Anda di halaman 1dari 8

Vol.2 No.

7 Desember 2021 1959


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
DECISION TREE DAN ADABOOST PADA KLASIFIKASI PENERIMA PROGRAM
BANTUAN SOSIAL

Oleh
Laila Qadrini1),
Andi Seppewali2), Asra Aina3)
1,2Program Studi Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Sulawesi Barat, Majene


3Program Studi Matematika, Universitas Sulawesi Barat

Email: 1laila.qadrini@unsulbar.ac.id, 2andi.seppewali@unsulbar.ac.id,


3asra02aina@gmail.com

Abstrak
Kemiskinan adalah masalah sosial yang masih belum terselesaikan di negara berkembang
khususnya di indonesia. Kemiskinan telah hadir dalam realitas kehidupan manusia dengan bentuk
dan kondisi yang sangat memprihatinkan, Karena kemiskinan memang tidak bisa dihilangkan
begitu saja. Dengan adanya permasalahan terhadap Negara berkembang terutama kemiskinan.
Maka pemerintah membuat kebijakan-kebijakan atau program-program untuk memberantas
masalah tersebut. Diantaranya adalah Bantuan langsung tunai atau biasa disebut BLT. Bantuan
Langsung Tunai (BLT) dapat dipahami sebagai pemberian sejumlah uang (dana tunai) kepada
masyarakat miskin setelah pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga BBM dengan jalan
mengurangi subsidi namun selisih dari subsidi itu diberikan kepada masyarakat miskin. Melihat
dari program pemerintah tersebut, upaya pemberantasan kemiskinan di negara Indonesia ini cukup
menarik simpati masyarakat. Hal ini menjadi salah satu objek yang menarik untuk diteliti dan dikaji
lebih lanjut. Untuk menentukan klasifikasi tingkat penduduk miskin terdapat banyak metode yang
dapat digunakan. Salah satunya yang digunakan pada penelitian ini yaitu Decision Tree dan
Adaboost.
Kata Kunci: Klasifikasi, BLT, Decision Tree, Adaboost

