Anda di halaman 1dari 7

Ghalib Nabil Putra

220523609439
Basement/B3 – 13XB

1) Jelaskan prosedur atau tahapan pelaksanaan metode konstruksi


basement!

a. Metode Bottom up
Metode bottom-up ini merupakan metode pelasanaan konstruksi yang
dimulai dari bawah atau bagian dasar suatu struktur dan berlanjut sampai ke
paling atas secara bertahap. Metode ini termasuk metode konvensional
karena banyak sekali infrastruktur yang menggunakan metode ini dalam tahap
pembangunannya. Di sisi lain metode ini juga lebih optimal untuk proses
pembangunannya, efisien, dan kemudahan dalam Menyusun manajemen
proyeknya. Hal ini memungkinkan proyek untuk terus berlanjut secara
bertahap walaupun ada sedikit gangguan pada area pembangunan yang ada.

Urutan pengerjaan metode Bottom Up:

 Siapkan akses mobilisasi peralatan


 Pelaksanaan pondasi tiang pancang
 Pelaksanaan dinding penahan tanah
 Penggalian dan pembuangan tanah
 Dewatering
 Poer pondasi
 Tie beam dan pondasi rakit
 Lantai basement
 Dinding basement dan dilanjut struktur keatas

b. Metode Top down


Pada metode konstruksi top-down, pelaksanaan struktur basement
dilakukan dari basement yang teratas dan dilanjutkan lapis demi lapis sampai
kedalaman basement yang diinginkan yang bersamaan dengan pekerjaan
galian basement. Urutan penyelesaian balok dan pelat lantai dimulai dari atas
ke bawah dan selama proses pelaksanaan, struktur pelat dan balok tersebut
didukung oleh tiang baja yang disebut king post. King post adalah bagian dari
tiang pondasi pada posisi kolom basement, yang biasanya terbuat dari profil
baja atau dapat juga menggunakan pipa baja. King post ini berfungsi untuk
Ghalib Nabil Putra
220523609439
Basement/B3 – 13XB

mendukung pelat lantai, balok dan kolom sementara, yang nantinya diperkuat
agar berfungsi sebagai kolom permanen.

Pada metode ini dibuat dinding penahan tanah yang dikerjakan sebelum
ada pekerjaan galian tanah. Dinding penahan tanah yang biasa digunakan
berupa dinding diafragma (diaphragm wall) yang berfungsi sebagai cut off
dewatering juga sebagai dinding basement. Untuk penggalian basement
digunakan alat khusus, seperti excavator ukuran kecil. Bila struktur basement
telah selesai, maka tiang king post dicor beton dijadikan sebagai kolom
permanen. Lubang-lubang galian lantai basement yang dipergunakan untuk
pegangkutan tanah galian ditutup kembali.

Urutan Pengerjaan metode Top down:

 Pasang dinding diafragma pada titik/marking yang sudah ditentukan


 Pasang pondasi beserta kingpost
 Kerjakan plat lantai dasar
 Lakukan pengerukkan tanah
 Pengeoran lantai basement
 Kerjakan lantai basement lebih bawah lagi bersamaan dengan lantai
yang lebih atas

2) Sebutkan alat berat yang diperlukan/digunakan dalam pelaksanaan


metode konstruksi basement!
Alat berat yang digunakan:

Gambar 2.1 Excavator

Excavator digunakan untuk penggalian tanah, pemindahan material, dan


penempatan struktur pendukung seperti sheet pile atau bored pile.
Ghalib Nabil Putra
220523609439
Basement/B3 – 13XB

Gambar 2.2 Bulldozer

Bulldozer digunakan untuk meratakan tanah, mengangkat material, dan


membantu dalam proses penggalian.

Gambar 2.3 Crane

Crane digunakan untuk mengangkat dan memindahkan material berat seperti


beton prategang, dinding prefabrikasi, dan peralatan konstruksi lainnya.

Gambar 2.4 Vibro Hammer

Vibro Hammer digunakan dalam pemasangan sheet pile untuk mengebor dan
memasukkan sheet pile ke dalam tanah.
Ghalib Nabil Putra
220523609439
Basement/B3 – 13XB

Gambar 2.5 Mobil Concrete Pump

Concrete Pump digunakan untuk menuangkan beton dalam konstruksi pondasi,


struktur dinding, dan lantai basement.

