Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGGUNAAN DANA BLT DALAM

PENINGKATAN PEREKONOMIAN KARYAWAN TAMBANG AMNT


MAUPUN NON AMNT YANG TERKENA PHK DAN DI RUMAHKAN PADA
MASA PANDEMI COVID-19

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH:
ANDRI KURNIA SANDI
17.01.033.005

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA

JUNI 2021

1
DAFFTAR ISI
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR TABEL
BAB 1....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN..............................................................................................................................5
A. Latar Belakang....................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................10
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................................10
D. Manfaat Penelitian............................................................................................................11
BAB II..................................................................................................................................................12
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................12
A. Landasan Teori..................................................................................................................12
B. PENELITIAN TERDAHULU..........................................................................................19
C. KERANGKA PEMIKIRAN.............................................................................................22
BAB III................................................................................................................................................23
METODE PENELITIAN..............................................................................................................23
A. Rancangan Penelitian........................................................................................................23
B. Sumber Data Dan Jenis Data.............................................................................................23
C. Populasi dan sample..........................................................................................................24
D. Metode pengumpulan data................................................................................................25
E. Teknik sampling................................................................................................................25
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian...................................................26
G. Alat analisis data...............................................................................................................26
H. Teknik analisis data...........................................................................................................26
I. Skala Likert.......................................................................................................................26
J. Uji Validitas Dan Realibilitas...........................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................28

3
DAFTAR GRAFIK

GRAFIK 1.1 9

DAFTAR TABEL

TABEL 1.1 19

4
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah proses peningkatan output dari
waktu ke waktu menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan
pembangunan suatu Negara (Todaro, 2005).
Pembangunan ekonomi di indonesia dilakukan dengan tujuan agar
mampu memecahkan masalah-masalah yang ada, khususnya untuk
memperluas lapangan pekerjaan, pemenuhan kebutuhan, pemutusan tali
kemiskinan, dan lain sebagainya. Hal tersebut dilaksanakan semata-mata
dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat indonesia.
Tingkat kesejahteraan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui
seperti apa tingkat perekonomian suatu masyarakat. Selain itu, tingkat
kesejahteraan juga merupakan indikator lokal suatu kabupaten/kota bahkan
kecamatan untuk memberikan informasi terkait upaya pencapaian target
menurunkan perbandingan pendapatan penduduk yang tingkat pendapatannya
masih dibawah rata-rata yang telah di tetapkan (Nugraha, 2018).
Kemiskinan merupakan masalah multidimensi karena berkaitan dengan
ketidakmampuan akses secara ekonomi, sosial, budaya, politik dan partisipasi
dalam masyarakat. Kemiskinan juga memiliki arti yang lebih luas dari
sekedar lebih rendahnya tingkat pendapatan atau konsumsi seseorang dari
standar kesejahteraan terukur. Untuk mengukur kemiskinan, Badan Pusat
Statistik (BPS) menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar
(basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang
sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar
makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Metode yang
digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua
komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan
Bukan-Makanan (GKBM). Penghitungan GK dilakukan secara terpisah untuk
daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk Miskin adalah penduduk yang
memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan di bawah garis kemiskinan.
(BPS:2013)

