Anda di halaman 1dari 16

Environmental Occupational Health and Safety Journal Pages : 199 - 214 ISSN : 2745-3863

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ ISSN : -

Permasalahan Sanitasi Di Pemukiman Pesisir Jakarta Serta


Rekomendasi Teknologi Pengelolaannya
1
Elsa Try Julita Sembiring, 2Aliya Safithri
1,2
Program Studi Perencanaan Wilayah Kota, Universitas Agung Podomoro
Jalan S. Parman Kav.28 Jakarta Barat 60115
E-mail: elsa.try@podomorouniversity.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan kondisi sosial, ekonomi, budaya, serta lingkungan terkait air
dan sanitasi di salah satu pemukiman nelayan pesisir Jakarta Utara yakni Kawasan Kali Adem Muara
Angke RW 001 Kelurahan Pluit. Melalui wawancara mendalam (indepth interview) pada penduduk
sebanyak 127 orang pada September 2020, observasi serta pengelolaan data sekunder digunakan untuk
memahami kondisi masyarakat dan lingkungan. Data yang bersifat kualitatif dianalisis secara deskriptif.
Selanjutnya, dilakukan analisis alternatif teknologi sanitasi sesuai kondisi eksisting dengan metode
rangking. Hasil penelitian menunjukkan bahwa a) kondisi rumah belum memenuhi kriteria rumah sehat, b)
penggunaan air sungai untuk keperluan mandi, cuci dan kakus (MCK), c) kebiasaan buang air besar
sembarangan (BABS) di sungai/laut, d) limbah cair yang tidak terkelola. Faktor penghambat utama
memiliki jamban pribadi antara lain: a) keterbatasan lahan, b) keterbatasan ekonomi. Adapun rekomendasi
pengelolaan sanitasi di lokasi ini adalah pembuatan MCK komunal yang dilengkapi dengan pengolahan
air limbah komunal anaerobic baffle reactor dan penyedian jamban yang disertai dengan pengolahan
setempat tripikon-S.
Kata kunci: air bersih; sanitasi; pemukiman pesisir; Jakarta Utara; anaerobic baffle reactor; tripikon-S

Abstract
This study aims to describe the social, economic, cultural, and environmental conditions related to water
and sanitation in one of the coastal fishing settlements of North Jakarta, namely the Kali Adem Muara
Angke area, RW 001, Pluit Village. Through in-depth interviews (in-depth interviews) with 127 people in
September 2020, observation and data processing used to understand community and sanitatin conditions.
Qualitative data were analyzed descriptively. Furthermore, an analysis of alternative sanitation technology
was carried out according to the existing conditions using the ranking method. The results showed that a)
the condition of the house did not meet the criteria for a healthy house, b) the use of river water for bathing,
washing and latrine, c) defecation habits, in rivers/seas, d) unmanage wastewater. The inhibiting factors in
owning a private latrine include: a) limited land, b) economic limitations. Recommendations for sanitation
management at this location were communal toilets equipped with anaerobic baffle reactor as wastewater
treatment and latrine with tripikon-S as on-site treatment.
Keywords : clean water; sanitation; coastal settlements; North Jakarta; ; anaerobic baffle reactor; tripikon-
S

Environmental Occupational Health and Safety Journal • Vol.3 No.2 • Januari 2023 | 199
Environmental Occupational Health and Safety Journal Pages : 199 - 214 ISSN : 2745-3863

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ ISSN : -

PENDAHULUAN kondisi ketidakmerataan fasilitas penyediaan


Jakarta merupakan salah satu kota megapolitan air bersih, kurangnya fasilitas sanitasi yang
yang terletak di pesisir pantai. Daerah pesisir memadai, serta rendahnya kesadaran dari
secara geografis memiliki karakteristik masyarakat dalam menjaga dan memelihara
topografi mendatar, tempat berumuaranya lingkungan (3). Salah satu contoh permukiman
aliran sungai dengan bermacam kandungan yang menggambarkan hal tersebut yaitu Muara
limbah dan sedimen dari bagian hulu. Angke. Muara Angke merupakan daerah
Realitanya, pembangunan yang tidak merata pesisir teluk DKI Jakarta bagian utara yang
menyebabkan masih banyak ditemukan mayoritas terdiri dari permukiman nelayan.
pemukiman tidak terorganisir dengan baik Salah satu permukiman nelayan yang berada di
(kumuh) pada kawasan ini. Ketidakpastian wilayah ini adalah Mustika Kali Adem.
mendapatkan penghasilan dari kegiatan Kawasan ini dikenal sebagai grey area atau
ekonominya menjadi salah satu kendala daerah abu-abu, yaitu wilayah dengan status
rendahnya kemampuan individu dalam kepemilikan tanah yang tidak jelas karena
menyediakan sarana sanitasi yang memadai. merupakan lahan garapan yang dibangun di
Hal ini dikarenakan prioritas utama masyarakat atas bantaran Kali Adem (4). Berdasarkan
berpenghasilan rendah yaitu untuk memenuhi peraturan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
kebutuhan dasar fisiologis seperti makanan 2004 tentang Pengairan dan Peraturan
sehari-hari. Sedangkan untuk bentuk dan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai
kualitas bangunan merupakan prioritas yang dinyatakan bahwa 10 - 20 meter dari bibir
paling rendah (1). Adapun karakteristik daerah sungai atau sempadan tidak diperkenankan
kumuh pesisir menurut antara lain kepadatan untuk dibangun. Hal tersebut dikarenakan
penduduk sedang (150–300 jiwa/Ha) hingga sungai termasuk sempadan yang artinya adalah
tinggi (500 jiwa/Ha); mayoritas daerah tersebut milik negara. Namun, di sisi lain pemukiman
dihuni oleh penduduk dengan pendapatan ini sudah ada sebagai warisan turun temurun
menengah-bawah; permukiman yang tidak dari nenek moyang yang juga bekerja sebagai
tertata dengan baik; akses jalan yang sempit; nelayan. Ditambah lagi dengan harga tanah
permukiman yang semi-legal atau bahkan yang tinggi, tidak diimbangi dengan
illegal; bangunan rumah yang mayoritas semi pendapatan keluarga nelayan yang cukup,
permanen; dan fasilitas sanitasi lingkungan membuat masyarakat di lokasi ini terus
buruk (2). menetap di lokasi ini. Pendapatan dari para
Daerah pesisir meliputi bantaran sungai, nelayan tersebut bergantung dengan kondisi
pesisir laut, dan rawa memiliki permasalahan alam, sehingga minimnya kemampuan secara
sanitasi kompleks yang ditandai dengan finansial dari para nelayan. Dengan kondisi
Environmental Occupational Health and Safety Journal • Vol.3 No.2 • Januari 2023 | 200
Environmental Occupational Health and Safety Journal Pages : 199 - 214 ISSN : 2745-3863

