Anda di halaman 1dari 12

Rumôh

Journal of Architecture - University of Muhammadiyah Aceh


Vol: xxx| No: xxx(XXXX): June/December

BANDAR UDARA TEUKU CUT ALI TAPAKTUAN


DI KABUPATEN ACEH SELATAN
(Tema: Arsitektur Simbolis)

TEUKU CUT ALI AIRPORT TAPAKTUAN


IN SOUTH ACEH DISTRICT
(Theme: Symbolic Architecture)

Asli Mufadhal 1, Mirza Fuady2


1) Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Banda Aceh ( asli.mufadhal2@gmail.com)
2) Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Banda Aceh

ABSTRAK

Kabupaten Aceh Selatan sudah memiliki satu buah bandara yakni Bandar Udara Teuku Cut Ali Tapaktuan,
tetapi saat ini dalam kondisi berhenti atau tidak ada aktifitas dari tahun 2005 (pasca tsunami), karena tidak ada
perawatan, kondisi bangunan dan bandara sangat buruk. Wacana pemerintah daerah untuk menghidupkan kembali
bandara sebagai pusat transportasi dan mobilisasi utama menjadi acuan dalam latar belakang perencanaan dan
perancangan arsitektur.
Istilah Simbolisme adalah sebuah tanda atau lambang-lanbang yang ada kaitan nya dengan sesuatu.
Penerapan arsitektur Simbolisme dalam perancangan bangunan Bandar Udara di Tapaktuan ini menggunakan filosofi
dari sebuah pesawat kertas, sebagai mana pesawat kertas ini bisa di bilang sebuah awal tercipta nya inspirasi dalam
pembuatan sebuah pesawat terbang. Maksud perencanaan Bandara ini adalah secara tidak langsung memudah kan
transportasi udara kepada masyarakat. Perencanaan dan Perancangan Bangunan Bandar Udara Teuku Cut Ali
Tapaktuan di Kabupaten Aceh Selatan terdapat beberapa analisis seperti, analisi fungsional, analisa bangunan, analisa
utilitas. Adapun konsep meliputi Arsitektur Simbolis.
Lokasi Bandar Udara, Jl. Tapatuan-Medan, Desa Tepin Gajah, Kecamatan Pasie Raja, Kabupaten Aceh
Selatan, luas lahan rancangan sebesar 71.800 m² (7,1 Ha), luas lantai bangunan 9611 m², luas keseluruhan lantai
bangunan 19.222 m², massa tunggal dengan 2 lantai bangunan, Adapun fasilitas yang ada di Bandara meliputi, check in,
x-ray, ruang tunggu keberangkatan, airline office, cargo, mushalla, ritail dan ruangan pendukung. , kapasitas 300
penumpang setiap hari nya dengan jenis pesawat B737-200, B747-400, F100-750.

Kata Kunci : Aceh Selatan, Bandara Teuku Cut Ali Tapaktuan, Simbolis

ABSTRACT

South Aceh Regency already has one airport, namely Teuku Cut Ali Tapaktuan Airport, but currently it is in a
state of stopping or no activity since 2005 (post-tsunami), because there is no maintenance, the condition of the building
and the airport is very bad. The local government's discourse to revive airports as the main transportation and
mobilization center becomes a reference in the background of architectural planning and design.
The term symbolism is a sign or symbols that have something to do with something. The application of
Symbolism architecture in the design of the airport building in Tapaktuan uses the philosophy of a paper airplane, as this
paper airplane can be said to be the beginning of the creation of inspiration in the manufacture of an airplane. The
purpose of planning this airport is to indirectly facilitate air transportation for the community. Planning and Building
Design for Teuku Cut Ali Tapaktuan Airport in South Aceh Regency, there are several analyzes such as functional
analysis, building analysis, utility analysis. The concept includes Symbolic Architecture.
Location Airport, Jl. Tapatuan-Medan, Tepin Gajah Village, Pasie Raja District, South Aceh Regency, the
design land area is 71,800 m² (7.1 Ha), the building floor area is 9611 m², the total floor area of the building is 19,222 m²,
a single mass with 2 floors of the building. The facilities at the airport include check-in, x-ray, departure waiting room,
airline office, cargo, prayer room, retail and support rooms. , with a capacity of 300 passengers per day with aircraft types
B737-200, B747-400, F100-750.

Keywords : South Aceh, Teuku Cut Ali Tapaktuan Airport, Symbolic


Rumôh
Journal of Architecture - University of Muhammadiyah Aceh
Vol: xxx| No: xxx(XXXX): June/December

