Anda di halaman 1dari 23

DAMPAK PENJAJAHAN JEPANG

DIBERBAGAI BIDANG

OLEH

KELOMPOK II :
1. ASMILA
2. ARFANDI
3. ARIF SAPUTRA
4. ARIF MA’RUF SANJAYA
5. ANUGRAH
6. DANUR

UPT SMK NEGERI 5 BARRU


TAHUN PELAJARAN 2023-2024

I
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur Penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmatNya sehingga Penyusun dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Dampak Penjajahan Jepang diberbagai bidang” guna memenuhi
tugas kelompok untuk bidang studi Sejarah Indonesia, pada Jurusan Teknik Instalasi
Tenaga Listrik (TITL) di UPT SMK Negeri 5 Barru.
Penyusun menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam
menyelesaikan skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Olehnya itu kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang tidak bisa kami sebutkan
satu per satu.
Penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik isi
maupun susunannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi Penyusun
juga bagi para pembaca.
Barru, 28 Februari 2024

Penyusun
KELOMPOK II

II
DAFTAR ISI

SAMPUL I
KATA PENGANTAR II
DAFTAR ISI III
BAB I (PENDAHULUAN) 1
A. LATAR BELAKANG 3
B. RUMUSAN MASALAH 3
C. TUJUAN PENULISAN 3
D. MANFAAT PENULISAN 3
BAB II (TINJAUAN PUSTAKA) 4
1. DAMPAK 4
2. KEDATANGAN JEPANG KE INDONESIA 5
3. PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA 7
BAB III (PEMBAHASAN)
1. AWAL MULA JEPANG DATANG DI INDONESIA 8
2. DAMPAK TANG DITIMBULKAN JEPANG 9
A. DAMPAK POSTIF 10
i. Diperbolehkannya Bahasa Indonesia 10
ii. Ditetapkannya Jenjang Sekolah 10
iii. Latihan Kemiliteran 10
iv. Dibentuknya Strata Masyarakat 11
v. Didirikannya “Kumiyai” 11
vi. Diperkenalkannya pertanian line system 11
vii. Dibentuknya BPUPKI dan PPKI 11
B. DAMPAK NEGATIF
i. Pemerintahan yang sewenang-wenang 12
ii. Berlakunya Romusha 12

III
iii. Kemiskinan dan Kelaparan 13
iv. Pelecahan dan kekerasan terhadap perempuan 13
3. JEPANG MENINGGALKAN INDONESIA 13
BAB IV (PENUTUP) 16
A. KESIMPULAN 16
B. SARAN 17
DAFTAR PUSTAKA 18

IV
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penjajahan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942. Secara resmi Jepang telah
menguasai Indonesia sejak 8 Maret 1942 ketika Panglima Tertinggi Pemerintah kolonial
Hindia Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati, Bandung. Negeri Matahari terbit itu
berhasil menduduki Hindia-Belanda dengan tujuan untuk menguasai sumber-sumber alam,
terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung
industrinya.Semisalnya Pulau Jawa yang dijadikan sebagai pusat penyediaan seluruh
operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera menjadi sumber minyak utama.
Saat menguasai Indonesia, Jepang tak mempunyai banyak perlawanan. Masyarakat
Indonesia menyambut kedatangan bala tentara Jepang dengan perasaan senang. Ini lantaran
mereka mengira Jepang telah membebaskan bangsa Indonesia dari masa penjajahan
Belanda. Pemerintah militer Jepang bersikap baik terhadap bangsa Indonesia dengan
mengaku sebagai saudara tua bangsa Indonesia. Namun sayang hal itu berubah usai
beberapa waktu menduduki Indonesia.
Melansir dari berbagai sumber, hal ini disebabkan karena Jepang mengetahui harapan
yang besar dari bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan, mereka mulai
menciptakan propaganda-propaganda untuk menaruh kepercayaan pada hati bangsa
Indonesia. Upaya-upaya berlaku baik terus dilakukan pemerintah militer Jepang. Dengan
membentuk organisasi yang akan memperkuat keyakinan Indonesia bahwa Jepang berada
di pihaknya.
Organisasi-organisasi tersebut antara lain, Gerakan Tiga A, merupakan organisasi
pertama yang didirikan Jepang pada 29 April 1942 yang dipimpin oleh Mr. Syamsuddin.
Lalu ada Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) atau Majelis Syura Muslimin Indonesia
(Masyumi) dibentuk pada 22 November 1943, dibawah pimpinan K.H Hasyim Asy’ari,
menjadi organisasi Islam yang didirikan oleh Jepang.Setelahnya ada Putera (Pusat Tenaga
Rakyat), didirikan pada 1 Maret 1942. Organisasi ini dipimpin oleh empat serangkai, yaitu
Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur dan