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ ISSN : -

tersebut menyebabkan sarana dan prasarana Alternatif pengolahan sanitasi yang sesuai
pengelolaan lingkungan cenderung diabaikan. dengan lokasi.
Hal ini dapat dilihat dari kondisi fisik Subjek penelitian ini adalah masyarakat yang
bangunan rumah yang tidak teratur dan tinggal di Mustika Kali Adem Muara Angke.
didominasi oleh bentuk rumah panggung yang Berdasarkan data dari pengurus RW 001
setengah permanen Selain itu keadaan sanitasi Kelurahan Pluit dan pengurus kelompok
lingkungan masyarakat pada wilayah Mustika Kali Adem, jumlah Kepala Keluarga
permukiman nelayan ini memiliki kendala (KK) dan rumah di wilayah ini adalah 185
terbesar dalam sarana jamban rumah tangga Rumah. Selanjutnya dari populasi ini
dan pengolahan air limbah domestik. ditentukan sampel yang ditentukan dengan
Berdasarkan kondisi tersebut maka penelitian rumus Slovin.
ini bertujuan untuk mengenali kondisi 𝑁
𝑛=
eksisting terkait kondisi masyarakat serta serta 1 + 𝑁(𝑒 ! )

mengetahui tingkat kelayakan sanitasi dari Dimana:

masyarakat di Mustika Kali Adem, Muara n = jumlah sampel

Angke, Jakarta Utara. Berdasarkan gambaran N = jumlah populasi/KK

kondisi yang diperoleh selanjutnya diberikan e = derajat kecermatan atau toleransi

rekomendasi alternatif pengelolaan sanitasi kesalahan dalam pengambilan sampel, yakni

yang kondisi eksisting lokasi. 5%.


Dengan demikian, diperoleh jumlah sampel

METODE responden yang diperlukan untuk pengisian

Metode penelitian yang digunakan adalah kuesioner adalah 127 rumah.

deskriptif yang bertujuan untuk memberikan


secara jelas dan sesuai dengan fakta di Secara administrasi, lokasi penelitian terletak

lapangan secara mendetail yang kemudian di RW 001 Kelurahan Pluit, Muara Angke,

disajikan dalam bentuk peta, gambar, dan Jakarta Utara yang ditunjukkan pada Gambar

prosentasi hal yang dideskripsikan. 1.

Ruang lingkup materinya terdiri dari: 1).


karakteristik kondisi sanitasi lingkungan, yang
terdiri dari: kondisi eksisting bangunan rumah
dan lingkungan sekitarnya serta kepemilikan
sarana sanitasi dasar (air bersih, jamban, dan
sarana pengolahan air limbah) serta 2).

Environmental Occupational Health and Safety Journal • Vol.3 No.2 • Januari 2023 | 201
Environmental Occupational Health and Safety Journal Pages : 199 - 214 ISSN : 2745-3863

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ ISSN : -

No. Variabel Jenis Data


Profesi
Pendapatan
Kepemilikan
Lama huni
3. Air bersih dan Sumber air bersih
sanitasi Sanitasi:
kepemilikan dan
kondisi jamban,
Sumber: Google Earth kebiasaan BABS
Gambar 1 Peta Lokasi Mustika Kali Adem Pengolahan air
limbah

Tahapan penelitian terdiri dari:


3. Pengolahan dan analisis data
1. Persiapan berupa perizinan dan studi
Pengolahan data melalui proses
literatur dan pustaka berkaitan dengan
editing, koding, selanjutnya dianalisis
kondisi sanitasi di wilayah pesisir,
secara deskriptif terhadap data
serta pengumpulan data sekunder dari
kualitatif berdasarkan hasil wawancara
instansi terkait berupa peta wilayah,
mendalam terhadap 127 responden.
jumlah KK dan bangunan rumah.
4. Pemilihan Alternatif Pengolahan
2. Observasi lapangan dan wawancara
Berdasarkan hasil analisis yang
mendalam untuk mendapatkan data
menggambarkan kondisi masyarakat
terkait lokasi dan kondisi bangunan
dan sanitasi di lokasi ini, selanjutnya
rumah, kepemilikan sarana sanitasi
ditentukan alternatif pengelolaan
dasar serta bentuk peran serta
sanitasi yang sesuai berdasarkan studi
masyarakat dalam pengelolaan
literatur. Selanjutnya dalam pemilihan
lingkungan pada September 2020.
alternatif teknologi digunakan metode
Responden akan ditanya kesediaannya
skoring. Pada metode skoring ini akan
terlebih dahulu sebelum pertanyaan
diberikan penilaian di setiap parameter
dalam kuesioner diajukan. Adapun
berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria
variabel data penelitian sebagai
mengacu pada aspek umum yang
berikut.
dianggap relevan untuk mencapai
Tabel 1 Variabel Penelitian
tujuan yakni: lingkungan (%
No. Variabel Jenis Data penyisihan), teknologi, ekonomi,
1. Bangunan rumah Kondisi bangunan
Material dinding / sosial (5). Selain itu, kriteria lahan
lantai
Material atap juga dimasukkan mengingat
2. Sosial dan Ekonomi Umur
Masyarakat Pendidikan
Environmental Occupational Health and Safety Journal • Vol.3 No.2 • Januari 2023 | 202
Environmental Occupational Health and Safety Journal Pages : 199 - 214 ISSN : 2745-3863

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ ISSN : -

terbatasnya luas lahan yang ada di No. Variabel Kategori %


4. Pendapatan <Rp 1 juta 23,6
lokasi.
keluarga Rp 1-1,5 juta 24,4
Alternatif teknologi terpilih Rp 1,5-2,5 juta 22,8
merupakan penjumlahan tertinggi dari Rp 2,5-3,5 juta 23,6
Rp 3,5-5 juta 3,9
skor masing-masing teknologi. Skor > Rp 5 juta 1,6
ditentukan dengan rentang 1-3 dengan 5. Kepemilikan Pribadi 91
Kontrak 9
ketentuan 1 adalah untuk nilai
6. Lama <1 tahun 10
tinggi/sulit, nilai 2 adalah sedang, dan tinggal 1-5 tahun 11
5-10 tahun 16
nilai 3 adalah rendah/mudah yang
10-20 tahun 22
ditentukan berdasarkan studi literatur. >20 tahun 68

HASIL DAN PEMBAHASAN Dari tabel diatas ditunjukkan bahwa


Observasi dan survei kuesioner dilakukan pemukiman ini di tabel 2 diketahui bahwa
untuk memperoleh kondisi masyarakat serta karakteristik responden berdasarkan umur
kelayakan sanitasi (rumah, air bersih, dan terdiri dari 61% responden berusia 30 - 50
sanitasi) di lokasi studi. tahun, diikuti 22% responden berusia 18 - 29
Sosial dan Ekonomi Masyarakat tahun, dan 17% responden berusia 50-70
Karakteristik responden dalam hal sosial dan tahun. Selanjutnya, karakteristik responden
ekonominya melalui survei terhadap 127 berdasarkan kriteria pendidikan tertinggi
responden ditunjukkan pada tabel berikut. keluarga, diperoleh 46% pendidikan
tertingginya didominasi SD, 26% diikuti SMP,
Tabel 2 Distribusi Responden dari sisi sosial 14% SMA, 13% tidak bersekolah dan 1%
dan ekonomi di RW 001 Mustika Kaliadem
Muara Angke Tahun 2020
D3/Strata 1.
Karakteristik responden dari segi pendapatan
No. Variabel Kategori %
1. Umur 18-29 tahun 22 keluarga di bawah rata-rata upah minimum
30-50 tahun 61 DKI Jakarta berkisar Rp4.200.000 (6). Data
51-70 tahun 17
2. Pendidikan Tidak sekolah 1
survei tertinggi menunjukkan sebanyak 29,9%
Tertinggi SD 26 sebesar Rp 1.000.000 - Rp 1.499.000, diikuti
Keluarga SMP 14
22,8% sebesar Rp 1.500.000 - Rp 2.499.000,
SMA 13
D3/S1 1 23,6% sebesar Rp 2.500.000 - Rp 3.499.000,
3. Mata Tidak bekerja 9 sisanya pendapatan responden dibawah Rp
pencaharian Nelayan 38
Buruh 9 1.000.000.
Pedagang 3 Berdasarkan status kepemilikan rumah,
Lainnya 41
diperoleh data sebanyak 91% responden
Environmental Occupational Health and Safety Journal • Vol.3 No.2 • Januari 2023 | 203
Environmental Occupational Health and Safety Journal Pages : 199 - 214 ISSN : 2745-3863

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ ISSN : -

mengaku bahwa rumah yang dihuni pada saat


ini adalah milik pribadi. Hal ini diketahui dari
hasil wawancara kepada responden bahwa
rumah yang ditempati pada saat ini merupakan
rumah warisan turun temurun, sehingga
masyarakat tersebut merasa memiliki dan ingin
terus menetap di lokasi ini sudah digusur 3 kali.
Selain itu, hal tersebut juga didukung oleh
jawaban responden mengenai lama tinggal di
rumah tersebut, 53% responden menjawab
Gambar 2 Kondisi Pemukiman RW001 Mustika
telah menetap di wilayah ini selama >20 tahun, Kaliadem yang rapat didominasi dengan rumah
nonpermanen
17% menetap selama 10 – 20 tahun, 13%
menetap selama 5-10 tahun dan 17% Berdasarkan survei jenis material yang

responden menetap. Status kepemilikan lahan digunakan pada bangunan rumah responden,

yang tidak jelas status legalnya tentu akan ditemukan bahwa mayoritas responden yang

mempersulit hal penyediaan air bersih dari tinggal di pemukiman ini termasuk pada jenis

PDAM karena biasanya PDAM tidak bangunan non-permanen dikarenakan sebesar

mengizinkan atau memilih untuk tidak 100% lantai dan dindingnya terbuat dari kayu

memasang sambungan air di tanah tersebut dan triplek. Untuk material atap 79%

untuk menghindari konflik di masa yang akan responden menggunakan asbes sebagai

datang (7). penutup atap, 15% responden menggunakan

Bangunan rumah tenda bambu dan terpal sebagai penutup atap,

Permukiman Mustika Kali Adem terdiri dari sisanya menggunakan seng dan genteng.