PENDAHULUAN dengan jalan mengurangi subsidi namun selisih


Kemiskinan adalah masalah sosial yang dari subsidi itu diberikan kepada masyarakat
masih belum terselesaikan di negara miskin. BLT merupakan implementasi dari
berkembang khususnya di indonesia. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Kemiskinan telah hadir dalam realitas pelaksanaan program bantuan langsung tunai
kehidupan manusia dengan bentuk dan kondisi (BLT) untuk rumah tangga sasaran (RTS)
yang sangat memprihatinkan, Karena dalam rangka kompensasi pengurangan subsidi
kemiskinan memang tidak bisa dihilangkan BBM. Program BLT-RTS ini dalam
begitu saja. Dengan adanya permasalahan pelaksanaanya harus langsung menyentuh dan
terhadap Negara berkembang terutama memberikan manfaat langsung kepada
kemiskinan. Maka pemerintah membuat masyarakat miskin (yang terkategori sebagai
kebijakan-kebijakan atau program-program RTS), mendorong tanggung jawab social
untuk memberantas masalah tersebut. bersama dan dapat menumbuhkan kepercayaan
Diantaranya adalah Bantuan langsung tunai masyarakat kepada pemerintah yang secara
atau biasa disebut BLT. Bantuan Langsung konsisten mesti benar-benar memperhatikan
Tunai (BLT) dapat dipahami sebagai Rumah Tangga Sasaran yang pasti merasakan
pemberian sejumlah uang (dana tunai) kepada beban berat sebagai akibat dari kenaikan harga
masyarakat miskin setelah pemerintah BBM. Program BLT dirancang sebagai
memutuskan untuk menaikkan harga BBM pengganti kenaikan biaya hidup ketika terjadi
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1960 Vol.2 No.7 Desember 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
kenaikan harga BBM oleh karena itu, besaran klasifikasi tingkat penduduk miskin terdapat
BLT dihitung sebagai kenaikan biaya hidup banyak metode yang dapat digunakan. Salah
penduduk miskin disebabkan kenaikan harga satunya yaitu K-NN dan Gradient Boosted
(inflasi) yang diakibatkan langsung maupun Trees. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang
tidak langsung oleh kenaikan harga BBM. dilakukan oleh Yunus, dkk (2019) tentang Data
Melihat dari program pemerintah tersebut, Mining untuk Memprediksi Hasil Produksi
upaya pemberantasan kemiskinan di negara Buah Sawit pada PT Bumi Sawit Sukses
Indonesia ini cukup menarik simpati menggunakan Metode K-Nearest Neighbor (K-
masyarakat. Hal ini menjadi salah satu objek NN) menghasilkan output dari Rapidminer
yang menarik untuk diteliti dan dikaji lebih dengan akurasi 85,15% (Yunus, Akbar, &
lanjut. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Andri, 2019). Menurut penelitian sebelumnya
Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) yang dilakukan oleh saikin dan kusrini
Abdul Halim Iskandar mengatakan, penyaluran mengenai Karakteristik Data Traveller
Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa per didapatkan hasil kualifikasi metode K-NN
21 Juli 2020 telah mencapai Rp 10,83 triliun. dengan pengujian confusion matrixdidapatkan
Menurut dia, sebanyak 81 persen keluarga nilai akurasi sebesar 84% (Saikin & Kusrini,
penerima manfaat (KPM) BLT Dana Desa 2019). Berdasarkan penelitian terdahulu dari
merupakan penerima yang baru pertama kali masing-masing metode yang digunakan
mendapatkan bantuan dari pemerintah. Mereka menghasilkan akurasi yang rendah. Kombinasi
masuk kategori keluarga miskin, namun tidak antara Decision Tree dan Adaboost diperlukan
terdata untuk mendapatkan jaring pengaman untuk memperoleh nilai akurasi yang lebih
sosial.(Kompas, Diakses 21 Juli 2020) tinggi.
sedangkan realita di lapangan tingkat
kemiskinan di Indonesia tahun 2018 masih di LANDASAN TEORI
angka 9,66%. 2.1 Decision Tree
Kemiskinan bagi pemerintah Indonesia Decision Tree adalah sebuah diagram alir
termasuk masalah yang sulit untuk diselesaikan yang berbentuk seperti struktur pohon yang
karena kurangnya pemahaman berbagai pihak mana setiap internal node menyatakan
tentang penyebab kemiskinan itu sendiri, pengujian terhadap suatu atribut, setiap cabang
sehingga program penanggulangan kemiskinan menyatakan output dari pegujian tersebut dan
tidak didasarkan pada penyebabnya yang leaf node menyatakan kelas–kelas atau
berbeda-beda secara lokal. Upaya yang distribusi kelas. Node yang paling atas disebut
dilakukan pemerintah dalam mengatasi sebagai root node atau node akar. Sebuah root
kemiskinan di Indonesia yaitu dengan program node akan memiliki beberapa edge keluar tetapi
bantuan sosial meliputi BLT (Bantuan tidak memiliki edge masuk, internal node akan
Langsung Tunai), PKH (Program Keluarga memiliki satu edge masuk dan beberapa edge
Harapan), Raskin (Beras Miskin), dan keluar, sedangkan leaf node hanya akan
sebagainya. Berdasarkan Data dari Bappenas memiliki satu edge masuk tanpa memiliki edge
2014, masalah kemiskinan saat ini disebabkan keluar. Decision Tree digunakan untuk
oleh beberapa faktor, antara lain: mengklasifikasikan suatu sampel data yang
ketidaktepatan sasaran dalam penentuan belum diketahui kelasnya ke dalam kelas–kelas
penerimaan program, mekanisme yang sudah ada. Algoritma - algoritma dalam
pendampingan program belum optimal, Decision Tree. Ada banyak algoritma pada
koordinasi dan pelaksanaan program belum klasifikasi Decision Tree ini. Suatu algoritma
terintegrasi dan prioritas pendanaan untuk biasanya dikembangkan untuk meningkatkan
program perlindungan sosial yang masih kinerja algoritma yang sudah ada. Penentuan
terbatas. (Elly et al, 2020). Untuk menentukan algoritma yang terbaik dalam Decision Tree

