Anda di halaman 1dari 22

ASSALAMUALAIKUM

MENGAPA SAYA MEMUTUSKAN KORUPSI?: STUDI WARAHMATULLAAHI


FENOMELOGI PADA TERPIDANA KORUPSI DI
KABUPATEN MUNA
WABARAKAATUHU

PEMBIMBING:
Dr. Ichlas Nanang Afandi, S.Psi., M.A.
Rizky Amalia Jamil, S.Psi., M.A.
 
OLEH:
Wa Ode Zahra Amalia Palaka
Q11116513

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
• Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan bahkan semua Negara di dunia, mengecam korupsi
sebagai bentuk kejahatan luar biasa atau disebut dengan “Extra Ordinary Crime” (Komisi
Pemberantasan Korupsi, 2019).

• Korupsi merupakan masalah yang serius karena dapat membahayakan stabilitas dan
keamanan masyarakat, merusak nilai-nilai demokrasi dan moralitas, membahayakan
pembangunan ekonomi, sosial politik, serta menciptakan kemiskinan secara masif (ACLC-KPK,
2020).

• Menurut UU No. 31 tahun1999 Jo UU No. 20 Tahun 2001, korupsi secara garis besar memenuhi
unsur-unsur seperti perbuatan melawan hukum, penyalahgunaan kewenangan, kesempatan,
atau sarana, dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, yang
mengakibatkan kerugian keuangan Negara atau perekonomian Negara.
Sejak 2004 sampai 20 Oktober 2022 ada 1.310 kasus tindak pidana korupsi yang ditangani
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
45.00%

40.00%

35.00%

30.00%

25.00%

20.00%

15.00%

10.00%

5.00%

0.00%

76 kasus

22 kasus
537 kasus

406 kasus

160 kasus

109 kasus
instansi pemerintah kementerian/lembaga pemerintah provinsi BUMN/BUMD DPR/DPRD komisi (lembaga non-struk-
kabupaten/kota tural)
Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan di atas maka,
rumusan dari penelitian ini adalah
“Mengapa dan bagaimana
dinamika pengambilan keputusan
korupsi, pada terpidana kasus
korupsi di Kabupaten Muna ?”.
Signifikansi dan Keunikan Penelitian
1. Ketertarikan kajian tentang penyebab
korupsi sejauh ini hanya memberat pada
faktor-faktor eksternal seperti faktor
ekonomi, sosial budaya, politik dan
hukum
2. Kajian yang mengeksplorasi tentang
penyebab korupsi yang berasal dari
faktor internal (individual) sejauh ini
masih sangat terbatas.
3. Oleh karena peneliti melihat bagaimana
korelasi atau hubungan sebab akibat
antara faktor eksternal dan internal
sehingga dapat mendeterminasi
pengambilan keputusan korupsi oleh
pelaku (narapidana korupsi).
MAKSUD, TUJUAN, DAN MANFAAT
PENELITIAN

Maksud Penelitian Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan penelitian, maka Penelitian ini bertujuan untuk
penelitian ini diadakan dengan maksud: mengeksplorasi dan
“Mengeksplorasi dan memahami dinamika memahami esensi psikologis
pengambilan keputusan korupsi yang dilakukan dari pengambilan keputusan
oleh seorang terpidana kasus korupsi” korupsi
MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini memiliki manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut:

Manfaat Teoritis Manfaat Praktis


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
kontribusi pada pengembangan sumber memperluas cakrawala pikir dan menjadi sumber
informasi pada kajian ilmu Psikologi. referensi baik itu bagi pemerintah maupun
Khususnya Psikologi Sosial dalam lembaga-lembaga antikorupsi, untuk dijadikan
mengungkap kejahatan korupsi. bahan evaluasi kembali sebagai penyempurnaan
tugas dan kewenangan dalam melakukan
pemberantasan korupsi, khususnya dalam
tindakan pencegahan.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
• Pengambilan keputusan korupsi sebagai suatu tindakan yang sangat beresiko, secara psikologis tentu
melibatkan proses dan dinamika yang kompleks.
• Penelitian ini berusha mengkaji bagaimana dinamika psikologis yang memengaruhi proses
pengambilan keputusan pada fenomena pelik tersebut.

• Adapun konsep teori yang digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan fenomena perilaku tersebut
adalah teori pengambilan keputusan itu sendiri.
• Alur dari penelitian ini akan diawali dengan penjelasan mengenai korupsi sebagai suatu fenomena
perilaku menyimpang, jenis-jenis korupsi, faktor-faktor penyebab atau multideterminisme korupsi, serta
dampak dari korupsi.

• Kemudian secara bertahap akan diuraikan terkait definisi pengambilan keputusan, dasar-dasar
pengambilan keputusan, proses pengambilan keputusan, dan faktor-faktor pengambilan keputusan.
Kemudian di akhir, akan diuraikan terkait pengambilan keputusan korupsi.
Definisi Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa latin,


‘corruptus’ atau ‘corrumpere’ dan
dalam bahasa inggris dikenal
dengan istilah corruption atau
corrupt, yang artinya;
menyalahgunakan, menyimpang,
menghancurkan, atau
mematahkan.?”.
KORU
P TOR
• Kelompok jenis ini ialah kelompok tindak pidana korupsi yang berkaitan dengan perbuatan memperkaya
diri sendiri atau orang lain atau korporasi.
• Seorang pegawai pemerintah melakukan mark up anggaran agar mendapatkan keuntungan dari selisih
Kerugian
Keuangan
harga tersebut. Tindakan ini merugikan keuangan Negara karena anggaran bisa membengkak dari
Negara yang seharusnya

