Makalah 3
Makalah 3
PENDAHULUAN
ٰيَاُّيَه ا الَّن اُس ِاَّن ا َخ َلْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذَك ٍر َّو ُاْنٰثى َو َجَعْلٰن ُك ْم ُش ُعْو ًبا َّو َقَبۤإِى َل ِلَتَع اَر ُفْو ا ِاَّن
)13:49/َاْك َر َم ُك ْم ِعْنَد الّٰلِه َاْتٰق ىُك ْم ِاَّن الّٰل َه َعِلْيٌم َخ ِبيٌْر(احلجرات
Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.”(QS.
Al Hujurat/49:13).
1
Oleh karenanya, dapat kita pahami dari ayat di atas bahwa manusia
dihadapan Allah subhanahu wa ta’ala memiliki kedudukan yang sama,
pembeda diantara mereka adalah derajat ketaqwaan mereka. Kemudian,
nampaklah jelas setelah kita memahami hal tersebut bahwa sudah
sepantasnya hukum itu ditegakkan serta direfleksikan secara adil tanpa
pandang bulu, sehingga setiap gulma kehidupan serta problematika umat ini
dapat kita tumpaskan dengan pengetahuan yang berasaskan Islam.
Termasuk daripadanya, dapatlah pula kita lihat pada abad ke-20 ini,
berkembangnya teknologi tidak dapat kita pungkiri hingga menyebabkan
tumbuhnya banyak sekali permasalahan yang berkorelasi dengan syari’at,
salah satu contohnya ialah di dalam permasalahan saksi dalam perbuatan zina,
mulanya persaksian itu berasal dari kesaksian manusia, namun kini
tergeserkan dengan adanya teknologi yang penggunaanya dapat
menggantikan kesaksian manusia tersebut, menjadikannya timbul sebuah
masalah yang mengundang banyak pertanyaan dalam masyarakat, apakah
kedudukan manusia sebagai saksi dapat digantikan dengan teknologi atau alat
buatan manusia?.
Pada masa yang serba canggih ini, masyarakat sering menjadikan
rekaman sebagai alat bukti bahkan sebagai pengganti saksi untuk menuduh
seseorang melakukan perbuatan asusila. Dalam kasus perzinaan misalnya,
dengan mudahnya seseorang menuduh orang lain berbuat zina hanya dengan
dasar tayangan video yang mereka miliki, seperti yang terjadi belakangan ini,
adanya sebuah rekaman video perzinaan yang tersebar dari tangkapan layar
kamera televisi sirkuit tertutup atau yang akrab disebut CCTV ini yang
dampaknya menyebabkan perbedaan sudut pandang masyarakat terkait
keabsahannya sebagai pengganti saksi atau alat bukti kasus perzinaan
tersebut.
Problematika ini berdampak realisasi hukuman bagi para pelaku
perbuatan tersebut yang menuntut para pakar agama untuk mengkaji lebih
lanjut mengenai hal tersebut, sebab perkara ini mempertaruhkan nyawa
pelakunya, karena nyawa merupakan sesuatu yang berharga dan dilindungi
oleh syari’at Islam.
2
Fenomena ini menimbulkan banyak sekali simpangsiur pertanyaan di
kalangan masyarakat luas, yang pada akhirnya Penulis terdorong untuk
mengkaji lebih dalam akan keterkaitan teknologi yang akrab kita sebut
dengan CCTV ini sebagai pengganti saksi atau alat bukti kasus perzinaan
dalam tinjauan agama melalui teori syara’ dan hukum sebagaimana mestinya.
3
kasus perzinaan, serta bagaimana cara kita menyikapi hal tersebut dalam
sudut pandang syari’at. Oleh karenanya, kami menganggap hal yang telah
kami cantumkan sebagai rumusan masalah diatas merupakan sesuatu yang
pokok dan memiliki korelasi terhadap permasalahannya, adapun selain dari
yang telah kami utarakan diatas merupakan perkara yang terdapat diluar
permasalahan ini serta tidak relevan dengan judul karya tulis ini.
4
kontradiksi ijtihad ulama’ terkait hal tersebut, yang mana semua ini
merupakan pembahasan inti dengan landasan teori komprehensif.
Bab IV : Merupakan penutup yang berisikan tentang kesimpulan dan saran.
5
BAB II
َيا َأُّيَه ا اَّلِذي آَم ُنوا َأِط يُعوا الَّلَه َو َأِط يُعوا الَّر ُس وَل َو ُأويِل اَأْلْم ِر ِم ْنُك ْم َفِإْن َتَن اَزْعُتْم يِف .1
َن
ٍء ُّدو ِإىَل الَّل ِه الَّر وِل ِإْن ُك ْن ِم وَن ِبالَّل ِه اْل ِم اآْل ِخ ِر َذِل
َك َخ ْيٌر َو َيْو ُتْم ُتْؤ ُن َو ُس َش ْي َفُر ُه
)٤:٥٩/َو َأْح َسُن َتْأِو ياًل (النساء
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah , taatilah Rasul,
dan (taatilah) orang-orang yang berkuasa di antara kalian. Sekiranya kalian
berbeda pendapat tentang suatu perkara, hendaklah kalian
mengembalikannya kepada Allah dan Rasul, jika memang kalian beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah takwil
(pemahaman atau kias) yang paling baik dan paling bagus.” (QS.
An-Nisa/4:59)1
َمَتَّس ُك وا َهِبا َو َعُّض وا َعَلْيَه ا، َفَعَلْيُك ْم ِبُس َّنيِت َو ُس َّنِة اُخْلَلَف اِء اْلَم ْه ِدِّيَني الَّر اِش ِديَن .2
َو ُك َّل ِبْد َع ٍة َض اَل َلٌة، َف ِإَّن ُك َّل ْحُمَد َث ٍة ِبْد َع ٌة، َو ِإَّي اُك ْم َو ْحُمَد َثاِت اُأْلُم وِر، ِبالَّنَو اِج ِذ
2
)(رواه أبو داود
Artinya: “Hendaklah kalian berpegang teguh terhadap ajaranku dan
ajaran Khulafaurrasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah (genggamlah
dengan kuat) dengan geraham. Hendaklah kalian menghindari perkara yang
diada-adakan, karena semua perkara bid’ah adalah sesat.”(H.R. Abu
Dawud)
A. Al-Qur’an
6
a) Tidak dapat dikalahkan oleh sumber kedua (As-Sunnah),
b) Ayat al-Qur’an tidak ada yang mansukh,
c) Tidak berfungsi sebagai mubayyin terhadap As-Sunnah,
d) Tidak berfungsi sebagai mukhash-shish atau taqyid terhadap As-
Sunnah.
