Anda di halaman 1dari 8

Lex Administratum, Vol. V/No.

9/Nov/2017

PERLINDUNGAN TERHADAP Diantaranya yaitu, Kendala Terhadap Peraturan


“WHISTLEBLOWER” PADA TINDAK PIDANA Perundang-undangan, Kendala Kelembagaan,
KORUPSI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG serta Kendala Kerjasama antar Lembaga.
NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG Kata kunci: Perlindungan WhistleBlower,
PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN1 Tindak Pidana Korupsi, Perlindungan Saksi dan
Oleh: Monica Christin Kusoy2 Korban.

ABSTRAK PENDAHULUAN
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk A. Latar Belakang
mengetahui bagaimana bentuk Perlindungan Salah satu bentuk peran serta yang sangat
terhadap whistleblower pada tindak pidana penting dalam penanggulangan tindak pidana
korupsi berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 korupsi dan sempat menjadi trending topik
Tahun 2014 Tentang Perlindungan Saksi dan beberapa tahun belakangan adalah
Korban dan apa yang menjadi hambatan atau whistleblower yang secara sederhana dapat di
kendala perlindungan terhadap whistleblower artikan sebagai pelapor, peniup peluit, atau
oleh LPSK Berdasarkan Undang-Undang Nomor pengungkap fakta.3
31 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Saksi dan Whistleblower biasanya ditujukan kepada
Korban. Dengan menggunakan metode seseorang yang pertama kali mengungkap atau
penelitian yuridis normatif, disimpulkan: 1. Di melaporkan suatu tindak pidana atau tindakan
Indonesia bentuk perlindungan yang diberikan yang di anggap illegal ditempatnya bekerja atau
kepada whistleblower berdasarkan Undang- orang lain berada. Kepada otoritas internal
Undang Nomor 31 Tahun 2014 Tentang organisasi atau kepada publik seperti media
Perlindungan Saksi dan Korban yaitu, massa atau lembaga pemantau publik.4
perlindungan: Perlindungan Secara Fisik dan Di Indonesia sendiri peradaban mengenai
Psikis (Pasal 5); Melindungi whistleblower dari whistleblower masih sangat jauh dari perhatian
serangan ancaman terhadap dirinya maupun masyarakat dan para penegak hukum. Itu bisa
keluarganya baik secara fisik maupun psikis. dilihat dari aturan atau perundang-undangan
Perlindungan Hukum (Pasal 10); Perlindungan yang mengatur mengenai bentuk perlindungan
hukum dapat berupa kekebalan yang diberikan terhadap whistleblower. Padahal whistleblower
kepada pelapor dan saksi untuk tidak dapat memiliki peranan yang sangat penting dalam
digugat secara perdata atau dituntut secara terungkapnya kasus-kasus korupsi yang di
pidana sepanjang yang bersangkutan lakukan dan telah terbukti eksistensinya dalam
memberikan kesaksian atau laporan dengan mengungkap kasus-kasus korupsi.
itikad baik. Dan apabila whistleblower dituntut Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK,
balik oleh terlapor maka tuntutan hukum adalah lembaga yang di berikan kewenagan
tersebut wajib ditunda hingga kasus yang ia oleh negara untuk memberantas tindak pidana
laporkan atau ia berikan kesaksian telah korupsi. Dan pada perkembangannya KPK telah
diputuskan pengadilan dan memperoleh membuat suatu sistem pelaporan tindak pidana
kekuatan hukum tetap. Selain itu pengurangan korupsi yaitu “KPK whistleblower system” Yang
hukuman juga dapat diberikan kepada mana KPK menyajikan saluran komunikasi
whistleblower. 2. Dalam memberikan khusus dengan whistleblower atau dikenal
perlindungan terhadap whistleblower (pelapor dengan kotak komunikasi. Melalui kotak
tindak pidana), seringkali Lembaga komunikasi, whistleblower dan pihak KPK dapat
Perlindungan Saksi dan Korban mengalami saling berkomunikasi dengan sistem yang dapat
beberapa hambatan atau kendala. secara
umum terdapat beberapa permasalahan yang
diidentifikasi sebagai titik kelemahan Undang-
Undang perlindungan Saksi dan Korban.
3
Quentin Dempster. 2006. Whistleblower (Para
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Telly Pengungkap Fakta), Jakarta: Elsam. hlm.1
4
Sumbu, SH, MH; Dr.Diana R. Pangemanan, SH, MH Abdul Haris Semendawai et al. 2011. Memahami
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Whistleblower, Jakarta: Lembaga Perlindungan Saksi dan
14071101521 Korban, hlm Ix.

