Penyusun:
Charity Dinda Aghnia
02040922005
Dosen Pengampu:
Dr. H. Mohammad Nu’man, M.Ag.
charitydindaaghnia@gmail.com
Pendahuluan
System pendidikan yang dijalankan pada zaman modern ini tak mungkin jika
terlepas dari keikutsertaan kurikulum yang artinya semua kegiatan pendidikan
1
Masykur, Teori dan telaah Pengembangan Kurikulum, (Bandar Lampung” Aura Cv. Anugrah Utama
Raharja, 2019, hal 11.
2
Syamsul Bahari, ‘Pengembangan Kurikulum Dasar dan Tujuannya’, Jurnal Ilmiah Islam Futura, Vol.
XI, No. 1, (Agustus, 2011), hal 20.
berkaitan dengan kurikulum. Dalam kurikulum itulah tersimpul segala sesuatu yang
harus dijadikan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan.3
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat studi pustaka (library
research) yang menggunakan buku, dan literature-literature lainnya sebagai objek yang
utama, jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, yaitu penelitian
3
Burhan Nurgiyantoro, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah (Yogyakarta: BPFE), hal. 1.
4
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1997), 38.
5
Besse Wahida, ‘Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Pada IAIN Pontianakan’, Jurnal Al-Atsar
STAI Mempawah, Vol. 07, No. 01, (2017) hal. 9.
yang menghasilkan informasi berupa catatan dan data deskriptif yang di dalam teks
yang diteliti.
Pembahasan
6
Nur Chotima, ‘Urgensi Filsafat Bahasa dalam Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab’, Jurnal Turats,
2018, hal. 14.
7
Ibid, hal. 18.
Di Indonesia, kurikulum kerap mengalami berbagai perubahan. Segala
perubahan tersebut akibat adanya perubahan kebutuhan kompetensi, sehingga
mempengaruhi keberlangsungan pendidikan kedepannya.8 Perubahan orientasi, desain,
model dan lain sebagainya dengan tujuan utama untuk meningkatkan mutu dan kualitas
pendidikan nasional serta mesejajarkan dengan pendidikan-pendidikan yang ada di
dunia.9
Kurikulum merdeka mulai diuji coba tahun 2020 dan diterapkan dari tahun
2022 dengan konsep kemandirian. Konsep pembelajaran mandiri merupakan bentuk
pengembangan strategi pemerintah untuk mengembalikan system pendidikan nasional
yang mandiri sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat dari mulai proses
pembelajaran hingga penilaian.10 Perancangan kurikulum merdeka telah dikaji
berdasarkan keselarasan antara kebijakan kurikulum di tingkat nasional yang lebih
abstrak dengan pengembangan kurikulum di satuan pendidikan sampai dengan
kurikulum yang benar dipelajari oleh peserta didik.11
8
Tono Supriatno Nugraha, ‘Kurikulum Merdeka untuk Pemulihan Krisis Pembelajaran’, Inovasi
Kurikulum, Vol. 19, No. 2,
9
Farah Dina Insani, ‘Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia Sejak Awal Kemerdekaan Hingga
Saat Ini’, Assalam: Jurnal Studi Hukum Islam dan Pendidikan, Vol. 3, No. 1.
10
Muhammad Reza Arviasyah, Ageng Shagena, ‘Efektivitas dan Peran Guru dalam Kurikulum Merdeka
Belajar’, Jurnal Lentera, Vol. 17, No. 1 (2022) hal. 45.
11
Chizmi Zahrotul Fitriyah, Rizki Putri Wardani, ‘Paradigma Kurikulum Merdeka Bagi Guru Sekolah
Dasar’, Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 12, No. 3 (September, 2022) hal. 239.
pembelajaran berbasis project-based learning untuk mendukung karakter peserta didik
sesuai dengan profil pancasila.12
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa konsep kurikulum merdeka belajar
ini merupakan kurikulum yang bebas dan tidak terikat, yang mana memberikan luang
bagi peserta didik untuk lebih berkembang dan kreatif dalam proses belajar. Peserta
didik juga akan mendapatkan kesempatan untuk belajar lebih fleksible, dan dalam
keadaan yang tidak selalu formal, lebih interaktif, meningkatkan soft skills maupun
hard skills, sehingga diharapkan mampu meningkatkan kompetensi lulusan dan lebih
siap dan relevan sesuai dengan kebutuhan zaman serta memiliki karakter sesuai dengan
nilai-nilai pancasila.
12
Mohammad Rifqi Hamzah, Yuniar Mujiwati, Intan Mazidha Khamdi, M. Ibnu Usman, M. Zainal
Abidin, ‘Proyek Profil Pelajar Pancasila sebagai Penguatan Pendidikan Karakter Pendidikan Karakter
pada Peseta Didik’, Jurnal Jendela Pendidikan, Vol. 2, No. 04 (2022) hal. 555.
Pengembangan implementasi kurikulum pada Madrasah Ibtidaiyah dapat
dilakukan antara lain: (1) Menambah beban belajar berdasarkan pertimbangan
kebutuhan peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, social, budaya, dan
ketersediaan waktu. (2) Merelokasi jam pelajaran pada mata pelajaran tertentu untuk
mata pelajaran lainnya sebanyak-banyaknya 6 jam pelajaran untuk keseluruhan
relokasi, (3) Menyelenggarakan pembelajaran terpadu (Integrated Learning) dengan
pendekatan kolaboratif.13
Pembelajaran bahasa Arab pada jenjang MI, Mts, MA/MAK diharapkan dapat
membantu peserta didik berhasil mencapai kemampuan berkomunikasi dalam bahasa
Arab sebagai bagian dari life skills. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran
bahas Arab umum adalah pendekatan berbasis teks (genrebased approach), yakni
pembelajaran difokuskan pada teks, dalam berbagai moda, baik lisan, tulisan, visual,
audio, maupun multimodal. Tahapan dalam pendekatan berbasis teks ada empat, yaitu:
13
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemeneterian Agama Republik Indonesia, Keputusan Menteri
Agama Nomor 184 tahun 2019 Tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Pada Madrasah, (Jakarta),
hal. 19.
14
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Capaian
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Kurikulum Merdeka pada Madrasah (2022),
hal. 91.
ditulis atau dibicarakan. Pada tahapan ini, guru juga membangun konteks
budaya dari teks yang diajarkan.
2. Modelling of the Text (MOT): Guru memberikan model/contoh teks sebagai
acuan bagi peserta didik dalam menghasilkan karya, baik secara lisan
maupun tertulis.
3. Joint Construction of the Text (JCOT): Guru membimbing peserta didik dan
bersama-sama memproduksi teks.
4. Independent Construction of the Text (ICOT): Peserta didik memproduksi
teks lisan dan tertulis secara mandiri.
15
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Capaian
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab … hal. 92.
Arab di Madrasah Ibtidaiyah menggunakan metode ceramah, lalu dilanjutkan dengan
praktik membaca, menulis, atau mengerjakan soal latihan.
16
Kementerian Agama Republik Indonesia, ‘Keputusan Menteri Agama Nomor 184 Tahun 2019 tentang
Pedoman Implementasi Kurikulum Pada Madrasah’, 2019.
17
Rika Lutfiana Utami, ‘Desain Kurikulum Bahasa Arab di Indonesia’, EL-IBTIKAR: Jurnal Pendidikan
Bahasa Arab, Vol. 9, No. 1 (2020), hal 108.
18
Dairsy Syafaah, ‘Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab Pada Prodi Bahasa dan Sastra Arab IAIN
Tulungagung dalam menghadapi Tantangan Era Industri 4.0’, Prosiding Konferensi Nasional Bahasa
Arab, Vol. 5, No. 5 (2019) hal. 852.
19
Muhammad Jafar Shodiq, ‘ Pembelajaran Bahasa Arab Aktif-Inovatif Berbasis Multiple
Intellegences’, Al-Mahara: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, Vol. 4, No. 1 (26 June 2018) hal. 39.
Kesimpulan
konsep kurikulum merdeka belajar merupakan kurikulum yang bebas dan tidak
terikat, yang mana memberikan luang bagi peserta didik untuk lebih berkembang dan
kreatif dalam proses belajar. Peserta didik juga akan mendapatkan kesempatan untuk
belajar lebih fleksible, dan dalam keadaan yang tidak selalu formal, lebih interaktif,
meningkatkan soft skills maupun hard skills, sehingga diharapkan mampu
meningkatkan kompetensi lulusan dan lebih siap dan relevan sesuai dengan kebutuhan
zaman serta memiliki karakter sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Hal ini berkaitan
dengan KMA Nomor 183 dan KMA 184. KMA Nomor 183 bertujuan untuk
pengembangan kurikulum PAI dan Bahasa Arab dalam mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki pola piker dan sikap keagamaan yang moderat, inklusif,
berbudaya, religious serta memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga
Negara yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, produktif, kreatif, inovatif, dan
kolaboratif serta mampu menjadi bagian dari solusi terhadap berbagai persolan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.