Anda di halaman 1dari 23

KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA

 PENGERTIAN KECEPATAN EFEKTIF


MEMBACA (KEM)

KEM mengandung pengertian, yaitu


perpaduan dari kemampuan motorik
(gerakan mata) atau kemampuan visual
dengan kemampuan kognitif seseorang
dalam membaca. Dengan kata lain, KEM
merupakan perpaduan antara kecepatan
membaca dengan pemahaman isi bacaan.
 MENGUKUR KECEPATAN EFEKTIF
MEMBACA (KEM)

 Untuk menentukan KEM seseorang


diperlukan data mengenai rata-rata kecepatan
membacanya dan persentase pemahaman isi
bacaan. Data mengenai rata-rata kecepatan baca
dapat diketahui apabila jumlah kata yang
dibaca dan waktu tempuh membacanya
diketahui.
 Cara menghitung rata-rata kecepatan baca
adalah dengan cara membagi jumlah kata yang
dibaca dengan waktu tempuh baca.
Contoh:
Jika seseorang dapat membaca
sebanyak 2.500 kata dalam waktu 5
menit, artinya rata-rata kecepatan
membaca orang tersebut adalah
(2500 : 5 = 500)
Jadi rata-rata kecepatan membaca
tersebut 500 kpm (kata per menit)
Untuk menentukan persentase pemahaman
seseorang terhadap bahan bacaan yang dibaca,
yaitu dengan cara membagi skor bobot tes
pemahaman isi bacaan yang dapat dijawabnya
dengan benar dengan skor ideal kemudian
dikalikan dengan 100 persen.
Misalnya, jika seseorang dapat menjawab
dengan benar tes pemahaman isi bacaan
sebanyak 32 dari skor ideal 50, maka
persentase pemahaman isi bacaannya adalah
(32/50 x 100%= 64%). Ini berarti penguasaan
seseorang terhadap teks bacaan yang telah
dibaca sebesar 64%
Dari hasil penghitungan persentase
pemahaman isi bacaan diperoleh
data 64%. Maka penghitungan KEM-
nya adalah:
500 X 64% = 320 kpm
Jadi angka terakhir ini (320 kpm)
merupakan kecepatan efektif
membacanya.
 RUMUS ALTERNATIF KEM
(1) K B
___ X ___ = … kpm
Wm SI
-----------------------------------------------
(2) K B
___ X ___ = … kpm
Wd:60 SI
-----------------------------------------------
(2) K B
___ (60) X ___ = … kpm
Wd SI
KETERANGAN RUMUS:

1. K : Jumlah kata yang dibaca


2. Wm : Waktu tempuh membaca
dalam satuan menit
3. Wd : Waktu tempuh membaca
dalam satuan detik
4. B : Skor bobot perolehan tes
yang dapat dijawab dengan
benar
5. SI : Skor ideal atau skor maksimal
6. Kpm : Kata per menit
 KARAKTERISTIK BAHAN BACAAN

a) - Kecepatan 800-1000 kpm (sangat tinggi)


b) - Kecepatan antara 500-800 kpm (tinggi)
c) - Kecepatan antara 350-500 kpm (cepat)
d) - Kecepatan antara 250-350 kpm (rata-rata)
e) - Kecepatan antara 100-250 kpm (lambat)
 KARAKTERISTIK BAHAN BACAAN

a) Kecepatan 800-1000 kpm (sangat tinggi)

b) Kecepatan ini biasa digunakan pada saat


membaca skimming atau scanning, manakala
pembaca hendak mengenal bahan bacaan
yang akan dibaca, mencari jawaban atas
pertanyaan tertentu, mengetahui struktur
organisasi bacaan, mencari gagasan pokok,
mendapatkan kesan umum suatu bacaan,
dan lain-lain.
 KARAKTERISTIK BAHAN BACAAN

a) Kecepatan antara 500-800 kpm (tinggi)

b) Kecepatan ini biasa digunakan untuk


membaca bahan bacaan yang
mudah/ringan atau yang sudah dikenal
dan membaca novel ringan untuk
mengetahui jalan ceritanya.
 KARAKTERISTIK BAHAN BACAAN

a) Kecepatan antara 350-500 kpm (cepat)

b) Kecepatan ini biasa digunakan untuk


membaca bacaan mudah yang bersifat
deskriptif/informatif dan bacaan fiksi yang
agak sulit untuk menikmati keindahan
sastra atau gaya bahasanya juga untuk
mengantisipasi akhir cerita.
 KARAKTERISTIK BAHAN BACAAN