101
Lex Administratum, Vol. V/No. 9/Nov/2017

menjamin kerahasiaan whistleblower dan juga berkedudukan sebagai saksi atau korban
laporan yang disampaikan. 5 atau pelapor. Selain itu seringkali para
Terlepas dari aturan yang dibuat oleh KPK whistleblower ini menghadapi ancaman dan
yang mana arahnya adalah menarik minat teror yang dapat mengancam jiwanya atau
peran serta masyarakat untuk menjadi seorang keluarganya ketika mengungkap kejahatan atau
whistleblower, guna berpartisipasi dalam pelanggaran yang di ketahuinya. Sehingga
pencegahan dan pemberantasan tindak pidana kemudian LPSK juga melakukan perlindungan
korupsi, ini menunjukan bahwa peran dari terhadap mereka sesuai dengan pengaturan di
whistleblower sangat penting dan membantu pasal 5 dan pasal 10 Undang-Undang Nomor 13
KPK dalam penanganan kasus korupsi. Tetapi Tahun 2006 jo Undang-Undang Nomor 31
melihat beratnya resiko yang akan dihadapi Tahun 2014 tetapi dengan syarat laporan yang
whistleblower, cukup beralasan bila baru di sampaikan oleh whistleblower berdasarkan
segilintir orang yang berani menjadi itikad baik. 7
whistleblower pada tindak pidana korupsi. Berdasarkan latar belakang permasalahan
Logikanya terdapat banyak orang yang tersebut, penulis tertarik mengulas skripsi
mengetahui suatu skandal, penyimpangan, atau dengan judul : “Perlindungan Terhadap
korupsi yang terjadi di lingkungannya tetapi “WhistleBlower” Pada Tindak Pidana Korupsi
memilih berdiam diri daripada buka mulut, Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun
karena jaminan perlindungan hukum dan 2014 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban.”
keamanan belum tentu bisa di peroleh.
Dalam banyak kasus, pelapor atau B. Rumusan Masalah
whistleblower tidak dapat dikategorikan 1. Bagaimana bentuk Perlindungan terhadap
sebagai saksi, (mendengar dan mengalami whistleblower pada tindak pidana korupsi
sendiri) namun laporannya sangat bermanfaat berdasarkan Undang-Undang Nomor 31
untuk mengungkap kejahatan. Dalam konteks Tahun 2014 Tentang Perlindungan Saksi dan
mafia dalam system peradilan (mafia in the Korban ?
judiciary system) atau mafia hukum 2. Apa yang menjadi hambatan atau kendala
pengungkapan suatu kejahatan yang perlindungan terhadap whistleblower oleh
terorganisir atau kejahatan yang dilakukan oleh LPSK Berdasarkan Undang-Undang Nomor
“orang dalam” yang turut serta dalam 31 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Saksi
kejahatan tersebut.6 dan Korban ?
Berbicara tentang Perlindungan terhadap
saksi, korban, maupun pelapor tindak pidana C. Metode Penelitian
atau (whistleblower), ada suatu Lembaga yang Metode yang digunakan dalam penulisan
di bentuk oleh Negara Indonesia, yaitu skripsi ini adalah metode pendekatan yuridis
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban sesuai normatif, di mana penelitian yang dilakukan
aturan yang diatur dalam Undang-Undang adalah dengan cara meneliti bahan-bahan
Nomor 13 Tahun 2006 yang saat ini telah di kepustakaan yang ada library research yang ada
rubah menjadi Undang-Undang Nomor 31 hubungannya dengan judul skripsi.
Tahun 2014, yang oleh Lembaga ini , KPK dapat
mempercayakan perlindungan terhadap saksi PEMBAHASAN
dan korban serta Pelapor tindak pidana korupsi A. Bentuk Perlindungan Terhadap
atau (whistleblower) kepada Lembaga Whistleblower Pada Tindak Pidana Korupsi
Perlindungan Saksi dan Korban. Meskipun pada berdasarkan Undang-Undang Nomor 31
Praktiknya LPSK sulit mengelak untuk Tahun 2014 Tentang Perlindungan Saksi
memberikan perlindungan terhadap dan Korban.
whistleblower mengingat seringkali mereka Di Indonesia berdasarkan Undang-Undang
No.13 Tahun 2006 yang saat ini telah dirubah
5
dengan Undang-Undang No.31 Tahun 2014,
Kws.kpk. KPK WHISTLEBLOWER’S SYSTEM. Di akses pada:
https://kws.kpk.go.id.P ada tanggal 7 Mei 2017, pukul:
lembaga yang berwenang untuk melindungi
11.00 WITA
6
Siswanto Sunarso. 2012.m Viktimologi dalam Sistem
7
Peradilan Pidana, Jakarta: Sinar Grafika, hlm 221. Ibid., 34