1
terakhir yakni Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa), didirikan pada 8 Januari 1944.
Organisasi ini dipimpin oleh pejabat-pejabat Jepang.
Propoganda terkenal yang diusung Jepang adalah gerakan tiga A yakni Jepang
pelindung Asia, Jepang pemimpin Asia dan Jepang cahaya Asia. Tetapi gerakan Tiga A
hanya bertahan sementara. Penyebabnya adalah kurangnya simpati masyarakat Indonesia
terhadap gerakan tersebut.Akan tetapi Jepang semakin jelas menjajah Indonesia setelah
sumber-sumber ekonomi dikontrol secara ketat oleh pasukan Jepang. Pengontrolan ini
dilakukan untuk kepentingan perang dan kemajuan industri Jepang.
Cara-cara yang mereka lakukan adalah adanya sistem Romusha guna pembangunan
jalan, jembatan dan lapangan udara. Para petani diawasi secara ketat dan hasil-hasil
pertanian harus diserahkan kepada pemerintah Balatentara Jepang, dan hewan peliharaan
penduduk dirampas secara paksa untuk dipotong guna memenuhi kebutuhan konsumsi
perang.Merasa membutuhkan tentara untuk membantunya melawan kekuatan Amerika dan
sekutunya, pada tahun 1943 Jepang memberikan latihan kemiliteran ke masyarakat
Indonesia.
Dengan adanya organisasi militer itu dapat membantu Jepang melawan sekutu.
Organisasi kemiliteran yang dibentuk Jepang, di antaranya Seinendan (Barisan Pemuda),
beranggotakan pemuda berusia antara 14-22 tahun; Keibodan (Barisan Pembantu Polisi),
beranggotakan pemuda berusia 26-35 tahun.
Pada awal kedatangannya, Jepang mendapatkan sambutan baik dari rakyat Indonesia
karena dianggap telah membebaskan Nusantara dari jajahan Belanda. Jepang juga
memberikan janji kemerdekaan bagi Indonesia serta berniat membantu mengusir penjajah
Belanda. Jepang mengambil simpati rakyat dan seolah mendukung perjuangan
kemerdekaan Indonesia melalui berbagai cara. Salah satunya dengan memutar lagu
Indonesia Raya melalui radio pada awal kedatangannya. Selain itu, bendera Merah Putih
juga boleh dikibarkan di samping bendera Jepang. Jepang pun membentuk berbagai
organisasi dan gerakan untuk menarik simpati rakyat Indonesia. Salah satunya adalah
Gerakan Tiga A (3A), yakni Nippon Pelindung Asia, Nippon Pemimpin Asia, dan Nippon
Cahaya Asia. Meski begitu, lambat laun rakyat Indonesia pun menyadari bahwa
pendudukan Jepang tidak ubahnya sebuah penjajahan yang kejam.

2
Masa pendudukan Jepang di Indonesia berakhir pada 1945, seiring dengan
kekalahan yang diderita Nippon dari Sekutu. Dalam kondisi yang kian terdesak di Perang
Pasifik, Jepang terus berupaya menarik simpati rakyat Indonesia dengan memberikan janji
kemerdekaan. Salah satu langkah Jepang untuk memenuhi janji kemerdekaan adalah
dengan membentuk BPUPKI pada 1 Maret 1945. Serangan demi serangan terus diterima
Jepang dari Sekutu, hingga puncaknya bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki
oleh Amerika Serikat pada 6 dan 9 Agustus 1945. Jatuhnya dua bom atom itu membuat
kondisi Jepang semakin terpuruk. Jepang pun menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada
14 Agustus 1945.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Kapan negara jepang, mulai menjajah Indonesia?
2. Dampak apa yang ditimbulkan selama pendudukan jepang?
3. Berapa lama masa penjajahan Jepang berlangsung di Indonesia?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Menjelaskan sejarah masuknya negara Jepang di Indonesia
2. Menganalisis Dampak yang ditimbulkan selama penjajahan jepang
3. Menjelaskan Mengapa pada akhirnya Jepang meninggalkan Indonesia

