Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Bidang study : Keperawatan Sistem Kegawatdaruratan


2. Topik : Pertolongan Henti Jantung
3. Sasaran : Masyarakat RW. 10
4. Tempat : Balai RW 10
5. Hari/Tanggal : Senin / 04 Desember 2017
6. Waktu : 1 x 30 menit

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah dilakukan atau diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang


pertolongan henti jantung (RJP), masyarakat RW. 10 mampu memahami
atau mengerti mengenai pertolongan henti jantung (RJP).

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan pasien dan keluarga dapat:
1. Menyebutkan pengertian RJP
2. Memahami tujuan RJP
3. Memahami langkah-langkah teknik RJP
4. Memahami hal-hal yang perlu dilakukan saat melakukan RJP

III. SASARAN
Masyarakat yang tinggal dilingkungan balai RW.10 Surabaya.

IV. MATERI
1. Pengertian RJP
2. Tujuan RJP
3. Langkah-langkah teknik RJP
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan RJP

V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demontrasi

VI. MEDIA
 Leaflet
 Phantom

VII. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
 Peserta hadir ditempat penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Balai RW. 10
Surabaya
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya

2. Evaluasi Proses
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan yang disampaikan
oleh pembicara
 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
sebelum kegiatan selesai
 Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan

3. Evaluasi Hasil
 Pasien dan keluarga mengetahui tentang pertolongan henti
jantung (RJP)
 Ada umpan balik positif dari peserta, seperti dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan pemateri

VIII. KEGIATAN PENYULUHAN

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN


PESERTA
1. 3 Pembukaan:
Menit  Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam
mengucapkan salam.
 Memperkenalkan diri
 Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dari
 Memperhatikan
penyuluhan
 Menyebutkan materi yang akan  Memperhatikan
diberikan
2. 15 Pelaksanaan:
Menit  Menjelaskan tentang pengertian  Memperhatikan
RJP
 Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan RJP
 Memperhatikan
 Menjelaskan langkah-langkah dan
teknik RJP  Bertanya dan
 Memberikan kesempatan kepada
menjawab
peserta untuk bertanya
pertanyaan yang
diajukan
 Menjelaskan hal-hal yang perlu  Memperhatikan
diperhatikan saat melakukan RJP
 Memperhatikan
 Mendemontrasikan teknik
melakukan RJP
3. 10 Evaluasi:
Menit  Menanyakan kepada peserta tentang  Menjawab
materi yang telah diberikan, dan pertanyaan
reinforcement kepada peserta yang
dapat menjawab pertanyaan.
4. 2 Terminasi:
Menit  Mengucapkan terima kasih atas  Mendengarkan
peran serta peserta.
 Menjawab salam
 Mengucapkan salam penutup.

IX. PENGORGANISASIAN
 Pembawa Acara : Ayu Dina Nurmilasari
 Pembicara : Yuni Andika Fitria S
 Fasilitator : Azriel Oktavianus P
 Observer : Yunita Sovia H
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian

Resusitasi mengandung arti harfiah menghidupkan kembali, dimaksudkan


usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah suatu episode henti
jantung berlanjut menjadi kematian biologis. Resusitasi jantung paru adalah
suatu tindakan gawat darurat akibat kegagalan sirkulasi dan pernafasan untuk
dikembalikan ke fungsi optimal guna mencegah kematian biologis. Resusitasi
jantung paru (RJP) atau juga dikenal dengan cardio pulmonier resusitation
(CPR) merupakan gabungan antara pijat jantung dan pernafasan buatan.
Komplikasi dari teknik ini adalah perdarahan hebat. Jika korban
mengalami perdarahan hebat, maka pelaksanaan RJP akan memperbanyak
darah yang keluar sehingga kemungkinan korban meninggal dunia lebih besar.
Namun, jika korban tidak segera diberi RJP, korban juga akan meninggal
dunia. RJP harus segera dilakukan dalam 4-6 menit setelah ditemukan telah
terjadi henti jantung dan henti napas untuk mencegah kerusakan sel-sel otak
dan lain-lain. Jika penderita ditemukan bernapas namun tidak sadar maka
posisikan dalam keadaan mantap agar jalan napas tetap bebas dan sekret dapat
keluar dengan sendirinya.