185 bangunan rumah yang dibangun di Kondisi kolong/bagian bawah rumah

sepanjang sepanjang +350 meter bantaran Kali panggung ini terdapat lumpur hasil endapan

Adem dengan jenis rumah panggung. Jarak dari sungai, genangan air dan sampah yang

antara bangunan rumah dengan rumah yang berpotensi sebagai tempat berbagai vektor

lain sangat rapat dengan akses jalan berupa penyakit bersarang.

gang sempit <1m. Kondisi jalan dan Penyediaan Air Bersih

permukiman Mustika Kali Adem ditunjukkan Distribusi responden berdasarkan kepemilikan

pada Gambar 2. sarana air bersih dan sanitasi air limbah dapat
dilihat pada tabel 3.

Environmental Occupational Health and Safety Journal • Vol.3 No.2 • Januari 2023 | 204
Environmental Occupational Health and Safety Journal Pages : 199 - 214 ISSN : 2745-3863

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ ISSN : -

Tabel 3 Kepemilikan sarana air bersih dan Air tanah pada kawasan ini tidak dapat
sanitasi air limbah
digunakan untuk keperluan sehari-hari karena
Gambaran Sarana
tergolong payau (4). Hal ini dikarenakan
Variabel Kategori Sanitasi
n % intrusi air laut yang menyebabkan
Sarana Memiliki 127 100% bercampurnya air tanah dengan air laut. Air
penyedia Tidak
an air memiliki 0 0% sungai dimanfaatkan oleh masyarakat melalui
bersih Total 127 100% penyedotan dengan menggunakan pompa dan
Memiliki 82 65%
pipa, kemudian dialirkan menuju bak sedalam
Tidak
Jamban
memiliki 45 35% 6 meter sebanyak 2 unit untuk selanjutnya
Total 127 100% didistribusikan ke rumah-rumah melalui
Memiliki 0 0%
Tidak perpipaan. Bak ini digunakan untuk
SPAL
memiliki 127 100% memungkinkan proses pengendapan partikel-
Total 127 100%
partikel besar yang terbawa dari kali sekaligus

Tabel 4 Kelayakan sarana air bersih dan menampung air sungai. Kualitas air yang
sanitasi air limbah diterima tiap rumah sangat bergantung dengan
Gambaran kualitas alami air sungai.
Sarana Sanitasi
Variabel Kelayakan
persenta
n se
Memenuhi 0 0%
Sarana
Tidak
penyediaan
memenuhi 127 100%
air bersih
Total 127 100%
Memenuhi 0 0%
Tidak
Jamban Gambar 3 Kondisi Sumur dan Kualitas Fisik Air
memenuhi 82 100%
Total 82 100%
Air dari bak penampungan ini digunakan untuk
Tabel 3 menunjukkan bahwa sudah terdapat keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci,
sarana penyediaan air namun belum layak. dan kakus. Sedangkan keperluan konsumsi
Hasil ini diperoleh berdasarkan pengamatan (minum dan masak) menggunakan air yang
fisik serta survei responden berdasarkan dijual oleh jasa tukang air keliling dengan
kriteria warna, bau, dan rasa yang tercantum menggunakan gerobak yang akan
dalam Tabel 2. Sebanyak 87% responden mengantarkan ke rumah-rumah dan memungut
menyatakan bahwa air yang diterima dari biaya.
sarana penyediaan air ini tidak memenuhi
ketiga kriteria di atas.

Environmental Occupational Health and Safety Journal • Vol.3 No.2 • Januari 2023 | 205
Environmental Occupational Health and Safety Journal Pages : 199 - 214 ISSN : 2745-3863

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ ISSN : -

Tabel 5 Jumlah Air yang dibeli dari jasa rumah sendiri, 22% mungkin menginginkan
tukang air keliling
jamban sendiri dan 5% tidak memiliki
Volume Air Persentase
keinginan atau belum membutuhkan untuk
(Liter) (%)
20-40 53 memiliki jamban pribadi.
60-80 19
80-100 6 Keinginan untuk memiliki jamban sendiri di
> 120 1 rumah ditunjukkan pada Gambar 4.
0 22

Mungkin
Kebutuhan air berkisar 20 – 40 liter per rumah 22%
per hari dengan biaya berkisar Rp.5.000-
Rp.10.000. Tidak
5%

