Anda di halaman 1dari 42

PENYULUHAN ANTIKORUPSI

OLEH: DWI AGUS PRASETYO

Membentuk Karakter Berintegritas


dalam Mencegah Korupsi
(Pendekatan Religiusitas dan Keteladanan)
PENDAPAT PAKAR HUKUM

Prof. Romli Atmasasmita Prof. Yusril Ihza Mahendra


“Ada 2 (dua) alasan sulitnya pemberantasan “Dengan sistem hukum yang kuat, orang
tindak pidana korupsi, yaitu pertama, jahat akan dipaksa berperilaku baik.
karena alasan historis/budaya, dan kedua, Jika dengan sistem hukum yang buruk,
karena lemahnya perundang-undangan.” orang baik akan ikut buruk.”

BEST FOR You 3


O R G A N I C S C O M P A N Y
MENGENALI GEJALA KORUPSI DI MASYARAKAT

SISTEM (ORGANISASI) MANUSIA (SDM)


» Diperlukan sistem yang baik untuk mengatasi » Sistem perlu digerakkan oleh political will
korupsi manusia yang diberi otoritas dalam sistem tsb.
» Dengan sistem, orang jahat dapat diarahkan » Pentingnya menyelesaikan korupsi dari faktor
menjadi baik, dan orang baik tetap terawat baik manusia, meskipun ia bukan satu-satunya faktor
» Tanpa sistem, orang baik bisa jadi jahat » Peraturan menjadi tidak berguna bila tidak ada
manusia yang mematuhi, dan aparat yang
menegakkan
» Manusia menjadi faktor penting karena dalam
dirinya masih dapat dimunculkan mentalitas,
komitmen dan kemauan antikorupsi dalam suatu
sistem
» Perlunya membentuk karakter SDM berintegritas

BEST FOR You 4


O R G A N I C S C O M P A N Y
JUMLAH TINDAK PIDANA KORUPSI (2004 - OKTOBER 2022)
Sumber: KPK (data per Oktober 2022)

Pemkot/Pemkab 537

Kementerian/Lembaga 406

Pemprov 160
Total: 1.310 kasus
BUMN/BUMD 109

DPR/DPRD 76

Komisi Non-Struktural 22

0 100 200 300 400 500 600


BESTKasus
FOR You 5
O R G A N I C S C O M P A N Y
JUMLAH PELAKU KORUPSI TAHUN 2022
Sumber: KPK (data per Oktober 2022)

Eselon I/II/III 31

Walikota/Bupati/Wakil 18

Swasta 17
Total: 79 orang
Anggota DPR/DPRD 4
Penyuapan: 63
Kepala K/L 2
PBJ: 11
Hakim 1 Pencucian Uang: 4
Jaksa 1 Pungutan/Pemerasan: 1
Pengacara 1

Lainnya 4

0 5 10 15 20 25 30 35

BEST Pelaku
FOR You 6
O R G A N I C S C O M P A N Y
KONDISI FRAUD DI DJKN (1)

1. Jumlah fraud (2014 – 2020) yang direkomendasikan hukuman disiplin


sebanyak 59 orang. Pegawai yang terlibat fraud mulai dari pelaksana
sampai dengan pejabat eselon II. Kasus fraud tertinggi terjadi pada
bidang lelang diikuti penilaian dan piutang negara.

BEST FOR You 7


O R G A N I C S C O M P A N Y
KONDISI FRAUD DI DJKN (2)

2. Hasil Survei Penilaian Integritas (SPI) tahun 2021 oleh KPK dan Kemenkeu
terhadap DJKN, terdapat beberapa isu:
» Sebesar 9,64% responden internal (141 dari 1.463 pegawai)
menyatakan “pengalaman melihat/mendengar pegawai menerima
pemberian.” Nilai tahun 2021 naik 7,02% dibanding tahun 2020 sebesar
2,62%.
» Sebesar 3,214% responden eksternal (63 dari 1.965) menyatakan
“pegawai tidak menjalankan tugas sesuai aturan.” Nilai tahun 2021
naik 0,73% dibanding tahun 2020 sebesar 2,48%.
» Terkait hasil SPI tahun 2021, Itjen Kemenkeu menginformasikan masih
adanya pelanggaran area rawan fraud di unit vertical DJKN.
BEST FOR You 8
O R G A N I C S C O M P A N Y
FRAUD (The Fraud Tree)
Menurut ACFE (Association of Certified Fraud Examiner)

DEFINISI FRAUD KATEGORI FRAUD


Perbuatan curang (penipuan) yang » Perbuatan korupsi
dilakukan oleh:
 Pertentangan/benturan kepentingan
» karyawan
 Suap
» manajer
 Pemberian ilegal
» pejabat atau pemilik organisasi
 Pemerasan
yang merugikan organisasi tersebut.
» Penyalahgunaan aset, dan
» Pernyataan palsu (fraudulent statements)

