Anda di halaman 1dari 19

PERANCANGAN TAMAN WISATA REKREASI BERBASIS AGROWISATA DI DESA

KUALA DUA KABUPATEN KUBU RAYA


Oleh:
Andra Almeina1

ABSTRAK
Rekreasi wisata merupakan kegiatan yang memberikan pengalaman dengan membuat
pikiran kembali segar, mengurangi tingkat stress, dan juga kejenuhan. Salah satu tempat wisata
di Kabupaten Kubu Raya adalah Danau Buatan Hoce yang menawarkan lansekap menyatu
dengan alam berupa view persawahan dengan suasana rekreasi buatan yang dipenuhi berbagai
macam fasilitas untuk bermain. Danau Hoce adalah salah satu objek wisata yang berpotensial
untuk dikembangkan sebagai lokasi perancangan berkelanjutan. Konsep perancangan dominan
di ambil dari isu baik kebutuhan dan permasalahan di lokasi. Isu-isu tersebut diantara lain sektor
pertanian atau subsistem usaha dan mata pencaharian masyarakat di Desa Kuala dua berbasis
tanaman pangan dan holtikultura. Kegiatan masyarakat juga di dominasi oleh kegiatan pertanian
dan industri. Permasalahan dilihat dari kurangnya kesadaran masyarakat akan potensi pertanian
dan daerah tersebut berbatasan dengan Ibu Kota dan jauh dari sehingga masyarakat kota menilai
desa sebagai daerah yang tertinggal. Terjadi peningkatan jumlah kunjungan tiap tahunnya di
objek wisata Kubu Raya. Tujuan di bangunnya taman rekreasi berbasis agrowisata adalah untuk
menyediakan berbagai macam keinginan pengunjung untuk mewadahi aktivitas-aktivitas berupa
fasilitas-fasilitas penunjang berekreasi dan membantu meningkatkan perekonomian dan
keberlangsungan tanaman pangan dan hortikultura di Desa Kuala Dua. Metode yang digunakan
dalam perancangan ini adalah dengan melakukan observasi lapangan, yaitu dengan meninjau
langsung kondisi lapangan serta mengumpulkan data kemudian melakukan studi literatur dan
studi banding objek yang menyangkut faktor-faktor dari teknis maupun persyaratan kawasan
yang mempengaruhi pada desain perancangan. Kemudian mengidentifikasi aspek-aspek yang
dapat diterapkan dalam perancangan sesuai dengan permasalahan yang ada sehingga
menghasilkan konsep perancangan dengan pendekatan jenis rekreasi berbasis agrowisata.

Kata kunci: Taman Rekreasi Wisata, Agrowisata, Desa Kuala Dua, pariwisata

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Mata Pencaharian Masyarakat Desa Kuala Dua
Tabel 1.2 Batasan Wilayah Administrasi Kecamatan Sungai Raya
Tabel 1.3 Batasan Wilayah Administrasi Kecamatan Sungai Raya
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Objek Wisata Danau Hoce