1. PENDAHULUAN mendesain bangunan bandara dengan tema


Bandar udara merupakan prasarana penting simbolis karena berkaitan dengan model dan gaya
dalam kegiatan transportasi udara. Hingga saat bangunan saat ini yang dikombinasikan dengan
ini, hanya pesawat udara yang mampu hal yang ditonjolkan masyarakat Aceh Selatan
meminimalisasikan waktu perjalanan, sehingga sehingga diharapkan nantinya bangunan tersebut
berperan penting dalam sistem transportasi. menjadi ikon dan kebanggaan masyarakat Aceh
Namun, konsekuensi dari transportasi udara Selatan yang mampu memberikan nuansa
adalah biaya yang relatif tinggi, tapi tidak bisa berbeda, khususnya pada dunia arsitektur.
dipungkiri alat transportasi tersebut merupakan 2. DESKRIPSI LOKASI
satu – satunya transportasi tercepat di muka Lokasi merupakan salah satu faktor yang
bumi. menentukan dalam perencanaan dan
Bandar Udara Teuku Cut Ali persisinya perancangan bangunan.Pemilihan lokasi yang
terletak di Desa Teupin Gajah, Jalan Raya
tidak sesuai dapat menyebabkan bangunan tidak
Tapaktuan – Medan, Kecamatan Pasie Raja,
Tapaktuan, Aceh Selatan. Bandara ini memiliki berfungsi maksimal sebagaimana mestinya, serta
ukuran landasan pacu 1.831 x 45 m. Bandara tidak mampu mencapai tujuan yang telah
tersebut berjarak 21 Km dari pusat kota dengan ditentukan.
waktu tempuh lebih kurang 15 menit. Untuk pembangunan Bandar Udara
Bandara tersebut hanya digunakan oleh sebaiknya dicari dan ditetapkan lokasi luas tanah
pesawat jenis fokkerdengan maskapai dan persyaratan sesuai kebutuhan, dan ketentuan
penerbangan yang beroperasi seperti, Batik Air,
yang ada sehingga dapat menunjang
GT Air, Sky Aviation, dan Sriwijaya Air. Namun,
setelah tahun 2005 (pasca tsunami) penerbangan pelayanan.Untuk Perencanaan Bandar Udara di
di Bandar Udara T. Cut Ali berkurang drastis Tapaktuan ini memilih sebuah lokasi yaitu lokasi
hingga saat ini dan bahkan bisa dibilang mati atau Bandara Teuku Cut Ali dilahan yang lama karna,
tidak ada penerbangan umum lagi. Tetapi dekat di aksek dari pusat kota Tapaktuan.
bandara tersebut sesekali digunakan hanya
terbatas untuk pendaratan pesawat para pejabat
negara atau TNI AU.
Saat ini kondisi Bandar Udara T. Cut Ali
Tapaktuan sangat memprihatinkan. Bandara
kebanggaan masyarakat Aceh Selatan itu ibarat
mati suri, kondisi bangunan dan landasan pacu
yang tidak terawat yang dikarenakan semua
karyawan atau staff bandara sudah tidak aktif lagi,
sedangkan petugas dari Dinas Perhubungan Aceh
Gambar 1 Lokasi Tapak
Selatan hanya sesekali datang. Sumber : Dokumen Pribadi, 2017
Berdasarkan penjabaran di atas, maka
Bandar Udara T. Cut Ali perlu dihidupkan kembali.
Fasilitas yang ada saat ini rasanya mubazir jika 3. STUDI LITERATUR
ditelantarkan sehingga peran Pemerintah Daerah 3.1. Klasifikasi Bandar Udara
(Pemda) Aceh Selatan selaku tuan rumah sangat Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan
diharapkan untuk menyiapkan strategi agar Udara :Fungsi bandara merupakan tempat lepas
mampumeyakinkan semua elemen yang terkait landas, mendarat pesawat udara, dan pergerakan
dengan keberadaan dan perkembangan bandara
di darat pesawat udara. Disamping itu Bandar
untuk transportasi dan mobilisasi yang lebih baik,
cepat, aman, nyaman, dan terjangkau kepada udara merupakan simpul dari sistem transportasi
seluruh lapisan masyarakat Aceh Selatan udara. Perencanaan, pembangunanan dan
khususnya dan nasional umumnya. pengoperasian suatu Bandar udara harus
Untuk itu, salah satu cara (strategi) untuk memenuhi ketentuan keselamatan penerbangan
menarik minat elemen yang terkait (pihak yang secara internasional tercantum dalam Annex
bandara) adalah revitalisasi atau redesain Bandar 14 Convention on International Civil Aviation Vol
Udara Teuku Cut Ali Tapaktuan. Direncanakan
Rumôh
Journal of Architecture - University of Muhammadiyah Aceh
Vol: xxx| No: xxx(XXXX): June/December

I : Aerodrome dan Vol II : Heliport.Ketentuan ini 4) Badan Hukum Indonesia.


