Anda di halaman 1dari 3

Taoisme/Dao Jiao (道教)

Secara keseluruhan ada tiga konsep utama dari Dao


Jiao/Taoisme. Yaitu Tao (道), Kebebasan (自由), dan Non-action/tidak berbuat
(无为). (SLIDE 1)

I. Tao

Yang pertama, Tao. Jika kita meninjau dari definisinya Tao adalah jalan/jalan menuju
kebenaran/jalan menuju kesempurnaan. Tao bisa merupakan sesuatu yang konkret dan bisa juga
abstrak. Tao bisa ada (being) dan bisa juga tiada (non-being). Maksudnya di sini adalah Tao
tidak bisa didefinisikan dengan premis-premis tadi. Contohnya, jika kita mengatakan bahwa Tao
itu ada (being) dan konkret yang di mana paling tidak kita bisa melihatnya, contohnya: filsuf
Yunani yaitu Thales mengatakan bahwa semua hal di dunia bermula dari air dan akan berakhir
dengan air. Tao sama sekali tidak merujuk ke situ (material substance). Dari premis-premis yang
saya sebutkan tadi, bisa diambil kesimpulan. Tao adalah sebuah paradoks yang di mana sesuatu
benar dan salah saat yang bersamaan. Di kitab Dao De Jing sendiri tidak dijelaskan secara
konkret definisi dari Tao. Sang penulis sekaligus nabi, Lao Zi hanya memberi pelbagai petunjuk,
metafora-metafora, karateristik dari Tao, yang mungkin ditujukan agar para pembacanya bisa
mencari apa itu Tao sendiri. Tao sendiri adalah suatu konsep metafisika yang membutuhkan
bakat secara filosofis untuk memahaminya. (SLIDE 2)

Konsep dan Karakteristik Tao

Agar lebih mudah untuk memahami mengenai Tao ini. Di sini saya mengkomparasi
perbedaan konsep Tao dengan konsep Ketuhanan layaknya seperti yang ada di agama-agama
Abrahamik. Pertama, Tao tidak melakukan apapun. Mengenai tidak melakukan apapun ini akan
dijelaskan di slide selanjutnya namun saya akan menyinggung sedikit contoh untuk lebih
memahaminya. Misal, kita membuka kitab agama-agama Abrahamik, di sana kita bisa melihat
Tuhan dengan segala kemahaannya, Tuhan yang bisa melakukan mukjizat yang dengan
gampangnya membolak-balikkan keaadan. Tao sendiri tidak pernah melakukan apa-apa, tidak
pernah melakukan mukjizat. Zhuang Zi, seorang filsuf taois dari Dinasti Song menyimpulkan
bahwa prinsip dari Tao adalah spontanitas, yang di mana akan membiarkan hal-hal berubah
dengan sendirinya. Kedua, Tao tidak mempunyai suatu entitas yang disebut dengan Tuhan. Di
agama Abrahamik kita bisa melihat adanya sosok Tuhan atau dewa yang disembah. Di ajaran
Tao, tidak ada hal yang seperti itu. Ketiga, Tao tidak memiliki sesuatu untuk disembah. Tidak
seperti misalnya Nasrani yang menyembah Allah, Hindu yang menyembah pelbagai dewanya.
Tao tidak akan pernah mendengar permintaan-permintaan hambanya. (SLIDE 3)

II. Kebebasan

Konsep mengenai kebebasan selalu lekat dengan ajaran-ajaran Barat yang di mana,
kebebasan dapat diraih dengan kita bertindak sesuai dengan kehendak sendiri tanpa
adanya paksaan. Namun, konsep kebebasan menurut Taoisme sedikit berbeda. Tao
tidak berfokus untuk menghilangkan belenggu atau paksaan yang menghalangi
kehendak kita, namun Tao berfokus ke modifikasi diri sendiri/memperbaiki diri
sendiri.

