1994-Article Text-4982-1-10-20211114
1994-Article Text-4982-1-10-20211114
ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh budaya kaizen terhadap kinerja, pengaruh disiplin kerja terhadap
kinerja, pengaruh kompetensi terhadap kinerja.. Tanggapan valid yang diterima melalui
kuesioner terstruktur adalah 65 pegawai kantor kementerian agama Kabupaten Wonosobo.
Regresi berganda digunakan untuk memvalidasi hipotesis dari tinjauan pustaka.
Hasil penelitian ini menunjukkan Variabel budaya kaizen diperoleh koefisien regresi 0,520
dengan probability pada 0,000<0,05 dengan thitung 6,387 >
ttabel 1,99897, artinya budaya kaizen mempunyai pengaruh positif terhadap variabel Kinerja
pegawai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima. Variabel disiplin kerja diperoleh
koefisien regresi 0,352 dengan probability 0,005<0,05 dengan thitung 2.949 > ttabel 1,99897, artinya
bahwa variabel disiplin kerja secara individu mempunyai pengaruh positif terhadap variabel
Kinerja pegawai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 diterima. Variabel kompetensi
diperoleh koefisien regresi 0,206 dengan probability 0,028 <0,05 dengan thitung 2,254 > ttabel
1,99897artinya kompetensi mempunyai pengaruh positif terhadap variabel Kinerja pegawai.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 diterima.
Kata Kunci : budaya kaizen, disiplin kerja, kompetensi, kinerja.
ABSTRACT
This study examines the influence of kaizen culture on
performance, the effect of work discipline on performance, and the effect of competence on
performance. The valid responses received through the structured questionnaire were 65 employees of
the Wonosobo Regency religious office. Multiple regression was used to validate hypotheses from the
literature.
The results of this study indicate that the kaizen culture variable has a regression coefficient of 0.520
with a probability of 0.000 <0.05 with tcount 6,387 > ttable 1,99897, meaning that kaizen culture has
a positive influence on the employee performance variable. So it can be said that H1 is
accepted. The work discipline variable obtained a
regression coefficient of 0.352 with a probability of 0.005 <0.05 with tcount 2,949 > ttable 1,99897,
meaning that the individual work discipline variable has a positive influence on the employee
performance variable. So it can be said that H2 is accepted. This variable has a regression coefficient
of 0.206 with a probability of 0.028 <0.05 with tcount 2.254 > ttable 1.99897. So it can be said that H3 is
accepted.
Key words: kaizen culture, work discipline, competence, performance
40
Journal of Economic, Business and Engineering (JEBE) Vol. 3, No. 1, Oktober 2021 E-ISSN: 2716-2583
konsumen berfokus pada kualitas produk manusia sangat penting bagi perusahaan
yang tinggi, harga rendah, ketersediaan, dalam mengelola, mengatur, dan
organisasi harus menggunakan praktik, memanfaatkan karyawan, sehingga dapat
strategi, dan alat manajemen terbaik. Hasil berfungsi secara produktif untuk tercapainya
penelitian lama teori ekonomi dan praktek tujuan perusahaan tersebut. (Yusuf, 2018).
manajemen menunjukkan bahwa perbaikan SDM yang maju dalam kinerja PNS
terus-menerus memiliki manfaat besar pada Kantor Kementerian Agama adalah
dalam tujuan mencapai keunggulan dalam pelayanan pegawai turut berperan
kompetitif. Yaitu, perbaikan terus-menerus serta, pembinaan serta pembimbingan di
dianggap sebagai kunci untuk mencapai bidang Umrah dan haji, pelaksanaan
keunggulan dalam produksi dan proses kebijakan teknis di bidang pengelolaan
bisnis lainnya. Dalam perbaikan terus- administrasi dan informasi,
menerus banyak organisasi menemukan cara pengkoordinasian, dan pelaksanaan
untuk secara efektif dan efisien mengelola hubungan dengan pemerintah daerah,
berbagai proses bisnis yang kompleks, instansi terkait, dan lembaga masyarakat
seperti pengadaan, pengiriman, dalam rangka pelaksanaan tugas kementerian
pengembangan produk baru dan lain-lain. di Kabupaten/Kota. PNS yang profesional
Tidak dapat dipungkiri bahwa perbaikan dan berprestasi menurut visi, misi dan tujuan
terus-menerus telah menjadi faktor yang organisasi yang mengembangkan pelayanan
sangat relevan bagi keberhasilan bisnis yang kepada masyarakat. Oleh karenanya dituntut
berkelanjutan. Banyak pertimbangan teoretis adanya kompetensi dan kedisiplinan yang
dalam literatur kontemporer dan handal dalam melaksanakan tugasnya baik
pengalaman praktis memberikan banyak secara intern maupun ekstern dengan
bukti kinerja organisasi yang lebih baik menciptakan kondiri kerja yang kondusif dan
berdasarkan keberhasilan implementasi dinamis dalam menyelesaikan tugas.
