Tengah terdiri dari 20 kecamatan, 56 kelurahan, dan 159 desa dengan luas wilayah
mencapai 2.188,00 km² dan jumlah penduduk sekitar 357.209 jiwa (2017) dengan
kepadatan penduduk 163 jiwa/km².
Berdasarkan laporan yang dikirimkan hanya pada indikator pemakaian mPCR, peserta
KB aktif MKJP, jumlah peserta dalam BKB,BKR,BKL yang mencapai target cukup
baik. Secara keseluruhan capaian target pada kabupaten ini kurang baik. Ini sangat
menjadi bahan evaluasi kedepannya bagi Penyuluh KB dan OPD KB di Kabupaten ini
agar pada periode selanjutnya dapat mencapai target yang cukup baik.
B. Kendala/Permasalahan
1. Masa Pandemi membuat terhambat turun lapangan dan melakukan pembinaan
POKTAN
2. Masyarakat takut dikunjungi dimasa pandemi COVID-19.
3. Kurangnya keingin tahuan masyarakat mengenai Keluarga Berencana.

49
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan kegiatan kerja praktik yang diadakan di Kantor Perwakilan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Utara , Pada Tanggal 18 Agustus
s/d 18 September 2020, maka penulis dapat mengambil kesimpulan yakni kegiatan kerja
praktik yang sering di sebut dengan kegiatan magang merupakan salah satu langkah yang tepat
untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa khususnya program Strata I dalam menghadapi
dunia kerja nyata. Hal ini sangatlah penting untuk tetap dijalankan di setiap perguruan tinggi
negeri maupun swasta. Setelah melaksanakan kegiatan kerja praktik selama 1 bulan di BKKBN
Provinsi Sumatera Utara, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagi berikut:

1. Kerja sama yang selama ini berjalan di BKKBN Provinisi Sumatera Utara terjalin
dengan baik dengan pihak luar yang ingin meminta data-data yang dibutuhkan guna
untuk membuat penelitian-penelitian , dan skripsi.
2. BKKBN merupakan badan kependudukan dan keluarga berencana nasional yang mana
didalamnya ada penyuluh KB yang melakukan penyuluhan disetiap daerah di sumatera
utara dan akan dievaluasi setiap triwulannya
3. BKKBN berdasarkan keputusan Presiden RI No.103 Tahun 2001 yang diikuti dengan
keputusan Presiden RI No.110 Tahun 2001 dalam keputusan presiden ini dikokohkan
kembali bahwa BKKBN tetap mempunyai pelaksanaan tugas Pemerintah di bidang
keluarga berencana dan keluarga sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan yang berlau sebagai lembaganon departemen dipimin oleh
seorang kepala dan berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden
melalui koordinasi Menteri Kesehatan RI
4. Dengan adanya praktek kerja lapangan akan menambah pengetahuan, pengalaman, dan
wawasan sehingga mahasiswa dapat membiasakan diri dengan lingkungan kerja.
5. Kegiatan praktek kerja lapangan sangat baik dan diperlukan untuk membantu
mahasiswa lebih memahami bagaimana mempersiapkan diri untuk masuk ke dunia
kerja yang sebenarnya ketika selesai kuliah dan dapat meningkatkan keterampilan dan
menambah wawasan.
5.2 Saran

a. Saran Bagi Mahasiswa

50
1. Mahasiswa diharapkan untuk memanfaatkan pelaksanaan praktek kerja lapangan untuk
mengasah kemampuan serta menerapkan ilmu yang didapatkan selama perkuliahan.
2. Mahasiswa lebih meningkatakan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
kedispilinan,kerapian, dan keramah tamahan dan menjaga nama baik Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara.

b. Saran Bagi Perusahaan

1. Perusahaan hendaknya lebih intensif dalam membimbing mahasiswa selama praktek


kerja lapangan berlangsung agar tidak terjadi kesalahan dalam bekerja.
2. Perusahaan diharapkan bisa memberikan data yang dibutuhkan mahasiswa untuk
menyelesaikan studinya, sejauh tidak melanggar kerahasiaan perusahaan.

51
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Kependudukan_dan_Keluarga_Berencana_Nasional

https://www.bkkbn.go.id/pages/tugas-pokok-dan-fungsi

https://www.bkkbn.go.id/pages/sejarah-bkkbn

52
Lampiran 1
Surat Permohonan Kulia Kerja Praktik

53
Lampiran 2
Surat Balasan Kuliah Kerja Praktik

54
Foto-Foto Saat KKP di Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara

55

Anda mungkin juga menyukai