Gambar 1.2 Kondisi eksisting kawasan Danau Hoce
Gambar 1.3 Event Launching GenPi (Kanan) Event RC Boat (Kiri)
Gambar 1.4 Kondisi fasilitas wc dan pedagang pinggir danau
Gambar 1.5 Peta Batas Administratif Kabupaten Kubu Raya
Gambar 1.6 Lokasi Perancangan di Desa Kuala Dua, Kabupaten Kubu Raya
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wilayah batasan Administratif bagian utara Kabupaten Kubu Raya berbatasan dengan
Kecamatan Sungai Raya (Desa Sungai Bulan) dan Kecamatan Rasau Jaya (Desa Rasau Jaya satu
dan Desa Rasau Jaya Dua). Berdasarkan Dinas Pariwisata Kabupaten Kubu Raya letak
Kecamatan Sungai Raya berbatasan langsung dengan Kota Pontianak ( Ibu kota Provinsi).
Berdasarkan data Bappeda Kabupaten Kubu Raya (2009) Kecamatan Sungai Raya terdapat
wilayah desa yang terbagi menjadi 14 lokasi yang salah satunya adalah Desa Kuala Dua.
Salah satu sektor perkembangan ekonomi yang berkontribusi besar bagi sebuah negara
adalah sektor pariwisata. Pariwisata di Kabupaten Kubu Raya mendapat prioritas tinggi dalam
pembangunan dan sangat berperan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini
menunjukkan bahwa pariwisata dipertimbangkan sebagai salah satu sektor yang dapat menjadi
contributor utama dalam sumber pendapatan dan peningkatan kesejaahteraan masyarakat. Selain
sektor pariwisata, sektor pertanian yang keberadaannya juga perlu dipertimbangkan mengingat
negara termasuk kedalam negara agraris, dimana sebagian besar daerah dan penduduknya
melakukan kegiatan aktivitas bercocok tanam. Merujuk kepada RTRW Kabupaten Kubu Raya
Tahun 2016-2036 dan RPJM Desa Tahun 2016-2022 akan mengembangkan pariwisata yang
salah satunya berupa agrowisata dan wisata rekreasi. Daerah yang memiliki potensi tersebut
berada di salah satu desa di Kabupaten Kubu Raya yaitu Desa Kuala Dua.
Kondisi ekonomi daerah secara umum dapat dilihat dari angka Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB). Berdasarkan data BPS Kubu Raya sesuai dengan Rencana PembangunanJangka
Panjang (RPJP) Pemerintah Kabupaten Kubu Raya Periode 2009-2029 sektor pertanian berada di
tingkat 2 setelah industri pengolahan dengan angka total sebesar 3.505.674,3 yang meningkat
menjadi3.775.798.7 pada tahun 2019-2020. Desa Kuala Dua Kecamatan Sungai Raya merupakan
salah satu desa yang memiliki potensi dalam bidang pertanian, baik pertanian tanaman pangan
maupun holtikultura. Desa Kuala Dua dikenal sebagai salah satu penghasil komoditas jahe
terbesar di Kabupaten Kubu Raya.
No Jenis Pekerjaan Jumlah
1. Petani 2500
2. Nelayan 85
3. Pengusaha 35
4. Pengrajin / Industri Kecil 30
5. Buruh 574
6. Pedagang 565
7. Jasa Angkutan 40
8. Aparatur Sipil Negara 465
9. ABRI/POLRI 349
10 Pensiunan 78
11 Peternak 338
12. Lain-lain 250

Tabel 1.1 Mata Pencaharian Masyarakat Desa Kuala Dua


Sumber : Lindayasos, Jurnal Ilmiah Pemberdayaan Sosial, 2022

Merujuk pada tabel diatas maka dapat diketahui apabila sebagian besar masyarakat Desa
Kuala Dua bermata pencaharian sebagai petani. Di sisi lain terdapat permasalahan yang dihadapi
dari masyarakat belum menyadari daerah yang mereka tinggali memiliki begitu banyak potensi
yang dapat diolah sehingga walaupun Desa Kuala Dua berbatasan dengan Ibu Kota tetapi potensi
masih belum dikenalkan dengan baik kepada masyarakat secara luas sehingga dikenal sebagai
desa tertinggal.
Lokasi agrowisata memberikan pengaruh terhadap objek wisata, prasarana dan sarana
pariwisata, promosi dan wisatawan yang datang. Desa Kuala dua terdapat di perbatasan Ibu Kota
sehingga lokasi berada di luar kota atau masih masuk ke dalam wilayah pinggiran kota. Lokasi di
luar kota atau di lokasi desa merupakan ciri lingkungan yang mempunyai daya tarik yang kuat
bagi wisatawan yang sebagian berasal dari kota. Masyarakat Desa Kuala Dua masih tetap
bertahan dalam kehidupan tradisional dalam bertani , seperti membajak sawah, menyemai benih,
menanam benih hingga proses pemasarannya masih di lingkup pasar terdekat. Namun
permasalahan yang dihadapi petani di Desa Kuala Dua adalah di aspek kurangnya wawasan dan
teknologi dalam mengelola pertanian sehingga kualitas hasil pertanian sering mengalami gagal
panen.
Gambar 1.1 Objek Wisata Danau Hoce
Sumber : Google Earth , 2022