D. MANFAAT PENULISAN
1. Mengetahui sejarah masuknya negara Jepang di Indonesia
2. Memahami dampak yang ditimbulkan selama penjajahan jepang
3. Mengetahui penyebab Jepang meninggalkan Indonesia.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DAMPAK
Pengertian dampak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah benturan,
pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Pengaruh adalah daya
yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan
atau perbuatan seseorang.
Pengaruh adalah suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan
sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi. (KBBI Online,
2010) Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dalam setiap
keputusan yang diambil oleh seorang atasan biasanya mempunyai dampak tersendiri, baik
itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak juga bisa merupakan proses lanjutan
dari sebuah pelaksanaan pengawasan internal.
Seorang pemimpin yang handal sudah selayaknya bisa memprediksi jenis dampak
yang akan terjadi atas sebuah keputusan yang akan diambil. Dari penjabaran diatas maka
kita dapat membagi dampak ke dalam dua pengertian yaitu ;
1. Pengertian Dampak Positif Dampak adalah keinginan untuk membujuk,
meyakinkan, mempengaruhi atau memberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan
agar mereka mengikuti atau mendukung keinginannya. Sedangkan positif adalah
pasti atau tegas dan nyata dari suatu pikiran terutama memperhatikan hal-hal yang
baik. positif adalah suasana jiwa yang mengutamakan kegiatan kreatif dari pada
kegiatan yang menjemukan, kegembiraan dari pada kesedihan, optimisme dari pada
pesimisme. 7 Positif adalah keadaan jiwa seseorang yang dipertahankan melalui
usaha-usaha yang sadar bila sesuatu terjadi pada dirinya supaya tidak membelokkan
fokus mental seseorang pada yang negatif. Bagi orang yang berpikiran positif
mengetahui bahwa dirinya sudah berpikir buruk maka ia akan segera memulihkan
dirinya. Jadi dapat disimpulkan pengertian dampak positif adalah keinginan untuk
membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau memberi kesan kepada orang lain,
dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung keinginannya yang baik.

4
2. Pengertian Dampak Negatif Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dampak negatif
adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat negatif. Dampak adalah keinginan
untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau memberi kesan kepada orang
lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung keinginannya.
berdasarkan beberapa penelitian ilmiah disimpulkan bahwa negatif adalah pengaruh
buruk yang lebih besar dibandingkan dengan dampak positifnya. Jadi dapat
disimpulkan pengertian dampak negatif adalah keinginan untuk membujuk,
meyakinkan, mempengaruhi atau memberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan
agar mereka mengikuti atau mendukung keinginannya yang buruk dan menimbulkan
akibat tertentu.

2. KEDATANGAN JEPANG KE INDONESIA


Kedatangan Jepang ke Indonesia sama dengan
Belanda, yaitu menguasai sumber daya alam yang
dimiliki Indonesia demi kepentingan Jepang. Hal
ini juga dikuatkan dengan peryataan Ricklefs
(2008: 408) bahwa tujuan utama Jepang adalah
menyusun dan mengarahkan kembali
perekonomian Indonesia dalam rangka menopang
upaya perang Jepang dan rencana-rencananya
bagi dominasi ekonomi jangka panjang terhadap
Asia Timur dan Tenggara.
Pemerintah militer Jepang membanjiri Indonesia dengan mata uang pendudukan yang
mendorong meningkatnya inflasi, terutama mulai tahun 1943 dan seterusnya. Pada
pertengahan tahun 1945, mata uang ini bernilai sekitar 2,5 persen dari nilai nominalnya.
Pengaturan pangan dan tenaga kerja sama secara paksa, gangguan transportasi dan
kekacauan umum telah mengakibatkan timbulnya kelaparan, terutama tahun 1944 dan
1945. Angka kematian meningkat dan kesuburan menurun. Sepanjang yang diketahui,
pendudukan Jepang adalah satu-satunya periode selama dua abad di mana jumlah
penduduk tidak meningkat secara berarti (Ricklefs, 2008: 409).