Sanitasi
Ya
Berdasarkan Tabel 3, sebanyak 65% atau 82 73%
dari 127 responden ini sudah memiliki jamban
Gambar 4 Frekuensi Keinginan Memiliki Jamban
pribadi. Namun kondisi jamban tersebut tidak Pribadi
layak ditinjau dari material serta dari syarat-
Dari kondisi tersebut dipengaruhi oleh
syarat jamban sehat secara teori (8). Bangunan
beberapa faktor yang menjadi penghambat
jamban mayoritas terdiri dari kayu, triplek, dan
untuk membangun jamban di rumah sendiri
asbes. Lantai pada jamban yang digunakan
yaitu tidak memiliki biaya yang cukup (29%),
terdiri dari kayu dan papan. Sedangkan
kesulitan akses air bersih (6%), dan
jambannya hanya terdiri dari kayu/papan yang
keterbatasan lahan rumah (65%). Berdasarkan
dilubangi dengan efluen air limbahnya
hasil jawaban responden, mayoritas menjawab
langsung di buang ke sungai.
keterbatasan lahan rumah karena permukiman
Responden yang tidak memiliki jamban
rumah yang sempit dan padat juga menjadi
pribadi lebih memilih menggunakan fasilitas
penghambat atas kepemilikan jamban.
MCK (mandi, cuci, kakus) dan menumpang
Frekuensi faktor penghambat dalam
tetangga sebesar 78% dari 45 responden dan
membangun jamban pribadi ditunjukkan pada
sisanya 22% dari 45 responden tersebut
Gambar 5.
langsung ke sungai/laut di belakang rumah
atau di perahu-perahu nelayan. Sebenarnya
berdasarkan hasil survei responden yang tidak
memiliki jamban, 73% dari 45 responden
menginginkan untuk memiliki jamban di

Environmental Occupational Health and Safety Journal • Vol.3 No.2 • Januari 2023 | 206
Environmental Occupational Health and Safety Journal Pages : 199 - 214 ISSN : 2745-3863

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ ISSN : -

Biaya lain yang menunjukkan karakteristik


tidak
cukup masyarakat pesisir dan kondisi sanitasi yaitu
29%
kondisi fisik bangunan masyarakat pesisir
Keterbat mayoritas bangunan tidak permanen, karena
asan Kesulitan
lahan
akses air merepresentasikan karakter penghuni dan
rumah bersih
6% kemampuan ekonomi masyarakat nelayan.
65%
Gambar 5 Faktor Penghambat Membangun Selain itu prasarana yang meliputi drainase,
Jamban Pribadi sarana air minum dan sanitasi (MCK) memiliki
kondisi yang pengelolaannya masih kurang
Selanjutnya, berdasarkan Tabel 2 di
baik (9). Untuk ketersediaan air bersih masih
permukiman ini belum memiliki sarana
belum terpenuhi, karena belum adanya air
pengolahan air limbah domestik individu
perpipaan dari PDAM. Adapun sumber air
(setempat) maupun komunal (terpusat). Air
bersih yang digunakan masyarakat pesisir
buangan yang berasal dari kamar mandi atau
memiliki kondisi kualitas air yang kurang baik
MCK tidak melewati septic tank atau
yaitu berasa dan keruh. Selain itu dari segi
pengolahan air limbah rumah tangga lainnya
sosial, masyarakat pesisir memilih untuk tetap
terlebih dahulu. Sehingga air buangan tersebut
bermukim karena waktu bermukim sudah lama
langsung dibuang ke belakang rumah yaitu
dan tetap memilih bermukim dari lahir di
Sungai / Kali Adem.
pesisir. Kondisi sanitasi yang buruk di daerah
pesisir juga dipengaruhi oleh karakteristik
masyarakat yaitu pengetahuan dan kesadaran
masyarakat. Penelitian terkait menunjukkan
bahwa kurangnya tingkat kesadaran,
kepedulian, dan pengetahuan masyarakat
tentang pentingnya sanitasi dan kesehatan
lingkungan (10). Selain itu, menurut penelitian
lainnya juga menunjukkan kebiasaan
masyarakat yang masih open defecation atau
buang air besar sembarangan (BABS) serta
rendahnya tingkat pola hidup sehat pada
Gambar 6 Kondisi Jamban Eksisting
masyarakat, dikarenakan minimnya sarana dan
prasarana sanitasi seperti MCK (11).
Hasil yang diperoleh dari survei dan observasi
ini menunjukkan kesesuaian dengan penelitian

Environmental Occupational Health and Safety Journal • Vol.3 No.2 • Januari 2023 | 207
Environmental Occupational Health and Safety Journal Pages : 199 - 214 ISSN : 2745-3863