Selain potensi terkait sektor pertanian, di Desa Kuala dua juga terdapat objek wisata alam berupa
danau yang dikenal dengan nama Danau Hoce. Danau Hoce adalah salah satu objek wisata alam
danau buatan di Desa Kuala Dua yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai lokasi
perancangan karena sudah banyak dikenal masyarakat. Hoce singkatan dari Hobby Center
dimana difungsikan sebagai tempat penyaluran hobi komunitas pecinta motor dan RC Boat serta
berbagai atraksi yang dilakukan diatas air. Danau Hoce ini sering menjadi pusat berkumpulnya
masyarakat Desa Kuala Dua pada acara-acara tertentu seperti acara 17 Agustus dan tahun baru,
tempat pertandingan RC Boat dalam turnamen Indonesia juga pertandingan Grastack Kejuaraan
Umum Daerah seri 3 Se-Kalimantan Barat pada tahun 2017.

Gambar 1.2 Kondisi eksisting kawasan Danau Hoce


Sumber : Sonora.id, 2021
Potensi keindahan alam di kawasan Danau Hoce akan dekat dengan hamparan sawah dan
terdapat beragam atraksi wahana air. Potensi atraksi wisata merupakan objek utama yang ingin
atau dapat dinikmati wisatawan yang berkunjung. Variasi kegiatan atraksi wisata tersebut antara
lain kano atau sampan air, jetski, perahu motor, sepeda air, dan bumper boat.

Gambar 1.3 Event Launching GenPi (Kanan) Event RC Boat (Kiri)


Sumber : TribunPontianak.com, 2018

Dengan adanya kegiatan dari beberapa acara atraksi wisata yang dilakukan di Danau Hoce
secara umum dapat meningkatkan kunjungan dan daya Tarik berwisata, akan tetapi kondisi ini
tidak dimanfaatkan oleh pengelola sehingga infrastruktur belum memadai dan kurangnya
pengelolaan terhadap kawasan. Fasilitas pendukung yang kurang seperti tempat ibadah,
kurangnya tempat bilas dan wc umum, kebersihan di lokasi wisata juga buruk, serta pedagang
yang berjualan sembarangan di pinggiran danau menciptakan kesan kumuh. Diperparah dengan
aksesibilitas menuju lokasi tidak menggunakan sign yang jelas sehingga pengunjung kesulitan
dalam mencari keberadaan lokasi wisata. Permasalahan ini harus segera ditangani sehingga tidak
berakibat pada penurunanannya kunjungan wisata.

Gambar 1.4 Kondisi fasilitas wc dan pedagang pinggir danau


Sumber : Anita Bong, 2021
Upaya pengembangan dan peningkatan pariwisata ini juga sedang dimaksimalkan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Kubu Raya. Hal ini dapat dilihat dari peraturan yang dibuat.
Pemerintah daerah Kubu Raya menangani bidang kepariwisataan ini dengan serius hal ini dapat
dilihat dari Peraturan Daerah Kabupaten Kubu Raya Nomor 17 Taahun 2017 Tentang Rencana
Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun 2017-2015. Berdasarkan Peraturan Daerah
Nomor 17 Tahun 2017, pariwisata sangat dibutuhkan objek-objek wisata yang berkelanjutan.
Melalui observasi yang dilakukan berdasarkan kondisi eksisting di Desa Kuala Dua masih
belum memiliki taman wisata rekreasi berbasis agrowisata dengan pendekatan agrowisata
tanaman pangan dan hortikultura. Dengan karakteristik agrowisata yang ingin lebih
mengembangkan kawasan-kawasan agrowisata baru sesuai dengan isu dan potensi alam yang
tersedia masih tradisional di Desa Kuala Dua, selain mengembangkan objek wisata yang telah
ada. Perwakilan Kementrian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik
Indonesia mendukung dalam pengembangan kawasan perdesaan berbasis potensi yang dimiliki
dan tetap berpedoman pada rencana yang ada di dalam RPJMD Kabupaten Kubu Raya.