102
Lex Administratum, Vol. V/No. 9/Nov/2017

saksi dan korban serta pelapor adalah LPSK. i) Dirahasiakan identitasnya


Tetapi undang-undang ini tidak menyebutkan j) Mendapat identitas baru
secara eksplisit mengenai whistleblower, dan k) Mendapatkan tempat kediaman
tidak eksplisit pula menyebutkan bahwa sementara
undang-undang ini melindungi whistleblower.8 l) Mendapat kediaman baru
LPSK sulit untuk memberikan perlindungan m) Memperoleh penggantian biaya
terhadap whistleblower. Selain itu seringkali transportasi sesuai dengan kebutuhan
whistleblower berkedudukan sebagai saksi atau n) Mendapat nasihat hukum
korban atau pelapor. Selain itu para o) Memperoleh bantuan biaya hidup
whistleblower ini menghadapi ancaman terror sementara sampai batas waktu
yang dapat mengancam jiwanya atau p) perlindungan berakhir
keluarganya ketika mengungkap kejahatan atau q) Mendapatkan Pendampingan
pelanggaran yang diketahuinya. Sehingga LPSK 2. Hak sebagaiman dimaksud pada ayat (1)
juga melakukan perlindungan terhadap mereka diberikan kepada saksi dan/atau Korban
sesuai pengaturan di pasal 5 dan pasal 10 tindak pidana dalam kasus tertentu
Undang-Undang No. 31 Tahun 2014. Tetapi sesuai dengan keputusan LPSK.
dengan syarat itikad baik dari pelapor/ 3. Selain kepada Saksi dan/atau Korban, hak
whistleblower menjadi persyaratan penting yang diberikan dalam kasus tertentu
bagi mereka untuk mendapatkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
perlindungan.9 dapat diberikan kepada Saksi Pelaku,
1. Perlindungan Terhadap Fisik dan Psikis Pelapor, dan ahli, termasuk pada orang
Pasal 5 Undang-undang No. 13 Tahun 2006 yang dapat memberikan keterangan yang
yang saat ini di ubah dengan Undang-Undang berhubungan dengan suatu perkara
No. 31 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Saksi pidana meskipun tidak ia dengar sendiri,
dan Korban, mengatur hal-hal yang terkait tidak ia lihat sendiri, dan tidak ia alami
dengan perlindungan terhadap pelapor atau sendiri, sepanjang keterangan orang tiu
whistleblower, seseorang yang ditetapkan atau berhubungan dengan tindak pidana.
diputuskan sebagai whistleblower dan masuk Berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang No.31
dalam program whistleblower memiliki hak-hak Tahun 2014 sudah jelas dapat melindungi saksi
yang dapat diberikan. Hak-hak itu meliputi:10 dan korban, termasuk didalamnya pelapor
1. Saksi dan Korban berhak tindak pidana (whistleblower), di mana
a) memperoleh perlindungan atas melindungi whistleblower dengan memberikan
keamanan pribadi, keluarga dan harta keamanan dalam bentuk fisik maupun psikis
benda serta bebas dari ancaman yang mereka.
berkenaan dengan kesaksian yang
akan, sedang atau yang akan datang. 4. Perlindungan Hukum
b) Ikut serta dalam proses memilih dan Perlindungan Hukum yang dimaksud dalam
menentukan bentuk perlindungan sub bab ini adalah perlindungan terhadap
dan dukungan keamanan. “status hukum”, sebagaimana yang dimaksud
c) Memberikan keterangan tanpa dalam PP Nomor 71 Tahun 2000. Adapun
tekanan bentuk perlindungan terhadap status hukum ini
d) Mendapatkan penerjemah. secara teknis diantaranya adalah
e) Bebas dari pertanyaan yang menjerat tidakdilanjutkannya terlebih dahulu laporan
f) Mendapatkan informasi mengenai pencemaran nama baik oleh tersangka tindak
perkembangan kasus pidana korupsi terhadap whistleblower
g) Mendapatkan informasi mengenai sebelum ada proses hukum terhadap kasus
putusan pengadilan korupsi itu selesai terlebih dahulu. Tegasnya,
h) Mendapat informasi dalam hal dengan kata lain perkataan proses hukum kasus
terpidana dibebaskan korupsi harus didahulukan daripada tuntutan
pencemaran nama baik oleh tersangka
8
Abdul Haris Semendawai et al. Op. Cit. hlm.34. terhadap whistleblower (pelapor) tindak pidana
9
Ibid korupsi, Namun perlindungan terhadap “status
10
Abdul Haris Semendawai et al. Op. Cit. hlm.35