2. Setiap kandungan al-Qur’an adalah mutlak benar, meskipun
terkadang terlihat seolah-olah bertentangan dengan akal.
B. As-Sunnah
7
4. Hadits dha’if tidak menjadi hujjah,
6. Hadits dapat menjadi tasyri’ dalam satu hukum yang tidak terdapat
dalam Al-Quran,
C. Al-Ijma’
Kehujjahan
2.2. Istidlal
8
f) Mashlahah mursalah bukan sebagai sumber hukum namun dapat
dijadikan sebagai cara penetapan hukum dalam kerangka menjaga tujuan
di syari’atkan nya agama,
g) Saddudz-dzari’ah dapat dipakai sebagai cara berhukum, terhadap
kemungkinan hukum yang terjadi,
h) Istihsan tidak dapat dipakai beristidlal karena al-hasan ma hassanahu
asy-syari’u wal-qabihu ma qabbahahu asy-syari’u.
2.3. Ijtihad
1. Disaat tidak adanya nash, maka penggalian hukum didasarkan pada teori
yang dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya, yaitu:
a) Al-Qiyas.
Kehujjahannya sebagai sebuah teori hukum diantaranya
berdasar surah an-nisa’ayat 59,
Menerima qiyas hanya dalam kaitan keduniaan bukan ibadah,
Meyakini bahwa qiyas tidak dapat berstatus sebagai nasikh.
b) Al-istish-hab,
c) Mashlahah mursalah,
d) Saddudz-dzari’ah.
2.4. Ta’arudh
9
d) Mendahulukan yang banyak sanadnya,
e) Mendahulukan shahibul-waqi’ah,
f) Mendahulukan amr daripada ibahah,
g) Mendahulukan nahi daripada amr,
h) Mendahulukan mafhum muwafaqah daripada mafhum mukhalafah,
i) Mengedepankan dalil yang ada syahid nya,
j) Mengedepankan yang sifatnya ihtiyathi.
2.5. Tambahan
10
BAB III
PEMBAHASAN
3
)Abu Ubaidillah, “Pengertian CCTV, Sejarah, Cara Kerja, Fungsidan Jenis”,
(https://www.yukinternet.com/pengertian-cctv/ di akses pada tanggal 21 November 2022
pada jam 03.29 WIB.)
4
) Ibid, Abu Ubaidillah
5
) Wikipedia, “Televisi Sirkuit Tertutup”
https://id.wikipedia.org/wiki/Televisi_sirkuit_tertutup di akses pada tanggal 21 November
2022 pada jam 03.33 WIB.)
11
pada televisi biasa, ia bersifat tertutup dan terbatas yang menjadikannya
dinamakan dengan CCTV atau kamera televisi sirkuit tertutup.
Secara tidak langsung, baik kita sadari maupun tidak, CCTV telah
banyak terpasang sebagai salah satu sistem keamanan yang memadai.
Penggunaannya biasa tersebar pada lingkungan kantor, sekolah, pabrik,
rumah sakit dan lain sebagainya. Bahkan pada masa sekarang, CCTV
telah banyak kita jumpai terpasang pada area rumah milik pribadi, yang
secara umum terpasang pada halaman luar maupun bagian dalam rumah
tersebut. Penggunaannya pada area perumahan tidak lain dan tidak
bukan karena dengan adanya pemasangan CCTV memberikan dampak
positif dan manfaat yang begitu banyak bagi para penggunanya.
Misalnya kita dapat menilik setiap aktivtas yang dilakukan oleh
seseorang kapan pun dan di mana pun selama CCTV tersebut dapat
menjangkau tampilan orang tersebut.
12
Jerman pada tahun 1942 M. Sistem CCTV tersebut digunakan untuk
mengamati peluncuran roket V-2, yang mana dalam hal ini seorang
insinyur asal Jerman bernama Walter Bruch sebagai seorang yang
bertanggung jawab terkait desain dan instalasi sistem CCTV tersebut.
Bahkan hingga sekarang, CCTV masih sering di tempatkan pada tempat
peluncuran roket, dengan maksud untuk menemukan kemungkinan
penyebab kerusakan yang terdapat pada roket itu sendiri. Sementara
pada roket yang ukurannya lebih besar, sering dilengkapi dengan
CCTV yang memungkinkan untuk merekam gambar-gambar yang
diperlukan, nantinya gambar tersebut akan ditransmisikan kembali ke
bumi melalui sinyal radio.6
Pada bulan September 1968, Olean, New York menjadi kota
pertama di Amerika Serikat yang menginstal kamera video sepanjang
jalan bisnis utama dalam upaya untuk meminimalisir terjadinya tindak
kejahatan. Penggunaan kamera televisi sirkuit tertutup tersebut juga
digunakan pada sistem perpipaan yang nantinya, hasil rekaman yang
ada akan dikirimkan ke kepolisian Olean, sehingga mendorong
Departemen Kepolisian Olean menggunakan teknologi terdepan dalam
melawan kriminalitas.
Pemanfaatan CCTV sendiri seiring dengan semakin banyaknya
kebutuhan CCTV dalam penggunaannya, ia menjadi semakin populer,
hingga keberadaannya tersebar di tempat yang rawan akan tindak
kejahatan. Di Indonesia sendiri misalnya, kamera televisi sirkuit
tertutup atau CCTV mulai dikenal pada tahun 1995 yang mana pada
masa tersebut kamera CCTV baru digunakan pada gedung-gedung
perkantoran saja, namun semenjak terjadinya kerusuhan Mei 1998
kamera CCTV justru semakin marak penggunaannya, barulah
kemudian pada tahun 2004 kepolisian Indonesia mulai menggunakan
kamera pengawas ini sebagai alat pemantau ruang publik dan arus lalu
lintas, bahkan pada masa kini polisi lalu lintas di Indonesia telah
6
) Repository pip semarang, “Bab II Landasan Teori”,
(http://repository.pip-semarang.ac.id/629/10/BAB%20II%20X-MAN%20%28CLEAR
%29.pdf di akses pada tanggal 21 November 2022 pada jam 03.35 WIB.)
13
mendayagunakan kamera CCTV dalam program e-tilang (tilang
berbasis elektronik).
Hingga kini keberadaan kamera CCTV menjadi hal yang lumrah
dan vital sebagai sarana dalam mengatasi dan meminimalisir tindak
kriminalitas yang terjadi di tempat umum, perkantoran, mall, hingga
toko-toko kecil yang terdapat di pinggir jalan. Perkembangan CCTV
yang semakin canggih kedepannya, mengharuskan para pakar dalam
bidang ini untuk senantiasa melakuan regenerasi, baik dalam lingkup
resolusi kamera itu sendiri, ukuran penggunaannya dan sistem yang
terpasang pada kamera CCTV ini agar bisa jauh lebih baik dari yang
ada saat ini..