1.2 Rumusan Masalah Perancangan


Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan masalah perancangan ini
adalah :
“ Bagaimana merancang sebuah fasilitas taman rekreasi wisata dengan basis agrowisata bagi
masyarakat secara luas, yang didasarkan dari potensi Desa Kuala Dua yang di dominasi sektor
pertanian dengan jenis tanaman pangan dan hortikultura? “
1.3 Tujuan Perancangan
Perancangan dengan judul perancangan taman rekreasi wisata berbasis agrowisata dalam
rangka mewujudkan program kepariwisataan di desa Kuala Dua, Kecamatan Sungai Raya,
Kabupaten Kubu Raya. Tujuan dalam laporan perancangan adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan dan merumuskan konsep dalam perancangan fasilitas berupa taman
rekreasi wisata.
2. Mendapatkan perancangan taman rekreasi wisata berbasis agrowisata dengan
menyesuaikan potensi Desa Kuala Dua.
1.4 Sasaran Perancangan
Saat ini manusia cenderung terjebak di dalam rutinitas pekerjaan yang padat. Dengan adanya
perancangan yang sesuai standar dapat menjadi pembangun kepariwisataan yang ada di daerah
Kuala Dua Kabupaten Kubu Raya. Objek wisata buatan ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan
hidup, manusia terkadang memiliki rutiinitas yang monoton sehingga perlu untuk mencari
tempat yang dapat menyalurkan sebagian hobi atauu kegemaran untuk menikmati kesenangan
sementara dari pekerjaan yang sedang digelutinya. Sasaran perancangan ini sudah di sesuaikan
sebagai berikut :
1. Sasaran pengunjung adalah masyarakat lokal yang dominan bermata pencaharian
produktif bekerja dan masyarakat kota berdasarkan letak lokasi yang berbatasan dengan
Ibu Kota serta sasaran usia baik dalam kategori anak-anak, dewasa, dan lanjut usia .
2. Perancangan dapat menyelesaikan permasalahan terkait desain sebelumnya dan
menambahkan fasilitas penunjang yang mengacu pada salah satu tujuan pariwisata
perancangan terhadap salah satu objek wisata yang berkelanjutan.
3. Perancangan yang tepat sasaran dengan dapat merumuskan program ruang , tata ruang
baik ruang luar dan dalam, sistem utilitas dan struktur serta penerapan konsep ekologis di
dalam desainnya.
4. Sasaran pengembangan kepariwisataan dengan meningkatnya jumlah kunjungan
wisatawan luas dan peningkatan penerimaan pendapatan dari wisatawan kepada
pemerintah daerah.
1.5 Lingkup Lokasi dan Pembahasan
1. Fokus Perancangan
Perancangan ini akan difokuskan pada perencanaan, analisis , dan melakukan
perancangan taman rekreasi wisata berbasis agrowisata, yang didasarkan dengan program
ruang dan susunanya, utilitas dan struktur, dan pendekatan kasus perancangan serupa.
2. Lokasi Perancangan dan Pembahasan
Penjelasan batasan -batasan wilayah

Gambar 1.5 Peta Batas Administratif Kabupaten Kubu Raya


Sumber :Bappeda Provinsi Kalimantan Barat,2022
Secara Administrasi Kota Kubu adalah Ibu Kota Kecmatan Kubu Kabupaten Kubu Raya
yang terletak diantara 109-22,31 BT dan 0-21 LS dengan Batasan administrasi sebagai berikut :
Batas Administrasi Lokasi wilayah
Utara Kecamatan Sungai Raya (Desa Sungai Bulan)
Dan Kecamatan Rasau Jaya (Desa Rasau Jaya
Dua, Desa Rasau Jaya 1)
Selatan Kecamatan Batu Ampar (Desa Batu Ampar)

Barat Kecamatan Terentang (Desa Sungai Dungun,


Desa Radak Dua dan Desa Teluk Bayur)
Timur Kecamatan Teluk Pakedai (Desa Seruat 1,
Desa Tanjung Bunga, dan Desa Teluk Gelam)
Tabel 1.2 Batasan Wilayah Administrasi Kecamatan Sungai Raya
Sumber : kuburayakab.go.id ,2022