5
Banyak cara yang dilakukan Jepang demi tercapainya menguasai Indonesia beserta
sumber alamnya. Salah satu cara yang digunakan pihak Jepang ialah melarang pemakaian
bahasa Belanda dan bahasa Inggris dan memajukan pemakaian bahasa Jepang. Suatu
kampanye propaganda yang intensif dimulai untuk meyakinkan rakyat Indonesia bahwa
mereka dan bangsa Jepang adalah saudara seperjuangan dalam perang yang luhur untuk
membentuk suatu tatanan baru di Asia. Pihak Jepang mempekerjakan orang-orang
Indonesia untuk, mengimplementasikan tujuan-tujuan propaganda mereka, khususnya
guru, para seniman, dan tokoh-tokoh sastra yang dikenal anti-Belanda. Karena bahasa
Jepang sedikit diketahui, maka bahasa Indonesia menjadi sarana bahasa yang utama untuk
propaganda. Dengan demikian, statusnya sebagai bahasa nasional semakin kokoh.
Akhirnya, Jepang menyerah tanpa syarat pada tanggal 15 Agustus dan dengan
demikian menghadapkan para pemimpin Indonesia pada suatu masalah yang berat. Pada
waktu itu terjadi kekosongan politik, meskipun pihak Jepang sudah menyerah kepada
Sekutu, namun masih tetap berkuasa.
Dalam kondisi seperti itu, golongan muda menginginkan Indonesia merdeka lebih
cepat dari waktu yang dijanjikan Jepang. Pada tanggal 16 Agustus pagi, Hatta dan
Soekarno dibawa oleh para pimpinan golongan muda ke Rengasdengklok. Pada tanggal 16
malam, Soekarno dan Hatta dibawa ke rumah Maeda di Jakarta. Sepanjang malam itu, para
perancang kemerdekaan menyusun teks kemerdekaan yang keesokan harinya dibacakan
oleh Soekarno (Ricklefs, 2008: 426). Ricklefs (2008: 427) menyatakan mengenai kondisi
Indonesia pada zaman Jepang yang begitu kacau, mempolitisasi rakyat dan mendorong
golongan tua maupun muda untuk mengambil prakarsa tentang pernyataan merdeka bagi
bangsa Indonesia. Pernyataan merdeka itu dibacakan oleh Soekarno dengan “atas nama
bangsa Indonesia”.

3. PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA


Sebagai akibat dari kekalahan pasukan Belanda dari pasukan Jepang pada perang dunia
II, keberadaan Dienst van den Mijnbouw berakhir. Letjen. H. Ter Poorten (Panglima
Tentara Sekutu di Hindia Belanda) atas nama Pemerintah Kolonial Belanda menyerahkan
kekuasaan teritorial Indonesia kepada Letjen. H. Imamura (Panglima Gambar 1 Museum

6
Geologi Tahun 1929 Tentara Jepang) pada tahun 1942. Penyerahan itu dilakukan di
Kalijati, Subang.
Dengan masuknya tentara Jepang ke Indonesia, Gedung Geologisch Laboratorium
berpindah kepengurusannya dan diberi nama KOGYO ZIMUSHO dan setahun kemudian
berganti nama CHISHITSU CHOSACHO. Pada masa pendudukan Jepang, pasukan
Jepang mendidik dan melatih para pemuda Indonesia untuk menjadi: PETA (Pembela
Tanah Air) dan HEIHO (pasukan pembantu bala tentara Jepang pada Perang Dunia II).
Laporan hasil kegiatan di masa itu tidak banyak yang ditemukan, karena banyak
dokumen (termasuk laporan hasil penyelidikan) yang dibumihanguskan tatkala pasukan
Jepang mengalami kekalahan di mana-mana pada awal tahun 1945.

7
BAB III
PEMBAHASAN

1. AWAL MULA JEPANG DATANG KE INDONESIA


Sejarah awal masuknya Jepang ke
Indonesia dimulai ketika pasukan Negeri
Sakura berhasil menyerang Pearl Harbour,
pangkalan terbesar angkatan laut Amerika
Serikat di Samudra Pasifik pada 8 Desember
1941. Akibat dari serangan itu, Jepang
berhasil menghancurkan basis militer
Amerika di kawasan tersebut, termasuk di
Filipina. Setelah itu, Jepang memperluas basis militernya ke arah selatan, yaitu Indonesia.
Kala itu Jepang memperkirakan sumber daya alam Indonesia dapat mencukupi
kebutuhan energi mereka selama Perang Pasifik. Jepang masuk ke Indonesia pada tanggal
11 Januari 1942 dengan mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur. Ketika datang, Jepang
langsung menduduki kota tersebut. Kemudian dengan cepat, Jepang memperluas
kekuasaannya ke kota-kota sekitar, seperti Balikpapan pada 24 Januari 1942, Pontianak
pada 29 Januari 1942, Samarinda pada 3 Februari 1942, dan Banjarmasin pada 10 Februari
1942. Sembari menguasai Kalimantan, pasukan Jepang juga berekspansi ke wilayah lain,
seperti Ambon yang berhasil dikuasai pada 4 Februari 1942 dan Palembang pada 16
Februari 1942. Setelah berhasil menguasai luar Jawa, Jepang akhirnya tiba di Pulau Jawa.
Pasukan Jepang langsung mendarat di tiga titik, yaitu Teluk Banten, Eretan Wetan (Jawa
Barat), dan Kragen (Jawa Tengah) pada 28 Februari 1942.
Serbuan tentara Jepang yang begitu cepat dan dengan kekuatan yang besar membuat
Belanda yang kala itu masih menduduki Indonesia tidak dapat bertahan.
Akhirnya, Gubernur Jenderal A.W.L Tjarda van Starkenborgh Stachouwer dan
beberapa petinggi militer Belanda pun memutuskan untuk bertemu dengan Letnan Jenderal
Hitoshi Imamura di Kalijati, Subang, Jawa Barat pada 8 Maret 1942. Pada pertemuan itu,
Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Belanda juga langsung menyerahkan

8
Indonesia ke kekuasaan Jepang. Sejak pertemuan itu, penjajahan Jepang di Indonesia pun
resmi dimulai.
Rupanya, sambutan rakyat Indonesia kala itu sangat senang. Sebab, rakyat Indonesia
memandang Jepang sebagai 'Saudara Tua' karena memiliki latar belakang sesama bangsa
Asia.Rakyat Indonesia juga menyakini bahwa Jepang dapat membebaskan Indonesia dari
kekuasaan Belanda yang menjajah selama ratusan tahun. Selain itu, ada pula faktor
kepercayaan ramalan Jayabaya, sehingga rakyat simpati pada Jepang. Di sisi lain,
Pemerintah Jepang juga menyebarkan propaganda berupa dukungan kepada rakyat
Indonesia untuk merdeka seperti membenci Belanda, memperbolehkan berkibarnya
Bendera Merah Putih, dan memperdengarkan Lagu Indonesia Raya.
Jepang juga menyebarkan propaganda gerakan 3A, yaitu Jepang Pelindung Asia,
Jepang Pemimpin Asia, dan Jepang Cahaya Asia. Propaganda ini seolah menekankan
bahwa Jepang mendukung Indonesia sebagai sesama bangsa Asia. Tak ketinggalan, Jepang
juga berusaha mencuri hati rakyat Indonesia dengan mendirikan berbagai organisasi seperti
Putera, Jawa Hokokai, sampai Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) yang bertugas untuk menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan Indonesia
untuk merdeka. Jepang memberi janji kemerdekaan kepada Indonesia, sehingga
menumbuhkan harapan di hati rakyat maupun para tokoh nasionalPadahal, Jepang ingin
menggunakan rakyat Indonesia yang masuk dalam organisasi semi militer dan militer
mereka untuk ikut berperang melawan Amerika Serikat dan Sekutu di tengah perang.

2. DAMPAK YANG DITIMBULKAN SELAMA PENJAJAHAN JEPANG


Masa pendudukan Jepang yang berlangsung sejak 1942 hingga 1945 membawa
sejumlah dampak bagi rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia menanggung penderitaan
selama masa penjajahan Jepang karena harus menjalani romusha atau kerja paksa serta
dilanda kelaparan dan kemiskinan. Selain itu, masih banyak lagi dampak negatif
pendudukan Jepang di Indonesia. Meski demikian, tidak dimungkiri bahwa ada juga
dampak positif dari pendudukan Jepang di Indonesia. Berikut ini dampak positif dan
negatif pendudukan Jepang di Indonesia:

9
A. DAMPAK POSITIF

1. Diperbolehkannya Bahasa Indonesia


Selama menjajah Indonesia, Jepang melarang penggunaan bahasa Belanda
atau segala hal yang berbau Belanda. Alasannya, Jepang berdalih ingin menghapus
imperialisme Belanda di Indonesia. Dengan kebijakan itu, Indonesia cukup
diuntungkan karena bahasa Indonesia diperbolehkan digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan demikian, bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa nasional yang
digunakan di berbagai daerah.

2. Ditetapkannya Jenjang Sekolah


Pendudukan Jepang juga memberi dampak positif bagi Indonesia di bidang
pendidikan. Jepang menghapus sistem pendidikan berdasarkan kelas sosial yang
sebelumnya diterapkan Belanda. Kemudian, Jepang menerapkan sistem sekolah
dengan 12 tingkatan yang setara untuk semua lapisan masyarakat. Jenjang sekolah
bentukan Jepang itu terdiri dari sekolah dasar enam tahun, sekolah menengah pertama
tiga tahun, dan sekolah menengah atas tiga tahun.

3. Latihan Kemiliteran
Salah satu dampak positif yang dapat
dirasakan Indonesia dari pendudukan Jepang
adalah diberikannya latihan kemiliteran. Jepang
memberikan latihan kemiliteran untuk rakyat
Indonesia serta membentuk organisasi-
organisasi militer dan semi militer. Semua itu
dilakukan Jepang dengan harapan mendapatkan
tambahan pasukan sewaktu-waktu menghadapi serbuan Sekutu. Meski begitu, latihan
kemiliteran tersebut cukup menguntungkan Indonesia karena menjadi dapat bekal
kala menghadapi serangan tentara Sekutu pada masa agresi militer atau perang
pascakemerdekaan. Selain itu, organisasi militer bentukan Jepang, PETA (Pembela
Tanah Air) juga menjadi cikal bakal berdirinya TNI.