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.7 Desember 2021 1961
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
tentunya tidak bisa ditentukan secara mutlak statistik tentang representasi kelas dari suatu
tetapi sangat tergantung dengan karakteristik node.
training set-nya. Beberapa algoritma Decision • Sebuah subtree dapat direplikasi beberapa
Tree yang cukup populer antara lain : ID3, kali dalam Decision Tree tetapi ini akan
C4.5, dan CART. menyebabkan Decision Tree menjadi lebih
2.2 Algoritma C4.5 kompleks dan lebih sulit untuk diinterpretasi.
Algoritma ini dikembangkan untuk (Sibaroni, 2008:8).
memperbaiki algoritma ID3. Algoritma ini Dalam proses pengambilan keputusan,
berbasiskan keputusan biner seperti yang Decision Tree digunakan sebagai alat visual
terlihat dalam CLS. Jadi selain memiliki dan analitis, untuk memprediksi nilai target.
karakteristik seperti ID3, C4.5 juga memiliki (Witten, 2011). Algoritma C4.5 adalah
beberapa karakteristik yang berbeda yang algoritma populer dalam klasifikasi data
merupakan perbaikan dari karakteristik ID3. mining. Algoritma C4.5 menggunakan kriteria
Berikut ini beberapa karakteristik C4.5 yang information gain untuk memilih atribut yang
juga merupakan perbaikan terhadap ID3 : akan digunakan dalam pemisahan objek.
• Dapat menangani atribut numerik Atribut yang mempunyai information gain
• Dapat menangani missing value paling tinggi dibandingkan dengan atribut pada
• Melakukan pruning untuk memperoleh model data lain, maka atribut tersebutlah yang dipilih
yang paling efisien sebagai pemecahan. Decision Tree (Pohon
• Menggunakan kriteria gain ratio untuk Keputusan) sesuai digunakan untuk kasus-
menentukan jenis split yang terbaik. kasus dimana outputnya bernilai diskrit
2.3 Karakteristik Decision Tree (Agustinus, 2012).
Berikut ini adalah beberapa karakteristik 2.4 Adaptive Boosting (Adaboost)
Decision Tree secara umum : Adaptive Boosting (Adaboost)
• Decision Tree merupakan suatu pendekatan merupakan salah satu dari beberapa varian pada
nonparametrik untuk membangun model algoritma boosting (Chezian & Kumar, 2014).
klasifikasi Adaboost merupakan ensemble learning yang
• Teknik yang dikembangkan dalam sering digunakan pada algoritma boosting.
membangun Decision Tree memungkinkan Boosting bisa dikombinasikan dengan classifier
untuk membangun model secara cepat dari algoritma yang lain untuk meningkatkan
training set yang berukuran besar. performa klasifikasi. Tentunya secara intuitif,
• Decision Tree dengan ukuran tree yang kecil penggabungan beberapa model akan membantu
relatif mudah untuk menginterpretasinya. jika model tersebut berbeda satu sama lain.
• Decision Tree memberikan gambaran yang Adaboost dan variannya telah sukses diterapkan
ekpresif dalam pembelajaran fungsi nilai pada beberapa bidang (domain) karena dasar
diskret. teorinya yang kuat, presdiksi yang akurat, dan
• Algoritma Decision Tree cukup robbust kesederhanaan yang besar. Langkah-langkah
terhadap munculnya noise terutama untuk pada algoritma Adaboost adalah sebagai
metode yang dapat menangani masalah berikut.
overfitting. a. Input: Suatu kumpulan sample penelitian
• Adanya atribut yang berlebihan tidak terlalu dengan label {(𝑥𝑖 , 𝑦𝑖 ), … , (𝑥𝑁 , 𝑦𝑁 )}, suatu
mengurangi akurasi Decision Tree. component learn algoritma, jumlah
• Karena sebagian algoritma Decision Tree perputaran T.
menggunakan pendekatan top down, yaitu b. Initialize: Bobot suatu sampel pelatihan
partisi dilakukan secara rekursif maka jumlah 𝑤𝑖1 = 1⁄𝑁, untuk semua 𝑖 = 1, . . . , 𝑁
record menjadi lebih kecil. Pada leaf node, c. Do for t= 1, ...,T