Kecamatan Sungai Raya memiliki Batasan administrasi yang dapat di rinci sebagai berikut :
Batas Administrasi Lokasi wilayah
Utara Kota Pontianak dan Kecamatan Sungai
Ambawang
Selatan Kecamatan Kubu dan Kecamatan Terentang

Barat Kecamatan Sungai Kakap

Timur Kabupaten Sanggau

Tabel 1.3 Batasan Wilayah Administrasi Kecamatan Sungai Raya


Sumber : kuburayakab.go.id ,2022
Lokasi perancangan terletak di Desa Kuala Dua, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu
Raya. Dengan Luas kawasan 89.455 m2. Perancangan ini berfokus pada lokasi di Desa Kuala
Dua dengan batasan-batasan wilayah sekitarnya.

Gambar 1.6 Lokasi Perancangan di Desa Kuala Dua, Kabupaten Kubu Raya
Sumber : Google earth, 2022
Lingkup perancangan taman rekreasi wisata diambil dari lokasi yang berpotensi sebagai
rekreasi berbasis agrowisata dengan view seluruh kawasan diisi dengan hamparan sawah dan
kondisi eksisting kawasan terdapat danau buatan yang menunjang aktivitas atraksi wisata yang
sudah banyak dikenal masyarakat luas.
1.6 Sistematika Laporan atau Penulisan
Laporan ini di susun dalam 3 bab dengan sistematik penulisan sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan latar belakang yang memuat kebutuhan, isu, trend, fakta, dan fenomena,
lokasi, dan permasalahan. Rumusan masalah yang memuat pertanyaan di dalam
perancangan. Tujuan perancangan, sasaran perancangan, manfaat perancangan, lingkup
lokasi dan pembahasan, keaslian perancangan, serta sistematika laporan atau penulisan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Menjelaskan tinjauan teoritik yang bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai
judul, standar-standar atau variabel atau parameter , data umum lokasi , dan contoh kasus
atau preseden yang dibutuhkan untuk melakukan analisis terkait perancangan yang
nantinya juga akan dimasukkan di dalam bagian daftar pustaka.
3. BAB III METODE PERANCANGAN
Menjelaskan metode perancangan yang mencakup beberapa hal berikut ini :
1. Keaslian Perancangan
Memuat fungsi , metode, dan juga lokasi yang relevan dengan perancangan.
Penjelasan ini disampaikan untuk memperkuat dan mendukung keaslian dari
perancangan yang akan di buat.
2. Pendekatan Perancangan
Pemilihan paradigma atau pola pikir perancangan, jenis perancangan, dan metode
konsep perancangan yang akan dipilih.
3. Metode Perancangan
a. Obyek Perancangan
Memuat karakteristik subjek yang akan digunakan dalam perancangan dan jumlah
objek – objek perancangan yang akan di teliti. Dalam bagian ini juga di
sampaikan peta lokasi perancangan dan deliniasi kawasan perancangan yang akan
dibuat.
b. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
Memuat teknik dalam mengumpulkan data dan jenis data-data yang akan
digunakan di dalam perancangan
c. Teknik Analisis dan Sintesis
Memuat analisis data dan solusi yang digunakan di dalam perancangan
d. Tahap-tahap Perancangan
Memuat gambaran tahapan metode perancangan dimulai dari objek perancangan,
jenis data, teknik pengumpulan data, teknik analisis dan sintesis perancangan.
4. Diagram Alur Perancangan
Memuat alur turunan baik dari tahap persiapan ( isu dan permasalahan), pelaksanaan
(metode perancangan) , penentuan konsep( gap atau teori ) , hingga produk hasil
sebagai pelaksanaan akhir perancangan. i
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Tinjauan Teoritik


