Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

BANTUAN HIDUP DASAR PADA KELOMPOK REMAJA

Pokok Bahasan : Bantuan Hidup Dasar


Sub Pokok Bahasan : Bantuan Hidup Dasar bagi Penolong Awam
Penyuluh : Mahasiswa
Hari/Tanggal : Selasa, 7 November 2023
Waktu : 18.00 wita
Tempat : Salah satu rumah warga
Sasaran : Remaja

A. Latar Belakang
Penyakit jantung koroner masih menjadi kasus penyakit yang paling banyak terjadi di
Indonesia. (Sentana, A. D., Zulkifli, Mawaddah, 2022). Penyakit jantung coroner ini jika tidak
mendapatkan pertolongan yang tepat akan beresiko mengalami henti jantung atau cardiac
arrest, Kejadian cardiac arrest terjadi secara tiba-tiba dan tidak dapat diprediksikan kapan akan
terjadi, kejadiannya sangat cepat ketika tanda dan gejalanya muncul.(AHA,2015). Kejadian
henti jantung yang ada diluar rumah sakit atau biasa disebut out of hospital cardiac arrest
(OHCA) merupakan yang paling sering terjadi dan menjadi fokus permasalahan di dunia, oleh
karena itu Setiap orang harus mampu melakukan pertolongan pertama, karena sebagian besar
orang pada akhirnya akan berada dalam situasi yang memerlukan pertolongan pertama untuk
orang lain atau diri mereka sendiri. (Ngurah and Putra, 2019)
Permasalahan yang terjadi saat ini adalah kepedulian masyarakat yang berada disekitar
korban dalam memberikan pertolongan masih tergolong rendah.Keberadaan jumlah
masyarakat yang memberikan pertolongan masih bervariasi dengan tingkat terendah yaitu 1 %
dan tertinggi yaitu sekitar 44 %.Sasson et al, (2013) dalam (Sentana, A. D., Zulkifli,
Mawaddah, 2022).
Berdasarkan data di Amerika Serikat pada tahun 2020, kematian akibat serangan jantung
mendadak adalah 436.852 jiwa terjadi diluar rumah sakit. Pada tahun 2021, sebagian besar
kasus Henti Jantung di Luar Rumah Sakit (OHCA) pada orang dewasa terjadi di rumah atau
tempat tinggal (73,4%), tempat umum (16,3%) dan panti jompo (10,3%). (Tsao et al., 2022)
Data World Health Organization (WHO) tahun 2018 menyebutkan bahwa serangan
jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di negara maju dan berkembang dengan
menyumbang 60 % dari seluruh kematian, terjadi baik di luar rumah sakit maupun di dalam
rumah sakit (Sumartini, Salsabila and Purnamawati, 2021). Jumlah korban henti jantung diluar
Rumah Sakit (OHCA) atau Out of Hospital Cardiac Arrest yang diselamatkan orang dengan
tindakan RJP (Resusitasi Jantung Paru) mencapai 40.1%. hal ini dikarenakan kejadian henti
jantung diluar RS mencapai 80%, dan ditempat lain 20%.
Di Indonesia kejadian henti jantung yang terjadi diluar rumah sakit menurut Perhimpunan
Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI,2016) yaitu sekitar 300.000 – 350.000
insiden setiap tahunnya mengalami peningkatan. Data Riskesdas, 2018 Menunjukkan
prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia, provinsi NTB masuk
dalam urutan ke-18 dengan angka kejadian 19.247 jiwa, sedangkan dikabupaten Lombok Barat
berdasarkan data DIKES Lobar (Dinas Kesehatan Lombok Barat) prevalensi berbasis
puskesmas usia yang mengalami penyakit jantung tahun 2017 pada usia 20-70 tahun keatas
yaitu sebanyak 56 kasus di Kabupaten Lombok Barat.