5
Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu provinsi yang berada
bagian barat indonesia. Yang mana dalam provinsi tersebut ada sekitar 8
kabupaten, 2 kotamadya, 116 kecamatan, 142 kelurahan dan 995 desa. Dari
delapan kabupaten tersebut di antaranya adalah kabupaten Sumbawa Barat.
Melihat perekonomian di kabupaten Sumbawa Barat yang mayoritas
masyarakatnya juga berprofesi sebagai petani yaitu pertanian tanaman
pangan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Karena kondisi alamnya yang
masih sangat mendukung dalam pengembangan potensi pertanian terutama
pada bidang peternakan, hal ini dikarenakan masih sangat luasnya lahan
lapang yang ada di kabupaten Sumbawa Barat, selain berprofesi sebagai
petani, sebagian besar masyarakat Kabupates Sumbawa barat juga berprofesi
sebagai karyawan atau pegawai tambang PT. AMNT maupun non PT.AMNT
yang lokasinya masih di area tambang Batu Hijau tersebut (Badan Pusat
Statistik, 2020).
Tingkat perekonomian di kabupaten Sumbawa Barat kini mengalami
perubahan sejak munculnya salah satu penyakit berbahaya dan mematikan.
Penyakit tersebut biasa disebut dengan sebutan Covid-19 atau paling akrab
disebut dengan Corona. World Health Organization (WHO), menyatakan
bahwa Covid-19 atau virus Corona ini merupakan salah satu penyakit yang
hampir sama dengan gejala Flu. Penyakit tersebut juga menyerang bagian
pernafasan mulai dari gejala flu, sesak nafas ringan, hingga sesak nafas parah.
Bahkan penyakit ini juga dikatakan dapat menyebabkan hingga kematian.
Menurutnya, virus tersebut merupakan penyakit menular yang dapat merebak
melalui antar manusia, antar hewan, manusia dan hewan, bahkan melalui
benda mati sekalipun. Virus ini juga sangat mudah menular karena proses
penularannya yang hanya dalam waktu singkat. Salah satunya melalu
sentuhan, hingga bersin. Oleh karenanya, masyarakat dianjurkan untuk selalu
menggunakan masker setiap saat beraktifitas di luar rumah (Rosadi Nindia,
2021).
Kemiskinan merupakan sebuah masalah yang amat serius yang masih
dihadapi oleh beberapa negara di dunia. kemiskinan merupakan salah satu
persoalan mendasar, karena kemiskinan menyangkut pemenuhan kebutuhan
6
yang paling mendasar dalam kehidupan dan kemiskinan merupakan masalah
global karena kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi banyak Negara
(Yacob 2012). Kemiskinan adalah masalah sosial yang masih belum
terselesaikan di negara berkembang khususnya di indonesia. Kemiskinan telah
hadir dalam realitas kehidupan manusia dengan bentuk dan kondisi yang
sangat memprihatinkan, Karena kemiskinan memang tidak bisa dihilangkan
begitu saja. Dengan adanya permasalahan terhadap Negara berkembang
terutama kemiskinan(Irwan akib, 2016). Salah satu sebab kemiskinan adalah
karena kurangnya pendapatan dan aset (lack of income and assets) untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, perumahan, tingkat
kesehatan dan pendidikan yang dapat diterima (acceptable). Di samping itu
kemiskinan juga berkaitan dengan keterbatasan lapangan pekerjaan dan
biasanya mereka yang dikategorikan miskin (the poor) tidak memiliki
pekerjaan (pengangguran), serta tingkat pendidikan dan kesehatan mereka
pada umumnya tidak memadai (World Bank, 2004).
Penyakit Corona virus (Covid-19) berawal di Kota Wuhan, Cina, sejak
December 2019. Coronavirus sendiri merupakan keluarga besar virusyang
dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia virus
ini dapat menyebabkan penyakit infeksi pada salurn pernapasan, mulai flu
biasa hingga hingga penyakit yang lebih serius seperti Middle East
Respiratory syndrome (MERS) serta Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan
pada manusia kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus
Disease 2019(COVID 19). Dan menurut CNN Indonesia jumlah kasus covid
yng terjadi di Indonesia per senin 24 Agustus 2020 adalah sebanyak 155.412
orang (CNN Indonesia, 24/08/20)
Kasus positif pertama diumumkan pemerintah Indonesia pada tanggal
2 Maret 2020. Respon cepat penanggulangan penyebaran infeksi Covid-19
diperkirakan memberi dampak yang negative terhadap perekonomian dan
keberlangsungan kehidupan penduduk. Pemerintah Kabupaten Sumbawa
Barat berpandangan bahwa respon darurat medis penanggulangan Covid 19
7
perlu disertai dengan dukungan penanggulangan dampak ekonomi terhadap
dunia usaha dan kehidupan masyarakat, di berbagai sektor. Sektor ekonomi
terdampak parah adalah pariwisata dan transportasi, diikuti oleh sektor
industri pengolahan, perdagangan, dan sektor-sektor lainnya. Sebagai
konsekuensi, pertumbuhan ekonomi daerah akan menurun drastis, dan tingkat
kemiskinan penduduk akan meningkat tajam pada tahun 2020.
Kasus covid-19 ini berdampak besar pada kenaikan tingkat
kemiskinan, yang dimana menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada
September 2019 tingkat presentase kemiskinan di Indonesia sebesar 9,22%,
namun pada Maret 2020 naik menjadi 9,78% dan pengangguran di Indonesia
melonjak, dimana tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2020 di
Indonesia mencapai 9,77 juta orang atau mengalami kenaikan dari 5,23%
menjadi 7,07% dibandingkan dengan tahun lalu (BPS, 23/11/2020).
Kehilangan mata pencaharian membuat banyak masyarakat
mengalami penurunan bahkan kehilangan pendapatan guna memenuhhi
kebutuhan sehari-hari, khususnya para pegawai tambang yang tergabung di
perusahaan AMNT maupun non AMNT di wilayah Kabupaten Sumbawa
Barat yang menyebabkan melonjaknya tingkat pengangguran di wilayah
kabupaten Sumbawa Barat.
Jumlah total karyawan atau pegawai tambang baik AMNT maupun
non AMNT atau yang tergabung dalam aliansi dan sub kontraktornya per 12
Maret 2020 adalah sebanyak 5.000 orang. 3.237 orang adalah karyawan
PT.AMNT dan 1.763 orang merupakan karyawan aliansi PT.AMNT dan Sub
Kontraktornya. Dari jumlah tersebut, karyawan yang merupakan putra putri
asli KSB adalah sebanyak 52,74%. Sementara karyawan dari Kabupaten/Kota
lainnya di NTB sebanyak 20,95%, dan karyawan nasional atau yang berasal
dari luar NTB sebanyak 26,30% (Bupati KSB, 2020). Sedangkan jumlah total
karyawan atau pegawai tambang AMNT dan non AMNT yang tergabung
dalam aliansi dan sub kontraktornya pada April 2021 adalah sebanyak 4.550
orang atau telah berkurang sebanyak 9% dari total jmlah pegawai pada 2020.