diadopsi dalam ketentuan Nasional berupa 3.2. Fungsi Direktorat Jendral Perhubungan
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 47 Udara
Tahun 2002 tentang Sertifikasi Operasi Bandar 1) Penyiapan perumusan dan pelaksanaan
Udara dan Keputusan Direktur Jenderal kebijakan di bidang tatanan
Perhubungan Udara terkait lainnya. kebandarudaraan dan lingkungan,
Pengoperasian Bandar udara sesuai prasarana bandar udara, peralatan dan
ketentuan keselamatan penerbangan utilitas bandar udara, personel dan
dimaksudkan untuk menjamin keselamatan operasi bandar udara serta
pengoperasian pesawat udara di Bandar udara. penyelenggaraan bandar udara;
Berkaitan dengan hal tersebut, Penyelenggara 2) Penyiapan penyusunan standar, norma,
Bandar udara mempunyai kewajiban, sesuai pedoman, kriteria, sistem dan prosedur di
ketentuan dalam CASR (Civil Aviation Safety bidang tatanan kebandarudaraan dan
Regulation) 139 : Aerodrome, yaitu : lingkungan, prasarana bandar udara,
1) Memenuhi standar dan ketentuan terkait peralatan dan utilitas bandar udara,
pengoperasian Bandar udara, termasuk personel dan operasi bandar udara serta
arahan Ditjen Pehubungan Udara yang penyelenggaraan bandar udara;
disampaikan secara tertulis; 3) Penyiapan bahan pendelegasian
2) Mempekerjakan personil pengoperasian kewenangan dan pembinaan kepada
Bandar udara yang memiliki kualifikasi/ inspektur bandar udara;
kompetensi sesuai dengan ketentuan 4) Pemberian ijin dan/atau
yang berlaku dan dalam jumlah yang sertifikasi/registrasi dan/atau persetujuan
memadai; dan/atau rekomendasi di bidang tatanan
3) Menjamin Bandar udara (aerodrome) kebandarudaraan dan lingkungan,
dioperasikan dan dipelihara dengan prasarana bandar udara, peralatan dan
tingkat perhatian sesuai dengan utilitas bandar udara, personel dan
ketentuan yang berlaku; operasi bandar udara serta
4) Mengoperasikan dan memelihara Bandar penyelenggaraan bandar udara;
udara sesuai dengan prosedur yang 5) Pemberian arahan, bimbingan, pelatihan
terdapat dalam Aerodrome Manual. serta bantuan teknis di bidang tatanan
Ditjen Perhubungan Udara melakukan kebandarudaraan dan lingkungan,
pembinaan dalam pengoperasian Bandar udara prasarana bandar udara, peralatan dan
berupa penerbitan Sertifikat Operasi Bandar utilitas bandar udara, personel dan
Udara bagi Bandar udara yang telah memenuhi operasi bandar udara serta
kewajiban tersebut di atas, serta melakukan penyelenggaraan bandar udara;
pengawasan berupa audit atau inspeksi secara 6) Penyiapan penyusunan prosedur dan
berkala.Secara luas termasuk dalam pengertian tata cara pelaksanaan pengawasan,
Bandar udara (aerodrome) adalah heliport (tempat pengendalian dan penegakan hukum di
atau struktur yang digunakan untuk lepas landas, bidang tatanan kebandarudaraan dan
mendarat dan pergerakan di darat helicopter). lingkungan, prasarana bandar udara,
Penyelenggara Bandar Udara : peralatan dan utilitas bandar udara,
1) Badan Usaha Kebandarudaraan (PT. personel dan operasi bandar udara serta
Angkasa Pura I dan II); penyelenggaraan bandar udara;
2) Ditjen Perhubungan Udara (Unit 7) Penyiapan pelaksanaan pengawasan
Pelaksana Teknis Ditjen Perhubungan dan penegakan hukum/tindakan korektif
Udara); di bidang tatanan kebandarudaraan dan
3) Pemerintah Daerah Propinsi dan lingkungan, prasarana bandar udara,
Kabupaten/ Kota; peralatan dan utilitas bandar udara,
Rumôh
Journal of Architecture - University of Muhammadiyah Aceh
Vol: xxx| No: xxx(XXXX): June/December