103
Lex Administratum, Vol. V/No. 9/Nov/2017

hukum” dibatalkan apabila dari hasil bersinggungan dengan kewenangan aparat


penyelidikan dan penyidikan terdapat bukti penegak hukum. Selama ini, Undang-Undang
cukup yang memperkuat keterlibatan No.13 Tahun 2006 yang telah di rubah dengan
whistleblower dalam tindak pidana korupsi Undang-Undang No.31 Tahun 2014 Tentang
yang dilaporkan dan disaksikannya tersebut.11 Perlindungan Saksi dan Korban, memiliki
Pengaturan perlindungan terhadap status beberapa permasalahan yang sering ditemui
hukum yang diatur dalam PP Nomor 71 Tahun dalam pelaksanaan tugas dan fugsi, dan
2000 senada dengan pengaturan yang ada kewenangan LPSK dalam memberikan
dalam Pasal 10 ayat (1) dan ayat (2) Undang- perlindungan. Pelaksanaan tugas dan fungsi itu
Undang No.31 Tahun 2014 yang menyebutkan seringkali bersinggungan dengan penegak
bahwa:12 hukum lain, khususunya yang terkait dengan
1. Saksi, Korban dan Pelapor tidak dapat pelaksanaan pasal 10.13
dituntut secara hukum baik pidana maupun Oleh karena itu, diperlukan perbaikan dan
perdata atas laporan, kesaksian yang akan, pengaturan yang lebih tegas terkait dengan
sedang, atau telah diberikannya, kecuali status pelapor dan kewenangan LPSK, secara
kesaksian atau laporan tersebut diberikan umum terdapat beberapa permasalahan yang
tidak dengan itikad baik. diidentifikasi sebagai titik kelemahan Undang-
2. Dalam hal terdapat tuntutan hukum Undang perlindungan Saksi dan Korban.
terhadap saksi, korban, saksi pelaku 1. Kendala Peraturan Perundang-Undangan
dan/atau pelapor atas kesaksian, dan/atau Pada dasarnya, kendala perlindungan
laporan yang akan, sedang atau telah hukum terhadap whistleblower dalam
diberikan, tuntutan hukum tersebut wajib peraturan perundang-undangan masih bersifat
ditunda hingga kasus yang ia laporkan atau sumir, parsial dan sektoral sebagaimana
ia berikan kesaksian telah diputuskan selintas terlihat dalam Undang-Undang No.13
pengadilan dan memperoleh kekuatan Tahun 2006 jo. Undang-Undang No.31 Tahun
hukum tetap. 2014, Undang-Undang No.31 Tahun Tahun
Perlindungan hukum dapat berupa 2009 jo. Undang-Undang No.20 Tahun 2001,
kekebalan yang diberikan kepada pelapor dan Peraturan Pemerintah No.71 tahun 2000.
saksi untuk tidak dapat digugat secara perdata Dalam Undang-Undang ini tidak diatur
atau dituntut secara pidana sepanjang yang secara tegas terkait dengan rumusan
bersangkutan memberikan kesaksian atau pengertian kunci, seperti pengertian mengenai
laporan dengan itikad baik atau yang whistleblower yang juga memiliki pengertian
bersangkutan tidak sebagai pelaku tindak yang luas, yaitu pelapor dan juga pelapor
pidana itu sendiri. Dan apabila ada tuntutan pelaku.14 Tidak adanya pengertian yang jelas
hukum terhadap pelapor maka laporan mengenai pengertian whistleblower dapat
tersebut wajib ditunda hingga kasus yang ia menimbulkkan manifestasi pengertian tehadap
laporkan atau ia berikan kesaksian telah whistleblower, sehingga dalam Undang-Undang
diputuskan pengadilan dan memperoleh yang mengatur mengenai Perlindungan
kekuatan hukum tetap. terhadap Saksi, Korban dan Pelapor ini masih
bersifat eksplisit dalam memberikan kepastian
B. Hambatan Atau Kendala Perlindungan bentuk perlindungan terhadap whistleblower.
Terhadap Whistleblower Oleh LPSK Pada ketentuan aturan-aturan sebagaimana
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 konteks di atas juga, tidak diatur mengenai
Tahun 2014 Tentang Perlindungan Saksi regulasi terhadap prosedur, mekanisme dan
dan Korban sistem untuk mengungkapkan fakta yang
Praktik Perlindungan yang sudah dilakukan dilakukan oleh whistleblower. Selain itu, juga
oleh LPSK selama ini ada problem-problem tidak diatur tentang limitasi dalam aspek
yang dihadapi, seperti problem kewenangan bagaimana whistleblower dapat
yang terkait dengan perlindungan hukum dapat mengungkapkan batasan tindakan-tindakan