a) Kecepatan antara 250-350 kpm (rata-rata)

b) Kecepatan ini biasa digunakan untuk


membaca fiksi yang kompleks guna
menganalisis watak tokoh dan jalan cerita
atau bahan-bahan nonfiksi yang agak sulit
untuk mendapatkan detail informasi,
mencari hubungan atau membuat evaluasi
tentang ide penulis.
 KARAKTERISTIK BAHAN BACAAN

a) Kecepatan antara 100-250 kpm (lambat)

b) Kecepatan ini biasa digunakan untuk


mempelajari bacaan yang sukar, bahan
bacaan ilmiah yang bersifat teknis, analisis
nilai sastra klasik, memecahkan persoalan
yang dirujuk bacaan yang bersifat
instruksional (petunjuk).
 FAKTOR-FAKTOR PEMENGARUH
KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA

1. Faktor intensitas membaca


2. Faktor internal pembaca
3. Faktor tingkat keterbacaan wacana/teks
4. Faktor minat dan motivasi membaca
5. Faktor kebiasaan membaca
6. Faktor penguasaan tekni-teknik
membaca
Latihan Bacaan 1
Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya panas (temperatur) rata-rata
atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Pianet Bumi telah menghangat (dan juga mendingin)
berkali-kali selama 4,64 miliar tahun sejarahnya. Pada saat ini, Bumi menghadapi pemanasan
yang cepat. Para ahli menganggap hal ini disebabkan aktivitas manusia. Penyebab utamanya
adalah pembakaran batu bara, minyak bumi, gas alam yang melepas karbondioksida, dan gas-
gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Ketika atmosfer semakin kaya
akan gas-gas rumah kaca ini maka akan lebih banyak panas dari Matahari yang dipancarkan
ke Bumi.
Kenaikan temperatur ini akan mengakibatkan mencairnya es di kutub dan
menghangatkan lautan. Akibatnya, volume air laut bertambah dan dapat menimbulkan banjir
di daerah pantai, bahkan dapat menenggelamkan pulau-pulau. Beberapa daerah dengan iklim
yang hangat akan menerima curah hujan yang lebih tinggi, tetapi tanah juga akan lebih cepat
kering. Kekeringan tanah ini akan merusak tanaman bahkan menghancurkan suplai makanan
di beberapa tempat di dunia. Hewan dan tanaman akan bermigrasi ke arah kutub yang lebih
dingin dan spesies yang tidak mampu berpindah akan musnah. Potensi kerusakan yang
ditimbulkan oleh pemanasan global ini sangat besar sehingga ilmuan-ilmuan ternama dunia
menyerukan perlunya kerja sama internasional serta reaksi yang cepat untuk mengatasi
masalah ini.
Pada 2006 musim dingin Arktik Rusia sama sekali tidak membawa salju, bahkan suhu
udara tetap hangat sehingga para beruang tidak bisa tidur. Mereka mengalami insomnia gara-
gara salju musim dingin yang telah datang. Padalah biasanya temperatur musim dingin Rusia
bisa mencapai beberapa derajat di bawah titik beku.