BEST FOR You 9


O R G A N I C S C O M P A N Y
PENGERTIAN KORUPSI (UU No.31/1999 diubah dg UU No.20/2001)

SESUAI PASAL 3 TUJUH PERBUATAN UTAMA KORUPSI

Setiap orang yang dengan tujuan: 1. Merugikan Keuangan Negara


» menguntungkan diri sendiri atau orang lain 2. Suap
atau suatu korporasi 3. Penggelapan dalam Jabatan
» menyalahgunakan kewenangan, kesempatan 4. Pemerasan (Paksaan Mengeluarkan Uang)
atau sarana yang ada padanya karena jabatan 5. Perbuatan Curang
atau kedudukan
6. Benturan Kepentingan dalam Pengadaan
» yang dapat merugikan keuangan negara atau
7. Gratifikasi
perekonomian negara.

BEST FOR You 10


O R G A N I C S C O M P A N Y
TEORI PENYEBAB KORUPSI (SEGITIGA KECURANGAN)
» Menurut Donald R. Cressey

1. Tekanan (Pressure)
Tekanan
» Adanya niat seseorang dalam melakukan (Pressure)
kecurangan.
» Seseorang yang melakukan fraud pasti memiliki
motivasi atau dorongan tersendiri.

2. Peluang (Opportunity) Fraud


» Peluang adalah kesempatan seorang pekerja untuk Triangle
melakukan tindakan kecurangan.

3. Pembenaran (Rationalize) Peluang Pembenaran


(Opportunity) (Rationalization)
» Rasionalisasi ini terjadi untuk menjadikan
kesalahan yang terjadi adalah tindakan yang wajar
dilakukan.

BEST FOR You 11


O R G A N I C S C O M P A N Y
KAUSALITAS KORUPSI

ANGGAPAN KENYATAAN
» Korupsi disebabkan oleh rendahnya gaji » Bukankah orang yang berkecukupan (kaya) juga
(penghasilan) banyak yang korupsi
» Korupsi disebabkan oleh prosedur yang panjang » Bukankah dengan prosedur administrasi yang
dan berbelit sederhana juga bisa muncul korupsi?
» Korupsi disebabkan oleh perangkat hukum yang » Bukankah perangkat hukum sudah diperbarui dan
belum memadai hukumannya diperberat, tapi korupsi tetap
merajalela?
» Korupsi disebabkan adanya peluang dan » Bagaimana dengan orang yang sejak awal berniat
kesempatan korupsi?

BEST FOR You 12


O R G A N I C S C O M P A N Y
FAKTOR PENDORONG
KORUPSI
FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL
Aspek Individu » Persepsi masyarakat terhadap korupsi
» Persepsi terhadap korupsi » Sistem hukum
» Moralitas (sifat tamak, rakus, gaya » Sistem politik
hidup konsumtif) » Budaya lembaga
» Nilai-nilai (integritas lemah) » Struktur dan sistem sosial
Aspek Sosial Budaya (Lingkungan) » Sistem pendidikan
» (Dorongan berbuat korupsi mengalahkan sifat
baiknya)
» Perilaku lingkungan sekitar (keluarga,
kantor, masyarakat, negara)
» Kebudayaan
BEST FOR You 13
O R G A N I C S C O M P A N Y
KARAKTER (CIRI-CIRI) MANUSIA INDONESIA
Menurut Mochtar Lubis, Budayawan dan Wartawan (1977)

1. Hipokrit (Munafik) 4. Percaya Takhayul


» Suka berpura-pura, lain dimuka lain di belakang » Sesuatu yang hanya berdasarkan khayalan belaka
» Dengan sikap ini, korupsi berlangsung hebat dan
terus menerus 5. Artistik (mempunyai nilai seni)

2. Tidak Bertanggung Jawab 6. Berwatak Lemah


(Kurang kuat mempertahankan keyakinan)
» Seorang atasan akan melemparkan kesalahan ke
bawahan. 7. Ciri-ciri lainnya:
» Bawahan apabila disalahkan akan berkelit, “Saya » Tidak hemat dan cenderung boros
hanya menjalankan perintah atasan” » Tidak suka bekerja keras
3. Berjiwa Feodal » Ingin cepat kaya tanpa kerja keras
» Sikap dan gaya hidup layaknya bangsawan » Memilih jadi PNS daripada pengusaha
» Cemburu dan benci melihat orang lain maju

BEST FOR You 14


O R G A N I C S C O M P A N Y
KARAKTER PEGAWAI (SDM) BERINTEGRITAS

NILAI-NILAI KEMENKEU KAMUS KOMPETENSI


(KEPMENKEU NO. 312/kmk.01/2011) (PERMENPANRB NO. 38 TAHUN 2017)

