Anda di halaman 1dari 48

PROPOSAL

EFEKTIVITAS TERAPI MEWARNAI GAMBAR TERHADAP


PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA
PRA SEKOLAH DI PERUMAHAN DHARMAWANGSA
RT 002 / RW 003 KELURAHAN BEKASI UTARA

RANGGA ADITIA RAMADHAN


19041

AKADEMI KEPERAWATAN RSP TNI AU


JAKARTA
2022
PROPOSAL
EFEKTIVITAS TERAPI MEWARNAI GAMBAR TERHADAP
PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA
PRA SEKOLAH DI PERUMAHAN DHARMAWANGSA
RT 002 / RW 003 KELURAHAN BEKASI UTARA

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan


Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

RANGGA ADITIA RAMADHAN


19041

AKADEMI KEPERAWATAN RSP TNI AU


JAKARTA
2022

i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Rangga Aditia Ramadhan
NIM : 19041
Program Studi : Diploma III Keperawatan
Institusi : Akademi Keperawatan RSP TNI AU

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa proposal yang saya tulis ini adalah benar-

benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambilan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya

sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat di buktikan proposal ini hasil

jiplakan. Maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Jakarta , 15 Maret 2022


Pembuat pernyataan

Rangga Aditia Ramadhan

Mengetahui :

Pembimbing Penguji

Ns. Fitri Anggraeni, S.Kep., Ns.Imelda Pujiharti, S.Kep.


M.Kes M.Kep., Sp. Kep.An., MH

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal oleh Rangga Aditia Ramadhan, NIM 19041 dengan judul “Efektivitas
terapi mewarnai gambar terhadap perkembangan motorik halus pada anak
usia prasekolah di perumahan Dharmawangsa RT 002 / RW 003 Kelurahan
Bekasi Utara” telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Jakarta, 15 Maret 2022

Pembimbing Penguji

Ns. Fitri Anggraeni, S.Kep., Ns. Imelda Pujiharti, S.Kep.,


M.Kes M.Kep., Sp.Kep.An., MH

Mengetahui :
Direktur Akademi Keperawatan RSP TNI AU

Letkol (Purn) Ns. Ikin Tasikin, S.Kep., S.Pd., MM

iii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini yang

berjudul “Efektivitas terapi mewarnai gambar terhadap perkembangan

motorik halus pada anak usia prasekolah di perumahan Dharmawangsa RT

002 / RW 003 Kelurahan Bekasi Utara”

Proposal ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan program

pendidikan Diploma III Keperawatan di Akademi Keperawatan RSP TNI AU

Jakarta. Selama proses penyusunan makalah ini penulis mengalami berbagai

hambatan dan rintangan, namun berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak

akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada

yang terhormat :

1. Dinas Pendidikan TNI AU yang telah mengizinkan kami untuk mengikuti

perkuliahan di Akademi Keperawatan RSP TNI AU Jakarta.

2. Letkol Kes (Purn) NS.Ikin Tasikin, S.Kep., S.Pd., MM Selaku direktur

Akademi Keperawatan RSP TNI AU.

3. Ns. Fitri Anggraeni, S.Kep., M.Kes selaku Pembimbing dan penguji I

yang telah memberikan bantuan dan masukan untuk penulis dalam

menyusun karya tulis ilmiah ini.

iv
4. Ns. Imelda Pujiharti, S.Kep. M.Kep., Sp.Kep.An., MH selaku Selaku

Penguji II yang telah memberikan banyak kritik dan saran demi

kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

5. Seluruh staf pendidikan Akademi Keperawatan RSP TNI AU.

6. Keluarga, khususnya Ibu saya Eti Nurlaela Sari, Papih Dodi, Emih

Sumarni yang selalu memberikn doa dan suport dukungan , serta restu

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini.

7. Calon pendamping hidup saya Efiana yang senantiasa selalu memberikan

dukungan , semangat serta motivasi sehingga penulis mampu berjuang

kembali dalam menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini.

8. Sahabat saya “ Simbiosis Mutualisme” Yudi yusup syaripudin, Dwi

Kurnianto, Fikri Ilham Risyahni. Chaiurunnisa Muzanti , Windyah

Gustiani, Ariani Mustika ” terima kasih sudah menjadi sahabat terbaik dan

selalu mensuport satu sama lain dan selalu berjuang bersama sama.

9. Angkatan 2019 , terima kasih atas kebersamaannya satu rasa yang tidak

tergantikan.

10. Dan semua pihak yang telah membantu sehingga dapat menyelesaikan

penulisan karya tulis ilmiah ini

v
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih jauh dari

kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun guna kesempurnaan proposal ini dimasa yang akan

datang semoga proposal ini dapat memberikan manfaat bagi tenaga

kesehatan khususnya bidang keperawatan serta mahasiswa/I Akademi

Keperawatan RSP TNI AU pada umumnya

Jakarta, ..... Maret 2022

Penulis

Rangga Aditia Ramadhan

vi
DAFTAR ISI

PROPOSAL..............................................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...............................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan Studi Kasus.......................................................................................4
D. Manfaat Studi Kasus.....................................................................................4
BAB II......................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................6
A. Konsep perkembangan motorik halus...........................................................6
B. Konsep Bermain..........................................................................................14
C. Konsep Mewarnai Gambar.........................................................................16
D. Konsep Anak Prasekolah............................................................................18
BAB III..................................................................................................................20
METODOLOGI STUDI KASUS..........................................................................20
A. Rencana Studi Kasus...................................................................................20
B. Subjek Studi Kasus.....................................................................................20
C. Fokus Studi.................................................................................................21
D. Lokasi Dan Waktu Studi.............................................................................21
E. Definisi Operasional Fokus Studi...............................................................22
F. Instrumen Studi Kasus................................................................................22
G. Metode Pengumpulan Data.........................................................................23
H. Analisa Data dan Penyajian Data................................................................25
I. Etika Studi Kasus........................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27
LAMPIRAN...........................................................................................................30
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada usia prasekolah, kemampuan imajinasi dan belajar sangatlah