10
4. Dibentuknya Strata Masyrakat
Jepang membentuk sistem sosial bernama tonarigumi yang meliputi 10
keluarga dalam suatu permukiman. Dalam satu perdesaan atau perkampungan, akan
ada beberapa tonarigumi. Sistem ini sebenarnya digunakan Jepang untuk mengawasi
dna memata-matai aktivitas politik rakyat Indonesia. Meski demikian, sistem
tonarigumi pada akhirnya tetap berguna dalam mengatur strata masyarakat Indonesia
hingga tingkat paling bawah. Sistem tonarigumi masih diterapkan di Indonesia hingga
kini, yang kita kenal dengan istilah rukun tetangga (RT).

5. Didirikannya “Kumiyai”
Untuk mengeruk hasil bumi Indonesia, Jepang membentuk kumiyai dengan
dalih sebagai organisasi yang berguna dalam memenuhi kebutuhan pokok rakyat.
Meskipun dibentuk dengan niat buruk pada awalnya, kumiyai tetap membawa
dampak positif bagi Indonesia karena kemudian berkembang menjadi sistem koperasi
yang diterapkan hingga kini.

6. Diperkenalkannya Pertanian Line System


Di bidang pertanian, pendudukan Jepang membawa dampak positif dengan
diperkenalkannya line system. Sistem pertanian ini disebut lebih efisien dan tinggi
produksinya.

7. Dibentuknya BPUPKI dan PPKI


Pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) barang
kali menjadi salah satu dampak positif pendudukan Jepang yang paling terasa di
Indonesia. BPUPKI dan PPKI dibentuk sebagai langkah Jepang untuk memenuhi janji
kemerdekaan bagi Indonesia. Kedua organisasi ini kemudian berhasil
merumuskan merumuskan Pancasila yang

11
B. DAMPAK NEGATIF

1. Pemerintahan yang sewenang-wenang


Selama menduduki Indonesia, Jepang
menerapkan kebijakan yang sewenang-wenang
dan menyulitkan kehidupan pribumi. Rakyat
Indonesia diwajibkan melakukan seikerei, yakni
penghormatan setiap pagi pada Tenno Heika
(Kaisar Jepang) dengan cara membungkuk ke arah Tokyo. Pergerakan politik
masyarakat dibatasi. Rakyat Indonesia hanya diperbolehkan berorganisasi untuk
kepentingan perang Jepang. Saluran komunikasi dan media juga diawasi dengan
sangat ketat. Surat kabar, radio, majalah, kantor berita, hingga film dan pertunjukan
sandiwara hanya boleh digunakan untuk propaganda yang menguntungkan Jepang.
Seluruh pergerakan kemerdekaan juga dihentikan Jepang. Bahkan, jika propaganda
Jepang tidak berhasil, mereka tidak segan menggunakan kekerasan kepada rakyat
Indonesia.

2. Berlakunya “Romusha”
Romusha atau kerja
paksa adalah salah satu bentuk
kekejaman Jepang yang paling
merugikan Indonesia. Rakyat
Indonesia diperas tenaganya
untuk membangun pangkalan
militer, benteng pertahanan,
jalan kereta api, dan
kepentingan perang lainnya. Mereka bekerja tanpa diberi upah. Akibatnya, banyak
pekerja romusha yang mati kelaparan. Bahkan, Jepang tidak segan menyiksa rakyat
dengan kejam jika menolak melakukan kerja paksa. Tidak sedikit rakyat Indonesia
yang akhirnya meninggal dunia saat menjalani romusha.

12
3. Kemiskinan dan Kelaparan
Dampak negatif pendudukan
Jepang juga terjadi di bidang ekonomi.
Perekonomian Indonesia lumpuh
karena Jepang menyita seluruh
kekayaan yang ditinggalkan Belanda,
seperti kilang minyak, perkebunan,
bank, pabrik, pertambangan, listrik,
telekomunikasi, dan perusahaan transportasi. Jepang juga menyita harta kekayaan
pribadi demi kepentingan perang hingga mengakibatkan rakyat kelaparan dan hidup
dalam kemiskinan. Bukan hanya itu, kemiskinan yang melanda juga membuat rakyat
Indonesia harus mengalami krisis sandang. Tidak sedikit rakyat yang harus memakai
karung goni sebagai pakaian karena kekurangan bahan sandang. Kondisi rakyat
Indonesia yang dilanda kemiskinan semakin diperparah dengan mewabahnya
penyakit TBC dan kudis. Wabah ini membuat banyak rakyat meninggal dunia dalam
kondisi mengenaskan. Oleh karena itu, kehidupan pada masa pendudukan Jepang
disebut sebagai periode terburuk dalam sejarah Indonesia.