jumlah record mungkin akan terlalu kecil d. Gunakan component learn algoritma untuk
untuk dapat membuat keputusan secara melatih suatu komponen klasifikasi, pada
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1962 Vol.2 No.7 Desember 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
sample bobot pelatihan. dari akurasi, presisi, dan recall. Jika label
e. Hitung kesalahan pelatihannya pada ℎ𝑡 : 𝜀𝑡 = prediksi keluaran bernilai benar (true) dan nilai
𝑡
∑𝑁𝑖 𝑤𝑖 , 𝑦𝑖 ≠ ℎ𝑡 (𝑥𝑖 ) sebenarnya bernilai salah (false) disebut
f. Tetapkan bobot untuk component classifier sebagai false positive (FP). Sedangkan jika
1 1−𝜀 prediksi label keluaran bernilai salah (false) dan
ℎ𝑡 = 𝛼𝑡 = 2 𝑙𝑛 ( 𝜀 𝑡)
𝑡 nilai sebenarnya bernilai benar (true) maka hal
g. Update bobot sample pelatihan 𝑤𝑖𝑡+1 = ini disebut sebagai false negative (FN) (Han &
𝑤𝑖𝑡 𝑒𝑥𝑝{−𝛼𝑡 𝑦𝑖ℎ (𝑥 ) } Kember, 2013). Berikut formulasi untuk
𝑡 𝑖
,𝑖 = 1, . . . , 𝑁 𝐶𝑡 adalah suatu menghitung akurasi, presisi, dan recall pada
𝐶𝑡
konstanta normalisasi. pembentukan model klasifikasi ditunjukan
h. Output: 𝑓(𝑥) = 𝑠𝑖𝑔𝑛(∑𝑇𝑡=1 𝛼𝑡 ℎ𝑡 (𝑥)) pada Persamaan (1), Persamaan (2), dan
2.5 Akurasi, Presisi, dan Recall Persamaan (3).
1) Akurasi, Presisi, dan Recall
Akurasi dapat didefinisikan sebagai tingkat 𝑇𝑃+𝑇𝑁
Akurasi = 𝑇𝑃+𝑇𝑁+𝐹𝑃+𝐹𝑁 × 100%
kedekatan antara nilai prediksi dengan nilai
(1)
aktual. Presisi menunjukan tingkat ketepatan
atau ketelitian dalam pengklasifikasian. 𝑇𝑃
Sedangkan recall berfungsi untuk mengukur Presisi = 𝑇𝑃+𝐹𝑃 × 100%
proporsi positif aktual yang benar (2)
diidentifikasi. Untuk mengukur akurasi,
𝑇𝑃
presisi, dan recall biasanya digunakan Recall = 𝑇𝑃+𝐹𝑁 × 100% (3)
confusion matrix. Confusion matrix adalah
alat ukur berbentuk matrix yang digunakan A. Kurva ROC
untuk mendapatkan jumlah ketepatan Kurva ROC (receiver operating
klasifikasi terhadap kelas dengan algoritme characteristic) adalah salah satu alat ukur
yang dipakai. Berikut akan disajikan bentuk untuk menilai kemampuan sistem
confusion matrix pada Tabel 1. klasifikasi. Kurva ROC sering digunakan
untuk mengevaluasi pengklasifikasian
Tabel 1. Bentuk Confusion Matrix Dari Dua karena memiliki kemampuan evaluasi
Kelas algoritma dengan cukup baik . Kurva ROC
merupakan grafik perbandingan antara
Confusion Nilai Sebenarnya sensitivity (true positive rate (TPR)) yang
Matrix True False diterjemahkan kedalam sumbu vertikal
TP (True FP (False atau sumbu koordinat y dengan specificity
Positive) Positive) (false positive rate (FPR)) yang
True diterjemahkan dalam bentuk kurva (Witten
Correct Unexpected
result result et al, 2011). Berikut formulasi dari
Nilai sensitivity dan specificity dipaparkan pada
TN (True
Prediksi FN (False Persamaan (4), dan Persamaan (5) .
Negative)
Negative)
False Correct
Missing 𝑇𝑃
result
absence of Sentivity = 𝑇𝑃+𝐹𝑁 × 100%
result (4)
𝑇𝑃
Specificity = 𝑇𝑃+𝐹𝑁 × 100%
Pada Tabel 1 nilai TP (true positive) dan TN
(true negative) menunjukan tingkat ketepatan (5)
klasifikasi. Umumnya semakin tinggi nilai TP Kurva ROC dapat digunakan sebagai
dan TN semakin baik pula tingkat klasifikasi komparasi beberapa metode (classifier)
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.7 Desember 2021 1963
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ataupun model classifier yang memiliki
perbedaan parameter guna mendapatkan model Nilai AUC Kategori
yang paling baik. Berikut adalah contoh Pengklasifikasian
penerapan komparasi performansi dari dua
0.90 - 1.00 Excellent
classifier yang berbeda pada Gambar 1.
0.80 - 0.90 Good
0.70 - 0.80 Fair
0.60 - 0.70 Poor
0.50 - 0.60 Fail