11 13
Ibid., Lilik Mulyadi. Op .Cit, hlm. 118
12 14
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 Tentang Abdul Haris Semendawai et al. Op. Cit. hlm.65
Perlindungan Saksi dan Korban, Pasal 10

104
Lex Administratum, Vol. V/No. 9/Nov/2017

yang dilarang, bertentangan, dan kepada LPSK, Komisi Pemberantasan Tindak


membahayakan kepentingan publik. Dimensi ini Pidana Korupsi, Komisi Yudisial, Ombudsman
penting dilakukan agar dalam mengungkapkan Republik Indonesia, PPATK, Komisi Kepolisian
fakta tersebut whistleblower tidak Nasional dan Komisi kejaksaan.19 Terdapat
dikategorisasikan sebagai melakukan fitnah, permasalahan tersendiri dalam konteks ini
keterangan palsu, pembocoran rahasia atau yaitu banyaknya lembaga yang dapat menerima
melakukan pencemaran nama baik.15 laporan dari seorang whistleblower. Dikaji dari
Dalam hukum positif Indonesia, belum perspektif kelembagaan problem yang dapat
diatur secara integral peraturan perundang- muncul ke permukaan adalah problem
undangan yang mengatur secara khusus kewenangan yang berkolerasi dengan
sebagai pedoman bagi whistleblower dalam perlindungan hukum dapat bersinggungan
mengungkapkan fakta tersebut apakah dengan kewenangan aparat penegak hukum
dilarang, bertentangan, melawan hukum, atau lembaga lainnya. Misalnya Undang-
melampaui kewenangan dan/atau adanya Undang No.31 Tahun 2014 terkait pemahaman
penyalahgunaan kewenangan atau tindakan atas fungsi, tugas dan kewenangan LPSK dalam
yang membahayakan kepentingan negara atau konteks pemberian perlindungan terhadap
kepentingan publik. 16 seorang whistleblower yang pelaksanaan tugas
Kendala berikutnya dari persepektif tersebut potensial bersinggungan dengan
peraturan perundangan-undangan adalah kewenangan penegak hukum lain (Kepolisian,
belum adanya peraturan yang mengatur Kejaksaan, dan KPK) Khususnya yang terkait
tentang perlindungan seorang whistleblower dengan pelaksanaan Pasal 10 Undang-Undang
terhadap kriminalisasi atas resiko dari apa yang No.31 Tahun 2014. Konsekuensi logisnya,
telah diungkapkan. Secara global kriminalisasi diperlukan adanya penegasan kewenangan,
atas resiko tersebut dapat berupa pencemaran fungsi, dan tugas serta kordinasi antar lembaga
nama baik, kemungkinan mendapat ancaman yang melakukan perlindungan terhadap
yang lebih berat serta dicari-carinya kesalahan whistleblower, sehingga dengan demikian
atau tindak pidana lain yang pernah dilakukan diharapkan hubungan dan kordinasi antar
oleh seorang whistleblower. Sepintas lembaga tersebut tidak menjadi kendala untuk
Eksistentsi mengenai Pengaturan mengenai melakukan implementasi praktik dan pelaporan
Whistleblower hanya dimuat melalui Surat terhadap seorang whistleblower.20
Edaran Mahkamah Agung tetapi dalam Memang idealnya dari kajian perspektif
penjelasan mengenai pemberian perlindungan, kendala kelembagaan hendaknya dibuat
tidak diatur secara jelas.17 peraturan tentang lembaga khusus yang hanya
mengatur mengenai whistleblower secara
2. Kendala Kelembagaan tersendiri dan bersifat integral, seperti di
Sebuah persolan krusial dan substansial dari Amerika Serikat dengan The U.S. Office OF
perspektif kendala kelembagaan adalah Special Counsel (OSC), yang merupakan
lembaga yang berwenang untuk menangani lembaga khusus di Amerika yang secara khusus
dan memberikan perlindungan terhadap menangani whistleblower.21
seorang whistleblower. Dimensi ini perlu
mendapat atensi yang penting karena 3. Kendala Kerjasama Antar Lembaga
berkolerasi dengan proses penanganan laporan Pada dasarnya, kehadiran whistleblower
agar dapat ditangani secara, tepat, cepat, dan dalam mengungkapkan suatu kasus apalagi
efektif dan di sisi lainnya seorang whistleblower yang bersifat organized crime sangat
mendapat perlindungan, jaminan, dan dibutuhkan mengingat perannya sangat sentral
keamanan atas informasi yang diberikannya.18 dan urgent. Kerja sama whistleblower degan
Dikaji dari peraturan perundang-undangan aparat penegak hukum dapat mempermudah
seorang whistleblower dapat melaporkan tugas pengungkapan suatu tindak pidana serius
atau terorganisir yang bersifat organized crime,
15
Lilik Mulyadi. Op. Cit. hlm.118
16 19
Ibid., hlm. 119 Ibid.
17 20
Ibid., Ibid. hlm. 119
18 21
Lilik Mulyadi. Loc. Cit. hlm.118 Ibid., hlm.20