» Bahwa dalam berpikir, berkata, berperilaku dan Konsisten berperilaku selaras dengan
bertindak, pimpinan dan seluruh PNS di - nilai, norma dan/atau etika organisasi, dan
lingkungan Kemenkeu melakukannya dengan
baik dan benar, serta selalu memegang teguh - jujur dalam hubungan dengan manajemen, rekan
kode etik dan prinsip-prinsip moral. kerja, bawahan langsung, dan pemangku
kepentingan,
» Perilaku utama:
- menciptakan budaya etika tinggi,
- bersikap jujur, tulus dan dapat dipercaya; dan
- bertanggungjawab atas tindakan atau keputusan
- menjaga martabat dan tidak melakukan hal- beserta risiko yang menyertainya.
hal tercela
» PMK No.190/PMK.01/2018 tentang Kode Etik dan
Kode Perilaku PNS di Lingkungan Kemenkeu
BEST FOR You 15
O R G A N I C S C O M P A N Y
KARAKTER PEGAWAI (SDM)

NILAI-NILAI KEMENKEU NILAI-NILAI ANTIKORUPSI


(KEPMENKEU NO. 312/kmk.01/2011) (KPK – BERJUMPA DI KERTAS)

» Integritas » Berani
» Profesionalisme » Jujur
» Sinergi » Mandiri
» Pelayanan » Peduli
» Kesempurnaan » Adil
» Disiplin
» Kerja Keras
» Tanggung Jawab
» Sederhana
BEST FOR You 16
O R G A N I C S C O M P A N Y
KOMPONEN NILAI-NILAI INTEGRITAS (KPK)

1. NILAI INTEGRITAS INTI 3. NILAI INTEGRITAS SIKAP


» Jujur » Berani
» Bertanggung jawab » Peduli
» Disiplin » Adil

2. NILAI INTEGRITAS ETOS KERJA


» Mandiri
» Kerja keras
» Sederhana

BEST FOR You 17


O R G A N I C S C O M P A N Y
MANFAAT MEMILIKI KARAKTER BERINTEGRITAS

1. Kesehatan Mental dan Fisik 4. Spiritualitas (Kerohanian)


» Menjaga kesehatan dan kebugaran pegawai. » Implementasi hubungan manusia dengan tuhannya
(hubungan vertikal).
» Dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan
penuh semangat. » Mendorong pegawai berpikir dan berperilaku
secara baik (ketaatan ibadah)
2. Intelektual
» Pegawai dapat mengoptimalkan kinerja otak. 5. Sosial
» Mampu menggunakan kecerdasannya untuk » Mendorong pengembangan hubungan
bekerja, belajar serta mengembangkan potensi antarindividu maupun lingkungan sekitar
atau kompetensinya. (hubungan horizontal).
3. Emosional » Mendorong pegawai bekerja sama, komunikasi
yang baik dan efektif, bersinergi, tenggang rasa
» Mendorong pegawai memiliki empati, motivasi, dan toleransi.
serta rasa solidaritas tinggi dalam berinteraksi.

BEST FOR You 18


O R G A N I C S C O M P A N Y
Berintegritas dalam Bingkai
Religiusitas dan
Keteladanan (Role Model)
HASIL PENELITIAN

Nur Achmad (Harahap, 2021)


 Penerapan model pengendalian internal three lines of defense belum efektif dalam
mengendalikan korupsi di Kementerian Keuangan.
 Sehingga harus ditambah unsur keteladanan pemimpin, program pengendalian
korupsi yang terintegrasi, pembentukan unit khusus yang menangani korupsi serta
meningkatkan koordinasi dan kerja sama dengan pihak eksternal yaitu aparat
penegak hukum (KPK, Polri dan Kejaksaan), BPK dan BPKP.

Azwar Abubakar (Harahap, 2021)


 Model collaborative governance yang dikembangkan aparat penegak hukum
dalam pemberantasan korupsi di Indonesia masih kurang efektif.
 Sehingga perlu dievaluasi dan dimodifikasi dengan menambahkan faktor-
factor: (1) integritas SDM, (2) budaya masyarakat yang permisif terhadap
korupsi, (3) kondisi politik, dan (4) budaya organisasi institusi.
BEST FOR You 20
O R G A N I C S C O M P A N Y
HASIL PENELITIAN
Sumber: Psikoislamika: Jurnal Psikologi dan Psikologi Islam (JPPI). Vol. 15. No. 2 (Penelitian tahun 2018)

PENGARUH KETELADANAN (ROLE MODEL) DAN RELIGIUSITAS TERHADAP


PERILAKU ANTIKORUPSI
» Role model memiliki hubungan positif terhadap perilaku.
» Ada pengaruh positif antara role model dengan antikorupsi, semakin tinggi modelling pada
tokoh yang berperilaku antikorupsi maka diikuti tingginya perilaku antikorupsinya.
» Religiusitas tidak dapat memengaruhi kuat atau lemahnya pengaruh antara role model dan
perilaku antikorupsi.
» Tinggi rendahnya religiusitas seseorang jika ia tidak memiliki figur antikorupsi, maka ia akan
berperilaku korupsi.

