Anda di halaman 1dari 7

CONTOH SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Bantuan Hidup Dasar


Hari / Tanggal : Senin / ……………..
Tempat : ……………..
Waktu Pelaksanaan : 08.00 – 08.30 WIB
Waktu Acara : 30 menit
Pembicara : Mahasiswa STIKIM Kelompok …
Peserta / Sasaran : SMA………….

A. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, siswa mampu memahami tentang
bantuan hidup dasar pada orang dewasa.

2. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat :
a. Menyebutkan pengertian bantuan hidup dasar
b. Menjelaskan tujuan dari BHD
c. Menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan tindakan BHD
d. Menjelaskan langkah-langkah untuk melakukan BHD pada orang dewasa.

B. SUB TOPIK
a. Pengertian BHD
b. Tujuan dari BHD
c. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan tindakan BHD
d. Langkah-langkah melakukan BHD

3. METODA PENYAMPAIAN
Ceramah dan tanya jawab/ Diskusi

4. MEDIA
a) Laptop
b) LCD / Power Point atau leafflet
c) Handout/leaflet

5. MATRIKS KEGIATAN

No Jenis kegiatan Waktu Materi


1 Pembukaan 2 menit Perkenalan
2 Proses 20 menit Penjelasan Bantuan Hidup Dasar
3 Evaluasi 5 menit Tanya jawab
4 Penutup 3 menit Kesimpulan,salam penutup

6. EVALUASI
Pertanyaan :
a. Pengertian BHD
b. Tujuan dari BHD
c. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan tindakan BHD
d. Langkah-langkah melakukan BHD

7. PENGORGANISASIAN KEGIATAN PENYULUHAN


a. Presenter : ….
b. Moderator : ….
c. Notulis : ….
d. fasilitator : ….
….
….
SETTING TEMPAT PENYAJIAN

NOTULEN

MEJA PENYAJI DAN


MODERATOR

FASILITATOR

Bangku Sasaran Penyuluhan

Bangku Sasaran Penyuluhan

Bangku Sasaran Penyuluhan


MATERI

BANTUAN HIDUP DASAR

A. Pengertian BHD

Bantuan hidup dasar merupakan suatu rangkaian tindakan yang berurutan yang

dilakukan pada korban yang mengalami suati keadaan henti jantung dan henti nafas (Soemitro.

M.P.,Andiani & Saputra, 2016).

Bantuan hidup dasar adalah serangkaian penyelematan hidup pada korban henti jantung

(Sartono, Masudik & Suhaeni, 2014).

B. Tujuan BHD
 Untuk mengembalikan fungsi jantung dan paru-paru seperti normal
 Mempertahankan aliran oksigen ke otak dan ke seluruh tubuh
 Memberikan bantuan ekternal pada korban yang mengalami henti jantung atau henti

nafas

C. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum tindakan BHD


1. Dilakukan segera ditempat kejadian bila lokasi aman
2. Penolong harus mendahulukan keselamatan dirinya
3. Jika berada dilokasi yang berbahaya, sebaiknya korban dipindahkan dulu ketempat aman
4. Korban diletakan pada permukaan yang datar dan keras dengan posisi terlentang
D. Langkah-langkah melakukan BHD
1. Lakukan cek kesadaran
 Panggil identitas korban
 Tepuk-tepuk didaerah pundak
Gambar 1. Cek kesadaran

2. Bila ada respon


 Minta bantuan pada teman atau orang sekitar untuk menghubungi ambulan atau

orang yang berkompeten


 Hal yang penting disebutkan saat meminta tolong: lokasi dan keadaan korban
3. Pindahkan korban ketempat aman
4. Periksa nadi karotis (di daerah leher geser 1-2 cm kekanan atau kekiri dari pertengahan

jakun) dan periksa pernafasan dengan melihat pergerakan dada


5. Bila nadi karotis tidak teraba, lakukan Resusitasi Jantung Paru dengan cara:
a. Letakan kedua telapak tangan dengan saling menumpuk, satu pangkal talapak tangan

diletakan di tengah tulang dada dan telapak tangan yang satunya diletakan diatas

telapak tangan yang pertama dengan jari-jari saling mengunci.


b. Dengan posisi badan tegak lurus, penolong menekan dinding dada korban dengan

tenaga dari berat badannya secara teratur sebanyak 30 kali dengan kedalaman sekitar

5 cm.
c. Beri kesempatan dada mengembang maksimal setelah diberi tekanan
d. Tangan tidak boleh dilepas dari permukaan dada atau merubah posisi tangan pada saat

melakukan kompresi.

e. Pemeriksaan jalan napas

Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya sumbatan jalan napas oleh

benda asing. Jika terdapat sumbatan harus dibersihkan dahulu, kalau sumbatan berupa

cairan dapat dibersihkan dengan jari telunjuk atau jari tengah yang dilapisi dengan

sepotong kain, sedangkan sumbatan oleh benda keras dapat dikorek dengan

menggunakan jari telunjuk yang dibengkokkan. Mulut dapat dibuka dengan tehnik

Cross Finger, dimana ibu jari diletakkan berlawanan dengan jari telunjuk pada mulut

korban.
f. Membuka jalan napas

Setelah jalan napas dipastikan bebas dari sumbatan. Pembebasan jalan napas dapat

dilakukan dengan cara tengadah kepala topang dagu (Head tilt – chin lift) dan

Manuver Pendorongan Mandibula. Teknik membuka jalan napas yang

direkomendasikan untuk orang awam dan petugas kesehatan adalah tengadah kepala

topang dagu.

g. Berikan 2 kali bantuan nafas dari mulut ke mulut, satu kali/detik

Gambar 4.
Pemberian nafas dari mulut kemulut

h. Bantuan nafas yang diberikan harus efektif ditandai dengan dada korban jelas

terangkat saat diberi bantuan nafas


i. Ulangi poin a-g sebanyak 4 kali

6. Evaluasi
Setelah melakukan Resusitasi Jantung Paru sebanyak 5 kali, lakukan evaluasi dengan

memeriksa kembali nadi karotis dan pernafasan


 Jika nadi karotis tidak teraba, lakukan kembali RJP sebanyak 5 kali
 Jika nadi karotis teraba, namun tidak bernafas, lakukan bantuan nafas sebanyak

10-12 kali per menit


 Jika nadi karotis teraba dan terlihat bernafas, berikan posisi recovery pada korban
Gambar 5.
Posisi Recovery

DAFTAR PUSTAKA

1. Sartono, Masudik & Suhaeni. (2014). Basic Trauma Cardiac Life Support.
Bekasi:Gadar Medik Indonesia
2. Soemitro. M.P.,Andiani & Saputra. (2016). Penanganan Gawat Darurat Basic I.
Bandung:RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung

Anda mungkin juga menyukai