2281131005 A21
Kelompok 2
MK : Cirebon Studies
Tugas meriveuw
https://youtu.be/N8OV_aGNAto?si=Z0XO7gO2d078CgId
A. Sejarah Singkat
Syekh Syarif Hidayatullah atau dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati mempunyai peranan
penting dalam sejarah Cirebon pada masanya.
Syarif Hidayatullah tiba di Cirebon pada tahun 1470 dengan dukungan Kesultanan Demak dan
Pangeran Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana, Tumenggung pertama Cirebon dan paman
dari pihak ibu Syarif Hidayatullah. Pada tahun 1479, ia diangkat menjadi Tumenggung kedua Cirebon
dengan gelar Maulana Jati.
Sepulang dari ibadah haji ke Mekkah, Syarif Hidayatullah dan putranya Maulana Hasanuddin mulai
menyebarkan Islam melalui cara-cara yang damai dan bermanfaat. Alhasil, banyak masyarakat yang
secara sukarela memeluk dan mengamalkan agama Islam di wilayah Banten.
Pada masa ini, Prabu Nilakendra, raja Sunda, mengasingkan diri ke selatan, dan penggantinya, Raga
Mulya atau Prabu Pucuk Umun, bertempat tinggal di Pulasari (Pandeglang). Kontribusi Syarif
Hidayatullah membuat masyarakat Islam di Jawa Barat memanggilnya dengan berbagai nama.
Pada tahun 1479, Pangeran Cakrabuana karena usianya yang sudah lanjut, menyerahkan kekuasaan
Caruban kepada Syarif Hidayatullah yang diberi gelar Susuhunan yang berarti orang yang sangat
dihormati. Pada tahun pertama pemerintahannya, Syarif Hidayatullah berkunjung ke Pajajaran untuk
menemui kakeknya, Prabu Siliwangi, dan mengajaknya masuk Islam, namun Prabu Siliwangi
menolak. Syarif Hidayatullah kemudian menikah dengan Nyi Kawungten, putri Adipati Banten, dan
mereka dikaruniai seorang putra bernama Nyi Ratu Winaondan Pangeran Sebakingking.
Era Syarif Hidayatullah atau dikenal dengan Sunan Gunung Jati bisa dikatakan sebagai masa
keemasan perkembangan Islam di Cirebon. Sebelum masanya, Cirebon diperintah oleh Pangeran
Cakrabuana (1447-1479), yang mendirikan pemerintahan berdasarkan prinsip Islam. Setelah Syarif
Hidayatullah, penguasa Cirebon terus berlindung atas namanya.
Syarif Hidayatullah bukan hanya seorang ulama tetapi juga seorang Sultan Cirebon (1479-1568).
Kontribusinya terhadap penyebaran Islam di Cirebon sangat besar, dan pengaruhnya sebagai salah
satu Walisongo di Jawa sangat berperan dalam pembangunan wilayah tersebut.
Pada era Syekh Syarif Hidayatullah, Islam mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat di
Cirebon dan sekitarnya. Usahanya dalam menyebarkan agama Islam, mendirikan pesantren, dan
mengajar masyarakat setempat berkontribusi terhadap berkembangnya agama di wilayah tersebut.
B. Pengaruh Syekh Syarif Hidayatullah dalam perkembangan Islam di Cirebon
Sunan Gunung Jati berperan penting dalam membentuk perkembangan Islam di Cirebon, Indonesia.
Berikut beberapa pengaruh zamannya terhadap pertumbuhan Islam di wilayah tersebut:
Berdirinya Kesultanan Cirebon : Sunan Gunung Jati mendirikan Kesultanan Cirebon yang menjadi
negara Islam terkemuka di Jawa Barat. Kesultanan secara aktif menyebarkan Islam pada tahun-tahun
awal pembentukannya.
Penyebaran Islam: Sunan Gunung Jati adalah anggota dewan Walisongo di Jawa yang bertugas
menyebarkan Islam. Ia ditugaskan untuk berdakwah di Cirebon, Banten, dan Sunda Kelapa (sekarang
Jakarta).
Pernikahannya dengan Nyi Kawungten, putri Adipati Banten, semakin mempererat ikatannya dengan
penguasa setempat dan memudahkan penyebaran Islam di wilayah tersebut.
Pusat Pembelajaran dan Diseminasi Islam: Di bawah kepemimpinan Sunan Gunung Jati, Cirebon
menjadi kota pelabuhan pesisir yang berkembang dan pusat perdagangan dan pembelajaran Islam.
Warisan dakwah budaya: Warisan dakwah budaya atau dakwah budaya Sunan Gunung Jati terus
mempengaruhi perkembangan Islam di Cirebon. Salah satu contohnya adalah Adzan Pitu yang
merupakan salah satu bentuk warisan Syarif Hidayatullah dalam menyebarkan agama Islam di
Cirebon.
Akulturasi Hindu-Islam: Proses Islamisasi di Cirebon pada masa Sunan Gunung Jati memberikan
dampak positif bagi kehidupan masyarakat Cirebon. Namun cara hidup masyarakat pasca Islamisasi
merupakan bentuk akulturasi antara agama Hindu dan Islam Secara keseluruhan, era Sunan Gunung
Jati berperan penting dalam perkembangan Islam di Cirebon, Indonesia. Kontribusinya sebagai
ulama dan penguasa membantu membentuk lanskap keagamaan dan budaya di wilayah tersebut
pada masa itu.
