Disusun oleh :
1. Widya Nonik Rahayu (P1337424620001)
2. Fatimah Ika Susanti (P1337424620002)
3. Lisatun Inayah (P1337424620003)
4. Aulia Veny Nurrossidah (P1337424620004)
5. Hinung Tri Aprilia (P1337424620006)
6. Eky Marsella Agustina (P1337424620007)
7. Ina Julita (P1337424620008)
8. Muhimatul Maeyasaroh (P1337424620009)
9. Evilia Nur Ayun (P1337424620010)
10. Aisatul Ilmiyah (P1337424620011)
11. Winannty Baskoro Pribadi (P1337424620012)
12. Reza Sri Anantya (P1337424620013)
A. Latar Belakang
Data dari badan kesehatan dunia (WHO) menyebutkan bahwa, penyakit jantung
merupakan penyebab utama kematian, meliputi 12,2 persen (7,2 juta) kematian di seluruh
dunia. Serangan jantung adalah kondisi medis yang segera membutuhkan pertolongan.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 yang tertuang pada Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 854/MENKES/SK/IX/2009 tentang pengendalian
penyakit jantung dan pembuluh darah diperkirakan kematian akibat penyakit jantung dan
pembuluh darah di dunia meningkat menjadi 20 juta pada tahun 2015 (Kep Menkes RI
2009). Penatalaksanaan yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir penyakit jantung
dengan melakukan penilaian dini serta bantuan hidup dasar. Selain penyakit jantung,
penilaian dini dan bantuan hidup dasar dapat dilakukan pada penyakit stroke atau orang
dengan gangguan pernapasan lainnya.
Penilaian dini adalah analisis awal yang dilakukan sebelum melakukan tindakan
lainnya. Penilaian dini merupakan bagian dari pertolongan pertama, yang mana
pertolongan pertama sendiri merupakan penanganan medis dasar untuk mencegah
adanya cacat atau maut. Penilaian dini dilakukan untuk mengetahui masalah pada sistem
pernapasan dan sistem sirkulasi pada korban, apabila terdeteksi adanya gangguan pada
sistem tersebut segera berikan bantuan hidup dasar dan resusitasi.
Bantuan hidup dasar merupakan rangkaian awal untuk mengembalikan fungsi
pernafasan dan sirkulasi pada seseorang yang mengalami henti nafas atau henti jantung.
Tindakan dalam bantuan hidup dasar sering disebut dengan resusitasi. Resusitasi yang
memiliki arti usaha untuk menjaga jalan nafas tetap terbuka, menunjang pernapasan dan
sirkulasi tanpa menggunakan alat-alat bantu. Resusitasi jantung paru (RJP) biasa
dilakukan dengan kompres bagian dada dan bantuan napas.
Dari penjabaran diatas, kelompok kami berminat untuk melakukan praktik
penyuluhan mengenai penilaian dini dan bantuan hidup dasar dengan ABC dan RJP.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan seluruh mahasiswa Tingkat
2 DIII Kebidanan Blora mampu memahami tentang Penilaian Dini dan Bantuan
Hidup Dasar
2. Tujuan Khusus
1. Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat memahami mengenai apa itu
penilaian dini dan tujuan dilakukannya penilaian dini serta dapat
menerapkannya di kehidupan sehari-hari
2. Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat memahami langkah-langkah
penilaian dini
3. Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat memahami mengenai apa itu
bantuan hidup dasar (BHD) dan tujuan dilakukannya BHD
4. Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat memahami langkah-langkah
bantuan hidup dasar (BHD)
5. Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat memahami teknik ABC dan
RJP, serta dapat memahami indikasinya.
6. Setelah dilakukan demonstrasi Penilaian dini dan Bantuan Hidup Dasar
dengan ABC dan RJP, peserta mampu melakukannya dengan baik.
C. Pelaksanaan
Hari/tanggal : Sabtu, 16 Oktober 2021
Waktu : 120 menit
Sasaran : Mahasiswa Tingkat 2 D III Kebidanan Blora
Tempat : Kampus 4 Poltekkes Kemenkes Semarang
Pemberi Penyuluhan : Mahasiswa Tingkat 2 D III Kebidanan Blora (Kelompok 1 Mata
Kuliah MBA)
Media : Power Point, LCD Proyektor, Laptop
Materi : Terlampir
Rencana Kegiatan :
Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
10.00-10.10 WIB Pembukaan Mendengarkan dan
Perkenalan penyuluh dan memperhatikan
menjelaskan tujuan penyuluhan
10.10-11.30 WIB Penjelasan Materi Memperhatikan dan
Demonstrasi, Praktik mencoba mempraktikkan
11.30-11.50 WIB Evaluasi Menjawab pertanyaan dan
Tanya jawab mengajukan pertanyaan
11.50-12.00 WIB Penutup Mendengarkan
D. Evaluasi
1. Apa pengertian dari penilaian dini?
2. Apa saja langkah-langkah yang dilakukan dalam penilaian dini?
3. Apa yang dimaksud dengan teknik ABC?
4. Apa pengertian dari Bantuan Hidup Dasar (BHD)?
5. Apa tujuan dilakukannya Bantuan Hidup Dasar (BHD)?
6. Apa saja indikasi dilakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD)
7. Apa saja langkah-langkah yang dilakukan dalam Resusitasi Jantung Paru (RJP)?
8. Teknik apa saja yang dapat digunakan dalam Resusitasi Jantung Paru (RJP)?
9. Setelah dilakukan demonstrasi Penilaian dini dan Bantuan Hidup Dasar (BHD),
peserta mampu mempraktikkannya.