personel dan operasi bandar udara serta bandara tersebut merupakan jet bisnis
penyelenggaraan bandar udara; kecil, pesawat pribadi, dan jet regional.
8) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan 3) Bandar Udara Internasional
terhadap pelaksanaan kebijakan di Merupakan sebuah bandar udara yang
bidang tatanan kebandarudaraan dan dilengkapi dengan fasilitas Bea dan
lingkungan, prasarana bandar udara, Cukai dan imigrasi untuk menangani
peralatan dan utilitas bandar udara, penerbangan internasional menuju dan
personel dan operasi bandar udara serta dari negara lainnya.Bandara sejenis itu
penyelenggaraan bandar udara; dan umumnya lebih besar, dan sering
9) Pelaksanaan urusan keuangan, tata memiliki landasan lebih panjang dan
usaha, kepegawaian dan personel, dan fasilitas untuk menampung pesawat
rumah tangga direktorat yang meliputi besar yang sering digunakan untuk
perencanaan, pengelolaan sistem perjalanan internasional atau antar
teknologi informatika, dan dokumentasi benua.
teknis, penyiapan bahan pelaporan serta 3.4. Standar dan KetentuanPengoperasian
administrasi PNBP. Bandar Udara :
3.3. Tipe Bandar Udara Standar dan ketentuan berkaitan dengan
Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan pengoperasian bandar udara, termasuk
Udara, berdasarkan jenis nya, Badar udara pengoperasian heliport, yaitu:
terbagi atas 3 (tiga)yaitu : 1) Undang-Undang No. 15 Tahun 1992
1) Bandar Udara Domestik tentang Penerbangan;
Bandar Udara Domestik Merupakan 2) Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2001
sebuah bandar udara yang hanya tentang Keamanan dan Keselamatan
menangani penerbangan domestik atau Penerbangan;
penerbangan di negara yang sama. 3) Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun
Bandara domestik tidak memiliki fasilitas 2001 tentang Kebandarudaraan;
bea cukai dan imigrasi, tidak mampu 4) Keputusan Menteri Perhubungan No. 47
menangani penerbangan menuju atau Tahun 2002 tentang Sertifikat Operasi
dari bandara luar negeri. Bandar Udara;
Bandara tersebut umumnya memiliki 5) Keputusan Dirjen Perhubungan Udara
landasan pendek yang hanya dapat No. SKEP/100/XI/1985 tentang
menangani pesawat jarak Peraturan Tata Tertib Bandara;
pendek/menengah dan lalu lintas 6) Keputusan Dirjen Perhubungan Udara
regional.Di beberapa negara, bandar No. SKEP/13/II/1990 tentang Standar
udara sejenis itu tidak memiliki Rambu Terminal Bandar Udara;
pemeriksaan keamanan / detektor 7) Keputusan Dirjen Perhubungan Udara
logam, tetapi pemeriksaan seperti itu No. SKEP/21/I/1995 tentang Standar
telah diadakan beberapa tahun Sistem Pemanduan Parkir Pesawat
belakangan ini. Udara (Aircraft Docking Guidance
2) Bandar Udara Regional System/ ADGS)
Merupakan sebuah bandar udara yang 8) Keputusan Dirjen Perhubungan Udara
melayani lalu lintas di daerah geografi No. SKEP/04/I/1997 tentang Sertifikasi
berpopulasi relatif kecil. Sebuah bandara Kecakapan Pemandu Parkir Pesawat
regional umumnya tidak memiliki fasilitas Udara, Sertifikasi Operator Garbarata
bea cukai dan imigrasi untuk dan Sertifikasi Kecakapan Operator
memproses lalu lintas antarnegara. Peralatan Pelayanan Darat Pesawat
Adapun pesawat yang menggunakan Udara
Rumôh
Journal of Architecture - University of Muhammadiyah Aceh
Vol: xxx| No: xxx(XXXX): June/December

9) Keputusan Dirjen Perhubungan Udara 19) Keputusan Dirjen Perhubungan Udara


No. SKEP/130/VI/1997 tentang No. SKEP/28/IV/2003 tentang Sertifikat
Persyaratan Standar Teknis dan Kecakapan Pelayanan Pendaratan
Operasional Helideck. Helikopter (Helicopter Landing Officer/
10) Keputusan Dirjen Perhubungan Udara HLO);
No. SKEP/94/IV/1998 tentang 20) Keputusan Dirjen Perhubungan Udara
Persyaratan Teknis dan Operasional No. SKEP/76/VI/2005 tentang Petunjuk
Fasilitas Pertolongan Kecelakaan Pelaksanaan Keputusan Menteri
Penerbangan dan Pemadan Kebakaran; Perhubungan No. 47 Tahun 2002
11) Keputusan Dirjen Perhubungan Udara tentang Sertiikasi Operasi Bandara.
No. SKEP/57/IV/1999 tentang 3.5. Skala Pelayanan
Pemindahan Pesawat Udara Yang 1) Oprasional
Rusak di Bandar Udara; Yaitu kegiatan pelayanan penumpang
12) Keputusan Dirjen Perhubungan Udara dan barang dari dari dan ke
No. SKEP/112/VI/1999 tentang modatransportasi dan udara yang
Persyaratan Standar Teknis dan termasuk dalam fungsi operasional
Operasional Elevated Heliport; antara lain : Pertukaran Moda,
13) Keputusan Dirjen Perhubungan Udara Pelayanan Penumpang, dan Pertukaran
No. SKEP/140/VI/1999 tentang Prosedur Tipe Pergerakan.
Kendaraan Darat dan Pergerakannya Di 2) Komersil
Sisi Udara; Bagian atau ruang tertentu di dalam
14) Keputusan Dirjen Perhubungan Udara terminal penumpang yang dapat
No. SKEP/262/X/1999 tentang disewakan,antara lain untuk restoran,
Persyaratan Standar Teknis dan toko, ruang pamer, iklan, pos giro,
Operasional Surface Level Heliport; telepon, ban danasuransi, biro wisata
15) Keputusan Dirjen Perhubungan Udara dan lain – lain.
No. SKEP/345/XII/1999 tentangSertifikat 3) Fungsi Administrasi
Kecakapan Petugas dan Teknisi Bagian atau ruang tertentu di dalam
Perawatan Kendaraan PKP-PK serta terminal penumpang yang
Petugas Salvage; diperuntukkanbagi kegiatan manajemen
16) Keputusan Dirjen Perhubungan Udara terminal.Bangunan terminal penumpang
No. SKEP/75/III/2001 tentang mempunyai 3 (tiga) bagian utama yang
Persyaratan Teknis Peralatan Penunjang salingterkait yaitu :
Pelayanan Darat Pesawat Udara a. Tempat bertemunya para calon
(Ground Support Equipment); penumpang dengan bagian sistem
17) Keputusan Dirjen Perhubungan Udara administrasibandar udara;
No. SKEP/11/2001 tentang Standar b. Tempat para calon penumpang
Marka dan Rambu pada Daerah diproses untuk persiapan
Pergerakan Pesawat Udara di Bandar melakukan ataumengakhiri
Udara; perjalanan seperti pengambilan
18) Keputusan Dirjen Perhubungan Udara barang dan pengecekkan barang
No. 93 Tahun 2001 tentang Persyaratan olehpetugas;
Badan Hukum Indonesia Sebagai c. Tempat bertemunya para calon
Pelaksana Pengujian Peralatan penumpang dengan pesawat yang
Penunjang Pelayanan Darat Pesawat akandigunakan.
Udara (Ground Support Equipment/ 4) Sistem Apron Pintu
GSE); Apron merupakan penghubung antara
terminal dengan lapangan
Rumôh
Journal of Architecture - University of Muhammadiyah Aceh
Vol: xxx| No: xxx(XXXX): June/December