• Kelompok jenis ini ialah kelompok tindak pidana korupsi yang berkaitan dengan aktivitas memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada Aparatur Sipil Negara (ASN), penyelenggara Negara, hakim, atau advokat
dengan maksud supaya berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya.
Suap Menyuap

• Kemudian secara bertahap akan diuraikan terkait definisi pengambilan keputusan, dasar-dasar
pengambilan keputusan, proses pengambilan keputusan, dan faktor-faktor pengambilan keputusan.
Penggelapan Kemudian di akhir, akan diuraikan terkait pengambilan keputusan korupsi.
dalam Jabatan

• Kelompok jenis ini ialah kelompok tindak pidana yang merujuk pada aktivitas pegawai negeri atau
penyelenggara Negara yang memaksa seseorang untuk memberikan sesuatu, membayar, atau
menerima pembayaran dengan potongan atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri.
Pemerasan
• Misal, pemborong pada waktu membuat bangunan atau penjual bahan bangunan melakukan perbuatan
curang yang membahayakan keamanan orang atau barang. Contoh lain, kecurangan pada pengadaan
Perbuatan Curang
barang TNI dan Kepolisian Negara RI yang bisa membahayakan keselamatan negara saat berperang

• Misalnya, dalam pengadaan alat tulis kantor seorang pegawai pemerintahan menyertakan perusahaan
keluarganya untuk proses tender dan mengupayakan kemenangannya. Benturan kepentingan ini terkait
Benturan dengan penyalahgunaan jabatan atau kedudukan seseorang dengan maksud memberi peluang untuk
Kepentingan menguntungkan dirinya sendiri, keluarganya, ataupun kroni-kroninya.
dalam Pengadaan

• Misalnya, seorang pengusaha memberikan hadiah mahal kepada pejabat dengan harapan
mendapatkan proyek dari instansi pemerintahan. Jika tidak dilaporkan kepada KPK, maka gratifikasi ini
Gratifikasi
akan dianggap suap.
Kerangka
Konseptual

Keterangan :
: Garis Hubungan
: Garis Sebab-akibat
: Garis Kemungkinan Pengaruh
: Frameworks Penelitian

: Fokus Penelitian
03
BAB III
METODE PENELITIAN
Pendekatan
Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kualitatif. Creswell (2016)
mengemukakan bahwa penelitian kualitatif
merupakan jenis penelitian yang berfokus
untuk mengekplorasi dan memahami makna
pada individu atau kelompok yang berasal
dari masalah sosial.
Unit Analisis
Unit analisis pada penelitian ini adalah
“pengambilan keputusan korupsi pada
terpidana kasus korupsi”. Pengambilan
keputusan merupakan aktivitas yang lazim
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari,
tetapi pada beberapa kasus keputusan yang
dihasilkan bersifat kasuistik, dalam hal ini
keputusan untuk melakukan tindak pidana
yang jelas-jelas telah diatur dalam undang-
undang sebagai bentuk kejahatan luar biasa
“Extra Ordinary Crime”.
Subjek Penelitian
Penentuan subyek pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling
merupakan suatu teknik yang dilakukan dengan pemilihan subyek berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
dalam rangka menjawab maksud penelitian. Jumlah subyek pada teknik ini dapat ditentukan sebelumnya
atau didasarkan pada ketercapaian titik jenuh, artinya tidak lagi memberikan informasi baru (Kusumastuti &
Khoiron, 2019).

Adapun kriteria subyek yang dijadikan dasar pada penelitian ini adalah :
1. Individu yang tercatat pernah terafiliasi, memiliki kekuasaan atau pengaruh tertentu, atas pelaksanaan
tugas, fungsi, atau tanggung jawab dalam suatu lembaga, instansi dan atau organisasi tertentu, dalam
lingkup public office setting.
2. Individu yang telah terbukti melakukan penyalahgunaan wewenang atau kekuasaan dalam pelaksanaan
tugas, fungsi, dan atau tanggung jawab jabatan, sebagaimana putusan (vonis) yang dijatuhkan dalam
proses peradilan tindak pidana korupsi. Dasar pertimbangan atas penentuan kriteria subyek dengan
memilih individu yang telah tervonis melakukan tindak pidana korupsi, guna untuk menghindari interpretasi
sepihak.
Teknik Penggalian Data

1. Penggalian data yang digunakan pada penelitian ini adalah


wawancara mendalam atau in-depth-interview.
2. Wawancara mendalam pada penelitian ini tidak hanya
ditujukan kepada subyek tetapi, significant other dari
masing-masing subyek. Wawancara mendalam yang
ditujukan pada significant other digunakan sebagai
pelengkap data atau informasi serta menjadi bukti
pendukung untuk mengetahui pengambilan keputusan
korupsi pada terpidana kasus korupsi
Pada penelitian ini, analisis data dilakukan dengan teknik inductive-
thematic yang mana hasil wawancara akan dikonversi menjadi
transkrip hasil wawancara dan akan direduksi dengan bantuan MAX-
QDA. Teknik inductive-thematic merupakan teknik anlisis data yang
dilakukan untuk mengidentifikasi pola atau menemukan tema melalui
data yang telah dikumpulkan oleh peneliti (Braun & Clarke, 2012).
TEKNIK ANALISIS DATA
TEKNIK KEABSAHAN DATA

Keabsahan data pada penelitian ini


dilakukan dengan pengecakan atau
pembanding melalui teknik triangulasi
sumber dan triangulasi peneliti. Triangulasi
sumber dilakukan dengan cara
membandingkan atau mengecek kembali
informasi dari significant other dari masing-
masing subyek sebagai penguat dan
penambah informasi yang telah diperoleh
dari subyek
Thanks!
Do you have any questions?
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik and
illustrations by Storyset

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai