Anda di halaman 1dari 3

TUGAS REVIEW

PRANATA SOSIAL : PENGERTIAN DAN FUNGSI

Nama : Indah Siti Romadhonah

NIM : 43020170050

Program Study : Manajemen Dakwah (A)

Mata Kuliah : Sosiologi dan Antropologi

Dosen Pengampu : Bpk M. Ali Sofyan, M.A

Manusia hidup dilingkungan yang serba-pranata. Artinya, segala tindak tanduk atau
perilaku manusia senantiasa akan diatur menurut cara-cara tertentu yang telah disepakati
bersama. Di dalam kehidupa masyarakat, jumlah pranata sosial yang ada realtif bergam dan
jumlahnya terus berkembang sesuai dengan dinamika perkembangan masyarakat itu sendiri.
Pranata berfungsi mengatur cara-cara warga masyarakat dalam memenuhi berbagai
kebutuhan yang penting.

Pranata sosial adalah sistem hubungan sosial yang terorganisir yang


mengejawantahkan nilai-nilai serta prosedur umum yang mengatur dan memenuhi kegiatan
pokok warga masysrakat. Tiga kata kunci di dalam setiap pembahasan mengenai pranata
sosial adalah : nilai dan norma, pola perilaku yang dibakukan atau yang disebut prosedur
umum; dan sestem hubungan, yakni jaringan peras serta status yang menjadi wahana untuk
melaksanakan perilaku sesuai dengan prosedur umum yang berlaku. Unsur-unsur pranata
sosial bukanlah individu-individu mansianya itu, akan tetapi kedudukan-kedudukan yang
ditempati oleh para individu itu beserta aturan tingkah lakunya. Tujuan utama diciptakannya
pranata sosial, selain untuk mengatur agar kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi secara
memadai, juga sekaligus untuk mengatur agar kehidupan sosial warga masyarakat bisa
berjalan dengan tertib dan lancar sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Untuk
mewujudkan tujuannya, menurut Soerjono Soekanto (1970), pranata sosial di dalam
masyarakat dengan demikian harus dilaksanakan fungsi-fungsi berikut :

1. Memberi pedoman pada anggota masyarakat tentang bagaimana bertingkah laku atau
bersikap di dalam usaha untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
2. Menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman perpecahan atau dis-integrasi
masyarakat.
3. Berfungsi untuk memberikan pegangan dalam mengadakan sistem pengendalian
sosial (social control).

Karakteristik umum dari pranata sosial yang dikemukakan oleh Gillin and Gillin, sebagai
berikut : (Soemardjan dan Soemardi, 1964 : 67-70)
1. Pranata sosial terdiri dari seperangkat organisasi daripada pemikiran-pemikiran dan
pola-pola perikelakuan yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan.
Karakteristik ini menegaskan kembali bahwa pranta sosial terdiri dari sekumpulan
norma-norma sosial dan peranan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Norma-
norma sosial ini merupakan unsur abstraknya, dan peranan-peranan sosial seolah-olah
merupakan perwujudan konkret dari pranata sosial.
2. Pranata sosial itu relatif mempunyai tingkat kekekalan tertentu. Panjangnya umur
pranata sosial dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantanya norma-norma sosial yang
terbentuk melalui proses yang tidak mudah dan relatif lama. Sementara itu, norma-
norma sosial itu pada umumnya berorientasi pada kebutuhan pokok dari kehidupan
masyarakat, sehingga sewajarnyalah apabila pranata sosial kemudian dipelihara
dengan sebaik-baiknya. Selanjutnya juaga dipengaruhi oleh usaha dari para warga
masyarakat untuk semakin mengukuhkan atau melestarikan bahwa ada
kecenderungan manusia untuk meningkatkan peranannya melalui usaha-usaha untuk
memperoleh serta meningkatkan kedudukan seseorang.
3. Pranata sosial itu mempunyai tujuan yang ingin dicapai atau diwujudkan. Tujuannya
dasarnya adalah merupakan pedoman serta arah yang ingin dicapai. Oleh karena itu,
tjuan akan motivasi ataupun mendorong manusia untuk mengsahakan serta bertindak
agar tujuan itu dapat terwujud. Di dalam pranata sosial, yang dimaksud dengan tujuan
adalah sesuatu yang harus dicapai oleh golongan masyarakat tertentu dan golongan
masyarakat yang bersangkutan pasti akan berpegang teguh padanya.
4. Pranata sosial merupakan alat-alat perlengkapan yang dipergnkan untuk mencapai
tujuannya. Alat-alat perlengkapan pranata sosial dimaksudkan agar pranata yang
bersangkutan dapat melaksanakan fungsinya guna mencapai tujuan yang diinginkan.
5. Pranata sosial pada umumnya dilakukan dalam bentuk lambang-lambang. Juga tidak
jarang dimaksudkan untuk pencerminan secara simbolis yang menggambarkan tujuan
dan fungsi pranata yang bersangkutan.
6. Pranata sosial itu mempunya dokumen baik yang tertulis (dapat merupakan landasan
pranata) maupun yang tidak/autentik (dipergunakan sebagai pedoman).

Persamaan dari berbagai pranata sosial itu diantaranya, disamping pada umumnya bertujuan
untuk mengatur pemenuhan kebutuhan warganya, juga karena pranata itu terdiri dari
seperangkat kaidah dan peranan sosial. Sedangkan perbedaanya, seperti dikemukakan oleh J.
L. Gillin dan J. P. Gillin (1945), bahwa pranata sosial itu di antaranya dapat diklarifikasikan
menurut :

1. Tingkat kompleksitas penyebarannya.


Dengan mendasarkan diri pada tingkat kompleksitas penyebarannya itu, maka pranata
sosial dapat dikategorikan ke dalam bentuk, yaitu :
a. General social institutions.
Pranata sosial ini dapat dikatakan hampir terdapat di setiap bentuk masyarakat,
sehingga bersifat universal.
b. Restricted social institutions.
Pranata sosial ini pada umumnya mempunyai corak yang khas atau khusus dalam
kehidupan masyarakat. Kenyataan ini diperngaruhi oleh kaidah-kaidah serta
peranan-peranan yang terdapat di dalam pranata itu mempunyai kekhususan.
Karena sifat yang demikian, maka pola penyebarannya relatif lebih terbatas
dibanding dengan pranata yang umum.
2. Orientasi nilainya.
Dari segi orientasi nilainya, pranata sosial dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Basic social institutions.
Pranata sosial yang bersifat dasar atau utama ini harus ada dalam kehidupan
masyarakat, karena terdiri dari kaidah sosial yang memiliki nilai sangat pokok
atau utama bagi kelangsungan kehidupan masyarakat. Primernya suatu pranata
sosial sangat dipengaruhi oleh pentingnya kaidah yang mempunyai nilai sangat
tinggi untuk menjamin kelangsungan kehidupan masyarakat, sehingga apabila
dalam kehidupan masyarakat tidak terdapat pranata sosial yang bersifat primer ini
maka kelangsungan hidup manusia akan teramcam.
b. Subsidiary social institutions.
Pranata sosial sekunder didkung oleh kaidah sosial yang nilai-nilainya dianggap
kurang penting untuk menunjang kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu,
jika di dalam kehidupan masyarakat tidak menggunakan pranata sekunder tidaklah
memengaruhi kelangsungan kehidupannya. Sehingga penggunaan pranata ini
hanya merupakan tambahan untuk memperoleh kenikmatan dalam hidup.

Anda mungkin juga menyukai