perbaikan berkelanjutan sebagai alat dan Paradigma baru penyelenggaraan
filosofi manajemen (Quesada-Pineda, pemerintahan di era reformasi dan demokrasi
Madriga, 2013). serta mulai diberlakukannya Undang-undang
Belakangan, dalam literatur baru dan No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan
praktik bisnis terbaik, ada diskusi yang Daerah dan Undang-undang No. 25 tahun
paling umum tentang konsep-konsep 1999 tentang Pemerintah Pusat dan Daerah,
berikut: produksi ramping, six sigma, teori menjadi acuan pelaksanaan Otonomi Daerah.
batas, kontrol kualitas, Kaizen dll. Kaizen Undang-undang terbaru No. 32 tahun 2004,
adalah teknik manajemen Jepang yang aparatur pemerintah yang merupakan
berfokus pada perbaikan melalui berbagai kelompok pelaksana kegiatan pemerintahan
gerakan kecil, langkah dan gagasan untuk dalam rangka program-program, dituntut
meningkatkan produktivitas tenaga kerja, untuk lebih tanggap, profesional di
efisiensi usaha, kualitas produk dan layanan bidangnya, inovatif, dan mempunyai
serta kinerja operasional dan keuangan kemampuan untuk dapat
lainnya. Setelah penerapan yang bermanfaat mengimplementasikan keinginan yang
di banyak organisasi Jepang, teknik ini telah dimaksud menjadi kenyataan.
memicu minat besar di kalangan peneliti dan Begitupun dengan Kantor Kementerian
praktisi akademis dalam arti mencapai Agama Kabupaten Wonosobo yang
keluaran berkualitas tinggi dengan upaya merupakan bagian dari aparatur pemerintah,
minimal. Kaizen menjadi alat manajemen memiliki peran yang sama dalam
yang populer dan dapat diterapkan di negara meningkatkan kinerja untuk terciptanya
lain di seluruh dunia. Tidak diragukan lagi, pemerintahan yang lebih baik. Itu semua
itu telah memperoleh status proses global. berpedoman kepada Peraturan Menteri
Peranan sumber daya manusia (SDM) Agama (PMA) Nomor 13 Tahun 2012
memiliki kedudukan yang sangat penting tentang organisasi dan tata kerja instansi
dan strategis di dalam organisasi untuk vertikal kementerian agama. PMA tersebut
mencapai tujuan organisasi. Sumber daya mengatur tentang organisasi dan tata kerja
41
Journal of Economic, Business and Engineering (JEBE) Vol. 3, No. 1, Oktober 2021 E-ISSN: 2716-2583
42
Journal of Economic, Business and Engineering (JEBE) Vol. 3, No. 1, Oktober 2021 E-ISSN: 2716-2583
43
Journal of Economic, Business and Engineering (JEBE) Vol. 3, No. 1, Oktober 2021 E-ISSN: 2716-2583
peraturan sehingga dapat menjadi kendali manajemen dalam suatu organisasi. Olson
dan indikator yang berkaitan dengan kinerja dan Bolton (2002) dalam Green (1999)
karyawan. Davis dan Newstrom (1985), menunjukkan bahwa kompetensi mengacu
bagaimanapun, mendefinisikan disiplin pada individu atau organisasi. Karakteristik
sebagai tindakan manajemen untuk individu meliputi kinerja pengetahuan dan
menegakkan standar organisasi. Disiplin keterampilan teknis, serta kompetensi
adalah bentuk pelatihan yang menegakkan kontribusi individu. Meskipun keterampilan
aturan organisasi (Mathis dan Jackson, teknis yang mencakup disiplin berbasis
2002). Disiplin adalah kemampuan untuk pengetahuan, serta keterampilan penelitian
menguasai diri sendiri dan menerapkan sangat penting, beberapa literatur menyoroti
norma-norma yang berlaku dalam kehidupan pentingnya keterampilan kinerja dan
bersama (Saydam, 1997). Disiplin adalah kompetensi kontributor individu (yaitu
prosedur yang mengoreksi atau menghukum keterampilan komunikasi dan kemampuan
bawahan karena melanggar aturan atau kerja tim) sebagai faktor yang berkontribusi
prosedur. Disiplin merupakan salah satu terhadap produktivitas organisasi. Bentuk
bentuk pengendalian diri dan pelaksanaan organisasi semacam ini diharapkan oleh
suatu organisasi pegawai (Simamora, 1999). pekerja (Jonach dan Sommerlatte, 1999).
