Anda di halaman 1dari 34

Perdagangan

Internasional
Dosen Pengampu : Drs. Dul Muid, M.Si., Akt.
Mata Kuliah : Pabean dan Cukai
Kelompok 1
Anggota Kelompok 1

Febyola Jihan A Zalfa Najla A Siti R. Sarifa


40011422650118 40011422650134 40011422650141
I TRANKSAKSI JUAL BELI
Sub Bab
II EKSPOR

III IMPOR

IV TATA NIAGA

V DOKUMEN PELENGKAP

CARA PENYERAHAN BARANG DAN


VI
CARA PEMBAYARAN
I. Tranksaksi Jual Beli

Perdagangan Internasional adalah


kegiatan yang terkait dengan
perdagangan antar suatu tempat
dengan tempat lain dan melewati
batas-batas negara, bersifat
interdependensi dengan menerapkan
aturan tradisional, bilateral, regional
maupun yang telah disepakati secara
internasional melalui perjanjian atau
dalam keanggotaan dalam suatu institusi
global.
Kebijakan Perdagangan
Suatu tindakan yang diambil oleh pemerintah guna mengantisipasi
kepentingan negara dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi dalam
upaya memperoleh nilai tambah bagi produk yang dihasilkan di dalam
negeri, terutama untuk meningkatkan daya saing.

membawa multiplier effect terhadap perkembangan industri dan


pembentukan modal
dapat menjaga keseimbangan neraca pembayaran.
Di konteks global, diatur melalui
Sebuah konsep perdagangan organisasi, seperti WTO dan
internasional yang didasrkan Perdagangan Bebas Perjanjian Perdagangan Bebas
pada prinsip-prinsip ekonomi (Free Trade) (Free Trade Agreement)
liberalisme. Di tingkat regional: Uni Eropa,
NAFTA, dan ASEAN.

Tujuan Konsep Dampak Positif Dampak Negatif

Prinsip Ekonomi Negara-negara dapat Memiliki dampak negatif


Mengurangi atau Liberalisme memperoleh keuntungan terhadap sektor industri
meniadakan tarif bea
dari adanya spesialisasi dan ketenagakerjaan di
masuk atas barang-barang
produksi dan ekspor barang negara-negara yang kurag
yang diimpor antarnegara. Perdagangan Internasional
dan jasa yang mereka kompetitif dalam
Memungkinkan dapat memberikan manfaat
produksi dengan biaya yang perdagangan
perdagangan barang dan ekonomi yang besar bagi
lebih rendah dibandingkan internasional.
jasa antara negara-negara negara-negara yang terlibat
negara lain. Berlaku juga
tanpa adanya hambatan dalam perdagangan tersebut.
sebaliknya yaitu, impor.
seperti tarif, kuota, &
Mendorong pertumbuhan
regulasi perdagangan
ekonomi dan menciptakan
lainnya.
lapangan kerja baru.
1. Interdependensi dan Kemampuan
(Advantages) dalam Perdagangan
Internasional
Kemampuan Komparatif Kemampuan Absolut/Kompetitif
(Comparative Advantage) (Competitive Advantage)
Suatu negara yang memiliki sumber daya Negara-negara yang mempunyai kemampuan
alam yang melimpah dalam penyediaan untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi.
bahan baku industri. Tetapi negara itu Dimiliki oleh negara-negara industri atas
belum mempunyai ketersediaan modal & pertimbangan untuk menghemat cadangan
ketidakberdayaan teknologi untuk sumber daya alam atau bahan baku tidak
mengolah bahan-bahan yang dihasilkan. tersedia di negaranya, menjual barang dan jasa
ke negara-negara berkembang dengan kualitas
yang bagus.
II. Ekspor

Kegiatan penjualan atau pengiriman barang, jasa atau modal yang


berasal dari daerah pabean ke luar daerah pabean melalui
perjanjian atau tidak, yang dilakukan oleh orang, badan hukum
atau negara, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Daerah pabean : seluruh wilayah perairan, daratan maupun


sungai dan zona eksklusif dari suatu negara, baik yang
ditetapkan dan diakui secara internasional maupun didasarkan
atas kedaulatan dan undang-undang serta batas-batas suatu
negara.
1. Praktik Ekspor

