KOTA PONTIANAK
KALIMANTAN BARAT
Disusun Oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Definisi Karakteristik Komunitas
Setiap masyarakat mempunyai sistem sosial terkecil yakni keluarga. Dalam
kehidupan keluarga ada ayah, ibu dan anak yang memiliki hak dan kewajiban berbeda.
Ayah dan ibu memiliki peranan yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak, baik
dari aspek fisik maupun psikis sebagai keselarasan dalam berinteraksi dengan
lingkungan. Ada beberapa karakteristik yang harus dimiliki sehingga bisa dikatakan
sebagai sebuah keluarga. Karakteristik merupakan ciri yang khas yang dimiliki oleh
individu dan melekat pada individu tersebut.
Karakteristik dari komunitas adalah keanekaragaman spesies atau variasi
organisme baik secara individu maupun jumlah spesies dalam komunitas. Namun
demikian tidak semua organisme mempunyai kontribusi yang sama terhadap karakter
yang dibentuk. Jumlah jenis tidak bisa diartikan sebagai keanekaragaman, karena
keanekaragaman tidak hanya mempertimbangkan berapa jumlah spesies penyusun
komunitas (kekayaan spesies atau richness), namun cach individu masing-masing
spesies dalam unit komunitas (kemerataan atau evenness). Sehingga keanekaragaman
merupakan kombinasi dari kekayaan spesies dan kemerataan spesies (Dharmawan,
2005).
Menurut Burgess dalam (Clara & Wardani, 2020), menguraikan karakteristik
keluarga secara umum sebagai berikut:
a) Keluarga terdiri dari orang-orang yang terikat oleh perkawinan dan keturunan
b) Anggota keluarga tinggal bersama dalam satu rumah atau yang mereka anggap
sebagai rumah mereka sendiri
c) Anggota keluarga tinggal bersama dalam satu rumah atau yang mereka anggap
sebagai rumah mereka sendiri
d) Keluarga menghidupkan kembali dan membangun kebiasaan budaya tertentu yang
diwarisi dari budaya umum yang biasa dianut dalam keluarga.
Keluarga menurut Burgess & Lock dalam Kaakinen, et al (2018) keluarga
merupakan sekelompok orang yang disatukan oleh ikatan pernikahan, darah, atau
adopsi, disebut dengan rumah tangga yang didalamnya terjadi interaksi dan komunikasi
satu sama lain antar anggota keluarga dalam peran social masing-masing seperti suami
dan istri, ayah dan ibu, anak, saudara laki-laki dan perempuan dan menciptakan serta
mempertahankan budaya bersama.
Menurut Departemen Kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit terkecil dari suatu
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Sutanto (2012) yang dikutip dari Bailon dan Maglaya (1997) keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan
atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya
dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.
Mac Iver dan Page dalam (Clara & Wardani, 2020) mengemukakan 5 ciri umum
keluarga, yaitu:
a) Berasal dari hubungan perkawinan
b) Lembaga yang sengaja dibentuk dan dipelihara
c) Sistem tata nama termasuk perhitungan garis keturunan
d) Ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota kelompok yang memiliki
ketentuan khusus untuk kebutuhan ekonomi yang juga berkaitan dengan
kemampuan untuk memiliki keturunan dan jumlah anak
e) Merupakan tempat tinggal, rumah atau rumah tangga bersama yang tidak akan
dipisahkan dari kelompok keluarga.
Karakteristik dan ciri keluarga yang di kemukakan oleh Burgess, Mac Iver dan Page
menunjukkan bahwa untuk disebut sebuah keluarga maka paling tidak ada 2 penciri
utama yang harus dimiliki yaitu adanya hubungan yang terikat dalam bentuk
perkawinan dan anggota keluarga tinggal dalam satu tempat secara bersama. Keluarga
merupakan tempat untuk mendapatkan cinta serta lading tempat bersemainya kasih
sayang. Sehingga sangat dibutuhkan ilmu dan pengetahuan agar keluarga yang dibina
berada dalam koridornya serta senantiasa bahagia dan langgeng.
2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri atas:
a) Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui garis keturunan ayah.
b) Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui garis keturunan ibu.
c) Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah dari
istri.
d) Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah dari
suami.
e) Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian dari keluarga karena
adanya hubungan dengan suami istri.
Friedman, Bowden, & Jones (2003) dalam Harmoko (2012) membagi struktur
keluarga menjadi empat elemen, yaitu komunikasi, peran keluarga, nilai dan norma
keluarga, dan kekuatan keluarga.
Struktur komunikasi keluarga.