udara.Apronmencakup daerah parkir pesawat Simbol merupakan tanda yang hadir karena
yang disebut ramp dan daerah untuk mempunyai hubungan yang sudah disepakati
menujuramptersebut.Pada ramp ini, pesawat bersama atau sudah memiliki perjanjian (arbitrary
diparkir pada tempat yang disebut pintu relation) antara penanda dan petanda.(Charles
hubung kepesawat (gate).Hal – hal yang Sanders Peirce Teori Trikonomi Semiotika
mendukung dalam sistem apron. Arsitektural)
3.6. Fasilitas Penunjang Kegiatan Utama Bandar Jadi simbolisme merupakan arsitektur yang
Udara sekedar mengejar kenikmatan panggung status
Sebuah terminal bandar udara memiliki sosial dengan menempelkan simbol-simbol baru
banyak ruangan dengan fungsinyamasing- pada zamannya di mana tidak jarang merupakan
masing.Dalam perencanaan sebuah terminal kegiatan plagiatisme dan sebuah karya yang
bandar udara keberadaan ruangruang yang memiliki makna terutama yang berkaitan dengan
diperlukan itu seharusnya disusun sebaik mungkin unsur kedaerahan.
agar dapat berfungsi secara maksimal. Ruang- 4.2. Klasifikasi Arsitektur Simbolisme
ruang yang diperlukan menurut itu adalah: Menurut Jacques Havet (1978),
1) Pelataran Terminal pembentukan suatu tanda ( semeion) adalah
2) Unsur Jalan akibat hubungan yang kuat antara “signifier”
3) Parkir (pemberi tanda / semainon) dan “signified” (arti
4) Jalan Masuk Berpelindung dan Serambi yang dimaksudkan / semainomenon).
5) Lobi Terminal Berdasarkan dasarnya Zoest (1978) membagi
4. TEMA PERANCANGAN tanda-tanda menjadi tiga jenis yaitu :
Simbol : Something associated with 1) Qualisign
something else that signifies or represent (suatu Kata quali diambil dari kata quality
fenomena yang dapat memberikan asosiasi (kwalitas, sifat). Qualisign adalah tanda
bahwa ia dapat membawa arti penting atau dapat yang menjadi tanda berdasarkan
mewakili). Charles Sanders Peirce. sifatnya. Misalnya sifat warna merah
Dalam perencanaan Bandar Udara Teuku yang menyolok dimanfaatkan dalam
Cut Ali Tapaktuan di Aceh Selatan ini pembuatan tanda larangan dalam lalu-
dimaksudkan menggunakan tema arsitektur lintas.
simbolis agar mampu merespon keadaan dan 2) Sinsign
segala kebutuhan penggunanya berdasarkan Kata sin berasal dari kata singular
prilaku-prilaku pengguna. Selain itu juga, ragam (tunggal). Sinsign adalah tanda yang
bentuk yang berkaitan dengan simbolisme sangat menjadi tanda berdasarkan kejadian,
erat kaitannya dengan kedaerahan sehingga bentuk, atau rupa yang khas dan orisinil.
nantinya mampu memberikan sentuhan Aceh Misalnya kita dapat mengenal seseorang
secara umum dan Aceh Selatan secara dari suaranya yang khas. Bangunan
khususnya. tradisional etnis juga dapat mengandung
4.1. Pengertian Arsitektur Simbolisme sinsign karena bentuk dan
Simbolisme adalah gerakan baru dalam penampilannya yang unik dan khas.
seni. Dalam hal ini seni lukis sebagai reaksi 3) Legisign
terhadap gerakan naturalisme, dimana gerakan Kata legi berasal dari kata lex (hukum).
naturalis mengutamakan gerakan yang Legisign adalah suatu tanda yang
sewajarnya atau sesuai dengan hal-hal yang menjadi tanda karena suatu keberaturan
nyata. Seseorang tidak usah melukiskan tertentu. Jenis tanda ini banyak
kenyataan secara seksama (naturalis) dan setiap digunakan dalam arsitektur misalnya
warna, bentuk, maupun garis tetapi dapat dalam sistem struktur bangunan. Dalam
menimbulkan berbagai perasaan atau makna Perancangan Bandar Udara Teuku Cut
simbolis. (P. Gauguin and O Redon 2014) Ali Tapaktuan di Aceh Selatan ini
Rumôh
Journal of Architecture - University of Muhammadiyah Aceh
Vol: xxx| No: xxx(XXXX): June/December