Ekspor Tidak
Ekspor Langsung Re-ekspor Diekspor Kembali
Langsung

Kegiatan di mana terdapat 2 Dilakukan melalui pihak Kegiatan yang dilakukan Suatu kegiatan yang
pihak, yaitu di satu sisi adalah ketiga, yang disebabkan oleh importir untuk dilakukan oleh importir
konsumen atau pembeli beberapa hal yang mengekspor barang-barang dengan menggunakan
yang berkeinginan untuk melatarbelakangi, seperti yang telah dipesan/dibeli fasilitas impor sementara dan
membeli barang langsung lokasi pasar, ketersediaan dan sampai di pelabuhan mendapatkan penangguhan
dari tempat asal barang, sarana dan prasarana tujuan. pembayaran bea masuk &
sedangkan sisi lain adalah (telekomunikasi, perbankan, pajak dalam rangka impor.
sebagai penjual. transportasi) serta
networking.
2. Komoditi dalam Ekspor

Barang Ekspor Umum

Barang yang tidak termasuk dalam larangan & pembatasan serta bukan merupakan barang
ekspor khusus, dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh Menteri Perindustrian.

Barang Ekspor Khusus

Secara selektif ditetapkan oleh Menteri Perdagangan dan dimaksudkan untuk kepentingan
nasional atau dalam negeri dan memerlukan tindakan segera. Selain itu, merupakan fasilitas
yang diberikan kepada orang atau badan, yang mengeskpor barang-barang, seperti barang-
barang kiriman, pindahan, perwakilan negara asing/badan internasional.
3. Pembagian eksportir dipandang dari
fungsinya

Eksportir Produsen Eksportir Terdaftar Pedagang Ekspor


Perusahaan yang Perusahaan atau perorangan Orang atau badan hukum
memproduksi barang- yang telah mendapat yang diberi izin oleh
barang untuk diekspor. pengakuan dari Menteri pemerintah untuk melakukan
Perindustrian & kegiatan ekspor.
Ciri-ciri : Perdagangan untuk
Tidak menggunakan jasa mengekspor barang tertentu Harus memiliki izin
perantara. sesuai ketentuan yang berbentuk Surat
Biasanya merupakan berlaku. Pengakuan Eksportir
perusahaan besar atau disertai dengan Angka
Memenuhi persyaratan
berskala internasional. Pengenal Ekspor (APE).
yang telah ditentukan
Dapat mengolah bahan
oleh Menteri
baku menjadi barang jadi,
Perdagangan maupun
Menteri Keuangan.
III. Impor

Kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean baik yang


dilakukan oleh orang pribadi maupun badan hukum yang dibawa
oleh sarana pengangkut telah melintasi batas negara dan
kepadanya diwajibkan memenuhi kewajiban pabean seperti,
pembayaran bea masuk dan pajak dalam rangka impor yang
terutang.
1. Orang dalam Kegiatan Impor
Melakukan kegiatan importasi dengan tujuan untuk dimiliki, dialihkan
Importir
kepada orang lain atau diperjual belikan.

Orang atau badan hukum yang telah memiliki API untuk


Importir Terbatas perdagangan umum, untuk melakukan importasi barang-barang
tertentu, dan komoditi lain yang diatur tata niaganya.

Produsen atas barang yang membutuhkan bahan baku untuk dalam


Importir Produsen
proses produksi barang yang dihasilkan.

2. Komoditi dalam Impor


Bahan baku industri Barang permainan anak-anak

Barang-barang konsumsi Minyak bumi dan mineral


3. Jenis Impor dalam Kebapeanan
a) Impor untuk Dipakai
memasukkan barang ke dalam Daerah Pabean dengan tujuan untuk dipakai, artinya barang impor tersebut
akan dijual kembali atau digunakan, habis dikonsumsi, dimiliki atau dipakai oleh pemakai akhir (end user).

