Disusun oleh:
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pernyataan:
“Makalah ini merupakan hasil pencarian dari saya, tidak menjiplak atau mencontek dari
beberapa Jurnal maupun buku sepenuhnya , Ini adalah hasil pencarian dari saya sendiri
dengan makalah yang berjudul “Analisa Perbandingan Sistem Kelistrikan DC pada Jaringan
Terendah”
Yang menyatakan
Puji serta syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Izinkan penulis untuk mempresentasikan hasil karya makalah
untuk menjelaskan dari saya pelajari yang berjudul “Analisa Perbandingan Sistem Kelistrikan DC pada Jaringan
Terendah”. Penulis menyadari bahwa ini adalah hasil dari pelajaran yang saya pelajari dari Mata Kuliah Fisika
Dasar II mengenai kelistrikan. Maka dari itu, saya beterima kasih kepada bapak Dosen yakni Bapak Timbangen
Sembiring untuk menjelaskan dimulai dari Medan Listrik hingga Gelombang Elektromagnetik.
Penulis juga menyadari bahwa hasil makalah ini masih terdapat kekurangan dari apa yang saya pelajari sehingga
penulis berharap adanya Kritik dan saran yang membangun agar kedepannya lebih membaik. Saya berharap
makalah ini menjadi Ilmu pengetahuan kedepannya.
Penulis
Abstrak:
Dalam waktu dekat, dunia digitalisasi akan terus membaik dan kebutuhan akan perangkat
berbasis DC akan meningkat tanpa diragukan lagi. Direct Current atau yang biasa disingkat
DC merupakan tipe arus listrik searah. Alternating Current atau yang biasa disingkat AC
merupakan tipe arus listrik bolak-balik.
Sistem distribusi AC telah lama dipilih sebagai distribusi yang handal karena Arus ini memiliki
keunggulan dalam hal konversi tegangan.Demikian juga Penerapan AC ini diperlukan juga
penggunaan konverter AC-DC pada setiap beban, Direct Current ini memiliki manfaat pada
rumah tangga,pekantoran,fasilitas komersial.
Perkembangan terkini di bidang optimalisasi operasi sistem pasokan traksi berarti penerapan
sistem penyimpanan energi modern, sumber energi terbarukan, dan sistem kontrol berbasis
AI yang mempertimbangkan fitur operasi sistem traksi.
Hari ini.jaringan listrik sangat bergantung pada penyearah AC-DC. Setiap konversi proses
berarti kehilangan daya tambahan dan penurunan kualitas sinyal untuk jaringan. Selain itu,
jaringan yang diberi makan oleh baterai dan terbarukan sumber seperti panel surya, dan
turbin angin menderita rugi daya berbasis konversi. Dalam hal ini, ide beralih ke DC di sisi
jaringan bertegangan rendah telah menjadi subjek yang menarik. Di dalam penelitian ini,
penerapan dan efisiensi arus searah tegangan rendah (LVDC) konsep untuk sistem distribusi
tegangan rendah dibahas dan sampel sistem distribusi LVDC dianalisa.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Efisiensi merupakan poin penting dalam sistem distribusi. Ini juga jadi motivasi negara
manapun mengalihkan ke Energi listrik untuk masyarakat dan PLN dari negara manapun
akibat pengunaan energi fosil yang secara berlebihan. Ada juga pembangkitan
terdistribusi sebagai salah satu alternatif untuk mencegah pengunaan energi fosil dan ini
tidak terlepas dari masalah efisiensi terkait dengan adanya kerugian konversi tersebut.
Faktor yang mempengaruhi suatu efisiensi dalam sistem distribusi adalah jenis sistem
distribusi yang diterapkan, hal ini terkait dengan adanya proses konversi tegangan.
Masalah losses karena konversi tegangan muncul ketika sistem AC yang telah diterapkan
selama lebih dari 100 tahun hingga kini menyuplai beban berbasis DC seperti beban
elektronika. Untuk beban seperti ini, diperlukan suatu penyerahan untuk mengkoversi
tegangan AC menjadi tegangan DC Proses konversi pada beban elektronika ini
menimbulkan adanya rugi-rugi konversi (conversion losses).