Hasil penelitian Hestini (2020) Selanjutnya, Bass dan Avolio (1990)
menyimpulkan bahwa disiplin kerja mendefinisikan kompetensi inti sebagai
berpengaruh positif terhadap kinerja seperangkat keterampilan dan teknologi
karyawan. Hasil penelitian Siti Maryam, yang memungkinkan suatu organisasi
Renny Sri Purwanti, Mujaddid Faruk (2020) memberikan manfaat tertentu kepada
menunjukkan bahwa disiplin kerja tidak pelanggan agar dapat bersaing secara lebih
berpengaruh terhadap kinerja karyawan. efektif. Organisasi memiliki kompetensi
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat yang diperlukan dan kompetensi pembeda.
dihipotesiskan sebagai berikut : Kompetensi yang diperlukan adalah semua
H2 : adanya pengaruh yang positif kompetensi yang menciptakan nilai,
Disiplin kerja terhadap kinerja sedangkan kompetensi pembeda adalah
Kompetensi kompetensi yang memberikan posisi
Kompetensi secara luas dapat kompetitif pada organisasi atau kelompok
didefinisikan sebagai karakteristik dasar organisasi tertentu (misalnya pangsa pasar,
individu yang memiliki hubungan sebab reputasi ilmiah). Glick (2004) mengatakan
akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan, bahwa sebuah organisasi perlu
kinerja yang efektif dan unggul di tempat mempertimbangkan kesuksesan masa depan
kerja atau dalam situasi tertentu. sebagai persiapan untuk pengembangan dan
Karakteristik dasar mengandung pengertian kerjasama. Menurut Glick (2004),
bahwa kompetensi harus bersifat kompetensi seseorang dapat ditunjukkan
fundamental dan mencakup kepribadian dalam bentuk kemampuan seseorang untuk
seseorang serta dapat memprediksi sikap menerapkan pengetahuan dalam bentuk
seseorang terhadap situasi dan aktivitas kerja tindakan..
tertentu (Elbaz et al., 2018). Kompetensi Hubungan kausal berarti kompetensi
didefinisikan sebagai seperangkat dapat digunakan untuk memprediksi kinerja
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang yang unggul, sedangkan kompetensi acuan
harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan kriteria berarti bahwa secara nyata akan
diwujudkan dengan profesionalisme dalam memprediksi seseorang yang bekerja dengan
melaksanakan tugas tanpa meninggalkan baik atau buruk, yang diukur pada kriteria
aspek kepribadian dan kemampuan atau standar tertentu. Dengan demikian dapat
keterampilan sosial dalam melaksanakan dikatakan kompetensi merupakan
tugasnya (Chapman, 1999). karakteristik dasar seseorang yang
Faktor-faktor yang berhubungan dengan memungkinkan untuk memberikan kinerja
kompetensi dianggap cukup luas karena yang unggul dalam suatu pekerjaan, peran
penting untuk keberhasilan staf dan atau situasi (Tan, 2018). Semakin tinggi
44
Journal of Economic, Business and Engineering (JEBE) Vol. 3, No. 1, Oktober 2021 E-ISSN: 2716-2583
45
Journal of Economic, Business and Engineering (JEBE) Vol. 3, No. 1, Oktober 2021 E-ISSN: 2716-2583
46
Journal of Economic, Business and Engineering (JEBE) Vol. 3, No. 1, Oktober 2021 E-ISSN: 2716-2583
oleh variabel lain yang tidak dimasukkan pelatihan dan pendidikan tersebut dapat
dalam model penelitian ini... meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,
PENUTUP konseptual dan moral karyawan dalam
Kesimpulan meningkatkan kinerjanya.