4. Pelecehan dan Kekerasan terhadap Perempuan


Perempuan juga menjadi korban
memilukan selama masa pendudukan
Jepang. Para perempuan Indonesia dipaksa
menjadi jugun ianfu atau wanita penghibur
untuk tentara Jepang. Mereka mengalami
kekerasan seksual, pelecehan, hingga
penyiksaan.

3. JEPANG MENINGGALKAN INDONESIA


Berakhirnya masa pendudukan Jepang di Indonesia diawali dengan kekalahan yang
mereka derita dari Sekutu. Puncaknya, Indonesia benar-benar terlepas dari penjajahan
setelah memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Pada 17 Mei 1944,

13
Sekutu melancarkan serangan udara di Surabaya. Serbuan Sekutu berlanjut dengan
mendaratnya tentara Amerika di Biak 21 Mei 1944.
Jepang sempat melakukan serangan balik ke Biak pada 4 Juni, tetapi Amerika berhasil
mengusir pasukan Nippon pada September 1944. Sekutu juga melancarkan serangan udara
di Palembang pada 11 Agustus 1944. Pada 28 Agustus 1944, Sekutu berhasil
meluluhlantakkan Ambon melalui serangan udara. Pada 15 September 1944, Sekutu
menyerbu Morotai, Halmahera. Kemudian, pada Oktober 1944, tentara Australia
melancarkan serangan bom ke Balikpapan. Serangan bertubi yang dilancarkan Sekutu di
sepanjang 1944 pun membuat militer Jepang di Indonesia semakin terdesak.
Kondisi Jepang yang terdesak oleh serangan
Sekutu semakin diperburuk dengan perlawanan
dan pemberontakan rakyat Indonesia di
berbagai daerah. Salah satu pemberontakan
yang besar dilakukan oleh organisasi militer
bentukan Jepang sendiri, yakni Tentara Pembela
Tanah Air (PETA) di Blitar. Pemberontakan
PETA di Blitar yang dipimpin Shodancho
Supriyadi terjadi karena keprihatinan melihat
kesengsaraan rakyat Indonesia akibat penjajahan Jepang. Tentara PETA menembakkan
mortir ke Hotel Sakura yang menjadi kediaman para perwira militer Jepang pada dini hari
tanggal 14 Februari 1945. Selain itu, pasukan PETA juga menembaki Markas Kempetai
dengan senapan mesin. Perlawanan juga terjadi di Aceh pada Mei 1945. Seluruh tentara
Nippon di pos Jepang di Pandrah berhasil dibunuh oleh para gerilyawan Aceh dalam
pemberontakan itu.
Kekalahan Jepang berada di depan mata setelah Sekutu menjatuhkan bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki. Hiroshima dibom pada 6 Agustus 1945. Tiga hari kemudian,
pada 9 Agustus 1945, Sekutu menjatuhkan bom di Nagasaki. Dua kota penting itu hancur
oleh serangan Sekutu sehingga membuat Jepang semakin tak berdaya. Setelah Hiroshima
dan Nagasaki dibom, Jepang pun menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Jepang resmi
memutuskan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945.

14
Pernyataan resmi Jepang menyerah kepada Sekutu disampaikan langsung oleh Kaisar
Hirohito melalui siaran radio nasional pada 15 Agustus 1945. Dengan menyerahnya
Jepang, Perang Dunia II pun resmi berakhir. Sementara itu, status Indonesia yang
merupakan negara jajahan Jepang, menjadi vacuum of power atau terjadinya kekosongan
kekuasaan. Jepang sebenarnya berusaha mencegah agar berita mereka menyerah kepada
Sekutu tidak sampai ke Indonesia.
Namun, salah satu tokoh Indonesia, yakni Sutan Sjahrir, telah mendengar kabar Jepang
menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Sjahrir segera menyampaikan kabar tersebut kepada
golongan muda yang kemudian bergegas mendesak dua tokoh penting bangsa Indonesia,
Soekarno dan Mohammad Hatta, untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan. Soekarno dan Hatta pun sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia pada 17 Agustus 1945. Proklamasi kemerdekaan Indonesia berlangsung di
kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur, Nomor 56, pada 17 Agustus 1945 pukul
10.00 pagi. Dengan dibacakannya teks proklamasi kemerdekaan oleh Soekarno, masa
pendudukan Jepang di Indonesia pun resmi berakhir.