E. Materi (terlampir)
Lampiran
Pada tahap penilaian dini, penolong harus mengenali dan mengatasi keadaan yang
mengancam nyawa penderita dengan cara yang tepat, cepat dan sederhana. Bila dalam
pemeriksaan ditemukan adanya masalah, khususnya pada sistem pernapasan dan sistem
sirkulasi maka penolong langsung melakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar dan Resusitasi.
A. Langkah-langkah yang dilakukan dalam Penilaian Dini
1. Kesan Umum
Harus dilakukan penentuan apakah korban menderita kasus trauma atau
kasus medis.
a. Kasus Trauma
Kasus yang disebabkan oleh ruda paksa dengan tanda yang terlihat jelas atau
teraba. Contoh :luka terbuka, luka memar, patah tulang dan sebagainya
dengan disertai gangguan kesadaran.
b. Kasus Medis
Kasus yang diderita seseorang tanpa ada riwayat ruda paksa. Contoh : sesak
napas atau pingsan. Pada kasus ini penolong harus lebih berupaya mencari
riwayat gangguannya.
2. Memeriksa Respon
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran berat ringannya
gangguan yang terjadi di dalam otak. Respon dinilai berdasarkan reaksi yang
diberikan korban terhadap rangsangan yang diberikan penolong. Respon korban
dibagi menjadi 4 tingkat, yaitu Awas, Suara, Nyeri, Tidak-Respon (ASNT).
a. Awas
Korban sadar dan mengetahui keberadaannya, biasanya korban tanggap
terhadap orang, waktu dan tempat.
b. Suara
Korban hanya bisa menjawab/ bereaksi bila dipanggil atau mendengar suara.
Penderita ini dikatakan respon terhadap rangsang suara.
c. Nyeri
Korban hanya bereaksi jika diberikan rangsang nyeri, misal dengan cubitan
yang kuat oleh penolong.
d. Tidak-Respon
Korban tidak bereaksi dengan rangsang apapun yang diberikan oleh
penolong.
B. Teknik ABC
1. Airway (Memastikan jalan napas terbuka dengan baik)
Pastikan jalan napas korban terbuka dan bersih. Cara menentukan keadaan
jalan napas tergantung dari keadaan korban apakah ada respon atau tidak.
a. Respon baik
Perhatikan pada saat korban berbicara, perhatikan ada tidaknya
gangguan suara atau gangguan berbicara, atau ada suara tambahan? Suara
tambahan ini dapat menjadi petunjuk adanya gigi, darah atau benda lainnya
dalam saluran napas. Nilai juga apakah penderita itu dapat mengucapkan
suatu kalimat tanpa terputus atau tidak.
b. Tidak respon
Perlu dilakukan tindakan segera untuk memastikan jalan napas
terbuka. Bila tidak ada kecurigaan cedera spinal gunakan teknik (angkat dagu
- tekan dahi). Sebaliknya jika ada cedera spinal gunakan teknik (perasat
pendorongan rahang bawah).
Pemeriksaan jalan nafas tidak hanya dilakukan sekali saja, namun
berulang kali dan terus menerus, terutama pada korban yang mengalami
cedera berat atau banyak muntah.
2. Breathing (Menilai Pernapasan)
Periksalah ada atau tidaknya napas korban dengan cara lihat, dengar dan
rasakan selama 3-5 detik. Penilaian ini tidak hanya terbatas pada ada atau tidaknya
nafas, tapi juga kualitas nafas itu sendiri, apakah korban cukup untuk
mempertahankan kehidupan. Bila ternyata korban tidak bernapas, maka segera
lakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar dan Resusitasi Jantung Paru.
3. Circulation (menilai dan menghentikan perdarahan berat)
yaitu pengecekan nadi karotis,menghentikan sumber pendarahan dan
kemudian dilakukan kompresi dada sebanyak 30 kali. Pada pemeriksaan ini
penolong menilai apakah jantung korban melakukan tugasnya untuk memompa
darah ke seluruh tubuh atau tidak, pastikan denyut jantung tetap baik dan tidak ada
pendarahan yang membahayakan nyawa. Menilai Sirkulasi
a. Korban Respon
Periksa nadi radial (pergelangan tangan) , untuk bayi pada nadi
brakial (bagian dalam lengan atas).
b. Korban Tidak Respon
Periksa nadi karotis (leher), pada bayi tetap pada nadi brakial
(bagian dalam lengan atas). Pemeriksaan dilakukan dengan interval waktu 5-
10 detik, Bila tidak ada segera lakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru.
Lampiran
4. Tentukan titik pijatan (kira-kira 2 ruas jari ke arah dada atas dari titik pertemuan
lengkung tulang iga kanan dan kiri).
5. Posisikan salah satu tumit tangan di titik pijat, tumit tangan lainnya diletakkan di
atasnya untuk menopang.
6. Posisikan bahu penolong tegak lurus dengan tumit tangan.