105
Lex Administratum, Vol. V/No. 9/Nov/2017

terlebih lagi yang khususnya yang berkaitan sehingga menjadi efektif, efisien, dan tepat
dengan kepentingan umum atau negara. Salah guna.
satu instrumen yang dapat digunakan untuk
mendorong pengungkapan atau pelaporan PENUTUP
suatu tindak pidana, yaitu dengan cara A. Kesimpulan
memberikan jaminan dan perlindungan kepada 1. Di Indonesia bentuk perlindungan yang
whistleblower, karena tanpa adanya peran diberikan kepada whistleblower
tersebut sangat sulit untuk mengungkapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 31
kejahatan teroraganisir. 22 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Saksi
Banyaknya lembaga yang mengatur dan Korban yaitu, perlindungan:
penerimaan laporan dari seorang whistleblower Perlindungan Secara Fisik dan Psikis
dengan kewenangan masing-masing sehingga (Pasal 5); Melindungi whistleblower dari
relatif potensial akan menimbulkan serangan ancaman terhadap dirinya
problematika tersendiri dan tumpang tindih maupun keluarganya baik secara fisik
dalam melakukan proses penanganan laporan, maupun psikis. Perlindungan Hukum
serta tumpang tindih terhadap aspek siapakah (Pasal 10); Perlindungan hukum dapat
yang harus bertanggung jawab untuk berupa kekebalan yang diberikan kepada
melindungi seorang whistleblower atau juga pelapor dan saksi untuk tidak dapat
belum diaturnya tentang mekanisme, sistem digugat secara perdata atau dituntut
dan pola pertanggungjawaban untuk secara pidana sepanjang yang
melindungi pelapor. bersangkutan memberikan kesaksian
Upaya-Upaya LPSK untuk melakukan atau laporan dengan itikad baik. Dan
koordinasi dengan berbagai instansi terkait apabila whistleblower dituntut balik oleh
yang berwenang pada praktiknya masih terlapor maka tuntutan hukum tersebut
terdapat masalah dalam implementasinya wajib ditunda hingga kasus yang ia
termasuk dalam hal ini adalah pemahaman dan laporkan atau ia berikan kesaksian telah
penafsiran instansi mitra LPSK atas lingkup diputuskan pengadilan dan memperoleh
kewenangan LPSK.23 Terdapat perbedaan kekuatan hukum tetap. Selain itu
penafsiran antara Lembaga Perlindungan Saksi pengurangan hukuman juga dapat
dan Korban (LPSK) dengan Penyidik Kepolisian diberikan kepada whistleblower.
Republik Indonesia, terhadap makna yang 2. Dalam memberikan perlindungan
terkandung dalam pengertian “saksi yang juga terhadap whistleblower (pelapor tindak
tersangka” sebagaimana ditegaskan dalam pidana), seringkali Lembaga Perlindungan
pasal 10 ayat (2) Undang-Undang No.31 Tahun Saksi dan Korban mengalami beberapa
2014 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban, hambatan atau kendala. secara umum
sehingga menimbulkan sengketa kewenangan terdapat beberapa permasalahan yang
antara LPSK dengan Polri. Sengketa terjadi saat diidentifikasi sebagai titik kelemahan
adanya perlindungan hukum yang diberikan Undang-Undang perlindungan Saksi dan
oleh LPSK dengan meminta pengehentian Korban. Diantaranya yaitu, Kendala
penyidikan dan atau penahanan Terhadap Peraturan Perundang-
pelapor/whistleblower, tetapi tidak dipenuhi undangan, Kendala Kelembagaan, serta
oleh penyidik kepolisian. Seperti yang dialami Kendala Kerjasama antar Lembaga.
oleh whistleblower Susno Duadji.24
Memang, idealnya dengan banyaknya B. Saran
lembaga yang menangani adanya pelaporan 1. Perlu di dorong pelaksanaan
terhadap whistleblower diperlukan adanya perlindungan terhadap whistleblower
kerjasama dan koordinasi antar lembaga agar masyarakat atau orang - orang yang
ingin menjadi seorang whistleblower
22
dengan mengungkap suatu fakta tindak
Abdul Haris Semendawai et al. Op. Cit. hlm. 37
23
Muhammad Resha. Peranan Lembaga Perlindungan
pidana yang terorganisir seperti korupsi
Saksi dan Korban dalam melindungi saksi. Skripsi, Fakultas tidak akan diam atau pun takut karena
Hukum Universitas Hasanudin terhalang dengan masalah jaminan
24
Imam Thurmudi., Op.Cit. hlm.67