Jumlah kata yang dibaca : ………………


Jumlah detik untuk membaca : ………………
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑘𝑎𝑡𝑎 ( )
Kpm : 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 ( )
x 60 = … kpm
Latihan Bacaan 2
Pupuk Alami yang Tidak Merusak
Ada empat jenìs pupuk, yaitu pupuk buatan pabrik, pupuk kandang, pupuk hijau, dan
kompos. Contoh pupuk buatan pabrìk adalah urea, ZP, dan TS. Pupuk kandang adalah pupuk
yang dibuat dari kotoran binatang. Pupuk hijau adalah pupuk yang dibuat dari dedaunan dan
rumput-rumputan. Adapun kompos adalah pupuk yang dibuat dari sisa-sisa tumbuhan dan
hewan yang dibusukkan.
Dibandingkan dengan ketiga jenis pupuk Iainnya, kompos mempunyai keunggulan, di
antaranya dapat memperbaiki struktur tanah. Artinya, kompos dapat membuat tanah yang
rusak akibat salah pengolahan menjadi subur kembali. Selain itu, kompos mudah dibuat dan
biaya pembuatannya sangat murah. Cukup dengan memanfaatkan sampah, kotoran hewan,
dan limbah. Sampah rumah tangga, kotoran hewan piaraan, dan limbah pertanian seperti
jerami dan rumput adalah bahan baku yang sangat bagus untuk pembuatan kompos.
Kamu pun dapat membuat kompos sendiri. Caranya, buatlah lubang di dalam tanah
dengan ukuran 1 x meter dengan kedalaman 1 meter. Masukkan sampah-sampah seperti
daun-daun, rantìng, jerami, dan sisa-sisa tumbuhan ke dalam lubang tersebut. kemudian,
taburkan kotoran hewan di atasnya. Setelah itu, tutup rapat dengan tanah. Setelah satu bulan,
bukalah, kemudian balik-balik dan aduk-aduk sehingga sampah, limbah, dan kotoran hewan
tercampur. Setelah itu, tutup kembali dengan tanah. Satu bulan kemudian, buka lagi dan
lakukan pembalikan dan pengadukan lagi. Tutup dengan tanah, buka kembali, balik-balik,
dan aduk-aduk sampai semua bahan membusuk dan bercampur menjadi satu. Proses ini
umumnya berlangsung selama lima kaii pembalikan dan pengadukan. Jika pembusukan telah
benar-benar sempurna, berarti bahan-bahan tersebut sudah menjadi kompos basah.
Selanjutnya, angkat kompos basah lalu keringkan di tempat penjemuran. Kemudian,
aduk-aduklah supaya tercampur merata. Jika sudah kering, kompos siap digunakan untuk
memupuk tanaman.

Jumlah kata yang dibaca : ………………


Jumlah detik untuk membaca : ………………
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑘𝑎𝑡 𝑎 ( )
Kpm : x 60 = … kpm
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 ( )
PENYU HIJAU DAN LUBANG TIPUANNYA
Penyu hijau adalah reptilia penting di Suaka Margasatwa Cikepuh. Usah
pengelolaannya dengan penetasan semi alamiah dilaksanakan sejak tahur 1980. Penyu
memang memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri. Bentuk tubuh dan cara bergeraknya
berbeda dengan hewan lain. Jika kura-kura dapat menarik leher dan keempat kakinya, penyu
tidak dapat sama sekali. Melihat penyu bertelur mungkin merupakan salah satu atraksi yang
paling unik yang dapat dilihat tiap malam, pada bulan Juli hingga September setiap tahun.
Herpetologi adalah salah satu cabang biologi yang mendukung pemecahan masalah
“bagaimana melestarikan, mengelola, dan memanfaatkan penyu hijau demi kepentingan umat
manusia”. Herpetologi mempelajari seluk-beluk hewan amphibia dan reptilia. Beberapa
aspek yang dapat dipelajari dalam herpetologi antara lain ialah aspek ekologi dan aspek
perilaku.
Penyu hijau termasuk dalam kelas reptilia, dan bangsanya Testudinata. Menurut catatan
mengenai klasifikasinya, bangsa Testudinata dibagi menjadi lima keluarga, yaitu keluarga
Testudinatadae, seperti contohnya kura-kura darat (Testudo emys); keluarga Chelonidae,
contohnya penyu hijau (Chelonia mydas); keluarga Dermochellydae, contohnya penyu
belimbing (Dermochelis corriacea); keluarga Trionychidae, contohnya bulus air tawar
(Trionyx cortilageneus): dan keluarga Chelidae, contohnya kura-kura leher panjang
(Chelodina novaguinea).
Secara morfologi, sisik penyu hijau yang letaknya di bagian ujung depan, sebelah atas
kepala, di antara kedua mata, jumlahnya hanya satu pasang. Empat pasang sisik pelindung
lambung terdapat di kedua sisi tubuhnya serta beberapa sisik pelindung carapace
(tempurung) yang saling tumpang tinduh. Namun, kadang-kadang ada sedikit penumpukan
pada sisi tempurung penyu yang masih muda (tukik).
Pada penyu dewasa, pinggiran carapace-nya alus, sama sekali tidak bergerigi.
Lengannya berbentuk dayung dan hanya mempunyai sebuah cakar. Warna carapace-nya
coklat tua, kadang-kadang ada warna olive (hijau pudar). Permukaan carapace yang
bergelombang ini dihiasi juga oleh bintik-bintik yang warnanya lebih gelap daripada warna
dasarnya, seperti coklat tua. Bagian plastron (perutnya) berwarna kekuning-kuningan. Pada
tukik, carapace-nya berwarna abu-abu sampai hitam, demikian pula pinggiran sisik-sisik
pelindung kulit dan sirip. Plastronya berwarna putih kehitaman.
Walaupun sepanjang hidupnya berada di laut, ternyata untuk meneruskan keturunannya
penyu hijau harus berhubungan dengan daratan. Semua penyu perkembangbiakannya melalui
telur. Penyu hijau di Cikepuh mendarat pada waktu hari mulai gelap, sekitar pukul 20.00
sampai pukul 03.00 pagi. Empat sampai sepuluh ekor penyu hijau betina mendarat tiap
malam, kecuali bila keadaan lingkungan yang tidak memungkinkan baginya, seperti ombak
yang terlalu besar dan turunnya hujan lebat.
Menunggu penyu yang sedang bertelur dapat diibaratkan menanti seorang ibu yang
sedang melahirkan di rumah sakit bersalin. Waktu yang digunakan penyu hijau betina untuk
bertelur cukup lama. Mulai dari mendarat, merayak ke tempat sarang telur, bertelur, sampai
kembali rneninggalkan pantai diperlukan waktu sekitar 2 sampai 3 jam. Waktu yang
dibutuhkan penyu mengeluarkan telur-telurnya kurang lebih setengah jam. HaI lain yang
cukup menarik ialah bekas jalan penyu di pasir, memperlihatkan seperti bekas jalan tank-tank
amfibi.
Penyu betina itu menangis?
Pada mulanya penyu hijau betina merayap lambat mencari tempat yang cocok bagi
telur-telurnya. Biasanya ia memilih tempat pantai berasir yang tak terkena genangan air laut
pada waktu pasang. Setelah mendapat tempat yang dirasanya cukup baik, ia mulai menggali
lubang sebagai sarang telurnya.