4. DAFTAR PUSTAKA
Dari analisis yang telah dilakukan dan Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian
dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, maka Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Cipta
1. Hipotesis pertama dalam penelitian ini Armiaty, R., Z.Ariffin. 2014. Pengaruh Budaya
terbukti bahwa Budaya kaizen mempunyai Organisasi dan Motivasi terhadap
pengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Kinerja Pegawai Frontliner (Studi pada
Artinya semakin ada perbaiakan terus- Cabang Bank Kalsel yang berada di
menerus dalam budaya kerja maka akan Wilayah Banjarmasin). Jurnal
membuat kinerja pegawai menjadi lebih Wawasan Manajemen, Vol. 2 No.2
baik
2. Hipotesis kedua dalam penelitian ini Bintarti, S. 2015. Metodologi Penelitian
terbukti bahwa Disiplin kerja mempunyai Ekonomi Manajemen. Jakarta: Mitra
pengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Wacana Media
Artinya semakin disiplin dalam bekerja Gardjito, A.H. dkk. 2014. Pengaruh Motivasi
maka akan membuat kinerja pegawai Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap
menjadi lebih baik Kinerja Karyawan (Studi pada
3. Hipotesis kedua dalam penelitian ini Karyawan Bagian Produksi PT.
terbukti bahwa Kompetensi mempunyai Karmand Mitra Andalan Surabaya).
pengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 13.
Artinya semakin berkompeten seorang No.1
pegawai maka akan membuat kinerja
pegawai menjadi lebih baik Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
Saran Multivariate dengan Program SPSS.
Berdasarkan hasil penelitian bisa Semarang: Badan Penerbit Universitas
diajukan beberapa saran sebagai berikut : Dipenogoro
1. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui Hartiningsih, Aditama Maria. 2017. Pengaruh
bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh Disiplin dan Motivasi Kerja terhadap
budaya kaizen. Maka Kementerian Agama Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada
Kabupaten Wonosobo sebaiknya lebih Badan Keuangan dan Aset Daerah
meningkatkan budaya kaizen agar kinerja Kabupaten Sleman). Skripsi Program
pegawai bisa lebih meningkat. Budaya Manajemen Fakultas Ekonomi
kaizen ditingkatkan dengan cara melakukan Universitas Negeri Yogyakarta
perbaikan-perbaikan yang dapat
meningkatkan kualitas kerja. Hasim. 2018. Pengaruh Disiplin Kerja dan
2. Sebaiknya pimpinan pada Kementerian Motivasi terhadap Kinerja Karyawan
Agama Kabupaten Wonosobo selalu PT. Nusa Toyotetsu Corporation
mengawsi dan mengontrol kedisiplinan (Departemen Welding). Skripsi
pegawai didalam mematuhi segala bentuk Program Studi Manajemen Sekolah
peraturan dan norma-norma didalam Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Bangsa
melaksanakan pekerjaan.. Hasibuan, M. 2016. Manajemen Sumber Daya
3. Kompetensi mempunyai pengaruh terhadap Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Kinerja pegawai. Pada Kementerian Agama
Indrajaya, M.H., A.Fathoni, M.Magdalena
Kabupaten Wonosobo seharusnya
Minarsih. 2016. Pengaruh Budaya
menyesuaikan program pelatihan dan
Kaizen terhadap Kinerja Karyawan
pendidikan yang diberikan kepada pegawai
dengan Self Efficacy sebagai variabel
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan
Moderating (Study in PT. Djarum Unit
kebutuhan pegawai sehingga dengan
SKT Kradenan Kudus). Semarang:
47
Journal of Economic, Business and Engineering (JEBE) Vol. 3, No. 1, Oktober 2021 E-ISSN: 2716-2583
48
Journal of Economic, Business and Engineering (JEBE) Vol. 3, No. 1, Oktober 2021 E-ISSN: 2716-2583
49