106
Lex Administratum, Vol. V/No. 9/Nov/2017

perlindungan. Oleh karena itu sebaiknya Supriyadi Widodo Eddyono. 2006. Berawal dari
pemerintah memperhatikan kembali Melawan La Cosa Nostra: Lahirnya
mengenai aturan perundang-undangan Witnes Security di Amerika Serikat.
yang mengatur mengenai perlindungan Kata Pengantar dalam buku WITSEC,
whistleblower. Seperti di Negara-Negara Pengalaman Program Perlindungan
luar yang mana aturan perlindungan Saksi Federal AS, Pete Earley dan
terhadap whistleblower sangat menjadi Gerald Shur, Jakarta: Elsam
perhatian dari pemerintah dan penegak Wijaya Firman . 2012. Whistle Blower dan
hukum di Negara luar, seperti Amerika, Justice Collaborator Dalam Perspektif
Inggris dan Negara lainnya yang sudah Hukum. Jakarta: Panaku
memiliki aturan perundang-undang
secara khusus mengatur mengenai Peraturan Perundang-Undangan:
whistleblower. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang
2. Perlu adanya komitmen dan kerjasama Hukum Acara Pidana (KUHAP)
antara LPSK dengan lembaga penegak UU No. 13 Tahun 2006 jo UU No.31 Tahun 2014
hukum yang lain seperti, Kepolisian, Tentang Perlindungan Saksi dan Korban
Kejaksaan, dan KPK dalam hal pemberian UU. No 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan
perlindungan terhadap whistleblower, Tindak Pidana Korupsi jo UU No.20 Tahun 2001
agar tidak menimbulkan problematika Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2000
dan tumpang tindih dalam menjalankan Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta
tugas dan fungsinya terkait dengan Masyarakat Dan Pemberian Penghargaan
penanganan terhadap whistleblower. Dalam Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi
DAFTAR PUSTAKA Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No. 4
Dempster.Q. 2006. Whistleblower (Para Tahun 2011 Tentang Perlakuan Bagi Pelapor
Pengungkap Fakta), Jakarta: Elsam. Tindak Pidana (Whistleblower) Dan Saksi Pelaku
Girsang, Juniver. 2012. Abuse Of Power. Yang Bekerjasama (Justice Collaborators) Di
Jakarta: JG Publishing Dalam Perkara Tindak Pidana Tertentu.
Hamzah, Andi. 2005. Pemberantasan Korupsi
Melalui Hukum Pidana Nasional Dan Jurnal/Makalah:
Internasional. Jakarta: Raja Grafindo Imam Turmudhi. 2011, Perlindungan Hukum
Persada, Terhaadap Whistleblower Kasus
LPPNRI Indonesia. 2008. Paduan kegiatan sadar Korupsi Berdasarkan Undang-
Hukum mengenai Korupsi Kolusi Undang Nomor 13 Tahun 2006
Nepotisme bagi aparatur pemerintah, Tentang Perlindungan Saksi dan
perguruan tinggi dan masyarakat, Korban, Tesis, Program Studi
Jakarta: LPPNRI. Magister (S2) Ilmu Hukum
Universitas Indonesia.
Mulyadi,Lilik, Dr S.H, M.H. 2017 Perlindungan Muhammad Resha. 2015. Peranan Lembaga
Hukum Terhadap “Whistleblower” dan Perlindungan Saksi dan Korban
Justice Collaborator. Jakarta: Alumni dalam melindungi saksi. Skripsi,
Reksodipuro,Mardjono.2013. Pembocor Fakultas Hukum Universitas
Rahasia/Whistleblower Dalam Hasanudin
Menanggulangi Kejahatan Di Nixson, 2013. Perlindungan Hukum Terhadap
Indonesia. Jakarta: Wacana Whiistleblower dan Justice
Goverminyboard Collaborator Dalam Upaya
Semendawai,Abdul et al. 2011. Memahami Pemberantasan Tindak Pidana
Whistleblower. Jakarta: Lembaga Korupsi, Tesis, Fakultas Hukum
Perlindungan Saksi dan Korban Universitas Sumatera Utara
Sunarso, Siswanto. 2012, Viktimologi dalam Reva Vivi. 2013. Makalah Whistleblower dalam
Sistem Peradilan Pidana, Jakarta: Sinar pemberantasan tindak pidana korupsi.
Grafika