besar. Kegiatan menggambar merupakan sarana yang tepat dan sesuai untuk

anak usia prasekolah dalam rangka mengaktualisasikan, mengekspresikan diri,

dan membantu anak untuk mengembangkan serta meningkatkan imajinasi

melalui kegiatan mengeksplorasi warna, dan bentuk dengan media

menggambar dengan sesuka hatinya, bebas, spontan, kreatif, unik, dan bersifat

individual. Masa kanak-kanak merupakan lahan yang subur untuk

menumbuhkan kreativitas pada anak. Kebiasaan menggambar dan mewarnai

dapat memberikan manfaat-manfaat yang baik untuk meningkatkan motorik

halus pada anak. (Lestari, 2018).

Anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan proses dan tahapan

tumbuh kembangnya. Menurut usia, tumbuh kembang anak dibagi menjadi

berbagai tahapan. Masa prenatal (masa janin dalam kandungan), masa bayi

(masa bayi sampai umur 3 tahun), masa prasekolah (3-6 tahun), masa sekolah

atau praremaja (6-11 tahun), masa remaja (11- 20 tahun). (Soetjiningsih,

2015).

Dunia anak merupakan dunia tempat bermain. Melalui kegiatan

bermain semua aspek perkembangan anak ditumbuhkan sehingga anak-anak

menjadi lebih sehat sekaligus cerdas. Dengan mengajak anak bermain pada

1
2

usia prasekolah telah terbukti mampu meningkatkan perkembangan dan

mental anak. (Dian adriana dalam Dewi Safitri, 2021).

Kemampuan motorik halus perlu diasah, kemampuan ini akan

memudahkan anak dalam melakukan kegiatan dasar sehari-hari, seperti

makan, menulis, atau menggunting kertas untuk keperluan sekolah. Anak-anak

dengan kemampuan motorik halus yang tidak terlatih, umumnya memiliki

tingkat kepercayaan diri yang rendah. (Oktaviani, 2018).

Untuk mengembangkan keterampilan motorik halus dan mencegah

rasa bosan pada anak, dapat diberikan rangsangan berupa kegiatan yang

menarik agar anak dapat belajar dengan bersemangat. Kegiatan yang dapat

dilakukan adalah bermain puzzle, memotong, membuat cerita gambar tempel,

menempel gambar, menjahit, menggambar/menulis, menghitung, membuat

gambar tempel, mencampur warna, dan menggambar dengan jari (finger

painting). (Sulistyawati, 2014).

permainan tebak benda, merangkai puzzle, menarik dan mendorong,

bermain play dough, menempelkan stiker, membalikkan halaman buku satu

persatu, mencoret-coret, menggunting kertas, melipat kertas, menyusun balok

dan masih banyak lagi. (Yuniarti, 2015).

Terapi mewarnai gambar merupakan salah satu terapi yang dapat

membantu anak dalam mengekspresikan perasaan cemas, takut, sedih, tertekan

dan emosi. (Arifin dan Udiyani, 2019).

Menurut World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa 2-

25% anak-anak usia prasekolah menderita disfungsi otak minor, termasuk


3

gangguan perkembangan motorik halus, di Indonesia sekitar 16% anak

mengalami gangguan perkembangan motorik halus. Perkembangan motorik

halus melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot

kecil. Cara menstimulus motorik halus pada anak memiliki fungsi yang sangat

besar yaitu untuk meningkatkan pergerakan aktivitas halus seperti menulis,

menggambar, dan mengetik. Dampak yang akan terjadi apabila anak

mengalami gangguan dalam perkembangan motorik halus yaitu dapat

menyebabkan cerebral palcy.

Menurut Depkes RI (2013) menyatakan, telah melakukan skrining

perkembangan di 30 provinsi di Indonesia di antaranya (Jawa Barat,

Lampung, dan Sumatera Selatan) dan dilaporkan 45,12% bayi mengalami

gangguan perkembangan. Selain itu, hampir 30% anak di Jawa Barat

mengalami keterlambatan perkembangan dan sekitar 80% diantara-Nya

disebabkan oleh kurangnya stimulasi.

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti pada tanggal 05 Maret 2022,

jumlah anak usia prasekolah 4-5 tahun berjumlah 5 anak di RT 002 / RW 003

Kelurahan Bekasi Utara.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil judul karya tulis

ilmiah tentang “Efektivitas terapi mewarnai gambar terhadap

perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di perumahan

Dharmawangsa RT 002 / RW 003 Kelurahan Bekasi Utara”. Untuk

memenuhi tugas akhir program studi Diploma III Keperawatan di Akademi

Keperawatan RSP TNI AU.


4

B. Rumusan Masalah

“Mengetahui Bagaimana Efektivitas terapi mewarnai gambar terhadap

perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di perumahan

Dharmawangsa RT 002 / RW 003 Kelurahan Bekasi Utara”.

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan dari penelitian untuk mengetahui bagaimana

efektivitas terapi mewarnai gambar terhadap perkembangan motorik halus

pada anak usia prasekolah di perumahan Dharmawangsa RT 002 / RW 003

Kelurahan Bekasi Utara.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui perkembangan motorik halus anak usia prasekolah

sebelum dilakukan terapi mewarnai gambar.

b. Mengetahui perkembangan motorik halus anak usia prasekolah

sesudah dilakukan metode terapi mewarnai gambar .

c. Menganalisa perbedaan perkembangan motorik halus pada anak usia

prasekolah sebelum dan sesudah dilakukan terapi mewarnai gambar.