Bilamana kita perhatikan baik-baik, bahwa kemunculan kamera
CCTV bukanlah hal baru dalam dunia pengawasan dan teknologi,
sehingga tentu memberikan sebuah rekam jejak sejarah yang amat
panjang dengan segala rupa percobaan dan pengembangan potensi yang
telah dilalui. Mutlak karenanya penulis dapat simpulkan keberadaan
penemuan yang mutakhir pada setiap zamannya mengenai kamera
CCTV ini membuahkan dorongan para pakar ahli dalam mengolah
bidang keilmuan untuk mengembangkannya agar lebih baik dan
meminimalisir terjadinya penyalahgunaan.
14
Setelah kita pahami dan ketahui bersama, bahwa dengan
tersebarnya penggunaan CCTV dalam skala yang luas, maka penulis
akan mengemukakan fungsi pokok dari kamera CCTV sebagai berikut.
1) Meningkatkan sistem keamanan.
Peran kamera CCTV sangat penting bagi para pelaku
bisnis serta para penegak hukum dalam suatu pemerintahan
sebagai langkah antisipasi terhadap sesuatu yang tidak
diinginkan, serta dapat memberikan rasa aman dan nyaman
bagi para pengguna CCTV tersebut.
2) Menjaga keselamatan aset.
Dapat kita ketahui bersama, bahwa aset merupakan elemen
penting dalam sebuah perusahaan. Dengan adanya CCTV, para
pelaku bisnis maupun masyarakat awam dapat mengetahui
keselamatan dan keterjagaan asetnya, sebagaimana yang telah
kita pahami bersama, aset atau dalam artian harta merupakan
sesuatu yang agama perintahkan agar menjaganya, dengan
alasan tidak lain dan tidak bukan karena harta termasuk dari
bagian maqasid asy syari’ah (tujuan adanya syariah).
3) Alat barang bukti kejahatan.
Rekaman CCTV akan tersimpan secara otomatis ke dalam
sistemnya, sehingga apabila terjadi suatu tindak kejahatan bisa
saja kita menggunakannya sebagai alat bukti, dengan syarat,
apabila kamera CCTV telah ditetapkan dalam ranah hukum
positif maupun syara’ bahwa ia dapat terpakai. Saat ini arsip
dari rekaman CCTV sangat dibutuhkan oleh pihak berwajib
dalam proses penyelidikan suatu kasus, tak heran bahwa
lembaga berwajib kadang kala memeriksa hasil rekaman
CCTV terlebih dahulu apabila terjadi tindak kejahatan.
4) Mencegah kejadian berbahaya.
Terjadinya kejadian berbahaya seperti tsunami, kebakaran
dan kecelakaan dapat terdeteksi manakala pada area yang
rawan akan hal tersebut telah terpasang kamera pengawas
15
CCTV, yang secara tidak langsung mempercepat serta
mempermudah proses penanganan kejadian tersebut.
16
telah dilengkapi dengan fitur-fitur yang dapat mempermudah
penggunaannya, misalnya day/night camera, infrared night
vision, high definision dan masih banyak yang lainnya.
Pemasangan kamera CCTV ini juga sangatlah mudah
dikarenakan ia dapat dihubungkan dengan berbagai tipe TV,
DVR, DVD Recorder dan sebagainya.
3) CCTV Bullet Camera.
Merupakan jenis CCTV yang umumnya digunakan pada
area luar ruangan, di karenakan CCTV ini telah dibekali
dengan weatherproof atau ketahanan terhadap cuaca, sehingga
dapat memungkinkan penggunaannya dalam jangka panjang
pada lingkup area terbuka.
4) CCTV PTZ Camera.
Merupakan jenis kamera CCTV yang dibekali dengan fitur
mumpuni. Sesuai dengan namanya, PTZ sendiri merupakan
singkatan dari Pan Tilt Zoom yang artinya CCTV ini dapat
bergerak ke arah kanan dan kiri, atas maupun bawah, serta
mampu memperbesar objek hingga beberapa kali lipat.
5) CCTV Day and Night Camera.
Merupakan kamera CCTV yang fungsinya dapat diandalkan
dalam berbagai kondisi cahaya, mulai dari gelap hingga terang.
Kamera ini pun telah dilengkapi dengan fitur infrared yang
memungkinkan dapat merekam pada kondisi minim
pencahayaan.
6) CCTV HD Camera.
Atau kamera CCTV high definition merupakan kamera
CCTV yang mampu merekam dengan resolusi tinggi. Kamera
tersebut memiliki kegunaan yang fleksibel karena mampu
digunakan di luar maupun di dalam ruangan sekalipun.
Dengan adanya fitur high definition, memungkinkan kamera
tersebut untuk melakukan zoom-in terhadap objek tanpa
memperburuk kualitas gambar yang dihasilkan.
17
7) CCTV Weatherproof.
Merupakan jenis kamera CCTV yang tahan terhadap cuaca.
Kamera ini tahan terhadap air hujan, terik matahari, serta
partikel debu yang dapat merusak komponen kamera.
Kamera jenis inipun umumnya dilengkapi dengan fitur
pemanas built-in, sehingga menjadikan kamera CCTV ini
mampu beroperasi dalam kondisi beku atau titik beku.
8) CCTV Explosion Proof.
Merupakan kamera CCTV yang dirancang menggunakan
material yang tahan terhadap ledakan, sehingga keamanan dari
CCTV tersebut dapat terjaga meskipun pada area yang rawan
akan terjadinya ledakan, sepeti kilang minyak dan
sebagainnya.
18
a. Pengawasan 24 jam non-stop, hal demikian merupakan
dampak positif yang secara signifikan dapat kita rasakan,
sistem yang bekerja 24 jam tersebut memungkinkan untuk
alternatif pengganti manusia yang cukup efektif dan efisien
sebagai alat keamanan dan pengawasan.
b. Meningkatkan mutu keamanan. Pemasangan kamera CCTV
merupakan langkah yang baik dalam hal multilevel
keamanan, dengan adanya CCTV, merupakan langkah awal
sebagai sarana peningkatan mutu keamanan, disebabkan
andilnya yang begitu besar dalam permasalahan keamanan.
c. Mendapatkan bukti otentik jika terjadi peristiwa yang tidak
dikehendaki. Tak terlepas dari pengaruhnya yang amat
banyak dalam sistem keamanan, CCTV juga dapat menjadi
bukti yang baik ketika terjadi suatu hal yang dirasa perlu
untuk diketahui atau mungkin juga sebagai tombak awal
ketika terjadi tindak kejahatan.