BEST FOR You 21


O R G A N I C S C O M P A N Y
HUBUNGAN AGAMA, SPIRITUALITAS, DAN RELIGIUSITAS
Sumber: KBBI Daring (https://kbbi.kemdikbud.go.id/)

1. Agama 3. Religiusitas
» Ajaran » Kesalehan
» Sistem yang mengatur tata keimanan » Keahlian atau besarnya kepatuhan dan pengabdian
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang terhadap agama (Peter Salim, 1991)
Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan
» Tingkat konsepsi seseorang terhadap agama dan
dengan pergaulan manusia dan manusia serta
tingkat komitmen seseorang terhadap agamanya
manusia dan lingkungannya.
(Glock dan Stark, 1966)
» Religiusitas meliputi pengetahuan agama,
2. Spiritualitas pemahaman agama, perilaku (moralitas) agama,
dan sikap sosial keagamaan.
» Sumber motivasi dan emosi pencarian individu
yang berkenaan dengan hubungan seseorang » Religiusitas, berarti pelaksanaan keyakinan
dengan Tuhan. beragama atau nilai-nilai spiritualitas yang diyakini
kebenarannya berdasarkan agama atau
» Spiritual berhubungan dengan atau bersifat kepercayaan masing-masing
kejiwaan (rohani, batin).
BEST FOR You 22
O R G A N I C S C O M P A N Y
HUBUNGAN AGAMA, SPIRITUALITAS, DAN RELIGIUSITAS (1)

AGAMA SPIRITUALITAS RELIGIUSITAS

• Ajaran • Sumber • Kesalehan


• Sistem yang motivasi dan • Religiusitas,
mengatur tata emosi berarti
keimanan dan pencarian pelaksanaan
peribadatan individu yang keyakinan
kepada Tuhan berkenaan beragama
YME serta dengan atau nilai-nilai
tata kaidah hubungan spiritualitas
hubungan seseorang yang diyakini
manusia dan dengan Tuhan. kebenarannya
manusia serta • Berhubungan berdasarkan
manusia dan dengan atau agama atau
lingkungannya bersifat kepercayaan
kejiwaan masing-
(rohani, batin). masing

BEST FOR You 23


O R G A N I C S C O M P A N Y
HUBUNGAN AGAMA, SPIRITUALITAS, DAN RELIGIUSITAS (2)
AGAMA SPIRITUALITAS RELIGIUSITAS

• Hukum KORUPSI menurut • Cinta kepada Tuhan, diri • Keyakinan


Islam adalah HARAM, karena: sendiri, orang lain, dan • Praktik agama
• Termasuk perbuatan curang, seluruh kehidupan. • Pengalaman
menipu, dan berpotensi • Keyakinan akan kehidupan • Intelektual dan
merugikan keuangan Negara. dunia, kematian dan akhirat. Pengetahuan
(QS Ali Imran: 161) • Harapan hal positif: syukur • Pengamalan (konsekuensi)
• Termasuk perbuatan nikmat, bersyukur atas
penyalahgunaan wewenang rezeki yang diperoleh
dan kekuasaan; (mengendalikan syahwat
pengkhianatan terhadap harta), berpikir ke depan
amanah dan sumpah jabatan. (dampak korupsi), sabar atas
(QS al-Anfal: 27 dan QS an- ujian (fitnah) harta, jujur
Nisa’: 58) bekerja.
• Termasuk perbuatan zalim. • Memperhatikan tujuan
(QS az-Zukhruf: 65) hidup. Korupsi adalah hal
• Termasuk perbuatan buruk, dapat merusak tujuan
persekongkolan (kolusi). hidup.
(Hadits Nabi) • Bermoral dan beretika,
karena korupsi merusak
tatanan
BEST hidup masyarakat.
FOR You
O R G A N I C S C O M P A N Y
24
KARAKTERISTIK INDIVIDU YANG MEMILIKI RELIGIUSITAS
Dimensi Religiusitas (Glock dan Stark)

Keyakinan Intelektual dan Pengamalan


Praktik Agama Pengalaman
(Ideologis) Pengetahuan (Konsekuensi)

Seseorang memiliki Seseorang Seseorang Seseorang memiliki Seseorang memiliki


keyakinan menjalankan mengalami pengetahuan perilaku yang
(keimanan) kewajiban ritual perasaan terhadap ajaran dimotivasi oleh
terhadap kebenaran agamanya keagamaan selama agamanya. ajaran agama.
ajaran agamanya (ritualistik atau menjalankan ajaran
peribadatan) agamanya.

