Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENUGASAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun oleh:

Revaliana Amanda Putri


Kelas: IX-1
Absen: 28
Dalam Upaya Menyelesaikan Ujian Penugasan PKN
Tahun Ajaran 2023/2024
SMP NEGRI 1 TANGGULANGIN

TAHUN AJARAN 2024

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis bisa
menyelesaikan tugas dari Bu Evika Pratiwi S.Pd. segala rasa yang penulis rasakan
pada saat menyelesaikan tugas ini dapat terbayarkan dengan apa yang penulis
rasakan sekarang. Walaupun dengan penuh berat hati penulis harus menyelesaikan
tugas ini dengan secepat mungkin dan sedetail mungkin.

Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap
semoga makalah yang penulis susun dapat memperoleh nilai yang baik dari Bu
Evika Pratiwi S.Pd.

Sidoarjo, 27 Februari

Penyusun

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Penugasan ini memang sangat amat banyak namun penulis harap bisa
menyelesaikan semuanya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Bu Evika
Pratiwi S.Pd. Materi penugasan ini meliputi Bab yang telah dipelajari dan materi
yang telah dibahas namun pada kali ini penulis diberi beberapa soal mengenai
pendapat murni penulis terkait pertanyaan-pertanyaan mengenai persoalan
kebudayaan, keberagaman sosial dan perjuangan para pahlawan dalam beberapa
peristiwa.

2. Tujuan
a. Tujuan dari penugasan ini adalah untuk menuntaskan nilai-nilai yang belum
terselesaikan atau penambahan nilai.
b. Kedua ialah untuk menelaah kembali materi-materi yang telah disampaikan
sebelumnya.
c. Ketiga semoga dengan adanya makalah ini siapa saja yang membacanya akan
mengetahui beberapa kejadian yang menjadi persoalan.

3. Manfaat
a. Penulis dapat mengetahui bagaimana peristiwa-peristiwa yang telah
dipersoalkan.
b. Mengetahui spesifikasi peristiwa atau hal yang ada dalam suatu insiden entah
itu keberagaman sosial, perbedaan kebudayaan dan perjuangan.

3
BAB II

DAFTAR ISI

1. Kata pengantar.............................................................................2
2. BAB I
PENDAHULUAN......................................................................3
A. Latar belakang......................................................................3
B. Tujuan..................................................................................3
C. Manfaat................................................................................3
3. BAB II
DAFTAR ISI...............................................................................4
4. BAB III
ISI................................................................................................5
A. Pendapat terkait perang
Sampit..................................................................................5
B. Cara membangun harmoni keberagaman sosial
budaya.................................................................................6
C. Perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan NKRI
dalam peristiwa:...................................................................6
a. Insiden bendera di Surabaya................................6
b. Pertempuran di Surabaya....................................8
c. Bandung lautan api............................................10
5. BAB IV
PENUTUP.................................................................................12
6. BAB V

4
DAFTAR PUSTAKA................................................................13

BAB III

ISI

1. Persoalan: Bagaimana pendapat kamu terkait perang Sampit?

Perang Sampit ialah sebuah kegiatan yang merugikan dari kedua belah pihak,
dari pihak Madura atau pihak Kalimantan. Pada dasarnya manusia itu makhluk
egois jadi hanya karena sedikit perbedaan bisa memicu peperangan dan pertikaian
namun menurut saya ini adalah sebuah tindakan yang tidak pantas karena manusia
adalah makhluk sosial yakni tidak bisa hidup individu atau sendiri. Ketika ada
pertikaian seperti pada peristiwa tersebut banyak sekali pihak yang dirugikan, jika
peperangan melawan rakyat negara sendiri keberlangsungan hidup anak cucu akan
dipertanyakan di masa depan.