2. Dampak negatif
a. Bilamana CCTV tak digunakan dengan baik dan semestinya,
maka proteksi serta keamanan dari CCTV tersebut mudah
untuk diretas.
b. Terjadinya resiko rusaknya atau bocornya data privasi
seseorang bilamana penempatan CCTV diletakkan pada area
yang sensitif dan privasi.
c. Pemalsuan file rekaman yang berasal dari hasil rekaman
video kamera CCTV, sehingga keotentikan serta keaslian dari
video tersebut tidak dapat kita pastikan dengan yakin,
sehingga dapat berpengaruh untuk kelanjutan dari
pemanfaatannya.
d. Penyalahgunaan fungsi dan manfaat kamera CCTV
19
Berikut penulis akan terangkan pengertian qadzaf baik secara
etimologi maupun terminologi secara tercakup, jelas dan padat.
A. Secara Etimologi
Kata qadzaf sendiri merupakan lafadz yang berasal dari
bahasa Arab. Lafadz qadzaf diambil dari kata
8
َقْذ ًفا- َيْق ِذُف- َقَذ َف
yang mana ia memiliki arti berikut.
/َأِن اْقِذِفيِه يِف الَّت اُبوِت َفاْقِذِفيِه يِف اْلَيِّم َفْلُيْلِق ِه اْلَيُّم ِبالَّس اِح ِل (طه
)39:20
Artinya: “Yaitu: "Letakkanlah ia (Musa) di dalam peti,
kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), Maka pasti sungai
itu membawanya ke tepi” (QS. Thaha/20:39).
B. Secara Terminologi
8
)Munawwir, Ahmad Warson, “Al Munawwir”, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), cet. 14,
hal. 1100
9
) Muslich, Ahmad Wardi, “Hukum Pidana Islam”, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hal. 60.
10
) “Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah”, (Kuwait: Wuzaratul Auqaf wa Asy Syu’un
Al Islamiyah, 1995), jilid ke 33, hal. 5.
20
Berikut kami uraikan pengertian qadzaf menurut beberapa
ulama.11
“ ِض ِب
terdapat pada poin a yakni
ال َر ْم ُي اْلِّز َنا ْيِف ُمْع َر
”الَّتْع ِيِرْي, yang artinya “menuduh seseorang berzina
َر ْم ٌي ُمَك َّلٌف ُح ًّر ا ُمْس ِلًم ا ِبَنْف ِي َنَس ٍب َعْن َأٍب أو َج ٍّد أو
11
) Ibid
21
Sehingga dapatlah penulis pahami pemahaman yang
sempurna terkait pengertian qadzaf yakni “tuduhan terhadap
mukallaf merdeka yang muslim bahwa ia telah melakukan
perzinaan secara terperinci”.
"اْج َتِنُبوا: َعِن الَّنِّيِب َص َّلى اُهلل َعَلْي ِه َو َس َّلَم َقاَل،َعْن َأيِب ُه َر ْيَر َة َر ِض َي الَّل ُه َعْن ُه
"…َو َق ْذ ُف: َي ا َرُس وَل الَّل ِه َو َم ا ُه َّن ؟ َق اَل: َق اُلوا، " الَّس ْبَع ا وِبَق اِت
ُمل
/و مس لم10:4/2766/ا ْحَص َنا ا ْؤ َن ا الَغ ا َال "(رواه البخ اري ِت ِف ِت ِم ِت
ُمل ُمل
12
)92:1/145
Artinya: “Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam, beliau bersabda: “Jauhilah tujuh (dosa besar) yang
membinasakan. Mereka bertanya: “wahai Rasulullah apa saja (tujuh
dosa besar yang membinasakan) itu?. Rasulullah menjawab: “…
menuduh perempuan beriman yang telah menikah dan lalai terhadap
maksiat melakukan perzinaan”. (HR. Bukhari no. 2766 dan Muslim no.
145).
Sesuai dengan keterangan hadits tersebut, qadzaf menjadi salah
satu dosa besar yang patut kita hindari. Menuduh perempuan beriman
yang telah menikah melakukan hubungan perzinaan, menyebabkan
12
) Al-Bukhari, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail, “Shahih Al Bukhari”,(Beirut: Dar Ibnu
Katsir, 1993), cet-5, jilid 6 , hal. 2515.
An-Naisaburi,Abu Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi, “Shahih Muslim”, (Beirut: Dar
El Kutub Al Ilmiyah, 1991) cet-1, jilid 1, hal. 92.
22
penuduhnya terjerumus ke dalam al kabaair (dosa besar) yang dapat
menuntunnya kepada murka-Nya hingga berakhir ke dalam neraka-Nya.
Tibalah di mana kami menemukan pemahaman yang terselubung di
dalamnya, bahwa qaadzif atau sang penuduh sepatutnya tidak
sembarangan dalam melontarkan tuduhan, sehendaknya mereka
mengemukakan tuduhan sesuai fakta dan realita serta tidak diiringi
dengan rasa dendam, sehingga tuduhannya dapat diterima oleh syari’at
jika mereka benar, namun perlu diketahui pula, bila mereka salah dan
tidak terbukti benar tuduhan tersebut, maka konsekuensi syara’ akan
berlaku pada mereka yang menuduh muhsanah tersebut.
23
Demikianlah penerangan kami terkait rukun dan syarat, selanjutnya
penulis akan memberikan penjelasan terkait rukun dan syarat yang
berkenaan dengan hukum qadzaf, sehingga sempurna pengetahuan kita
terhadapnya.
A. Syarat Qaadzif (penuduh).
Syarat-syarat qaadzif (orang yang menuduh berzina)
adalah: berakal, dewasa (baligh) dan dalam keadaan tidak
terpaksa (ikhtiyar). Adapun penguraiannya penulis akan
jelaskan berikut.
