Sap BHD Awam
Sap BHD Awam
SAP
Dosen Pembimbing
Dr. Yanti Hermayanti, S.Kp., MNm
Disusun Oleh
Mahasiswa Peminatan Keperawatan Kritis
A. Latar Belakang
Penyakit kardiovaskuler masih mendominasi sebagai penyebab kematian tertinggi di
dunia (WHO, 2012). Penyakit kardiovaskuler ini diantaranya disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah dan fungsi jantung seperti jantung koroner, gagal jantung atau payah jantung
dan stroke (Infodatin, 2014). Sebagian besar gangguan tersebut terjadi karena masalah
kelistrikan jantung yang menyebabkan Cardiac Arrest atau henti jantung secara mendadak
(National Heart, Lung and Blood Institute, 2011). Henti jantung merupakan hilangnya fungsi
jantung pada seseorang secara mendadak yang telah atau tidak terdiagnosa penyakit jantung.
Henti jantung terjadi ketika malfungsi sistem listrik jantung. Pada henti jantung, kematian
terjadi saat jantung tiba-tiba berhenti bekerja. Hal ini mungkin disebaban oleh tidk normal
atau tidak teraturnya irama jantung (AHA, 2014).
Menurut American Heart Association (2014), layanan gawat darurat menemukan adanya
lebih dari 420.000 henti jantung terjadi diluar rumah sakit di Amerika Serikat tiap tahunnya.
Pada tahun 2013, Layanan Medis Darurat atau Emergency Medical Service (EMS) di Inggris
berusaha menyadarkan sekitar 28.000 kasus Out-Of-Hospital Cardiac Arrest (OHCA) atau
henti jantung diluar rumah sakit (British Heart Foundation, 2015).
Kejadian OHCA dibeberapa negara yang tergabung dalam Asia-Pasifik salah satunya
Indonesia dalam tiga tahun terakhir yakni sebanyak 60.000 kasus (Hock, 2014). Sedangkan
kejadian henti jantung di Indonesia belum didapatkan data yang jelas. Sekitar 80% dari
OHCA terjadi dirumah dan 20% di tempat umum. Banyak kasus henti jantung diluar rumah
sakit terjadi akan tetapi EMS tidak melakukan resusitasi karena pada saat tiba, korban dalam
keadaan yang tidak layak untuk di resusitasi. Hal ini karena korban telah meninggal selama
beberapa jam atau telah mengalami trauma berat karena kesempatan untuk memulai bantuan
hidup dasar tidak diinisiasi lebih cepar sementara EMS sedang dalam perjalanan. Henti
jantung (cardiac arrest) dan kasus gawatdarurat yang mengancam nyawa merupakan masalah
kesehatan yang sangat penting, dimana penilaian awal yang cepat dan respon yang benar dan cepat
dapat mencegah kematian ataupun kecacatan permanen (Pratiwi & Purwanto, 2016). Tindakan
penanganan yang tepat dalam menangani kasus kegawatdaruratan henti jantung adalah Bantuan
Hidup Dasar (BHD) (Christie Lontoh, Maykel Kiling, 2013)
Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah tindakan darurat untuk membebaskan jalan napas,
membantu pernapasan dan mempertahankan sirkulasi darah tanpa menggunakan alat bantu
(Alkatiri, 2007). Tujuan bantuan hidup dasar ialah untuk oksigenasi darurat secara efektif
pada organ vital seperti otak dan jantung melalui ventilasi buatan dan sirkulasi buatan sampai
paru dan jantung dapat menyediakan oksigen dengan kekuatan sendiri secara normal (Latief,
2009). Tindakan bantuan hidup dasar sangat penting pada pasien trauma terutama pada
pasien dengan henti jantung yang tiga perempat kasusnya terjadi di luar rumah sakit
(Alkatiri, 2007).
Tidak hanya petugas pelayanan kesehatan saja, tetapi orang awam diharapkan untuk dilatih dalam
Bantuan Hidup Dasar (BHD) yang merupakan tindakan sederhana, namun sangat efektif karena
mereka mungkin saja menghadapi situasi serangan jantung setiap saat (Ngirarung et al., 2017) .