Berkaitan dengan pembangkit energy terbarukan, seperti pembangkitan
terdistribusi,masalah effisiensi juga terdapat pada jenis sistem distribusi yang diterapkan.
Dengan memanfaatkan sumber-sumber energi terbarukan seperti photovoltaic cell dan
fuel cell dimana sumber tersebut menghasilkan banyak keluaran DC, maka sistem
distribusi AC tersebut menimbulkan masalah losses akibat kita menggunakan konversi
tegangan berlebihan.
Tujuan
Tujuan dari makalah ini:
Rumusan Masalah
Makalah ini hanya membahas perbandingan sistem AC dengan sistem DC berdasarkan jatuh
tegangan dan rugi-rugi penghantar tanpa memperhitungkan sistem proteksi masing-masing
sistem dan kalkulasi biaya. Kemudian, analisis rugi-rugi pada converter DC-AC hanya pada
adaptor dan handphone.
LANDASAN TEORI
Umum
Pada umumnya, Sistem distribusi listrik ini merupakan suatu penyaluran tenaga listrik
yang dibangkitkan oleh pembangkit listrik tersebut ke consumer. Baik dari masyarakat,
perusahaan,pariwisata,dll. Untuk mendapatkan penyalurnya, kita boleh menggunakan
kedua aliran arus ini yakni DC atau AC.
Sistem distribusi arus searah merupakan suatu penyaluran tenaga listrik dengan
menggunakan DC. Sistem ini merupakan sistem pertama kali dibangun pada tahun 1882
di Amerika Serikat dan penemunya juga adalah Tomas Alva Edison menggunakan
tegangan rendah yakni 120 Volt.
Penyaluran tenaga listrik dengan tegangan DC. Sistem ini merupakan distribusi listrik
sekarang ini jadi jarang digunakan daripada tegangan AC. Namun demikian, penyaluran
tenaga listrik tegangan DC memiliki sejumlah keuntungan dariapda dengan tegangan
AC. Keuntungan tersebut diantaranya.
1. Dengan tegangan puncak dan rugi daya yang sama, kapasitas penyaluran
dengan sistem DC lebih besar daripada sistem AC
2. Isolasi sistem DC lebih sederhana dariapda AC
3. Tidak ada persoalan frekuensi pada penyaluran jara jauh menggunakan sistem
DC
4. Penerapan sistem DC dapat mengurangi fluktuasi tegangan yang disuplai ke
beban pelanggan hampir dapat dijaga konstan
Karena ada keuntungan-keuntungan pada penyaluran dengan tegangan DC, Tegangan ini
dapat diminati kembali pada tahun 1930-an. Selain memiliki keuntungan, sistem distribusi ini
juga memiliki kelemahan, diantaranya.:
1. Konversi tegangan dari DC-DC lainnya jauh lebih sulit daripada AC-AC
2. Untuk sistem DC, tegangannya sangat rendah, besar jauh tegangan meningkat
sehingga ini memberikan peningkatan rugi dalam suatu biaya.
3. Lebih sulit memutuskan arus DC disebabkan karena tidak adanya pemotongan di titik
nol (Zero Cross) pada gelombang DC
4. Karena tidakadanya ketegangan induktansi diri, batasan arus hubung singkat pada
rangkaian DC lebih sulit ditentukan daripada rangkaian AC
Selain memiliki kelebihan, sistem distribusi arus bolak-balik juga memiliki kekurangan.
Kekurangan tersebut diantaranya:
1. Karena adanya frekuensi, maka dapat terjadi ketidakstabilan frekuensi akibat
faktor tertentu, seperti adanya fluktuasi beban yang membuat nilai frekuensi tidak
konstan.
2. Diperlukan adanya sinkronisasi generator untuk generator yang diparalelkan
sehingga terdapat syarat yang perlu dipenuhi seperti tegangan sama, frekuensi
kedua generator sama, urutan fasa sama dan sudut fasa sama.
3. Dalam sistem AC terdapat suatu kondisi voltage sag dan voltage swell yang
dapat mempengaruhi kualitas daya. Voltage sag merupakan kondisi dimana
tegangan turun di bawah 90% nilai tegangan nominal, sedangkan voltage swell
adalah kondisi dimana tegangan naik di atas 110% nilai tegangan nominal.
