Anda di halaman 1dari 3

Manifestasi Ketuhanan

Apa itu Tuhan? Bagaimana perwujudan Tuhan? Apakah eksistensi Tuhan dalam
kehidupan sehingga kita harus menyembah-Nya dengan aturan yang Ia buat? Pertanyaan
tersebut kadang hadir di dalam pikiran seseorang yang ingin mengetahui tentang Tuhannya.
Itulah manusia, makhluk yang dikaruniai akal pikiran yang selalu bertanya tentang apa yang ia
tidak ketahui. Pemikiran tersebut hadir dari hasil kerja akal yang kemudian memunculkan
sebuah kebimbangan.

Apa itu Tuhan? Tuhan dipahami sebagai Roh yang Mahakuasa dan asas dari suatu
kepercayaan tertentu. Berbicara tetang Tuhan berarti kita sedang ingin mengetahui Tuhan kita
sendiri. Dalam ketuhanan tidak ada yang serupa atau kesepakatan bersama tentang konsep
ketuhanan, sehingga muncullah beberapa teori atau konsep tentang ketuhanan diantaranya ada
teisme, deisme, panteisme dan lain sebagainya. Menurut pandangan teisme Tuhan adalah yang
menciptakan alam semesta ini dan mengatur segala bentuk kejadian yang ada di dalamnya.
Menurut deisme, Tuhan adalah yang menciptakan alam semesta tetapi Ia tidak ikut campur
dalam urusan ataupun kejadian yang terjadi. Dan menurut panteisme, mengidentikkan Tuhan
sepenuhnya dengan alam semesta.

Kedudukan Tuhan dapat dikatakan sebagai sosok yang paling agung, tidak ada
kedudukan yang lebih tinggi ataupun setara dengan-Nya. Sehingga bertuhan dalam kehidupan
ini menjadi suatu pegangan yang harus dimiliki setiap insan di muka bumi ini. Dengan bertuhan
menjadikan hidup ini menjadi terarah dan menjadikan diri menuju pribadi yang baik. Karena
hakikatnya, dengan beragama seseorang akan dibimbing dengan suatu aturan yang terdapat di
dalam agama tersebut. Seperti halnya dalam agama Islam, banyak aturan dan perintah yang
diperintahkan di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah yang dimana segala aturan tersebut
mengarah kepada sesuatu manfaat dalam kehidupan, tidak ada satupun suatu perintah ataupun
larangan yang mengarah kepada suatu kemudharatan. Tidak hanya Islam agama lainpun pasti
memiliki suatu aturan dan perintah yang dimana aturan dan perintah tersebut mengarah kepada
suatu kebaikan dan manfaat dalam kehidupan. Tetapi, dalam kasus yang terjadi saat ini,
terdapat beberapa sekelompok orang yang tidak percaya akan adanya Tuhan. Golongan ini
biasa disebut dengan sebutan Ateisme.

Ateisme atau akar katanya berasa dari “a theos” yang artinya “tanpa Tuhan”. Secara
teoritis paham ateisme ini menyatakan bahwa Tuhan itu tidak ada. Sedangkan secara
praktisnya paham ini menunjukkan sifat dimana dalam hidup mereka mengatakan bahwa Allah
itu tidak ada dan mereka acuh tak acuh kepada Allah. Paham ini juga menolak dengan adanya
realitas adikodrati seperti kehidupan setelah kematian, pengaruh adikodrati pada apa yang ada
didunia. Kerap kali penolakan dengan adanya Allah (Tuhan) itu berangkat dari sebuah
kejahatan. Kalau Allah (Maha Baik) itu ada, mengapa kejahatan seperti penculikan,
pembunuhan, pencurian dan lain sebagainya itu ada? Kenapa Ia tidak menciptakan segalanya
itu baik? Adanya kejahatan, dan berarti itu bentuk bahwa Allah atau Tuhan itu tidak ada.
Banyak pendorong yang menyebabkan seseorang itu menjadi ateisme sehingga pendapat
tentang ketuhanan akan ditolak dan merasa acuh tak acuh terhadap konsep ketuhanan.