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk
pengembangan evaluasi dan pemecahan
masalah yaitu meningkatkan akurasi pada
pelaksanaan program bantuan sosial agar tepat
sasaran. Berikut ini adalah tahapan penelitian
yang dilakukan:
Gambar 1. Komparasi Classifier dengan Kurva
ROC

Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa terdapat


dua buah classifier yang disimbolkan dengan
garis putus-putus dan garis utuh. Jika pada
Gambar 1 menunjukan letak koordinat (0,1) hal
tersebut mewakili sensitivity dan specificity
sebesar 100%. Untuk menghitung dan Gambar 1. Metode Penelitian
memastikan classifier mana yang lebih unggul
maka digunakan penghitungan AUC (area HASIL DAN PEMBAHASAN
under curve). AUC (area under curve) adalah Sumber Data
luas area dibawah kurva. Luas dari AUC selalu Penelitian ini menggunakan data
berada diantara nilai 0 hingga 1. AUC dihitung sekunder penduduk Desa yang memperoleh
berdasarkan gabungan luas trapesium titik-titik Bantuan Langsung Tunai di Kelurahan
(sensitivity dan specificity). Pada Gambar 1 Banggae, Data yang digunakan dalam
memperlihatkan bahwa garis yang utuh penelitian ini adalah data Tahun 2020. Variabel
memiliki area dibawah kurva yang lebih besar yang digunakan adalah numerik dan kategorik.
dibandingkan garis yang putus-putus, hal ini Variabel Penelitian
berarti bahwa tingkat performansi klasifikasi Pada penelitian ini menggunakan data
dari classifier yang dilambangkan dengan garis penduduk desa yang diperoleh dari kantor
utuh lebih baik dibandingkan tingkat kelurahan, sebagai berikut:
performansi klasifikasi dari classifier yang a. Pendidikan: Tidak SD, SD, SLTP,
dilambangkan dengan garis putus-putus. SLTA, S1
Berikut adalah standar Tabel kategori b. Luas Lantai: Kurang dari 13 𝑚2 , Sama
pengklasifikasian berdasarkan nilai AUC pada 13 𝑚2 , Lebih dari 13 𝑚2
Tabel 2 c. Jenis Lantai: Keramik, Semen, Tanah
d. Jenis Dinding: Bambu, Tembok
Tabel 2. Kategori Pengklasifikasian e. Jenis Penerangan: Non PLN, PLN
Berdasarkan Nilai AUC f. Bahan Bakar Masak: Kayu, Gas