BEST FOR You 25


O R G A N I C S C O M P A N Y
FUNGSI RELIGIUSITAS

1. Edukatif 3. Pengawasan Sosial


» Agama mencakup tugas mengajar dan » Agama menyeleksi kaidah-kaidah sosial yang ada,
membimbing menuju implementasi nilai-nilai mengukuhkan yang baik dan benar, serta menolak
rohani (agama). kaidah yang buruk dan salah.
» Nilai-nilai agama adalah suatau kandungan dari
ajaran untuk mendapatkan kebaikan dunia akhirat 4. Memupuk Persaudaraan
yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
» Persamaan keyakinan merupakan salah satu
persamaan yang bisa memupuk persaudaraan.
2. Penyelamatan
» Ajaran agama memberikan jaminan kepada 5. Transformatif
manusia, yaitu keselamatan di dunia dan akhirat.
» Agama mampu melakukan perubahan bentuk
kehidupan masyarakat lama ke dalam bentuk baru.
» Mengubah kehidupan kepribadian seseorang atau
masyarakat sesuai ajaran agama yang dianut.

BEST FOR You 26


O R G A N I C S C O M P A N Y
KETELADANAN

1. Pengertian 2. Sumber Keteladanan


» Teladan adalah sesuatu yang patut ditiru atau » Lingkungan Keluarga
baik untuk dicontoh (tentang perbuatan, » Lingkungan Kerja (Kantor)
kelakuan, sifat, dan sebagainya). (KBBI)
» Lingkungan Lainnya (di luar lingkungan
» Keteladanan adalah tindakan atau sesuatu
keluarga dan kantor)
yang dapat ditiru atau diikuti oleh seseorang
dari orang lain yang melakukan atau 3. Bentuk Keteladanan
mewujudkannya, sehingga orang yang diikuti
disebut dengan teladan. » Perkataan/ucapan; hal-hal yang dapat ditiru
atau dicontoh seseorang dari orang lain,
kemudian akan dipraktekkannya sesuai
dengan apa yang didengarnya.
» Perbuatan; hal-hal yang dapat ditiru atau
dicontoh seseorang dari orang lain, dalam
bentuk perbuatan, kemudian dipraktikkan
sesuai dengan apa yang dilihatnya.
BEST FOR You 27
O R G A N I C S C O M P A N Y
FAKTOR KETELADANAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER
Pemikiran Ki Hajar Dewantara

3. Tut Wuri Handayani


1. Ing Ngarsa Sung Tuladha
» Ketika berada di belakang harus mampu
» Ketika berada di depan harus mampu menjadi mendorong orang-orang dan atau pihak-pihak
teladan (contoh baik). yang dipimpinnya.
» Seorang pemimpin harus mampu menjadi teladan » Pimpinan memberi kesempatan bawahan untuk
bagi bawahannya, orang tua sebagai panutan harus berkembang namun tetap memberikan
menjadi teladan bagi anaknya,dan guru bagi pengarahan dan bimbingan mengingat lingkungan
muridnya. di sekitarnya sangat mempengaruhi perilaku
bawahan.
2. Ing Madya Mangun Karsa
» Ketika berada di tengah-tengah harus mampu membangun
karsa (kehendak).
» Seorang pemimpin, ketika di tengah-tengah bawahannya
harus membangun semangat agar mereka dapat memahami
pekerjaannya dengan baik, mengembangkan kreatifitas dan
semangat dalam beragama. BEST FOR You
O R G A N I C S C O M P A N Y
28
MENGAPA KETELADANAN (ROLE MODEL) SANGAT PENTING?

» Keteladanan (role model) memiliki hubungan positif terhadap perilaku


antikorupsi, akan tetapi tidak begitu dengan faktor religiusitas terhadap
perilaku antikorupsi. Tinggi rendahnya religiusitas seseorang jika ia tidak
memiliki figur antikorupsi, maka ia akan berperilaku korupsi. (Hasil penelitian)
» Tatanan organisasi yang memiliki area rawan fraud (missal DJKN) sangat
membutuhkan sosok pemimpin yang layak untuk diikuti baik dari pola pikir
maupun perilaku sehari-hari.
» Oleh karena itu, pimpinan ditekankan untuk memberikan keteladanan
sehingga mampu memengaruhi bawahannya agar mengikuti pola pikir dan
perilaku pimpinannya yang antikorupsi.