Kadang beberapa warga suku lain pula terkena imbas dari kejadian ini, tidak
dapat dihindari sungguh, pemenggalan semacam ini terlalu membabi-buta dan
tidak pandang bulu. Peristiwa ini cukup menggemparkan seluruh masyarakat
tentunya, membuat para warga waspada dan ketakutan pada waktu yang sama.
Saya rasa ini adalah perbuatan paling tidak bisa dibiarkan apalagi rakyat negara
sendiri dan ini sudah sangat amat melenceng dari HAM. Penyelesaian persoalan
apa pun tak perlu dengan kekerasan, memang beberapa orang memiliki moto
hidup yang nyeleneh tapi tak semua persoalan harus diselesaikan dengan
kekerasan sampai hampir menelan banyak amat korban.

Sepatutnya setiap orang Indonesia memegang teguh prinsip persatuan dan


kesatuan, segala masalah diselesaikan secara baik-baik walaupun tahu kalau pada
jaman tersebut hukum belum terlalu kuat dan tergolong sangat amat lemah,
sebagai makhluk Tuhan yang sempurna patutlah segalanya diselesaikan dengan
cara yang lebih efisien dan tidak memerlukan kekerasan.

5
2. Persoalan: Bagaimana cara membangun harmoni keberagaman sosial
budaya?

Cara membangun harmoni keberagaman sosial budaya sebenarnya tidak terlalu


ribet, hanya perlu toleransi antar umat beragama dan saling menghormati pula
menghargai satu sama lain, sikap awal untuk mengawali segala hal mengenai
pembangunan harmoni tentulah dengan cara spesifik seperti menghargai mereka
yang beragama lain beribadah pada tempat ibadah mereka sendiri, menganggap
bahwa kita semua makhluk Tuhan yang sama-sama diciptakan dengan sempurna
walaupun dengan warna kulit yang berbeda dan dilahirkan dengan ras yang
berbeda.

Yang paling sering saya jumpai ialah ketika umat agama Hindu yang memiliki
budaya seperti festival Ogoh-ogoh pada saat hari raya mereka namun dihujat oleh
umat beragama Islam dan menganggap bahwa itu adalah tindakan yang tidak
disukai Tuhan, pada dasarnya perbedaan agama juga perbedaan Tuhan yang
disembah. Umat agama Hindu juga diajarkan untuk saling bertoleransi dan di
agama Islam juga diajarkan bertoleransi terhadap sesama manusia. Upaya yang
telah dilakukan di lingkungan saya ialah seperti; kerja sama, meningkatkan
pemahaman masyarakat tentang perbedaan, membangun sikap toleransi,
berinteraksi dan berkomunikasi antar masyarakat. Upaya yang paling sederhana
memang seperti itu caranya.

Cara-cara tersebut sebenarnya ialah cara paling ampuh, namun lebih ampuh lagi
jika sesama kita saling berfokus pada budaya dan agama masing-masing dan tidak
saling senggol menyenggol antara budaya dan agama lain, malah hal itu adalah
hal yang tidak disukai Tuhan. Jaman telah berubah, Indonesia memegang teguh
persatuan dalam kebinekaannya, lantas mengapa masih mendiskriminasikan ras,
budaya dan agama orang lain? Cukup teguh dengan semboyan bangsa.

6
3. Persoalan: Bagaimana perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan
NKRI dalam peristiwa;
1. Insiden Bendera di Surabaya

Salah satu peristiwa bersejarah di Surabaya yakni perobekan Bendera Belanda


pada 19 September 1945. Peristiwa itu terjadi di Hotel Majapahit yang dulu
namanya Hotel Yamato. Hotel tersebut berada di Jalan Tunjungan No 65
Surabaya. Peristiwa perobekan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru) menjadi
bendera Indonesia (Merah-Putih), terjadi karena gagalnya perundingan antara
Soedirman (Residen Surabaya) dan Victor Willem Charles Ploegman untuk
menurunkan bendera Belanda.

Kronologi peristiwa tersebut setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan


dikeluarkannya maklumat pemerintahan Soekarno tanggal 31 Agustus 1945 yang
menetapkan bahwa mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Merah Putih
dikibarkan terus di seluruh wilayah Indonesia, gerakan pengibaran bendera
tersebut makin meluas ke segenap pelosok kota Surabaya.