B. Tujuan RJP

1. Mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada henti nafas


(respiratory arrest) dan atau henti jantung (cardiac arrest) pada orang
dimana fungsi tersebut gagal total oleh suatu sebab yang memungkinkan
untuk hidup normal selanjutnya bila kedua fungsi tersebut bekerja
kembali.

2. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi (nafas)

3. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkukasi (fungsi jantung) dan


ventilasi (fungsi pernafasan/paru) pada pasien/korban yang mengalami
henti jantung atau henti nafas melalui Cardio Pulmonary Resuciation
(CPR) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP).

C. Langkah-langkah melakukan RJP

Berdasarkan konvensi American Heart Association (AHA) terbaru pada


tanggal 18 Oktober 2010, dimana mengalami perubahan yaitu dari ABC
menjadi CAB (Circulatory Support, Airway Control, dan Breathing Support)
prosedur CPR terbaru adalah sebagai berikut :

1. Danger (D)
Yaitu kewaspadaan terhadap bahaya dimana pertama penolong
harus mengamankan diri sendiri dengan memakai alat proteksi diri (APD).
Alat proteksi yang paling dianjurkan adalah sarung tangan untuk mencegah
terjadinya penularan penyakit dari pasien kepada penolong. Selanjutnya
penolong mengamankan lingkungan dari kemungkinan bahaya lain yang
mengancam, seperti adanya arus listrik, ancaman kejatuhan benda (falling
object). Setelah penolong dan lingkungan aman maka selanjutnya
mengamankan pasien dan meletakan korban pada tempat yang rata, keras,
kering dan jauh dari bahaya.

2. Respon (R)
Mengecek kesadaran atau respon korban dapat dilakukan secara
verbal maupun nonverbal. Secara verbal dilakukan dengan memanggil
nama. Sedangkan secara nonverbal dilakukan dengan menepuk-nepuk bahu
korban. Jika dengan memanggil dan menepuk tidak ada respos, maka
lakukan pengecekan kesadaran dengan melakukan rangsangan nyeri.
Lakukan rangsang nyeri dengan menekan tulang dada pasien dengan cara
penolong menekuk jari-jari tangan kanan, lalu tekan dengan sudut ruas jari-
jari tangan yang telah ditekuk. Jika tidak ada respon dengan rangsangan
nyeri berarti pasien tidak sadar dan dalam kondisi koma.

3. Shout For Help (S) /meminta bantuan


Jika pasien tidak berespons selanjutnya penolong harus segera
memanggil bantuan baik dengan cara berteriak, menelepon, memberi tanda
pertolongan dan cara lainya. Berteriak contohnya dengan memanggil orang
disekitar lokasi kejadian agar membantu pertolongan atau disuruh mencari
pertolongan lebih lanjut. Selanjutnya menelepon yaitu menghubungi pusat
bantuan darurat (emergency call number) sesuai dengan nomor dilokasi /
negara masing-masing, seperti 911 dan 118. Ketiga adalah Emergency
signal yaitu dengan membuat asap, kilauan cahaya, suara dan lain-lain jika
lokasi ada didaerah terpencil.

4. Memperbaiki posisi pasien


Untuk melakukan tindakan RJP yang efektif, pasien harus dalam
posisi terlentang dan berada pada permukaan yang rata dan keras. Jika
korban ditemukan dalam posisi miring atau tengkurap, ubahlah posisi pasien
ke posisi terlentang.

5. Mengatur posisi penolong


Penolong berlutut sejajar dengan bahu korban agar saat memberikan
bantuan napas dan sirkulasi, penolong tidak perlu mengubah posisi atau
menggerakkan lutut.

