Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN


DENGAN AKUT LIMFOBLASTIK LEUKEMIA (ALL)
DI RUANG PICU RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 15 Mei – 20 Mei 2017

Oleh:
Resiarisanti, S.Kep
NIM. 1630913310030

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2017
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Resiarisanti, S.Kep

NIM : 1630913310030

JUDUL LP : Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Acute Limpoblastik


Leukemia (AML) Di Ruang PICU RSUD Ulin Banjarmasin

Banjarmasin, 15 Mei 2017

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Windy Yuliana Budianto, S.Kep., Ns Lukmanul Hakim, S.Kep., Ns., M.Kep


NIK. 1990 2014 1 152 NIP. 19760116 199603 1 002
\ DEFINISI: ETILOGI:
Acute lympobastic leukemia adalah bentuk akut dari leukemia yang Penyebab dari leukimia myeloid akut belum diketahui, namun
diklasifikasikan menurut cell yang lebih banyak dalam sumsum tulang yaitu
berupa lymphoblasts. ada beberapa faktor keturunan dan sindroma redisposisi genetik
lebih berhubungn dengan LLA yang terjadi pada anak – anak serta
faktor lingkungan dan kondisi klinis yang berhubungna dengan LLA
: Faktor eksogen (Sinar x, sinar radioaktif, hormone, bahan kimia),
MANIFESTASI KLINIS:
Faktor endogen ( ras, kongenital, herediter)
Pilek tak sembuh-sembuh, Pucat, lesu, mudah terstimulasi, Demam, anoreksia,
mual, muntah, Berat badan menurun, Ptechiae, epistaksis, perdarahan gusi, memar
KLASIFIKASI: Klasifikasi Morfologi [(the French – American –
tanpa sebab, Nyeri tulang dan persendian, Nyeri abdomen, Hepatosplenomegali, British (FAB)]
limfadenopati, Abnormalitas WBC, Nyeri kepala. a. L1 : sel blas berukuiran kecil seragam dengan sedikit
sitoplasma dan nukleoli yang tidak jelas.
b. L2 : sel blas berukuran besar heterogen dengan nukleoli yang
jelas dan rasio inti sitoplasma yang rendah.
PEMERIKSAAN:
1. Pemeriksaan sumsum tulang (BMP / Bone Marrow Punction): c. L3 : sel blas dengan sitoplasma bervakuola dan basofalik.

2. Pemeriksaan darah tepi


3. Biopsi hati, limpa, ginjal, tulang untuk mengkaji keterlibatan / infiltrasi sel
PENATALAKSANAAN:
kanker ke organ tersebut 1. Transfusi darah, biasanya diberikan bila kadar Hb kurang
4. Fotothorax untuk mengkaji keterlibatan mediastinum dari 6 g%.
5. Sitogenik 2. Kortikosteroid (prednison, kortison, deksametason dan
sebagainya).
3. Sitostatika
4. Infeksi sekunder dihindarkan
5. Imunoterapi
Pathway ALL

Poliferasi Sel Kanker

Sel kanker bersaing dengan sel normal untuk mendapatkan nutrisi

Infiltrasi

Sel normal digantikan oleh sel kanker

Depresi sumsum tulang Sel Kekurangan Makanan Infiltrasi SSP

Eritrosit menurun Leukosit menurun Faktor pembekuan Perubahan metabolisme Infiltrasi ekstra
darah menurun tubuh medular

Anemia Risiko infeksi Perdarahan


Anoreksia, Mual, Pembesaran Limfe,
Muntah noduslimfe hati, tulang
Intoleransi aktivitas Trombositopenia
Ketidakseimbangan
Nyeri
nutrisi kurang dari
Risiko kekurangan
kebutuhan tubuh
volume cairan
ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN AML

Pengkajian Diagnosa Keperawatan


1. Anamnesa
a. Identitasdiri : nama, umur, jenis kelamin 1. Intoleransi aktivitas b.d kelesuan fisiologis (anemia,
b. Keluhan : pucat, lemah, demam penyakit)
2. Riwayat penyakit 2. Risiko Infeksi
a. Sekarang : pucat, lemah, demam 3. Resiko Kekurangan Volume Cairan
b. Keluarga :- 4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
c. Pengkajian Fisik : konjungtiva anemis, tubuh
badan teraba hangat, dan terdapat memar atau 5. Nyeri akut b.d agens cedera biologis
bintik merah pada kulit.
3. Pengkajian dengan pendekatan 11 fungsional Gordon