Di berbagai tempat strategis dan tempat-tempat lainnya bendera Indonesia


dikibarkan. Antara lain di teras atas Gedung Kantor Keresidenan (kantor
Syucokan, gedung Gubernur sekarang, Jalan Pahlawan) yang terletak di muka
gedung Kempeitai (sekarang Tugu Pahlawan), di atas Gedung Internatio, disusul
barisan pemuda dari segala penjuru Surabaya yang membawa bendera Indonesia
datang ke Tambaksari (lapangan Stadion Gelora 10 November) untuk menghadiri
rapat raksasa yang diselenggarakan oleh Barisan Pemuda Surabaya.

Awalnya Jepang dan Indo-Belanda yang sudah keluar dari interniran menyusun
suatu organisasi, Komite Kontak Sosial, yang mendapat bantuan penuh dari
Jepang. Terbentuknya komite ini disponsori oleh Palang Merah Internasional.
Namun, berlindung dibalik Palang Merah, mereka melakukan kegiatan politik.
Mereka mencoba mengambil alih gudang-gudang dan beberapa tempat telah
mereka duduki, seperti Hotel Yamato. Pada 18 September 1945, datanglah di
Surabaya opsir-opsir Sekutu dan Belanda dari AFNEI (Allied Forces Netherlands
East Indies) bersama-sama dengan rombongan Palang Merah dari Jakarta.

7
Rombongan Sekutu tersebut oleh administrasi Jepang di Surabaya ditempatkan
di Hotel Yamato, Jl Tunjungan 65, sedangkan rombongan Intercross di Gedung
Setan, Jl Tunjungan 80 Surabaya, tanpa seizin Pemerintah Keresidenan Surabaya.
Dan sejak itu Hotel Yamato dijadikan markas RAPWI (Rehabilitation of Allied
Prisoners of War and Internees: Bantuan Rehabilitasi untuk Tawanan Perang dan
Interniran)

Soedirman yang merupakan Residen Daerah Surabaya Pemerintah Indonesia


yang saat itu menjabat sebagai Wakil Residen (Fuku Syuco Gunseikan) yang
masih diakui pemerintah Dai Nippon Surabaya Syu, datang melewati kerumunan
massa lalu masuk ke hotel Yamato dikawal Sidik dan Hariyono. Sebagai
perwakilan RI dia berunding dengan Ploegman dan kawan-kawannya dan
meminta agar bendera Belanda segera diturunkan dari gedung Hotel Yamato.

Perundingan berlangsung memanas, Ploegman mengeluarkan pistol, dan


terjadilah perkelahian dalam ruang perundingan. Ploegman tewas dicekik oleh
Sidik, yang kemudian juga tewas oleh tentara Belanda yang berjaga-jaga dan
mendengar letusan pistol Ploegman, sementara Sudirman dan Hariyono melarikan
diri ke luar Hotel Yamato.

Di luar hotel, para pemuda yang mengetahui berantakannya perundingan tersebut


langsung mendobrak masuk ke Hotel Yamato dan terjadilah perkelahian di lobi
hotel. Sebagian pemuda berebut naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera
Belanda. Hariyono yang semula bersama Sudirman kembali ke dalam hotel dan
terlibat dalam pemanjatan tiang bendera dan bersama Kusno Wibowo berhasil
menurunkan bendera Belanda, merobek bagian birunya, dan mengereknya ke
puncak tiang kembali. Peristiwa ini disambut oleh massa di bawah hotel dengan
pekik ‘Merdeka’ berulang kali.

2. Pertempuran di Surabaya 10 November 1945

Ultimatum-ultimatum yang disebarkan melalui pamflet udara oleh tentara


Inggris membuat rakyat Surabaya sangat marah. Nyaris seluruh sudut kota
Surabaya dipenuhi pemuda dan kelompok bersenjata. Dalam ingatan Suhario alias
Hario Kecik (Wakil Komandan Tentara Polisi Keamanan Rakyat), di sekitarnya

8
berkumpul ratusan pemuda, semuanya membawa senjata dan pistol otomatis.
Hario Kecik mengatakan bahwa mereka yang disebut tidak lengkap, membawa
granat.