8
Jumlah karyawan PT AMNT
Jumlah
53%

26%
21%

KSB Kabupaten/kota lain Nasional/Luar NTB


di NTB

Grafik 1.1 Persentase Jumlah karyawan PT AMNT

Pemerintah selain melakukan kebijakan untuk penanganan medis, juga


membuat berbagai program kebijakan yang bisa membantu masyarakat
langsung. Berbagai bantuan diberikan kepada masyarakat dalam berbagai
bentuk seperti uang tunai, sembako, atau pemotongan tagihan tarif listrik dan
lain sebagainya yang pada saat seperti ini tentu banyak dibutuhkan oleh
masyarakat yang terimbas dampak pandemi Covid-19 dan disalurkan dengan
harapan dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Tujuan utama dari adanya
bantuan-bantuan tersebut adalah untuk menjamin ketersediaan kebutuhan
dasar serta perlindungan sosial terutama bagi kelompok rentan yang
terdampak dari adanya pandemi Covid-19 ini. Kelompok rentan yang
dimaksud adalah para pekerja yang tidak menentu dalam hal jam kerja,
kontrak, lingkup serta jaminan (Arika Bagus P et al, 2020, 6).
pemerintah membuat kebijakan ataupun program untuk
menanggulangi masalah tersebut. Salah satu dari sekian banyak program
tersebut adalah Bantuan Langsung Tunai (BLT). Bantuan Langsung Tunai
dapat dipahami sebagai pemberian sejumlah uang (dana tunai) kepada
masyarakat miskin setelah pemerintah menaikkan harga BBM dengan
mengurangi subsidi BBM yang kemudian selisih subsidi tersebut diberikan
kepada masyarakat miskin (Selviana, 2016).
Banyaknya para pekerja yang di PHK akan menambah jumlah
kelompok rentan di Indonesia.Sebelum adanya pandemi Covid-19 ini
masyarakat rentan memperoleh banyak bantuan dari pemerinah. Namun
9
semenjak munculnya pandemi ini pemerintah mengeluarkan bantuan sosial
khusus. Bantuan sosial khusus ini perlu dikeluarkan karena banyaknya
pekerja informal yang mengalami penurunan drastis bahkan sampai
kehilangan penghasilan akibat kebijakan-kebijakan yang ada, semakin
bertambahnya kelompok rentan dikarenakan banyak perusahaan yang
memutus hubungan kerja dengan para pekerjanya (Lestary J. Barany et al,
2020, 3)
Program Bantuan Langsung Tunai telah dilaksanakan Pemerintah
Indonesia. Tujuan dari Program Bantuan Langsung Tunai bagi Rumah
Tangga Sasaran dalam rangka kompensasi pengurangan subsidi BBM
adalah:Membantu masyarakat miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya. 1. Mencegah penurunan taraf kesejahteraan masyarakat miskin
akibat kesulitan ekonomi. 2. Meningkatkan tanggung jawab sosial bersama
(Depsos, 2008).
Tujuan pemerintah melaksanakan program tersebut adalah untuk
menjaga daya beli masyarakat pada masa pandemi, terutama pada keluarga
pegawai tambang AMNT maupun non AMNT yang di rumahkan ataupun
PHK pada masa pandemi covid-19.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian di tempat tersebut. Sehingga peneliti mengangkat sebuah judul
tentang “Analisis Efektivitas Penggunaan Dana BLT Dalam Peningkatan
Perekonomian Karyawan Atau Pegawai Tambang AMNT Maupun Non
AMNT Yang Terkena PHK Dan Di Rumahkan Pada Masa Pandemi
COVID-19”

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemanfaatan dana BLT yang di lakuikan oleh karyawan PT
AMNT yang terkena PHK ?
2. Apakah penggunaan dana BLT pada masa pandemi covid-19 efektiv dalam
peningkatan perekonomian keluarga karyawan tambang AMNT maupun
non AMNT yang terkena PHK atau di rumahkan selama lockdown ?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk memperoleh pengetahuan mengenai penggunaan dana BLT
10
2. Untuk mengetahui efektivitas dari penggnaan dana BLT oleh keluarga
karyawan tambang PT AMNT maupun non AMNT yang terkena PHK

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian antara lain:

1. Manfaat teoritis
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Dapat menambah ilmu dan wawasan kita terhadap kesejahteraan
masyarakat pada masa pandemi Covid-19.
b. Menambah pemahaman kita tentang dampak yang terjadi akibat dari
wabah Covid-19.
c. Peneliti berharap hasil dari penelitian ini dapat menjadi referensi
untuk peneliti-peneliti berikutnya terkhusus untuk penelitian-
penelitian yang menyerupai penelitian ini.

2. Manfaat praktis
Adapun manfaat praktis yang ingin di capai peneliti dalam
penelian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi pemerintah, diharapkan pemerintah mampu untuk lebih
memperhatikan kondisi dan atau keadaan alam yang terjadi saat ini.
terkhusus perhatian pemerintah terhadap masyarakat yang terkena
dampak dari wabah Covid-19 tersebut.

b. Bagi masyarakat, menjadi acuan atau sumber informasi terkait


dampak yang ditimbulkan oleh wabah Covid-19. Oleh karenanya,
diharapkan untuk seluruh masyarakat agar lebih mematuhi protokal
Kesehatan serta menaati berbagai kebijakan yang telah di terapkan
oleh pemerintah setempat.
c. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi seluruh
elemen masyarakat baik pembaca atau penulis. Sebagaimana
penelitian ini merupakan sarana atau cara pengamalan ilmu dari apa
yang didapatkan oleh peneliti selama menempuh pendidikan

11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Peningkatan Perekonomian
Menurut Moeliono (1988) Peningkatan merupakan cara yang dilakukan
untuk mendapatkan keterampilan atau kemampuan menjadi lebih baik.
Sedangkan perekonomian yang mempunyai kata dasar ekonomi berasal dari
kata oikos dan nomos, oikos berarti rumah tangga dan nomos berarti mengatur.
Sehingga dapat di simpulkan bahwa kata perekonomian dapat diartikan sebagai
tindakan, aturan atau cara tentang mengelola ekonomi rumah tangga yang
tujuannya untuk memenuhi kebutuhan hidup (Gunawan Sumodiningrat, 1998).