Keselamatan korban henti jantung mungkin dapat ditolong ketika korban OHCA menerima
BHD segera dari masyarakat awam. Jika masyakat awam terbiasa menolong dan meminta
bantuan Emergency Call, maka lebih cepat serta memberikan bantuan hidup dasar berupa
Resusitasi Jantung Paru (RJP) yang efektif sampai EMS datang dan saat yang tepat
menggunakan defibrilator akses publik sehingga jumlah kasus dimana EMS dapat diinisiasi
lebih dini akan meningkat dan kemungkinan tinggi korban pun dapat selamat tertolong (NHS
England, 2015). Oleh karena itu, menghubungi Emergency Call dan BHD dengan RJP yang
diberikan segera oleh masyarakat awam dapat meningkatkan jumlah orang yang diberi
kesempatan bertahan hidup. Berdasarkan hal inilah, kami menginisiasi kegiatan pendidikan
kesehatan dengan memberikan edukasi terkait Bantuan Hidup Dasar bagi Penolong Awam.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang bantuan hidup dasar bagi penolong
awam selama 90 menit, diharapkan peserta mampu menjelaskan langkah-langkah
bantuan hidup dasar pada penolong awam.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 90 menit, diharapkan pasien mampu:
a. Menyebutkan pengertian bantuan hidup dasar
b. Menjelaskan tujuan bantuan hidup dasar
c. Menjelaskan esensi bantuan hidup dasar bagi penolong awam
d. Menjelaskan langkah-langkah bantuan hidup dasar bagi penolong awam
e. Menjelaskan waktu yang tepat untuk penghentian bantuan hidup dasar
f. Menjelaskan pertimbangan untuk situasi dan kondisi korban dengan COVID-19
C. Materi
Materi pendidikan kesehatan (Terlampir), adapun yang akan disampaikan meliputi :
1. Pengertian Bantuan Hidup Dasar
2. Tujuan Bantuan Hidup Dasar
3. Esensi Bantuan Hidup Dasar bagi Penolong Awam
4. Langkah-langkah Bantuan Hidup Dasar bagi Penolong Awam
5. Penghentian Bantuan Hidup Dasar
6. Pertimbangan untuk Situasi dan Kondisi Korban dengan COVID-19
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Pemutaran video
E. Media
1. E-Leaflet
2. Video Edukasi BHD bagi Penolong Awam
3. Powerpoint
F. Kegiatan
No Kegiatan
Tahap Waktu Penanggung Jawab
. Penyuluh Sasaran
1. Pembuka 25 1. Memberi salam 1. Menjawab MC: Yahya Endra
Menit salam Kristiano.,S.Kep.,Ners
2. Memperkenalkan 2. Memperhatikan
diri
Pembaca doa: Rizky
3. Doa 3. Semua peserta
Meilando.,S.Kep.,Ner
s.
4. Sambutan 4. Semua peserta
Pembimbing I : Dr.
pembimbing I Yanti Hermayanti,
S.Kp., M.Nm
5. Semua Peserta
5. Sambutan Pembimbing II: Ibu
Etika
pembimbing II
Emaliyawati.,S.Kp.,M
.Kep.
6. Menggali 6. Menjawab
pengetahuan pertanyaan
sasaran terkait
bantuan hidup dasar
7. Menjelaskan tujuan 7. Menyimak
dan kontrak waktu penjelasan yang
pendidikan diberikan dan
kesehatan Menyutujui
kontrak waktu
8. Membagikan link 8. Menjawab
pre-test kepada pertanyaan pre-
peserta test melalui
online
2. Inti 40 1. Menggali perasaan 1. Menjawab Presenter: Evi
Menit dan pengalaman pertanyaan dan Nurjanah.,S.Kep.,
sasaran terkait mengungkapka Ners.
bantuan hidup n perasaan yang
dirasakan
2. Menjelaskan 2. Mendengarkan
tentang : dan
a. Pengertian memperhatikan
Bantuan Hidup penjelasan yang
Dasar diberikan
b. Tujuan Bantuan
Hidup Dasar
c. Esensi Bantuan
Hidup Dasar
bagi Penolong
Awam
d. Langkah
Bantuan Hidup
Dasar bagi
Penolong
Awam
e. Penghentian
Bantuan Hidup
Dasar
f. Pertimbangan
untuk Situasi
dan Kondisi
Korban dengan
COVID-19
3. Penayangan video 3. Menyaksikan Muhammad
edukasi bantuan tayangan video Iqbal.,S.Kep.,Ners.
hidup dasar bagi edukasi Iis
penolong awam Haryati,S.Kep.,Ners
4. Memberikan 4. Aktif bertanya Nunik
kesempatan peserta Wijayanti,S.Kep.,Ners
untuk bertanya 5. Memberi
5. Menjawab umpan balik
pertanyaan
3. Penutup 25 1. Mengevaluasi baik 1. Menjawab Firman Dwi
Menit kognitif maupun pertanyaan Cahyo,S.Kep.,Ners.
afektif peserta atas yang diberikan Roulita,S.Kep., Ners
penjelasan yang dengan tepat
disampaikan dan
menanyakan
kembali mengenai
materi yang telah
disampaikan
2. Menyimpulkan 2. Mendengar
materi yang kan dan
telah menyimak
disampaikan
3. Memberikan 3. Peserta
pertanyaan yang
kepada peserta menjawab
pertanyaan
dengan
tepat
diberikan
gift
4. Salam Penutup 4. Menjawab
salam
G. Evaluasi
Struktur
a. Persiapan Media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan siap digunakan.