Pertemuan pemuda dan kelompok bersenjata di Surabaya memutuskan


mengangkat Sungkono sebagai Komandan Pertahanan Kota Surabaya dan
mengangkat Surachman sebagai Komandan Pertempuran. Dari sini, muncul
semboyan “Merdeka atau Mati” dan Sumpah Pejuang Surabaya sebagai berikut.

“Tetap Merdeka!

Kedaulatan Negara dan Bangsa Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus


1945 akan kami pertahankan dengan sungguh-sungguh, penuh tanggung jawab
bersama, bersatu, ikhlas berkorban dengan tekad: Merdeka atau Mati! Sekali
Merdeka tetap Merdeka!”

— Surabaya, 9 November 1945, jam 18:46

Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan. Pasukan


sekutu mendapatkan perlawanan dari pasukan dan milisi Indonesia.

Selain Bung Tomo terdapat pula tokoh-tokoh berpengaruh lain dalam


menggerakkan rakyat Surabaya pada masa itu, beberapa datang dari latar belakang
agama seperti KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Hasbullah, KH. Abdul Karim
serta kyai-kyai pesantren lainnya juga mengerahkan santri-santri mereka dan
masyarakat sipil sebagai milisi perlawanan (pada waktu itu masyarakat tidak
begitu patuh kepada pemerintahan tetapi mereka lebih patuh dan taat kepada para
kyai/ulama) sehingga perlawanan pihak Indonesia berlangsung alot, dari hari ke
hari, hingga dari minggu ke minggu lainnya. Perlawanan rakyat yang pada

9
awalnya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin
teratur. Pertempuran ini mencapai waktu sekitar tiga minggu.

Perkiraan kematian di Indonesia berkisar antara 6.300 sampai 15.000, dan


perkiraan kurang lebih 200.000 orang melarikan diri dari kota yang hancur
tersebut. Korban warga British Indian berjumlah 295 orang tewas dan hilang.
Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut
telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk melakukan
perlawanan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban
pada hari 10 November ini kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh
Republik Indonesia hingga sekarang.

3. Bandung lautan api

Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi di
Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 24 Maret 1946. Sekitar 200.000
penduduk Bandung membakar kediaman mereka sendiri dalam peristiwa tersebut,
kemudian meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan Bandung. Hal
ini dilakukan untuk mencegah tentara Sekutu yang dapat menggunakan kota
Bandung sebagai markas strategis militer dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.

Malam tanggal 21 November 1945, TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan


badan-badan perjuangan melancarkan serangan terhadap kedudukan-kedudukan
Inggris di bagian utara, termasuk Hotel Homann dan Hotel Preanger yang mereka
gunakan sebagai markas Inggris. Tiga hari kemudian, MacDonald menyampaikan
ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat agar Bandung Utara dikosongkan oleh
penduduk Indonesia, termasuk pasukan bersenjata.

Ultimatum Tentara Sekutu agar Tentara Republik Indonesia (TRI, sebutan bagi
TNI pada saat itu) meninggalkan Bandung mendorong TRI untuk melakukan
operasi “bumi hangus”. Para pejuang pihak Republik Indonesia tidak rela bila
Bandung dimanfaatkan oleh pihak Sekutu dan NICA. Keputusan untuk
membumi-hanguskan Bandung diambil melalui musyawarah Madjelis Persatoean
Perdjoeangan Priangan (MP3) di hadapan semua kekuatan perjuangan pihak

10
Republik Indonesia, pada tanggal 23 Maret 1946. Kolonel Abdoel Haris
Nasoetion selaku Komandan Divisi III TRI mengumumkan hasil musyawarah
tersebut dan memerintahkan evakuasi Kota Bandung. Hari itu juga, rombongan
besar penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan kota Bandung dan
malam itu pembakaran kota berlangsung.