2. Teori Efektivitass
Kata efektiv berasal dari bahasa Inggris effective yang berarti berhasil, atau
sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik ( Moh Pabundu Tika 2014, 129).
Efektivitas juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memilih tujuan-
tujuan atau sasaran-sasaran yang tepat untuk mencapainya (Mahmudi 2015).
Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapinya tujuan yang telah
ditentukan sebeelumnya (Handayaningrat 1990). Dengan kata lain efektivitas
merupakan tingkat keberhasilan daam mencapai tujuan atau sasaran.
Efektivitas juga merupakan keadaan yang menunjukan sejauh mana tujuan
dapat di capai melalui suatu cara ataupun usaha yang sesuai dengan tujuan dari
rencana tersebut.
Efektivitas adalah sesuatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai
terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki. Kalau seseorang
melakukan perbuatan dengan maksud tertentu atau mempunyai maksud
sebagaimana yang dikehendaki, maka orang tersebut dikatakan efektif (Gie
2006). Menurut Handoko (2008) efektivias adalah kemampun untuk memilih
tujuan atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Efektivitas berasal dari kata “efek” dan digunakan dalam istilah ini sebagai
hubungan sebab akibat (Harbani Pasolong, 2012), dalam pendapatnya yang
lain juga mengatakan bahwa efektivitas adalah pencapaian sasaran dari upaya
bersama. Siagian (2010:151) berpendapat bahwa efektivitas terkait
penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditetapkan sebelumnya
12
atau dapat dikatakan apakah pelaksanaan sesuatu tercapai sesuai dengan yang
direncanakan sebelumnya.
Menurut Kurniawan (2008), efektivitas adalah kemampuan melaksanakan
tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi
atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara
pelaksanaannya.
Menurut Komaruddin (2005:294) efektivitas adalah suatu keadaan yang
menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Sementara menurut Steers (2008:87)
mengemukakan bahwa “Efektivitas adalah jangkauan usaha suatu program
sebagai suatu sistem dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk memenuhi
tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber daya itu serta
tanpa memberi tekanan yang tidak wajar terhadap pelaksanaannya.
Sementara itu menurut Makmur dalam bukunya efektifitas kebijakan
kelembagaan pengawasan (2010:7) berpendapat bahwa efektivitas dapat diukur
dari beberapa hal yaitu :
1. Ketepatan penentuan waktu: waktu yang digunakan secara tepat akan
mempengaruhi tingkat keefektivitasan suatu program atau kegiatan dalam
mencapai tujuan.
2. Ketepatan perhitungan biaya: hal ini dilakukan agar dalam menjalankan
suatu program tidak mengalami kekurangan dalam hal dana atau anggaran
sampai program tersebut selesai dilaksanakan.
3. Ketepatan dalam pengukuran: hal ini berarti bahwa dalam menjalankan
suatu program harusmenerapkan standarisasi. Ketepatan standar yang
digunakan dalam melaksanakan suatu program merupakan suatu ukuran
dalam mencapai keefektivitasan.
4. Ketapatan dalam menentukan pilihan: merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan untuk keberhasilan dalam mencapai tujuan karna dalam
menetukan pilihan dibutukan proses yang sangat penting untuk mencapai
suatu keefektifitasan.
5. Ketepatan berfikir dapat menentukan efektifitas dalam mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
6. Ketepatan dalam melakukan perintah: merupakan aktivitas organisasi atau

13
individu yang mempunyai kemampuan memberikan perintah dengan jelas
dan mudah dipahami dan jika perintah yang diberikan tidak dapat dipahami
maka pelaksanaan perintah tersebut akan mengalami kegagalan dan pada
akhirnya tidak efektif.
7. Ketepatan dalam menetukan tujuan: tujuan yang ditetapkan secara tepat
akan menunjang efektivitas pelaksanaan kegiatan tersebut.
8. Ketepatan sasaran: dapat menetukan keberhasilan aktivitas individu atau
organisasi dalammencapai tujuan.

3. Program Bantuan Langsung Tunai (BLT).


Pemerintah melalui kementerian sosial telah mengeluarkan kebijakan
berupa program-program bantuan social yang diberikan kepada masyarakat
miskin dan masyarakat yang terdampak perekonomiannya pada masa pandemic
covid-19 ini. Salah satu dari program tersebut adalah Bantuan Langsung Tunai
atau biasa dikenal dengan BLT, yang mana sasaran dari program tersebut adalah
masyarakat miskin masyarakat yang kehilangan pekerjaannya atau terkena PHK,
dan juga masyarakat yang rentan terjangkit virus covid-19 ini.
Bantuan ini di berikan kepada 9 juta kepala keluarga yang berada di
seluruh wilayah Indonesia dengan nilai bantuan sebesar Rp.600.000 terhitung
mulai bulan April 2020, dari total penerima yang berjumlah 9 juta kepala keluarga
tersebar di 33 provinsi, hanya provinsi DKI Jakarta yang tidak mendapatkan BLT
tetapi akan dig anti dengan bantuan yang berupa sembako, ( Ferdiyan Pratama,
puspensos 2020)
Menurut Wynandin Imawan (2008:8) Program Bantuan Langsung Tunai
merupakan salah satu program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan
Pemerintah Indonesia dari sekian banyak program penanggulangan kemiskinan
yang terbagi menjadi tiga klaster. Program Bantuan Langsung Tunai masuk dalam
klaster I, yaitu Program Bantuan dan Perlindungan Sosial. Kebijakan pemerintah
ini bertujuan untuk memecahkan persoalan public, yang dimana persoalan tersebut
adalah persoalan kemiskinan, dan penurunan daya beli yang terjadi akibat
pandemic covid-19 yang terjadi awal tahun 2020 (Carly Erfly Fernando Maun,
2020).

14
4. Kemiskinan
Menurut Akib dan Risfaisal (2016) Indonesia merupakan salah satu Negara
berkembang yang memiliki banyak permasalahan social pada lapisan masyarakat,
masalah social tersebut merupakan kemiskinan. Kemiskinan merupakan salah
satu masalah yang dihadapi oleh semua negara. Pertumbuhan ekonomi sebagai
salah satu indikator dalam mengatasi masalah kemiskinan, dimana pertumbuhan
ekonomi merupakan konsep dari pembangunan ekonomi (Atalay 2015).
Kemiskinan merupakan kondisi yang dimana seseorang ataupun sekelompok orang
yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya yang meliputi hak-hak dasar untuk
mempertahankan kehidupan yang bermartabat (Bappenas, 2014). Menurut Badan
Pusat Statistik, hak-hak dasar yang di maksud antara lain adalah:
1) terpenuhinya kebutuhan pangan.
2) kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan,
sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
3) rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan,
4) hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik.
Menurut Mukhtar (2013) kemiskinan dapat dikatakan sebagai konsep cair, tidak
pasti, dan multidimensional. Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan
dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan
makanan yang diukur dari sisi pengeluaran (BPS). Menurut Samuelson dan
Nordhaus (1997) menyatakan bahwa salah satu penyebab terjadinya kemiskinan di
negara berkembang adalah kekurangan modal (asset) yang dimilikinya, yang
berupa pemilikan luas lahan pertanian, peralatan yang sederhana (modal tetap),
dan kurangnya bantuan modal dari pemerintah setempat.