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi Masyarakat

Memberi pengetahuan kepada masyarakat mengenai efektivitas

terapi mewarnai gambar terhadap perkembangan motorik halus anak

prasekolah.
5

2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi

Menambah Keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang

keperawatan anak, dalam aktivitas terapi mewarnai gambar terhadap

perkembangan motorik halus pada anak prasekolah.

3. Bagi Penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan Karya Tulis

Ilmiah Khususnya studi kasus tentang aktivitas terapi mewarnai gambar

terhadap perkembangan pada anak prasekolah.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep perkembangan motorik halus

1. Definisi Perkembangan

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang

lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan

bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Perkembangan merupakan hasil

interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan neuromuskuler,

kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Ke semua fungsi tersebut

berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh. (Saurina, 2016).

2. Perkembangan Motorik Halus

Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian

tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, karena itu tidak begitu

memerlukan tenaga. Keterampilan motorik halus merupakan kegiatan yang

menggunakan otot halus pada kaki dan tangan. Gerakan ini memerlukan

kecepatan, ketepatan, dan keterampilan menggerakkan. (Susanto, 2015).

Gerakan motorik halus mempunyai fungsi yang sangat penting,

motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh

tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja. Oleh karena itu gerakan di

dalam motorik halus tidak membutuhkan tenaga akan tetapi membutuhkan

koordinasi yang cermat serta teliti. (Fina Surya, 2020).

6
7

3. Prinsip Perkembangan

Prinsip perkembangan diantaranya adalah perkembangan

bergantung pada aspek kematangan susunan saraf manusia yaitu semakin

sempurna kematangan saraf maka semakin sempurna pola perkembangan

pada anak. Yang kedua pada proses perkembangan setiap anak adalah sama

hanya saja kecepatannya yang berbeda.

Menurut Soetjiningsih (2013), prinsip perkembangan motorik di

antaranya :

a. Perkembangan motorik bergantung kematangan otot dan syaraf.

b. Belajar keterampilan motorik tidak terjadi sebelum anak matang.

c. Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan.

d. Dimungkinkan menentukan norma perkembangan motorik.

e. Setiap individu memiliki laju perkembangan motorik yang berbeda.

4. Fungsi Keterampilan Motorik Halus

a. Menurut Sunani (2016), menjelaskan tujuan dari keterampilan motorik

halus yaitu:

1) Mampu memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan.

2) Mampu mengkoordinasikan kecepatan tangan dan mata.

3) Mampu mengendalikan emosi.

b. Menurut Ningsih,A (2015), mengemukakan tentang fungsi

keterampilan motorik melatih kelenturan otot jari tangan :

1) Memacu pertumbuhan dan perkembangan motorik halus dan

rohani.
8

2) Meningkatkan perkembangan emosi anak.

3) Meningkatkan perkembangan sosial anak.

4) Menumbuhkan perasaan menyayangi terhadap diri sendiri.

c. Menurut Sudirjo dan Alif (2018), fungsi motorik halus bagi anak yaitu:

1) Membantu anak memperoleh kemandiriannya. Keterampilan bantu

diri/kemandirian di antaranya makan, berpakaian, merawat diri,

dan mandi.

2) Membantu anak mendapatkan keterampilan sosialnya. Agar anak

dapat diterima oleh lingkungannya, maka anak harus kooperatif.

Anak memerlukan keterampilan tertentu seperti membantu

pekerjaan rumah atau membantu pekerjaan sekolah.

3) Anak mendapat keterampilan bermain. Agar anak dapat berbaur

dengan teman-teman bermainnya, anak harus mempelajari

beberapa keterampilan seperti menggambar dan melukis.

4) Anak mendapat keterampilan sekolah. Apabila keterampilan

seperti melukis, menulis, dan menggambar semakin baik dimiliki

anak maka prestasi sekolahnya pun akan semakin baik pula.

5. Perkembangan Motorik Halus Pada Anak

a. Pada Permendikbud nomor 137 tahun 2014 di jabarkan tentang standar

tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini, sebagai berikut :


9

Tabel 1.2

`Lingkup perkembangan Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak

Usia 4 – 5 tahun 1. Membuat garis vertikal,

horizontal, lengkung kiri/kanan,

miring kiri/kanan, dan lingkaran

2. Menjiplak bentuk

3. Mengkoordinasikan mata dan

tangan untuk melakukan gerakan

yang rumit

4. Melakukan gerakan manipulatif

untuk menghasilkan suatu bentuk

dengan menggunakan berbagai

media

5. Mengekspresikan diri dengan

berkarya seni menggunakan

berbagai media

6. Mengontrol gerakan tangan yang

menggunakan otot halus

(menjumput,mengelus,mencolek,

mengepal, memelintir, memilin,

memeras)

Usia 5 – 6 tahun 1. Menggambar sesuai gagasannya


10

Meniru bentuk

2. Melakukan eksplorasi dengan

berbagai media dan kegiatan

3. Menggunakan alat tulis dan alat

makan dengan benar

4. Menggunting sesuai dengan pola

5. Menempel gambar dengan tepat

6. Mengekspresikan diri melalui

gerakan menggambar secara rinci

b. Menurut Nurlaili (2019), Jenis – jenis kegiatan permainan yang dapat

meningkatkan perkembangan motorik halus anak usia prasekolah yaitu

1) Mencoret dan menarik garis

2) Membentuk

3) Menggambar dan mewarnai

4) Menggunting dan menempel

5) Melipat dan menganyam

6) Menggambar dengan jari

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Halus

Anak Usia Dini


11

Menurut Nurlaili (2019), Faktor – faktor yang mempengaruhi

perkembangan motorik halus anak usia prasekolah, anta lain

1) Faktor Genetik

Faktor ini merupakan faktor internal yang berasal dari

dalam diri anak dan merupakan sifat bawaan dari orang tua anak.

