Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN REFLEKSI KASUS

STASE PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN


GAWAT DARURAT DAN KRITIS (PPKGK)

Pembimbing Akademik : Diah Retno Wulan, Ns., M.Kep


Pembimbing Klinik : Supiati, S.Kep., Ns

\
Oleh :

Subakta Permana, S.Kep


NPM. 2314901210200

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN 2023/2024
Laporan Refleksi Kasus

A. Deskripsi kejadian
Saat hari pertama berdinas di RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin di IGD,
tanggal 24 Februari 2024 sekitar jam 12.30 seorang pasien dengan kondisi tidak
sadarkan diri mengalami henti jantung dan henti napas (apnea). Atas indikasi
tersebut, pasien kemudian diberikan tindakan resusitasi jantung paru dan bantuan
napas. Perawat di ruangan meminta saya dan teman-teman kelompok untuk
membantu melakukan bantuan napas dengan BVM secara bergantian. Tindakan
ini merupakan hal yang pertama kali saya lakukan langsung ke pasien. Setelah
RJP, bantuan napas, dan obat-obatan diberikan, pasien kemudian dinyatakan
meninggal pukul 16.45 WITA pada tanggal 24 Februari 2024. Seluruh perawatan
dihentikan dan alat yang terpasang di tubuh pasien kemudian dilepas.

B. Perasaan saat menghadapi kasus tersebut


Saya merasa gugup sekaligus khawatir saat melihat kejadian tersebut.

C. Evaluasi: sisi negatif dan positif dari kasus/kejadian


Sisi negatif : menurut saya tindakan bantuan napas dengan BVM yang diberikan
ke saya dan teman-teman kelompok memerlukan dampingan dari perawat
ruangan. Meskipun kami sudah mendapatkan pelatihan BTCLS, dampingan dari
perawat ruangan sangat penting agar pemberian bantuan napas yang kami
lakukan benar dan tepat sehingga dapat membantu mengembalikan sirkulasi dan
oksigenasi ke tubuh pasien.
Sisi positif : sisi positif bagi saya adalah saya mendapatkan pengalaman dari
kasus ini dimana dapat melihat secara langsung dan ikut serta membantu perawat
IGD dalam menangani pasien yang henti jantung dan henti napas.

D. Analisis
1. Mengapa kasus tersebut menarik?
Karena kasus ini merupakan pengalaman yang pertama kali saya hadapi.
2. Mengapa bisa terjadi?
Kasus ini dapat terjadi karena banyak faktor salah satunya adalah ritme
jantung yang berubah.
3. Bagaimana hubungannya dengan kompetensi ners?
Hubungannya dengan kompetensi ners, pada kasus ini ners muda dituntut
untuk mampu melakukan upaya pertolongan pertama pada orang yang
mengalami henti napas dan henti jantung.
4. Analisis dapat dilihat dari berbagai aspek?
Dilihat dari aspek etika keperawatan (autonomy), keluarga pasien memiliki
hak untuk membuat keputusan sendiri apakah resusitasi jantung paru
dilakukan atau tidak. Dalam kasus ini, keluarga setuju diberikan tindakan
sehingga upaya untuk mengembalikan kemampuan napas dan sirkulasi darah
sudah diberikan semaksimalnya.

E. Kesimpulan dari kasus


Pemberian resusitasi jantung paru dan bantuan napas pada orang dengan henti
jantung dan henti napas perlu dipelajari serta dipahami dengan baik khususnya
untuk ners muda, karena tindakan ini mungkin saja dapat membantu kita
menyelamatkan nyawa seseorang dan apabila jika kita tidak memberikannya
dengan cepat dan tepat, kematian bisa terjadi lebih awal.

F. Action plan: seandainya ke depan kasus tersebut terjadi lagi, rencana apa
yang akan dilakukan
Dapat segera memberikan penanganan apabila terjadi henti jantung dan henti
napas.

Banjarmasin, 2 Maret 2024


Preseptor Akademik Mahasiswa

(Supiati, S.Kep., Ns) (Subakta Permana, S.Kep )

Anda mungkin juga menyukai