b) Impor Barang Penumpang dan Awak Sarana Pengangkut


Setiap orang yang melintasi perbatasan wilayah negara dengan menggunakan sarana pengangkut (baik
udara, laut maupun darat) wajib memenuhi kewajiban pabeannya, apabila bersama dengannya dibawa barang-
barang yang dipungut bea masuknya menurut ketentuan undang-undang.
Barang penumpang yang dibebaskan dari pajak lalu lintas barang lainnya, misalnya:
Barang keperluan diri dan sisa bekal penumpang.
Barang bawaan penumpang yang Nilai Pabeannya tidak melebihi FOB US$ 250.00/orang atau FOB US$
1,000.00/keluarga.
Barang bawaan penumpang bukan penduduk Indonesia seperti: kamera, video kamera, perlengkapan
olah raga, laptop, telepon genggam atau sejenisnya, yang akan digunakan selama berada di Indonesia dan
akan dibawa kembali pada saat meninggalkan Indonesia.
Barang bawaan penumpang penduduk Indonesia seperti: kamera, video kamera, perlengkapan olah raga,
laptop, telepon genggam atau sejenisnya, yang telah dibawa keluar negeri dan kemudian dibawa kembali
ke Indonesia, pada saat keberangkatannya ke luar negeri wajib mengisi formulir yang telah ditentukan.
3. Jenis Impor dalam Kebapeanan
c) Impor Barang Pelintas Batas
Barang pelintas batas diberikan pembebasan bea masuk dan tidak dipungut pajak dalam rangka impor
sesuai dengan ketentuan nilai pabean, yaitu:
Indonesia + Papua New Guinea paling banyak FOB USD 300.00/orang untuk 1 bulan.
Indonesia + Malaysia: (1) paling banyak FOB MYR 600.00/orang untuk 1 bulan, apabila melewati batas
daratan (2) paling banyak FOB MYR 600.00/perahu untuk setiap trip, apabila melalui batas lautan (sea
border).
Indonesia + Filipina paling banyak FOB USD 250.00/orang untuk 1 bulan.
Indonesia + Timor Leste paling banyak FOB USD 50.00/orang dalam sehari.

d) Impor Barang yang Dikirim Melalui Pos


Barang kiriman POS yang tidak melebihi nilai FOB USD 50,00/orang dalam 1 kiriman, tidak dikenakan Bea
Masuk dan Pajak dalam Rangka Impor lainnya.
3. Jenis Impor dalam Kebapeanan
e) Impor Barang yang Dikirim Melalui Jasa Titipan

Untuk pengirimannya dilakukan melalui jasa titipan (seperti DHL, TNT, ELTEHA, Titipan Kilat) atau pos. Untuk
barang-barang impor yang dikirim harus membuat Pemberitahuan Barang Impor Khusus (PIBK).

Diberikan pembebasan bea masuk dan tidak dipungut pajak dalam rangka impor, dengan nilai pabean paling
banyak FOB USD 50.00/orang dalam 1 kiriman.

f) Impor Sementara

Kegiatan yang dilakukan oleh importir yang diberikan izin oleh Menteri Perdagangan atau Menteri Keuangan
dalam hal-hal tertentu, misalnya :
Menyelenggarakan events (charity, perlombaan, amal, pameran)
Memproduksi barang-barang jadi yang bahan bakunya berasal dari luar daerah pabean.
Dalam rangka pembangunan hotel (pariwisata) & operasonal pertambangan dalam mendatangkan alat-alat
berat (baik sewa maupun leasing atau hire purchase).
Re-Impor

Suatu kegiatan yang dilakukan oleh eksportir dengan memasukkan kembali


barang-barang yang telah diekspor ke dalam daerah pabean.

Dipandang dari orang atau perusahaan, importir dijabarkan lagi menjadi:


a. Importir Terdaftar
importir yang telah mempunyai register baik di Direktorat Jenderal Perdagangan Luar
Negeri dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, yang memperoleh izin untuk
memasukkan barang-barang tertentu.
b. Importir Produsen
fasilitas yang diberikan oleh pemerintah, dengan tidak memungut PPN atau dengan
memberikan penangguhan bea masuk atas barang-barang yang diimpor, dapat
berupa bahan baku, bahan baku penolong, dengan tujuan untuk ekspor.
Re-Impor

c. Importir Tertentu

Pengawasannya melalui seleksi, hanya untuk importir


yang mampu melaksanakan importisasi karena beresiko
tinggi.

d. Pihak-pihak yang Ditunjuk Sebagai Kuasa


Eksportir/Importir

•Indentor
•Notify Party
•International Trade Broker
•PPJK
•Freight Forwarder
•Contracting Party
Tahap-tahap dalam Ekspor Impor
4.
1.
Inquiry/Prospect Negotiation/Negosiasi
(permintaan informasi)

5.
2. M.O.U (Memorandum of
Understanding)/praperjanjian
Quotation/Offering
(penawaran eksportir)

6.
Sales Contract
3. (kontrak mengikat)
Penerimaan/Acceptance
(Pembeli melakukan
perbandingan)
IV. Tata Niaga
Awalnya, Tata Niaga Impor ini berasal dari ketentuan yang dibuat oleh World Trade Organization
(WTO). Ketentuan Tata Niaga hambatan tarif dimaksudkan untuk meningkatkan dan melindungi
industri dalam negeri.