B. Tujuan Umum
Setelah Mengikuti Kegiatan penyuluhan diharapkan Para Remaja Dusun Penangke dapat
mengetahui tentang pentingnya bantuan hidup dasar.
C. Tujuan Khusus
Setelah Mengikuti kegiatan penyuluhan Para Remaja Dusun Penangke dapat menjelaskan
kembali :
1. Pengertian Bantuan Hidup Dasar
2. Tujuan Bantuan Hidup Dasar
3. Indikasi Bantuan Hidup Dasar
4. Cara Melakukan Bantuan Hidup Dasar / RJP
5. Syarat – Syarat Bantuan Hidup Dasar/ RJP

D. Sasaran
Remaja
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi

F. Media
1. LCD
2. Laptop
3. Powerpoint
4. Video

G. Kegiatan Pembelajaran
No Waktu KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1. 2 Menit Pembukaan: 1. Menjawab Salam
1. Memberi Salam 2. Mendengarkan dan
2. Menyebutkan Materi bantuan memperhatikan
hidup dasar
2. 30 Menit Pelaksanaan : Menyimak dan memperhatikan
1. Menjelaskan Materi penyuluhan
secara berurutan dan teratur
2. Mendemonstrasikan Cara
melakukan BHD
3. 10 Menit Evaluasi: Menjawab Pertanyaan
Meminta Audiens menjelaskan kembali
mengenai :
1. Pengertian Bantuan Hidup
Dasar
2. Tujuan Bantuan Hidup Dasar
3. Indikasi Bantuan Hidup Dasar
4. Cara Melakukan Bantuan Hidup
Dasar / RJP
5. Syarat – Syarat Bantuan Hidup
Dasar/ RJP
Memberikan Pujian atas keberhasilan
dalam menjelaskan pertanyaan dan
memperbaiki kesalahan, serta
menyimpulkan.
4. 3 Menit Penutup : Menjawab Salam
Mengucapkan Terimakasih dan
mengucapkan salam

H. Evaluasi
A. Remaja mampu menjawab pertanyaan yang diajukan mahasiswa
B. Remaja mampu mempraktekkan kembali apa yang telah diajarkan mahasiswa
 Pembagian Tugas :
Moderator : Rizky Putri Nilamsari
Penyaji :
1. Aprillia Erni Wati
2. Denda Rizky Fibriyanti
3. Erlin Rosyida Istirohati
4. Rizky Putri Nilamsari
5. Wawan Islami
MATERI PENYULUHAN BANTUAN HIDUP DASAR

1. Konsep BHD (Bantuan Hidup Dasar)

a. Definisi Bantuan Hidup Dasar


Bantuan hidup dasar (BHD) adalah upaya pertolongan pertama yang dilakukan
pada korban henti jantung atau henti nafas untuk mempertahankan kehidupannya.
Tindakan ini dapat dilakukan tanpa menggunakan peralatan ataupun alat bantu
apapun (Akbar, B. K., & Hariastuti and & Wicaksana, 2022).
Bantuan hidup dasar (BHD) adalah pemberian pertolongan segera kepada
korban dengan penilaian dini terdapat gangguan tersumbatnya jalan nafas, tidak
ditemukan adanya nafas dan atau tidak ada nadi. (Santoso, Teguh, M.Kep., 2019)

b. Tujuan Bantuan Hidup Dasar


Tujuan dilakukannya bantuan hidup dasar adalah untuk menyelamatkan nyawa
dan meminimalisir kerusakan organ serta kecacatan pada penderita / korban.
(Santoso, Teguh, M.Kep., 2019).
c. Indikasi Bantuan Hidup Dasar
1) Henti Napas : Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan
aliran udara pernapasan dari korban/pasien.
2) Henti Jantung : pernapasan yang terganggu (tersengal- sengal) merupakan
tanda awal akan terjadinya henti jantung. (Santoso, Teguh, M.Kep., 2019).

d. Langkah-langkah Bantuan hidup dasar (BHD)

