Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK SEJARAH DAN MANUSIA


SEBAGAI MAHLUK SOSIAL

DI SUSUN OLEH:

NAMA : LIFANDI

SMA NEGERI 5 SAMPOLAWA

KELAS : XII IIS

BAU BAU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang maha kuasa karena atas segalah limpa-
han Rahmat, Inayah, Taufik dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini Dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat di pergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca. Harapan saya semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya da-
pat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena penggala-
man yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu, saya harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTA ....................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................

BAB 1 PENDAHULAN ..................................................................................

A. Latar Belakang ......................................................................................

B. Rumusan Masalah ................................................................................

C. Tujuan Pembahasan .............................................................................

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................

A. Defenisi Manusia ...................................................................................

B. Hakikat Manusia ...................................................................................

C. Manusia Sebagai Makhluk Sejarah ....................................................

D. Manusia Sebagai Makhluk Sosial .......................................................

BAB III PENUTUP .........................................................................................

A. KESIMPULAN .....................................................................................

B. SARAN ...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat lepas dari Ketergantergantun-
tungannya pada individu lain. Dalam proses kehidupan individu sebagai
anggota masyarakat, mereka tidak begitu saja melakukan tindakan yang di-
anggap sesuai dengan dirinya. Induvidu mempunyai lingkaran yang didalam-
nya terdapat aturan-aturan yang membatasi tingkah lakunya. Oleh karena itu,
induvidu harus dapat menempatkan dan menyesuaikan diri dengan lingkun-
gan fisik maupun lingkungan sosialnya. Pada adaptasi, bentuk penyesuaian
dirinya berupa fisik, dimana individu akan berusaha menyesuaikan diri den-
gan masyarakat, sebab tingkah lakunya tidak hanyah berhubungan dengan
lingkungan fisik tetapi juga berhubungan dengan lingkungan sosial yang di-
dalamnya terdapat aturan-aturan atau norma-norma yang ada dan berlaku
mengikat setiap induvidu yang ada didalam masyarakat.

Dalam istilah psikologi, penyesuaian sosial disebut dengan istilah Sosial


adjustment. Adjustment itu sendiri merupahkan suatu proses untuk mencari
titik temu antara kondisi diri sendiri dan tuntutan lingkungan. Manusia ditu-
tut untuk menyesuaikan diri sendiri dengan lingkungan sosial, kejiwaan dan
lingkungan alam sekitarnya. Kehidupan itu sendiri secara alamiah juga men-
dorong manusia untuk terus-menerus menyesuaikan diri sendiri.
Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat Individu
hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut
mencakup hubungan dengan masyarakat disekitar tempat tinggalnya, kelu-
arga, sekolah, teman atau masyarakat luas secara umum. Dalam hal ini indi-
vidu dan masyarakat sebenarnya sama-sama memberikan dampak bagi ko-
munitas. Individu menyerap berbagai informasi, budaya dan adat istiadat,
sementara komunitas ( masyarakat) diperkaya oleh eksistensi atau karya
yang di berikan oleh individu

B. Rumusan masalah
a. Apa Yang Dimaksud dengan Manusia
b. Apa Yang Dimaksud dengan Hakikat Manusia
c. Mengapa Manusia di sebut Sebagai Makhluk Sejarah
d. Mengapa Manusia di sebut Sebagai Makhluk Sosial

C. TuJuan Masalah
a. Untuk Mengetahui Pengertian Manusia
b. Untuk Mengetahui Pengertian Manusia
c. Untuk Mengetahui Mengapa Manusia disebut Sebagi Makhluk Sejarah
d. Untuk Mengetahui Mengapa Manusia disebut Sebagai Makhluk Sosial
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Manusia

Secara etimologi, kata “ manusia “ berasal dari bahasa


Sansekerta yakni dari kata “ manu “, dan bahasa latin yakni “ mens “
yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi
( mampu menguasai makhluk lain ). Secara istilah manusia dapat
diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas,
sebuah kelompok ( genus ) atau seseorang individu. Manusia juga dapat
diartikan berbeda-beda baik menurut sudut pandang biologis, rohani,
dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis,
manusia diklarifikasikan sebagai Homo sapiens ( Bahasa latin untuk
manusia ), sebuah spensies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam kerohanian, mereka
dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam
agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau
makhluk hidup dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan den-
gan
ras lain. Manusia sebagai makhluk sosial, artinya manusia hanya akan
menjadi apa dan siapa bergantung ia bergaul dengan siapa. Manusia
tidak bisa hidup sendirian, sebab jika hanya sendirian ia tidak “menjadi
“ manusia.

Definisi manusia menurut para ahli


1) Nicolaus D dan A Sudiarja Nicolaus D dan A Sudiarja mengatakan
manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah
jasmani dan rohani merupakan satu barang.
2) Sokrates Sementara Sokrates menyebut manusia adalah makhluk
hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.
3) Kees Bertens Manusia adalah suatu makhluk yang terdiri dari 2 un-
sur yang kesatuanya tidak dinyatakan.
4) Omar Mohammadal Toumy Al Syaibany Al Toumy mengayakan
manusia adalah makhluk yang paling mulia, manusia adalah
makhluk yang berfikir, dan manusia adalah makhluk yang memiliki
3 dimensi ( badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya
dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.

