Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENINDASAN JEPANG TERHADAP BANGSA INDONESIA


Guru Pembimbing : DINA MARIANA SARAGIH, S.Pd

XI IPA 3 - KELOMPOK 2 :

VINI NURAZANIA 35/9526


GLORIA SEPTIANA DJOYO BONTA 13/9503
INDAH RISKI APRILIANI 14/9504
CINDY TIARA PUTRI SUMELEH 09/9499
SILVIANA PAULINCE B. MURAY 31/9522
PENIAS KEREWAY 24/9514
DODDY ARISTA MASOKA 10/9500
FALENTINO D. BRAYEN ISIR 11/9501

SMA NEGERI 2 MANOKWARI


2023/2024

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii

BAB 1..............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................................................2
1.4 Manfaat..................................................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
2.1 Kekejaman Jepang terhadap bangsa Indonesia......................................................................3
2.2 Bentuk Penindasan Jepang terhadap bangsa Indonesia.........................................................4
a. Penerapan Sistem Ekonomi Perang..................................................................................4
b. Pengarahan Romusha........................................................................................................4
c. Membuat Rakyat Indonesia Hidup Secara Tak Manusiawi..............................................6
d. Membangun Penjara Penjara Yang Tidak Manusiawi......................................................6
e. Menyiksa dan Membiarkan Tahanan Mati Kelaparan......................................................7
f. Diduga Menyuntikkan Virus dan Bakteri Terhadap para Tahanan..................................8
g. Tragedi Mandor Berdarah, Pembantaian Massal Jepang di Indonesia.............................9
h. Menjadikan Para Perempuan Sebagai Budak Seks atau Jugun Lanfu............................10

BAB III.........................................................................................................................................11

PENUTUP....................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................11
3.2 Saran.....................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan kesadaran anak bangsa
dalam mempelajari sejarah serta untuk memenuhi tugas mata pelajaran sejarah Indonesia, selain
itu kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat berguna bagi bapak dan ibu guru serta
siswa siswi dalam menambah wawasan serta pengetahuan mengenai “Penindasan Jepang
terhadap Bangsa Indonesia”.

Berkaitan dengan proses penyusunan makalah ini kami banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak yang diterima baik oleh kami baik secara langsung maupun tidak
langsung. Tidak lupa kami menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada Ibu Dina
Mariana Saragih, S.Pd selaku guru pembimbing pada bidang sejarah Indonesia yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya dalam memahami materi sehingga penyusunan makalah
ini dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Terimakasih pula atas kerjasamanya seluruh anggota
kelompok 2 dan semua pihak yang telah membantu kami dalam penulisan makalah ini sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini

Meski kami telah Menyusun makalah ini sebaik mungkin, tidak menutup kemungkinan
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata dempurna. Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca guna
menyempurnakan segala kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini.

Manokwari 23 Januari 2023

Penulis

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penindasan Jepang terhadap bangsa Indonesia dimulai dari perang Dunia II (World War II)
yang terjadi di dua benua. Di Eropa, Nazi Jerman melawan pasukan Sekutu. Di Asia, Jepang
melawan Sekutu. Jerman dan Jepang berpaham fasisme ingin menguasai negara-negara di dunia.
Jepang berusaha membangun imperium di Asia. Perang Dunia II di Asia dimulai pada 8
Desember 1941 saat tentara Jepang (Dai Nippon) mendadak menyerang Pearl Harbor di Hawaii,
pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat terbesar di Pasifik.
Pasukan Jepang dipimpin Laksamana Yamamoto bergerak sangat cepat menuju selatan
termasuk ke Indonesia. Setelah Jepang menyerang Pearl Harbor, Gubernur Henderal Hindia
Belanda, Alidius Tjarda Van Starkenborgh Stachouwer mengumumkan perang dengan Jepang.
Kedatangan Jepang ke Indonesia pada tahun 1942 berpengaruh besar, dalam artian yang baik dan
buruk. Dampak baiknya, mereka berhasil mengusir Belanda yang telah menduduki Indonesia
selama tiga abad. Namun kabar buruknya, Jepang memiliki caranya tersendiri untuk menjajah
bangsa kita.
Walaupun masa pendudukan Jepang relatif singkat, yakni 3,5 tahun, mereka berhasil
mengubah mimpi buruk menjadi nyata. Pemerintah dan tentara Jepang memimpin dengan begitu
kejam dan merenggut banyak hal, padahal mereka mengaku akan memberikan kemerdekaan di
awal kedatangannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1 berikut.