107
Lex Administratum, Vol. V/No. 9/Nov/2017

Internet : karawang.go.id/tentang-
Ahmad Fikry Mubarok. Pemberlakuan pengadilan/system-pengelolaan-
restorative justice bagi pengadilan/yurisprudensi. Pada
whistleblower dalam tindak pidana tanggal: 26 Agustus 2017, pukul:
korupsi, sebuah ringkasan Begawan 18.45 WITA
Hukum Indonesia, Di akses pada
http://rusdigenda.blogspot.co.id/20
17/03/pemberlakuan-restroative-
justice-bagi-whistleblower.html?=1
Ahmad Yani, anggota Komisi III DPR-RI Fraksi
PPP.2011. Perlindungan
whistleblower masih retorika. Diakses
pada:
http://m.inilah.com/news/detail/118
5322/perlindungan-whistle-blower-
masih-retorika,
Kompasiana. wartawan udin dibunuh karena
berita , Kompasiana.News di unduh
pada :
http://www.kompasiana.com/akuma
man/kisah-tragis-kematian-
jurnalis_552e5eda6ea83440578b458a
Temp.co. 2011. LPSK nilai Hukuman Susno Layak.
Di akses pada:
https://m.tempo.co/read/news/2011/02
/01/063310493/lpsk-nilai-hukuman-
susno-layak-didiskon&ei=I5II308g&lc.
M.Hernowo. Perlindungan saksi, saat api melalap
rumah. Kompas
hukumonline. 2016. Hambatan Pelaksanaan
Perlindungan Saksi dan Korban.
Di akses pada:
http://www.hukumonline.com/kl
inik/detail/lt4fb09c5c6a6zd/ham
batan-pelaksanaan-
perlindungan-saksi-dan-korban.
Kompas. Pdi berhentikan Agus Condro, Kompas.
Com di unduh pada:
http://internasional.kompas.com/r
ead/2008/09/05/07164462/pdi-
p.berhentikan.agus.condro PDI-P
Berhentikan Agus Condro
Didid Kuncoro. Susno Duadji Sang “Whistle
Blower”, Kompasiana.news di
unduh pada :
http://www.kompasiana.com/didi
d/susno-duadji-sang-whistle
blower_5500781a813311a219fa78
ab,
Pengadilan Agama Karawang. 2017.
Yursiprudensi. Diakses pada:
http:// web.pa-

108

Anda mungkin juga menyukai