• Korupsi merupakan masalah yang serius karena dapat membahayakan stabilitas dan
keamanan masyarakat, merusak nilai-nilai demokrasi dan moralitas, membahayakan
pembangunan ekonomi, sosial politik, serta menciptakan kemiskinan secara masif (ACLC-KPK,
2020).
• Menurut UU No. 31 tahun1999 Jo UU No. 20 Tahun 2001, korupsi secara garis besar memenuhi
unsur-unsur seperti perbuatan melawan hukum, penyalahgunaan kewenangan, kesempatan,
atau sarana, dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, yang
mengakibatkan kerugian keuangan Negara atau perekonomian Negara.
Sejak 2004 sampai 20 Oktober 2022 ada 1.310 kasus tindak pidana korupsi yang ditangani
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
45.00%
40.00%
35.00%
30.00%
25.00%
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
76 kasus
22 kasus
537 kasus
406 kasus
160 kasus
109 kasus
instansi pemerintah kementerian/lembaga pemerintah provinsi BUMN/BUMD DPR/DPRD komisi (lembaga non-struk-
kabupaten/kota tural)
Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan di atas maka,
rumusan dari penelitian ini adalah
“Mengapa dan bagaimana
dinamika pengambilan keputusan
korupsi, pada terpidana kasus
korupsi di Kabupaten Muna ?”.
Signifikansi dan Keunikan Penelitian
1. Ketertarikan kajian tentang penyebab
korupsi sejauh ini hanya memberat pada
faktor-faktor eksternal seperti faktor
ekonomi, sosial budaya, politik dan
hukum
2. Kajian yang mengeksplorasi tentang
penyebab korupsi yang berasal dari
faktor internal (individual) sejauh ini
masih sangat terbatas.
3. Oleh karena peneliti melihat bagaimana
korelasi atau hubungan sebab akibat
antara faktor eksternal dan internal
sehingga dapat mendeterminasi
pengambilan keputusan korupsi oleh
pelaku (narapidana korupsi).
MAKSUD, TUJUAN, DAN MANFAAT
PENELITIAN
• Adapun konsep teori yang digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan fenomena perilaku tersebut
adalah teori pengambilan keputusan itu sendiri.
• Alur dari penelitian ini akan diawali dengan penjelasan mengenai korupsi sebagai suatu fenomena
perilaku menyimpang, jenis-jenis korupsi, faktor-faktor penyebab atau multideterminisme korupsi, serta
dampak dari korupsi.
• Kemudian secara bertahap akan diuraikan terkait definisi pengambilan keputusan, dasar-dasar
pengambilan keputusan, proses pengambilan keputusan, dan faktor-faktor pengambilan keputusan.
Kemudian di akhir, akan diuraikan terkait pengambilan keputusan korupsi.
Definisi Korupsi
• Kelompok jenis ini ialah kelompok tindak pidana korupsi yang berkaitan dengan aktivitas memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada Aparatur Sipil Negara (ASN), penyelenggara Negara, hakim, atau advokat
dengan maksud supaya berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya.
Suap Menyuap
• Kemudian secara bertahap akan diuraikan terkait definisi pengambilan keputusan, dasar-dasar
pengambilan keputusan, proses pengambilan keputusan, dan faktor-faktor pengambilan keputusan.
Penggelapan Kemudian di akhir, akan diuraikan terkait pengambilan keputusan korupsi.
dalam Jabatan
• Kelompok jenis ini ialah kelompok tindak pidana yang merujuk pada aktivitas pegawai negeri atau
penyelenggara Negara yang memaksa seseorang untuk memberikan sesuatu, membayar, atau
menerima pembayaran dengan potongan atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri.
Pemerasan
• Misal, pemborong pada waktu membuat bangunan atau penjual bahan bangunan melakukan perbuatan
curang yang membahayakan keamanan orang atau barang. Contoh lain, kecurangan pada pengadaan
Perbuatan Curang
barang TNI dan Kepolisian Negara RI yang bisa membahayakan keselamatan negara saat berperang
• Misalnya, dalam pengadaan alat tulis kantor seorang pegawai pemerintahan menyertakan perusahaan
keluarganya untuk proses tender dan mengupayakan kemenangannya. Benturan kepentingan ini terkait
Benturan dengan penyalahgunaan jabatan atau kedudukan seseorang dengan maksud memberi peluang untuk
Kepentingan menguntungkan dirinya sendiri, keluarganya, ataupun kroni-kroninya.
dalam Pengadaan
• Misalnya, seorang pengusaha memberikan hadiah mahal kepada pejabat dengan harapan
mendapatkan proyek dari instansi pemerintahan. Jika tidak dilaporkan kepada KPK, maka gratifikasi ini
Gratifikasi
akan dianggap suap.
Kerangka
Konseptual
Keterangan :
: Garis Hubungan
: Garis Sebab-akibat
: Garis Kemungkinan Pengaruh
: Frameworks Penelitian
: Fokus Penelitian
03
BAB III
METODE PENELITIAN
Pendekatan
Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kualitatif. Creswell (2016)
mengemukakan bahwa penelitian kualitatif
merupakan jenis penelitian yang berfokus
untuk mengekplorasi dan memahami makna
pada individu atau kelompok yang berasal
dari masalah sosial.
Unit Analisis
Unit analisis pada penelitian ini adalah
“pengambilan keputusan korupsi pada
terpidana kasus korupsi”. Pengambilan
keputusan merupakan aktivitas yang lazim
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari,
tetapi pada beberapa kasus keputusan yang
dihasilkan bersifat kasuistik, dalam hal ini
keputusan untuk melakukan tindak pidana
yang jelas-jelas telah diatur dalam undang-
undang sebagai bentuk kejahatan luar biasa
“Extra Ordinary Crime”.
Subjek Penelitian
Penentuan subyek pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling
merupakan suatu teknik yang dilakukan dengan pemilihan subyek berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
dalam rangka menjawab maksud penelitian. Jumlah subyek pada teknik ini dapat ditentukan sebelumnya
atau didasarkan pada ketercapaian titik jenuh, artinya tidak lagi memberikan informasi baru (Kusumastuti &
Khoiron, 2019).
Adapun kriteria subyek yang dijadikan dasar pada penelitian ini adalah :
1. Individu yang tercatat pernah terafiliasi, memiliki kekuasaan atau pengaruh tertentu, atas pelaksanaan
tugas, fungsi, atau tanggung jawab dalam suatu lembaga, instansi dan atau organisasi tertentu, dalam
lingkup public office setting.
2. Individu yang telah terbukti melakukan penyalahgunaan wewenang atau kekuasaan dalam pelaksanaan
tugas, fungsi, dan atau tanggung jawab jabatan, sebagaimana putusan (vonis) yang dijatuhkan dalam
proses peradilan tindak pidana korupsi. Dasar pertimbangan atas penentuan kriteria subyek dengan
memilih individu yang telah tervonis melakukan tindak pidana korupsi, guna untuk menghindari interpretasi
sepihak.
Teknik Penggalian Data