Gambar.1 Perang Dunia II

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kekejaman Jepang terhadap Indonesia?


2. Bagaimana bentuk penindasan Jepang terhadap bangsa Indonesia?
3. Apa kesimpulan dari materi Penindasan Jepang terhadap Bangsa Indonesia?
4. Apa saran dari materi Penindasan Jepang terhadap Bangsa Indonesia?

1.3 Tujuan
Tujuan mempelajari materi ini agar dapat menambah wawasan lebih dalam lagi tentang
kekejaman Jepang menindas bangsa Indonesia bahwa Jepang sangat kejam saat menjajah
Indonesia karena Jepang ingin menjadi negara imperialis baru.

1.4 Manfaat
Manfaat mempelajari materi ini agar dapat memahami lebih dalam lagi tentang penindasan
Jepang terhadap bangsa Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kekejaman Jepang terhadap bangsa Indonesia


Kedatangan Jepang pada akhir 1941 mengawali penjajahannya atas Indonesia. Meski
menjajah dalam waktu singkat, yakni antara 1942 hingga 1945, Jepang memerintah dengan
sangat kejam. Kedatangan Jepang dibarengi dengan propaganda Tiga A, yakni Jepang Cahaya,
Pemimpin, dan Pelindung Asia. Selain itu, Jepang juga mengaku sebagai saudara tua dari
Indonesia.

Hal itu dilakukan untuk mendapatkan simpati dari rakyat pribumi. Akan tetapi, setelah
menduduki Indonesia, tentara Jepang kemudian mengambil berbagai kebutuhan dari rakyat,
seperti makanan, obat-obatan, bahkan pakaian pun hilang dari peredaran. Akibatnya, rakyat
begitu menderita dan terpaksa mengenakan pakaian serta makan seadanya. Setiap hari, para
pekerja paksa harus melaksanakan tugas berat tanpa istirahat dan makanan yang cukup. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2 berikut.

Gambar 2 Penindasan Jepang terhadap bangsa Indonesia

3
2.2 Bentuk Penindasan Jepang terhadap bangsa Indonesia
Jepang mengerahkan berbagai potensi dan kekuatan yang dimiliki bangsa Indonesia untuk
menopang perang melawan sekutu. Oleh karena itu , Jepang menerapkan berbagai kebijakan
yang berujung pada penindasan terhadap bangsa Indonesia. Adapun beberapa bentuk penindasan
Jepang terhadap bangsa Indonesia sebagai berikut.

a. Penerapan Sistem Ekonomi Perang


Pada masa pendudukan di Indonesia, Jepang mengeluarkan kebijakan ekonomi perang.
Ekonomi perang merupakan kebijakan pemerintah Jepang yang digunakan untuk menggali
semua kekuatan ekonomi di Indonesia. Kebijakan tersebut dikeluarkan untuk membantu kegiatan
jepang yang tengah menghadapi pada perang Dunia ke II.
Mengapa Jepang menerapkan kebijakan ekonomi perang?
Dalam buku ekonomi Indonesia (2017) dalam lintasan sejarah karya Boediono, perang
Dunia ke II mengubah peta politik. Indonesia dikuasai oleh Jepang pada 1942-1945. Tujuan
politik penguasa baru adalah menjadikan Indonesia sebagai penyangga tantara Jepang untuk
memenangi peperangan. Untuk mencapai tujuan politik tersebut, sistem ekonomi perang
diterapkan.

b. Pengarahan Romusha
Kebijakan Jepang yang juga menimbulkan banyak penderitaan, bahkan korban jiwa, yaitu
pengarahan Romusha. Pengarahan Romusa merupakan bentuk mobilisati tenaga kerja pada masa
pendudukan Jepang. Romusha dipekerjakan untuk membangun prasarana perang seperti kubu-
kubu pertahanan, jalan raya, dan lapangan udara. Adapula Romusa yang diperjakan di pabrik-
pabrik dan Pelabuhan. Pengarahan Romusha ini dilakukan untuk mendukung kepentingan perang
Jepamg. Pemerintah Jepang melaksanakan Romusa dengan cara merekrut pemuda desa, petani,
dan penduduk yang tidak memiliki pekerjaan. Peraturan Mengernai Romusha dikeluarkan oleh
Naimubu (departemen urusan umum). Naimubu menetapkan Romusa harus berusia 16-45 tahun.
Naimubu juga membentuk badan rektrumen tenaga Romusa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar 3 berikut.