Faktor ini ditandai dengan beberapa kemiripan fisik dan gerak

tubuh anak

2) Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan merupakan faktor eksternal atau faktor

di luar diri anak. Kondisi lingkungan yang kurang kondusif dapat

menghambat perkembangan motorik halus anak, dimana anak

kurang mendapatkan keleluasaan dalam bergerak dan melakukan

latihan-latihan.

3) Kesehatan dan Gizi

Kesehatan dan gizi anak sangat berpengaruh terhadap

optimalisasi perkembangan motorik halus anak, mengingat bahwa

anak berada pada masa pertumbuhan dan perkembangan fisik yang

sangat pesat. Hal ini ditandai dengan bertambah volume dan

fungsi tubuh anak. Jika kesehatan anak yang terganggu karena

sakit akan memperlambat pertumbuhan atau perkembangan

motorik halusnya dan akan merusak sel-sel serta jaringan tubuh

anak.
12

4) Stimulasi yang tepat

Perkembangan motorik halus anak sangat tergantung pada

seberapa banyak stimulasi yang diberikan. Hal ini disebabkan

karena otot-otot anak baik otot halus anak belum mencapai

kematangan. Dengan latihan-latihan yang cukup akan membantu

anak untuk mengendalikan gerakan ototnya sehingga mencapai

kondisi motoris yang sempurna yang ditandainya dengan gerakan

halus yang lancar.

5) Pola asuh.

Ada tiga pola asuh yang dominan dilakukan oleh orang tua

yaitu pola asuh otoriter, demokratis dan permisif.

a) Pola asuh oriter

Pola asuh otoriter cenderung tidak memberikan

kebebasan kepada anak, dimana anak dianggap sebagai robot

yang harus taat pada semua aturan dan perintah yang

diberikan.

b) Pola asuh demokratis

Dimana orang tua akan memberikan kebebasan yang

terarah artinya orang tua memberikan arahan, bimbingan dan

stimulasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak, jadi

orang tua berusaha memberdayakan anak.


13

c) Pola asuh permisif sangat

Berlawanan dengan otoriter, yaitu orang tua cenderung

akan memberikan kebebasan tanpa batas pada anak dan

cenderung membiarkan anak untuk bertumbuh dan

berkembang dengan sendirinya tanpa dukungan orang tua.

Ketiga pola asuh ini tentunya akan menentukan

suasana kehidupan yang akan dialami anak dalam

kesehariannya dan tentu saja akan sangat efektif dalam

Pengembangan Motorik Halus Anak Usia Dini, hal ini

mempengaruhi proses perkembangannya di antarannya

perkembangan motorik halus.

6) Cacat Fisik

Kondisi cacat fisik yang dialami oleh anak akan

mempengaruhi perkembangan kemampuan motorik halusnya.

contohnya anak tunadaksa akan kesulitan dalam melakukan hal-

hal yang berhubungan dengan pergerakan motorik halus.

7) Stimulasi tumbuh kembang

Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik

halus yang optimal asal mendapatkan stimulasi tepat. Setiap fase

anak membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan

kemampuan mental dan motorik halusnya. stimulasi yang

diberikan adalah kegiatan yang pelaksanaannya bersifat


14

menguatkan otot-otot halus anak, Tindakan pemberian stimulasi

dilakukan dengan prinsip bahwa stimulasi merupakan ungkapan

rasa kasih sayang, bermain dengan anak dilakukan secara bertahap

dan berkelanjutan. Stimulasi ini akan menimbulkan rasa aman dan

rasa percaya diri pada anak, sehingga anak akan lebih terhadap

lingkungannya dan lebih berkembang.

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa stimulasi bermain

dengan anak sangat mempengaruhi perkembangan motorik halus-

nya, di samping itu dari berbagai hasil penelitian menunjukkan

bahwa kegiatan bermain merupakan cara belajar anak yang paling

efektif. (Nurlaili, 2019).

B. Konsep Bermain

1. Definisi bermain

Bermain merupakan aktivitas yang digunakan untuk mendapatkan

kesenangan, keriangan atau kebahagiaan. Bermain merupakan sesuatu

yang dibutuhkan oleh anak-anak dalam masa perkembangannya, baik itu

perkembangan motorik dan kognisinya. Bermain juga dapat

meningkatkan laju stimulasi perkembangan anak sehingga dapat

meningkatkan kecerdasan anak (Rosdiani,2012).

Bermain merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh anak-anak

dalam masa perkembangannya, baik itu perkembangan motorik dan

kognisinya. Bermain juga dapat meningkatkan laju stimulasi

perkembangan anak sehingga dapat meningkatkan kecerdasan anak


15

Menurut beberapa pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian

bermain adalah suatu bentuk aktivitas yang dilakukan oleh anak-anak

yang bertujuan untuk mendapatkan kesenangan, keriangan, kebahagiaan

serta baik untuk perkembangan motorik serta kognitifnya,

2. Tahapan Bermain

a. Tahapan Penjelajahan (Exploratory Stage)

Berupa kegiatan mengenai objek atau orang lain, mencoba

menjangkau atau meraih benda di sekelilingnya lalu mengamatinya.

b. Tahapan Mainan (Toy Stage)

Biasanya terjadi pada usia pra sekolah, anak-anak di Taman

Kanak-kanak biasanya bermain dengan boneka dan mengajaknya

bercakap atau bermain seperti layaknya teman bermainnya.

c. Tahap Bermain (Play Stage)