Sarang tempat bertelur itu dibuat dalam dua tahap. Pertama, penyu hijau membuat lubang
besar yang agak dalam dengan menggunakan keempat kakinya. Lubang galian yang besar
dan agak dalam ini digunakan sebagai tempat untuk menyembunyikan tubuhnya yang besar,
sewaktu ia mengeluarkan telur-telurnya nanti. Kemudian, setelah badannya cukup
tersembunyi, barulah ia membuat lubang kecil di antara kaki belakangnya. Dalamnya kurang
lebih sama panjang dengan kaki belakangnya, yaitu 30 – 50 cm.
Lubang kecil inilah yang digunakan sebagai tempat menyimpan telur-telurnya. Setelah
selesai membuat lubang telurnya, ia akan meraba ekornya dengan kaki belakang dan
mendekatkannya pada mulut lubang itu. Telur dikeluarkan satu per satu dari kloakanya.
Kadang-kadang lebih dari satu butir telur dikeluarkan secara bersamaan. tetapi tidak lebih
dari tiga butir telur. Pada telur yang keluar, cangkang atau kulitnya dilapisi satu cairan. lni
penting untuk melindungi embrio selama masa inkubasi.
Penyu hijau betina biasanya bertelur dalam jumlah antara 100 – 140 butir telur. Penyu
hijau betina yang berukuran besar dapat menyimpan dan mengeluarkan telur sampai 160
butir. Jumlah telur yang dikeluarkan biasanya sesuai dengan umur penyu itu sendiri.
Di Suaka Margasatwa Cikepuh, berat badan penyu hijau betina rata-rata 200 kg,
sedangkan panjangnya 1,4 meter. Ini adalah hasil pengukuran dan penimbangan yang pernah
dilakukan di sana. Bentuk atau rupa telur penyu hijau agak berbeda beda. Cangkang telur
berkulit lunak sebesar bola pingpong, berwarna putih dan tidak begitu bulat. Diameternya
antara 40 – 60 mm.
Sewaktu penyu akan bertelur, ia benar-benar membutuhkan suasana gelap tanpa
gangguan. Sekilas sinar bergerak mengenai tubuhnya dapat menyebabkan ia kembali ke laut,
walaupun lubang badan dan lubang telur sudah selesai dibuat. Setelah semua telurnya
dikeluarkan, maka ditutupinya lubang telurnya dengan pasir bekas galian. Caranya, pasir
yang ada di dekat kaki belakang dikibaskan menutup lubang tersebut. Akhir pekerjaannya
ialah meratakan pasir sedemikian rupa dengan menggunakan plastronnya sehingga tak
tampak adanya bekas lubang.
Perilaku lain yang cukup menarik dari penyu hijau pada waktu setelah bertelur ialah
membuat lubang tipuan. Lubang ini digunakan penyu sebagai cara untuk mengelabui pencuri
telur-telurnya. Pencuri atau predator telur penyu hijau biasanya biawak (Varanus sp), macan
tutul (Panthera pardus), dan manusia. Proses pembuatan lubang tipuan sama dengan
pembuatan lubang asli. Bedanya, pada lubang tipuan tidak ada tempat menyimpan telur, jadi
hanya lubang badan saja. Jarak antara lubang asli dan lubang tipuan biasanya tidak lebih dari
lima meter.
Bak seorang ibu, tentu akan merasa sedih dan menangis jika ia dipisahkan dengan
anaknya. Peristiwa ini pun terlihat pada penyu hijau betina sewaktu menutupi lubang telur-
telurnya. Sebenarnya tidaklah demikian. Mata penyu betina sering kali tertutup pasir yang
disebabkan kibasan kakinya pada waktu membuat dan menutup lubang telur. Karena itu,
penyu betina akan selalu mengeluarkan cairan yang berfungsi untuk melindungi matanya
agar tidak kemasukan pasir. Hal inilah yang menyebabkan penyu itu kelihatan menangis,
karena ia tidak akan pernah melihat anak-anaknya nanti.
Tingkat pemahaman
Pilihlah (B) jika pernyataan di bawah ini benar, dan (S) jika pernyataan salah.