BEST FOR You 29


O R G A N I C S C O M P A N Y
POLA KETELADANAN MEMBENTUK KARAKTER ANTIKORUPSI
Perilaku pegawai
Antikorupsi:
 Tidak menyebabkan
Keteladanan pimpinan/orang Akhlak pegawai: kerugian keuangan
tua/teman:  Akhlak dalam negara
 Keteladanan dalam beribadah  Tidak suap-menyuap
beribadah  Akhlak dalam  Tidak melakukan
 Keteladanan dalam perkataan atau penggelapan dalam
perkataan atau ucapan ucapan jabatan
 Keteladanan dalam  Akhlak dalam  Tidak melakukan
perbuatan perbuatan pemerasan
 Keteladanan dalam  Akhlak dalam  Tidak memiliki
penampilan berpenampilan kepentingan (tidak
ada benturan
kepentingan)
 Tidak melakukan
praktik gratifikasi
Pengaruh Keteladanan
BEST FOR You 30
O R G A N I C S C O M P A N Y
GRATIFIKASI MERUPAKAN BAGIAN DARI PERBUATAN KORUPSI

» Menerima gratifikasi, yaitu pemberian berupa uang, barang, rabat (discount),


komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan,
perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya, yang
dilakukan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik baik
secara langsung atau tidak langsung.
» Berikut ini penjelasan potensi fraud (gratifikasi) di DJKN:

BEST FOR You 31


O R G A N I C S C O M P A N Y
POTENSI FRAUD (GRATIFIKASI) PEGAWAI DJKN

Kasus ke-1
» Penyedia barang dan jasa yang sudah biasa melayani kebutuhan kantor (rekanan lama)
memberi pinjaman laptop secara cuma-cuma kepada anda selaku pejabat PBJ. Laptop
tersebut dapat digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan di rumah maupun keperluan pribadi
lainnya selama membutuhkannya.
» Identifikasi: Perbuatan tersebut termasuk gratifikasi karena pejabat PBJ selaku penyelenggara
negara atau PNS telah menerima hadiah. Pemberian hadiah dapat memengaruhi independensi
pejabat PBJ dalam menentukan rekanan, dan menimbulkan rasa utang budi karena
memberikan laptop.
» Rekomendasi: Seharusnya Pejabat PBJ menolak peminjaman laptop, untuk memelihara
integritas pribadi demi kepentingan organisasi. Namun apabila dalam kondisi mendesak dan
terpaksa menerima pemberian tersebut, misalnya laptop diantar ke rumah (melalui pihak
ketiga; istri, anak), dan Anda tidak berada di rumah, maka Anda harus melaporkan gratifikasi
tersebut sesuai peraturan yang berlaku.
BEST FOR You 32
O R G A N I C S C O M P A N Y
POTENSI FRAUD (GRATIFIKASI) PEGAWAI DJKN

Kasus ke-2
» Anda adalah anggota TAD yang menangani ABMA/T. Tugas anda melakukan pemeriksaan dan
penelitian atas ABMA/T serta mengumpulkan dokumen pendukung. Aset tersebut saat ini
sedang ditempati oleh pihak ketiga (Mr. X). Selama anda menjalankan tugas, kebutuhan
akomodasi seperti biaya perjalanan, makan dan tempat menginap ditanggung oleh Mr. X.
» Identifikasi: Perbuatan tersebut termasuk gratifikasi karena TAD selaku penyelenggara negara
atau PNS telah menerima fasilitas. Pemberian fasilitas dapat memengaruhi independensi TAD
dalam menganalisis ABMA/T.
» Rekomendasi: Seharusnya anggota TAD selaku penyelenggara negara atau PNS tidak
menerima fasilitas tersebut. Pemberian fasilitas dapat memengaruhi independensi TAD dalam
memberikan analisis dan menjaga validitas data, informasi dan dokumen pendukung ABMA/T.

BEST FOR You 33


O R G A N I C S C O M P A N Y
POTENSI FRAUD (GRATIFIKASI) PEGAWAI DJKN
Kasus ke-3
» KPKNL Cirebon menerima permohonan keringanan utang dari PT ABC. Setelah dilakukan
analisis oleh Tim Keringanan Utang, permohonan PT ABC dapat diberikan keringanan bunga,
denda dan ongkos lainnya sampai dengan 100%. Mengingat pokok utang di atas
Rp1.000.000.000,00 maka permohonan PT ABC diteruskan ke Kanwil karena kewenangan
persetujuan ada di Kepala Kanwil. Untuk mempercepat proses persetujuan keringanan utang,
PT ABC bersepakat dengan salah satu pegawai Kanwil untuk memberikan bantuan dalam
peninjauan ke PT ABC, antara lain biaya perjalanan dan akomodasi..
» Identifikasi: Perbuatan tersebut termasuk gratifikasi karena pemberian bantuan dalam
peninjauan ke PT ABC diduga merupakan upaya dari pihak PT ABC yang memiliki kepentingan,
untuk memengaruhi independensi keputusan Kanwil sebagai pemberi persetujuan keringanan
utang.
» Rekomendasi: Untuk menghindari terjadinya konflik kepentingan, pegawai Kanwil seharusnya
menolak bantuan dalam melakukan peninjauan ke PT ABC untuk menjaga integritas. Jika
dalam kondisi mendesak ternyata tiket perjalanan dan akomodasi sudah ditanggung oleh
pihak PT ABC tanpa diketahui sebelumnya, maka pegawai Kanwil harus melaporkan
penerimaan ini sebagai pelaporan gratifikasi.
BEST FOR You
O R G A N I C S C O M P A N Y
34
POTENSI FRAUD (GRATIFIKASI) PEGAWAI DJKN