Pada masa ini jenis permainan anak semakin bertambah

banyak dan bermain dengan alat permainan yang lama kelamaan

berkembang menjadi Games, olahraga dan bentuk permainan lain

yang dilakukan oleh orang dewasa.

d. Tahap Melamun (Day dream Stage)

Tahap ini diawali ketika anak mendekati masa pubertas,

dimana anak mulai kurang berminat terhadap kegiatan bermain yang

tadinya anak sukai dan mulai menghabiskan waktu untuk melamun

dan berkhayal. Biasanya khayalannya mengenai perlakuan kurang

adil dari orang lain atau merasa kurang dipahami oleh orang lain.
16

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh anak dengan

spontan, dan perasaan gembira, tidak memiliki tujuan ekstrinsik,

melibatkan peran aktif anak, memiliki hubungan sistematik dengan

hal-hal diluar bermain dan merupakan interaksi antara anak dengan

lingkungannya, serta memungkinkan anak untuk beradaptasi dengan

lingkungannya tersebut.

3. Manfaat bermain

Bermain memberikan banyak manfaat untuk anak antara lain

kegembiraan dan hiburan, Kegembiraan atau emosi yang positif sangat

bermanfaat untuk tumbuh kembang anak dan pembentukan karakternya.

Karena dengan bermain dan mengeksplorasi lingkungan sekitar anak

dapat belajar tentang bentuk, warna, suara, tekstur, fenomena alam, dunia

satwa, dunia flora, suhu, cahaya dan sebagainya (Achroni .2012).

C. Konsep Mewarnai Gambar

1. Pengertian Mewarnai Gambar

Mewarnai merupakan kegiatan yang sangat cocok diterapkan

untuk anak usia Taman Kanak-kanak, karena mewarnai merupakan

kegiatan yang menyenangkan. Selain itu, melalui kegiatan mewarnai

dapat melatih keterampilan, kerapian dan kesabaran serta

mengekspresikan keinginannya untuk memberi atau membuat warna pada

obyek gambar menggunakan pewarna dan alat yang digunakan untuk

mewarnai dan keterampilan diperoleh dari kemampuan anak untuk


17

mengolah tangan yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga semakin

lama anak bisa mengendalikan serta mengarahkan sesuai yang

dikehendaki. Kesabaran diperoleh melalui kegiatan memilih dan

menentukan komposisi yang tepat sesuai pendapatnya, seberapa banyak

warna yang digunakan untuk menentukan komposisi warnanya.

2. Tujuan Mewarnai Gambar

Kegiatan Mewarnai Gambar bertujuan untuk mengembangkan

kemampuan motorik halus anak prasekolah diantaranya :

a. Dapat melatih otot halus yang melibatkan gerak otot kecil dan syaraf.

b. Dapat mengenal konsep warna primer (merah, kuning, biru). Dari

warna-warna yang terang seseorang dapat mengetahui kondisi emosi

anak, kegembiraan dan kondisi-kondisi emosi merek.

c. Mengenalkan konsep pencampuran warna primer. Sehingga menjadi

warna yang sekunder dan tersier.

d. Melatih keterampilan motorik halus, imajinasi, dan kreativitas.

e. Meningkatkan kemampuan berpikir dan berbuat kreatif.

3. Manfaat Mewarnai Gambar

Menurut Olivia (2013), ada banyak manfaat mewarnai gambar

bagi anak, antara lain :

a. melatih anak mengenal aneka warna dan nama-nama warna.

b. menstimulasi daya imajinasi dan kreativitas, melatih mengenal objek

yang akan diwarnai.

c. melatih anak untuk membuat target.


18

d. melatih anak mengenal garis batas.

e. melatih keterampilan motorik halus anak sebagai salah satu sarana

untuk mempersiapkan kemampuan menulis.

f. melatih kemampuan koordinasi antar mata dan tangan. Mulai dari

berbagai cara yang tepat menggenggam krayon hingga memilih

warna dan menajamkan krayon.

D. Konsep Anak Prasekolah

Anak usia prasekolah adalah anak usia antara 3-6 tahun, tumbuh lebih

hambat daripada tahun sebelumnya, dan anak prasekolah yang sehat bertubuh

ramping dan tangkap dengan poster tubuh yang tegak (Kyle dan Carman,

2014).

Anak prasekolah adalah anak yang berumur antara 3-6 tahun, pada

masa ini anak-anak senang berimajinasi dan percaya bahwa mereka memiliki

kekuatan. Pada usia prasekolah, anak membangun kontrol sistem tubuh seperti

kemampuan ke toilet, berpakaian, dan makan sendiri (Potts dan Mandeleco,

2012).
19

E. Kerangka Konsep

Terapi
Mewarnai Perkembangan
Gambar Motorik Halus

Keterangan :

: Vareabel independen

: Variabel Dependen

: Penghubung
BAB III
METODOLOGI STUDI KASUS

A. Rencana Studi Kasus

Proposal ini merupakan desain studi deskriptif, penelitian

deskriptif bertujuan untuk mendeskriptif (memaparkan) peristiwa yang

terjadi masa kini. Dengan pendekatan studi kasus dimana desain

penelitian studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup

pengkajian satu unit penelitian secara intensif. Pada penelitian ini

dilakukan pengkajian secara intensif pada anak usia prasekolah. Penelitian

dilakukan secara mendalam, dianalisis mulai dari aspek perkembangan

motorik halus anak usia prasekolah.

B. Subjek Studi Kasus

Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif.

Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling.

Teknik Purposive sampling adalah suatu teknik. penentuan dan

pengambilan sampel yang ditentukan oleh peneliti dengan pertimbangan

tertentu (Sugiyono, 2015).

Subjek pada studi kasus ini penulis akan fokuskan pada 3 orang

subjek. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi

oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel, kriteria

eksklusif atau ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai

sampel (Notoatmodjo, 2012).