2.1.1 Fungsi Baangunan / Objek Penelitian
2.1.1.1 Definisi Wisata / Pariwisata
Beberapa definisi wisata dari berbagai sumber sebagai berikut :
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya Tarik
wisata yang dikunjungi untuk waktu yang sementara. (Harahap, 2018)
2. Berdasarkan Undang-undang No 109 Tahun 2009 Pariwisata adalah
berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh pengunjung, pengusaha, pemerintah, dan
pemerintah daerah.
3. Pariwisata dianggap sebagai suatu asset strategis untuk mendorong
pembangunan pada wilayah-wilayah tertentu yang mempunyai potensi
objek wisata. (Aryunda, 2011)
4. Pariwisata adalah sektor andalan untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi, peningkatan pendapat daerah, memperluas lapangan pekerjaan,
kesempatan berusaha serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran
produk dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pengunjung.
(Widiastari, 2017)
5. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan oleh seorang maupun
sekelompok untu sementara waktu, dari suatu tempat ke tempat lain,
dengan maksud bukan untuk berusaha dan mencari nafkah di tempat yang
dikunjungi, akan tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut
guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang
beranekaragaman. ( Bakaruddin, 2009)
Kepariwisataan diatur di dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2009, Bab
1, Pasal 1 yang isinya adalah berbagai macam kegiatan wisata dan
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, dan pemerintah daerah. 1
Wardiyanto (2011 : 3), mengemukaan bahwa secara pariwisata diartikan
sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali dari suatu tempat ke
tempat lain. Berdasarkan hal yang dikemukakan dilihat pula pariwisata
diartikan sebagai suatu perjalanan terencana yang dilakukan secara

1
Undang-Undang No 10 Tahun 2009 Bab 1, Pasal 1 Tentang Kepariwisataan
individua tau kelompok dari suatu tempat ke tempat lain dengan tujuan
untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan. 2

2.1.1.2 Definisi Rekreasi


Beberapa definisi rekreasi dari berbagai sumber sebagai berikut :
1. Rekreasi adalah semua kegiatan yang dilakukan pada waktu senggang
baiik secara individual maupun secara Bersama yang bersifat bebas dan
menyenangkan, sehingga orang cenderung untuk melakukannya. Rekreasi
meliputi pertandingan olahraga, santai dan hobi. Rekreasi merupakan
suatu kegiatan khusus yang ditentukan oleh elemen waktu , kondisi dan
sikap seseorang dan lingkungannya.3
2. Rekreasi adalah semua kegiatan yang dilakukan seseorang atas
keinginannya dan mendatangkan kepuasan. Sifat kegiatan tersebut terkait
dengan seseorang sesame beragamnnya dengan minat seseorang. 4

2.1.1.3 Definisi Agrowisata


Beberapa definisi dari berbagai sumber terkait agrowisata adalah sebagai
berikut:
1. Agrowisata adalah terjemahan dari istilah Bahasa Inggris, Agrotouris.
Agro berarti pertanian dan Tourism berarti pariwisata atau
kepariwisataan. Agrowisata adalah berwisata ke daerah pertanian.
( Firadiyansyah, 2011 :23)
2. Agrowisata termasuk di dalam kegiatan yang memperluas wawasan ,
pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian dan industri
pertanian yang meliputi tanaman pangan dan hortikultura, perikanan,
peternakan, dan perkebunan. Dengan berkembangnya agrowisata di satu
daerah tujuan wisata akan difokuskan dengan fungsi budidaya pertanian
dan permukiman pedesaan serta sekaligus fungsi rekkreasi. (Gumelar S.
Sastrayuda, 2010)
3. Agrowisata adalah satu bentuk kegiatan wisata yang dilakukan di
kawasan pertanian yang menyajikan suguhan pemandangan alam kawasan
pertanian dan aktifitas didalamnya seperti lahan,
penanaman,pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai
dalam bentuk yang siap dipasarkan dan bahkan wisatawan dapat membeli
produk pertanian tersebut sebagai oleh-oleh. ( Arifin, 1992)