5. Covid 19
Menurut Salam (2020) Covid-19 merupakan virus yang dapat
menyebabkan penyakit menular dan fatal, serta menyerang manusia dan mamalia
lain hingga ke paru-paru di saluran pernapasan. Biasanya penderita Covid-19 akan
mengalami demam, radang tenggorokan, pilek atau bahkan batuk, yang bahkan
dapat menimbulkan gejala awal pneumonia, virus ini dapat menyebar melalui
kontak dekat dengan penderita covid 19 melalui cairan pernafasan atau air liur saat
batuk dan bersin.
15
Covid-19 yang juga dikenal sebagai virus corona oleh masyarakat
merupakan virus yang menyerang sistem pernafasan. Coronavirus dapat
menyebabkan penyakit pernafasan dan kematian akibat pneumonia akut. Virus ini
merupakan jenis virus baru yang dapat menyebar ke manusia. Virus ini bisa
menyerang siapa saja, termasuk bayi, anak-anak, dewasa, dan lanjut usia. Virus ini
pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada Desember 2019. Virus ini
menyebar dengan cepat di seluruh belahan China lainnya bahkan di banyak negara
termasuk Indonesia (Sarmigi, 2020)
Asal mula virus corona pertama kali muncul di pasar hewan dan makanan
laut di Wuhan. Kemudian dilaporkan banyak pasien yang terjangkit virus ini, yang
ternyata di tularkan dari kelelawar yang di jual dari pasar hewan tersebut kepada
manusia kemudian dari manusia ke manusia lainnya (Sarmigi, 2020).
Menurut Fatimah (2020) Munculnya penyakit Corona ini menimbulkan
banyak kerugian, tidak hanya di Indonesia, tetapi seluruh dunia, akibat wabah
covid 19 ini, banyak pabrik-pabrik serta sektor industri lainnya yang terdampak,
alhasil pemerintah menutup semua aktifitas luar ruangan demi menekan
penyebaran virus covid tersebut, dan bagi yang ingin melakukn perjalanan wajib
mengenakan masker sebagai bentuk perlindungan diri dan mematuhi protocol
kesehatan yang di tetapkan pemerintah.

6. PHK

a. Pengertian PHK
Menurut Asyhadie, zaeni (2008) Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dapat
terjadi karena berkhirnya waktu yang telah di sepakati dalam perjanjian kerja,
tidak menimbulkan masalah pada kedua belah pihak (pekerja/buruh maupun
pengusaha) karena pihak-pihak yang bersangkutan sama-sama telah menyadari
atau mengetahui saat berakhirnya hubungan kerja tersebut sehingga masing-
masing telah berupaya mempersiapkan diri dalam menghadapi kenyataan itu.
Berbeda halnya dengan pemutusan yang terjadi karena adanya perselisihan,
keadaan ini akan membawa dampak terhadap kedua belah pihak.
Menurut Pasal 1 angka 25 UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan :
“Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu
hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara
pekerja/buruh dang pengusaha.” Dengan demikian pemutusan hubungan kerja
16
merupakan segala macam pengakhiran dari pekerja/buruh. Pengakhiran untuk
mendapatkan mata pencaharian, pengakhiran untuk membiayai keluarga dan
masa pengakhiran untuk biaya pengobatan, rekreasi, dan lain-lain. Oleh karena
itu UU No 13 Tahun 2003 tidak mencabut UU No 12 Tahun 1964 tentang
Pemutusan Hubungan Kerja di perusahaan swasta karena UU No 12 Tahun
1964 merupakan hukum formal atau cara penyelesaian perselisihan-perselisihan
pemutusan hubungan kerja di perusahaan swasta. UU No 12 tahun 1964
tersebut dicabut dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
Undang-Undang No 12 Tahun 1964 hanya mengatur masalah pemutusan
hubungan kerja diperusahaan swasta, sedangkan Undang-Undang No. 13 Tahun
2003 tersebut dalam pasal 150 di tentukan bahwa ketentuan mengenai
pemutusan hubungan kerja yang diatur dalam undang-undang tersebut meliputi
pemutusan hubungan kerja yang terjadi dibadan usaha yang berbadan hukum
atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan atau milik badan
hukum, baik milik swasta maupun milik Negara maupun usaha-usaha sosial dan
usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan memperkerjakan orang lain
dengan membayar upah atau imbalan dengan bentuk lain.

b. Jenis-Jenis Pemutusan Hubungan Kerja


Dalam teori perburuhan ada 4 jenis pemutusan hubungan kerja:
1. Pemutusan hubungan kerja demi hukum
Menurut Soebekti (1984) pemutusan hubungan kerja demi hukum
merupakan pemutusan hubungan kerja yang terjadi dengan sendirinya
sehubungan dengan berakhirnya jangka waktu perjanjian yang dibuat
oleh majikan dan buruh.
Dalam Pasal 1903e KUH Perdata menyebutkan: “Perhubungan
kerja berakhir demi hukum, dengan lewatnya waktu yang ditetapkan
dalam persetujuan maupun reglement atau dalam ketentuan undang-
undang atau lagi majikan itu tidak ada oleh kebiasaan”.
2. Pemutusan hubungan kerja oleh buruh atau pekerja
Buruh/pekerja berhak memutuskan hubungan kerja dengan pihak
pengusaha, karena pada prinsipnya buruh tidak boleh di paksakan untuk
terus menerus bekerja bilamana ia sendiri tidak menghendakinya.
17
Dengan demikian Pemutusan hubungan kerja oleh buruh ini yang aktif
untuk meminta diputuskan hubungan kerjanya adalah dari buruh/pekerja
itu sendiri.
3. Pemutusan hubungan kerja oleh majikan/pengusaha
Menurut Halili et al(1987) pengusaha dapat memutuskan
hubungan kerja terhadap pekerja atau buruh dengan alas an pekerja atau
buruh telah melakukan kesalahan berat. Adapun kesalahan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Melakukan penipuan, pencurian tau penggelapan barang
dan/atau uang milik perusahaan.
2. Memberikan keterangan palsu atau dipalsukan sehingga
merugikan perusahaan
3. Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai
dan/atau mengedarkan narkotika, psikitropika, dan zat adiktif
lainnya dilingkungan kerja
4. Melakukan perbuatan asusila atau perjudian dilingkungan kerja.
5. Menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengidentifikasi
teman sekerja atau pengusaha dilingkungan kerja.
6. Membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan.
7. Pekerja/buruh yang diputus hubungan kerjanya karena alasan
telah melakukan kesalahan berat hanya dapat memperoleh uang
penggantian hak.