15
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penjajahan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942. Secara resmi Jepang telah
menguasai Indonesia sejak 8 Maret 1942 ketika Panglima Tertinggi Pemerintah kolonial
Hindia Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati, Bandung. Saat menguasai Indonesia,
Jepang tak mempunyai banyak perlawanan. Masyarakat Indonesia menyambut kedatangan
bala tentara Jepang dengan perasaan senang.
Munculnya Jepang sebagai Negara penjajah merupkan jawaban atas berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh Jepang, baik itu permasalahan dalam bidang politik,
bidang ekonomi dan bidang sosial budaya.Jepang mendarat di Indonesia tahun 1942.
Pendaratan ini bertujuan untuk menguasai sumberdaya alam Indonesia terutama minyak
bumi. Oleh karena itu mula-mula dikuasai adalah daerah-daerah penghasil minyak, seperti
Kalimantan, Sumatera dan lainnya. Selama menduduki Indonesia mula-mula Jepang
bersikap sangat bijaksana dan toleran terhadap bangsa Indonesia, sebab ingin menarik
simpati terhadap bangsa Indonesia namun ini kemudian berubah dan selama masa
pendududkannya yang hanya berlangsung tiga setengah tahun tersebut ternyata sangat
menindas bangsa Indonesia, bila dikomparasikan dengan sistem penjajahan yang
dipraktekan oleh bangsa-bangsa sebelumnya
Masa pendudukan Jepang di Indonesia berakhir pada 1945, seiring dengan
kekalahan yang diderita Nippon dari Sekutu. Dalam kondisi yang kian terdesak di Perang
Pasifik, Jepang terus berupaya menarik simpati rakyat Indonesia dengan memberikan janji
kemerdekaan. Salah satu langkah Jepang untuk memenuhi janji kemerdekaan adalah
dengan membentuk BPUPKI pada 1 Maret 1945. Serangan demi serangan terus diterima
Jepang dari Sekutu, hingga puncaknya bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki
oleh Amerika Serikat pada 6 dan 9 Agustus 1945. Jatuhnya dua bom atom itu membuat
kondisi Jepang semakin terpuruk. Jepang pun menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada
14 Agustus 1945.

16
B. SARAN
1. Sebagai Generasi muda, mari kita meningkatkan jiwa Patriotisme dan jiwa
Nasionalisme serta menyambung kemerdekaan dengan perubahan-perubahan kearah
yang lebih baik. Sebagai
2. Penerus Bangsa, menikmati manisnya perjuangan kemerdekaan yang dilakukan para
pendahulu kita dengan mengorbankan jiwa dan raga supaya menghargai jerih payah
pejuang,

17
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, B.(1988). Revolusi Pemeoda: Pendudukan Jepang Dan Perlawanan


DiJawa 1944-1946. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Blackburn, S. (2007) Kongres Perempuan Pertama. Jakarta: Yayasan Obor


Indonesia.

Dinas Sejarah TNI AD. (1977). Almanak Tentara Nasional Indonesia


AngkatanDarat 1945-1973 Jilid B. Bandung: Dinas Sejarah TNI AD

Dirdjosisworo, S. (1994). Siliwangi Dari Masa Ke Masa Edisi Ke III Esa


HilangDua Terbilang Buku Ke I (1946-1949). Bandung: Granesia.

Gandadiputra, P. (1985). Peranan Wanita Dari Abad Ke Abad. Jakarta: UI-


Press. Ibrahim, M.D. (1966). Perempuan Indonesia Pemimpin Masa Depan
Mengapa
Tidak?. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Ihromi, T.O. (1995). Kajian Wanita Dalam Pembangunan. Jakarta: Yayasan


OborIndonesia.

Imran, A. et al. (1971). Sedjarah Perkembangan Angkatan Darat.


DepartemenPertahanan-Keamanan Pusat Sedjarah ABRI.

Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu Dan Wahana


Pendidikan. Bandung: Historia Utama press.

18
Kartodirjo, S. (1992). Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi
Sejarah.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Margono. (1971). Ichtisar Sejarah Pergerakan Nasional (1908-1945).


Jakarta:Seri Teks Book Sejarah ABRI.

Markas Besar Legiun Veteran RI. (1982). Bunga Rampai Perjuangan Dan
Pengorbanan. Jakarta: Markas Besar Legiun Veteran RI.

Mosse, J. C. (1996). Gender Dan Pembangunan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nasution, A.H. (1978a). Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia jilid 7


Periode
Renville. Bandung: DISJARAH-AD dan Angkasa.

19

Anda mungkin juga menyukai