Di antara syarat bagi orang yang menuduh adalah:
1. Berakal.
2. Sudah balig.
3. Tidak dipaksa orang lain.
Semua hal di atas termasuk syarat karena ketiganya
merupakan dasar-dasar taklif (pembebanan untuk
melaksanakan ketentuan Allah swt.). Jadi, jika seorang tak
berakal, masih kecil, atau seseorang yang terpaksa
menjatuhkan tuduhan berzina kepada orang lain, mereka tetap
dikenakan hukuman, namun bukan termasuk dari ketentuan
hukum qadzaf. Ketentuan ini berlandaskan sabda Rasulullah
saw.,
ِف ِه ِه ِئ
َعْن َعا َش َة َأَّن َرُس وَل الَّل َص َّلى الَّلُه َعَلْي َو َس َّلَم َقاَل "ُر َع اْلَق َلُم َعْن
ِغ ِق ِئ ٍة
َثاَل َث َعْن الَّن ا ِم َح ىَّت َيْس َتْي َظ َو َعْن الَّص ِري َح ىَّت َيْك َبَر َو َعْن
/ و ابن ماجه32:4/1423/اْلَم ْج ُن وِن َح ىَّت َيْع ِق َل"(رواه الرتمذي
/ و أمحد139:4/4398/ و أبو داود658:1/2041
13
)254:2/940
13
) At-Tirmidzi, Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah, “Al Jami’ Ash Shahih wa huwa Sunan
At Tirmidzy”, (Cairo: Dar El Hadits, 1962) cet-1, jilid 4, hal. 32.
Al-Qazwini, Abdullah Muhammad bin Yazid bin Majah ar-Rabi'i, “Sunan Ibnu Majah”,
(Riyadh: Maktabah Al Ma’arif li An Nasyri wa At Tauzi’, 1997 ), cet-1, jilid 1, hal. 352.
24
Artinya: dari ['Aisyah] bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Pena akan diangkat dari tiga orang;
orang yang tidur hingga bangun, anak kecil hingga besar
(balig) dan orang gila hingga berakal atau sadar." (HR. lima
kecuali An Nasa’i/ Tirmidzy no. 1423, Ibnu Majah no. 2041,
Abu Dawud no. 4398, Ahmad no. 940)
Rasulullah saw. juga bersabda,
ِإ ِه
" َّن الَّلَه َو َض َع: َقاَل، َعِن الَّنِّيِب َص َّلى اُهلل َعَلْي َو َس َّلَم، َعِن اْبِن َعَّباٍس
/ َو َم ا اْس ُتْك ِر ُه وا َعَلْي ِه"(رواه ابن ماجه، َو الِّنْس َياَن،َعْن ُأَّم يِت اَخْلَط َأ
14
)659:1/2045
Artinya: "Diangkat dari umatku kesalahan (tanpa
sengaja), kealpaan dan sesuatu yang dilakukan dengan
terpaksa." (HR. Ibnu Majah no. 2045).
As-Sijistani, Sulaiman bin Al-Asy'as bin Ishak bin Basyir bin Syidad bin Amar Al-Azdi,
“Sunan Abi Dawud”, (Riyadh: Maktabah Al Ma’arif li An Nasyri wa At Tauzi’, 1997 ), cet-
2, jilid 1, hal. 789
Asy-Syaibani, Abu Abdillah, Ahmad bin Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, “Musnad
Ahmad”, (Maktabah Syamilah Rabith Al Kitab, 2021), ter-1, hal.162.
14
) Al-Qazwini, Abdullah Muhammad bin Yazid bin Majah ar-Rabi'i, “Sunan Ibnu Majah”,
(Riyadh: Maktabah Al Ma’arif li An Nasyri wa At Tauzi’, 1997 ), cet-1, jilid 1, hal. 352.
25
2. Sudah baligh. Orang yang dituduh juga sudah baligh. Bagi
anak yang masih kecil menuduh orang lain tidak dikenakan
hukuman, begitu pula dengan orang yang dituduh baik dia
laki-laki ataupun perempuan. Jika anak kecil menuduh
seorang anak kecil perempuan yang usianya masih belia,
tapi sudah memungkinkan untuk disetubuhi, menurut
mayoritas ulama, perbuatan itu tidak disebut dengan "al-
qadzfu", karena tidak ada hukuman zina yang dapat
dijatuhkan bagi anak perempuan yang masih kecil.
Meskipun demikian, bagi yang menuduhnya tetap harus
dikenakan hukuman taʼzir.
26
ِس ِمَس ِض
ْعُت َأَبا الَق ا ِم َص َّلى اُهلل: َقاَل،َعْن َأيِب ُه َر ْيَر َة َر َي الَّلُه َعْن ُه
ُج ِل َد، َو ُه َو َبِر يٌء َّمِما َقاَل، "َمْن َقَذ َف ْمَمُلوَك ُه: َعَلْيِه َو َس َّلَم َيُقوُل
/ ِإاَّل َأْن َيُك وَن َك َم ا َق اَل " (رواه البخ اري،َيْو َم الِق َياَم ِة
15
)1282:3/1660/ و مسلم175:8/6858
Artinya: "Siapa yang menuduh hamba sahanyanya
berzina, maka sanksinya akan dijajatuhkan pada hari
kiamat, kecuali jika yang dituduhkannya benar."(HR.
Bukhari no. 6858 dan Muslim no. 1660)
15
) Al-Bukhari, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail, “Shahih Al Bukhari”,(Beirut: Dar Ibnu
Katsir, 1993), cet-5, jilid 6 , hal. 2515.
An-Naisaburi, Abu Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi, “Shahih Muslim”, (Beirut: Dar
El Kutub Al Ilmiyah, 1991) cet-1, jilid 3, hal. 1282.
16
) Abdul Qadir Audah, “At Tasyri’ Al Jina’i Al Islami”, (Beirut: Dar Al-Kitab Al-‘Araby, tt),
hal. 67
27
Salah satu aturan yang akan senantiasa menjaga hubungan antara
lawan jenis adalah menikah. Perbuatan zina yang haram hukumnya
dapat tercegah bahkan terhapus melalui pernikahan yang sah.
Islam memandang zina adalah perbuatan yang keji dan memiliki
konsekuensi hukum yang berat, yakni hukuman rajam bagi para pezina
muhshan dan dera atau cambuk seratus kali bagi para pezina ghairu
muhshan. Islam tidak hanya melarang dan melaknat para pengikutnya
yang melakukan perzinaan, akan tetapi menuduh wanita beriman yang
telah menikah berzina juga termasuk kedalam perbuatan yang keji dan
amat terlaknat, seperti pembahasan kita kali ini, sebagaimana yang telah
kita maklumi bersama hal tersebut dinamakan dengan qadzaf.
Dalam hukum Islam, qadzaf termasuk tindak pidana hudud, yang
mana ia diancam dengan hukuman berat. Yaitu 80 kali dera atau
cambuk, ketentuan tersebut didasarkan kepada ayat:
َو اَّلِذيَن َيْر ُموَن اْلُم ْحَص َناِت َّمُث ْمَل َيْأُتوا ِبَأْر َبَعِة ُش َه َد اَء َفاْج ِل ُد وُه ْم َمَثاِنَني َج ْل َد ًة
)4:24/َو اَل َتْق َبُلوا ُهَلْم َش َه اَدًة َأَبًد ا َو ُأوَلِئَك ُه ُم اْلَف اِس ُقوَن (النور
Artinya: “dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang
baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang
saksi, Maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali
deradan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-
lamanya. dan mereka Itulah orang-orang yang fasik. ”(QS. An
Nur/24:4)
28
lamanya yang pada akhirnya ia mendapat predikat sebagai orang yang
fasik.