cenderung lebih kuat ke arah Arsitektur Penerapan tema arsitektur Simbolisme pada
Simbolis dengan klasifikasi qualisign bangunan adalah sebagai berikut:
karena dalam rancangan tersebut akan 1) Konsep
mengaitkan filosofi roda pesawat sebagai Konsep bangunan yang ditawarkan
simbol bangunan. arsitektur simbolisme adalah roda
4.3. Ciri-ciri Asitektur Simbolisme pesawat yang menjadi tanda atau
Sebuah tanda yang mengingatkan kita pada lambang ekspresi langsung. Mereka
obyeknya melalui beberapa macam persamaan digunakan dalam rancangan arsitektur.
yang kompleks. Contohnya, stan yang menjual Secara tidak langsung penggunaan
hot dog mempunyai bentuk seperti hot dog. simbol sebuah roda pesawat terhadap
Sebuah tanda yang menunjukkan pada bandara sangat cocok jika dilihat dari
obyak tertentu dalam hal fisik, maknanya dapat berbagai faktor, yakni faktor qualisign.
dibaca tanpa symbol pengetahuan budaya. Denah dirancang sesuai dengan fungsi
Terdapat hubungan yang eksis antara signifier bangunannya. Bentuk denah akan
(symbol) denngan signified (konsep). Contoh : disesuaikan dengan bentuk ruang dan
jendela berarti mempunyai fungsi untuk melihat sirkulasi di dalamnya sehingga dapat
view. Sign yang dipelajari sebagai makna mempermudah jalur sirkulasi bagi si
sesuatu dalam konteks budaya tertentu, alam pemakai di dalam bangunan. Dalam hal
bidang arsitektur. (Sumber. Charles Sanders ini adalah mengacu pada bentuk dan
Peirce) rotasi roda pesawat yakni bulat.
5. Interpretasi Tema 2) Fasade
Penerapan arsitektur Simbolisme dalam Tampilan bangunan merupakan
perancangan bangunan Bandar Udara di perpaduan dari arsitektur Simbolisme dan
Tapaktuan ini dilakukan dengan pemakaian baik arsitektur modern (double coding of style).
berupa sebuah lambang maupun simbol-simbol Penggunaan material-material modern
yang ada hubungan nya dengan Bandara Udara lebih dominan untuk menciptakan rasa
atau pun daerah setempat secara luas. Dalam hal aman dan nyaman.
ini adalah menggunakan filosofi dari sebuah 3) Warna
pesawat kertas, sebagai mana pesawat kertas ini Warna pada interior dan eksterior
biasa di bilang sebuah awal tercipta nya inspirasi menggunakan warna-warna natural
dalam pembuatan sebuah pesawat terbang . seperti merah, kuning, orange, dan
Maksud perencanaan Bandara ini adalah secara putih.Warna – warna tersebut
tidak langsung memudah kan dan memberi tahu memberikan kesan hangat, namun
kedapa masyarakat, bahwa itu adalah bangunan permainan warna yang dalam akan
Bandar Udara nanti nya. memberikan kesan beda dan sesuai
Perhatian terhadap ungkapan simbolis dengan konsep. Warna merupakan wujud
dalam arsitektur erat kaitannya dengan fungsi komunikasi publik (visualisasi) yang
arsitektur sendiri yang melayani dan memberikan mudah di kenali dan diingat.
suatu arti khusus dalam interaksi antara manusia 4) Lansekap
dengan lingkungannya. Ekspresi dalam arsitektur Penataan lansekap akan disesuaikan
merupakan suatu hal yang mendasar di dalam dengan jalur sirkulasi kendaraan dan jalur
tiap-tiap komunikasi arsitektur. Ekspresi selalu pejalan kaki. Selain itu unsur-unsur pada
berhubungan dengan bentuk-bentuk. Makna dari lansekap juga merupakan penyelesaian
simbol-simbol ini biasanya dipengaruhi oleh tata terhadap iklim tropis di daerah tersebut.
letak bangunan, organisasi dan karakter 7. ANALISA PERANCANGAN
bangunan. 7.1. Analisa fungsional
6. Penerapan Tema Pada Bangunan Pada bab ini akan menyajikan berbagai
macam analisis yang berkaitan dengan fungsi
Rumôh
Journal of Architecture - University of Muhammadiyah Aceh
Vol: xxx| No: xxx(XXXX): June/December

bangunan bandar udara tersebut, di antaranya a. Struktur tidak menghambat pergerakan