Untuk importisasi barang-barang tertentu yang diatur tata niaganya serta ditunjuk sebagai importir
tertentu, harus memenuhi persyaratan lisensi atau Import Licensing (ILA). Tetapi kenyataannya
justru menjadikan hambatan dalam perdagangan.

Dalam perjalanannya, tata niaga sering mengalami perubahan subjek dan objeknya, seperti;
1. Tata niaga untuk produk agrobisnis, seperti: Jeruk, bawang putih, cengkeh.
2. Tata niaga obat-obatan Cina, yang diwajibkan untuk membayar fee untuk pelekatan label
persetujuan impor, dll.

Banyak ketentuan yang telah diubah atau dihapus sekarang. Karena perkembangan perdagangan
bebas terutama area ASEAN.
V. Dokumen
Pelengkap a. Kontrak Penjualan
(Sales Contract)
d. Commercial Invoice

b. Purchase Order
01 e. Packing List
(PO)

Dokumen Bersifat
Komersial
c. Order Confirmation f. Certificate of
(Commercial
(OC) Analysis
Documents)
02 Dokumen Finansial (Financial Documents)

Collection Consigment Letter of Credit


Draft (Konsinyasi) Dokumen untuk sistem
transaksi pada perdagangan
Wesel inkaso, Menjual terlebih dahulu,
internasional, con: UCP-600
pembayaran yang baru pembayaran dibelakang
dilakukan setelah accept (nanti).
(ttd dibelakang wesel).
Manifest
03 berisi daftar muatan barang-barang yang
diangkut.

Bill of Lading/Airway Bill


perjanjian tertulis, tentang penyerahan
Dokumen barang dari pengirim kepada sarana
Transportasi pengangkut.

(Transportation Delivery Order (D.O)


berisi perintah untuk menyerahkan
Documents) barang- barang yang diangkut kepada
pihak lain

Cargo Policy
kesepakatan dimana satu pihak menjamin
terhadap kejadian (occurance) yang terjadi
atas barang-barang yang diangkut
04

Dokumen Resmi (Official Documents)

Surat Keterangan Asal


Perizinan (Lisensi) (SKA)
dokumen yang diterbitkan oleh Certificate of Origin
departemen teknik pada merupakan pernyataan bahwa
instansi pemerintahan, untuk barang yang dikirim
barang-barang tertentu merupakan produksi negara
pengekspor.
VI. Cara Penyerahan
Barang dan Cara
Pembayaran
1. Internasional Commercial
Terminology atau Incoterm

Kelompok E Kelompok F Kelompok C Kelompok D

Ex work (EXW), yaitu Free Carrier Cost and Freight Delivered at


penyerahan barang (FCA), (CFR) Frontier (DAF)
untuk importir Free Alongside Cost Insurance Delivered ex Ship
dilakukan setelah Ship (FAS) and Freight (CIF) (DES)
barang selesai dibuat Free On Board Carriage Paid To Delivered Duty
di pabrik dan (FOB) (CPT) Upaid (DDU)
diharuskan menyebut Carriage and Delivered Duty
nama/lokasi barang. Insurance Paid To Paid (DDP)
(CIP)
2. Cara Pembayaran