4
Gambar 3
Pulau Jawa menjadi tempat utama untuk mengarahkan tenaga kerja paksa secara besar-
besaran. Pada awalnya para Romusha melalukan seluruh pekerjaan dengan sukarela karena
mereka masih terpengaruh propaganda “kemakruran bersama Asia Timur Raya”. Pada
September 1944 sekira 500 Romusha dengan sukarela bekerja. Romusa ini terdiri atas para
pegawai tinggi, pegawai menengah, serta golongan terpelajar dibawah pimpinan Soekarno. Para
pekerja itu menyebut pekerjaan mereka sebagai “pekan pejuang mati-matian”.
Dalam perkembangannya, Romusha diperlakukan secara buruk. Untuk menyelapkan
ketakukan penduduk, sejak 1943 Jepang melanjarkan kampanye sebagai usaha pengerahan
Romusa yang semakin sulit. Dalam kampanye itu, para pekerja Romusha mendapat julukan
“prajurit ekonomi” atau “pahlawan pekerja”. Yang digambarkan sebagai orang-orang yang
sedang menunaikan tugas suci menenangi perang Asia-Timur Raya.

Gambar 4

Mereka memaksa Mereka memaksa rakyat, terutama para petani, untuk mengerjakan
berbagai hal. Mulai dari terjun ke medan perang, membangun berbagai benteng, penjara, dan lain
sebagainya.

Para pekerja romusha direkrut dengan paksa. Setiap kepala daerah harus menyetorkan data
laki-laki usia produktif, setelah itu mereka akan dipanggil untuk menjadi romusha. Saat
panggilan datang, keluarga harus merelakan mereka, karena sering kali para pekerja tersebut
tidak kembali lagi ke rumahnya.

5
Setelah menjadi romusha, mereka akan diberi pakaian "seragam" berupa karung goni yang
berkutu. Setiap hari para pekerja paksa itu harus melakukan tugas yang berat tanpa istirahat dan
makanan yang cukup. Tubuh mereka pun kurus dan lemah, namun tetap harus bekerja dengan
berat.

Para tentara Jepang pun mengawasinya setiap waktu. Cambuk, pentungan logam, dan
berbagai senjata siap untuk diayunkan kapan saja ketika ada romusha yang melawan, berusaha
melarikan diri, atau mencuri waktu istirahat. 

c. Membuat Rakyat Indonesia Hidup Secara Tak Manusiawi

Para penjajah Jepang memiliki cara yang licik untuk mengelabui rakyat Indonesia. Mereka
datang mengaku sebagai "saudara tua" bangsa kita untuk mendapatkan simpati. Tak hanya itu,
janji kemerdekaan juga digemborkan di awal kedatangan, sehingga rakyat memercayainya. 

Namun ternyata, semua kebaikan itu hanya berlangsung dalam waktu yang singkat. Tak
lama setelah Jepang menduduki Banten, makanan, obat-obatan, pakaian, dan berbagai barang
kebutuhan lainnya menghilang dari pasar.

Akibatnya, rakyat pun sangat menderita. Mereka terpaksa makan seadanya dan mengenakan
karung goni sebagai
alat penutup tubuh.
Belum lagi jika sakit, tak
ada obat yang bisa
diakses, sehingga
rakyat
menggunakan tumbuh-
tumbuhan herbal
seadanya. Untu k lebih
jelasnya dapat dilihat
pada gambar 5 berikut.

Gambar 5

6
d. Membangun Penjara Penjara Yang Tidak Manusiawi

Jepang juga terkenal dengan penjara-penjaranya yang tak kenal ampun dan tidak
manusiawi. Salah satu contohnya adalah penjara bawah tanah yang ada di Lawang Sewu,
Semarang, Jawa Tengah. 