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ ISSN : -

Pertimbangan dan Alternatif Teknologi c. Rumah dengan jamban pribadi tidak


Sanitasi memiliki pengolahan air limbah
Pengolahan air limbah merupakan hal yang setempat karena air limbah langsung
sangat penting dalam sanitasi karena terkait dibuang menuju sungai.
dengan kesehatan lingkungan yang secara d. Masih rendahnya pengetahuan
tidak langsung juga dapat mempengaruhi masyarakat tentang pentingnya
kesehatan masyarakat. Teknologi pengolahan sanitasi. Hal ini terlihat dari kebiasaan
limbah itu sendiri menyesuaikan dengan membuang limbah secara langsung di
kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat, sungai namun di sisi lain juga
hal ini bertujuan untuk mencari rekomendasi menjadikan sungai sebagai sumber air
teknologi yang tepat dan sesuai. Beberapa hal bersih untuk mandi, cuci, dan kakus.
yang menjadi dasar dari perencanaan Dari sisi kondisi alam, kondisi Pemukiman
pembangunan rekomendasi teknologi RW001 Mustika Kaliadem termasuk sebagai
pengolahan air limbah domestik di kawasan daerah spesifik. Daerah spesifik merupakan
Mustika Kali Adem, yaitu sebagai berikut: daerah yang umumnya meliputi daerah pesisir
a. Kawasan permukiman Mustika Kali pantai atau muara, daerah sepanjang atau di
Adem merupakan area yang kumuh, atas bantaran sungai, daerah rawa, daerah
ditandai dengan jarak antar bangunan rawan banjir dan daerah danau dan memiliki
yang rapat dan terbuat dari kayu, kondisi geografis atau iklim yang cenderung
jaringan infrastruktur yang kurang sulit menerapkan sistem sanitasi terjangkau
memadai, dan tidak semua rumah yang berkelanjutan karena terkait dengan
memiliki jamban pribadi. Hal ini keterbatasan lahan, kondisi tanah yang tidak
menyebabkan tidak memungkinkan cukup mendukung, serta kesulitan dalam
jika dibuat sistem pengolahan limbah membangun sistem jaringan perpipaan air
domestik secara terpusat untuk seluruh limbah domestik. Dari sisi masyarakatnya,
pemukiman. daerah spesifik dihuni masyarakat dengan
b. Bagi rumah yang tidak memiliki sosial ekonomi yang cenderung rendah (12).
jamban pribadi, masyarakat memiliki Dengan demikian, memilih teknologi yang
keinginan untuk mempunyai jamban tepat dan efisien pada daerah spesifik sangat
rumah tangga, namun terdapat faktor bergantung dengan kondisi lingkungan yang
yang menjadi penghambat yaitu ada dan karakteristik masyarakatnya dari segi
keterbatasan lahan rumah, sehingga ekonomi dan sosial. Secara umum beberapa
diperlukan adanya jamban komunal. alternatif teknologi pengolahan air limbah
Environmental Occupational Health and Safety Journal • Vol.3 No.2 • Januari 2023 | 208
Environmental Occupational Health and Safety Journal Pages : 199 - 214 ISSN : 2745-3863

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ ISSN : -

untuk daerah spesifik yang umumnya Unit Pertimbangan teknis/non


diterapkan di Indonesia yaitu teknologi tangki Pengolahan teknis

septik dengan sistem resapan, anaerobic septik hanya sedikit. Secara

upflow filter (AUF), rotating biological sosial, dapat menggunakan


material lokal yang mudah
contactor (RBC), biofiltrasi, dan anaerobic
ditemukan dan terjangkau
baffled reactor (ABR)(2). Selain itu, tripikon-
secara ekonomis karena tidak
S dan trpikon-h merupakan teknologi
ada penggunaan konsumsi
pengolahan setempat yang tepat guna. energi listrik. Namun, tangki
Teknologi tersebut dapat diterapkan sesuai septik tidak dapat dibangun
dengan kebutuhan masyarakat, kapasitas pada muka air tinggi dan tidak
pengolahan, kondisi lingkungan, ketersediaan dapat diaplikasikan pada
lahan yang ada serta kemampuan daerah yang padat penduduk

mengoperasikan dan memelihara sistem (2).

pengolahan air limbah tersebut (13). AUF merupakan unit


pengolahan lanjutan dari unit
Dari alternatif tersebut masing-masing sistem
pengolahan sebelumnya yaitu
pengolahan memiliki kelebihan dan
unit primer. Tidak cocok
kekurangan tergantung dari kondisi
dibangun pada daerah yang
lingkungan yang akan diaplikasikan. Beberapa terendam air. Pada
kriteria umum sebagai dasar pemilihan operasionalnya cukup sulit dan
rekomendasi teknologi tersebut meliputi aspek biaya mahal karena adanya
Anaerobic
teknis (% penyisihan, operasional, dan biaya media filter yang mudah
Upflow Filter
dan non teknis (sosial dan ekonomi) yang tersumbat, sehingga diperlukan
(AUF)
dirangkum pada Tabel 6. adanya pembersihan pada filter
secara berkala. Penurunan zat
Tabel 6 Pertimbangan Teknis dan Non Teknis organik tinggi yaitu hingga 10
Alternatif Teknologi Pengolahan Air Limbah
kg BOD/m3/hari. Secara sosial
Unit Pertimbangan teknis/non ekonomi mudah terjangkau
Pengolahan teknis karena dapat menggunakan
Persentase penyisihan BOD media filter yang tersedia di
untuk tangki septik rendah pasaran (2).
yaitu 50-60%, untuk RBC merupakan unit
Tangki septik Rotating
operasional penggunaan septik pengolahan lanjutan dari unit
konvensional Biological
tank murah, biaya O&M relatif pengolahan sebelumnya yaitu
Contractor
rendah, serta kebutuhan lahan unit primer. Efisiensi
(RBC)
untuk pembangunan tangki penyisihan BOD dari RBC
Environmental Occupational Health and Safety Journal • Vol.3 No.2 • Januari 2023 | 209
Environmental Occupational Health and Safety Journal Pages : 199 - 214 ISSN : 2745-3863