adalah analisis pemakai, analisis kegiatan, civitas yang beraktifitas;
program ruang, organisasi ruang, hubungan b. Kuat dan kokoh (menggunakan Skruktur
ruang, asusmsi serta besaran ruang dan juga yang mampu menahan getaran di timbul
mengenai analisis tapak sampai analisis material. kan pesawat);
1) Analisis Pemakai, Kegiatan dan Ruang c. Seimbang (bangunan mampu
2) Organisasi Ruang menyalurkan gaya – gaya bangunan
a. Organisasi Makro menjadi nol, sesuai dengan sistem
b. Organisasi Mikro struktur yang dipakai);
3) Besaran Ruang d. Kaku (bangunan tersebut tidak boleh
Nama Ruang Total mengalami perubahan bentuk/
Keberangkatan Domestik 2.096,12 m2 deformasi akibat pembebanan);
Kedatangan Domestik 1.551,928 m2 e. Stabil (secara visual bangunan tersebut
Perkantoran 180,6 m2 stabil, aman, dan cenderung tidak
Fasilitas Pendukung 1.430,52 m2 roboh);
Total Luasan Bangunan 5.259,168 m2 f. Ekonomis, Estetika dan fungsional.
Tabel 2 Besaran ruang c. Material Bangunan
Sumber : Dokumen Pribadi, 2017 Penggunaan material atau bahan pada
7.2. Analisis Lingkungan bangunan bandara di Tapaktuan terdiri atas
Faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan beberapa material, ada beberapa pertimbangan
dalam menentukan lokasi bangunan Bandar yang harus diperhatikan, yaitu:
Udaraini antara lain : a. Menyebar dan berputar sesuai dengan
1) Potensi lingkungan sekitar dapat tema simbolis dari matahari;
menunjang kegiatan bangunan; b. Kemampuan pelaksanaan, yakni
2) Memiliki jalur sirkulasi yang dilalui oleh pemasangan dan mudah perawatan
kendaraan umum; material;
3) Mudah terlihat oleh pengguna jalan; c. Memperhatikan kenyamanan pengguna
4) Perencanaan sirkulasi dan pencapaian bangunan;
yang baik di dalam tapak dan lingkungan d. Tidak menimbulkan polusi atau
sehingga akan tercipta kemudahan pencemaran alam, hemat energi;
pencapaian di dalam tapak tersebut. e. Memilih material yang mudah
Lokasi pembangunan Bandar Udara di didapatkan.
Tapaktuan ini beralamat di Jalan Tapaktuan,Desa d. Modul Struktur Bangunan
Teupin Gajah,Kecamatan Pasie Raja,Kabupaten Modul yang digunakan untuk menentukan
Aceh Selatan. letak dan jarak antar kolom dan balok sehingga
7.3. Analisis Tapak dapat mempermudah pembagian ruang-ruang
Analisis fisik bangunan akan membahas dalam bangunan. Modul terbagi atas 3 (tiga)
mengenai karakter beberapa bentuk massa unsur yang digunakan antara lain: Perabot,
bangunan, analisis struktur yang akan diterapkan Bahan Bangunan, dan Manusia.
pada bangunan serta sistem utilitas pada e. Analisa Utilitas
bangunan dan tapak. a. Jaringan Air Bersih
a. Wujud Bangunan b. Jaringan listrik
a. Analisa Pola Massa c. Jaringan Air Kotor dan Kotoran
b. Analisis Bentuk Massa d. Pengelolaan Sampah Pada Bandara
b. Analisa Struktur Bangunan e. Pencahayaan Bangunan
Dalam merencanakan sistem struktur f. Penghawaan udara
bangunan bandara, hendaknya memperhatikan g. Perlindungan kebakaran
hal-hal berikut: h. Penangkal Petir
Rumôh
Journal of Architecture - University of Muhammadiyah Aceh
Vol: xxx| No: xxx(XXXX): June/December

i. Sistem pendukung keamanan Bandar


Udara.
8. KONSEP PERANCANGAN 8.3.
8.1. Konsep Dasar
Perancangan Bandar Udara Teuku Cut Ali
ini ditujukan untuk suatu rancangan yang mampu
mewadahi, tempat berbagai unsur-unsur
masyarakat dengan berbagai kepentingan.
Sehingga kegiatan-kegiatan yang terdapat di
dalam bandara dalam bidang pelayanan jasa
Konsep Bangunan
Gambar 3 Pencapaian Kendaraan Umum dan Pribadi
transportasi dapat tewujud, dimana konsep Sumber : Dokumen Pribadi, 2017
1) Sirkulasi
Arsitektur Simbolis yang akan diterapkan sebagai
berikut :
1) Pengaturan jalur sirkulasi yang teratur
antara manusia dan kendaraan,
sehingga mudah dalam aksi pencapaian;
2) Fasilitas-fasilitas yang terdapat di
terminal di buat dengan analisa
pertimbangan agar dapat memberikan Gambar 4 Pola Sirkulasi
Sumber : Dokumen Pribadi, 2017
kenyamanan, keamanan, kemudahan
2) Parkir
akses pencapaian bagi penggunanya;
3) Desain rancangan dibuat dengan tema
arsitektur simbolisme, dimana pengguna
terminal bisa merasakan langsung
karakter visual (form and space) atau
material pada bangunan terminal ini.
8.2. Konsep Tapak
Pada bagian ini akan di bahas rencana Gambar 5 Pola Parkir
penataan tapak yang dibuat berdasarkan analisis Sumber : Dokumen Pribadi, 2017
3) Vegetasi
terhadap tapak. Hal-hal yang akan dibahas
Vegetasi yang ada pada tapak harus
berkaitan dengan rencana penataan tapak antara
diperhatikan dari penyerapan polusi,
lain adalah pemintakatan, tata letak, gubahan
karna bangunan yang direncanakan
massa, pencapaian, hirarki ruang, sirkulasi dan
adalah terminal, maka polusi yang di
parkir, lansekap (tata hijau), dan pencahayaan.
hasilkan akan lumayan tinggi, dan
1) Penzoningan
penanaman vegetasi juga berpengaruh
keindahan lingkungannya selain dapat
berfungsi sebagai peneduh, pemberi
arah, pembatas, serta penyerap air
hujan. Pengelompokan tanaman yang
harus dipilih adalah 3 (tiga) tipe yakni,
yang bisa menyerap kadar polusi tinggi,
Gambar 2 Tata Letak Bangunan yang bisa meneduh, dan Petunjuk arah.
Sumber : Dokumen Pribadi, 2017
4) Pencahayaan
Pencahayaan yang direncanakan pada
2) Pencapaian
Bandar Udara Tapaktuan adalah cahaya
Lokasi terletak di jalan utama Tapaktuan –
alami dan cahaya buatan, dimana pada
Medan Km. 21 yang secara langsung memberikan
harinya menggunakan cahaya alami dan
akses yang mudah.
Rumôh
Journal of Architecture - University of Muhammadiyah Aceh
Vol: xxx| No: xxx(XXXX): June/December