Tao mengharuskan untuk bersikap kritis kepada diri sendiri dan menyelaraskan diri
dengan lingkungan. Sangat berbanding terbalik dengan konsep kebebasan Barat yang
di mana mereka akan bersikap kritis kepada lingkungan eksternal dan meminta
lingkungan eksternal tersebut untuk memberikan ruang untuk kehendak sendiri/free
will. Contohnya: Saya ada sebuah skenario yang di mana terdapat sebuah masyarakat
yang dipimpin secara totaliter, lalu penguasa mencuci otak sebagian besar orang
sehingga mereka tidak memiliki keinginan untuk mengkritik dan menghilangkan
aturan yang ada, dan mereka telah kehilangan kemampuan untuk membuat pilihan.
Tidak diketahui penguasa, Carlo adalah satu-satunya orang yang tidak dicuci otaknya,
dan Anda jelas hidup di bawah ketakutan dan tekanan. Jika konsep kebebasan Tao
diterapkan dalam contoh ini, maka satu-satunya orang yang tidak mempunyai
kebebasan adalah Carlo. Karena Carlo seorang yang menyadari situasinya, Carlo
seorang yang mempunyai kehendak. Sedangkan, orang-orang lain selain Carlo
memiliki kebebasan yang mutlak, karena mereka tidak sadar akan situasinya, dan
mereka juga tidak mempunyai kehendak. Dari sudut pandang Carlo tentu saja ia
menganggapnya sebagai suatu distopia. Namun, dari sudut pandang Tao
menganggapnya sebagai suatu utopia.

The more one desires or expects, the less one is free. Semakin seseorang berkeinginan
dan berekspektasi, semakin sedikit kebebasan yang mereka miliki. Selalu tertanam
dalam otak kita kalau orang yang kuat dan kaya mempunyai kebebasan yang lebih
daripada kita. Namun jika kita tinjau lebih dalam dengan cara pandang Tao ini,
kenyataannya tidak. Misalnya, kita selalu menghakimi orang buta/tunanetra tidak
mempunyai kebebasan karena mereka tidak bisa melihat seperti kita. Jika meninjau
dari cara pandang Tao, malah orang buta ini lebih mempunyai kebebasan karena
mereka tidak perlu melihat kekacauan yang kita lihat setiap hari. Cth lain: Bayi dan
Jeff Bezos. (SLIDE 4)

III. Non-action/tidak berbuat (无为).

● Wu-wei secara harafiah berarti “Non-action/tidak berbuat” tetapi hal ini memiliki arti
yang jauh lebih luas daripada yang terlihat. Istilah wu-wei adalah gabungan
dua karakter dengan karakter pertama (无) yang berarti 'tidak'
(dalam arti tidak ada) dan yang kedua (为) berarti 'melakukan'
atau 'bertindak. ' Istilah ini biasanya diartikan sebagai "non-
tindakan," “Tidak bertindak” bukan berarti kita tidak melakukan apa-apa, tetapi lebih
kepada untuk hidup mengalir mengikuti alam semesta. Hidup dan bertindak sebagaimana
adanya, serta tidak memaksakan sesuatu.
● Wu-wei menggambarkan “tidak memaksakan” sesuatu sebagai cara hidup. Seperti
menghabiskan lebih sedikit waktu untuk mencoba mengubah situasi, tindakan manusia,
dan lingkungan untuk memuaskan keinginan sendiri. Wu wei sendiri dapat dimaknai
dengan berbuat tanpa pura-pura dan bertindak semaunya. Dengan kata lain, berbuat
sewajarnya dengan hati yang paling jujur. Contoh mudahnya seperti kalau lapar ya pergi
makan, tidak perlu berpura-pura masih kenyang. Jika sakit, jangan berpura-pura masih
kuat, dan jika tidak suka, katakan yang sejujurnya.
● Tidak berusaha atau Wu Wei ini tidak berarti tidak aktif sama sekali. Maknanya ada dua.
● Pertama, ini berarti bahwa ketika seseorang memiliki lebih sedikit keinginan, ia memiliki
lebih sedikit kendala; ketika satu tidak mencoba melakukan apa pun, seseorang tidak
meninggalkan apa pun yang dibatalkan. Kedua, dan yang lebih penting, itu berarti bahwa
seseorang tidak boleh melakukan apa pun yang bertentangan dengan sifat apa pun. Wu
wei juga menjelaskan bahwa hal-hal paling baik dilakukan dalam aliran yang alami dan
spontan

(SLIDE 5)

Editorial, eNotes. “eNotes.” Li Bo World Literature Analysis, Mei 2015,


https://www.enotes.com/topics/li-bo/critical-essays/analysis-1. Diakses 18 September 2021.

Anda mungkin juga menyukai