B. Hakikat Manusia

Secara sederhana hakikat yang sering disamakan sebagai sesuatu yang


mendasar, suatu esensi, yang subtansial, yang hakiki, yang penting,yang
di utamakan berbagai makna sepadan dengan pengertian itu. Namun
memahami hakikat tidak tepat hanyah dengan mengacu pada pengertian
sederhana. Hakikat dapat dan semetinya memang dipahami secara
hakikat pula. Memahami istilah hakikat secara hakikat. Dengan ringkas
diformulasiakan, hakikat merupakan syarat ekstensi, beradanaya suatu
keadaan karena syarat-syarat tertentu. Secara negatif bermakna, tanpa
syarat seharusnya ada, maka keberadaan pun tidak ada.
Dalam bahasa lebih luas dapat dinyatan yang dimaksud dengan hakikat
tidak lain adalah sesuatu yang mesti ada pada sesuatu yang jikalau sesu-
atu itu tidak ada maka sesuatu itu pun tidak wujud. Sesuatu itulah yang
bereksistensi tapi eksistensinya ditentukan di dalam dirinya sesuatu.
Sesuatu itulah syarat yang menentukan adanya sesuatu.

Dari sudut sejarah filsafat, Scorates dapat dinilai sebagai filsuf Yunani
pertama yang begitu serius dan intensif menjadikan manusia salah satu
tema sentral dalam pemikiran. Oleh karena itu, ia sering juga dianggap
sebagai tema sentral dalam pemikiran. filsafat bergelantungan di langit
metafisika. Manusia mengajukan pertanyaan tentang seala sesuatu, pada
manusia itu sendiri merupahkan objek sesuatu yang sangat besar dan
penuh misteri.

Prof. R. F. Beerling secara singkat mengemukahkan keunggulan khas


manusia yang tidak mungkin memiliki hewa, “ manusia adalah tukang
bertanya”, ini tampaknya terinspirasi oleh ahli filsafat eksistesialisme
Prancis. Identifikasi berbagai kelebihan manusia masih dapat di teruskan.

C. Manusia sebagai Makhluk Sejarah

Sebagai disiplin ilmiah, sejarah tentu mempunyai arti penting


bagi manusia dalam kehidupanya. Penekanan semacam ini lebih
berfokus pada sejarah. Bagaimana sejarah memberikan makna dalam
kehidupan manusia ? dan itu berarti diperlukan penjelasan memadai
untuk dapat merumuskan secara jela nilai dan perana sejarah. Akan
tetapi, berikut fokus perhatian adalah pada manusia. Bagaimana per-
anan manusia dalam sejarah ? pertanyaan pertama yang lebih
menekankan pada sejarah, nuansanya justru lebih terasa pada filsafat
sejarah. Menggambarkan peranan manusia dalam sejarah tampaknya
jauh lebih tegas dengan menggunakan proses sejarah itu sendiri.
Bahwa eksistensinya sejarah di tentukan oleh manusia. Karena itulah,
maka sejarah dimensi waktu, dimungkinkan muncul ketika manusia
telah ada dan meniggalkan masa lalu atau mempunyai hari kemarin.
Bertolak dari pandangan ini, meski tidak semua dapat dikemukakan
sejarah secara praktis dalam antrian proses sama tuanya dengan usia
manusia itu sendiri. Ini tentu saja masih mungkin untuk diperdebatkan
tetapi hemat penulis, demikian itulah proses sejarah dapat terjadi ketika
manusia ada. Tanpa manusia sejarah baik sebagai proses maupun cerita
sejarah dapat dihadirkan. Sejarah ditentukan oleh manusia. Tidak ada
manusia sejarah mengapa? Diantara semua makhluk yang ada sebagai
ciptaan, hanya manusia yang di dalam dirinya sejak awal telah mem-
ngkinkan untuk sebuah proses sejarah. Sejarah itu berlaku dalam suatu
dinamika. Di dalam dinamika muncul perubahan-perubahan. Artinya,
yang tidak dinamis dan tidak berubah. Manusia berkarakter dinamis,
karena itu manusia berubah. Perubahan-perubahan kemanusiaan itu yang
kemudian memberlakukan proses sejarah. Jadi, sejarah hanyah dapat
muncul dalam sebuah perubahan Senantiasa berkonotasi dengan waktu.
Sementara dimensi temporal berperan penting sebagai dasar karakter se-
jarah. Dengan demikian, sebagai makhluk yang penuh dinamika bahka
dalam diri sendiri, manusia sangatlah di untungkan sejarah. Ini karena
proses sejarah bergerak kearah peradaban.