2
Pinkan Nindya Putri Munggar. 2014. Evaluasi Atribut Wisata Terhadap Kepuasan, Kepercayaan dan Destination
Loyalty. Bab Tinjauan Pustaka hal 11-12.
3
Pratt, Henry, 1994, Dictionary Of Sociology, Philosophical Library, New York, P. 15. Disadur Dari buku
Pariwisata, Rekreasi dan Entertainment.
4
George D, 1959, Introduction To Community Recreastion, Mac Graw Hill Comp Inc : New York, P. 10. Disadur
dari buku Pariwisata, Rekreasi, dan Entertainment.
4. Agrowisata adalah salah satu istilah yang digunakan untuk
mendeskripsikan wisata di pedesaan (rural tourism), selain farm tourism,
soft tourism Idan ecotourism. ( Aref dan Gill, 2009)
Dari beberapa definisi diatas penulis dapat merumuskan agrowisata adalah
kegiatan yang dapat memperluas wawasan dan pengalaman berekreasi dan
memiliki kaitan erat antara bidang pertanian untuk kegiatan yang perlu di
kembangkan potensi wawasan dan rekreasi serta bidang industri pertanian
berupa jasa-jasa yang digunakan untuk meningkatkan pemasaran produk
pertanian. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan untuk
mengembangkan agrowisata ( Pitana, 2002) , diantaranya sebagai berikut :
1. Menekan serendah-rendahnya dampak negative terhadap alam dan
kebudayaan yang dapat merusak daerah tujuan wisata
2. Memberikan pembelajaran kepada wisatawan mengenai pentingnya
suatu pelestarian.
3. Menekan pentingnya bisnis yang bertanggungjawab yang bekerjasama
dengan unsur pemerintahan dan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan penduduk local dan memberikan manfaat pada usaha
pelestarian.
4. Mengarahkan keuntungan perekonomian langsung untuk tujuan
pelestarian, manajemen sumberdaya alam dan kawasan yang
dilindungi.
5. Memberikan penekanan pada kebutuhan zona pariwisata regional dan
penataan serta pengelolaan tanaman-tanaman untuk tujuan wisata di
kawasankawasan yang ditetapkan untuk tujuan wisata tersebut.
6. Memberikan penekanan pada kegunaan studi-studi berbasiskan
lingkungan dan sosial, dan program-program jangka panjang, untuk
mengevaluasi dan menekan serendah-rendahnya dampak pariwisata
terhadap lingkungan.
7. Mendorong usaha peningkatan manfaat ekonomi untuk Negara,
pebisnis dan masyarakat lokal, terutama penduduk yang tinggal di
wilayah kawasan yang dilindungi.
8. Berusaha untuk menyakini bahwa perkembangan tidak melampaui
batas-batas sosial dan lingkungan yang diterima seperti yang
ditetapkan para peneliti yang telah bekerjasama dengan penduduk
lokal.
9. Mempercayakan pemanfataan sumber energi, melindungi tumbuh-
tumbuhan dan binatang liar, dan menyesuaikan dengan lingkungan
alam dan budaya.
2.1.2 Tema Perancangan
2.1.3 Metode-Metode Pendekatan (Perancangan) Terkait
2.1.4 Teori-Teori / Prinsip-Prinsip Arsitektur Terkait Lainnya
2.2 Aturan, Norma dan Standar
2.3 Data Umum Lokasi
2.3.1 Kondisi Geografis
2.3.2 Demografi Penduduk
2.3.3 Sosial, Ekonomi dan Budaya
2.3.4 Aspek Yang Relevan Dengan Judul
2.4 Contoh Kasus atau Preseden

Gambar 1.5 Peta Batas Administratif Kabupaten Kubu Raya


Sumber : RPJPD Kubu Raya,2022

Hobi :
1. Atraksi wahana air (RC boat, Kano dll)
2. Gocar
3. Rekreasi Restauran Konsep Saung-saung /cottage saung
4. Penyedia Tempat Lomba Burung
5. Aula pegelaran wayang atau pendopo pementasan seni teater kecil
Tahapan
1. Lingkup Pekerjaan
a. Mengindentifikasi dan menganalisis potensi dan permasalahan yang ada di lokasi
kawasan perancangan dan sekitarnya
b. Mendeliniasi kawasan dan menentukan batasan wilayah perancangan
i

Anda mungkin juga menyukai