Gambar 2.6 Dump Truck

Dump Truck digunakan untuk transportasi material seperti tanah galian, kerikil,
pasir, atau beton dari dan ke lokasi konstruksi.

Gambar 2.7 Jackhammer

Jackhammer digunakan untuk menghancurkan material keras seperti beton


atau aspal saat proses penghancuran struktur yang ada.
Ghalib Nabil Putra
220523609439
Basement/B3 – 13XB

Gambar 2.8 Backhoe Loader

Backhoe Loader merupakan kombinasi dari excavator dan loader, digunakan


untuk pekerjaan penggalian, pemuatan material, dan pemadatan tanah.

Gambar 2.9 Plate Compactor

Plate Compactor digunakan untuk pemadatan tanah dan agregat pada lantai
basement untuk menciptakan permukaan yang kokoh dan stabil.
Ghalib Nabil Putra
220523609439
Basement/B3 – 13XB

3) Sebutkan dan jelaskan keuntungan dan kerugian dari masing-masing


metode (bottom up dan top down)

a. Metode Bottom up
Kelebihan:

 Stabilitas Tanah yang Ditingkatkan: Metode bottom up memungkinkan


untuk penempatan struktur pondasi secara langsung di tanah dasar,
yang dapat meningkatkan stabilitas keseluruhan struktur.
 Kontrol Lebih Baik atas Lingkungan Kerja: Dengan dimulainya
konstruksi dari bagian bawah, pekerja memiliki kontrol yang lebih baik
atas lingkungan kerja, terutama dalam hal manajemen air tanah dan
pengendalian kelembaban.
 Kontrol Kualitas yang Lebih Tinggi: Karena konstruksi dimulai dari
bawah, ini dapat menyediakan kesempatan untuk inspeksi yang lebih
baik dan kontrol kualitas selama setiap tahap konstruksi.

Kekurangan:

 Waktu Pengerjaan yang Lebih Lama: Metode bottom up sering


memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan proyek
karena konstruksi dimulai dari pondasi dan berlanjut ke bagian atas.
 Biaya yang Lebih Tinggi: Biaya konstruksi bottom up biasanya lebih
tinggi karena memerlukan lebih banyak waktu dan tenaga kerja.
 Keterbatasan Akses: Akses ke bagian atas konstruksi terbatas selama
proses pengerjaan, yang dapat menyulitkan dalam pengaturan
material dan peralatan.

b. Metode Top down


Kelebihan:

 Penghematan Waktu: Metode top down sering kali lebih cepat karena
konstruksi dimulai dari atas dan bawah secara bersamaan,
memungkinkan untuk penyelesaian lebih cepat.
 Pemanfaatan Ruang Secara Efisien: Dengan memulai konstruksi dari
atas, memungkinkan untuk pemanfaatan ruang di atas basement sejak
awal, sehingga memaksimalkan efisiensi lahan.
Ghalib Nabil Putra
220523609439
Basement/B3 – 13XB

 Kontrol yang Lebih Baik atas Penanganan Tanah: Dengan


penggunaan dinding penahan tanah, seperti sheet pile, top down
construction memungkinkan kontrol yang lebih baik atas penanganan
tanah selama proses konstruksi.

Kekurangan:

 Resiko Stabilitas Tanah: Penggalian yang dalam dan pemotongan


lantai bawah tanah di awal pekerjaan dapat meningkatkan risiko
penurunan tanah dan kecelakaan konstruksi lainnya.
 Biaya yang Lebih Tinggi: Meskipun dapat menghemat waktu, metode
top down sering kali memerlukan investasi awal yang lebih besar
dalam persiapan dan peralatan khusus, sehingga dapat meningkatkan
biaya konstruksi.
 Kesulitan dalam Pengelolaan Air Tanah: Tanah yang lebih dalam digali
dalam metode top down, yang dapat meningkatkan kesulitan dalam
pengelolaan air tanah selama proses konstruksi.

Anda mungkin juga menyukai