20
21

1. Kriteria Inklusi

a. Anak usia 4 – 5 tahun.

b. Anak yang bisa diajak kerja sama dan kooperatif.

c. Orang tua atau pengasuh yang bersedia menandatangani informed

consent.

2. Kriteria Eksklusi

a. Subjek anak usia prasekolah < 4 tahun dan > 5 tahun

b. Anak yang tidak bisa diajak kerja sama atau tidak kooperatif.

c. Orang tua atau pengasuh yang tidak bersedia menandatangani

informed consent.

C. Fokus Studi

Fokus studi ini adalah Efektivitas terapi mewarnai gambar terhadap

perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di perumahan

Dharmawangsa RT 002 / RW 003 Kelurahan Bekasi Utara.

D. Lokasi Dan Waktu Studi

1. Lokasi

Studi kasus ini dilakukan di Perumahan Dharmawangsa, RT 002 /

RW 003. Kota Bekasi Utara

2. Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2022


22

E. Definisi Operasional Fokus Studi

Studi kasus penerapan prosedur keperawatan :

1. Perkembangan motorik halus adalah bertambahnya kemampuan

gerakan tubuh yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu

dan otot-otot kecil, karena begitu tidak memerlukan tenaga. Biasanya

kegiatan motorik halus menggunakan otot-otot pada kaki dan tangan

dan gerakan ini kecepatan, ketepatan dan keterampilan

menggerakkan.

2. Bermain bagi anak adalah prioritas utama dalam kegiatan

pembelajaran anak, melalui bermain anak dapat belajar berbagai hal

baru yang belum diketahui sebelumnya, selain itu, bermain dapat juga

menstimulasi berbagai perkembangan anak seperti fisik, motorik,

kognitif, logika, sosial, emosional, dan seni melalui bermain.

Kreativitas anak akan terbangun dan berkembang dengan maksimal.

3. Mewarnai gambar adalah suatu kegiatan kreativitas yang sangat

disenangi dan digemari oleh anak-anak, kegiatan mewarnai gambar

dapat meningkatkan kreativitas, mengembangkan daya imajinasi,

melatih konsentrasi dan melatih motorik.

F. Instrumen Studi Kasus

1. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara berinteraksi, bertanya dan mendengarkan apa yang

disampaikan secara lisan oleh responden atau partisipan. Metode ini


23

sering digunakan untuk mengetahui pendapat, pandangan,

pengalaman, atau persepsi responden tentang suatu permasalahan.

2. Lembar Observasi

Penelitian ini menggunakan lembar observasi untuk menilai

perkembangan motorik halus anak menggunakan DDST sebelum dan

sesudah dilakukan terapi bermain mewarnai gambar, terapi bermain

terdiri dari 3 pernyataan yaitu cara memegang alat untuk mewarnai,

cara menggerakkan pergelangan tangan, cara mewarnai dengan rapi.

Untuk lembar observasi yang diarsipkan yaitu anak usia 4-5 tahun.

G. Metode Pengumpulan Data

1. Persiapan

a. Meminta Perizinan dengan mengirimkan surat resmi dari Akademi

Keperawatan RSP TNI AU oleh penulis.

b. Memperkenalkan diri kepada orang tua atau pengasuh.

c. Memberikan informasi tentang tujuan penelitian dan manfaat

penelitian.

d. Melakukan kontrak waktu dengan orang tua atau pengasuh selama

3 kali pengambilan data.

e. Memberikan lembar informed consent pada orang tua atau

pengasuh, untuk mengisi atau menandatangani lembar informed

consent.
24

2)
24

2. Tahap pengumpulan Data

a. Pre Test

Melakukan pengumpulan data dan meminta kepada 3

responden untuk mewarnai gambar selama 15 menit. Peneliti mengisi

lembar observasi dengan cara mengamati responden selama

mewarnai gambar.

b. Intervensi

Peneliti mengajarkan atau menjelaskan kepada 3 responden

tentang cara memegang alat mewarnai, cara mengerakkan

pergelangan tangan, dan cara mewarnai dengan rapi selama 15 menit.

c. Post Test

Melakukan pengumpulan data setelah dilakukan intervensi,

meminta 3 responden mewarnai gambar selama 15 menit, Peneliti

mengisi lembar observasi dengan cara mengamati responden selama

mewarnai gambar.

3. Tahap Terminasi Pengumpulan Data

a. Seluruh data di analisa untuk pembuatan penerapan prosedur

keperawatan.

b. Setelah dilakukan penerapan prosedur keperawatan dibuat melalui

tindakan yang dilakukan sesuai judul studi kasus.

c. Lalu dilakukan pengamatan untuk tindakan yang sudah diberikan

tersebut.
25

H. Analisa Data dan Penyajian Data

Studi kasus ini disajikan dalam bentuk narasi dan grafik

perkembangan anak dari hasil studi kasus. Kemudian dilakukan analisis

secara deskriptif untuk mendapatkan pengaruh terapi mewarnai gambar

terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah.

I. Etika Studi Kasus

Menurut Nursalam dalam Indah Suci Destiani (2021), ada

beberapa etika studi kasus, yaitu :

1. Otonomi, merupakan hak individu untuk membuat keputusan mengenai

kesehatan mereka sendiri yang diaplikasikan dengan informed consent.

Berdasarkan prinsip tersebut penulis menyediakan informed consent

untuk ditandatangani atau disetujui oleh subjek studi bahwa telah

menyatakan ketersediaannya untuk menjadi subjek penelitian selama

penelitian berlangsung. Dalam informed consent tertulis bahwa pasien

sewaktu waktu mengundurkan diri atau tidak dapat melanjutkan studi

kasus oleh penulis, hal tersebut menyatakan bahwa penulis tidak dapat

melakukan pemaksaan atau sejenisnya terhadap subjek untuk tetap

melanjutkan sebagai studi kasus. Penulis memberikan lembar informed

consent tertulis kepada keluarga subjek dan ditandatangani oleh keluarga

subjek.