pada malam hari menggunakan cahaya dan rangka atap yang di rencanakan
buatan yaitu cahaya lampu. adalah rangka atap baja.
5) Penghawaan 2) Material
Pengkondisian udara alami berasal dari Jenis material yang direncanakan pada
pergantian aliran udara melalui bukaan- Perancangan Bandar Udara Tapaktuan
bukaan yang telah derencanakan, pada yang digunakan adalah sebagai berikut :
perencanaan bangunan terminal ini pada a. Pondasi : Tapak dan batu gunung;
gedung loket memang direncanakan b. Struktur :Beton bertulang dan
sedikit terbuka agar penghawaan alami sruktur baja;
bisa dimanfaatkan, sedangkan c. Dinding : Kaca,bata dan asbes;
pengkondisian udara secara buatan d. Atap : Atap daag , atap rangka
adalah AC. Pengahawaan alami yang baja dan atap prisai;
paling di tekankan pada perencangan e. Plafon : Gipsum dan ada
bandara ini, kecuali pada ruangan- menggunakan triplek pada sebagian
ruangan khusus yang memakai gedung;
penghawaan buatan, penghawaaan f. Lantai : Keramik,granit dengan
buatan yang dipakai adalah penghawaan berbagai ukuran dan warna.
berjenis AC water cooler chiller yaitu 8.5. Konsep Utilitas
jenis AC hemat energi. 1) Sistem Air Bersih
8.4. Konsep Struktur Bangunan 2) Sistem Distribusi Air Kotor dan
1) Sistem Struktur Kotoran
Pada Perencanaan dan Perancangan 3) Sistem Jaringan listrik
Gedung Bandar Udara Tapaktuan di 4) Sistem Komunikasi
Kabupaten Aceh Selatan ini, sistem 8.6. KonsepBentuk
struktur yang digunakan terbagi menjadi
tiga bagian, yaitu:
a. Struktur Pondasi
Karena Terminal ini jumlah lantainya
dua lantai , maka menggunakan
pondasi sumuran tapak dan pondasi
menerus.
b. Badan Bangunan
Gambar 6 Konsep Bangunan
Pada bangunan utama, yaitu ruang
Sumber : Dokumen Pribadi, 2017
tunggu di buat terbuka hanya di
batasi oleh jeruji besi stenlis, dibuat 9. HASIL RANCANGAN
seperti ini agar udara bisa langsung
masuk ke ruangan, sedangkan pada
bagian kantin menggunakan kaca
sebagai pembatas ruang, hal ini
bertujuan agar dapat memanfaatkan
pencahayaan alami pada bagian
kolom nya menggunakan kolom
beton bertulang. Gambar 7 Master Plan
c. Atap Sumber : Dokumen Pribadi, 2017
Pada bagian atap ada mengunakan
skylight pada sebagiannya untuk
memanfaatkan pencahaan alami,
Rumôh
Journal of Architecture - University of Muhammadiyah Aceh
Vol: xxx| No: xxx(XXXX): June/December

Gambar 8 Blok Plan


Gambar 12 Denah Lantai 1
Sumber : Dokumen Pribadi, 2017
Sumber : Dokumen Pribadi, 2017

Gambar 13 Denah Lantai 2


Gambar 9 Site Plan
Sumber : Dokumen Pribadi, 2017
Sumber : Dokumen Pribadi, 2017

Gambar 10 Layout Plan Gambar 13 Tampak Depan dan Belakang


Sumber : Dokumen Pribadi, 2017 Sumber : Dokumen Pribadi, 2017

Gambar 11 Potongan Site Gambar 13 Tampak Sp. kanan dan Sp.Kiri


Sumber : Dokumen Pribadi, 2017 Sumber : Dokumen Pribadi, 2017
Rumôh
Journal of Architecture - University of Muhammadiyah Aceh
Vol: xxx| No: xxx(XXXX): June/December

Gambar 14 Potongan A-A dan Potongan B-B


Sumber : Dokumen Pribadi, 2017

Anda mungkin juga menyukai