Diagnosa NOC NIC


1 Energy Conservation Energy Management
1. Adaptasi gaya hidup untuk meningkatkan level energy 1. Instruksikan pada pasien untuk mencatat tanda-tanda dan gejala kelelahan
2. Menyeimbangkan antara aktivitas dan istirahat 2. Ajarkan tehnik dan manajemen aktivitas untuk mencegah kelelahan
3. Jelaskan pada pasien hubungan kelelahan dengan proses penyakit
4. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan intake makanan tinggi
energi
2 Risk Control Infection Control
1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi 1. Pertahankan teknik isolasi
2. Jumlah leukosit dalam batas normal 2. Batasi pengunjung bila perlu
3. Gunakan sabun antimikroba untuk cuci tangan
4. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
5. Pertahankan teknik asepsis pada pasien beresiko
6. Inspeksi kondisi luka/insisi
7. Laporkan kecurigaan infeksi
8. Laporkan kultur positif
3 Fluid Balance Fluid Management
1. Mempertahankan urin output dalam batas normal 1. Monitor vital sign
2. TD, nadi, suhu tubuh dalam batas normal 2. Kolaborasi pemberian cairan IV
3. Atur kemungkinan transfusi
4. Persiapan untuk transfuse

Hypovolemia Management
1. Monitor intake dan output cairan
2. Pelihara IV line
3. Monitor adanya kelebihan cairan

4 Nutritional status Nutrition management


1. Pemasukan nutrisi 1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
2. Pemasukan makanaan dibutuhkan pasien.
3. pemasukan cairan 2. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah
4. Hidrasi konstipasi.
Nutritional Status: food and Fluid Intake 3. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
1. Pemasukan makanan secara oral 4. Monitor adanya penurunan BB.
2. Pemasukan cairan secara oral 5. Monitor lingkungan selama makan.
6. Monitor turgor kulit.
7. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
8. Monitor intake nuntrisi.
9. Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisi.
10. Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan seperti NGT/
TPN sehingga intake cairan yang adekuat dapat dipertahankan.
11. Anjurkan banyak minum.

Nutrition monitori
1. BB dalam interval yang jelas
2. Monitor BB yang hilang
3. Monitor pertumbuhan dan perkembangan

5 Pain level Pain management


1. Pasien melaporkan bagaimana rasa nyerinya dan 1. Pengkajian nyeri secara komprehensif dengan PQRST (penyebab, bagaimana
bagaiman frekuensinya. rasanya, daerah mana nyeri terasa, skala nyeri yang dirasa, kapan nyeri timbul)
2. Ekspresi wajah akibat nyeri (tenang dan rileks). 2. Observasi reaksi non-verbal (ekspresi wajah)
Pain control 3. Tingkatkan istirahat
1. Menggunakan teknik non-farmakologis (biofeedback, 4. Gunakan teknik non-farmakologis
relaksasi, terapi music, massage, kompres
panas/dingin) Enviromental management comfort
Comfort status: physical Kurangi hal-hal yang dapat mengganggu kenyamanan pasien.
1. Klien dapat mengontrol gejala.
Klien merasa rileks.
DAFTAR PUSTAKA

NANDA International. Nursing Diagnosis: Definitions and Classification 2012 – 2014.


Jakarta: EGC.
Moorhead, S., et al. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). 4th ed. Mosbie
Elsevier: USA.
Bulechek, G.M., et al. 2008. Nursing Intervention Classification (NIC). 5th ed. Mosbie
Elsevier: USA.
Smeltzer, Suzanne C, Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah.
Jakarta: EGC
Sudoyo, Aru W dkk. 2009. Ilmu Penyakit Dalam Volume 2 Edisi 5. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta : Media
Aesculapius

Anda mungkin juga menyukai