6. Cek Nadi
Pengecekan nadi korban dilakukan untuk memastikan apakah
jantung korban masih berdenyut atau tidak. Pada orang dewasa pengecekan
nadi dilakukan pada nadi leher (karotis) dengan menggunakan 2 jari.
Caranya letakan 2 jari tangan pada jakun (tiroid) kemudian tarik ke arah
samping sampai terasa ada lekukan rasakan apakah teraba atau tidak denyut
nadi korban. Pada bayi pengecekan nadi dilakukan pada lengan atas bagian
dalam. Dengan menggunakan 2 jari rasakan ada tidaknya denyut nadi pada
lengan atas bagian dalam korban (nadi brakialis). Jika nadi tidak teraba
berarti pasien mengalami henti jantung, maka segera lakukan penekanan /
kompresi pada dada korban. Jika nadi teraba berarti jantung masih
berdenyut maka lanjutkan dengan membukan jalan napas dan
pemeriksanaan napas.

7. Circulatory Support (C) / Bantuan Sirkulasi


Yaitu kompresi dada jika korban tidak teraba nadinya berarti
jantungnya berhenti berdenyut maka harus segera dilakukan
penekanan/kompresi dada sebanyak 30 kali. Caranya : posisi penolong
sejajar dengan bahu korban. Letakan satu tumit tangan diatas tulang dada,
lalu letakan tangan yang satu lagi diatas tangan yang sudah diletakan diatas
tulang dada (dua jari di bawah xifoideus). Setelah itu tekan dada korban
dengan menjaga siku tetap lurus Tekan dada korban sampai kedalaman
sepertiga dari ketebalan dada atau 3-5 cm / 1-2 inci (korban dewasa), 2-3 cm
(pada anak), 1-2 cm (bayi).

Jika pasien masih berdenyut jantungnya dan masih bernapas maka


korban dimiringkan ke kiri (posisi recovery) agar ketika muntah tidak
terjadi aspirasi.
8. Evaluasi pada CPR
Evaluasi pada CPR/RJP dilakukan setiap 5 Siklus. (5 x 30 kompresi)
+ (5 x 2 napas buatan). Evaluasi pada pemberian napas buatan saja
dilakukan setiap 2 menit. Dan setelah pasien berdenyut nadinya dan
bernapas posisi pasien dimiringkan ke arah kiri (posisi recovery).

Tindakan RJP dapat dihentikan apabila :

a. Penderita pulih kembali.


b. Penolong kelelahan.
c. Diambil alih oleh tenaga yang sama atau yang lebih terlatih.
d. Jika ada tanda pasti mati, tidak usah lakukan RJP.

D. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam melakukan RJP

1. RJP jangan berhenti lebih dari 5 detik dengan alasan apapun.


2. Tidak perlu memindahkan penderita ke tempat yang lebih baik, kecuali bila
ia sudah stabil.
3. Jangan menekan prosesus xifoideus pada ujung tulang dada, karena dapat
berakibat robeknya hati
4. Diantara tiap kompresi, tangan harus melepas tekanan tetapi melekat pada
sternum, jari-jari jangan menekan iga korban.
5. Hindarkan gerakan yang menyentak. Kompresi harus lembut, teratur dan
tidak terputus
6. Perhatikan komplikasi yang mungkin karena RJP seperti :
a. Patah tulang dada dan tulang iga
b. Bocornya paru-paru (pneumotoraks)
c. Perdarahan dalam paru-paru / rongga dada (hemotoraks)
d. Luka dan memar pada paru-paru
e. Robekan pada hati

X. DAFTAR PUSTAKA

Boswick, John A.1997. Perawatan Gawat Darurat.Jakarta : EGC.

Darwis, dr. Allan & Sarana, dr. Lita, dkk.2007.Pedoman Pertolongan


Pertama.Jakarta : Palang Merah Indonesia.

Juliansyah, Rahmad Aswin.2009.Napas Buatan (Resusitasi Jantung Paru).


Dalam http://duniakeperawatan.wordpress.com/2009/02/28/143/
(Diaksespada tanggal 4 September 2014)

Sutawijaya, Risang Bagus.2009.Gawat Darurat Panduan Kesehatan Wajib di


Rumah Anda.Yogyakarta : Aulia Publishing.
DAFTAR HADIR PESERTA

NO NAMA TTD
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20

Anda mungkin juga menyukai