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ ISSN : -

Unit Pertimbangan teknis/non Unit Pertimbangan teknis/non


Pengolahan teknis Pengolahan teknis
tinggi yaitu mencapai 90-95%. unit ini diperlukan adanya
Operasional dari unit ini struktur khusus. Di sisi lain,
tergolong sulit karena dalam 1 secara ekonomi sosial kurang
atau 2 bulan harus melakukan terjangkau karena material
pencucian unit melalui yang dibutuhkan kurang
penyemprotan pada media tersedia di pasaran (2).
(piringan) yang mengandung Unit ABR yang dilengkapi
biomassa. Selain itu untuk dengan unit bak pengendap
bagian yang bergerak pada unit memiliki efesiensi BOD 25%,
ini diperlukan adanya COD 23%, dan TSS 60% (14).
pelumasan. Sehingga biaya Sedangkan efisiensi penyisihan
investasi maupun biaya O&M pada bak ABR berdasarkanr
sangat tinggi. Unit ini kurang eferensi lainnya yaitu BOD
tepat jika diaplikasikan pada 98% dan COD 95%. efisiensi
Anaerobic
daerah yang terendam air penyisihan pada ABR lebih
Baffled
karena akan menimbulkan tinggi daripada tangki septik
Reactor
korosif. Lahan yang yaitu 70-95% (15). Sehingga
(ABR)
dibutuhkan pada unit RBC efisiensi penyisihan pada unit
kecil. Secara sosial ekonomi ini tinggi. Dari sisi biaya
kurang efisien dan terjangkau investasi serta O&M pada unit
karena media yang dibutuhkan ini relatif sedang dan secara
jarang tersedia di pasaran ekonomi sosial mudah dan
khususnya bagi masyarakat terjangkau karena dapat
daerah pesisir (2). menggunakan material lokal
efisiensi penyisihan BOD (2).
mencapai 90-97%. Unit ini Efisiensi penurunan BOD5
berukuran kecil dan praktis. mencapai sekitar 75%. Cocok
Efluen dari pengolahan ini diterapkan pada daerah dengan
aman jika dibuang langsung ke muka air tinggi. Lahan yang
Biofiltrasi
badan air, namun diperlukan Tripikon S dibutuhkan pada pengolahan
adanya klorinasi sehingga ini sedikit karena proses
biaya investasi cukup mahal pengolahan terjadi secara
dan operasional tidak mudah. vertikal. Selain itu, operasional
Selain itu, dalam pemasangan pada unit ini mudah dan biaya

Environmental Occupational Health and Safety Journal • Vol.3 No.2 • Januari 2023 | 210
Environmental Occupational Health and Safety Journal Pages : 199 - 214 ISSN : 2745-3863

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ ISSN : -

Unit Pertimbangan teknis/non Reactor (ABR) dan Tripikon S. Teknologi


Pengolahan teknis ABR diaplikasikan untuk MCK Komunal yang
investasi cenderung murah. akan dibangun, sedangkan Tripikon S
Secara sosial dan ekonomi diaplikasikan untuk masyarakat yang telah
mudah dan terjangkau karena
memiliki jamban rumah tangga, namun belum
material yang dibutuhkan yaitu
disertai dengan pengolahan air limbah.
dapat menggunakan material
Gambar 7 menunjukkan wilayah perencanaan
lokal, sehingga mudah
ditemukan di pasaran (2).
sanitasi yang dibagi menjadi dua yaitu wilayah
1 dan wilayah 2.

Pemilihan alternatif teknologi yang umum


digunakan di daerah spesifik harus
mempertimbangkan aspek teknis (penyisihan
parameter, operasional, biaya dan lahan) dan
non teknis (sosial dan ekonomi masyarakat).
Hasil rangking terhadap tiap kriteria ini
Gambar 7 Wilayah Perencanaan Sanitasi
ditunjukkan dalam matriks perbandingan
alternatif teknologi air limbah yang Wilayah 1 merupakan wilayah yang tidak
direncanakan yang ditunjukkan Tabel 7. memiliki jamban pribadi dan akan

Tabel 7 Matriks Perbandingan Alternatif


direncanakan pembuatan MCK komunal yang
Teknologi Sanitasi dilengkapi dengan pengolahan air limbah
Non komunal ABR. Sedangkan wilayah 2
Teknis
Teknologi Teknis !
A B C D E F
merupakan wilayah yang rata-rata rumah
TS 1 3 3 1 3 2 13 memiliki jamban pribadi dan akan dilayani
AUF 1 1 3 2 2 2 11
RBC 3 1 1 2 2 1 10 dengan pengolahan setempat seperti tripkon S.
BF 3 2 2 2 2 2 13 Penyediaan air bersih direncanakan dilakukan
ABR 3 3 3 2 2 2 15
Tr-S 1 1 3 3 3 3 14 melalui pembiayaan mikro dan sistem meter
Keterangan:
TS: Tangki Septk Konvensional; AUF: Anaerobic Upflow Filter; induk komunal untuk mendapatkan air
RBC: Rotating Biological Contractor; BF: Biofiltrasi; ABR:
Anaerobic Baffled Reactor; Tr-S:Tripikon S perpipaan dari PDAM. Dengan demikian, air
A:% Penyisihan; B: Operasional C:Biaya; D: Lahan; E: Sosial F:
Ekonomi yang diperoleh untuk kebutuhan harian lebih
bersih dan lebih murah.
Berdasarkan Tabel 7, analisis pertimbangan
dari aspek teknis dan non teknis perbandingan
KESIMPULAN
teknologi sanitasi yang tepat untuk daerah
spesifik adalah teknologi Anaerobic Baffled
Environmental Occupational Health and Safety Journal • Vol.3 No.2 • Januari 2023 | 211
Environmental Occupational Health and Safety Journal Pages : 199 - 214 ISSN : 2745-3863