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1964 Vol.2 No.7 Desember 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
g. Sumber Air Minum : Sumur, Ledeng Tabel 3. Perhitungan Metode Adaboost
h. Jenis Jamban: Umum, Bersama, Sendiri Accuracy: 95.00%
i. Pendapatan: 0 sampai 1,5 juta, 1,5 True Tidak True Class
sampai 3 juta, lebih dari 3 juta Miskin Miskin Precision
j. Pekerjaan: Tidak Bekerja/Buruh, Pred Tidak
Petani, Pedagang, Wiraswasta, Pegawai 94 6 94%
Miskin
Pra-pemrosesan Data Pred Miskin 0 20 100%
Prapemrosesan data adalah mengeksplor
Class
dan memahami data yang akan diolah hingga 100% 77%
Recall
data tersebut layak untuk melaju ketahap
pemodelan, Hal ini merupakan langkah awal
pada proses klasifikasi data. Penelitian ini Tabel 4. Perbandingan Akurasi
menggunakan penggabungan dua metode yaitu Metode
No
metode Decision Tree dan Adaboost. Pada Klasifikasi Akurasi
Seleksi Fitur digunakan untuk menyeleksi data 1 Decision Tree 94.17%
yang rusak/tidak lengkap menggunakan fitur 2 Adaboost 95%
"Input Missing Value" dan "Rename Unused
Value" dengan menggunakan metode Decision KESIMPULAN
Tree sehingga didapatkan data set murni. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Mentranformasikan data dari numerik ke dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
nominal dan lakukan normalisasi menentukan 1. Metode klasifikasi Decision tree dan
bentuk data yang paling tepat. Selanjutnya Adaboost sama sama memiliki hasil
membagi data training dan data testing dengan akurasi yang baik yaitu sebesar 94% dan
perbandingan 80%:20%. Pemrosesan data 95%
dilakukan dengan menggabungkan metode 2. Metode klasifikasi Decision tree dan
Adaboost dalam proses validasi sehingga Adaboost tepat digunakan untuk
diperoleh akurasi yang lebih tinggi dari menentukan penerima bantuan sosial
pengolahan masing-masing metode. Hasil yang secara tepat
diperoleh dari masing-masing perhitungan
masing-masing metode adalah sebagai berikut: DAFTAR PUSTAKA
Tabel 2. Perhitungan Metode Decision Tree [1] Chezian, D.R.M., & Kumar, K.S. 2014.
Support Vector Machine and K-Nearest
Accuracy: 94.17%
Neighbour Based Analysis for the
True True Prediction of Hypothyroid. International
Class
Tidak Miski Journal of Pharma and Bio Sciences.
Precision
Miskin n 5(4)(B) 447-453.
Pred [2] Elly Firasari, Umi Khultsum, Monikka Nur
Tidak 98 7 93% Winnarto Risnandar, Kombinasi K-NN
Miskin dan Gradient Boosted Trees untuk
Pred Klasifikasi Penerima Program Bantuan
0 15 100%
Miskin Sosial Jurnal Teknologi Informasi dan
Class Ilmu Komputer (JTIIK). Vol. 7, No. 6,
100% 68%
Recall Desember 2020, hlm. 1231-1236.
[3] I.H. Witten, E. Frank, and M.A. Hall,
“Data Mining Practical Machine Learning
Tools and Techniques”, Third Edition,
Elsevier Publisher, USA, 2011.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.7 Desember 2021 1965
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

[4] J. Agustinus, “Sistem Deteksi Intrusi


Jaringan dengan Metode Support Vector
Machine”, M. Eng, Thesis, Jurusan Ilmu
Komputer. FMIPA UGM, Yogyakarta,
2012.
[5] J. Han, and M. Kamber, “Data mining:
Concepts and Techniques”, Third Edition,
Morgan Kaufmann Publishers, San
Fransisco, 2013.
[6] Kurniawan, Dios, Pengenalan Machine
Learning dengan Python, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2020.
[7] Saikin, & Kusrini. 2019. Model Data
Mining Untuk Karekteristik Data Traveller
Pada Perusahaan Tour And Travel (Studi
Kasus : Lombok Ceria Holiday). Jurnal
Manajemen Informatika & Sistem
Informasi, 2(2), 61–68.
[8] Yunus, A., Akbar, M., & Andri. 2019. Data
Mining Untuk Memeprediksi Hasil
Produksi Nuah Sawit Pada Pt Bumi Sawit
Saukses (Bss) Menggunakan Metode K-
Nearest Neighbor. Bina Darma Conference
on Computer Science, 198–207.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1966 Vol.2 No.7 Desember 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

Anda mungkin juga menyukai