1 B–S Herpetologi adalah ilmu yang mempelajari seluk-beluk hewan amfibia dan
reptilia.
2 B–S Usaha untuk melestarikan penyu ini dilakukan dengan penetasan secara
semialamiah.
3 B–S Mulai dari mendarat, merayap ke tempat sarang telur, bertelur sampai kembali
meninggalkan pantai diperlukan waktu sekitar 4 – 5 jam.
4 B–S Gangguan tertentu dari alam dapat mengurungkan niat penyu hijau untuk
bertelur.
5 B–S Pembuatan lubang tipuan yang dilakukan penyu hijau untuk melindungi telur-
telumya.
6 B–S Sarang tempat bertelur penyu hijau dibuat tiga tahap, (1) membuat lubang
untuk
menyembunyikan tubuhnya; (2) membuat lubang tipuan, dan (3) membuat
lubang kecil untuk tempat bertelur.
7 B–S Gagasan utama bacaan di atas adalah cara penyu hijau bertelur dan usaha
pelestariannya.
8 B–S Suasana yang dibutuhkan sewaktu penyu akan bertelur adalah suasana yang
terang dan aman.
9 B–S Perbedaan antara penyu dengan kura-kura adalah kura-kura dapat menarik
leher dan keempat kakinya sedangkan penyu tidak dapat sama sekali.
10 B – S Aspek-aspek yang dipelajari herpetologi adalah aspek ekologi dan aspek
perilaku hewan amfibia dan reptilia.
11 B – S Setelah membaca bacaan di atas, dapat disimpulkan bahwa penyu termasuk
hewan amfibia karena hidup di laut dan bertelur di darat.
12 B – S Untuk kepentingan melindungi perkembangan embrio selama masa inkubasi,
dibutuhkan zat antibiotika.
13 B – S Predator penyu adalah macan tutul, biawak, dan manusia.
14 B – S Ciri-ciri penyu dewasa, pinggiran carapace-nya (tempurung) bergerigi,
lengannya besar, dan mempunyai sepasang cakar.
15 B – S Jumlah telur seekor penyu bergantung pada besarnya badan dan usia penyu
tersebut.
16 B – S Dari bacaan di atas, dapat kita ketahui bahwa penyu betina itu menangis
setelah bertelur.
17 B – S Penyu hijau bertelur pada bulan Juli hingga September setiap tahun.
18 B – S Pada saat telur menetas, penyu betina akan kembali ke tempat bertelur.
19 B – S Penyu selalu memilih tempat pantai berpasir yang terkena genangan air laut
waktu pasang untuk bertelur.
20 B – S Penyu adalah hewan yang dapat menarik leher dan keempat kakinya jika
sedang dalam keadaan bahaya.
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci
jawaban berikut.

1. B 6. S 11. S 16. S
2. B 7. B 12. S 17. B
3. S 8. S 13. B 18. S
4. B 9. B 14. S 19. S
5. B 10. B 15. B 20. S

Anda mungkin juga menyukai