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ ISSN : -

Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat 1. Muvidayanti S. (2019). Karakteristik


diambil beberapa kesimpulan: dan faktor penyebab permukiman
kumuh di kelurahan Tanjung Mas Kota
1. Kondisi sanitasi di pemukiman Mustika Semarang. (Skripsi, Fakultas Ilmu
Kaliadem masih tergolong buruk. Sosial Universitas Semarang,
Semarang).
Gambaran kondisi sanitasi di RW 001 2. The Water Sanitation Program. Buku
adalah sebagai berikut: penuntun opsi sanitasi yang terjangkau
untuk daerah spesifik. 2011.
a. Rumah: belum memnuhi kriteria sehat. 3. Navarro RG. Chapter 2 General
Hal ini dilihat dari kondisi bangunan Scenario of Sanitation Problem in
Coastal and Waterfront Communities-
non-permanen dan belum A Literature Review. 1994. School of
terpenuhinya fasilitas jamban yang Architecture. https://www/mcgill.ca
4. Sumbogo, I., & Iskandar DA.
layak, pembuangan air limbah, dan Membangun kemampuan menjadi
penyediaan air bersih yang sesuai wirausahawan budi daya ikan serta
produk olahannya (studi pada Yayasan
kriteria rasa, warna, dan bau. Rumpun Anak Pesisir (YRAP)
b. Sarana penyediaan air bersih masih Kampung Nelayan Blok Eceng, Muara
Angke, Kelurahan Pluit, Kecamatan
mengandalkan air sungai yang diolah Penjaringan, Jakarta Utara. Jurnal
sangat sederhana sehingga dari sisi Universitas Paramadina. 2017;14.
5. Permatasari CK. Kriteria Prioritas
kualitas tidak terjamin Pemilihan Teknologi Pengolahan
c. Mayoritas jamban yang dimiliki oleh Limbah Cair Industri Tempe. Journal of
Applied Science (Japps).
masyarakat setempat tidak memenuhi 2021;3(2):015–25.
kriteria jamban sehat dan kebiasaan 6. Gubernur DKI Jakarta. Peraturan
Gubernur DKI Jakarta No.10 Tahun
BABS masih terjadi. 2020 tentang Upah Minimum Sektoral
d. Faktor penghambat utama dalam 2020. Indonesia; 2020.
7. Alex Arifianto, Ruly Marianti, Sri
kepemilikan jamban adalah Budiyati ET. Making Services Work for
keterbatasan lahan dan biaya. the Poor in Indonesia: A Report on
Health Financing Mechanisms in
2. Rekomendasi awal teknologi sanitasi yang Kabupaten Purbalingga, Central Java
sesuai sesuai dengan kondisi masyarakat [Internet]. Jakarta; 2005. Available
from:
dan lingkungan di permukiman Mustika https://smeru.or.id/sites/default/files/pu
Kali Adem yaitu MCK Komunal yang blication/gakin_purbalingga_eng.pdf
8. Riskawati. Studi pemanfaatan dan
dilengkapi dengan ABR dan unit tripikon- kualitas jamban keluarga penderita
s bagi masyarakat yang memiliki jamban diare Desa Kembang Kerangkabupaten
Lombok Timur. 2019. (Tugas Akhir
pribadi. Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kupang, Kupang).
9. Lauteu, L. M., Kumurur, V. A., &
DAFTAR PUSTAKA Warouw F. Karakteristik permukiman
Environmental Occupational Health and Safety Journal • Vol.3 No.2 • Januari 2023 | 212
Environmental Occupational Health and Safety Journal Pages : 199 - 214 ISSN : 2745-3863

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ ISSN : -

masyarakat pada kawasan pesisir


Kecamatan Bunaken. Jurnal Spasial.
2019;6(1):126–136.
10. Wahyuni, S., Mulyatna, L., &
Qomariyah L. Perencanaan sarana
pengolahan air limbah domestik
berbasis masyarakat di daerahpesisir
(studi kasus: Desa Purworejo,
Kecamatan Bonang, Kabupaten
Demak). Journal of Community Based
Environmental Engineering and
Management. 2018;2(2):43–50.
11. Raditya, G. Y., & Masduqi A.
Perencanaan sanitasi masyarakat
daerah pesisir (studi kasus :
Kecamatan Kenjeran, Surabaya).
2015. (Tugas Akhir Institut Teknologi
Surabaya, Surabaya).
12. Yanuar L. Studi Pengolahan Air
Limbah Untuk Kawasan Pemukiman
Kabupaten Kubu Raya. Jurnal
Teknologi Lingkungan Lahan Basah.
2013;1(1):1–10.
13. Rachman DN. Penggunaan tripikon-s
sebagai alternatif penggunaan septic
tank di daerah tepian sungai dan rawa.
Jurnal Tekno Global. 2016;5(1):40–49.
14. Maryani PA. Perencanaan Detail
Engineering Design ( Ded ) Instalasi
Pengolahan Air Limbah Tempat
Pelelangan Ikan ( Tpi ) Sedati
Menggunakan Anaerobic Baffle
Reactor dan Anaerobic Biofilter. 2016.
(Tugas Akhir Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, Institut Teknologi
Sepuluh November, Surabaya).
15. Tim Teknis Pembangunan Sanitasi.
(2010). Buku Referensi Opsi sistem dan
teknologi sanitasi. Jakarta;

Environmental Occupational Health and Safety Journal • Vol.3 No.2 • Januari 2023 | 213
Environmental Occupational Health and Safety Journal Pages : 199 - 214 ISSN : 2745-3863

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ ISSN : -

Environmental Occupational Health and Safety Journal • Vol.3 No.2 • Januari 2023 | 214

Anda mungkin juga menyukai