Gambar 2.1 Langkah-langkah melakukan BHD dengan Hands Only CPR


(Akbar, B. K., & Hariastuti and & Wicaksana, 2022).
Langkah-langkah dalam melakukan bantuan hidup dasar bagi awam
diluar rumah sakit adalah hands only CPR , sebagai berikut: (Akbar, B.
K., & Hariastuti and & Wicaksana, 2022)

1) Pastikan korban, orang disekitar dan diri aman. Jika tempat belum
aman, maka pindahkan ke tempat aman terlebih dahuhlu.
Memastikan lingkungan aman dengan memperhatikan beberapa
hal :
a) Apakah keadaan aman (lalu lintas, jalur listrik, cuaca ekstrem,

emosiberlebih dari orang awam disekitar)


b) Apakah terdapat ancaman bahaya (jangan memindahkan
korban bila tidakada kondisi berbahaya seperti api dan atau gas
beracun)
c) Apakah penyebab cedera (terjatuh dari tangga, tabrakan)

d) Berapa jumlah korban

Gambar 2.2 Mengenali kondisi lingkungan korban (Akbar, B. K.,


&Hariastuti and & Wicaksana, 2022)

2) Periksa kesadaran korban dengan menepuk bahu atau


menggoyangkan bahu korban sambil mengatakan “bapak/ibu,
apakah bisa mendengar suara saya?”. Bersamaan dengan itu,
penolong juga perlu memeriksa pernafasan korban, jika korban
tidak sadarkan diri dan bernafas secara abnormal (terengah-
engah), penolong harus mengasumsikan korban mengalami henti
jantung.

Gambar 2.3 Memeriksa kesadaran korban (Akbar, B. K., & Hariastuti and &
Wicaksana, 2022).

3) Setelah melakukan pemeriksaan kesadaran, apabila korban sadar :


a) Biarkan korban dalam posisi yang aman dan tidak dalam bahaya
b) Mencoba mencari tahu apa yang terjadi dan minta bantuan bila

diperlukan
c) Periksa kembali korban secara teratur

4) Bila korban tidak sadar, tidak bernapas, atau bernapas tidak normal
(terengah-engah):
a) Telpon ambulance atau bantuan medis terdekat. Saat
menelepon, anda harus siap untuk memberikan informasi
seperti : lokasi kejadian, apa yang terjadi, jumlah korban dan
kondisinya, dan pertolongan apa yang sudah diberikan.

Gambar 2.4 Panggil ambulance/bantuan medis terdekat (Akbar, B. K., &


Hariastuti and & Wicaksana, 2022)
5) Lakukan pengecekan nadi pada leher (nadi karotis) dengan menggunakan 2
jari

Gambar 2.5 Melakukan pengecekan nadi karotis (Akbar, B. K.,


&Hariastuti and & Wicaksana, 2022)

6) Jika setelah dilakukan pengecekan nadi, tidak teraba nadi maka


lakukan kompresi dada / penekanan pada dada korban (hands only
cpr), dengan frekuensi 100-120 x / menit dilakukan dengan cepat
sampai penolong tiba / bantuan medis tiba.
7) Perhatikan beberapa syarat melakukan hands only CPR :
a) Kedalaman kompresi minimal 5 cm dan tidak boleh lebih dari 6 cm.
b) Beri kesempatan dada mengembang penuh dengan sendirinya.

Gambar 2.6 Posisi kompresi dada (Akbar, B. K., & Hariastuti


and &Wicaksana, 2022).

8) Setelah melakukan kompresi dada, periksa kembali nadi karotis


korban. Jika nadi sudah teraba berikan posisi pemulihan pada
korban dengan cara :
a) Meletakkan tangan kanan korban keatas
b) Tekuk kaki kiri korban

c) Kemudian, tarik korban sehingga korban miring kearah


kanan denganlengan dibawah kepala korban.
LEAFLET
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai