Anda di halaman 1dari 40

Bab 20

OPERASI PENYAMARAN
Edwin Aditya
Hans Benedict
Irene Zeifanya
Glenn Maxwell

Audit Investigasi | 2023 Kelompok 5


ISTILAH OPERASI
PENYAMARAN

Menurut kamus Webster, covert bermakna tertutup, tersembunyi,


terselubung, diam-diam, tidak diungkapkan secara terbuka,
tersamar, rahasia.

Istilah lain dari operasi penyamaran adalah Sting Operation


KPK MEMBEKUK UTG

Berawal dari berita kecil majalah


Tempo

Dua hari sebelum pengumuman penting


berkaitan dengan berita terkait oleh Jaksa Agung Muda Pidana Khusus,
seorang jaksa (UTG) dibekuk KPK Kemas Yahya Rahman, ada percakapan
antara UTG dan AS.
Ketika pengumuman Kejagung menghentikan
penyelidikan BLBI kepada BCA dan BDNI,
UTG dan AS melakukan percakapan telepon
Pada 2 Maret 2008, UTG kembali melakukan
percakapan telepon untuk menanyakan
alamat pengambilan uang. Setelah itu, aparat Sesudah mengetahui UTG ditangkap KPK, AS
KPK meringkus Jaksa Urip menelepon Jaksa Muda Perdata dan Tata
Usaha Negara, Untung Udji Santoso

ketika persidangan masih berlangsung, dari


rumah tahanan kepolisian, AS tetap
melakukan kontak dengan UTG. Mereka terus
melanjutkan duetnya dari rumah tahanan
masing-masing.

Di Dalam persidangan, video KPK ketika


menangkap UTG diputar, juga rekaman suara
di antara AS dengan petinggi Kejagung.

Sehingga dari kasus UTG, kita dapat melihat


bahwa KPK melakukan operasi penyamaran.
PENGEDARAN SENJATA
API ILEGAL
COVERT
OPERATIONS
Kegiatan yang berupaya mengembangkan bukti
UNDERCOVER secara langsung dari pelaku kejahatan dengan
OPERATIONS menggunakan samaran (disguise) dan tipuan
(deceit)

Pengamatan untuk memastikan tindak


SURVEILLANCE
tanduk pelaku kejahatan. Dilakukan dengan
OPERATIONS
penuh keterampilan dan kesabaran.

Presentation by Alexander Aronowitz | Business Marketing | 2024 | Rimberio University


CONVERT
OPERATIONS
Butuh keterampilan yang tinggi dan perencanaan
yang matang. Jika dilaksanakan secara keliru atau
ditangani dengan buruk dapat mendatangkan
bencana dan mempermalukan lembaganya

Samaran (disguise) dan tipuan (deceit) dikenal


dalam hukum dan sistem peradilan AS sebagai
bentuk atau cara penegakan hukum yang diterima,
asal saja undercover operations tersebut
dilaksanakan ketika ada dugaan atau alasan yang
kuat
CONVERT
OPERATIONS
Momerandum
1. Informasi yang sudah terkumpul yang menjadi dasar
operasi ini
2. Informasi yang diharapkan dapat dikumpulkan
melalui operasi ini
3. identitas tersangka kalau diketahui
4. Para pelaksana yang berada dalam binaannya,
dalam penjagaannya, atau dibawah pengendalinya
TUJUAN
UNDERCOVER OPERATIONS

1 2 3

Mengumpulkan Menentukan Memulihkan


barang bukti siapa yang kerugian karena
terlibat perbuatan
melawan hukum
TUJUAN
UNDERCOVER OPERATIONS

4 5

Menentukan Menentukan
rekan modus
sepermainan operandi
BEBERAPA MASALAH DALAM
MERLAKUKAN COVERT OPERATIONS

Mengambil rekaman suara dan merekam atau mengambil gambar tanpa


izin pihak yang terlibat adalah perbuatan melanggar hukum.
PENJEBAKAN (ENTRAPMENT)
Penjebakan merupakan masalah hukum terbesar dalam covert operations,
khususnya dalam undercover operations. Operasi ini harus ditangani secara
tepat dan tidak boleh dilaksanakan hanya untuk fishing expeditions.
SURVEILLANCE
Pengamatan terencana yang prioritasnya adalah pengamatan terhadap
manusia dan prioritas keduanya adalah tempat atau objek.

Jenis Pengintaian Strategi Pengintaian

Pengintaian bergerak Pengintaian Longgar


(Mobile Surveillance) (Loose Surveillance)
Pengintaian Tetap Pengintaian Ketat
(Fixed Surviellance) (Close Surveillance)
SUMBER DAN INFORMAN
Sumber dan informan pada dasarnya mempunyai fungsi yang sama, yaitu
memberikan informasi untuk mengembangkan suatu kasus. Perbedaan
antara keduanya dilihat dari terlibat dan tidaknya mereka dalam kejahatan
yang diselidiki.
JENIS - JENIS INFORMAN

Basic Lead Informants Participant Informants

Convert Informants Accomplice Informants


PENGGUNAAN
OPERATIVES
Dalam menginvestigasi kehilangan persediaan
barang di gudang, seorang informan memberi
informasi bahwa penjaga gudang dengan
beberapa temannya yang melakukan pencurian.
Informan ini menyarankan agar ia merekam
secara diam-diam percakapan dengan penjaga
gudang yang mengakui segala perbuatannya.
Bab 21

PENIUP PLUIT

Audit Investigasi | 2023 Kelompok 4


WHISTLEBLOWER
Maknanya ialah orang yang mengetahui adanya bahaya atau ancaman, dan
berusaha menarik perhatian orang banyak dengan "meniup peluitnya”
SAKSI
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Pasal I butir 26
dan 27

26. Saksi adalah orang yang dapat memberikan


keterangan guna kepentingan penyidikan penuntutan dan
peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar
sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri.
27. Keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam
perkara pidana yang berupa keterangan dari salsi
mengenai suatu peristiwa pidana yang la dengar sendiri,
ia lihat sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut
alasan dan pengetahuannya itu.
WHISTLEBLOWING
DALAM SOX
Ketentuan dalam Section 302 dart Sarbanes-Oxley menyatakan: "Komite. Audit wajib menetapkan
prosedur yang memungkinkan pegawai dari perusahaan terbuka untuk menyampaikan secara rahasia
masalah akuntansi dan auditing yang menimbulkan tanda tanya atau yang mencurigakan?"
Investigasi harus dilakukan sesuai dengan Section 806 dari Sarbanes-Oxley yang
menyatakan:"Perusahaan, pejabatnya, pegawainya, kontraktor nya, subkontraktor nya, atau agennya
dilarang memecat, menurunkan pangkat, menghentikan sementara, mengancam, atau mendiskriminasi
saksi pelapor"
Ketentuan dalam Sarbanes-Oxley menegaskan bahwa perlawanan atau penekanan terhadap saksi
pelapor tidak akan ditolerir Suatu ayat tambahan (Section 1513(e)] ditambahkan ke Pasal) Title 18
Hukum Pidana Amerika. Perlawanan atau penekanan terhadap saksi pelapor merupakan kejahatan yang
dipidana dengan denda yang besar sampai pidana penjara sepuluh tahun.
Sebelum keluarnya Sarbanes-Oxley, suatu investigasi yang dilakukan oleh internal perusahaan dan
mengungkapkan identitas sang pelapor. Sekarang, jika pelapor menuduh Perusahaan "mengancamnya
atau memperlakukannya secara diskriminatif" sesudah ia melapor, dapat berdampak negatif yang
sangat serius untuk perusahaan.
UU PERLINDUNGAN SAKSI DAN
KORBAN
Undang undang ini memberikan beberapa definisi:
1. Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyelidikan,
penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan tentang suatu perkara pidana
yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri. dan/atau ia slami sendiri.
2. Korban adalah seseorang yang mengalami penderitaan fisik, mental, dan/atau kerugian
ekonomi yang diakibatkan oleh suatu tindak pidana.
3. Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) adalah lembaga yang bertugas dan
berwenang untuk memberikan perlindungan dan hak-hak lain kepada Saksi dan/atau Korban
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang itu.
4. Ancaman adalah segala bentuk perbuatan yang menimbulkan akibat. baik langsung maupun
tidak langsung, yang mengakibatkan Saksi dan/atau Korban merasa takut dan/atau dipaksa
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang berkenaan dengan pemberian
kesaksiannya dalam suatu proses peradilan pidana.
5. Perlindungan adalah segala upaya pemenuhan hak dan pemberian bantuan untuk
memberikan rasa aman kepada Saksi dan/atau Korban yang wajib dilaksanakan oleh LPSK
atau lembaga lainnya sesuai dengan ketentuan Undang Undang ini.
SAKSI DAN KORBAN MERASA
TERANCAM

Saksi dan/atau Korban yang merasa dirinya berada dalam ancaman yang sangat besar, atas
persetujuan hakim dapat:
1. memberikan kesaksian tanpa hadir langsung di pengadilan tempat perkara tersebut
sedang diperiksa
2. Memberikan kesaksiannya secara tertulis yang disampaikan di hadapan pejabat yang
berwenang dan membubuhkan tanda tangannya pada berita acara yang memuat tentang
kesaksian tersebut;
3. Dapat didengar kesaksiannya secara langsung melalui sarana elektronik dengan
didampingi oleh pejabat yang berwenang.
KETENTUAN- KETENTUAN PIDANA
DARI PASAL 37 SAMPAI PASAL 40
PEDOMAN WHISTLEBLOWING
SYSTEM
Pelaporan pelanggaran (whistleblowing) adalah pengungkapan
tindakan pelanggaran atau pengungkapan perbuatan yang
melawan hukum, perbuatan tidak etis/tidak bermoral atau
perbuatan lain yang dapat merugikan organisasi maupun
pemangku kepentingan, yang dilakukan oleh karyawan atau
pimpinan organisasi kepada pimpinan organisasi atau lembaga lain
yang dapat mengambil tindakan atas pelanggaran tersebut.
Pengungkapan ini umumnya dilakukan secara rahasia
(confidential).

Pengungkapan harus dilakukan dengan Itikad baik dan bukan


merupakan suatu keluhan pribadi atas suatu kebijakan perusahaan
tertentu (grievance) ataupun didasari kehendak buruk/fitnah.
SIAPA YANG DIMAKSUD DENGAN
PELAPORAN PELANGGARAN?
APA ITU PELANGGARAN?
Yang dimaksud dengan "pelanggaran" dalam pedoman ini adalah
perbuatan yang melanggar peraturan perundang-undangan: peraturan/
standar industri terkait dan peraturan internal organisasi,
SAKSI VS PELAPOR
Saksi adalah seseorang yang melihat dan mendengar atau
mengalami sendiri tindak pelanggaran yang dilakukan terlapor dan
bersedia memberikan keterangannya di depan sidang pengadilan.
Seorang pelapor mungkin saja menjadi saksi, tetapi tidak semua
pelapor dapat menjadi saksi.
Pelapor adalah orang yang melaporkan adanya tindak pelanggaran,
tetapi mungkin la tidak relibat dan mendengar sendiri pelaksanaan
tersebut, tetapi mempunyai bukti-bukti surat atas bukti petunjuk
(rekaman, gambar, disb,) bahwa telah terjadi tindak: pelanggaran.
MANFAAT
WHISTLEBLOWING SYSTEM

1. Tersedianya cara penyampaian informasi penting dan kritis bagi perusahaan kepada pihak yang harus
segera menanganinya secara aman;
2. Timbulnya Keengganan untuk melakukan pelanggaran, dengan semakin meningkat kesediaan untuk
melaporkan terjadinya pelanggaran, karena Kepercayaan terhadap sistem pelaporan yang efektif;
3. Tersedianya mekanisme deteksi dini (early warning system) atas kemungkinan terjadinya. masalah
akibat suatu pelanggaran;
4. Tersedianya Kesempatan untuk menangani masalah pelanggaran secara internal terlebih dahulu,
sebelum meluas menjadi masalah pelanggaran yang bersifat publik:
5. Mengurangi risiko yang dihadapi organisasi, akibat dari pelanggaran baik dari segi keuangan operasi,
hukum, keselamatan kerja, dan reputasi;
6. Mengurangi biaya dalam menangani akibat dari terjadinya pelanggaran;
7. Meningkatnya reputasi perusahaan di mata pemangku kepentingan (Stakeholders), regulator, dan
masyarakat umum, dan
8. Memberikan masukan kepada organisasi untuk melihat lebih jauh area kritikal dan proses kerja yang
memiliki kelemahan pengendalian Internal, serta untuk merancang tindakan perbaikan yang diperlukan
WHISTLEBLOWER DI
AMERIKA SERIKAT

Tradisi di di dunia barat merupakan perwujudan dari sikap pemerintahan


yang waspada terhadap mereka yang mencuri dana publik. Dalam tradisi ini
mereka yang mengambil risiko “meniup peluit” sepantasnya menerima
imbalan dan perlindungan. Di amerika serikat melindungi “peniup peluit” ini
dengan berbagai undang-undang di antaranya UU perlindungan “peniup
peluit” tahun 1989. UU ini mengatur bagaimana kasus kecurangan
ditangani, di investigasi, dan dituntut, serta imbalan dan perlindungan
kepada mereka yang mengungkap kecurangan. Untuk ini, UU
menghadiahkan imbalan sampai sejumlah 30% dari hukuman denda.
PERSONS OF THE
YEAR 2002
Pada majalah time edisi akhir tahun 2002 memilih tiga wanita amerika sebagai Persons
of the Year 2002. Cynthia Cooper, Sherron Watkins, dan Coleen Rowley
mempertaruhkan segala sesuatunya untuk meniup peluit di WorldComs, Enron dan FBI.
Ketiga wanita tersebut melambangkan kepahlawanan dalam dua tragedi besar yang
menggoyahkan sendi-sendi kehidupan bangsa amerika pada tahun 2001, yaitu
bangkrutnya perusahaan-perusahaan besar karena ketamakan pemimpin mereka dan
penyerangan teroris ke gedung WTC dan target lainnya pada tanggal 11 September.
Tetapi tidak semua orang setuju dengan pilihan majalah Time tersebut.
Dan Ackman menulis majalah yang berjudul “Sherron Watkins Had Whistle, But Blew It”
dimana Ia mempertanyakan Sherron Watkins sebagai seorang whistleblower. Dalam
majalah ini menceritakan tentang Sherron Watkins yang tidak melaporkan perampok
bank kepada polisi tetapi menulis memo kepada perampok bank (chairman Enron,
Kenneth Lay atasannya) menyarankan agar ia menghentikan perampokan bank dengan
menawarkan berbagai cara agar tidak ketahuan. Memo ini pada akhirnya diumumkan
enam minggu sesudah Enron bangkrut.
SEORANG AKUNTAN FORENSIK
MENJADI WHISTLEBLOWER
Bernard “ Bernie” Madoff adalah seorang yang dihormati di bidang keuangan.
Melalui kepercayaan yang dibangunnya dalam jangka waktu yang lama,
jaringan bisnis dan etnis yahudinya, dan kehebatannya melaksanakan Ponzi
Scheme mengakibatkan kerugian bagi para investornya sebanyak USD 65
miliar. Ponzi scheme pada dasarnya adalah fraud dalam bentuk pencarian
dana dengan menjanjikan hasil yang besar (tidak masuk akal). Pengembalian
investasi beserta hasilnya diambil dari dana-dana investor lain yang masuk
belakangan. Sampai titik tertentu Bernie Madoff tidak mampu
mengembalikan US 7 miliar. Ponzi scheme ini sudah terendus oleh Harry
Marcopoulos, seorang akuntan forensik bersertifikat. Harry sudah memberi
tahu SEC beberapa kali, tetapi SEC mengabaikan laporannya yang
menjelaskan tentang fraud yang dilakukan Bernie Madoff.
PENIUP PELUIT DI
INDONESIA
(ICW) Indonesian Corruption Watch mencatat beberapa kasus pelaporan dugaan korupsi yang
kemudian diadukan mencemarkan nama baik. Diantaranya :
1. Arifin Wardiyanto, melaporkan dugaan korupsi dalam urusan perizinan wartel di Yogyakarta
tahun 1996. Ia diadukan mencemarkan nama baik. Pengadilan Negeri Yogyakarta
menghukumnya dua bulan penjara. Pengadilan Tinggi DIY menyatakan tidak bersalah dan bebas
dari hukuman penjara. MA menghukumnya lagi dengan dua bulan penjara. Kasus yang
dilaporkannya tidak pernah diproses.
2. Maria Leonita, menyampaikan dugaan suap oleh Zainal Agus, Direktur Perdata Mahkamah
Agung, pada tahun 2001. Ia justru diadukan mencemarkan nama baik oleh Edy Handoyo.
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menghentikan kasus pencemaran nama baik karena tidak bisa
menerima tuntutan jaksa.
3. Frans Amanue, melaporkan sejumlah kasus korupsi di Kabupaten Flores TImur yang melibatkan
bupati Felix Fernandez tahun 2003. Ia diadukan mencemarkan nama baik oleh bupati itu.
Pengadilan Negeri Larantuka menghukum masa percobaan lima bulan. Akibatnya, timbul
kerusuhan di Larantuka.
PENIUP PELUIT DI
INDONESIA
Endin Wahyudi
Kasus Endin bermula ketika beliau mengungkapkan
kasus korupsi suap yang melibatkan seorang bekas
hakim agung dan dua hakim agung yang masih aktif.
Akan tetapi, Endin mendapat serangan balik, dua dari
tiga hakim, yakni marnis dan supratini, melaporkan
Endin ke Mabes Polri Endin dituduh telah melakukan
fitnah dan pencemaran nama baik. Kasus ini kemudian
masuk ke PN Jakarta Pusat. Pada 24 Oktober 2001, PN
Jakarta Pusat memutuskan Endin bersalah melakukan
kejahatan “memfitnah”. Dia dihukum penjara tiga bulan
dan masa percobaan enam bulan
PENIUP PELUIT DI
INDONESIA
Khairiansyah Salman
mantan auditor Badan Pemeriksa Keuangan di Indonesia yang
dikenal karena berhasil membongkar kasus korupsi di Komisi
Pemilihan Umum. Ia menerima penghargaan Integrity Award
dari Transparency International (TI) pada 11 November 2005
atas jasa-jasanya dalam membongkar kasus korupsi di KPU
tersebut.
Pada 21 November 2005, ia dijadikan tersangka oleh Kejaksaan
Agung karena menerima Rp. 10 juta dari Dana Abadi Umat yang
seharusnya digunakan untuk kegiatan sosial, tempat ibadah dan
pendidikan. Tiga hari kemudian, diumumkan bahwa
Khairiansyah mengembalikan penghargaan yang diterimanya
PENIUP PELUIT DI
INDONESIA
Probosutedjo
Pada April 2003, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menjatuhkan hukuman 4 tahun penjara
kepada Probosutedjo atas kasus dana reboisasi hutan tanaman industri (HTI) senilai
Rp.100,931 miliar. Probosutedjo langsung mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi
Jakarta, yang kemudian mengurangi masa hukuman nya menjadi dua tahun.
Probosutedjo lalu mengajukan kasasi pada Juni 2004 dan putusan kasasi tersebut tidak
keluar. Majelis Hakim yang menangani kasasi Probosutedjo adalah Ketua Mahkamah Agung,
Bagir Manan, Parman Suparman dan Usman Karim. Probosutedjo memutuskan menjadi
peniup peluit setelah lama menunggu keputusan Mahkamah Agung. Ia melaporkan
kasusnya ke Wakil Ketua KPK, Erry Riyana.
Pada 11 Oktober 2005, ia mengaku telah memberikan uang sebesar Rp.6 miliar kepada
pengacaranya, Harini Wiyoso untuk menyuap Bagir dan para anggota jaksa lainnya.
Pada 28 November 2005, majelis hakim tingkat kasasi Mahkamah Agung memutuskan untuk
menghukum Probosutedjo empat tahun penjara serta denda sebesar Rp.30 juta subsider 3
bulan penjara. Ia juga harus membayar kembali Rp.100,931 miliar sebagai pengganti uang
yang dikorupsi tersebut.
AGUS CONDRO PRAYITNO
Agus Condro Prayitno
sebagai Whistle-Blower pada kasus korupsi penyuapan pada
pemilihan Deputi Gubernur Senior BI, yakni Agus Condro Prayitno
adalah seorang terdakwa sekaligus sebagai pelapor sehingga
perkara korupsi penerimaan TC BI oleh anggota komisi IX DPR-RI
periode tahun 1999-2004 dapat terungkap. Perjalanannya berawal
dari 4 juli 2008 sampai 8 juni 2009, dimana KPK menetapkan
empat mantan anggota komisi keuangan dan perbankan dewan
sebagai tersangka dalam dugaan suap pemilihan Deputi Gubernur
Senior Bank Indonesia Miranda Gultom. Tiga dari empat orang yang
ditetapkan sebagai tersangka tersebut akhirnya ditahan oleh KPK
pada bulan Februari 2010.
THANK YOU

Audit Investigasi | 2023 Kelompok 4

Anda mungkin juga menyukai