18
B. PENELITIAN TERDAHULU
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu
1. NAMA
Nindya Cahya Rosadi (2021)
(TAHUN)
JUDUL
Efektivitas Program Bantuan Sosial Tunai (BST)
Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Perumahan Taman
Cikande, Jayanti-Tangerang
HASIL Dari hasil penelitiannya, pemberian bantuan social
yang di lakukan di Perumahan Taman Cikande Kota
Tangerang ini sudah tepat sasaran yang dimana
dalam hal ini kriteria penerima BST sudah di
tetapkan oleh kementerian social yaitu mereka yang
telah kehilangan mata pencahariannya, pemberian
bantuan social ini sudah membantu masyarakat
dalam menjaga daya belinya walaupun dalam segi
nominal belum dapat memenuhi kebutuuhan selama
sebulan penuh. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kebutuhan masyarakat pada masa pandemic
covid-19 ini masih sangat tinggi dan pemberian
bantuan social dari pemerintah masih belum dapat
dikatakan efektif.
PERSAMAAN Adapun persamaan dalam penelitian sebelumnya
dan penelitian sekarang adalah sama-sama
menggunakan alat analisa kualitatif deskriftif.

2. NAMA

19
Carly Erfly Fernando Maun (2020)
(TAHUN)
JUDUL
Efektivitas Bantuan Langsung Tunai Dana Desa
Bagi Masyarakat Miskin Terkena Dampak Covid-19
Di Desa Talaitad Kecamatan Suluun Tareran
Kabupaten Minahasa Selatan.
HASIL Jika dilihat efektifitasnya dari program tersebut
terkait dengan ketepatan waktu penyaluran BLT
Dana Desa di Desa Talaitad, dapat disimpulkan
sudah tepat waktu dan mengikuti mekanisme yang
ada, sedangkan dari sisi dari sisi ketepatan dalam
menentukan pilihan, pemerinah desa telah bekerja
sesuai prosedur. Dan dari aspek ketepatan sasaran,
pemberian bantuan langsung tunai dana desa di Desa
Talaitad Kecamatan Suluun Teraran sudah tepat
sasaran, yang dimana hal ini didasari oleh
pernyataan masyarakat yang merasakan langsung
dampak dari BLT dan merupakan pelaku langsung
di lapangan.
PERSAMAAN Adapun persamaan dalam penelitian sebelumnya
dan penelitian sekarang adalah sama-sama ingin
mengkaji efektivitas penggunaan dana BLT pada
masa pandemic covid-19 dan sama-sama
menggunakan alat analisis kualitatif deskriftif.

PERBEDAAN Perbedaan dari penelitian sebelumnya dan penelitian


sekarang yaitu pada penelitian sebelumnya
membahas tentang efektivitas BLT bagi masyarakat
miskin yang terdampak covid-19, sedangkan
penelitian sekarang membahas tentang efektivitas
pengguaan BLT pada karyawan tambang PT AMNT
maupun Non AMNT yang terkena PHK dan di
rumahkan akibat lockdown pasca covid-19 yang ada

20
di KSB, Sehingga yang menjadi populasi pada
penelitian sebelumnya ialah para masyarakat lokal
dari semua kalangan di Desa Talaitad Kecamatan
Suluun Tareran Kabupaten Minahasa Selatan,
sedangkan pada penelitian sekarang adalah semua
karyawan tambang PT AMNT atau Non AMNT
yang terkena PHK atau di rumahkan pada masa
pandemic covid-19.

3. NAMA
Fatkhul Khoiriyah, Liana Oktavia, Ni’matus Zakiyah,
(TAHUN)
dan Muhammad Afthon Ilman Huda (2020)

JUDUL
Efektivitas Pelaksanaan Bantuan Sosial Dari
Pemerintah Terhadap Masyarakat Yang Terdampak
Covid-19 Di Desa Gendongarum Kecamatan Kanor
Kabupaten Bojonegoro.
HASIL Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Desa
Gendongarm merupakan salah satu desa yang
banyak menerima bantuan sosial selama masa
pandemic covid-9, beberapa bantuan tersebut berupa
BST dan BLT-Dana Desa. Jumlah penerima bantuan
tersebut adalah 26 KK untuk BLT-Dana Desa dan
97 untuk BST. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri
bahwa suatu pemerintahan dalam melaksanakan
suatu programnya terutama dalam masalah
pemberian bantuan sosial yang langsung ditujukan
untuk masyarakat yang membutuhkan pasti terdapat
kekurangan. Dalam hal ini titik poin yang menjadi
permasalahan dalam program BST dan BLT-Dana
Desa di Desa Gedongarum Kecamatan Kanor
Kabupaten Bojonegoro masih dirasa kurang efektif

21
dalam hal kurangnya keakuratan data dan tidak tepat
sasaran sebab tidak ada pembaharuan data.
PERSAMAAN Adapun persamaan dalam penelitian sebelumnya
dan penelitian sekarang adalah sama-sama terfokus
pada efefktivitas penggunaan dana BLT pada masa
pandemic covid-19

PERBEDAAN Perbedaan dari penelitian sebelumnya dan penelitian


sekarang yaitu pada penelitian sebelumnya adalah
dari variable penelitannya, penelitian sebelumnya
hanya menggunakan satu variable yaitu efektivitas
pada penggunaan dana BLT sementara pada
penelitian sekarang menggunakan da variable, yaitu
efektivitas penggunaan dana BLT dan peningkatan
perekonomian.

