Anda di halaman 1dari 3

"Studi Kasus: Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh di

Kelurahan Kapuk, Jakarta Barat: Tantangan dan Upaya Peningkatan Kualitas


Lingkungan"

Permukiman kumuh adalah suatu wilayah permukiman yang memiliki kondisi


lingkungan hunian yang sangat tidak layak huni. Ciri-ciri dari permukiman kumuh
meliputi kepadatan bangunan yang sangat tinggi dalam luasan yang terbatas, rawan
terhadap penyakit sosial dan penyakit lingkungan, serta kualitas bangunan yang
rendah. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari penelitian identifikasi
karakteristik lingkungan permukiman kumuh di Kelurahan Kapuk, Jakarta Barat,
kondisi permukiman kumuh di wilayah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Kondisi Fisik

Permukiman kumuh di Kelurahan Kapuk umumnya memiliki karakteristik


bangunan semi-permanen dengan penggunaan bahan bangunan seperti asbes untuk
atap, semen untuk lantai, dan campuran tembok dan papan untuk dinding . Hal ini
menunjukkan bahwa kondisi fisik bangunan di permukiman kumuh cenderung
sederhana dan kurang permanen.

b. Aspek Sosial

Masyarakat penghuni permukiman kumuh di Kelurahan Kapuk memiliki


beragam latar belakang, dengan proporsi penduduk asli Jakarta dan penduduk luar
Jakarta yang seimbang. Mayoritas penduduk telah memiliki KTP Jakarta,
menandakan bahwa sebagian besar telah menetap dalam jangka waktu yang cukup
lama di wilayah tersebut.

c. Aspek Ekonomi

Mayoritas penduduk permukiman kumuh Kapuk bekerja sebagai buruh


dengan penghasilan bulanan berkisar antara Rp. 2.100.000 hingga Rp. 2.500.000. Hal
ini mencerminkan kondisi ekonomi masyarakat yang umumnya bergantung pada
pekerjaan sebagai buruh.
d. Aspek Bahaya (Hazard)

Sebagian besar permukiman kumuh di Kelurahan Kapuk termasuk dalam


daerah rawan banjir. Meskipun genangan atau banjir terjadi, ketinggian air cenderung
lebih rendah dibandingkan dengan permukiman kumuh berat. Ketinggian banjir
biasanya berkisar antara 25 cm hingga 50 cm, dengan lama genangan umumnya
selama sehari.

Di Kelurahan Kapuk, Jakarta Barat, segi fisik, terdapat variasi karakteristik


dasar yang membedakan tingkat kekumuhan permukiman di Kelurahan Kapuk.
Permukiman kumuh ringan, seperti RW 07, memiliki kedekatan dengan pusat
kegiatan sosial-ekonomi seperti industri dan Rumah Pemotongan Hewan (RPH).
Sementara permukiman kumuh dengan kategori sedang (RW 01, 03, 04, dan 13)
cenderung berlokasi di daerah bantaran kali. Di sisi lain, permukiman kumuh berat
(RW 12 dan 16) ditandai dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi.Dari aspek
ekonomi juga menjadi sorotan penting dalam identifikasi ini. Masyarakat
permukiman kumuh berat umumnya memiliki penghasilan rendah, dengan mayoritas
pendapatan berkisar antara Rp. 1.100.000 hingga Rp. 1.500.000. Banyak dari mereka
bekerja sebagai buruh atau dalam sektor informal seperti tukang ojek, kuli bangunan,
tukang sapu, PRT, dan sebagainya.Selain itu, aspek bahaya (hazard) juga menjadi
perhatian dalam identifikasi karakteristik lingkungan permukiman kumuh.
Permukiman kumuh berat cenderung mengalami genangan atau banjir dengan tingkat
ketinggian yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kekumuhan lainnya.
Genangan umumnya terjadi selama satu hingga dua hingga tiga hari, dan kejadian
banjir ini sering terjadi setiap tahun.

Dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh di


Kelurahan Kapuk, Pemerintah DKI Jakarta telah melaksanakan berbagai program
seperti Program :
a. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM
MP): Program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat kumuh
dalam meningkatkan kualitas lingkungan dan kesejahteraan mereka.
b. Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK): Melalui program
ini, dilakukan berbagai kegiatan untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan lingkungan dan kesejahteraan.
c. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK): Program ini bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui berbagai kegiatan sosial dan
ekonomi.
d. Program Kampung Deret: Program ini mengarah pada peningkatan
kualitas hunian dan infrastruktur di permukiman kumuh.

Solusi yang diharapkan untuk mengatasi permasalahan di permukiman kumuh


Kapuk, Jakarta Barat meliputi:

a. Peningkatan akses terhadap layanan publik seperti air bersih, sanitasi, dan
sarana kesehatan.
b. Perbaikan infrastruktur lingkungan seperti drainase untuk mengurangi
risiko banjir dan genangan.
c. Peningkatan kualitas bangunan hunian dan fasilitas umum di permukiman
kumuh.
d. Pengembangan program pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan
keterampilan dan pendapatan masyarakat kumuh.
e. Penguatan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan dan
pengambilan keputusan terkait dengan pembangunan lingkungan mereka.

Anda mungkin juga menyukai