Internasional
Dosen Pengampu : Drs. Dul Muid, M.Si., Akt.
Mata Kuliah : Pabean dan Cukai
Kelompok 1
Anggota Kelompok 1
III IMPOR
IV TATA NIAGA
V DOKUMEN PELENGKAP
Ekspor Tidak
Ekspor Langsung Re-ekspor Diekspor Kembali
Langsung
Kegiatan di mana terdapat 2 Dilakukan melalui pihak Kegiatan yang dilakukan Suatu kegiatan yang
pihak, yaitu di satu sisi adalah ketiga, yang disebabkan oleh importir untuk dilakukan oleh importir
konsumen atau pembeli beberapa hal yang mengekspor barang-barang dengan menggunakan
yang berkeinginan untuk melatarbelakangi, seperti yang telah dipesan/dibeli fasilitas impor sementara dan
membeli barang langsung lokasi pasar, ketersediaan dan sampai di pelabuhan mendapatkan penangguhan
dari tempat asal barang, sarana dan prasarana tujuan. pembayaran bea masuk &
sedangkan sisi lain adalah (telekomunikasi, perbankan, pajak dalam rangka impor.
sebagai penjual. transportasi) serta
networking.
2. Komoditi dalam Ekspor
Barang yang tidak termasuk dalam larangan & pembatasan serta bukan merupakan barang
ekspor khusus, dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh Menteri Perindustrian.
Secara selektif ditetapkan oleh Menteri Perdagangan dan dimaksudkan untuk kepentingan
nasional atau dalam negeri dan memerlukan tindakan segera. Selain itu, merupakan fasilitas
yang diberikan kepada orang atau badan, yang mengeskpor barang-barang, seperti barang-
barang kiriman, pindahan, perwakilan negara asing/badan internasional.
3. Pembagian eksportir dipandang dari
fungsinya
Untuk pengirimannya dilakukan melalui jasa titipan (seperti DHL, TNT, ELTEHA, Titipan Kilat) atau pos. Untuk
barang-barang impor yang dikirim harus membuat Pemberitahuan Barang Impor Khusus (PIBK).
Diberikan pembebasan bea masuk dan tidak dipungut pajak dalam rangka impor, dengan nilai pabean paling
banyak FOB USD 50.00/orang dalam 1 kiriman.
f) Impor Sementara
Kegiatan yang dilakukan oleh importir yang diberikan izin oleh Menteri Perdagangan atau Menteri Keuangan
dalam hal-hal tertentu, misalnya :
Menyelenggarakan events (charity, perlombaan, amal, pameran)
Memproduksi barang-barang jadi yang bahan bakunya berasal dari luar daerah pabean.
Dalam rangka pembangunan hotel (pariwisata) & operasonal pertambangan dalam mendatangkan alat-alat
berat (baik sewa maupun leasing atau hire purchase).
Re-Impor
c. Importir Tertentu
•Indentor
•Notify Party
•International Trade Broker
•PPJK
•Freight Forwarder
•Contracting Party
Tahap-tahap dalam Ekspor Impor
4.
1.
Inquiry/Prospect Negotiation/Negosiasi
(permintaan informasi)
5.
2. M.O.U (Memorandum of
Understanding)/praperjanjian
Quotation/Offering
(penawaran eksportir)
6.
Sales Contract
3. (kontrak mengikat)
Penerimaan/Acceptance
(Pembeli melakukan
perbandingan)
IV. Tata Niaga
Awalnya, Tata Niaga Impor ini berasal dari ketentuan yang dibuat oleh World Trade Organization
(WTO). Ketentuan Tata Niaga hambatan tarif dimaksudkan untuk meningkatkan dan melindungi
industri dalam negeri.
Untuk importisasi barang-barang tertentu yang diatur tata niaganya serta ditunjuk sebagai importir
tertentu, harus memenuhi persyaratan lisensi atau Import Licensing (ILA). Tetapi kenyataannya
justru menjadikan hambatan dalam perdagangan.
Dalam perjalanannya, tata niaga sering mengalami perubahan subjek dan objeknya, seperti;
1. Tata niaga untuk produk agrobisnis, seperti: Jeruk, bawang putih, cengkeh.
2. Tata niaga obat-obatan Cina, yang diwajibkan untuk membayar fee untuk pelekatan label
persetujuan impor, dll.
Banyak ketentuan yang telah diubah atau dihapus sekarang. Karena perkembangan perdagangan
bebas terutama area ASEAN.
V. Dokumen
Pelengkap a. Kontrak Penjualan
(Sales Contract)
d. Commercial Invoice
b. Purchase Order
01 e. Packing List
(PO)
Dokumen Bersifat
Komersial
c. Order Confirmation f. Certificate of
(Commercial
(OC) Analysis
Documents)
02 Dokumen Finansial (Financial Documents)
Cargo Policy
kesepakatan dimana satu pihak menjamin
terhadap kejadian (occurance) yang terjadi
atas barang-barang yang diangkut
04