C. KERANGKA PEMIKIRAN

PHK

Peningkatan
Penggunaan Dana BLT Kemiskinan
Perekonomian

Penurunan Daya Beli

22
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penlitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif bermakna bahwa
peenelitian yang dilakukan menggunakan konteks alamiah dengan tujuan untuk
mengartikan apa yang terjadi dan dilakukan dengan berbagai metode yang ada (Albi
Anggito & Johan Setiawan, 2018, 7). mengemukakan bahwa penelitian kualitatif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamat (Bogdan & Taylor dalam
Moleong 2010). Penelitian ini sering disebut dengan penelitan lapangan yang bersifat
deskriptif yang menafsirkan dan menguraikan data yang bersamaan dengan situasi
yang sedang terjadi, penelitian ini juga mengungkapkan sikap, pertentangan,
hubungan serta pandangan yang terjadi pada lingkup responden.

B. Sumber Data Dan Jenis Data


Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data dengan menggunakan
pendekatan primer dan Sekunder.

1. Pendekatan primer
Penelitian dengan jenis data primer yaitu penelitian yang bukandalam
bentuk angka, namun diangkakan. Penelitian jenis ini diperlukankuesioner
dalam mencari dan mendapatkan data (V. Wiratna Sujarweni,2020). Sumber
data primer adalah sumber data pertama dimana sebuah data dihasilkan melalui
wawancara (Bungin 2001), dalam penelitian ini, data yang di perlukan yaitu
data-data konsumsi atau pengeluaran dan kesehatan

2. Pendekatan Sekunder
Penelitian dengan jenis data sekunder yaitu penelitian yang di peroleh
tidak langsung dari sumbernya, tetapi dari pihak kedua. Data ini mendukung
dari data primer yang peneliti dapatkan. Sumber data sekunder ini di dapatkan
dari hasil dokumentasi berupa foto, catatan dan lain sebagainya.

23
C. Populasi dan sample

1. Populasi
Menurut Sujarweni,(2020) populasi merupakan keseluruhan jumlah yang
terdiri dari objek atau subjek yang memiliki karekteristik dan kualitas tertentu
yang telah ditentukan oleh peneliti dalam melakukan penelitiannya kemudian
menarik kesimpulan. Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah
karyawan PT.MNT maupun Non AMNT yang terkena PHK atau di rumahkan
pada masa Pandemi covid-19 yang berlokasi di Kecamatan Jereweh dan
sekitarnya dengan jumlah 450 orang, sementara itu yang diambil sebagai
responden adalah sebanyak 20 orang.

2. Sample
Menurut V. Wiratna Sujarweni, (2020) sampel merupakan sebagian dari
jumlah keseluruhan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang akan
digunakan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, yang menjadi sampel
yaitu para karyawan PT AMNT maupun Non AMNT yang bekerja di area
tambang PT AMNT yang telah terkena PHK maupun di rumahkan. Adapun
penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin
dengan tingkat error 10%.

N
n= 2
1+ Ne

450
n= 2
=81
1+ 450(0,1)

Keterangan:

n= Jumlah Sample

N=Jumlah Populasi
e= margin of error/error tolerance (10% = 0,1)
jadi, berdasarkan hasil perhitungan di atas dengan menggunakan rumus
Slovin, maka dapat diambil sampel dari populasi yaitu sebanyak 81 responden.

24
D. Metode pengumpulan data
metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah,
observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Observasi
Menurut Wahid Murni(2008) suatu metode pengumpulan data yang
digunakan dengan jalan mengadakan pengamatan yang disertai dengan
pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran yang dilakukan secara
langsung pada lokasi yang menjadi objek penelitian.

2. Wawancara
Menurut Hardani dkk.(2020) wawancara merupakan aktifitas tanya jawab
secara lisan, antara dua orang atau lebih secara langsung yang merupakan
percakapan dengan maksud tertentu, percakapan tersebut dilakukan oleh dua
pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan
yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.

3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi merupakan teknik
pengambilan data dari berbagai dokumen, misalnya buku, makalah, foto
kegiatan, serta rekaman yang berhubungan dengan penelitian yang di lakukan
peneliti (Hardani, dkk 2020).

E. Teknik sampling
Menurut Margono (2004) Teknik sampling adalah cara untuk menentukan
sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber
data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar
diperoleh sampel yang representatif. Adapun teknik sampling padapenelitian ini
adalah Non Probability Sampling. Non Probability Sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang tidak sama terhadap anggota
populasi untuk dijadikan sampel penelitian. Sementara untuk penentuan sampel
sendiri menggunakan metode Snowball Sampling, teknik pengambilan sampel ini
berdasarkan wawancara atau korespondensi. Metode ini meminta informasi dari
sampel pertama untuk mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus
menerus hingga seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi.

25
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah Penggunaan dana BLT dan
Peningkatan Perekonomian. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:

1. Karyawan Tambang yang terkena PHK

2. Tingkat kemiskinan

3. Penurunan daya beli

G. Alat analisis data


Alat analisis data dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif. dimana
jenis data yang berbentuk informasi baik lisan maupun tulisan yang sifatnya bukan
angka. Data dikelompokkan agar lebih mudah dalam menyaring mana data yang
dibutuhkan dan mana yang tidak. Setelah dikelompokkan, data tersebut penulis
jabarkan dengan bentuk teks agar lebih dimengerti. Setelah itu, ditarik kesimpulan
dari data tersebut, sehingga dapat menjawab pokok masalah penelitian.