Bandung sengaja dibakar oleh TRI dan rakyat setempat dengan maksud agar
Sekutu tidak dapat menggunakan Bandung sebagai markas strategis militer. Di
mana-mana asap hitam mengepul membubung tinggi di udara dan semua listrik
mati. Tentara Inggris mulai menyerang sehingga pertempuran sengit terjadi.
Pertempuran yang paling besar terjadi di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan
Bandung, di mana terdapat gudang amunisi besar milik Tentara Sekutu. Dalam
pertempuran ini Muhammad Toha dan Muhammad Ramdan, dua anggota milisi
BRI (Barisan Rakjat Indonesia) terjun dalam misi untuk menghancurkan gudang
amunisi tersebut. Muhammad Toha berhasil meledakkan gudang tersebut dengan
dinamit. Gudang besar itu meledak dan terbakar bersama kedua milisi tersebut di
dalamnya. Staf pemerintahan kota Bandung pada mulanya akan tetap tinggal di
dalam kota, tetapi demi keselamatan mereka, maka pada pukul 21.00 itu juga ikut
dalam rombongan yang mengevakuasi dari Bandung. Sejak saat itu, kurang lebih
pukul 12 Malam, Bandung Selatan telah kosong dari penduduk dan TRI. Namun,
api masih membubung membakar kota, sehingga Bandung pun menjadi lautan
api.

Membumi-hanguskan Bandung tersebut dianggap merupakan strategi yang tepat


dalam Perang Kemerdekaan Indonesia karena kekuatan TRI dan milisi rakyat
tidak sebanding dengan kekuatan pihak Sekutu dan NICA yang berjumlah besar.
Setelah peristiwa tersebut, TRI bersama milisi rakyat melakukan perlawanan
secara gerilya dari luar Bandung. Peristiwa ini menginspirasi Ismail Marzuki
beserta para pejuang Indonesia saat itu untuk mengubah dua baris terakhir dari
lirik lagu Halo, Halo Bandung menjadi lebih patriotik dan membakar semangat
perjuangan. Beberapa tahun kemudian, lagu Halo, Halo Bandung menjadi
kenangan akan emosi yang para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia alami
saat itu, menunggu untuk kembali ke kota tercinta mereka yang telah menjadi
lautan api.

11
BAB IV

PENUTUP

Perlu dicermati lagi bahwasanya materi-materi ini sesuai dengan apa yang
dibahas pada pertemuan-pertemuan sebelumnya seperti materi hormat dan
menghormati perbedaan agama, ras, suku dan budaya yang ada dalam negara
republik. Untuk soal nomor 3 memang saya rasa belum ada spesifikasi
pembahasan pada materi tersebut namun untungnya opsi pertanyaan pada nomor
tersebut adalah sejarah basic. Seperti kejadian perobekan bendera di hotel
Yamato, kejadian 10 November, dan Bandung lautan api yang kisah-kisah
sejarahnya cukup fikenal oleh masyarakat. Beberapa materi telah disampaikan dan
satu tugas ini telah tuntas sudah permasalahan dan pertanyaan-pertanyaan yang
ada.

Saya, penulis, mengucapkan syukur alhamdullilah makalah penugasan ini telah


selesai dengan baik walaupun di tengah tekanan yang sangat amat menekan
untungnya penulis masih bisa bernafas sedikit lebih lega dengan tuntasnya tugas
ini, diharapkan makalah ini dapat memenuhi penugasan yang telah diberikan dan
dapat memberikan manfaat untuk hal-hal selanjutnya.

12
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Sumber web:

Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Surabaya

Diakses pada tanggal 27 Maret 2024 pukul 21.13 WIB

Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Insiden_Hotel_Yamato?wprov=sfla1

Diakses pada tanggal 27 Maret 2024 pukul 21.14 WIB

Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Bandung_Lautan_Api?wprov=sfla1

Diakses pada tanggal 27 Maret 2024 pukul 23.09 WIB

13
14

Anda mungkin juga menyukai