Komunikasi dalam keluarga dapat berupa komunikasi secara emosional
komunikasi verbal dan non verbal, komunikasi sirkular. Komunikasi emosional
memungkinkan setiap individu dalam keluarga dapat mengekspresikan perasaan
seperti bahagia, sedih, atau marah diantara para anggota keluarga. Pada komunikasi
verbal anggota keluarga dapat mengungkapkan apa yang diinginkan melalui kata-
kata yang diikuti dengan bahasa non verbal seperti gerakan tubuh. Komunikasi
sirkular mencakup sesuatu yang melingkar dua arah dalam keluarga, misalnya pada
saat istri marah pada suami, maka suami akan mengklarifikasi kepada istri apa yang
membuat istri marah.
Struktur peran keluarga.
Peran masing – masing anggaota keluarga baik secara formal maupun
informal, model peran keluarga, konflik dalam pengaturan keluarga.
Struktur nilai dan norma keluarga.
Nilai merupakan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal apakah baik atau
bermanfaat bagi dirinya. Norma adalah peran-peran yang dilakukan manusia, berasal
dari nilai budaya terkait. Norma mengarah kepada nilai yang dianut masyarakat,
dimana norma-norma dipelajari sejak kecil. Nilai merupakan prilaku motivasi
diekspresikan melalui perasaan, tindakan dan pengetahuan. Nilai memberikan
makna kehidupan dan meningkatkan harga diri (Susanto, 2012, dikutip dari Delaune,
2002). Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau
tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga
merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan
peraturan. Norma adalah pola prilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan
sistem nilai dalam keluarga.
Struktur kekuatan keluarga
Kekuatan keluarga merupakan kemampuan baik aktual maupun potensial dari
individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi perilaku orang lain berubah
kearah positif. Tipe struktur kekuatan dalam keluarga antara lain: hak untuk
mengontrol seperti orang tua terhadap anak (legitimate power/outhority), seseorang
yang ditiru (referent power), pendapat, ahli dan lain-lain (resource or expert power),
pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima (reward power),
pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya (coercive power), pengaruh yang
dilalui dengan persuasi (informational power), pengaruh yang diberikan melalui
manipulasi dengan cinta kasih misalnya hubungan seksual (affective power).
3. Fungsi Kelurga
Menurut Berns (dalam Lestari, 2013), menjelaskan bahwa fungsi kelurga
dibagi menjadi 5, yakni :
a) Fungsi biologis, kebutuhan meliputi:
Sandang, Pangan dan papan
Hubungan seksual suami istri
Reproduksi atau pengembangan keturunan
b) Fungsi ekonomi: Keluarga (dalam hal ini ayah) mempunyai kewajiban menafkahi
keluarganya (istri dan anaknya).
c) Fungsi pendidikan: keluarga berfungsi sebagai (transmiter budaya atau mediator
sosial budaya bagi anak).
d) Fungsi sosialisasi: Keluarga merupakan penyamaan bagi masyarakat masa depan
dan lingkungan keluarga merupakan faktor penentu yang sangat mempengaruhi
kualitas generasi yang akan datang.
e) Fungsi perlindungan: Keluarga sebagai pelindung bagi para anggota keluarga dari
gangguan, ancaman atau kondisi yang menimbulkan ketidaknyamanan (fisik,
psikologis) para anggotanya.
f) Fungsi rekreasi: Keluarga diciptakan sebagai lingkungan yang memberi
kenyamanan, keceriaan, kehangatan, dnan penuh semangat bagi anggotanya
g) Fungsi agama (religius): keluarga berfungsi sebagai penanam nilai-nilai agama
kepada anak agar mereka memiliki pedoman hidup yang benar.
- Topic: hipertensi
- Metode:
1. Ceramah
2. Diskusi (Tanya jawab)
- Media
1. leaflet
- Waktu dan tempat
1. Waktu: hari jumat, 9 Februari 2024 pukul 15.00-selesai
2. Tempat: Masjid
- Perorganisasian kelompok, waktu dan tempat
a. Setting Tempat
Keterangan:
: warga
: penyuluh (mahasiswa)
b. Kegiatan Penyuluhan
I. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria struktur
- Interaksi mahasiswa dan masyarakat berlangsung sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan yaitu 50 menit
- Mahasiswa dapat bertemu dengan masyarakat minimal 15 orang
DAPUS
Lestari, S. (2012). Psikologi keluarga: Penanaman nilai dan penanganan konflik dalam
keluarga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Kaakinen, J. R., Coehlo, D. P., Steele, R., & Robinson, M. (2018). Family Health Care
Nursing: Theory, Practice, and Research. FA Davis