D. Manusia sebagai Makhluk Sosial

Manusia merupahkan makhluk hidup yang selalu berinteraksi Dengan


sesama. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri, tapi
sangat membutuhkan peran orang lain. Karena kita hidup di dunia ini sal-
ing membutuhkan satu dengan yang lainnya. Dalam buku pengelolahan
lingkunagan sosial ( 2005 ), sebagai makhluk sosial, manusia tidak pernah
bisa hidup seorang diri. Di mana pun dan bila mana pun, manusia senanti-
asa memerlukan kerja sama dengan orang lain. Manusia membentuk pen-
gelompokan sosial di antaranya sesama dalam upaya mempertahankan
hidup dan mengembangkan kehidupan.dalam kehidupan bersamanya,
manusia memerlukan pula adanya organisasi, yaitu jaringan interaksi sosial
antar sesama untuk menjamin keterbitan sosial. Interaksi-interaksi itulah
yang kemudian melahirkan sesuatu yang dinamakan lingkungan hidup,
seperti keluarga inti, keluarga luas, atau kelompok masyarakat. Lingkungan
hidup itu sebagai tempat berlangsungnya bermacam-macam interaksi sosial
antara anggota atau kelompok masyarakat berserta pranatanya dengan sim-
bol dan nilai serta norma yang sudah mapan. Manusia memerlukan
lingkungan sosial yang serasi untuk kelangsungan hidup.
Lingkungan hidup yang serasi bukan hanyah dibutuhkan oleh seseorang
saja, tapi juga oleh seluruh orang di dalam kelompoknya. untuk mewujud-
kan dibutuhkan kerja sama kolektif di antara sesama anggota. Kerja sama
tersebut dilakukan untuk membuat dan melaksanakan aturanaturan yang
disepakati bersama sebagai mekanisme pengendalian perilaku sosial.seba-
gai makhluk sosial manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhan untuk
berhubungan dengan orang lain, kebutuhan keamanan, kebutuhan pen-
didikan, dan kebutuhan kesehatan. Interaksi tersebut dapat dilakukan se-
cara langsung ataupun tidak langsung. Dikutip dari kementerian pendidikan
dan kebudayaan (Kemdikbud), manusia membutuhkan orang lain dlam
melakukan aktivitas kehidupan seharihari. Manusia perlu berinteraksi dan
bersosialisasi dengan sesama. Selain itu, manusia sebagai makhluk sosial
tidak dapat di pisahkan dari kelompok-kelompok manusia, sebagai
makhluk sosial, manusia akan selalu berinteraksi dengan masyarakat.
Ciri-ciri manusia sebagai makhluk social

Manusia sebagai makhluk sosial memiliki naluri untuk saling tolong-


menolong, setia kawan dan toleransi serta simpati dan empati terhadap
sesamanya. Keadaan inilah yang menjadikan masyarakat yang baik, har-
monis dan rukun, hingga timbulah norma, etika dan kesopan santunan yang
dianut oleh masyarakat. Ketika itu dilanggar atau terabaikan maka terjadi-
lah yang dinamakan penyimpangan sosial. Manusia sebagai makhluk sosial
memeliki dua keinginan, yaitu:
1) Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia yang lain di sekelil-
ingnya ( masyarakat ).
2) Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekitarnya. Dari
sini bisa kita ketahui ciri-ciri manusia sebagai makhluk sosial adalah seba-
gai berikut:
1) Manusia tidak dapat hidup sendiri.
2) Manusia memiliki kebutuhan sosial (sosial needs), yaitu berinteraksi
dengan orang lain.
3) Manusia dapat mengembangkan potensinya, bila ia hidup di tengaht-
engah manusia.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Disisi
mana pun ( sebagai makhluk sosial atau individu ), ada pengaruh
positif dan negatifnya. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki
ketergantungan dalam menjalani kehidupan. Seorang induvidu tentu
saja memerlukan orang lain dalam berinteraksi. Jika keselarasan
dalamnkehidupan di masyarakat terganggu, maka kehidupan
masyarakat akan mengalami masalah. Masalah yang timbul akan
merugikan diri sendiri, bahkan juga merugikan orang lain, maka dari
itu, masalah tersebut akan menimbulkan masalah sosial. Manusia
juga tidak dapat hidup sendirian, sebab jika hanya sendirian ia tidak
“menjadi” manusia.
B. Saran
Dalam penuisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini
masih memiliki kekurangan, baik segi isi maupun cara penulisanya.
Oleh karena itu, dengan segalah kerendahan hati penulis sangat
berharap adanya kritikan dan masukan yang bersifat membangun
dari pembaca. Agar penulis dapat membuat makalah dengan baik ke
depanya.
DAFTAR PUSTAKA

https: //www. Studylibid.com/doc/327834/manusia-sebagai-makhluk-sejarah


https://amp.kompas,com/skola/read/2020/07/07/123000469/manusia-sebagai
makhluk-sosial-dan-cirinya https://www.google.com/amp/s/
pelayananpublik.id/2019/08/24/ tentang - manusia—pengertian-asal-usul-dan-
jenisnya/amp/ https://sg.docworkspace.com/d/sAAxMEPTwtofa2f6TuKmnFA
https://www.google.com/amp/s/docplayer.info/amp/73293716-

Anda mungkin juga menyukai