Bangunan
tersebut awalnya
dibuat oleh
pemerintah
Belanda untuk kantor
kereta api. Namun saat
Jepang menguasai
Indonesia, ia

dialihfungsikan menjadi penjara. Terdapat dua macam penjara yang terkenal di Lawang Sewu,
yakni penjara jongkok dan berdiri. 

Penjara jongkok dibuat seperti bak dengan tinggi 50 sentimeter. Para tahanan harus
jongkok di dalamnya. Seakan tak cukup kejam, bak tersebut diisi air yang mencapai leher lalu
ditutup dengan besi. 

Sementara penjara berdiri dibuat dengan ukuran 1 x 1 meter. Ruangan tersebut biasanya
diisi oleh delapan orang. Para tahanan yang berasal dari pribumi maupun warga Belanda harus
berdiri berdesak-desakan di dalamnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 6 berikut.

Gambar 6

e. Menyiksa dan Membiarkan Tahanan Mati Kelaparan

7
S
eakan
penjara
yang

dibuatnya tak cukup menyiksa, para penjajah Jepang juga terkenal sering membiarkan
tahanannya mati kelaparan. Para sipir dengan sengaja tidak memberikan makanan kepada
tahanan selama berhari-hari.

Ketika diberi pun, makanan tersebut tidak cukup untuk memenuhi nutrisi yang diperlukan.
Ini terjadi karena penjajah Jepang menganggap penjara adalah tempat untuk menyiksa, bukan
hanya menahan. Maka tak heran jika banyak tahanan yang mati sebelum dieksekusi. 

Belum lagi, tahanan juga sering mendapatkan siksaan dari Kempeitai, polisi militer
Jepang yang sangat sadis. Mereka tak ragu mengeluarkan berbagai metode untuk menyiksa
orang. Mulai dari mencambuk, menggantung tubuh secara terbalik, memukul dengan pentungan
logam, dan lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 7 berikut.

Gambar 7

f. Diduga Menyuntikkan Virus dan Bakteri Terhadap para Tahanan

8
Tak banyak yang tahu bahwa penjajah Jepang juga menggunakan senjata biologis
untuk upaya memenangkan Perang Dunia II. Metode ini disebut sebagai operasi Unit 731 yang
memiliki laboratorium di Harbin, Tiongkok. 

Mereka sering melakukan uji coba obat kimia, virus, dan bakteri terhadap manusia. Misalnya
dengan menyuntikkan bakteri sifilis kepada wanita hamil, meledakkan bom untuk melihat
efeknya pada manusia, membedah tahanan tanpa bius, dan lain-lain

Walaupun menurut sejarah, orang Tingkok yang sering menjadi “kelinci


percobaannya”, banyak ahli yang mengatakan bahwa Indonesia juga tak luput dari sasaran Unit
731. Dilansir Historia, salah satunya terjadi di markas romusha Klender, Jakarta.

Sekitar tahun 1942-1943, ratusan pekerja paksa tiba-tiba ditemukan dalam kondisi
yang kritis dan menunjukkan gejala tetanus. Hal yang sama ditemukan pada romusha Surabaya
dan Kalimantan. Diduga Unit 731 terlibat ketika para tentara memberikan injeksi imunisasi
kepada romusha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 8 berikut.

Gambar 8

g. Tragedi Mandor Berdarah, Pembantaian Massal Jepang di Indonesia

Pembantaian yang paling tak terlupakan di masa penjajahan Jepang adalah Tragedi Mandor
Berdarah yang terjadi di Mandor, Kalimantan Barat. Peristiwa ini terjadi pada 28 Juni 1944.

Diawali dengan rasa benci rakyat yang memuncak terhadap Jepang, muncullah sebuah
kelompok antifasisme. Mereka berencana untuk berpura-pura kerja sama dengan pemerintah
Jepang. Kelompok tersebut terdiri dari generasi unggulan Kalimantan, mulai dari cendekiawan,
politisi, tokoh agama, dan lain sebagainya.

9
Jepang pun mengakomodasinya dengan membentuk Nissinkai, organisasi politik yang
bertujuan untuk mendukungnya. Namun tokoh di dalamnya diam-diam memata-matai
pergerakan Jepang untuk melakukan serangan balik. 