Pembayaran dengan LC Cash-in-Advance

Documents Against Acceptance


Open Account
(D/C)
3. Kawasan Perdagangan
Bebas (Free Trade Area)
Organisasi Dalam Perdagangan Organisasi Dalam Perdagangan
Internasional (World Trade Internasional (World Trade
Orgaization) Orgaization)
Sistem pengawasan dan prosedur perdagangan Organisasi ini merupakan payung dari
internasional yang berlaku untuk semua negara, negara-negara yang tergabung di dalamnya
menjadi tanggung jawab organisasi perdagangan dan yang bertanggung jawab atas
dunia. pelaksanaan perjanjian multilateral dan
plulateral (perjanjian multilateral yang telah
dinegosiasikan).
3. Kawasan Perdagangan
Bebas (Free Trade Area)
World
Customs International Chamber of
Organization (WCO) Commerce
WCO mempunyai misi untuk
WCO mempunyai misi untuk mengembangkan
mengembangkan dan pengadministrasian
dan pengadministrasian instrumen, dengan
cara: merevisi, memperbaiki Konvensi Kyoto
instrumen, dengan cara: merevisi,
mengenai prosedur menciptakan prinsip memperbaiki Konvensi Kyoto mengenai
kepabeanan yang sama (uniform) dan prosedur menciptakan prinsip kepabeanan
administrasi kepabeanan yang modern. yang sama (uniform) dan administrasi
kepabeanan yang modern.
4. Nilai Transaksi Ekspor

Kesepakatan yang dicapai antara


eksportir dan pembeli, menimbulkan
adanya nilai transaksi Ekspor yang
dibuat dan disepakati melalui suatu
perjanjian antara pihak-pihak terkait,
yaitu penjual dan pembeli dan
menetapkan nilai transaksinya.
5. Tata Laksana Bidang Ekspor

Pengajuan Pendaftaran Penelitian Dokumen


Pemberitahuan Pemberitahuan
Dalam hal penelitian
Ekspor Barang Ekspor Barang dokumen kedapatan barang
Barang yang akan diekspor Eksportir wajib mengisi sesuai, Pejabat Bea dan Cukai
wajib diberitahukan ke kantor pemberitahuan pabean memberikan persetujuan
pabean dengan ekspor dengan lengkap dan muat pada PEB tersebut
menggunakan nar, dan bertanggung jawab dengan mencantumkan nama
pemberitahuan pabean atas kebenaran data yang tempat, tanggal, tanda
ekspor (PEB) diberitahukan dalam tangan, nama terang,
pemberitahuan pabean NIP serta cap dinas pada PEB
ekspor. yang bersangkutan.
5. Tata Laksana Bidang Ekspor
Pengertian sudah diekspor
Pemeriksaan Barang dan tidak dianggap diekspor Pembetulan
Ekspor Dasar pertimbangannya adalah : Dalam hal terjadi kesalahan,
Dengan memperhatikan (a) Secara nyata ekspor terjadi pada saat eksportir dapat melakukan
reputasi eksportir yaitu: barang melintasi daerah pabean, tetapi
terdapat kendala dalam pengawasan,
pembetulan data
a. Tidak pernah melanggar ketentuan
kepabeanan & cukai yang kena sanksi garis batas daerah pabean ditarik ke pemberitahuan pabean
administrasi dalam kurun waktu 1 tahun kawasan pabean. ekspor yang telah didaftarkan,
terakhir; (b) Pelayanan dan pengawasan barang setelah mendapat
b. Tidak mempunyai tunggakan utang bea ekspor, yang menjadi arah kebijakan
masuk, bea keluar, cukai, dan pajak;
persetujuan dari kepala kantor
ekspor pemerintah dalam rangka
c. Telah menyelenggarakan pembukuan peningkatan ekspor; pabean atau pejabat yang
sesuai Undang-Undang Kepabeanan; (c) Secara yuridis ekspor dianggap telah ditunjuk.
d. Telah memperoleh rekomendasi dari terjadi pada saat barang telah dimuat di
Direktorat Jenderal Pajak sebagai Wajib
sarana pengangkut yang akan berangkat
Pajak Patuh,
ke luar daerah pabean
5. Tata Laksana Bidang Ekspor

Penerbitan Bill of Barang yang di


Sanksi Berakibat Tidak
Terpenuhi Pungutan
Lading ekspor
Negara Dengan telah dimuatnya Kegiatan mengeluarkan
Setiap orang yang tidak melaporkan barang-barang ekspor di atas barang dari daerah pabean
pembatalan ekspornya, dikenai sanksi sarana pengangkut, wajib atau ekspor harus memenuhi
administrasi berupa denda sebesar bagi perusahaan
Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah). kewajiban pabean
sarana pengangkut untuk
menerbitkan bil of lading
pada tanggal yang sama
dengan selesainya pemuatan
barang
Thank You
Kelompok 1

Anda mungkin juga menyukai