Voltage sag dapat disebabkan adanya pembangkit yang lepas (trip) atau bisa juga
adanya beban besar yang masuk ke dalam sistem secara bersamaan, sedangkan
voltage swell dapat disebabkan karena adanya beban besar yang hilang secara
bersamaan.
4. Pada sistem yang menggunakan tiga fasa, dapat terjadi ketidakseimbangan tiga
fasa. Ketidakseimbangan tiga fasa ini dapat disebabkan oleh impedansi beban
masing-masing fasa yang tidak identic.
Rumah tangga sebagai pelanggan yang mengonsumsi energi paling besar dapat
menerapkan sistem DC untuk mengurangi rugi-rugi konversi AC-DC dan juga
memanfaatkan sumber-sumber energi terbarukan secara lebih efisien. Selain itu, hal ini
dapat menjadi suatu proses menuju penerapan energi ramah lingkungan karena sumber-
sumber energi yang dimanfaatkan tidak menghasilkan emisi CO2. Oleh karena itu,
pada bab ini diusulkan beberapa desain topologi sistem DC untuk diterapkan pada
rumah tangga. Topologi sistem DC yang didesain ini bertujuan untuk mengurangi rugi-
rugi konversi yang ada pada sistem AC dengan memanfaatkan sumber-sumber energi
terbarukan.
Topologi yang diajukan
Untuk menghindari banyaknya konversi tersebut, pada bab ini diajukan beberapa
topologi sistem DC pada rumah tangga yang dapat menjadi alternatif dari
permasalahan rugi-rugi konversi pada beban-beban DC terutama pada rumah tangga.
Topologi yang diajukan ini mengandalkan pembangkit terbarukan keluaran DC
“KESIMPULAN”
Dari makalah ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada panjang 5 m hingga 20 m, persentase jatuh tegangan dan rugi daya
sistem AC maupun sistem DC untuk beban lampu pijar maupun lampu CFL
kurang dari 1 % sehingga ini berarti bahwa tidak ada jatuh tegangan maupun rugi
daya pada sistem AC maupun DC untuk panjang 5 m hingga 20 m.
2. Penerapan sistem DC pada rumah tangga dapat menggunakan tiga topologi,
yaitu topologi A, topologi B, dan topologi C. Topologi A lebih efektif dari pada
topologi B dan C karena menggunakan satu bus utama 254 V untuk
menyuplai semua beban DC, sedangkan topologi B dan C berpotensi lebih
efisien daripada topologi A karena dapat menghilangkan konverter pada
sebagian besar beban DC.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M., Arafat, Y., Lundberg, S. (2011, November 7). Low voltage DC
distribution system compared with 230 V AC. Paper presented at IEEE
Electrical Power and Energy Conference, 2011. EPEC 2011, Winnipeg, 7 (11),
340-345. July 4, 2012.
Sulzberger, Carl L. (2003, December 19). triumph of ac From Pearl Street to Niagara.
Paper presented at IEEE Power & Energy Magazine. 64-67. July 4, 2012.
Gecan, C.O., Bindiu, R. (2009). Power Capability in Low Voltage DC
Distribution Systems. Scientific Bulletin of the Petru Maior University of Tirgu
Mures, vol. 6 (XXIII). 109-114.. July 4, 2012.
C.-K. Kim, V. K. Sood, G.-S. Jang, S.-J. Lim and S.-J. Lee, HVDC transmission:
Power conversion applications in
power systems, John Wiley & Sons, 2009.
K. Nakamura, Y. Yamada, R. Nono, T. Ohinata, K. Arimatsu and O. Ichinokura, “A
novel 3-D concentric-windingtype three-phase variable inductor for reactive power
compensation in electric power systems,” in IEEE
Transactions on Magnetics, vol. 53, no. 11, pp. 1-4, Nov. 2017, doi:
10.1109/TMAG.2017.2717479.
Chapman, Stephen J. Electric Machinery Fundamentals (4th ed). McGraw-Hill.