Kasus ke-4
» Seorang pegawai mendapat penugasan sebagai narasumber ke salah satu satker, lalu
mendapatkan honor sejumlah uang dari panitia (satker penyelenggara).
» Identifikasi: Perbuatan tersebut tidak termasuk gratifikasi apabila penerimaan honor tersebut
tidak dilarang dalam kode etik atau peraturan internal instansi. Selain itu, honorarium
narasumber hanya dapat diberikan oleh satker penyelenggara.
Namun demikian, perbuatan tersebut menjadi gratifikasi karena instansinya melarang
penerimaan honor narasumber bagi pegawainya sebagaimana diatur dalam kode etik.
Pelarangan penerimaan honor dengan alasan narasumber adalah bagian dari pekerjaan untuk
menjelaskan tusi organisasi. Apalagi pegawai tersebut menghadiri acara sebagai narasumber
dengan biaya perjalanan dinas dari kantor, lalu mendapat honor dari satker penyelenggara.
» Rekomendasi: Pegawai tersebut harus mematuhi aturan instansi yang melarang penerimaan
honor sebagai narasumber. Ia seharusnya menolak honor, tapi apabila dalam kondisi tidak
dapat menolak, atau tidak dapat menentukan benar atau tidaknya penerimaan dimaksud
maka ia harus melaporkan pemberian honor tersebut.
BEST FOR You 35
O R G A N I C S C O M P A N Y
POTENSI FRAUD (GRATIFIKASI) PEGAWAI DJKN

Kasus ke-5
» Seorang pejabat publik (PNS) melaksanakan tugas ke luar daerah bertemu dengan teman
lamanya. Kemudian ia menerima bingkisan dari temannya berupa makanan, dan kerajinan lokal.
» Identifikasi: Perbuatan tersebut tidak termasuk gratifikasi karena pemberian bingkisan hanya
berdasar hubungan pertemanan dan dalam jumlah yang wajar. Perbuatan tersebut bukan
gratifikasi yang dilarang menurut UU No.31/1999 jo UU No.20/2001 ttg Pemberantasan TPK.
» Rekomendasi: Pejabat/pegawai merupakan makhluk sosial yang hidup bermasyarakat yang
memerlukan sosialisasi. Aturan (hukum) yang ada hendaknya tidak menghilangkan peran-peran
dan konsekuensi sosial kemasyarakatan yang telah ada. Oleh karena itu, pemberian bingkisan
merupakan pemberian yang timbul dari rasa persaudaraan dan silaturahim dalam kehidupan.
Namun jika pemberian tersebut terkait dengan pekerjaan atau jabatan maka PNS tersebut
seharusnya menolak atau melaporkannya. Hal yang harus diperhatikan PNS adalah mewaspadai
pemberian sumbangan yang bisa digunakan sebagai kamuflase untuk motif negatif.