Sayangnya, gerakan bawa tanah mereka ketahuan. Semua tokoh Nissinkai, keluarga,
kerabat, dan siapa pun yang terlibat di dalamnya diciduk. Dengan mata tertutup dan tangan
terikat, mereka dibawa ke tempat tersembunyi dan dibunuh dengan cara dipenggal atau ditembak
mati. Tercatat korban peristiwa ini mencapai ribuan orang yang terdiri atas generasi unggulan
Kalimantan Barat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gamabar 9 berikut ini.

Gambar 9

h. Menjadikan Para Perempuan Sebagai Budak Seks atau Jugun Lanfu

Terakhir yang sering terlupakan adalah Jepang menciptakan Jugun Ianfu. Ini merupakan
istilah yang diberikan untuk memanggil para perempuan yang dijadikan budak pelacuran paksa
untuk tentara Jepang. Korbannya mayoritas berasal dari Korea, Malaysia, Tiongkok, dan tak
terkecuali Indonesia. 

10
Perempuan-perempuan itu dijemput paksa dari keluarganya dan ditempatkan dalam sebuah
rumah yang disebut sebagai "rumah bordil". Tujuannya adalah untuk mempermudah tindak
perkosaan di setiap wilayah yang didiami oleh tentara Jepang. Di dalamnya, tak hanya
perempuan Indonesia, mereka juga menahan perempuan keturunan Tiongkok, Belanda, Prancis,
dan Portugis. 

Para etika akan etika setiap harinya untuk memperkosa mereka. Bahkan mereka juga tak
ragu memukul, menampar, dan bahkan menikamnya hingga mati etika perempuan itu melawan.
Suntik kontrasepsi yang tidak dilakukan secara steril juga sering dilakukan agar para Jugun Ianfu
tidak hamil. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambat 10 berikut.

Gambar 10

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
11
Kedatangan Jepang pada akhir 1941 mengawali penjajahannya atas Indonesia. Meski
menjajah dalam waktu singkat, yakni antara 1942 hingga 1945, Jepang memerintah dengan
sangat kejam. Kedatangan Jepang dibarengi dengan propaganda Tiga A, yakni Jepang
Cahaya, Pemimpin, dan Pelindung Asia. Selain itu, Jepang juga mengaku sebagai saudara tua
dari Indonesia. Adapun beberapa bentuk penindasan Jepang terhadap bangsa Indonesia yaitu;
Penerapan Sistem Ekonomi Perang, Pengarahan Romusha, Membuat Rakyat Indonesia
Hidup Secara Tak Manusiawi, Membangun Penjara Penjara Yang Tidak Manusiawi,
Menyiksa dan Membiarkan Tahanan Mati Kelaparan, Diduga Menyuntikkan Virus dan
Bakteri Terhadap para Tahanan, Tragedi Mandor Berdarah, Pembantaian Massal Jepang di
Indonesia, dan Menjadikan Para Perempuan Sebagai Budak Seks atau Jugun Lanfu.

3.2 Saran
Bangsa Indonesia harus belajar banyak dari pengalaman bangsa Jepang, terutama dalam
hal bagaimana bangs aitu membangun perekeonomiannya. Tentu saja dalam belajar itu, bangsa
Indonesia harus melihat perbedaan-perbedaan poleksosbudmil antara bangsa Jepang dan Bangsa
Indonesia. Walaupun bangsa Jepang memiliki cara-cara yang keras akan tetapi bangsa Jepang
memiliki keberuntungan-keberuntungan tertentu seperti, sifat yang homogen dan bantuan IPTEK
dan keamanan Amerika Serikat. Sehingga bangsa Jepang relatif bisa melakukan cultural
brrowing tanpa menanggung beban dislokasi social yang berat.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Semester 2 – Intan


Pariwara

12
https://www.idntimes.com/science/discovery/amp/izza-namira-1/bukti-
kekejaman-penjajah-jepang?page=all#page-2
https://www.kompas.com/stori/read/2022/06/16/080000679/kekejaman-
jepang-di-indonesia?page=all
https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/26/190000979/mengapa-tentara-
jepang-sangat-kejam-?page=al

13
1

Anda mungkin juga menyukai