Media yang digunakan adalah power point, E-Leaflet dan Video Edukasi. Kurun waktu
dalam persiapan media 3 hari.
b. Persiapan Materi
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan sudah disiapkan dalam bentuk power point
yang berisi gambar dan tulisan. Kurun waktu dalam persiapan materi 3 hari.
2. Proses
a. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan diharapkan berjalan lancar dan sasaran
memahami tentang penyuluhan yang diberikan.
b. Sasaran diharapkan mampu mengerti dan memahami pendidikan kesehatan dan 50% dapat
menjawab pertanyaan evaluasi
c. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan sasaran yang
akan diharapkan penyuluhan
d. Peserta diharapkan memperhatikan materi yang diberikan
3. Hasil
a. Cara : Mengisi Post Test via Link Googleform
b. Waktu : Setelah dilakukan Pendidikan Kesehatan
c. Jenis : Pertanyaan dan Pernyataan
1) Evaluasi Kognitif dengan diberikan pertanyaan dengan pilihan Benar dan Salah
(Skala Guttman)
2) Evaluasi Afektif dengan diberikan pernyataan dengan pilihan dari rentang sikap
Tidak Setuju hingga Sangat Setuju (Skala Likert)
d. Output :
1) Sasaran paham seluruh materi yang diberikan
2) Sasaran memiliki sikap positif sebagai penolong awam dalam upaya
memberikan bantuan hidup dasar
H. Referensi
AHA. (2020). Pedoman CPR dan ECC American Heart Association Tahun 2020.
http://eccguidelines.heart.org
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013.
Laporan Nasional 2013, 1–384. https://doi.org/
Christie Lontoh, Maykel Kiling, D. W. (2013). Pengaruh Pelatihan bantuan Hidup Dasar Terhadap
Pengetahuan resusitasi jantung Paru terhadap Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Toili. E Jurnal
Keperawatan, 1.
IHA. (2020). Pedoman Bantuan Hidup Dasar dan Bantuan Hidup Jantung Lanjut pada
Dewasa, Anak, dan Neonatus Terduga/ Positif COVID-19 Perhimpunan Dokter
Spesialis Kardiovaskular Indonesia. http://www.inaheart.org/
Ngirarung, S. A. A., Mulyadi, & Malara, R. T. (2017). Pengaruh simulasi tindakan resusitasi jantung
paru (RJP) terhadap tingkat motivasi siswa menolong korban henti jantung di SMA Negeri 9
Binsus. E-Journal Keperawatan, 5 (1),1–8.
NHS. (2015). First Aid. https://www.nhs.uk/conditions/first-aid/
Pratiwi, I. D., & Purwanto, E. (2016). Basic Life Support : Pengetahuan Dasar Siswa Sekolah
Menengah Atas. Jurnal Keperawatan, 7, 94–99.
Sartono, Masudik & Suhaeni. (2014). Basic Trauma Cardiac Life Support. Bekasi:Gadar
Medik Indonesia
Soemitro. M.P.,Andiani & Saputra. (2016). Penanganan Gawat Darurat Basic I.
Bandung:RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung
Sudden Cardiac Arrest Foundation. (2015). AHA Release 2015 Heart and Stoke Statistics.
https://www.sca-aware.org/sca-news/aha-releases-2015-heart-and-stroke-statistics
WHO. (2012). 10 Caused Death. https://www.who.int/en/news-room/fact-
sheets/detail/cardiovascular-diseases-(cvds)
I. Lampiran
1. Uraian Materi
2. Kuisioner Pengetahuan
3. Kuisioner Self Eficacy
Lampiran 1
Resusitasi jantung paru (RJP) adalah istilah yang dipakai untuk menyebut terapi segera untuk
henti jantung dan atau nafas. RJP terdiri dari pemberian bantuan sirkulasi dan nafas, dan merupakan
terapi umum yang bisa diterapkan pada hampir semua kasus henti jantung atau nafas. Namun,
tindakan ini tidak mengesampingkan perlunya menegakkan diagnosis akurat sehinga terapi spesifik,
bila tersedia, bisa diberikan sedini mungkin untuk bisa menyelamatkan nyawa (Davey, 2006).
Adapun langkah-langkah BHD, sebagai berikut :
1. Menganalisis keamanan (Danger) : Aman diri, aman korban dan aman lingkungan
sekitar
Memastikan keadaan aman baik bagi penolong, korban, maupun lingkungan disekitarnya atau
dikenal dengan istilah 3A (amankan diri, amankan korban, amankan lingkungan). Keamanan
penolong harus diutamakan sebelum melakukan pertolongan terhadap korban agar tidak menjadi
korban selanjutnya.