ِإَّن اَّل ِذي َي ُم وَن اْل ْحَص َناِت اْلَغ اِفاَل ِت اْل ْؤ ِم َن اِت ُلِعُن وا يِف ال ُّد ْنَيا اآْل ِخ ِة
َو َر ُم ُم َن ْر
َيْو َم َتْش َه ُد َعَلْيِه ْم َأْلِس َنُتُه ْم َو َأْي ِديِه ْم َو َأْر ُج ُلُه ْم َمِبا َك اُنوا.َو ُهَلْم َع َذ اٌب َعِظ يٌم
ِد ِئ ٍذ
َيْو َم ُيَو ِّفيِه ُم الَّل ُه يَنُه ُم اَحْلَّق َو َيْع َلُم وَن َأَّن الَّل َه ُه َو اَحْلُّق اْلُم ِبُني. َيْع َم ُل وَن
)23-25:24/(النور
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang
baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la'nat
di dunia dan akhiratdan bagi mereka azab yang besar, pada hari
(ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka
terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. di hari itu, Allah akan
memberi mereka Balasan yag setimpal menurut semestinyadan tahulah
mereka bahwa Allah-lah yang benar, lagi yang menjelaskan (segala
sesutatu menurut hakikat yang sebenarnya).”(QS. An Nur/24:23-25)
17
) At-Tirmidzi, Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah, “Al Jami’ Ash Shahih wa huwa Sunan
At Tirmidzy”, (Cairo: Dar El Hadits, 1962) cet-1, jilid 5, hal. 336.
Al-Qazwini, Abdullah Muhammad bin Yazid bin Majah ar-Rabi'i, “Sunan Ibnu Majah”,
(Riyadh: Maktabah Al Ma’arif li An Nasyri wa At Tauzi’, 1997 ), cet-1, jilid 2, hal. 437.
As-Sijistani, Sulaiman bin Al-Asy'as bin Ishak bin Basyir bin Syidad bin Amar Al-Azdi,
“Sunan Abi Dawud”, (Riyadh: Maktabah Al Ma’arif li An Nasyri wa At Tauzi’, 1997 ), cet-
2, jilid 4, hal. 804
29
Artinya: “Ketika turun ayat yang membebaskanku (dari tuduhan
melakukan penyelewengan), Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
berdiri di atas mimbar. Lalu beliau menuturkan hal itu dan membaca
ayat yang mengenai hal tersebut. Setelah turun beliau memerintahkan
dua orang laki-laki dan seorang perempuan agar dipukul dengan
cambuk”.(HR. Tirmidzi no. 4474, Abu Dawud no. 3181dan Ibnu Majah
no. 2567).
Berikut pula kami akan terangkan tentang ketentuan jarimah
qadzaf.
Adapun ketentuan jarimah qadzaf, yaitu:
1. Dengan empat orang saksi. Syarat-syarat saksi sama dengan
syarat dalam jarimah zina, yaitu; baligh, berakal, adil, dapat berbicara,
islam dan tidak ada penghalang menjadi saksi. Adapun jumlah saksi
dalam qadzaf sekurang-kurangnya adalah empat orang.
َو اَّلِذْيَن َيْر ُمْو َن اْلُم ْحَص ٰن ِت َّمُث ْمَل َيْأُتْو ا ِبَاْر َبَع ِة ُش َه َد ۤاَء َفاْج ِل ُد ْو ُه ْم ٰمَثِنَنْي َج ْل َد ًة
ََّو اَل َتْق َبُلْو ا ُهَلْم َش َه اَدًة َاَبًد ا َو ُاوٰۤلِٕى َك ُه ُم اْلٰف ِس ُقْو ن
Artinya: “Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang
baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang
saksi maka deralah mereka ( yang menuduh itu) delapan puluh kali
dera ....” (QS. An Nur/24:4).
30
ِخ ِة ِم ِت ِع ىِف ِت ِف ِت ِا ِذ
َّن اَّل ْيَن َيْر ُمْو َن اْلُم ْحَص ٰن اْلٰغ ٰل اْلُم ْؤ ٰن ُل ُنْو ا الُّد ْنَيا َو اٰاْل َر َو ُهَلْم
ِظ
َعَذ اٌب َع ْيٌم
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-
wanita yang baik-baik yang lengah, lagi beriman (berbuat zina),
mereka kena laknat di dunia dan akhiratdan bagi mereka azab yang
besar”. (QS. An Nur/24:23).
31
akan tetapi dalam pasal 310 ayat 1 KUHP menjelaskan tentang
pencemaran nama baik, adapun bunyi pasal tersebut lengkapnya
sebagai berikut.18
“Barangsiapa sengaja merusak kehormatan itu atau nama baik
seseorang dengan jalan menuduh dia melakukan suatu perbuatan
dengan maksud yang nyata akan tersiarnya hukuman itu, dihukum
karena menista, dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan
bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 4.500.”
18
) Balqish Fallahnda, “Bunyi Pasal 310 KUHP Tentang Pencemaran Nama Baik dan Ancaman
Hukuman”, (https://tirto.id/bunyi-pasal-310-kuhp-tentang-pencemaran-nama-baik-ancaman-
hukuman-gvxN) di akses pada tanggal 21 November 2022 pada jam 03.56 WIB.
32
mestilah kita cari pemaling yang dapat merubah status kebolehan hukum
ini.
Sebelum melangkah lebih jauh dalam mendudukkan perkara ini,
adalah lebih baik bila kemudian penulis rangkaikan fokus persoalan ini,
berupa faktor-faktor yang dapat memalingkna dengan berurutan secara
eksplisit berikut ini.
33
Melalui keempat alasan tersebut, penulis akan sertakan jawaban
berupa analisis fiqhiyah sebagaimana berikut.
Pada poin pertama, sekalipun praktik penggunaan CCTV memiliki
jalan untuk dilakukannya sebuah pemalsuan sebagaimana peluang yang
dapat terjadi, perlulah kita pertimbangkan menurut cara agama
memandang, sebagaimana berikut.
1) Allah dan RasulNya telah nyatakan pada hambaNya bahwa
urusan dunia merupakan perkara yang kita sendiri lebih
mengetahiunya.
Berdasarkan ayat:
اَّل ِذي َل َلُك ا يِف اَأْل ِض ِمَج ي ا َّمُث ا ى ِإىَل الَّس اِء
َم ًع ْس َتَو ْر َخ َق ْم َم ُه َو
)29:2/َفَس َّو اُه َّن َس ْبَع َمَساَو اٍت َو ُه َو ِبُك ِّل َش ْي ٍء َعِليٌم (البقرة
Artinya: “Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa
yang ada di bumi untukmu kemudian Dia menuju ke langit,
lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia
Maha Mengetahui segala sesuatu.”(QS. Al Baqarah/2:29)
19
) An-Naisaburi, Abu Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi, “Shahih Muslim”, (Beirut:
Dar El Kutub Al Ilmiyah, 1991) cet-1, jilid 4, hal. 1836.
34
kalian (yang kalian ahli dalam bidang tersebut)”(HR. Muslim
no.141).
Dirasa telah jelas nash-nash tersebut menunjukkan akan
persoalan dunia secara umum atau penggunaan kamera secara
khusus merupakan hal yang Allah dan RasulNya anggap kita
yang lebih mengetahui isinya.
2) Allah dan Rasul-Nya menyatakan segala sesuatu atau
perbuatan itu tergantung pada niat serta tujuan awal sesuatu
atau perbuatan tersebut ada, bisa kita ambil contoh
sebagaimana ayat berikut.
35
selama-lamanya. Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar
takwa, sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau
melaksanakan salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-
orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-
orang yang bersih. Maka apakah orang-orang yang
mendirikan bangunan (masjid) atas dasar takwa kepada Allah
dan keridaan(-Nya) itu lebih baik, ataukah orang-orang yang
mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu
(bangunan) itu roboh bersama-sama dengan dia ke dalam
neraka Jahanam? Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zalim.” (QS. At Taubah/9:107-109).
ِمَس ْعُت َرُس وَل: َعْن ُعَمَر ْبَن اَخلَّطاِب َر ِض َي الَّل ُه َعْن ُه َعَلى اِملْنِرَب َقاَل
ِل
َو ِإَمَّنا ُك ِّل، «ِإَمَّنا اَألْع َم اُل ِبالِّنَّي اِت: الَّلِه َص َّلى اُهلل َعَلْيِه َو َس َّلَم َيُق وُل
/ و مس لم6:1/1/اْم ِر ٍئ َم ا َنَو ى (رواه البخ اري
20
)1515:3/1907
20
) Al-Bukhari, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail, “Shahih Al Bukhari”,(Beirut: Dar Ibnu
Katsir, 1993), cet-5, jilid 1 , hal. 6.
An-Naisaburi, Abu Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi, “Shahih Muslim”, (Beirut: Dar
El Kutub Al Ilmiyah, 1991) cet-1, jilid 3, hal. 1515.
36
Artinya: “Sesungguhnya (sahnya) amal-amal perbuatan
adalah hanya bergantung kepada niatnyadan sesungguhnya
setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang
diniatinya.”(HR. Bukhari no.1 dan Muslim no. 1907).
37
c. Pernyataan pada poin b hanya perbuatan beberapa oknum,
sehingga dapat dipahami bahwa tidak menjadi haram
penggunaan pisau karena terjadinya hal tersebut.
Hingga saat ini, bila seseorang paham “kegunaan CCTV menurut
tujuannya” maka mereka akan paham bahwa ia sebagai alat pengawas
yang efektif, karena sesuai dengan tujuan asal diciptakannya, bukan
karena adanya oknum yang menyalahgunakan hal tersebut.
38
kemungkinan hal tersebut terjadi sangatlah minim, maka dari
itu, keotentikan dan keaslian hasil rekaman CCTV dapat
terjaga dan terhindat dari adanya kasus penyalahgunaan
terhadapnya.
39
Untuk menjawab permasalahan di atas, penulis akan
jelaskan makna asal dari kata syahadah tersebut.
Menurut bahasa saksi dalam bahasa Indonesia
merupakan kata benda yang berarti “orang yang melihat atau
orang yang mengetahui”. Kata saksi dalam bahasa Arab
adalah َش اِه ٌدatau الَش اِه ُدyaitu orang yang mengetahui yang
menerangkan apa yang diketahuinya, kata jama’nya adalah
21
) Almaany.com, “Ma’na Syahadah”,
(https://www.almaany.com/ar/dict/ar-ar/%D8%A7%D9%84%D8%B4%D9%87%D8%A7%
D8%AF%D8%A9/) di akses pada tanggal 12 November 2022 pada jam 15.23 WIB.
40
ا كاَن من َش ْأِن أيب ْك َة واملغريِة: عن َق ا ة بِن زهٍري قاَل
َب َر َّمل َس َم
َف َد َعا الشهوَد َفَش ِه َد أبو َبْك َر َة: وَذَك َر احلديَث قاَل، اَّل ِذي كاَن
ِد ٍد ِش
فقاَل ُعَمُر رضي اهلل عنه حَني،و ْبُل بُن َم ْع َب وأبو عب اهلل نافٌع
ِء ِه
و) َش َّق على ُعَم َر، (َأَّو َد املغريَة َأْر َبَع ٌة:َش َد هؤال الثالثُة
قاَل، ِإْن َتْش َه ْد ِإْن َش اَء اهلل ِإَّال حبَق: فلَّم ا قاَم زياٌد قاَل،َش ْأُنُه
قال، ولكْن قد رأيُت أمرًا قبيحًا، أَّم ا الِّز َن ا فال َأْش َه ُد ِب ِه:زياٌد
فقاَل أبو َبْك َر َة َبْع َد: قاَل، َفَج َل ُد وُه ْم، ُح ُّدوُه ْم، اهلل َأْك َبُر: ُعَم ُر
رضي اهلل عنه َأْن ِعيَد عليِه ٍن
ُي َفَه َّم ُعَم ُر، َأْش َه ُد أنُه زا:َم ا َض َر َبُه
ِإ
ْن َج َلْدَت ُه فاْر ُجْم: َفَنَه اُه علٌّي رضي اهلل عنه وقاَل، اَجلْل َد
. َفَتَر َك ُه ومل ْجَيِلْد ُه، َص اِح َبَك
Artinya: “Dari Qusamah bin Zuhair, ia berkata, “Ketika
terjadi masalah antara Abi Bakrah dengan al-Mughirah -lalu
menyebutkan kelanjutannya-.” (Perawi) berkata, “Kemudian
ia memanggil para saksi. Kemudian Abu Bakrah, Syibl bin
Ma’baddan Abu ‘Abdillah Nafi’ memberikan persaksian.
