Anda di halaman 1dari 3

Nama: Sonia Sofwil Widad

NIM: 126308211072

Kelas/Ssemester: 2B/2

UTS FILSAFAT MANUSIA

1. Filsafat manusia memosisikan AKU sebagai yang fundamental/fondasi dari seluruh


refleksi tentang manusia. Jelaskan kedudukan AKU dalam filsafat manusia.
a. Aku Berada
Artinya, aku merupakan data atau fakta yang mutlak atau absolut yang niscaya
ada. Sifat mutlak dan absolut itu tidak dimaksudkan sebagai berlawanan dengan
relative.
b. Akulah Substansi
Artinya, aku adalah sesuatu dimana segala sesuatu adalah milik aku, yang aku
miliki adalah milikku. Aku adalah satu, Aku tidak terpecah belah dari diriku, tidak
ada seseorangpun yang sama dengan diriku dari segala hal. Aku adalah unik,
nyatanya tidak akan pernah ada orang seperti aku, yang memiliki fisik, sifat,
kepribadian seperti aku hanyalah aku, yang memiliki keistimewaan seperti aku
hanyalah aku.
c. Akulah Subjek
Artinya, aku sadar bahwa aku adalah aku, bukan yang lain. Aku menerima diriku
dan pada dasranya aku tidak dapat menolak terhadap segala keputusan yang aku
ambil. Aku mengakui bahwa aku ada dan menjadi satu, sehingga aku adalah sadar
terhadap apa yang terjadi terhadap diriku

Contoh: Aku memiliki wajah yang bulat dengan hidung sedikit mancung, pipiku
sedikit lebar dengan bibir yang mungil. Aku memiliki kecerdasan yang relatif tinggi
sehingga setiap ada diskusi dikelas aku selalu aktif dalam forum diskusi tersebut.
Teman-teman juga aktif, namun dari segi fisiknya tidak sama denganku. Dari sinilah
bahwa hanya aku yang seperti aku.

Sumber: Buku Antropologi Metafisik karya Anton Bakker

2. Penyelidikan tentang AKU mengantarkan manusia pada keinsyafan kepada YANG


LAIN. Jelaskan bagaimana proses penginsyafan AKU kepada YANG LAIN.
Aku juga aku, sebab juga ada yang lain. Oleh karena itu yang lain juga tertentu
(berbeda dengan yang lain). Yang lain itu denga ada mutlak, yang lain juga memiliki
kesendirian tertentu yang utuh satu, berdikari, dan merupakan pusat tersendiri, juga
merupakan substansi otonom. Aku menurut adanya pula tergantung yang lain.
Contoh:
Apabila ada seseorang yang mengaku mahasiswa, namun tidak mengakui bahwa ada
dosen maupun sebaliknya, maka seseorang tidak dapat dikatakan mahasiswa atau
dosen karena tidak saling mengakui (kolerasi).
Apabila dalam suatu pekerjaan saya di percaya bahwa saya akan berhasil, maka saya
akan berhasil.

Sumber: Buku Antropologi Metafisik karya Anton Bakker

3. Bagaimana Saudara menjelaskan pernyataan “manusia adalah makhluk


sejarah/menyejarah” dalam konteks historisitas manusia? Jelaskan.
Manusia tidak hidup pasif di tengah peristiwa-peristiwa bersejarah, ia berperanan
sebagai pelaku dan pejuang dalam sejarah. Dalam sejarah tentu juga terdapat banyak
factor yang tidak bergantung pada kehendak manusia, namun akhirnya sejarah adalah
buah hasil proyek-proyek dan rancangan-rancangan manusia. Dan justru karena
manusia adalah subyek sejarah, ia dapat menjadi juga obyek sejarah. Hanya tentang
manusia sejarah dituliskan. (Jurnal KONSEP MANUSIA YANG MENYEJARAH
SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
oleh Hafidz)
Manusia bagian dari sejarah, terbukti dengan adanya manusia-manusia purba pada
zaman dahulu yang ditemukan di era era modern sehingga manusia adalah yang
berperan penting terhadap sejarah. Sejarah adalah masa lampau, dimana masa lampau
lah yang dihasilkan dari manusia. Karena adanya ruang dan waktu yang mengevolusi
manusia dari zaman purba hingga masa sekarang.
4. Tujuan final manusia adalah memanusia dan itu diposisikan sebagai fakta mutlak.
Apa
yang dimaksud memanusia dalam konsep aktualitas manusia, jelaskan.
Kesadaran itu bersifat actual, merupakan realitas sini-kini, suatu aktualitas konkret.
Memanusia ialah menjadi manusia yang sempurna. Kesempurnaan sebagai induk
mengandung dan mencakrawalai bermacam-macam unsur yang sekunder, atau
kesempurnaan itu bersifat khusus. Memanusia bearti menjadi manusia yang lebih baik
dari sebelumnya, yang setelah perjuangan Panjang akhirnya berhasil mencapai
kesempurnaan sendiri-sendiri.
Contoh: Manusia yang dari umur 5 tahun sudah memulai Pendidikan formal maupun
non formal hingga kurang lebih 12 tahun ditambah Pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi, manusia setelah itu akan bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dengan
harapan finansialnya atau hasil untuk masa tuanya nanti bahagia atau menjadi
manusia yang sudah tinggal menikmati masa tuanya.

Sumber: Buku Antropologi Metafisik karya Anton Bakker

5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan jiwa yang membadan dan badan yang menjiwa
Dalam manusia badan ialah ekspresi dan kompleksitas pengakuan manusia, jiwa ialah
intensi dan interionitas pengakuaanya. Istilah jiwa yang membadan dan badan yang
menjiwa berada dalam satu pengalaman, Apabila diungkapakan badan secara
menyeluruh dan adekuat, maka manusia sekaligus telah diungkapkan pula sebagai
jiwa. Manusia ialah jiwa yang memateri. Badan ialah jiwa menurut wujudnya atau
ekspresinya, jiwa ialah badan menurut gayanya atau intensitasnya. Masing-masing
merupakan seluruh manusia dipandang dari dua sudut pandangan yang berlainan,
dengan selalu sekaligus mangandung aspek lainnya juga. Kurang tepat apabila badan
disebut sebagai jiwa atau tanda dan symbol jiwa. Kurang tepat juga apabila disebut
cermin jiwa. Persatuan-persatuan tersebut ini masih bersifat berat sebelah, badan
kurang termasuk kedalam hakikat jiwa sendiri, terlalu dipisahkan pula.

Sumber: Buku Antropologi Metafisik karya Anton Bakker

Anda mungkin juga menyukai