Menjelaskan konsep ketuhanan kepada orang yang tidak ber Tuhan seperti halnya
menjelaskan warna hitam kepada orang buta, sehingga hal tersebut tidak mudah untuk
dilakukan. Apalagi menjelaskan bagaimana perwujudan dari Tuhan. Dalam buku “Fihi Ma
Fihi” Jalaluddin Rumi seorang mitikus besar Islam berpendapat bahwa seluruh benda yang
terdapat di jagat raya ini merupakan bentuk manifestasi (tajalli) atau pengejewantahan Tuhan.
Allah tidak mewujud, tetapi Ia meliputi wujud tersebut. Apapun yang kalian pikirkan tentang
Tuhan (bentuk), Ia berbeda degan apa yang dipikirkan itu. Tetapi, apapun pemahaman kalian
tentang Tuhan, Dia pastinya seperti itu. Karena Tuhan adalah yang menciptakan pemahaman
itu.

Orang beriman memanisfestasikan iman atau kepercayaan dan perilaku positif sebagai
bentuk dalam mengeksistensikan Tuhan. Seblaiknya, kaum ateisme memanifestasikan Tuhan
dengan sebuah penolakan dengan adanya Tuhan. Dengan adanya sebuah penolakan tersebut
menjadikan eksistensi Tuhan menjadi nyata. Seperti halnya adanya gelap membuktikan akan
adanya terang, buruk menjadi sarana mengakui akan sebuah kebaikan. Hal ini menjelaskan
kebalikan dari kebalikannya sendiri. Kita tahu bahwa Tuhan itu Maha Baik, Maha Pengasih
dan Maha Penyayang. Hadirnya sebuah kejahatan yang disebutkan orang ateisme merupakan
sebuah sunnatullah atau hukum Allah. Demikian pula, hadirnya koruptor dan orang-orang anti
korupsi. Hadirnya orang-orang pemberantas kemaksiatan. Hal tersebut merupakan suatu
bentuk aksi dan reaksi, baik dan buruk merupakan sesuatu kodrati sifat yang telah dimiliki
manusia. Bentuk dari aksi dan reaksi tersbut merupakan sebuah bentuk manifestasi Tuhan itu
sendiri, yang menyerukan manusia kepada ‘amar ma’ruf nahi mungkar (mengajak kepada
perbuatan baik dan menjauhi segala hal yang buruk).
Sehingga dapat dikatanya perwujudan Tuhan merupakan manifestasi dari alam semesta
yang ada. Perwujudan Tuhan tidak bisa dilakukan dengan logika, bentuk Tuhan tidak seperti
yang kita pikirkan, tetapi keseluruhan apa yang ada dimuka bumi ini merupakan manifestasi
dari Tuhan itu sendiri. Pemikiran tentang Tuhan hanya bisa dilakukan dengan
pemikiran suprarasional. Pemikiran yang rasional tidak akan bisa menerka dan sampai kepada
Tuhan itu sendiri. Seperti halnya kejadian Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad saw. kejadian tersebut
hanya bisa diterima dengan pemikiran suprarasional, karena pemikiran yang rasional tidak
akan mudah percaya dengan adanya kejadian tersebut.

Referensi :

Rumi, J. (2019). Fihi Ma Fihi (Mengarungi Samudera Kebijaksanaan). Yogyakarta: Forum.

Swinburne, R. (1989). The Existence of God. England: Oxford Clarendon Press.

Tafsir, A. (2004). Filsafat Ilmu. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tafsir, A. (2018). Filsafat Umum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Widyastini. (2019). Filsafat Ketuhanan Al-Ghazali Relevansnya Penbentukan


Pribadi. Yogyakarta: Aswaja Presindo.

Anda mungkin juga menyukai