C. Kehidupan masyarakat Cirebon Pada Era Syekh Syarif Hidayatullah
Sunan Gunung Jati, memainkan peran penting dalam pembangunan sosial Cirebon pada masa
kepemimpinannya. Berikut beberapa aspek penting dari kondisi sosial pada masanya:
Kemajuan Politik, Agama, dan Perdagangan : Di bawah kepemimpinan Syekh Syarif Hidayatullah,
Cirebon mengalami kemajuan pesat di bidang politik, agama, dan perdagangan.
Periode ini juga menjadi saksi penyebaran Islam ke Banten sekitar tahun 1525-1526 melalui
penempatan salah satu putra Syekh Syarif Hidayatullah, Maulana Hasanuddin.
Pengaruh Syekh Syarif Hidayatullah : Setelah Syekh Syarif Hidayatullah, para penguasa Cirebon terus
mencari perlindungan atas namanya, menyoroti dampak signifikannya terhadap wilayah tersebut
Keterbukaan Sosial dan Budaya : Kepemimpinan Syekh Syarif Hidayatullah ditandai dengan
keterbukaannya terhadap aspek sosial dan budaya. Pendekatan ini, serta penggunaan pendekatan
sosial dan budaya dalam dakwahnya, membuat ajarannya mudah diterima oleh masyarakat
setempat.
Penggunaan Pendekatan Sosial Budaya dalam Dakwah : Syekh Syarif Hidayatullah menggunakan
pendekatan sosial budaya, seperti musik gamelan, dalam upaya dakwahnya. Hal ini terlihat dari
penggunaan gamelan Sekaten di Cirebon yang berkontribusi terhadap penyebaran Islam di wilayah
tersebut.
Syekh Syarif Hidayatullah dikenal karena ilmu agamanya, kecerdasannya, wawasannya yang luas,
dan akhlaknya yang baik. Kualitas-kualitas ini kemungkinan besar berkontribusi pada efektivitasnya
sebagai pemimpin dan pengkhotbah selama berada di Cirebon.
Selain itu Kondisi perekonomian pada Masa Syekh Syarif Hidayatullah sangat berkembang pesat
sehingga Cirebon merupakan pusat perdagangan dan perniagaan yang menarik para pedagang dari
Arab ke Tiongkok.
Industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Cirebon tidak lepas dari aspek sejarah pertumbuhan dan
perkembangan kota seperti sutra.
Secara keseluruhan penyebaran agama Islam dan berdirinya Kesultanan Cirebon memberikan
dampak yang signifikan terhadap kondisi sosial dan perekonomian Cirebon pada era Syekh Syarif
Hidayatullah. Kota ini menjadi pusat perdagangan, perniagaan, dan pembelajaran Islam, dan proses
islamisasi memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat Cirebon.
D. Pencapaian Syekh Syarif Hidayatullah
Sunan Gunung Jati, memainkan peran penting dalam mencapai prestasi selama Iya memimpin
Cirebon pada abad ke-15 dan ke-16. Berikut beberapa prestasi beliau dalam memimpin Cirebon:
Berdirinya Kesultanan Cirebon : Syekh Syarif Hidayatullah mendirikan Kesultanan Cirebon yang
menjadi negara Islam terkemuka di Jawa Barat, Kesultanan secara aktif menyebarkan Islam pada
tahun-tahun awal pembentukannya.
Pusat Pembelajaran dan Diseminasi Islam: Di bawah kepemimpinan Syekh Syarif Hidayatullah,
Cirebon menjadi kota pelabuhan pesisir yang berkembang dan pusat perdagangan dan pembelajaran
Islam. Kota pelabuhan menarik para pedagang dari Arab ke Cina
Dakwah budaya: Dakwah budaya atau dakwah budaya peninggalan Syekh Syarif Hidayatullah terus
mempengaruhi perkembangan Islam di Cirebon. Salah satu contohnya adalah Adzan Pitu yang
merupakan salah satu bentuk warisan Syarif Hidayatullah dalam menyebarkan agama Islam di
Cirebon.
Akulturasi Hindu dan Islam: Cara hidup masyarakat pasca Islamisasi merupakan bentuk akulturasi
antara Hindu dan Islam
Secara keseluruhan, prestasi Syekh Syarif Hidayatullah dalam memimpin Cirebon antara lain
berdirinya Kesultanan Cirebon, penyebaran Islam, berkembangnya Cirebon sebagai pusat
perdagangan dan pembelajaran Islam, serta warisan dakwah budaya. Pengaruh dan kontribusinya
sebagai ulama dan penguasa memainkan peran penting dalam membentuk lanskap keagamaan dan
budaya di wilayah tersebut pada masa itu
Kesimpulan
Dari uraian Materi di atas kita dapat mengambil sebuah kesimpulan yaitu.
• Secara keseluruhan, era Sunan Gunung Jati berperan penting dalam perkembangan
Islam di Cirebon, Indonesia. Kontribusinya sebagai ulama dan penguasa membantu
membentuk lanskap keagamaan dan budaya di wilayah tersebut pada masa itu.