2. Beneficence, didefinisikan sebagai pengambil langkah untuk memberi

manfaat pada orang lain. selama proses studi kasus berlangsung, penulis

akan memberikan penerapan prosedur penerapan gambaran


26

perkembangan anak usia prasekolah untuk mengetahui perkembangan

anak yang dialami subjek penelitian. sehingga hal ini dapat membantu

meningkatkan kenyamanan dan menjadi manfaat untuk subjek peneliti.

hasil dari penelitian yang dilakukan penulis kepada subjek dapat

meningkatkan perkembangan motorik halus yang di mana subjek dapat

mengetahui cara-cara memegang alat mewarnai, cara menggerakkan

pergelangan tangan, dan mewarnai dengan rapi.

3. Nonmaleficence, menyatakan bahwa kita memiliki tugas etik untuk tidak

menimbulkan bahaya, penerapan studi kasus ini tidak menimbulkan

kerugian dan bagi subjek penelitian karena tidak memiliki efek samping.

sehingga pada prinsip-prinsip ini tidak menjadi kekhawatiran bagi subjek

penelitian.

4. Keadilan, menyatakan bahwa semua orang harus diberlakukan secara adil,

sesuai dengan situasi mereka dan tidak membeda-bedakan. penulis tidak

melakukan sikap diskriminasi terhadap subjek penelitian dalam

melakukan penerapan prosedur.

5. confidentiality, setiap subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data

yang diberikan harus dirahasiakan untuk perlu adanya tanpa ada nama,

(anonymity) dan rahasia (confidentiality). pada dokumentasi penulis tidak

menulis nama subjek.


DAFTAR PUSTAKA

Achroni, K. (2012). Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Melalui Permainan


Tradisional. Ypgyakarta : Jayalitera.
Apriyanti, P., Mulya, B. S. (2021). Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus.
Jurnal Kesehatan Abdurahman Palembang Vol. 10 No. 2, September 2021.
Arifin, R. F., Udiyani, R., Rini. (2019). Efektifitas Terapi Menggambar dan
Mewarnai Gambar Terhadap Kecemasan Hospitalisasi Usia Pra-Sekolah.
Jurnal Darul Azhar Vol 6, No.1 Januari 2019, 53 - 58.
Aryani, D., dan Zaly, N. W. (2021). Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai
Gambar Terhadap Kecemasan. Akademka Baiturrahim Jambi Vol 10, No
1.
Destiani, I. S. (2021). Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar Terhadap
Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia Prasekolah Di Perumahan
Taman Griya Kencana RT 06 / RW 12 Kelurahan Kencana. Akademi
Keperawatan RSP TNI AU.
Fadilah, M. (2017). Buku Ajar Bermain dan Permainan Anak Usia Dini Edisi
Pertama. Prenada Media. Dipetik 03 28, 2022, dari
https://books.google.co.id/books?
id=fja2DwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false
Indanaha, & Ningrum, Y. S. (2021). Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia
Pra-Sekolah. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.1
(2019).
Isturdiyana, R. (2019). Gambaran Kemampuan Perkembangan Psikososial Anak
Pra Sekolah Di Taman Kanak-Kanak Among Siwi Sleman. Doctoral
dissertation, Poltekes Kemenkes Yogyakatra.
Khairi, H. (2018). Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini Dari 0-6 Tahun.
Jurnal warna, 2(2), 15-28.
Maghfuroh, L., & Putri, K. C. (2017). Pengaruh Finger Painting Terhadap
Perkembangan Motorik Halus. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 10, No. 1,
Februari 2017, 36-43.
Novianti, N. (2020). Identifikasi Mewarnai Gambar Terhadap Peningkatan
Motorik Halus Pada Anak Pra Sekolah. Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surabaya.
Nurhayati. (2020). Pengaruh Kegiatan Mewarnai Gambar terhadap Kemampuan
Motorik Halus Anak TK Kelompok B. Journal of Islamic Early Childhood
Education (December, 2020) Vol. 3 No. 2, 65-73, 65-73.

27
Olivia, F. (2013). Gembira Bermain Corat. Jakarta: Kompas Gramedia.
Permendikbud Nomor 137, Tahun 2014. Tentang Standar Nasional Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD).
Rosdiani, D. (2012). Model Pembelajaran Langsung Dalam Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan. Alfabeta: Bandung.
Runtu, A. R., Rattoe, A., & Kalalo, R. S. (2021). Gambaran Tingkat Pengetahuan
Ibu Tentang Tumbuh Kembang. Jurnal Health Sains Vol. 2, No. 2,
Februari 2021, 2, 153-159.
Safitri, D. (2021). Pengaruh Metode Bermain Finger Painting Terhadap
Perkembangan Motorik HalusPada Anak Pra Sekolah Di RT02/RW10
Kelurahan Bojong Kulur Kabupaten Bogor. AKADEMI
KEPERAWATAN RSP TNI AU, BOGOR.
Saurina, N. (2015). Aplikasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Usia Nol
Hingga Enam Tahun Berbasis Android. Jurnal Buana Informatika,
Volume 7, Nomor 1, Januari 2016 : 65-74, 65-74.
Silitonga, R. L. (2014). Pengaruh Kegiatan Mewarnai Gambar Terhadap
Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Etis Landia.
Doctoral dissertation, UNIMED.
Simamora, F. A., Sasanti, S. D., Martin, A., Harahap, A., Sari, E., & Harnani, E.
S. (2021). Terapi Bermain Menggambar dan Mewarnai Pada Anak Usia
Prasekolah. Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa ( JPMA ).
Soetjiningsih. (2013). Tumbuh kembang anak (Edisi 2 ed.). Jakarta: Jakarta :
EGC, 2013.
Susanto, A. (2015). Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak-kanak. Jakarta:
Prenada Media Group.
Wibawati, F. H. (2018). Pengaruh Mewarnai Gambar Terhadap Perkembangan.
Jurnal Ilmiah Wijaya Volume 10 Nomor 2, Juli-Desember 2018.
Yuniarti, S. (2015). Asuhan Tumbuh Kembang Neonatus bayi-balita dan anak
pra-sekolah. Bandung: Refika Aditama.

