Sarang tempat bertelur itu dibuat dalam dua tahap. Pertama, penyu hijau membuat lubang
besar yang agak dalam dengan menggunakan keempat kakinya. Lubang galian yang besar
dan agak dalam ini digunakan sebagai tempat untuk menyembunyikan tubuhnya yang besar,
sewaktu ia mengeluarkan telur-telurnya nanti. Kemudian, setelah badannya cukup
tersembunyi, barulah ia membuat lubang kecil di antara kaki belakangnya. Dalamnya kurang
lebih sama panjang dengan kaki belakangnya, yaitu 30 – 50 cm.
Lubang kecil inilah yang digunakan sebagai tempat menyimpan telur-telurnya. Setelah
selesai membuat lubang telurnya, ia akan meraba ekornya dengan kaki belakang dan
mendekatkannya pada mulut lubang itu. Telur dikeluarkan satu per satu dari kloakanya.
Kadang-kadang lebih dari satu butir telur dikeluarkan secara bersamaan. tetapi tidak lebih
dari tiga butir telur. Pada telur yang keluar, cangkang atau kulitnya dilapisi satu cairan. lni
penting untuk melindungi embrio selama masa inkubasi.
Penyu hijau betina biasanya bertelur dalam jumlah antara 100 – 140 butir telur. Penyu
hijau betina yang berukuran besar dapat menyimpan dan mengeluarkan telur sampai 160
butir. Jumlah telur yang dikeluarkan biasanya sesuai dengan umur penyu itu sendiri.
Di Suaka Margasatwa Cikepuh, berat badan penyu hijau betina rata-rata 200 kg,
sedangkan panjangnya 1,4 meter. Ini adalah hasil pengukuran dan penimbangan yang pernah
dilakukan di sana. Bentuk atau rupa telur penyu hijau agak berbeda beda. Cangkang telur
berkulit lunak sebesar bola pingpong, berwarna putih dan tidak begitu bulat. Diameternya
antara 40 – 60 mm.
Sewaktu penyu akan bertelur, ia benar-benar membutuhkan suasana gelap tanpa
gangguan. Sekilas sinar bergerak mengenai tubuhnya dapat menyebabkan ia kembali ke laut,
walaupun lubang badan dan lubang telur sudah selesai dibuat. Setelah semua telurnya
dikeluarkan, maka ditutupinya lubang telurnya dengan pasir bekas galian. Caranya, pasir
yang ada di dekat kaki belakang dikibaskan menutup lubang tersebut. Akhir pekerjaannya
ialah meratakan pasir sedemikian rupa dengan menggunakan plastronnya sehingga tak
tampak adanya bekas lubang.
Perilaku lain yang cukup menarik dari penyu hijau pada waktu setelah bertelur ialah
membuat lubang tipuan. Lubang ini digunakan penyu sebagai cara untuk mengelabui pencuri
telur-telurnya. Pencuri atau predator telur penyu hijau biasanya biawak (Varanus sp), macan
tutul (Panthera pardus), dan manusia. Proses pembuatan lubang tipuan sama dengan
pembuatan lubang asli. Bedanya, pada lubang tipuan tidak ada tempat menyimpan telur, jadi
hanya lubang badan saja. Jarak antara lubang asli dan lubang tipuan biasanya tidak lebih dari
lima meter.
Bak seorang ibu, tentu akan merasa sedih dan menangis jika ia dipisahkan dengan
anaknya. Peristiwa ini pun terlihat pada penyu hijau betina sewaktu menutupi lubang telur-
telurnya. Sebenarnya tidaklah demikian. Mata penyu betina sering kali tertutup pasir yang
disebabkan kibasan kakinya pada waktu membuat dan menutup lubang telur. Karena itu,
penyu betina akan selalu mengeluarkan cairan yang berfungsi untuk melindungi matanya
agar tidak kemasukan pasir. Hal inilah yang menyebabkan penyu itu kelihatan menangis,
karena ia tidak akan pernah melihat anak-anaknya nanti.
Tingkat pemahaman
Pilihlah (B) jika pernyataan di bawah ini benar, dan (S) jika pernyataan salah.
1 B–S Herpetologi adalah ilmu yang mempelajari seluk-beluk hewan amfibia dan
reptilia.
2 B–S Usaha untuk melestarikan penyu ini dilakukan dengan penetasan secara
semialamiah.
3 B–S Mulai dari mendarat, merayap ke tempat sarang telur, bertelur sampai kembali
meninggalkan pantai diperlukan waktu sekitar 4 – 5 jam.
4 B–S Gangguan tertentu dari alam dapat mengurungkan niat penyu hijau untuk
bertelur.
5 B–S Pembuatan lubang tipuan yang dilakukan penyu hijau untuk melindungi telur-
telumya.
6 B–S Sarang tempat bertelur penyu hijau dibuat tiga tahap, (1) membuat lubang
untuk
menyembunyikan tubuhnya; (2) membuat lubang tipuan, dan (3) membuat
lubang kecil untuk tempat bertelur.
7 B–S Gagasan utama bacaan di atas adalah cara penyu hijau bertelur dan usaha
pelestariannya.
8 B–S Suasana yang dibutuhkan sewaktu penyu akan bertelur adalah suasana yang
terang dan aman.
9 B–S Perbedaan antara penyu dengan kura-kura adalah kura-kura dapat menarik
leher dan keempat kakinya sedangkan penyu tidak dapat sama sekali.
10 B – S Aspek-aspek yang dipelajari herpetologi adalah aspek ekologi dan aspek
perilaku hewan amfibia dan reptilia.
11 B – S Setelah membaca bacaan di atas, dapat disimpulkan bahwa penyu termasuk
hewan amfibia karena hidup di laut dan bertelur di darat.
12 B – S Untuk kepentingan melindungi perkembangan embrio selama masa inkubasi,
dibutuhkan zat antibiotika.
13 B – S Predator penyu adalah macan tutul, biawak, dan manusia.
14 B – S Ciri-ciri penyu dewasa, pinggiran carapace-nya (tempurung) bergerigi,
lengannya besar, dan mempunyai sepasang cakar.
15 B – S Jumlah telur seekor penyu bergantung pada besarnya badan dan usia penyu
tersebut.
16 B – S Dari bacaan di atas, dapat kita ketahui bahwa penyu betina itu menangis
setelah bertelur.
17 B – S Penyu hijau bertelur pada bulan Juli hingga September setiap tahun.
18 B – S Pada saat telur menetas, penyu betina akan kembali ke tempat bertelur.
19 B – S Penyu selalu memilih tempat pantai berpasir yang terkena genangan air laut
waktu pasang untuk bertelur.
20 B – S Penyu adalah hewan yang dapat menarik leher dan keempat kakinya jika
sedang dalam keadaan bahaya.
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci
jawaban berikut.
1. B 6. S 11. S 16. S
2. B 7. B 12. S 17. B
3. S 8. S 13. B 18. S
4. B 9. B 14. S 19. S
5. B 10. B 15. B 20. S