Tatkala mereka bertiga telah bersaksi, ‘Umar berkata,
‘Urusannya membuat ‘Umar merasa berat.’ Tatkala Ziyad
datang ia berkata, ‘Insya Allah, engkau tidak bersaksi
melainkan dengan kebenaran.’ Ziyad berkata, ‘Adapun zina,
aku tidak bersaksi atasnya, namun aku telah melihat perkara
yang menjijikkan.’ ‘Umar berkata, ‘Allahu Akbar,
laksanakan hukum hadd terhadap mereka dan cambuklah
mereka!’ Perawi mengatakan, “Berkata Abu Bakrah setelah
ia dipukul, ‘Aku bersaksi bahwa ia seorang pezina.’
Kemudian ‘Umar bermaksud mengulangi hukuman cambuk
atasnya, maka ‘Ali Radhiyallahu ‘anhu melarangnya seraya
berkata, ‘Jika engkau mencambuknya, maka rajamlah
41
temanmu.’ Maka ‘Umar meninggalkannya dan beliau tidak
mencambuknya lagi.” [Sanadnya shahih: Al-Irwaa’ VIII/29,
al-Baihaqi VIII/334]
42
sebuah argumen penulis yang telah didasarkan pada beberapa nash hadits
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Sang penulis akan mengutarakan argumentasinya dalam rincian
berikut.
1. Sebagai argumentasi dasar, sang penulis perlu kabarkan
terkait dasar tersyariatkannya hukum qadzaf, yakni pada surat
An Nur ayat 4, yang mana penulis paham darinya ketentuan
empat orang saksi terpakai secara mutlak tanpa adanya
alternatif lain yang dapat menggantikannya.
2. Terkait relevansi rekaman CCTV sebagai saksi perlulah
ditinjau kembali dalam masalah keotentikan serta keaslian
dari data tersebut.
Tak bisa kita nafikan, bahwa penggunaan rekaman CCTV tak
terlepas dari adanya penyalahgunaan, walaupun telah ada teknologi yang
dapat menanganinya, tetap saja ia tidak akan bisa merubah presentase
keaslian dari hasil rekaman tersebut menjadi 100 persen asli.
Karena hal tersebut bisa terjadi dari faktor lain yang menjadikannya
tak dapat dikatakan sempurna keasliannya, misalnya, kita perlu
mengetahui tingkat keakuratan dari teknologi tersebut.
Ketentuan tersebut berkenaan dengan salah satu qaidah yang
berhubungan dengan hukum had, sebagai berikut.
اْد وا ا ُد و ِبالُّش اِت
َرُء ُحْل َد ُبَه
Artinya: “Tolaklah hukum had karena adanya syubhat”
43
kemukakan sebelumnya. Sehingga sekali lagi, tiada persoalan bagi
ketentuan saksi yang dilalui dengan esensi dapat terpakainya alternatif
lain sebagai pengganti.
Lalu kemudian timbullah persoalan, bagaimana jika rekaman video
CCTV digunakan sebagai barang bukti?, bilamana tidak dapat
terhadirkannya empat orang.
Dalam permasalahan ini, ketentuan yang terpakai dalam jarimah
qadzaf ada tiga, yakni pengakuan, kesaksian dan sumpah (bagi suami
istri). sebagai pertimbangan kita perlu bercermin pada salah satu
peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam.
44
ِم ِه ِبِه ِل
َك َذ َك َفَق اَل الَّنُّيِب َص َّلى الَّلُه َعَلْي َو َس َّلَم َلْو اَل َم ا َم َض ى ْن َس ْح َم اَء َفَج اَءْت
)1772:6/4470/يِل َو َهَلا َش ْأٌن (رواه البخاري ِكَتاِب الَّلِه َلَك اَن
22
22
) Al-Bukhari, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail, “Shahih Al Bukhari”,(Beirut: Dar Ibnu
Katsir, 1993), cet-5, jilid 6 , hal. 1772.
45
menyerah. Namun kemudian istri Hilal berkata; Aku tidak akan
menjatuhkan kehormatan keluargakudan melanjutkan mengambil
sumpah. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian berkata;
Perhatikan ia. Jika ia melahirkan seorang bayi dengan mata hitam,
berpantat besardan kaki yang gemuk, maka bayi itu adalah anak Syarik
bin Samha. Di kemudian hari ia melahirkan bayi yang ciri-cirinya
seperti yang digambarkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kalaulah bukan karena perkara
yang telah ada di dalam kitabullah, niscaya antara diriku dan wanita itu
ada perkara (hukuman rajam karena berzina)". (HR. Bukhari no. 4470)
Pemahaman yang dapat kita ambil dari hadits tersebut ialah; Nabi
tidak menggunakan bukti bayi yang telah lahir tersebut sebagai alat bukti
jarimah qadzaf, maka hal tersebut menjadi ketentuan, bahwa barang bukti
bukan termasuk dalam pembuktian jarimah qadzaf.
Habislah pembahasan ini, sebagaimana penjelasan yang telah penulis
uraikan secara panjang lebar, bahwa telah tuntas terjawab faktor-faktor
penghalang atas relevansi CCTV sebagai saksi atau bukti dalam kasus
zina tersebut. Sehingga nampaklah tegas biidznillah, tidak terpakainya
atau tidak sahnya akan status CCTV sebagai saksi kasus zina.
46
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Setelah penulis menjabarkan semua penjelasan tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. CCTV merupakan satu alat atau sistem dengan memanfaatkan
perekaman pada kamera yang menggunakan sinyal tertutup untuk
mentransmisikan sinyal video atau audio ke tempat yang spesifik dalam
beberapa set komputer secara langsung maupun dalam bentuk rekaman.
2. Qadzaf adalah tuduhan terhadap mukallaf merdeka yang muslim bahwa
ia telah melakukan perzinaan secara terperinci.
4.2. Saran
Penulis memberikan saran terkait dengan penulisan makalah ini.
Bilamana terdapat sebuah kesenjangan hukum, dirasa dapat kami luruskan
sesuai kebenaran hukum tersebut.
47
DAFTAR PUSTAKA
WEBSITE KEPUSTAKAAN
Almaany.com, “Ma’na Syahadah”,
(https://www.almaany.com/ar/dict/ar
ar/%D8%A7%D9%84%D8%B4%D9%87%D8%A7%D8%AF%D8%A9/)
di akses pada tanggal 12 November 2022 pada jam 15.23 WIB.
Fallahnda, Balqish, “Bunyi Pasal 310 KUHP Tentang Pencemaran
Nama Baik dan Ancaman Hukuman”, (https://tirto.id/bunyi-pasal-310-kuhp-
48
tentang-pencemaran-nama-baik-ancaman-hukuman-gvxN) di akses pada
tanggal 21 November 2022 pada jam 03.56 WIB.
49