J KASUS ALL
HR (Acute Lymfoblastic Leukimia High Risk)
Dosen Pembimbing:
Eli Lusiani M.Kep
disusun oleh:
Majid Nugraha (302018069)
Laporan Pendahuluan
faktor predisposisi:
5. Kelainan kromosom
3. Etiologi ALL HR
a. cohort retrospektif menunjukkan bahwa umur berpengaruh secara signifikan
terhadap probabilitas kesintasan anak dengan LLA. Secara umum, penderita
LLA yang berumur muda cenderung memiliki prognosis yang lebih baik
daripada penderita yang berumur lebih tua.
b. Selain umur, faktor prognosis LLA yang tidak bisa diubah adalah jenis kelamin.
Menurut Wirawan et al. (2003). pasien LLA yang berjenis kelamin lakilaki
memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan jenis kelamin perempuan.
Penelitian yang dilakukan oleh Erdmann et al. (2014)
4. Tanda dan Gejala
a. ditandai dengan proliferasi sel-sel darah putih, dengan manifestasi sel
abnormal dalam darah tepi
b. Leukosit dalam darah berproliferasi secara tidak teratur
c. tidak terkendali dan fungsinya menjadi tidak normal
d. tidak terkendali dan fungsinya menjadi tidak normal
5. Patofisiologi
komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah danleukosit atau sel
darah putih serta trombosit dan keeping darah. Seluruh sel darah normal diperoleh
dari sel batang tunggal yang terdapat pada seluruh sumsum tulang. Sel batang dapat
dibagi ke dalam lymphoid dan sel batangdarah, dimana pada kebalikannya menjadi
cikal bakal sel yang terbagisepanjang jalur tunggal khusus.
ALL meningkat dari sel batang lymphoid tunggal dengan kematangan lemah dan
pengumpulan sel - sel penyebab kerusakan di dalam sumsumtulang. biasanya
dijumpai tingkat pengembangan lymphoid yang berbeda dalam sumsum tulang mulai
dari yang sangat mentah hingga hampir menjadi sel normal. Derajad kementahannya
merupakan petunjuk untuk menentukan kelanjutannya. pada pemeriksaan darah tepi
ditemukan sel muda lomfoblas dan biasanya ada leukositosis
Pada leukemia terjadi kelainan pada gugus sel (klonal), kelainan proliferasi, kelainan
sitogenetik, kelainan morfologi dan kegagalan diferensiasi. Sebagian besar LLA
mempunyai homogenitas pada fenotip permukaan sel blas dari setiap pasien. Hal ini
memberi dugaan bahwa populasi sel leukemia itu berasal dari sel tunggal yang
berproliferasi hingga mencapai jumlah populasi sel yang dapat terdeteksi. Etiologi
leukemia pada manusia belum diketahui, namun pada penelitian mengenai proses
leukemiogenesis pada binatang percobaan ditemukan bahwa penyebabnya
mempunyai kemampuan melakukan modifikasi nukleus DNA. Kemampuan ini
meningkat bila terdapat suatu kondisi atau suatu kelainan genetik tertentu seperti
translokasi, amplifikasi dan mutasi onkogen seluler. Hal ini menguatkan anggapan
bahwa leukemia dimulai dari suatu mutasi somatik yang mengakibatkan terbentuknya
suatu klonal yang abnormal (Permono dan Ugrasena, 2010; Lanzcowsky, 2011).
Populasi sel leukima yang semakin lama semakin banyak akan menyebabkan dampak
buruk bagi produksi sel normal dan mengganggu fungsi organ tubuh akibat infiltasi
sel leukemia. Kegagalan hematopoiesis normal merupakan akibat yang sering terjadi
pada leukemia akut. Pansitopenia pada pasien leukemia terjadi akibat desakan
populasi sel leukemia. Pada sebagian kasus LLA juga dapat ditemukan gambaran
sumsum tulang yang hiposeluler. Kematian pada leukemia akut umumnya terjadi
akibat penekanan sumsum tulang atau akibat infiltasi sel leukemia ke organ tubuh
pasien (Permono dan Ugrasena, 2010; Lanzcowsky, 2011).
Pathway
- Ras - sinar x, radioaktif
- Kelainan kromosom - bahan kimia, hormon
- Herediter - infeksi
Kurang informasi
Akut limfa blastik
leukimia
Kurang pengetahuan
Agropulositosis
HB Asam lambung Alopesia
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnose keperawatan yang mungkin muncul :
1. Intoleransi aktivitas b.d leukimia limpositik akut
2. Hipertermi b.d
3. Kesiapan peningkatan menjadi orang tua b.d