H. Teknik analisis data


Teknik analisis data diartikan sebagai cara seorang peneliti dalam
mengolah data-data yang sudah didapatkan guna untuk menjawab suatu rumusan
masalah dalam penelitian yang dilakukan. Dengan demikian, teknik analisis data
juga diartikan sebagai proses dalam menganalisis data guna menjawab masalah
penelitian (V. Wiratna Sujarweni, 2020). Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik analisis Skala Likert. Skala likert merupakan alat untuk
mengukur sikap, pendapat, perilaku, dan persepsi seseorang tentang suatu
fenomena sosial.

I. Skala Likert
Menurut Sujarweni, (2020) Skala likert merupakan suatu alat yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang suatu
fenomena sosial yang terjadi. Dengan menggunakan skala likert, variabel yang
akan di ukur sebelumnya dijabarkan menjadi beberapa indikator. Indikator-
indikator tersebut digunakan untuk mengukur dan menjadi tolak ukur dalam proses
penyusunan butir-butir pertanyaan. Secara umum, jawaban- jawaban dari skala
likert biasanya berupa kata-kata yang memiliki skor antara lain: (SS) Sangat Setuju

26
Biasanya Nilainya 5, (S) Setuju Biasanya Nilainya 4,(N) Netral Biasanya Bilainya
3, (TS) Tidak Setuju Biasanya Nilainya 2, Dan (STS) Sangat Tidak Setuju
Biasanya Nilainya 1.

Kategori Dan Skor Skala Likert

Kategori Skor

SS 4

S 3

TS 2

STS 1

Tabel di atas menunjukka bahwa pernyataan kuesioner tebagi menjadi


menjadi 4 kategori yaitu Sangat Setuju memiliki nilai 4, Setuju nilainya 3,
Tidak Setuju nilainya 2, dan Sangat Tidak Setuju nilainya 1. Setelah
peneliti melakukan pengumpulan data melalui kuesioner, langkah
selanjutnya adalah mencari hasil akhir dari apa yang diteliti.

J. Uji Validitas Dan Realibilitas

1. Uji Validitas

Validitas adalah pengukuran yang berfungsi untuk menunjukkan


tingkat ketepatan suatu instrumen terhadap sesuatu yang diteliti. Instrumen
yang memiliki tingkat validitas yang tinggi berarti tepat untuk digunakan
sebagai alat ukur, namun jika validitas suatu instrumen rendah maka
instrumen tersebut tidak pantas untuk dijadikan sebagai alat ukur
penelitian.

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah hasil yang ditunjukkan dari instrumen bahwa
suatu instrumen tidak memiliki kesalahan pengukuran (error free), sehingga
dapat menjamin suatu pengukuran yang stabil dan konsisten dan tidak
berubah-ubah.

27
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Y. (2019). Memahami Metode Penelitian Kualitatif. Diakses dari
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12773/Memahami-Metode-
Penelitian-Kualitatif.html

Badan pusat statistik, (2020). (BPS-STATISTIC Nusa Tenggara barat) diakses melalui
www.bps.go.id

Haryanti, D. N. (2015). IMPLEMENTASI BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) DI

KECAMATAN TANJUNGPINANG BARAT KELURAHAN BUKIT


CERMIN KOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2012

Khoiriyah, F., Oktavia, L., Zakiyah, N., dan Huda. M. A. I.(2020). EFEKTIVITAS
PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL DARI PEMERINTAH TERHADAP
MASYARAKAT TERDAMPAK COVID-19 DI DESA GENDONGARUM
KECAMATAN KANOR KABUPATEN BOJONEGORO.

Kontan.co.id. (2020). Ini alasan kontrak 9% karyawan Amman Mineral tak diperpanjang.
Diakses dari https://industri.kontan.co.id/news/

Maun, C.E.F.(2020). EFEKTIVITAS BANTUAN LANGSUNG TUNAI DANA DESA


BAGI MASYARAKAT MISKIN TERKENA DAMPAK COVID-19 DI DESA
TALAITAD KECAMATAN SULUUN TARERAN KABUPATEN
MINAHASA SELATAN.

Ma’ruf, A., Wihastuti. L.(2008). PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA: Determinan


dan Prospeknya. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 9, Nomor 1,
April 2008: 44 - 55

Mufidah, N. (2021). EFEKTIVITAS BANTUAN SOSIAL TUNAI DI KELURAHAN

PURWOSARI KECAMATAN PURWOSARI KABUPATEN PASURUAN

Pramanik, D.N. (2020). DAMPAK BANTUAN PAKET SEMBAKO DAN BANTUAAN


LANGSUNG TUNAI TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP
MASYARAKAT PADALARANG PADA MASA PANDEMI COVID 19.
INTELEKTIVA : JURNAL EKONOMI, SOSIAL & HUMANIORA

28
Rosadi, N. C. (2021). EFEKTIVITAS PROGRAM BANTUAN SOSIAL TUNAI (BST)
PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI PERUMAHAN TAMAN CIKANDE,
JAYANTI-TANGERANG.

Sendari, A.A. (2019). Mengenal Jenis Penelitian Deskriptif Kualitatif pada Sebuah
Tulisan Ilmiah. Diakses Dari
https://hot.liputan6.com/read/4032771/mengenal-jenis-penelitian-
deskriptif-kualitatif-pada-sebuah-tulisan-ilmiah

Suara NTB. (2021). PTAMNT Belum Berlakukan Jadwal Kerja Normal. Diakses Dari
https://www.suarantb.com/ptamnt-belum-berlakukan-jadwal-kerja-
normal/

Witjaksono, M. (2009). Pembangunan Ekonomi Dan Ekonomi Pembangunan: Telaah Istilah


Dan Orientasi Dalam Konteks Studi Pembangunan. Jurnal Ekonomi Dan Studi
Pembangunan, 1(1).

29

Anda mungkin juga menyukai