28
29
SATUAN PROSEDUR OPERASIONAL, TERAPI BERMAIN MEWARNAI
GAMBAR

Alat dan Bahan : Kertas Gambar dan Crayon

Prosedur :

No Pra Interaksi
.
1 Siapkan alat dan bahan
Tahap Orientasi
2.  Beri salam dan perkenalkan diri
 Jelaskan maksud dan tujuan

Tahapan Kerja
 Membagikan kertas gambar dan crayon pada subjek
3.  Menyuruh subjek untuk mewarnai terlebih dahulu
 Mengajarkan subjek cara memegang alat mewarnai,
menggerakkan pergelangan tangan, mewarnai dengan rapi.

Terminasi
 Memberi reward pada anak atas keberhasilannya bermain
4. mewarnai gambar
 Mengucap salam penutup

Dokumentasi
5. Catat hasil kegiatan di lembar observasi

29
LAMPIRAN

RUBRIK PENILAIAN MEMEGANG ALAT MEWARNAI

No Kriteria Deskripsi Skor


.
Anak bisa memegang alat yang digunakan
BSB untuk mewarnai menggunakan dua jari telunjuk
1. dan ibu jari dengan posisi berada di tengah- 4
tengah dan cara memegang yang sudah
terampil.
Anak bisa memegang alat yang digunakan
2. BSH untuk mewarnai menggunakan dua jari telunjuk 3
serta ibu jari dengan posisi memegang berada di
tengah-tengah.
Anak bisa memegang alat yang digunakan
3. MB untuk mewarnai menggunakan dua jari telunjuk 2
serta ibu jari dengan posisi memegang terlalu ke
atas atau terlalu ke bawah.
Anak bisa memegang alat yang digunakan
4. BB untuk mewarnai menggunakan ibu jari dan satu 1
jari telunjuk saja.

RUBRIK PENILAIAN MENGGERAKAN PERGELANGAN TANGAN

No Kriteria Deskripsi Skor


.
Anak menggerakkan pergelangan tangannya ke
1. BSB kanan dan ke kiri, ke atas dan ke bawah serta 4
menggerakkannya secara memutar untuk
mewarnai gambar.
Anak menggerakkan pergelangan tangannya ke
2. BSH kanan dan ke kiri serta ke atas dan ke bawah 3
untuk mewarnai gambar.

30
Anak menggerakkan pergelangan tangannya ke
3. MB kanan dan ke kiri atau ke atas dan ke bawah 2
untuk mewarnai gambar.
Anak menggerakkan pergelangan tangannya
4. BB dengan cara mengetuk-ngetuk alat mewarnai 1
pada objek gambar yang di warnai

RUBRIK PENILAIAN MEWARNAI DENGAN RAPI

No. Kriteria Deskripsi Skor


1 BSB Anak bisa mewarnai dengan tidak keluar garis dan 4
penuh serta rapi.
2 BSH Anak bisa mewarnai dengan tidak keluar garis dan 3
penuh.
3 MB Anak bisa mewarnai dengan tidak keluar garis dan 2
dengan penuh.
4 BB Anak bisa mewarnai dengan keluar garis serta tidak 1
penuh.

Keterangan :

Berkembang Sangat Baik : (BSB)

Berkembang Sesuai Harapan : (BSH)

Mulai Berkembang : (MB)

Belum Berkembang : (BB)

LEMBAR KARAKTERISTIK ANAK

No. Nama Anak Usia Anak Jenis Kelamin

31
2

LEMBAR OBSERVASI

Pertemuan Ke : ........

Sebelum/Sesudah

Kriteria Penilaian
Memegang alat Menggerakkan Mewarnai Total Skor Persen KET
Mewarnai pergelangan dengan rapi
Nama skor maksi tase
tangan
anak mum
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 12 12 100

Jumlah
Rata-Rata

Keterangan :

BSB : Berkembang Sangat Baik : (75% - 100%)

BSH : Berkembang Sesuai Harapan : (50% - 74,99%)

MB : Mulai Berkembang : (25% - 49,99%)

BB : Belum Berkembang : (0% - 24, 99%)

32
Rata-rata kemampuan motorik halus pada anak tiap siklus :

Skor keseluruhan yang diperoleh kelompok


Persentase = x 100%
Jumlah kelompok skor maksimum

INFORMED CONSENT

(Persetujuan Menjadi Partisipan)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah
mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang
akan dilakukan oleh Rangga Aditia Ramadhan dengan judul “Efektivitas terapi
mewarnai gambar terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia
prasekolah di perumahan Dharmawangsa RT 002 / RW 003 Kelurahan
Bekasi Utara”

Saya memutuskan setuju untuk ikut berpatisipasi pada penelitian ini secara
sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan
mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa
sanki apapun.

……….,…………………….. 20…..

Saksi Yang memberikan

Persetujuan

33
……………………………. …………………………….,

Peneliti

Rangga Aditia Ramadhan

34
35
Alat dan bahan :

27
28

Anda mungkin juga menyukai