2. Memeriksa respon korban (Respon)
Panggil identitas korban dan tepuk-tepuk didaerah pundak (Gambar 1). Pemeriksaan
respon korban dapat dilakukan dengan memberikan rangsangan verbal dan nyeri. Pemeriksaan ini
dilakukan jika keadaan lingkungan benar-benar sudah aman agar tidak membahayakan korban
dan penolong. Rangsangan verbal dilakukan dengan cara memanggil korban sambil menepuk
bahunnya. Apabila tidak ada respon, rangsangan nyeri dapat diberikan dengan penekanan dengan
keras di pangkal kuku atau penekanan dengan menggunakan sendi jari tangan yang dikepalkan
pada tulang sternum atau tulang dada.
a. Pastikan korban, orang disekitar dan Anda aman. Jika tempat belum aman, maka
pindahkan ketempat aman terlebih dahulu.
1) Pastikan tidak ada cedera/patah leher sebelum dipindahkan. Lihat jejas di kepala
dan badan
2) Lakukan teknik pemindahan yang tepat
3) BHD dilakukan pada permukaan yang keras dan rata
b. Periksa korban dengan cara guncangkan bahunya dan teriak dengan memanggil nama
atau sebutan, “Apa Bapak/Ibu sadar?”. Pengenalan sangat penting untuk menguangi
penundaan pertolongan.
Bila korban sadar :
a. Biarkan korban dalam posisi yang aman dan tidak dalam ancaman bahaya
b. Mencoba mencari tahu apa yang terjadi dan minta bantuan bila diperlukan
c. Periksa kembali korban secara teratur
d. Minta bantuan pada teman atau orang sekitar untuk menghubungi ambulan atau
orang yang berkompeten
e. Hal yang penting disebutkan saat meminta tolong: lokasi dan keadaan korban
3. Meminta Bantuan (Shout for Help)
Bila korban tidak sadar terhadap panggilan dan rangsangan nyeri, , tidak bernafas atau
bernafas tidak normal (terengah-engah) :
a. Teriak minta bantuan, pada teman atau orang sekitar untuk menghubungi ambulan atau
orang yang berkompeten
b. Telepon ambulance (119 untuk Jakarta) atau bantuan medis terdekat. Saat menelepon, Anda
harus siap untuk memberikan informasi seperti lokasi kejadian, apa yang terjadi, jumlah
korban dan kondisinya dan pertolongan apa yang sudah diberikan.
5. Circulation
a. Periksa nadi karotis (di daerah leher geser 1-2 cm kekanan atau kekiri dari
pertengahan jakun).
AHA (2020) membedakan pengecekan nadi antara masyarakat awam dengan tenaga
kesehatan dan masyarakat awam terlatih. Masyarakat awam tidak harus melakukan
pemeriksaaan terhadap nadi korban. Henti jantung ditegakkan apabila ditemukan adanya
korban tidak sadarkan diri dan pernafasannya tidak normal tanpa memeriksa nadinya. Pada
tenaga kesehatan dan orang awam terlatih pemeriksaan nadi tidak lebih dari 10 detik pada
nadi carotis dan apabila ragu dengan hasil pemeriksaannya maka kompresi dada harus
segera dimulai.
7) Tangan tidak boleh dilepas dari permukaan dada atau merubah posisi tangan
pada saat melakukan kompresi.
Beberapa keterangan dan syarat kompresi dada :
1) Bila dilakukan dengan benar, kompresi dada akan membantu aliran darah
2) Pada dinding dada, pastikan dada kembali mengambang sebelum kompresi
berikutnya dan lakukan terus menerus tanpa interupsi
3) Anda dapat bergantian dengan penolong lain dalam melakukan kompresi dada.
Pergantian dilakukan dengan cepat sehingga kompresi dada dapat terus
dilakukan
4) Jangan sering-sering menghentikan pijat jantung
Lampiran 2
KIUISIONER PENGETAHUAN
A. Identitas
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pekerjaan :
B. Petunjuk
1. Pilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat anda dan bacalah setiap
pernyataan dengan cermat sebelum menjawab
2. Berikan tanda ceklis (√) pada jawaban yang dipilih
3. Keterangan Jawaban,
C. Evaluasi Kognitif
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih jawaban Benar atau Salah!
JAWABAN
NO PERTANYAAN
BENAR SALAH
1 Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah upaya pertolongan pertama
yang dilakukan pada korban henti jantung atau henti nafas untuk
mempertahankan kehidupannya.
2 Tujuan dilakukannya Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah untuk
memberikan bantuan eksternal pada korban yang mengalami
henti jantung atau henti nafas
3 RJP (Resusitasi Jantung Paru) adalah bagian dari tindakan
bantuan hidup dasar pada korban yang mengalami henti jantung
D. Evaluasi Afektif
Jawablah pernyataan dibawah ini sesuai dengan pandangan dan pendapat anda!