BEST FOR You 36


O R G A N I C S C O M P A N Y
POTENSI FRAUD (GRATIFIKASI) PEGAWAI DJKN
Kasus ke-6
» PNS yang bertugas memberikan pelayanan publik, seperti Pelelang, Penilai Pemerintah, pengelola
BMN, Juru Sita PN, pemegang/pengelola BKPN menerima pemberian dari pengguna layanan
sebagai tanda terima kasih atas pelayanan yang diberikan. Pengguna layanan memberikan uang
kepada petugas secara sukarela dan tulus hati. Pemberian bisa dilakukan di kantor pelayanan,
kantor satker atau di tempat lain.
» Identifikasi: Pemberian hadiah/uang sebagai ucapan terima kasih atas jasa yang diberikan instansi
pelayanan publik termasuk gratifikasi yang dilarang walaupun diberikan secara sukarela. Pemberian
tersebut berhubungan dengan jabatan dan berkaitan dengan kewajiban PNS untuk memberikan
pelayanan yang baik. Oleh karena itu, sudah seharusnya masyarakat (pengguna jasa) mendapatkan
layanan yang baik.
» Rekomendasi: Seharusnya PNS menolak pemberian uang atau benda apapun sebagai tanda terima
kasih, dan menjelaskan bahwa apa yang dilakukan adalah bagian dari tugas dan kewajiban PNS.
Sedangkan pengguna jasa/layanan sebaiknya tidak memberikan uang atau benda apapun, karena
pelayanan tersebut sudah selayaknya diterima. Kebiasaan memberi uang sebagai wujud tanda
terima kasih kepada petugas akan memicu lahirnya budaya "mensyaratkan" adanya pemberian
dalam setiap pelayanan publik. BEST FOR You 37
O R G A N I C S C O M P A N Y
POTENSI FRAUD (GRATIFIKASI) PEGAWAI DJKN
Kasus ke-7
» Tim Penilai Pemerintah (PNS) diberikan fasilitas penginapan oleh satker pemohon penilaian ketika
melakukan survei lapangan di daerah terpencil dan tidak ada penginapan yang dapat disewa di
daerah tersebut.
» Identifikasi: Perbuatan ini termasuk gratifikasi apabila pemberian fasilitas penginapan kepada tim
tidak dikenakan biaya.
Namun tidak menjadi gratifikasi apabila pemberian fasilitas penginapan dikompensasikan dengan
biaya sebagaimana ketentuan yang berlaku.
» Rekomendasi: Dalam melaksanakan tugas, tim harus memperhatikan timbulnya conflict of interest.
Tim harus mencari tempat penginapan yang netral, tidak terdapat hubungan dengan tempat
dimana tim melaksanakan tugasnya.
Kalaupun tim menginap di tempat yang disediakan satker, maka tim sebaiknya meminta pihak
pengelola penginapan agar tim diperlakukan sebagai tamu umum dan membayar sama seperti
tamu umum.
Apabila pengelola penginapan bersikeras menolak pembayaran penginapan, maka tim tidak boleh
menggunakan anggaran biaya penginapanBEST FOR You untuk kepentngan lain selain dinas.
dari instansinya
O R G A N I C S C O M P A N Y
38
POTENSI FRAUD (GRATIFIKASI) PEGAWAI DJKN

Kasus ke-8
» Pemberian sumbangan/hadiah di acara pernikahan, ulang tahun kepada pejabat/PNS yang punya
acara tersebut.
» Identifikasi: Perbuatan tersebut termasuk gratifikasi apabila pemberian sumbangan terkandung
vested interest (kepentingan pribadi) dari pihak pemberi terkait dengan jabatan serta tugas dan
kewajiban pejabat/PNS sebagai penerima gratifikasi.
Perbuatan tersebut tidak termasuk gratifikasi apabila pemberian sumbangan tidak terkandung
vested interest dari pihak pemberi terkait dengan jabatan serta tugas dan kewajiban pejabat/PNS
sebagai penerima gratifikasi.
» Rekomendasi: Seharusnya pejabat/PNS berhati-hati dan bijak dalam menyikapi permasalahan ini,
serta melakukan mitigasi risiko setiap perbuatannya

BEST FOR You 39


O R G A N I C S C O M P A N Y
KEWAJIBAN MELAPORKAN GRATIFIKASI

Melaporkan
penolakan Gratifikasi

Melaporkan penerimaan Gratifikasi


yang tidak dapat ditolak
Menolak Gratifikasi
yang berhubungan dengan
jabatan dan berlawanan » Tidak diterima secara langsung
dengan kewajiban/tugas » Pemberi tidak diketahui
» Penerima ragu dengan kategori Gratifikasi
» Kondisi tidak memungkinkan menolak, antara
lain merusak hubungan baik, membahayakan
diri/karier/ada ancaman lain.

BEST FOR You 40


O R G A N I C S C O M P A N Y
Menolak = Lapor Penolakan

Pidana Penjara: seumur hidup / min 4 th – max 20 th


UU 20/2001 Sanksi Max 7 Hari Kerja
Pidana Denda : min 200 jt – max 1 M

PP 94/2021 Hukuman Disiplin Tingkat Berat


PEGAWAI KPK
Jika TIDAK
Berhubungan
Menerima dilaporkan
dengan jabatan Max 7 Hari Kerja
Max 30 Hari Kerja
Berlawanan dengan
Dianggap Suap Wajib dilaporkan UPG
kewajiban/tugas
Max 7 Hari Kerja

Tidak Dianggap Tidak Wajib Analisis


Suap Terkait dengan Kedinasan dilaporkan
Verifikasi

Tindak Lanjut oleh KPK max 30 Hari Kerja


GRATIFIKASI Tidak Terkait Kedinasan
Klarifikasi

Rekomendasi

Menjadi Milik Negara/


Menteri Keuangan Penetapan status
Penyampaian Keputusan Max 7 Hari Kerja Gratifikasi oleh
Pimpinan KPK
Menjadi Milik Penerima
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai